Anda di halaman 1dari 54

Judul Handbook

Panduan Standar Kualitas &


Tata Laksana Pelatihan Skema Normal

Versi 2.0

Tanggal Rilis Jumat, 13 Oktober 2023

Tanggal Berlaku Senin, 16 Oktober 2023

Disusun oleh Manajemen Pelaksana Program Kartu Prakerja

Ditujukan kepada Lembaga Pelatihan, Mitra Platform Digital, dan Tim Ahli
Independen
KATA PENGANTAR

Sesuai tertuang pada Perpres 113/2022 Tentang Perubahan Kedua atas Perpres 36/2020
Tentang Pengembangan Kompetensi Kerja melalui Program Kartu Prakerja, serta pada
Permenko Ekon 17/2022 tentang Peraturan Pelaksanaan Perpres 36/2020 Tentang
Pengembangan Kompetensi Kerja Melalui Program Kartu Prakerja sebagaimana telah beberapa
kali diubah terakhir dengan Perpres 113/2022 Tentang Perubahan Kedua Atas Perpres 36/2020
Tentang Pengembangan Kompetensi Kerja Melalui Program Kartu Prakerja, Program Kartu
Prakerja dijalankan dengan tujuan pengembangan kompetensi, peningkatan daya saing dan
produktivitas angkatan kerja, serta pengembangan kewirausahaan.

Hal yang berbeda dalam Program Kartu Prakerja semenjak tahun 2023 adalah program ini
dijalankan dengan Skema Normal. Terdapat perbedaan dengan skema semi bansos yang memang
dibutuhkan dalam menghadapi masa pandemi Covid-19. Kembalinya Program Kartu Prakerja ke
Skema Normal sesuai cita-cita awalnya, membuat program ini semakin berfokus pada skilling,
upskilling dan reskilling.

Manajemen Pelaksana Program Kartu Prakerja (“MPPKP”) dalam keberjalanan Skema Normal
selalu melakukan pemantauan dan evaluasi berkala atas implementasi rencana yang dilakukan.
Masukan, kritik dan saran diterima dari berbagai pihak mencakup namun tidak terbatas pada
seluruh stakeholders terkait. Dalam perjalanan Skema Normal Program Kartu Prakerja,
dirasakan beberapa hal yang sudah baik dan dapat dikembangkan menjadi lebih baik dengan
menambah, menyederhanakan, dan/atau memperjelas Standar Panduan Pelatihan dan Tata
Laksana yang telah diberikan sebelumnya sehingga dinilai perlu untuk menerbitkan kembali
sebuah handbook yang menjadi pegangan terutama bagi para mitra platform digital dan
lembaga penyedia pelatihan pada Program Kartu Prakerja untuk menjadi pegangan dalam
menjalankan tugas dan fungsi sesuai peran masing-masing.

Panduan ini disusun tidak mengurangi arti dari panduan sebelumnya, melainkan menambah
opsi dan memperjelas beberapa poin pada Panduan yang sebelumnya. Panduan merupakan
pegangan, tata aturan dan kesepakatan Program Kartu Prakerja bersama para mitra di dalam
ekosistem Prakerja untuk dapat melaksanakan skilling, reskilling dan upskilling demi mencapai
tujuan Program Kartu Prakerja. Harapannya dengan pelatihan yang disediakan dan diikuti oleh
para penerima, program ini semakin mendukung bangsa ini dalam hal pembelajaran sepanjang
hayat.

1
Salam

DenniPuspaPurbasari
Direktur Eksekutif MPPKP

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. DASAR HUKUM
B. LATAR BELAKANG
C. TUJUAN
BAB II
PANDUAN UMUM PELATIHAN
A. PENGANTAR UMUM
B. RAGAM PELAKSANAAN MODA PELATIHAN SKEMA NORMAL
B.1 Pelatihan Berbasis Synchronous
1. Pelatihan Synchronous Daring
C. DASAR RUJUKAN PELATIHAN SKEMA NORMAL
C.1 Rujukan Okupasi (Kesesuaian dengan Kebutuhan Pasar Kerja)
C.2 Rujukan Pelatihan Keterampilan Lunak/Keterampilan Dasar Non Teknis
C.3 Rujukan Pelatihan Kewirausahaan
D. PERSYARATAN UTAMA
D.1 Metode Interaktif
D.2 Referensi Penyusunan Kurikulum Pelatihan
BAB III
PANDUAN STANDAR KUALITAS KURIKULUM PELATIHAN
A. Alasan Penyusunan Modul
B. Penjabaran Aspek Kompetensi
C. Tujuan Pelatihan
1. Standardisasi Kerangka Penentuan Tujuan Pelatihan
2. Standardisasi Operasionalisasi Penulisan Tujuan Pelatihan
D. Perencanaan Evaluasi Efektivitas Pelatihan
E. Materi Pelatihan
F. Rangkaian Kegiatan Pelatihan
F.1 Sesi Pembuka
F.2 Rangkaian Sesi Pelatihan
1. Aktivitas Commit
2. Aktivitas Process

3
3. Aktivitas Practice
3.1 Ragam Aktivitas Process & Practice
F.3 Pelaksanaan Evaluasi Akhir Pelatihan
F.4 Sesi Penutup
F.5 Perangkat Evaluasi Efektivitas Pelatihan
1. Pre-Test
2. Kuis
3. Kuis Pop-Up
4. Tugas Praktik Mandiri
5. Post-Test
6. Unjuk Keterampilan
BAB IV
PANDUAN STANDAR ADMINISTRATIF PELAKSANAAN PELATIHAN
A. Umum
1. Judul Pelatihan
2. Deskripsi Pelatihan
3. Kelompok Sasaran/Target Peserta
B. Pelatihan berbasis Daring
1. Kualitas Produk Materi Pelatihan
2. LMS (Learning Management System)
3. Durasi Pelatihan
4. Perangkat Evaluasi Pelatihan
a. Pre-Test
b. Kuis
c. Tugas Praktik Mandiri
d. Post-Test
e. Unjuk Keterampilan & Rubrik Penilaian
5. Penggunaan Alat/Materi Pendukung

4
BAB V
PENUTUP
GLOSSARIUM
DAFTAR PUSTAKA

5
BAB I
PENDAHULUAN

A. DASAR HUKUM
Dasar Hukum Program Kartu Prakerja adalah sebagai berikut:
1. Peraturan Presiden Nomor 36 Tahun 2020 tentang Pengembangan Kompetensi Kerja Melalui
Program Kartu Prakerja sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan
Presiden Nomor 113 Tahun 2022 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Presiden Nomor
36 Tahun 2020 tentang Pengembangan Kompetensi Kerja Melalui Program Kartu Prakerja
(“Perpres 36/2020”);
2. Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Nomor 17 Tahun 2022 tentang
Peraturan Pelaksanaan Peraturan Presiden Nomor 36 Tahun 2020 tentang Pengembangan
Kompetensi Kerja Melalui Program Kartu Prakerja sebagaimana telah beberapa kali diubah
terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 113 Tahun 2022 tentang Perubahan Kedua Atas
Peraturan Presiden Nomor 36 Tahun 2020 tentang Pengembangan Kompetensi Kerja Melalui
Program Kartu Prakerja (“Permenko Ekon 17/2022”).

B. LATAR BELAKANG
Program Kartu Prakerja (“Program”) dikembangkan dengan latar belakang adanya keluhan dari
para pencari kerja yang mengalami kesulitan mendapatkan pekerjaan dan, di sisi lain, kompetensi
yang didapat dari lembaga pendidikan seringkali tidak sesuai dengan kebutuhan dunia kerja.
Program ini pada hakikatnya disiapkan untuk menghilangkan atau minimal mempersempit celah
tersebut. Selain itu, Program ini juga diarahkan untuk mendorong peningkatan keterampilan yang
dibutuhkan saat ini dan masa mendatang terutama dalam menghadapi era revolusi industri
4.0 dan teknologi digital.
Berdasarkan Perpres 36/2020 tujuan Program ini adalah: i) mengembangkan kompetensi
angkatan kerja, ii) meningkatkan produktivitas, dan daya saing angkatan kerja; dan/atau iii)
mengembangkan kewirausahaan.
Masalah yang sering kali muncul dalam proses peningkatan kompetensi angkatan kerja melalui
pelatihan adalah ketidaksinkronan antara penyediaan pelatihan dengan kebutuhan pasar yang
dinamis. Selain itu, kualitas pelatihan yang ditunjukkan dengan, antara lain, silabus, tenaga
pengajar, materi, alat bantu ajar, juga berpengaruh pada pencapaian tujuan suatu program
pelatihan. Oleh karena itu, Manajemen Pelaksana Program Kartu Prakerja (“MPPKP”) menjalin
kerjasama dengan beberapa lembaga independen yang terdiri dari berbagai ahli di bidang
pengembangan maupun pengelolaan pelatihan serta bidang terkait lainnya untuk melakukan
asesmen terhadap pelatihan yang diusulkan masuk ke dalam ekosistem Program. Hal ini sesuai
dengan ketentuan yang diatur dalam Pasal 37 ayat (4) Pemenko Ekon 17/2022.

