Anda di halaman 1dari 9

PANCASILA SEBAGAI

PANCASILA SEBAGAI
DASAR NILAI ANTI
ANTI
KORUPSI
Dosen Pembimbing:
Dr.Yenni Melia,M.Pd
1 Cindy Patricia Permata Valis 2310070150067

ANGGOTA 2 Anjeli Mai Zulfa 2310070150068


KELOMPOK
3 Naila Lolita 2310070150064
DAMPAK KORUPSI DALAM KEHIDUPAN
BERBANGSA DAN BERNEGARA
Merusak Kedisiplinan
Sebagai contoh korupsi merusak sikap disiplin misalnya orang tua menyogok sekolah agar
anaknya bisa sekolah di tempat yang dia inginkan, sehingga anaknya menjadi sombong dan
seenaknya dalam belajar dikarenakan semuanya bisa dibayar dengan uang.

Menghambat Profesionalisme
Korupsi bisa menghambat nilai profesionalisme. Misalnya, seorang staf perusahaan tidak
berprestasi, dengan sogokan bisa menempati posisi yang penting. Sementara itu, staf yang
berprestasi, jujur dan tidak mau menyogok karirnya “mentok” karena tidak mendapatkan promosi
yang profesional.
DAMPAK KORUPSI DALAM KEHIDUPAN
BERBANGSA DAN BERNEGARA
Biaya Ekonomi yang Tinggi
Korupsi dapat menyebabkan biaya tinggi contohnya biaya perijinan usaha yang birokratis sehingga untuk
mendapatkan izin, tiap meja harus mengeluarkan uang. Ada lagi kasus seperti pembuatan SIM menjadi
mahal tidak masuk akal. Semua tes dipersulit agar peserta bisa melalui jalur pintas.

Merusak Tatanan Hukum


Minggu ini adalah pengumuman pembacaan keputusan sidang jaksa Pinangki. Jaksa muda nan cantik ini
sebagai contoh kekacauan hukum dikarenakan tindak korupsi. Kasarnya, hukum bisa dibuat sesuai
pesanan bandar yang mempunyai uang.

Kekacauan Politik
Pembuat aturan atau Undang-Undang kerap merugikan kepentingan masyarakat dikarenakan kekuatan
para pengusaha yang mempunyai kepentingan terhadap aturan tersebut.
DAMPAK KORUPSI DALAM KEHIDUPAN
BERBANGSA DAN BERNEGARA
Kebencian Sosial
Para koruptor akan diingat selamanya oleh masyarakat bahwa dia adalah pencuri uang
rakyat dan penjahat bangsa.

Murka Allah SWT


Sangat berbahayanya korupsi hingga Rasulullah memberi peringatan akan siksa Allah SWT
gang sangat Pedih. Sabdanya, “Laknat Allah untuk orang gang memberi suap dan yang
menerina Suap.”(H.R Ibnu Majah).
PERAN MAHASISWA DALAM
MENANGGULANGI KORUPSI
Untuk dapat berperan secara optimal dalam pemberantasan korupsi adalah pembenahan
terhadap diri dan kampusnya. Dengan kata lain, mahasiswa harus mendemonstrasikan bahwa
diri dan kampusnya harus bersih dan jauh dari perbuatan korupsi. Untuk mewujudkan hal
tersebut, upaya pemberantasan korupsi dimulai dari awal masuk perkuliahan. Pada masa ini
merupakan masa penerimaan mahasiswa, dimana mahasiswa diharapkan mengkritisi kebijakan
internal kampus dan sekaligus melakukan pressure kepada pemerintah agar undang-undang
yang mengatur pendidikan tidak memberikan peluang terjadinya korupsi. Di samping itu,
mahasiswa melakukan kontrol terhadap jalannya penerimaan mahasiswa baru dan melaporkan
kepada pihak-pihak yang berwenang atas penyelewengan yang ada. Selain itu, mahasiswa juga
melakukan upaya edukasi terhadap rekan-rekannya ataupun calon mahasiswa untuk
menghindari adanya praktik-praktik yang tidak sehat dalam proses penerimaan mahasiswa.
PERAN MAHASISWA DALAM
MENANGGULANGI KORUPSI
Selanjutnya adalah pada proses perkuliahan. Dalam masa ini, perlu penekanan terhadap moralitas
mahasiswa dalam berkompetisi untuk memperoleh nilai yang setinggi-tingginya, tanpa melalui cara-cara
yang curang. Upaya preventif yang dapat dilakukan adalah dengan jalan membentengi diri dari rasa malas
belajar. Hal krusial lain dalam masa ini adalah masalah penggunaan dana yang ada dilingkungan kampus.
Untuk itu diperlukan upaya investigatif berupa melakukan kajian kritis terhadap laporan-laporan
pertanggungjawaban realisasi penerimaan dan pengeluarannya. Sedangkan upaya edukatif penumbuhan
sikap anti korupsi dapat dilakukan melalui media berupa seminar, diskusi, dialog. Selain itu media berupa
lomba-lomba karya ilmiah pemberantasan korupsi ataupun melalui bahasa seni baik lukisan, drama, dan
lain-lain juga dapat dimanfaatkan juga. Selanjutnya pada tahap akhir perkuliahan, dimana pada masa ini
mahasiswa memperoleh gelar kesarjanaan sebagai tanda akhir proses belajar secara formal. Mahasiswa
harus memahami bahwa gelar kesarjanaan yang diemban memiliki konsekuensi berupa tanggung jawab
moral sehingga perlu dihindari upaya-upaya melalui jalan pintas.
ADA
PERTANYAAN?
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai