Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manajemen adalah suatu proses merancang dan memelihara suatu

lingkungan dimana orang-orang yang bekerja sama didalam suatu

kelompok dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan

seefisien mungkin (H.Weihrich dan H. Koontz dalam Suarli dan Bahtiar,

2009). Manajemen keperawatan adalah suatu proses bekerja melalui

anggota staf keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan secara

profesional (Nursalam, 2013). Fungsi manajemen keperawatan sejalan

dengan fungsi manajemen secara umum yaitu pengorganisasian,

perencanaan, kepemimpinan, dan pengawasan (Suarli dan Bahtiar, 2009).

Kepemimpinan merupakan kemampuan memberi inspirasi kepada

orang lain untuk bekerja sama sebagai suatu kelompok, agar dapat

mencapai suatu tujuan umum. Gaya kepemimpinan adalah pola tingkah

laku yang dirancang untuk mengintegrasikan tujuan organisasi dengan

tujuan individu, untuk mencapai suatu tujuan (Suarli dan Bahtiar,2009).

Berdasarkan kekuasaan dan wewenang gaya kepemimpinan menurut

Gillies (1996) dibagi menjadi empat yaitu otoriter, demokratis,

partisipasif, bebas tindak (Nursalam, 2013).

Yuniasih (2017) menjelaskan bahwa kesuksesan atau kegagalan

sesuatu organisasi ditentukan oleh banyak hal, salah satunya adalah

kepemimpinan yang berjalan dalam organisasi tersebut. Semakin efektif

kepemimpinan yang dijalankan, maka motivasi pegawai akan semakin

xv

Hubungan Gaya Kepemimpinan..., SITI SOLIKHATI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
tinggi. Pemimpin yang sukses adalah apabila pemimpin tersebut mampu

menjadi pencipta dan mendorong bagi pegawainya.Pemimpin tersebut

memiliki kemampuan untuk memberikan pengaruh bagi pegawainya untuk

melakukan pekerjaan sesuai dengan yang diarahkan dalam rangka

mencapai tujuan yang ditetapkan.Hal tersebut juga didukung pendapat

almahmoud (2017) seorang pemimpin berada dalam posisi terbaik untuk

memfasilitasi perubahan karena diangap sebagai agen perubahan.

Kepemimpinan di Rumah Sakit khususnya ruangan rawat inap

dipimpin oleh kepala ruangan. Kepala ruangan merupakan pemimpin yang

langsung membawahi perawat pelaksana dan pelaksanaan tugas perawat

ruang rawat inap merupakan suatu unsur proses dalam manajemen Rumah

Sakit. Kepala ruangan memiliki peranan penting sebagai seorang manajer

sekaligus sebagai seorang pemimpin.Kepala ruangan memiliki tanggung

jawab dalam menggerakan perawat pelaksana.Oleh karna itu, kepala

ruangan juga memiliki tugas untuk melakukan evaluasi terhadap kinerja

perwat (Putra, 2014).

Dalam melaksanakan tugasnya setiap kepala ruangan memiliki gaya

kepemimpinan berbeda-beda. Hal ini karena mereka menyesuaikan

kondisi lingkungan dan bawahanya. Apabila gaya kepemimpinan yang

diterapkan kurang sesuai dengan kondisi yang ada diruangan

dikhawatirkan dalam melaksanakan tindakan keperawatan oleh perawat

kurang maksimal. Swansburg (1990) dalam Wulangan (2013) menjelaskan

bahwa semakin sesuai gaya kepemimpinan kepala ruang rawat, karena

xvi

Hubungan Gaya Kepemimpinan..., SITI SOLIKHATI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
mereka menginginkan pemimpin yang menghormati martabat, otonomi

dan harga diri.

Kuncoro (2014) menegaskan bahwa seseorang pemimpin harus

mampu mempergunakan kewenangannya dalam merubah sikap dan

perilaku karyawan supaya mau bekerja dengan giat dan berkeinginan

mencapai hasil yang optimal. Dengan cara membenahi gaya

kepemimpinan seseoang pemimpin itu sendiri, yang pada nantinya gaya

kepemimpinan yang diperlukan pemimpin tersebut dapat mempengaruhi

pikiran, perasaan,sikap dan perilaku para anggota organisasi/bawahan.

Efek dari kepemimpinan kepala ruang yang baik akan

meningkatkan kepuasan kerja perawat, sehingga kalau kepemimpinan

tersebut tidak baik maka akan menurunkan tingkat kepuasan kerja

perawat (Carol. K, 2004).Hal ini sesuai dengan teori (Hasibuan, 2014)

yang menjelaskan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja

salah satunya adalah sikap pemimpin dalam kepemimpinannya

(Malayu.S.P.Hasibuan, 2014).