6
Berdasarkan Pasal 35 ayat (8) Permenko Ekon 17/2022, MPPKP memiliki tugas mengatur lebih
lanjut ketentuan teknis mengenai syarat, kriteria, dan mekanisme Pelatihan untuk melengkapi
seluruh ketentuan yang telah diatur dalam Permenko Ekon 17/2020. Sehubungan dengan itu,
MPPKP menyusun dokumen Standar Kualitas Pelatihan ini. Dokumen ini berisi seluruh kriteria
dan persyaratan sesuai ketentuan yang berlaku, standar pelatihan yang akan menjadi penilaian,
serta alat bantu untuk Platform Digital dalam memeriksa pelatihan yang diusulkan oleh Platform
Digital. Adapun standar pelatihan ini akan berlaku pada Skema Normal dimana bantuan
difokuskan lebih besar pada bantuan pelatihan yang dapat digunakan oleh Penerima Kartu
Prakerja (“Penerima”) untuk belanja pelatihan berdasarkan kebutuhan sesuai tujuan Program.
Panduan ini berfungsi sebagai pedoman bagi seluruh pihak yang terlibat dalam proses asesmen
agar tersedia standar penilaian yang adil, transparan, dan objektif. Panduan ini juga ditujukan
sebagai referensi bagi tim internal maupun tim independen yang ditunjuk oleh MPPKP dalam
melakukan pemantauan terhadap penyelenggaraan dan konten pelatihan sehingga terjaga
konsistensi kualitas pelatihan dalam Program ini.
Untuk menyederhanakan proses asesmen oleh tim ahli independen, MPPKP melakukan
penyempurnaan terhadap parameter dan indikator yang digunakan dalam proses asesmen oleh
tim ahli independen. Ketentuan dalam panduan ini berlaku sejak tanggal disahkan dan berfungsi
sebagai pedoman bagi Platform Digital dalam melakukan pemeriksaan usulan pelatihan dari
Lembaga Pelatihan secara adil, transparan, dan objektif. Untuk kelengkapan terkait mekanisme
pengajuan serta tugas dan kewajiban rinci Platform Digital terkait pelatihan akan dijelaskan
lebih lanjut melalui panduan terpisah.

C. TUJUAN
Secara umum, dokumen Panduan Standar Kualitas & Tata Laksana Pelatihan Skema Normal ini
disusun dengan tujuan:
Memastikan seluruh Pelatihan dalam ekosistem Program Kartu Prakerja memenuhi syarat
dan ketentuan sebagaimana diatur dalam Permenko Ekon 17/2022 serta menjadi acuan bagi
lembaga pelatihan dalam menyelenggarakan pelatihan dalam pelaksanaan skema normal
Program Kartu Prakerja.
Adapun tujuan khusus dari dokumen ini adalah:
1) Sebagai pedoman bagi seluruh pihak yang terlibat dalam pengajuan dan
penyelenggaraan pelatihan pada Program Kartu Prakerja untuk Skema Normal; dan
2) Khusus bagi Platform Digital, sebagai acuan dalam memberikan informasi kepada Lembaga
Pelatihan dan menyelenggarakan fungsi dan tugasnya dalam memfasilitasi pemilihan
Pelatihan yang diselenggarakan Lembaga Pelatihan sebagaimana diatur pada Pasal 45
butir (e) Permenko Ekon 17/2022.

7
BAB II
PANDUAN UMUM PELATIHAN

A. PENGANTAR UMUM
Standar Kualitas Pelatihan Skema Normal ini disusun dengan semangat bahwa Program
Kartu Prakerja harus mampu mengakomodasi kebutuhan penerima manfaat tanpa
mengesampingkan perbedaan dari masing-masing moda pelaksanaan pelatihan. Oleh karena
itu, Skema Normal yang sebelumnya berjalan dengan moda berbasis synchronous, dilanjutkan
dengan membuka moda berbasis asynchronous.

Standar Kualitas Pelatihan Skema Normal ini disusun dengan pemahaman bahwa seluruh
pelatihan yang masuk ke dalam ekosistem Program Kartu Prakerja merupakan pelatihan yang
bertujuan untuk peningkatan kompetensi, daya saing, produktivitas dan kewirausahaan. Dengan
demikian, pelatihan dalam skema normal mewadahi keberagaman okupasi dan kategorisasi
yang dibutuhkan oleh industri, serta pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan dalam
kewirausahaan.

Standar Kualitas Pelatihan Skema Normal ini disusun dengan pemahaman bahwa setiap
aspek ataupun butir-butir penilaian standar yang disampaikan di bawah ini merupakan panduan
untuk menjadi pegangan bagi para penyedia program pelatihan dalam menyusun dan
menyediakan pelatihan dalam Program Kartu Prakerja.

Standar Kualitas Pelatihan Skema Normal ini disusun dengan pemahaman bahwa seluruh
pengalaman belajar yang dirancang dalam Program Kartu Prakerja ini ditujukan untuk pembelajar
dewasa. Dengan demikian, seluruh proses perancangan standar kualitas, secara umum, merujuk
pada “Experiential Learning Theory” (Kolb, 1984), “Transformative Learning” (Mezirow, 1995),
“Project-Based Learning” (Dewey, 1897).

Standar Kualitas Pelatihan Skema Normal ini secara umum, akan membahas:
1. Aspek Rujukan Okupasi;
2. Aspek Persyaratan Utama;
3. Aspek Kurikulum;
4. Aspek Administratif; dan
5. Aspek Tata Laksana.

8
B. RAGAM PELAKSANAAN MODA PELATIHAN SKEMA NORMAL
Dalam pelaksanaan Pelatihan Skema Normal terdapat beberapa moda pelatihan yang berbasis
synchronous dan asynchronous. Perbedaan mendasar dari kedua moda pembelajaran tersebut
terletak pada waktu dan jenis interaksi antara peserta & tenaga pelatih yang terjadi di ruang
kelas.
Pada pelatihan synchronous, interaksi antara peserta dan tenaga pelatih terjadi secara
real-time. Peserta harus hadir pada waktu yang ditentukan untuk mengikuti sesi pembelajaran
bersama tenaga pelatih dan peserta lainnya. Selain itu, peserta dapat berpartisipasi dalam diskusi
langsung dengan tenaga pelatih dan peserta lainnya, bertanya langsung, dan menerima umpan
balik secara real-time.
Sementara pada pelatihan asynchronous, interaksi antara peserta dan tenaga pelatih tidak
terjadi secara real-time, peserta dapat mengakses materi pembelajaran dan berinteraksi dengan
instruktur pada waktu yang mereka pilih, tanpa harus hadir secara bersamaan. Peserta juga
memiliki fleksibilitas waktu yang tinggi dalam mengakses materi pembelajaran.
Adapun berikut adalah ragam pelaksanaan moda pelatihan Skema Normal:

B.1 Pelatihan Berbasis Synchronous


1. Pelatihan Synchronous Daring
Pelatihan Synchronous Daring adalah kegiatan pelatihan synchronous yang dilakukan
secara tatap maya pada waktu yang sama. Peserta pelatihan dan tenaga
pelatih/pengajar melaksanakan kegiatan belajar mengajar pada waktu yang bersamaan
secara synchronous dengan metode Live Webinar.

2. Pelatihan Synchronous Luring


Pelatihan Luring adalah pelatihan seluruh materi disampaikan secara synchronous dan
bertemu secara tatap muka dimana pengajar dan peserta hadir di dalam satu ruang dan
waktu yang sama.

B.2 Pelatihan Berbasis Asynchronous (Pembelajaran Mandiri)


Pelatihan asynchronous adalah pelatihan dimana seluruh materi disampaikan secara
online melalui platform LMS dan peserta tidak harus berinteraksi real-time dengan tenaga
pelatih atau peserta lainnya dalam waktu yang sama.

9
C. DASAR RUJUKAN PELATIHAN SKEMA NORMAL

C.1 Rujukan Okupasi (Kesesuaian dengan Kebutuhan Pasar Kerja)


Berdasarkan Pasal 36 ayat (2) huruf (c) Permenko Ekon 17/2022, Lembaga Pelatihan wajib
menyelenggarakan Pelatihan yang berbasis Kompetensi Kerja dan/atau kewirausahaan
yang sesuai dengan kebutuhan pasar kerja dengan mempertimbangkan Standar
Kompetensi Kerja Nasional, Internasional, atau Khusus. Untuk kesesuaian dengan
kebutuhan pasar kerja, MPPKP memutuskan untuk menggunakan beberapa rujukan resmi
terkait okupasi atau jenis pekerjaan di Indonesia, yakni:

● Indonesia’s Occupational Tasks and Skills (IndoTaSK)


2020
Dalam dokumen IndoTaSK 2020, terdapat 51 bidang pekerjaan kritis beserta dengan
kompetensinya yang dibutuhkan oleh pasar kerja. Adapun 51 okupasi tersebut antara
lain:
NO OKUPASI NO OKUPASI

Manajer layanan dan administrasi


1 bisnis yang tidak diklasifikasikan di 27 Agen kliring dan forwarding
tempat lain

2 Manajer penjualan dan pemasaran 28 Pengawas kantor

Teknisi jaringan dan sistem


3 Manajer konstruksi 29
komputer

Manajer pasokan, distribusi, dan


4 30 Pegawai kantor umum
Manajer terkait lainnya

Manajer cabang layanan keuangan


5 31 Sekretaris (umum)
dan asuransi

6 Insinyur industri dan produksi 32 Petugas data entry

7 Insinyur sipil 33 Penagih utang dan pekerja terkait

8 Insinyur mekanik 34 Petugas informasi contact center

Insinyur yang tidak diklasifikasikan


9 35 Pegawai personalia
di tempat lain

Pengawas kebersihan dan tata


10 Arsitek bangunan 36
graha di kantor, hotel, dan lainnya

10
10
NO OKUPASI NO OKUPASI

11 Desainer grafis dan multimedia 37 Penjual dari pintu ke pintu

Profesional kesehatan dan


Penjual melalui contact center
12 kebersihan lingkungan dan 38
(telesales)
pekerjaan

Pekerja penjualan yang tidak


13 Analis keuangan 39
diklasifikasikan di tempat lain

Profesional periklanan dan Mekanik dan reparasi mesin


14 40
pemasaran pertanian dan industri

Pekerja kerajinan di bidang tekstil,


15 Pengembang perangkat lunak 41
kulit, dan bahan terkait

16 Wartawan 42 Mekanik dan tukang listrik

Operator mesin pabrik produk kimia


17 Teknisi ilmu kimia dan fisika 43
dan operator mesin lainnya

18 Teknisi teknik sipil 44 Operator mesin produk karet

19 Teknisi teknik mesin 45 Perakit mesin mekanik

20 Juru gambar 46 Pengemudi mobil, taxi, dan van

21 Pengawas manufaktur 47 Operator truk lifting

22 Pengawas konstruksi 48 Pekerja kebun dan hortikultura

Buruh manufaktur yang tidak


23 Operator pembangkit listrik 49
diklasifikasikan di tempat lain

Pengawas dan rekanan pengawas


24 50 Pengisi rak
lingkungan dan kesehatan kerja

Kurir, pengiriman paket dan porter


25 Perwakilan penjualan komersial 51
bagasi

26 Pembelian

Referensi detail dapat dibaca di:


https://pubdocs.worldbank.org/en/988441621616646826/Indotask-SP-English.pdf

11
11
● Laporan Kemenko Ekonomi bersama World Bank mengenai
Indonesia’s Critical Occupation List (COL) 2018
Dokumen ini berisi 35 jenis pekerjaan yang diperlukan dan strategis. Untuk bisa
dimasukan ke dalam daftar ini, suatu pekerjaan harus memenuhi dua kriteria: (1)
mengalami kekurangan pekerja dan (2) harus bisa memenuhi kebutuhan yang strategis
bagi ekonomi Indonesia. Pekerjaan yang ada di dalam daftar COL ini mewakili berbagai
sektor seperti manufaktur, telekomunikasi dan IT, akomodasi dan industri makanan,
konstruksi, Informasi dan Teknologi Komunikasi, dan berbagai industri pelayanan
profesional lainnya. Ke-35 okupasi tersebut adalah:
NO OKUPASI OKUPASI SPESIFIK YANG BERKAITAN

Manajer Pertanian dan


1 Manajer Proyek di Pertanian dan Perkebunan
Perkebunan

Kepala Chemistry Manufacturing and Control;


Pengawas Biokimia; Pengawas Mikrobiologi; Pengawas
Profesional Bioteknologi Fisikokimia; Pengawas Kualitas
2 dan Biokimia di
Manufaktur Pengawas Pengendalian Dokumen Jaminan;
Pengawas Kualifikasi, Validasi, dan Kalibrasi; Manajer
Pengelolaan Lingkungan

Pemimpin dan Manajer


3 Pemimpin dan Manajer Proyek Konstruksi
Proyek Konstruksi

Manajer Logistik dan Manajer gudang; Manajer Gateway ; Manajer Bea


4
Manajer Bea Cukai Cukai

Manajer Area, Manajer


Manajer Area, Manajer Cabang dan Manajer Regional
5 Cabang, dan Manajer
di Ritel
Regional di Ritel

Manajer Sumber Daya


6 Manajer Sumber Daya Manusia
Manusia

Manajer Hubungan;
Manajer Hubungan; Manajer Brand; Manajer
7 Manajer Brand; Manajer
Hubungan Masyarakat
Hubungan Masyarakat

12
12
NO OKUPASI OKUPASI SPESIFIK YANG BERKAITAN

Manajer Perencanaan
Produksi dan
Manajer Perencanaan Produksi dan Pengendalian
8 Pengendalian
Persediaan ; Manajer Merchandising
Persediaan; Manajer
Merchandising

Manajer Penelitian dan Pengembangan; Manajer QA &


Manajer Penelitian dan
9 QC; Manajer Keberlanjutan; Manajer Peningkatan
Pengembangan
Berkelanjutan; Manajer Perencanaan Perusahaan

10 Aktuaris; penjamin emisi Aktuaris; penjamin emisi

Ahli Manajemen Data; Ilmuwan Data; Insinyur


Profesional dalam
11 Operasi Pengembang; Insinyur Data Besar; Insinyur
Intelijen Bisnis
Jaringan; Analis Sistem; Analis Intelijen Bisnis

Pengembang Aplikasi; Pengembang Backend;


Pengembang Aplikasi
12 Pengembang Web; Insinyur Perangkat Lunak;
dan Sistem
Programmer; Pengembang Aplikasi Seluler

Arsitek Solusi Cloud dan


13 Arsitek Solusi Cloud; Desainer UI/UX
Desainer UI/UX

Insinyur Jalan; Insinyur Drainase; Insinyur Sanitasi;


14 Teknik Sipil
Ahli Limbah

Teknologi Pangan; Teknisi Teknik Pangan; Insinyur


15 Insinyur Kimia
Kimia; Insinyur Penelitian dan Pengembangan

Insinyur Lingkungan,
Teknik Lingkungan; Insinyur Produksi; Process
16 Insinyur Produksi dan
Engineer
Insinyur Proses

Peneliti Biokimia dan


17 Peneliti Biokimia; Ilmuwan Biologi
Ilmuwan Biologi

Ahli anestesi; Spesialis Patologi Klinik; Dokter anak;


18 Dokter Spesialis
Ahli bedah; Ahli saraf

Spesialis Metode
19 Perencana Kurikulum
Pendidikan

13
NO OKUPASI OKUPASI SPESIFIK YANG BERKAITAN

Senior Legal Officer dan


20 Pejabat/Staf Legal; Asisten Manajer Umum
Asisten Manajer Umum

Spesialis Penelitian dan Pengembangan; Medical


Profesional dalam
21 Scientific Liaison; Spesialis Pemasaran Digital; Petugas
Manajemen Bisnis
Lisensi; Spesialis Pengembangan Bisnis

22 Surveyor Surveyor

Teknisi Teknik Grafis Logam; Teknisi Produksi; Teknisi


23 Teknisi Teknik Mesin
Seamer/Perakitan

24 Drafter Drafter

25 Teknisi Kapal Spesialis Teknis Kapal

Inspektur Keselamatan, Pengontrol kualitas; Quality Assurance; Spesialis


26
Kesehatan, dan Kualitas Kesehatan dan Keselamatan Kerja

Bendahara (di Industri


27 Bendahara (di Industri Perbankan)
Perbankan)

Natural Raw Materials Natural Raw Materials


28
Buyers Buyers

Desainer Grafis,
Perancang grafis; Desainer Tata Letak; Pembuat
29 Desainer Tata Letak, dan
animasi
Animator

Petani Terampil untuk


Petani terampil untuk pertanian organik dan
30 Pertanian Organik dan
berkelanjutan (beras dan hortikultura)
Berkelanjutan

Petani Terampil untuk


Petani terampil untuk panen kelapa sawit dan
31 Perkebunan Kelapa
perkebunan coklat berkelanjutan
Sawit dan Coklat

Tukang Las (untuk


Tukang las (untuk tukang las bawah air, dan
32 Industri Bawah Air dan
manufaktur makanan dan minuman)
Makanan)

Penenun dan Pengrajin


33 Penenun; pengrajin batik
Batik

14
NO OKUPASI OKUPASI SPESIFIK YANG BERKAITAN

Operator Pembangkit
34 Operator Pembangkit Listrik
Listrik

35 Pengemudi Truk Berat Pengemudi Truk Berat atau Forklift

Referensi detil dapat dibaca di:


https://pubdocs.worldbank.org/en/299251621815417114/COL-Design-OP-020419.pdf

● The Future of Jobs Report 2023


Terdapat 53 pekerjaan yang diprediksi akan meningkat pada tahun 2023 - 2027, di
mana pekerjaan-pekerjaan tersebut dapat menjadi referensi pelatihan sebagai berikut
ini:
1. AI and Machine Learning Specialists
2. Sustainability Specialists
3. Business Intelligence Analysts
4. Information Security Analysts
5. FinTech Engineers
6. Data Analysts and Scientists
7. Robotics Engineers
8. Big Data Specialists
9. Agricultural Equipment Operators
10. Digital Transformation Specialists
11. Blockchain Developers
12. E-commerce Specialists
13. Digital Marketing and Strategy Specialists
14. Data Engineers
15. Commercial and Industrial Designers
16. Business Development Professionals
17. Devops Engineers
18. Database Architects
19. Process Automation Specialists
20. Software and Applications Developers
21. Risk Management Specialists
22. Building Frame and Related Trades Workers
23. Technical Specialists
24. Database and Network Professionals
25. Application Developers

15
15
26. Project Managers
27. Full Stack Engineers
28. Architects and Surveyors
29. Advertising and Public Relations Professionals
30. Industrial and Production Engineers
31. Heavy Truck and Bus Drivers
32. Electrotechnology Engineers
33. Solar Energy Installation and System Engineers
34. Vocational Education Teachers
35. Financial Analysts
36. Internet of Things Specialists
37. University and Higher Education Teachers
38. Renewable Energy Engineers
39. Civil Engineers
40. Supply Chain and Logistics Specialists
41. Graphic Designers
42. Sheet and Structural Metal Workers, Moulders
43. Light Truck or Delivery Services Drivers
44. Electrical Equipment Installers and Repairers
45. Special Education Teachers
46. Chemical Engineers
47. Chefs and Cooks
48. Financial and Investment Advisers
49. Mechanical Engineers
50. Mechanics and Machinery Repairers
51. Power Production Plant Operators
52. Building Finishers and Related Trades Workers
53. Construction Laborers

Referensi detail dapat dilihat pada:


https://www3.weforum.org/docs/WEF_Future_of_Jobs_2023.pdf

● Indonesia’s Online Vacancy Outlook


2020
Terdapat 35 okupasi yang memiliki tingkat pembukaan lowongan pekerjaan tinggi atau
aktif dicari di pasar kerja pada platform-platform online.

Referensi detail dapat dibaca pada:


https://openknowledge.worldbank.org/handle/10986/36947?locale-attribute=en

16
16
No Okupasi
1 Shop keepers
2 Sales and marketing managers
3 General office clerks
4 Software developers
5 Finance managers
6 Physiotherapists*
7 Secretaries (general)
8 Managing directors and chief executives
9 Technical and medical sales professionals (excluding ICT)
10 Software and applications developers and analysts n.e.c.
11 Accounting associate professionals
12 Receptionists (general)
13 Nursing professionals*
14 Accountants
15 Public relations professionals
16 Graphic and multimedia designers
17 Personnel and careers professionals
18 Computer network and systems technicians
19 Manufacturing laborers not elsewhere classified
20 Manufacturing managers
21 Applications programmers
22 Systems analysts
23 Commercial sales representatives
24 Advertising and marketing professionals
25 Database designers and administrators
26 Teaching professionals not elsewhere classified
27 Management and organization analysts
28 Financial and insurance services branch managers
29 Supply, distribution and related managers
30 Business services and administration managers not elsewhere classified

17
No Okupasi
31 Database and network professionals not elsewhere classified
32 Human resource managers
33 Engineering professionals not elsewhere classified
34 Financial analysts
35 Contact center salespersons
*termasuk dalam okupasi Care Economy

● Green Jobs - Pekerjaan Hijau


Dalam rangka mendukung pertumbuhan ekonomi yang lebih ramah lingkungan dan
inklusif secara sosial, Ekonomi Hijau (Green Economy) merupakan sebuah gerakan
ekonomi yang mengutamakan keberlanjutan lingkungan, menanggalkan praktik yang
tidak berkelanjutan seperti pengurasan dan penghancuran sumber daya alam. Urgensi
ekonomi hijau muncul dari fenomena sosial, lingkungan dan ekonomi yang tidak
diinginkan akibat pertumbuhan penduduk yang cepat, pertumbuhan ekonomi dan
konsumsi sumber daya alam.

Dalam rangka untuk mendukung transformasi ekonomi Indonesia melalui strategi


Ekonomi Hijau, Pemerintah Indonesia melalui Kementerian PPN/Bappenas
mengembangkan Peta Okupasi Green Jobs Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia.

Oleh karena itu, di tahun 2023, untuk mendukung program tersebut, Manajemen
Pelaksana Program Kartu Prakerja, membuka kategori pelatihan terkait Ekonomi Hijau
yang termasuk namun tidak terbatas pada:
● Energi Baru & Terbarukan
● Kebijakan/Konsultansi Energi
● Pertanian Berkelanjutan
● Pariwisata Berkelanjutan

Dokumen Peta Okupasi Green Jobs Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia, dapat
ditemukan di:
https://petaokupasi.bappenas.go.id/download/peta-okupasi-nasional-green-jobs-dalam-
kerangka-kualifikasi-nasional-indonesia-kkni/

C.2 Rujukan Pelatihan Keterampilan Lunak/Keterampilan Dasar Non Teknis


Seiring dengan semakin banyaknya pekerjaan yang terotomatisasi, maka keterampilan
lunak/keterampilan dasar non teknis menjadi semakin penting karena keterampilan

18
18
tersebut sulit direplikasi. Di tahun 2017, Deloitte melaporkan bahwa pada tahun 2030,
okupasi-okupasi yang bergantung pada ke keterampilan lunak/keterampilan dasar non
teknis akan berkontribusi kepada ⅔ pekerjaan di seluruh dunia. Oleh karena itu, Kartu
Prakerja Skema Normal akan membuka kategori pelatihan untuk keterampilan
lunak/keterampilan dasar non teknis.

Adapun dokumen acuan yang saat ini digunakan oleh MPPKP dalam menentukan jenis
kategori pelatihan keterampilan dasar non teknis (soft skills) adalah Future of Jobs Report
2023 yang disusun oleh World Economic Forum (WEF). MPPKP membuka jenis kategori
keterampilan dasar non teknis berdasarkan dokumen tersebut.

Detil rujukan tersebut dapat dilihat secara spesifik pada halaman 38 di:
https://www3.weforum.org/docs/WEF_Future_of_Jobs_2023.pdf

MPPKP juga dapat menambah dokumen rujukan jenis kategori pelatihan keterampilan
dasar non-teknis apabila dipandang perlu. Adapun terkait penambahan dokumen rujukan
akan diumumkan oleh MPPKP kepada mitra Program Kartu Prakerja.

