BIOKIMIA
MODUL IV
ASAM NUKLEAT
DISUSUN OLEH :
NAMA : RISMADAYANTI
NIM : G40122033
KELOMPOK : VIII (DELAPAN)
ASISTEN : ZAKIA SUKMA RANTI RABBIE
NOVEMBER, 2023
BAB I
PENDAHULUAN
Asam nukleat adalah suatu polimer yang terdiri atas banyak molekul
nukleotida. Asam nukleat terdapat pada jaringan-jaringan tubuh sebagai
nukleoprotein, yaitu gabungan antara asam nukleat dengan protein. Molekul
nukleotida terediri atas nukleosida yang mengikat asam fosfat, yang terdiri
atas pentosa (deoksiribosa atau ribosa) yang mengikat suatu basa (purin atau
pirimidin), sehingga apabila suatu nukleoprotein di hidrolisis sempurna
maka akan dihasilkan protein, asam fosfat, pentosa dan basa purin maupun
pirimidin (Poedjiadi, 2005).
Komponen utama penyusun nukleotida terdiri atas gula, basa dan fosfor.
Nukleotida berbeda satu terhadap yang lain tergantung pada jenis gula dan
basa nitrogen yang dikandungnya. Ada dua macam gula pada asam nukleat
yaitu ribosa dan deoksiribosa. Kelompok basa terbagi menjadi purin dan
pirimidin. Basa terdiri atas Adenin (A) dan Guanin (G), sedangkan
pirimidin terdiri atas sitosin (C), Timin (T) dan Urasil (U) (Sudjadi dan Siti,
2007). Pirimidin dan purin yang spesifik berbeda dalam hal gugus
fungsional yang terikat ke cincinnya. Adenin, guanin, dan sitosin ditemukan
pada kedua jenis asam nukleat, sedangkan timin hanya ditemukan dalam
DNA dan urasil ditemukan pada RNA (Campbell, 2002).
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mempelajari sifat-sifat dari asam
nukleat, menjelaskan secara umum tentang struktur, susunan, sifat dan
reaksi asam nukleat, serta menggunakan dasar tersebut untuk mengikuti
prosedur ekstraksi DNA.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
DNA adalah asam nukleat yang mengandung materi genetik dan berfungsi untuk
mengatur perkembangan biologis seluruh bentuk kehidupan secara seluler. DNA
terdapat di nukleus, mitokondria, dan kloroplas. Untai DNA tersusun oleh dua
rantai polenukleotida yang terpilin. Kedua rantai tersebut berikatan dengan adanya
ikatan hidrogen antara basa Adenine dan Tymine sebanyak dua ikatan dan antara
Cytosine sebanyak tiga ikatan (Campbell, 2010). RNA adalah polimer asam
nukleotida dari empat jenis ribonukleotida. Molekul RNA dapat berbentuk pita
tunggal atau pita ganda yang tidak terpilin heliks yang merupakan hasil transkripsi
atau terjemahan dari DNA. Setiap pita RNA terdiri atas ribonukleotida
(polinukleotida). RNA mengandung gula pentosa, basa nitrogen dan asam fosfat.
Gula pentosanya berupa ribosa. Basa nitrogen purin terdiri atas Adenine dan
Guanine, sedangkan pirimidinnya terdiri atas Cytosine dan Uracyl (Ariebowo,
2007).
Proses identifikasi asam nukleat pada suatu organisme sel eukariotik dapat
dilakukan dengan berbagai metode yaitu secara biologi, kimiawi dan fisik
(Hardiany, 2016). Untuk memperoleh asam nukleat dari jaringan-jaringan
tersebut, dapat dilakukan ekstraksi terhadap nukleotida tersebut terlebih dahulu
dengan cara mengisolasi DNA yang terdapat di dalam sel. Isolasi DNA adalah
teknik yang dilakukan untuk memisahkan DNA dari zat yang lain di dalam sel.
Fungsi dari pengisolasian DNA adalah untuk mendapatkan DNA murni dari
dalam sel yang akan digunakan untuk penganalisisan adanya asam nukleat pada
suatu organisme (Asris, 2010).
Ada tiga prinsip utama dalam ekstraksi DNA, yaitu perusakan dinding sel (lisis),
pemisahan DNA dari bahan padat, serta pemurnian DNA asam nukleat. Langkah
awal untuk mengeluarkan DNA dari sel dilakukan dengan merusak dinding sel,
membran dan inti sel. Cara yang dapat digunakan untuk merusak membran-
membran tersebut adalah dengan pemblenderan atau penggerusan dengan mortal
dan pistil. Selain perusakan secara fisik, membran dan dinding sel dapat dirusak
dengan senyawa-senyawa kimia, yaitu detergen, larutan garam NaCl dan etanol
96% (Asris, 2010).
Membran sel pada setiap organisme dapat mengalami kerusakan yang disebabkan
oleh pengaruh senyawa-senyawa kimia. Salah satu senyawa kimia yang mampu
merusak membran atau dinding sel adalah detergen. Detergen mengandung
sodium dodesil sulfat yang dapat menyebabkan hilangnya molekul lipid pada
membran sel sehingga struktur membran akan rusak dan melisiskan isi sel (Istanti,
1999). Pada proses pengisolasian DNA juga digunakan larutan garam dengan
tujuan untuk memekatkan DNA. Hal ini dapat terjadi karena ion Na+ yang
dikandung oleh garam mampu membentuk ikatan dengan kutub negative pada
ikatan fosfat DNA. Saat ion Na+ garam berikatan dengan fosfat, pada saat itulah
DNA akan berkumpul (Suryo, 2004).