Kepuasan kerja perawat sangat di butuhkan bagi perawat agar

meningkatkan pelayanan kesehatan. kepuasan kerja adalah keadaan

emosional yang menyenangkan atau positif, yang dihasilkan penilaian

pekerjaan dari seseorang atau pengalaman kerja (Persefoni et al, 2010).

Kepuasan kerja adalah sikap emosional yang menyenangkan dan

mencintai pekerjaannya (Hasibuan, 2007). Jadi perawat yang emosi

positif dalam suatu pekerjaan menjadi lebih baik. Perawat yang tidak

xvii

Hubungan Gaya Kepemimpinan..., SITI SOLIKHATI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
puas dalam berkerja memiliki perasaan negatif menimbulkan banyak

permasalahan di rumah sakit.

Banyak para ahli menjelaskan tentang teori kepuasan kerja.

Teori Keseimbangan (Equity Theory) adalah bahwa dalam organisasi

harus ada keseimbangan (Adam,1963 dalam Mangkunegara, 2000).

Teori perbedaan (Discrepancy Theory)menjelaskan bahwa kepuasan kerja

perawat bergantung pada perbedaan antara apa yang didapat dan apa

yang diharapkan oleh perawat (Porter, 1961 dalam Yuli, 2005). Jadi

demikian teori kepuasan kerja perawat adalah dalam organisasi perawat

harus ada keseimbangan dan bergantung pada perbedaan antara apa

yang didapat oleh perawat. Oleh karena itu perawat harus bekerja sesuai

dengan teori tersebut.

Pada bulan Maret 2007 telah dilakukan penelitian pada 1.783

perawat di Amerika Serikat dan Kanada yang rata-rata adalah perawat

yang sudah bekerja di rumah sakit selama lebih dari 15 tahun

hasilnya menyatakan bahwa 23% cukup tidak puas, dan 9% sangat tidak

puas. Aspek kepemimpinan perawat menempati ketidakpuasan yang

paling besar yaitu 57% perawat tidak puas dengan gaya

kepemimpinan yang ada (Sean P. Clarke, 2007).

Berdasarkan penelitian di Tailand tentang kepuasan kerja perawat

dan persepsi mereka terhadap kepemimpinan kepala ruang di Rumah Sakit

Provinsi Sakaeo, ditemukan bahwa kepuasan kerja perawat 13,79%

yang masih rendah. Peran perawat di dalam ruang inap sebuah rumah

sakit sangat penting karena sebagai ujung tombak dan merupakan

xviii

Hubungan Gaya Kepemimpinan..., SITI SOLIKHATI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
tenaga yang paling lama memberikan pelayananan, sehingga baik

buruknya pelayanan suatu ruang rawat inap rumah sakit akan ditentukan

oleh baik buruknya kerja dari perawat. Ketidakpuasan perawat dapat

berpengaruh negatif terhadap pelayanan yang diberikan kepasien,

tingkat komplain pasien dan mungkin memperpanjang lama hari rawat

pasien (Shui Hui Wang et all, 2003).

Berdasarkan penelitian tentang kepuasan kerja perawat disuatu

rumah sakit swasta di Jakarta didapatkan hasil bahwa 10,1% perawat

yang tidak puas (Lenny Rosbi Rimbun, 2010). Hasil penelitian tentang

beberapa faktor yang berhubungan dengan kepuasan kerja perawat di

Rumah Sakit Umum Daerah Ambarawa, Jawa Tengah menunjukan bahwa

tingkat kekurang puasan perawat masih tinggi yaitu 24% merasa tidak

puas (Yudi Nur Hidayantos, 2009).

Hasil dari wawancara dan berbagai pertanyaa atau angket yang

peneliti ajukan kepada perawat pada tanggal 23-26 Oktober 2018 di

Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Banyumas.Peneliti mewawancarai

perawat sebanyak 11 dari ruangan yang berbeda-beda dengan 20

pertanyaan.Ada 10 staf perawat yang mengatakan pemimpin tidak pernah

memberi solusi ketika ada masalah.Delapan perawat mengatakan bahwa

pemimpin tidak pernah memberi kesempatan bawahan atau staffnya untuk

berpendapat.Semua perawat mengatakan pemimpin tidak pernah

memberikan bimbingan, arahan dan dorongan.Ada 9 perawat mengatakan

bahwa pemimpin tidak pernah memberikan penghargaan terhadap kinerja

yang bagus.Ada 7 perawat mengatakan kalau pemimpin tidak pernah

xix

Hubungan Gaya Kepemimpinan..., SITI SOLIKHATI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
melakukan perbaikan atas kesalahan yang telah di perbuat, selalu

melimpahkan wewenang sepenuhnya kepada bawahannya dan tidak

pernah mengawasi tingkah laku saat bekerja lebih sering mementingkan

urusan pribadi dibandingkan urusan atau kepentingan bersama. Dapat

disimpulkan bahwasanya masalah tersebut sering terjadi yang membuat

perawat merasa tidak betah sehingga bisa menurunkan kepuasan kerja

yang akan berakibat pada penurunan pelayanan yang diberikan perawat.

Berdasarkan permasalahan diatas maka penulis tertarik untuk

melakukan penelitian dengan judul “Hubungan Gaya Kepemimpinan

Kepala Ruang Dengan Kepuasan Kerja Perawat Di RSUD Banyamas”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatasi maka penulis merumuskan

rumusan masalah yaitu” Apakah Ada Hubungan Antara Gaya

Kepemimpinan Kepala Ruang Dengan Kepuasan Kerja Perawat Di

RSUD Banyumas”.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan gaya

kepemimpinan kepala ruang dengan kepuasan kerja perawat di RSUD

Banyumas?

2. Tujuan Khusus

Tujuan khusus dari penelitian adalah:

a. Mengidentifikasi karakteristik responden

xx

Hubungan Gaya Kepemimpinan..., SITI SOLIKHATI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
b. Mengidentifikasi gambaran gaya kepemimpinan kepala ruang di

RSUD Banyumas.

c. Mengidentifikasi tingkat kepuasan kerja perawat di RSUD

Banyumas.

d. Menganlisis hubungan gaya kepemimpinan kepala ruang dengan

kepuasan kerja perawat di RSUD Banyumas.

D. Manfaat penelitian

1. Bagi Rumah Sakit Umum Daerah Banyumas (RSUD Banyumas)

Diharapkan penelitian ini dapat memberikan informasi dan masukan

bagi Rumah Sakit Umum Daerah Banyumas (RSUD Banyumas)

terkait dengan memberikan gambaran seberapa kuat hubungan gaya

kepemimpinan seorang kepala ruang terhadap kepuasan kerja perawat.

2. Bagi Kepala Ruangan

Diharapkan hasil dari penelitian ini dapat memberikan informasi bagi

kepala ruangan mengenai gaya kepemimpinan.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Diharapkan penelitian ini dapat memberikan literatur tambahan bagi

peneliti yang ingin melakukan penelitian dengan tema yang sama

dengan penelitian yang berbeda.

xxi

Hubungan Gaya Kepemimpinan..., SITI SOLIKHATI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
E. Penelitian Terkait

Tabel 1.1 Penelitian Terkait

No. Judul Penelitian Nama Peneliti Metode Hasil

1. Hubungan Gaya Kuncoro (2014) Kualitatif Gaya


kepemimpinan dengan kepemimpinan
selling dengan menggunakan mempengaruhi
kepuasan kerja studi kasus kinerja karyawan .
karyawan bagian gaya
Frontliner pada kepemimpinan
Metro Plaza selling
Swalayan Pekan dikategorikan baik
baru serta
tepat untuk
diterapkan
2. Pengaruh gaya Iqal Ramadhan Quantitatif Bahwa gaya

kepemimpinan (2013) dengan kepemimpinan

Demokratis menggunakan demokratis

terhadap kinerja survey memiliki

paramedis di pengaruh

Rumah Sakit terhadap kinerja

AlRohmah paramedic

3. Hubungan Hana, M et all Diskriptif Bahwa tingkat

Kepemimpinan (2013) kepuasan perawat:

Kepala Ruang 13% sangat puas,

xxii

Hubungan Gaya Kepemimpinan..., SITI SOLIKHATI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
menurut persepsi 23% cukup puas,

perawat terhadap 32% ragu-ragu

motivasi kerja puas/tidak, 23%

perawat pelaksana cukup tidak puas,

diRuang IRNA F 9% sangat tidak

BLU RSUP puas

Manado

4. The relationship Carol Kleinman Prospective, Ada pengaruh

Between (2004) korelasi antar aktif

Managerial Kepemimpinan

Leadership dengan kepindahan

behaviors and Staff perawat dari rumah

Nurse Retension sakit satu ke rumah

sakit lain.

5. Job Satisfaction Shu Hui Wang Deskriptif Bahwa kepuasan

Off Staff Nurse et all (2003) dengan kerja perawat:

And Their pendekatan 13,11% tinggi,

Perception on Head cross sectional 73% sedang dan

Nurses Leadership 13,79% rendah

6. Beberapa faktor Yudi Nur, H Quantitatif Bahwa tingkat

yang berhubungan (2009) dengan kekurangpuasan

dengan dengan pendekatan perawat masih

kepuasan kerja cross sectional tinggi yaitu 24%,

perawat di RSUD sedangkan 52 %

xxiii

Hubungan Gaya Kepemimpinan..., SITI SOLIKHATI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
Ambarawa menyatakan cukup

puas dan 24% puas

7. Nurse Parceptions Almahmoud Penelitian ini Persepsi perawat

of Nurse Manager (2017) menggunakan tentang gaya

Leadership Styles kualitataf, kepemimpinan

Diskriptif kepala ruangan.

xxiv

Hubungan Gaya Kepemimpinan..., SITI SOLIKHATI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

Anda mungkin juga menyukai