C.3 Rujukan Pelatihan Kewirausahaan


Berdasarkan Perpres 36/2020 salah satu tujuan Program Kartu Prakerja
mengembangkan kewirausahaan. Selain itu, Presiden Joko Widodo telah menerbitkan
Perpres Nomor 2 Tahun 2022 tentang Pengembangan Kewirausahaan Nasional untuk
mendorong penumbuhan wirausaha hingga 2024 dapat tercapai jumlah ideal 3,95% dari
total penduduk Indonesia, di mana saat ini jumlah kewirausahaan hanya mencapai 3.47%
dari total penduduk Indonesia, di bawah negara ASEAN lainnya (Thailand 4.26%,
Singapura 8.76%, Malaysia 4.74%).

Oleh karena itu, untuk mendukung peningkatan kewirausahaan, Program Kartu Prakerja
Skema Normal akan membuka kategori Kewirausahaan, dengan ketentuan sebagai berikut:
● Pelatihan Kewirausahaan dapat menjadi pelatihan sendiri tanpa merujuk ke suatu
okupasi tertentu
● Mencakup ilmu dasar kewirausahaan (seperti namun tidak terbatas pada
pengembangan ide bisnis, penyusunan model bisnis, dasar survey pasar atau
pelanggan, pengembangan proposal bisnis, cara mendapatkan pendanaan dan
lainnya) dan konsep teknis dari kompetensi kewirausahaan yang akan dilatihkan.
● Terkait dengan adanya aktivitas praktik yang bersifat teknis, maka pengajuan
Pelatihan Kewirausahaan wajib mempertimbangkan kesesuaian kurikulum pelatihan,
alat peraga, dan moda pelatihan yang diajukan.

19
19
D. PERSYARATAN UTAMA
D.1 Metode Interaktif
Sub aspek ini merupakan penilaian terkait pemenuhan syarat serta ketepatan dalam
memilih metode interaktif dan kesesuaian dengan prinsip pembelajaran daring dan luring.
Setiap pelatihan tentu memiliki desain pembelajaran yang telah ditetapkan, oleh karena itu
setiap penyelenggara pelatihan dapat memilih metode interaktif yang sesuai dan/atau
mendukung desain pembelajaran peserta.
Pasal 35 ayat (3) Permenko Ekon 17/2022 mengatur bahwa pelatihan yang dilakukan
secara daring (dalam jaringan/online) dan/atau luring (luar jaringan/offline) wajib bersifat
interaktif. Tujuan utama dari ketentuan tersebut adalah agar seluruh peserta penerima
Program Kartu Prakerja dipastikan benar-benar mengikuti pelatihan sebelum mendapatkan
sertifikat sebagai tanda penyelesaian pelatihan dan bukti memperoleh keterampilan dari
pelatihan yang dipilih dan diikutinya dengan menggunakan fasilitas yang disediakan
Program Kartu Pekerja.
Pada pelaksanaannya, metode interaktif ini disesuaikan dengan moda pelaksanaan
pelatihan, yaitu pelatihan bermoda synchronous dan pelatihan bemoda asynchronous.
Untuk pelatihan bermoda synchronous, akan diadakan dalam dua format; Pelatihan
Webinar dan Pelatihan Luring.
Pelatihan dengan format webinar dipilih untuk membuka ruang interaksi langsung antara
peserta dengan tenaga pelatih dalam satuan waktu yang sama walaupun terpisah jarak
dan ruang. Pelatihan dengan format Luring, dipilih untuk menitikberatkan interaksi secara
langsung pada ruang dan waktu yang sama antara peserta dan tenaga pelatih. Sementara
itu, pelatihan dengan moda asynchronous (pembelajaran mandiri) dipilih untuk
menitikberatkan interaksi secara tidak real time antara peserta dan tenaga pelatih.
Adapun secara umum, Metode Interaktif ini kemudian disesuaikan pada seluruh moda
pelatihan dengan menitikberatkan pada rasio pembelajaran bersifat praktik 70% dan teori
30%. Komposisi rasio pembelajaran tersebut tercermin pada pelaksanaan aktivitas Practice
(dimana peserta mendapatkan kesempatan pembelajaran untuk mencoba berlatih
keterampilan secara praktik langsung) pada setiap sesi pelatihan dan sesi Evaluasi Akhir
Pelatihan yang tidak hanya menitikberatkan pada Post-Test tetapi juga pelaksanaan Tugas
Praktik Mandiri untuk pelatihan webinar & pembelajaran mandiri dan Unjuk Keterampilan.

D.2 Referensi Penyusunan Kurikulum Pelatihan


Sub aspek ini merupakan penjelasan bahwa berdasarkan Pasal 36 ayat (2) Permenko Ekon
17/2022, penyusunan kurikulum pelatihan yang tertuang dalam Rancangan Program
Pelatihan (RPP) wajib mempertimbangkan suatu Standar Kompetensi Kerja Nasional,
Internasional, atau Khusus yang terdaftar dan diakui ataupun yang dikeluarkan dari
Asosiasi Internasional yang menaungi para pekerja di bidang pekerjaan tersebut.

20
20
Pertimbangan yang dimaksud berupa rumusan kemampuan kerja yang mencakup aspek
pengetahuan, keterampilan, dan/atau keahlian serta sikap kerja yang relevan dengan
pelaksanaan tugas dan syarat jabatan yang ditetapkan sesuai dengan bidang pekerjaannya,
atau minimal menyebutkan 1 Unit Kompetensi (satuan terkecil pada
pengelompokan kompetensi suatu Standar Kompetensi Kerja) untuk dijadikan
acuan dan diterjemahkan menjadi salah satu dari Tujuan Khusus pada
Rancangan Program Pelatihan.

21
21
Jika menggunakan rujukan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia, maka seluruh
Elemen Kompetensi yang termasuk dalam 1 Unit Kompetensi yang dijadikan acuan wajib
diterjemahkan menjadi bagian dari rangkaian aktivitas atau materi dalam sesi pelatihan.

22
22
BAB III
PANDUAN STANDAR KUALITAS KURIKULUM PELATIHAN

Pelatihan Program Kartu Prakerja diperuntukkan bagi seluruh masyarakat Indonesia yang menjadi
penerima manfaat. Oleh karena itu, kurikulum pelatihan wajib mematuhi standar minimal
kualitas pelatihan yang dipersyaratkan memberikan pengalaman pembelajaran yang optimal bagi
penerima manfaat maksimal.

A. Alasan Penyusunan Modul


Sub aspek ini merupakan penjelasan dimensi penilaian yang memuat bahwa suatu Program
atau Modul Pelatihan disusun karena terdapat kesenjangan (gap) antara temuan di
lapangan secara faktual dengan gambaran ideal dalam perspektif produktivitas, kompetisi,
konteks terkini, dan standar kerja di industri untuk okupasi tertentu.

Secara operasionalisasi penulisan pada form, Alasan Penyusunan Modul ini disampaikan
dalam 2 (dua) kolom isian yaitu Kondisi Ideal dan Kondisi Faktual, berikut penjelasan
lengkapnya:
● Kondisi Ideal
Kondisi Ideal adalah penggambaran terkait kompetensi yang seharusnya dikuasai oleh
seseorang yang ingin berhasil dalam okupasi tertentu. Secara operasional dapat
dituliskan dalam bentuk kalimat yang mendeskripsikan situasi ideal dengan pengayaan
perspektif, baik itu memuat perhitungan produktivitas, kompetisi, konteks terkini,
maupun standar kerja di industri untuk okupasi tertentu.

● Kondisi Faktual
Kondisi Faktual adalah penggambaran terkait terkait penguasaankompetensiyangsaat ini
umumnya dimiliki olehseseorangdalam okupasitertentu. Secara operasional dapat dituliskan
dalam bentuk kalimat untuk mendeskripsikan situasi faktual yang memuat perbandingan
atau kesenjangan (gap) terhadap situasi ideal.

Contoh:
Pada pelatihan “Korespondensi Ekspor Berbahasa Inggris untuk UMKM”, maka
dapat dituliskan;
Kondisi Ideal
Pengusaha UMKM bisa berkorespondensi menggunakan bahasa Inggris sehingga mampu
membuat penawaran ataupun merespon kesempatan pengembangan bisnis berbasis
ekspor.

23
23
Kondisi Faktual
Di era digital ini, potensi pelanggan yang dilayani oleh Pengusaha UMKM berasal dari
negara tetangga seperti ASEAN, hal ini tentu menuntut para Pengusaha UMKM untuk
mampu menguasai bahasa inggris dengan baik mengoptimalisasi potensi
pengembangan bisnisnya (Rianto et. al. 2015). Ketidakmampuan berkorespondensi
dalam Bahasa Inggris dengan baik dapat menghambat pengusaha UMKM untuk
mengoptimalisasi peluang bisnis ke negara lainnya.