Buah tomat merupakan tanaman golongan herba semusim yang memiliki umur
lebih pendek daripada buah lainnya sehingga lebih mudah untuk diamati hasilnya.
Disamping itu, tanaman tomat memiliki morfologi tanaman yang mudah untuk
diamati. Tomat memiliki kandungan yang sanagt khas yang disukai oleh semua
orang, disebabkan karena kandungan yang kaya akan vitamin A, C dan mineral
yang baik untuk kesehatan (Hutami, 2017). Menurut (Desy, 2018), klasifikasi
buah tomat adalah sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Division : Spermatophyta
Class : Dicotyledonae
Order : Tubiflorae
Family : Solanaceae
Genus : Solanum
Species : Solanum lycopersicum L.
Buah Pepaya adalah tanaman yang berasal dari negara tropis, yang memiliki
batang tumbuh lurus keatas dengan tinggi tinggi 3-8 m. Pada kondisi khusus,
tinggi batang pepaya bisa mencapai ketinggian 10 m. Pohon pepaya bisasanya
tidak memiliki cabang, daun-daun dan buah tumbuh secara langsung dari batang
yang bisa mempunyai diameter sampai 20 cm. Hanya dalam peristiwa-peristiwa
langka ketika batangnya patah bisa berbentuk cabang-cabang. Pepaya dapat lebih
cepat tumbuh dan memiliki “kayu” yang lunak (Nuraini, 2011).Menurut (Hamzah,
2014), klasifikasi buah papaya adalah sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Violales
Famili : Caricaceae
Genus : Carica
Spesies : Carica pepaya L.
BAB III
METODE PRAKTIKUM
Alat yang digunakan pada praktikum ini, yaitu gelas kimia 500 ml, tabung
reaksi, gelas ukur, rak tabung, pipet tetes, pisau, blender, neraca analitik dan
kain saring. Adapun bahan yang digunakan, yaitu buah tomat, buah pepaya,
kain saring, deterjen bubuk, deterjen cair, deterjen colek, aquades, garam
dapur, es batu, etanol 96%, kertas saring dan tisu.
Prosedur kerja pada praktikum ini yaitu disiapkan alat dan bahan yang akan
digunakan. Selanjutnya, buah tomat dan pepaya dipotong kecil dan
dihaluskan menggunakan blender. Setelah halus, kedua jus buah tersebut
disaring menggunakan kain saring. Proses saringan dilakukan sebanyak dua
kali. Setelah disaring, diambil 8 ml ekstrak buah dari kedua jenis buah
tersebut menggunakan pipet tetes dan dipindahkan ke tabung reaksi. Setelah
itu, disiapkan 3 botol kaca yang nanti akan diisi dengan deterjen bubuk,
deterjen cair dan deterjen colek. Selanjutnya, masing-masing botol
ditambahkan aquades sebanyak 30 ml dan diaduk hingga homogen. Setelah
itu, ditambahkan 8 ml larutan deterjen pada kedua ekstrak buah yang telah
dipindahkan pada tabung reaksi, kemudian ditambahkan 2 gr garam NaCl
dan di vortex. Selanjutnya, ditambahkan 2,5 ml etanol 96% pada kedua
tabung ekstrak buah dan diletakkan pada wadah yang berisi es batu. Setelah
itu, diamati perubahan yang terjadi.
BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
4.2 Pembahasan
Pada pengamatan kedua, dilakukan uji amilum atau uji iodin yang bertujuan
untuk memisahkan amilum atau pati yang terkandung dalam larutan dengan
cara bahan terlarut ditambahkan dengan akuades dan larutan iodin. Fungsi
dari penambahan larutan iodin yaitu sebagai penunjuk dan untuk
membedakan jenis amilum yang terkandung dalam sampel. Pada larutan
kentang, ubi jalar, dan jagung terjadi perubahan warna menjadi ungu setelah
ditetesi iodin, yang menandakan bahwa masing-masing larutan positif
mengandung karbohidrat. Hal ini sesuai dengan pendapat Mandruw (2010),
yang menyatakan bahwa larutan amilum yang ditambahkan dengan iodin
akan menghasilkan perubahan warna menjadi ungu kebiruan. Amilum yang
bereaksi dengan pereaksi iod karena struktur amilum pada larutan berbentuk
heliks yang membentuk kumparan sehingga dapat diisi oleh molekul iod
didalamnya sehingga terbentuklah warna ungu kebiruan.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
Oktasari, M. (2019). Perbedaan Kadar Glukosa Darah pada Lama Puasa 8 Jam
dan 10 Jam. Palembang: Universitas Katholik Musi Charitas Press.
Sediaoetama, A. D. (2004). Ilmu Gizi untuk Mahasiswa dan Profesi jilid ke-1.
Jakarta: PT Dian Rakyat.
.
LEMBAR ASISTENSI
NAMA : RISMADAYANTI
NIM : G 401 22 033
KELOMPOK : VIII (DELAPAN)
ASISTEN : DAYANI ALIFIA RIZKI