B. Penjabaran Aspek Kompetensi


Aspek ini merupakan penjelasan aspek-aspek kompetensi yang perlu dipelajari oleh peserta
pelatihan dalam Program atau Modul Pelatihan bagi okupasi tertentu. Berikut ini merupakan
aspek-aspek kompetensi yang perlu dicantumkan;
● Aspek Kompetensi di Ranah Kognitif (Pengetahuan)
Aspek-aspek kompetensi di ranah Kognitif (Pengetahuan) menekankan pada
peningkatan kemampuan berpikir pada peserta pelatihan dalam menyusun, mengolah
informasi, dan menyampaikan kembali informasi yang sudah diterima.
Umumnya, aspek dasar kompetensi di ranah pengetahuan berupa pola pikir, framework,
tata cara, teori, dan common truth/sense. Penulisan aspek dasar kompetensi kognitif
pada dokumen RPP dituliskan berupa kata benda (tanpa kata kerja aktif).

Contoh:
Pada pelatihan, “Strategi Pemasaran Digital”, maka dapat ditulis butir-butir ranah
Kognitif (Pengetahuan) seperti:
○ Strategi Pemasaran;
○ Informasi Ragam Platform Pemasaran Digital & Media Sosial;
○ Fitur-Fitur pada Platform Pemasaran Digital.

● Aspek Kompetensi di Ranah Afektif (Sikap Kerja)


Aspek-aspek kompetensi di ranah sikap menekankan perubahan pada sikap dan nilai
sosial yang diterapkan oleh peserta pelatihan. Aspek dasar kompetensi di ranah Afektif
(Sikap Kerja) terbangun sebagai pendukung kompetensi ranah Pengetahuan (Kognitif).
Umumnya, aspek dasar kompetensi di ranah Afektif (Sikap Kerja) berupa kualitas kerja
yang ditekankan sebagai standar sikap terhadap konteks pekerjaan tertentu. Penulisan
aspek kompetensi afektif pada dokumen RPP dapat berupa kata sifat (tanpa kata kerja
aktif).

Contoh:
Pada pelatihan, “Komunikasi Efektif pada Dunia Kerja”, maka dapat ditulis
butir-butir ranah Afektif (Sikap Kerja) seperti:
○ Berkomunikasi secara efektif;

24
24
○ Keterlibatan diri secara penuh;
○ Berpikiran positif;
○ Konsisten.

● Aspek Kompetensi di Ranah Psikomotor (Keterampilan)


Aspek-aspek kompetensi di ranah Keterampilan menekankan perubahan pada perubahan
tingkah laku yang bisa diamati dan diukur. Aspek kompetensi di ranah Psikomotor
(Keterampilan) merupakan aspek pembentuk kompetensi gabungan dari aspek di ranah
Pengetahuan (Kognitif) dan Sikap Kerja (Afektif).
Umumnya, aspek kompetensi di ranah Keterampilan berupa tindakan nyata yang bisa
dilihat dan dievaluasi. Penulisan aspek kompetensi psikomotor pada dokumen RPP dapat
berupa kata kerja.

Contoh:
Pada pelatihan, “Teknik Presentasi”, maka dapat ditulis butir-butir ranah Keterampilan
(Psikomotor) seperti:
● Menyusun materi presentasi;
● Menampilkan posisi tubuh (gesture) yang ideal pada saat presentasi;
● Menghasilkan kualitas vokal (volume, artikulasi, intonasi, dan tempo bicara) yang
ideal pada saat presentasi;

C. Tujuan Pelatihan
Aspek ini merupakan penjabaran lengkap terkait capaian Program yang berupa perubahan
pengetahuan, sikap, keterampilan dari peserta pelatihan setelah menyelesaikan Program.

1. Standardisasi Kerangka Penentuan Tujuan Pelatihan


Standardisasi Tujuan Pelatihan pada ekosistem Kartu Prakerja Skema Normal ini merujuk
pada Taksonomi Bloom (Bloom, 1959) yang secara spesifik mengkategorisasikan bahwa
terdapat tingkatan tertentu yang diurutkan berdasarkan tingkat kesulitan pencapaian
pembelajaran dalam proses pengembangan aspek Pengetahuan (Kognitif), Sikap Kerja
(Afektif), dan Keterampilan (Psikomotor).
Program Pelatihan pada ekosistem Kartu Prakerja Skema Normal ini ditujukan untuk
mencapai pencapaian pembelajaran di Tingkatan — 3 pada aspek Keterampilan
(Psikomotor), sehingga secara langsung perlu didukung juga dengan pencapaian
pembelajaran di Tingkatan — 3 juga pada aspek Pengetahuan (Kognitif), dan Sikap Kerja
(Afektif). Berikut adalah penjelasan standarisasi tingkatan kategorisasi pencapaian
pembelajaran secara lengkapnya merujuk pada Taksonomi Bloom;

25
25
ASPEK KETERAMPILAN KERJA (PSIKOMOTOR)

TINGKATAN DEFINISI KATA KERJA AKTIF (TUJUAN)


BLOOM

BUKAN STANDAR

1 Persepsi Menggunakan kepekaan memilih, mendeskripsikan, mendeteksi,


indrawi untuk membedakan, mengidentifikasi,
mengarahkan anggota mengisolasi, menghubungkan, memilih.
tubuh di situasi yang
diharapkan.

2 Kesiagaan Mengetahui dan mencoba memulai, menunjukkan, menjelaskan,


suatu keterampilan bergerak, memproses, bereaksi,
berdasarkan tahapan yang menyatakan, melakukan secara sukarela.
diberikan.

STANDAR MINIMAL

3 Berespon sesuai Melakukan proses imitasi meniru, mengikuti, bereaksi, membuat


Arahan terhadap suatu ulang, merespon, menjiplak.
keterampilan melalui
proses trial-error.

STANDAR OPTIMAL

4 Mekanistik Menunjukkan penguasaan merakit, mengkalibrasi, mengkonstruksi,


(kemampuan kemampuan akan pola membongkar, menata, mengencangkan,
dasar) keterampilan yang memperbaiki, menggiling, memanaskan,
sederhana (dasar)— mengukur, membengkokan,
terbiasa melakukan mencampurkan, membuat sketsa.
keterampilan yang
dipelajari.

5 Memberikan Menunjukkan penguasaan Sama dengan dengan level 4 - mekanistik,


Respon Kompleks kemampuan akan pola namun secara kualitas lebih baik. misal:
yang Nyata keterampilan yang rumit. lebih cepat, lebih akurat, dsb.

6 Adaptasi Menguasai suatu melakukan penyesuaian, melakukan

26
TINGKATAN DEFINISI KATA KERJA AKTIF (TUJUAN)
BLOOM

kemampuan dan mampu perubahan, menyusun ulang,


memodifikasi sesuai mengorganisasi ulang, merevisi,
dengan kebutuhan. membuat variasi.

7 Menampilkan Mampu membuat pola menyusun, membangun,


Orisinalitas atau gerakan baru untuk mengombinasikan, mengkonstruksi,
menyesuaikan di suatu membuat, merancang, menginisiasi,
situasi atau permasalahan. membuat, menghasilkan suatu
rancangan baru (original).

ASPEK PENGETAHUAN (KOGNITIF)

TINGKATAN DEFINISI KATA KERJA AKTIF (TUJUAN)

BUKAN STANDAR

1 Mengingat Mampu mengingat mengenali, membuat, menjelaskan,


kembali materi mengidentifikasi.
pembelajaran atau
informasi.

2 Memahami Mampu memahami materi menginterpretasi, merangkum,


atau informasi. menyimpulkan.

STANDAR MINIMAL

3 Mengaplikasikan Mampu menerapkan mengimplementasikan, melakukan,


informasi dalam situasi melaksanakan, menggunakan,
nyata. mengeksekusi, menyelesaikan.

STANDAR OPTIMAL

4 Menganalisis Mampu menguraikan membandingkan, mengorganisasikan,


suatu materi dan mendekonstruksi.
menganalisa setiap
bagian.

5 Mengevaluasi Mampu membuat memeriksa, membuat hipotesis,

27
penilaian kebenaran, mengkritisi, menilai.
ketepatan, dan kejelasan
dari suatu informasi.

6 Menciptakan Mampu membuat suatu merancang, membangun,


pola atau struktur baru merencanakan, menghasilkan.
dari berbagai elemen.

ASPEK SIKAP KERJA (AFEKTIF)

TINGKATAN DEFINISI KATA KERJA AKTIF (TUJUAN)

BUKAN STANDAR

1 Menerima Konsep Memperhatikan situasi bertanya, memilih, menjelaskan,


yang ada dan memiliki mengikuti, mengidentifikasi, mengenali.
keinginan untuk
mendengarkan.

2 Merespon Konsep Berpartisipasi aktif dan menjawab, mengikuti, mendiskusikan,


memberikan respon pada membantu menampilkan, berlatih,
stimulus. memilih, menulis, membaca, melafalkan.

STANDAR MINIMAL

3 Menghargai Mengetahui dan melengkapi, mendemonstrasikan,


menunjukkan atau membedakan, menjelaskan,
mengekspresikan nilai menunjukkan inisiatif, bergabung,
yang dianut. membenarkan, memberi usulan, menulis
laporan.

STANDAR OPTIMAL

4 Mengorganisasi Mampu mematuhi aturan, mengubah, mengatur,


mengorganisasikan mengombinasikan, membandingkan,
nilai-nilai dengan melengkapi, membela,
membandingkan satu nilai memformulasikan, mengintegrasikan,
dengan nilai yang lain. memodifikasi, membuat urutan.

5 Menginternalisasi Memiliki sistem nilai yang menampilkan, menunjukkan,


mengontrol perilaku mempengaruhi orang lain,

28
TINGKATAN DEFINISI KATA KERJA AKTIF (TUJUAN)

secara konsisten dan mempraktekkan, mengusulkan,


menjadi karakteristik dari mempertanyakan, melayani,
individu tersebut. menyelesaikan persoalan, memverifikasi.

2. Standardisasi Operasionalisasi Penulisan Tujuan Pelatihan


Secara operasionalisasi penulisan pada form, komponen kelengkapan Tujuan Pelatihan
merujuk pada “ABCD Model of Writing Learning Objectives” (Mager, 1962) dengan
pemaparan muatannya sebagai berikut:
● (A) Audience — Audiens
Memuat subjek yang mengikuti pelatihan. Secara penulisan pada form bisa dituangkan
dengan kata benda seperti: “Peserta”, “Calon Operator”, “Staff”, dan lainnya.

● (B) Behavior — Perilaku


Memuat kejelasan perubahan perilaku termasuk di dalamnya pemahaman, sikap,
keterampilan dari peserta setelah mengikuti Program atau Modul Pelatihan. Secara
penulisan pada form bisa ditampilkan dengan menggunakan kata kerja yang sesuai
dengan tingkatan tujuan pembelajaran sesuai dengan aspek kompetensinya dipaparkan
di atas. Misalnya, untuk Tujuan Pembelajaran pada Aspek Pengetahuan dikejar untuk
mencapai Tingkat 5, maka kata kerja yang bisa dipakai adalah “memeriksa'' kemudian
diikuti dengan materi pembelajarannya. Misalnya, “memeriksa tingkat ketepatan
pelaksanaan pemasangan sprei sesuai dengan standar operasional yang ditetapkan.”

● (C) Condition — Situasi/Kondisi


Memuat situasi atau kondisi prasyarat dimana perubahan perilaku tersebut menjadi
penting atau memiliki nilai tambah ketika dihadapkan dengan perspektif produktivitas,
kompetisi, konteks terkini, ataupun standar industri. Secara penulisan pada form bisa
ditampilkan dengan memberikan kata depan “pada,” “sesuai,” atau lainnya, kemudian
dilanjutkan dengan deskripsi lengkap dari prasyarat situasi atau kondisi tersebut,
seperti; “pada saat presentasi singkat,” “pada pengisian formulir evaluasi reaksi,” dan
lainnya.

● (D) Degree — Ukuran/Indikator


Memuat ukuran atau indikator keberhasilan. Secara penulisan pada form bisa dituangkan
dengan kata bilangan yang memuat ukuran repetisi/kecepatan/ketepatan ataupun kata
benda yang menjadi acuan keberhasilan, seperti: “dengan nilai akhir 8 dari 10 nilai
sempurna”, “sesuai standar penilaian yang ditentukan pada bahan bacaan”, dan lainnya.

29
29
Untuk mempertajam kerangka perancangan Program atau Modul Pelatihan, Tujuan Pelatihan
terbagi menjadi 2 (dua) tingkatan, yaitu Tujuan Umum Pelatihan dan Tujuan Khusus
Pelatihan.

Tujuan Umum Pelatihan adalah capaian umum bagi para peserta pelatihan setelah
menyelesaikan Program atau Modul Pelatihan.

Tujuan Khusus Pelatihan adalah capaian khusus bagi para peserta pelatihan untuk
menunjang pencapaian Tujuan Utama Pelatihan selama mengikuti Program atau Modul
Pelatihan ini.

Contoh
(1):
Untuk pelatihan “Pengembangan Model Database untuk Programming” maka
tujuan umum dan tujuan khusus pelatihan dapat dituliskan sebagai berikut;
Tujuan Umum
Peserta pelatihan (A) mampu membuat modelling menggunakan Python (B) dengan
menunjukkan minimal 60 persen penguasaan materi (D) pada saat unjuk keterampilan
(C).
Tujuan Khusus
Setelah mengikuti pelatihan, peserta mampu:
● Menggunakan fungsionalitas serta fitur dari Python yang digunakan untuk data
science untuk mengidentifikasi dan menganalisis dataset;
● Memahami Practical Statistics yang digunakan untuk data science untuk menguji
dataset;
● Membuat Query struktur Data Frame untuk cleaning and processing dataset;
● Membuat visualisasi dasar hingga lanjutan untuk representasi data;
● Membuat fitur Machine Learning untuk analisa dan pengujian data;
● Menggunakan alat/teknik scikit-learn untuk membuat dan mengevaluasi Machine
Learning Model;
● Mengimplementasikan Supervised dan Unsupervised Learning untuk
memecahkan kasus nyata dari dataset yang diberikan;
● Berpikir kritis dan analitis, mampu menginterpretasikan informasi yang didapat
dari pengolahan data, serta memiliki kemampuan berkomunikasi secara efektif.

30
30
Contoh (2):
Untuk pelatihan “Belajar Budidaya Ikan Air Tawar Bagi Pemula” maka tujuan
umum dan tujuan khusus pelatihan dapat dituliskan sebagai berikut;

Tujuan Umum
Peserta pelatihan (A) mampu menunjukkan minimal 60 persen penguasaan (D)
langkah-langkah pemijahan alami ikan lele (B) pada saat praktik mandiri (C).
Tujuan Khusus
Di akhir pelatihan, peserta mampu:
● Mengingat tren budidaya perikanan (ikan lele) & pengurusan sertifikasi;
● Menguraikan pentingnya keterampilan berjualan ikan lele;
● Memahami proses strategi pemasaran ikan lele sederhana;
● Memahami pelaksanaan tahapan budidaya ikan lele secara umum;
● Memahami tahapan khusus dari pembibitan hingga pemanenan/penyakit;
● Merencanakan bisnis budidaya ikan lele;
● Menerapkan langkah-langkah budidaya ikan lele secara praktis;
● Menyatakan pandangan positif tentang proses budidaya ikan lele;
● Menyatakan pentingnya pengetahuan terkait penjualan/pembukuan bisnis.

Terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan pada penulisan operasionalisasi Tujuan Khusus:
● Jumlah butir Tujuan Khusus paling tidak sama dengan jumlah sesi yang akan dibawakan
pada dalam rangkaian pelatihan;
● Tujuan Khusus secara spesifik merupakan muatan langsung dari Unit Kompetensi yang
dijadikan rujukan perancangan pelatihan;
● Minimal wajib terdapat 1 (satu) Tujuan Khusus yang memuat secara spesifik 1 (satu)
Unit Kompetensi yang dijadikan rujukan perancangan program pelatihan.

D. Perencanaan Evaluasi Efektivitas Pelatihan


Sub aspek ini merupakan penjabaran dimensi penilaian yang memuat perencanaan evaluasi
efektivitas pelatihan sebagai bentuk ukuran keberhasilan dari suatu Program atau Modul
Pelatihan. Dengan demikian, setiap Tujuan Pelatihan perlu ada perencanaan dan perangkat
evaluasi untuk mengukurnya tingkat keberhasilan perubahan perilaku sesuai dengan
tingkatan dan ranah pemahamannya.

Proses penyusunan perencanaan evaluasi efektivitas merujuk pada “4 Levels Training


Evaluation Model” (Kirkpatrick, 1959). Mengingat tujuan dan keterbatasan teknis
pelaksanaan dari Program Kartu Prakerja, maka tingkat evaluasi yang diwajibkan adalah Level
2 — Pengetahuan, dan Level 2 — Keterampilan.

31
31
Secara operasionalisasi penulisan pada form, perencanaan evaluasi untuk setiap level bisa
dituangkan dalam penjabaran dari butir-butir dari mulai Waktu Pelaksanaan Evaluasi,
Perangkat Evaluasi, Aspek Evaluasi, dan Ukuran Keberhasilan Evaluasi. Adapun berikut
pemaparan lengkapnya mengenai Perencanaan Evaluasi Efektivitas Pelatihan termasuk
contoh-contohnya;

Level 2 — Pemahaman (Learning)


Perencanaan Evaluasi Efektivitas Pelatihan pada level ini mengukur perubahan pengetahuan
dan pemahaman pada peserta setelah mengikuti Program atau Modul Pelatihan. Adapun
komponen yang diukur pada level ini adalah perubahan pada ranah Pengetahuan dan/atau
Keterampilan. Pada Program Kartu Prakerja, level ini dapat diukur melalui Pre-Test, Post-Test
serta Kuis.

Level 2 — Keterampilan
Perencanaan Evaluasi Efektivitas Pelatihan pada level ini mengukur perubahan kebiasaan
atau keterampilan pada peserta setelah pelatihan berlangsung. Proses evaluasi pada level
ini setidak-tidaknya mendorong peserta untuk unjuk kompetensi melalui adanya Tugas
Praktik Mandiri dan Unjuk Keterampilan baik secara perorangan maupun kelompok dengan
adanya alokasi waktu/durasi untuk proses pengerjaan tugas terlebih dulu
Pelatihan dapat dinyatakan EFEKTIF apabila peserta berhasil mengerjakan Unjuk
Keterampilan/mempresentasikan hasil pekerjaannya dan menunjukan adanya kelengkapan
berproses sebagaimana yang sudah disampaikan selama Pelatihan dan
membuat/menyesuaikan keterbatasannya secara personal untuk tetap mencapai hasil sesuai
dengan Rubrik Penilaian yang ditetapkan.

E. Materi Pelatihan
Sub aspek ini merupakan penjelasan dimensi penilaian yang memuat penjabaran lengkap
terkait materi dan topik pelatihan per sesinya untuk mencapai Tujuan Umum Pelatihan
ataupun Tujuan Khusus Pelatihan. Secara operasional penulisan pada formulir, umumnya
setiap Tujuan Khusus Pelatihan terwakilkan setidaknya oleh 1 (satu) sesi pelatihan.

Contoh:
Pada pelatihan “Menyusun Strategi Negosiasi untuk Manajer Pemasaran”, yang
termasuk dalam sesi pelatihan adalah:
1. Perkenalan Tentang Negosiasi dan Tipe Negosiasi;
2. Preparation dan Opening Position;
3. Strategi dan Pendekatan Negosiasi;
4. Cara Komunikasi dalam Bernegosiasi;
5. Kesalahan dalam Bernegosiasi;
6. Bargaining, Movement, dan Closing.

32
32
F. Rangkaian Kegiatan Pelatihan
Aspek ini merupakan penjelasan dimensi penilaian yang memuat runutan kegiatan
pelatihan.

F.1 Sesi Pembuka


Sesi Pembuka ini dilakukan di setiap permulaan Program atau Modul Pelatihan. Sesi
Pembuka ini bertujuan untuk mendorong terjadinya pembentukan komitmen belajar pada
Peserta Pelatihan. Adapun berikut adalah topik/komponen yang perlu dimuat di Sesi Pembuka
sebagai standar kualitas:
● Perkenalan Lembaga Pelatihan & Tenaga Pelatih
Perkenalan Lembaga Pelatihan & Tenaga Pelatih ini bertujuan untuk membantu peserta
pelatihan untuk membangun kredibilitas dan rasa percaya kepada Tenaga Pelatih. Secara
teknis, proses perkenalan Lembaga Pelatihan & Tenaga Pelatih bisa disampaikan dengan
beberapa pilihan di bawah yang bisa dikembangkan secara lebih spesifik.
○ Pemaparan Slide Presentasi berisi Profil, Portfolio, CV sebanyak 1 - 3 slide.

● Penjelasan Urgensi Pelatihan & Komitmen bagi Peserta (What’s In It for Me)
Penjelasan Urgensi Pelatihan bagi peserta ini bertujuan untuk mendorong peserta untuk
berkomitmen dalam proses pembelajaran yang akan dilalui selama program
berlangsung, sekaligus juga membagi tanggung jawab keberhasilan pembelajaran
kepada peserta pelatihan. Secara teknis, proses penjelasan Urgensi Pelatihan bagi
Peserta bisa disampaikan dengan beberapa pilihan di bawah yang bisa dikembangkan
secara lebih spesifik:
○ Refleksi Pribadi terhadap Pengalaman dengan Topik Pelatihan berkaitan;
○ Menonton Video terkait manfaat dari Topik Pelatihan berkaitan.

● Pelaksanaan Ice Breaking


Pelaksanaan Ice Breaking dilakukan di Sesi Pembuka dengan tujuan untuk mencairkan
suasana dan membuat proses pelatihan menjadi terjadi dalam iklim belajar yang
menyenangkan dan rileks. Selain itu, pelaksanaan Ice Breaking ini bertujuan untuk
membangun iklim pembelajaran menjadi iklim pembelajaran berkelompok juga
membangun kedekatan antara instruktur dan peserta sehingga peserta dapat terlibat
lebih dalam dan mampu mencapai tujuan pelatihan dengan baik.

Secara teknis, proses pelaksanaan Ice Breaking dapat disampaikan dengan pilihan di
bawah yang bisa dikembangkan secara lebih spesifik:
○ Permainan dengan bantuan aplikasi interaktif di website;

33
33
○ Permainan kelompok yang bersifat teka-teki atau aktivitas olah tubuh.

● Penjelasan Singkat tentang Tujuan, Materi, dan Durasi Pelatihan


Penjelasan Singkat tentang Tujuan, Materi dan Durasi Pelatihan ini bertujuan untuk
memberikan gambaran awal bagi para peserta pelatihan sehingga para peserta
pelatihan bisa mengantisipasi dan mengalokasikan energi dan konsentrasinya secara
lebih terukur. Secara teknis, proses penjelasan singkat tentang Tujuan, Materi, dan
Durasi Pelatihan ini bisa disampaikan dengan pilihan di bawah yang bisa dikembangkan
secara lebih spesifik:
○ Pemaparan Tabel Tujuan/Rangkaian Acara dalam 1 slide presentasi.

● Pelaksanaan Pre-Test
Pelaksanaan Pre-Test dilakukan di awal pelatihan untuk mengukur tingkat pengetahuan
peserta sebelum melaksanakan pelatihan. Penjelasan mengenai Pre-Test dapat dilihat
pada bagian selanjutnya.

F.2 Rangkaian Sesi Pelatihan


Secara umum, pelaksanaan Sesi Pelatihan disesuaikan dengan kecenderungan teknis
pelaksanaan Moda Pelatihan baik itu synchronous maupun asynchronous learning. Untuk
penyusunan modul di Kartu Prakerja, perumusan dan penulisan rangkaian sesi merujuk
pada model Association of Talent Development (ATD) Learning Design Model, yang
diantaranya mencakup aktivitas Commit, Process & Practice. Di bawah ini adalah
penjelasan aktivitas-aktivitas tersebut.

1. Aktivitas Commit
Aktivitas commit adalah aktivitas dimana peserta disadarkan mengenai pentingnya
materi yang akan diajarkan pada awal sebuah sesi, sehingga mereka akan termotivasi
dan berkomitmen untuk mengikuti sesi. Pada pelaksanaannya, aktivitas Commit ini mirip
dengan Penjelasan Urgensi Pelatihan & Komitmen bagi Peserta (What’s In It for Me) di
Sesi Pembuka pada Alur Besar Rangkaian Kegiatan Pelatihan, namun dengan penekanan
lebih spesifik pada setiap Sesi Pelatihan sesuai dari tujuan per sesinya. Tahap ini bisa
dilakukan dengan cara, misalnya:
● Membaca artikel dari koran atau majalah mengenai topik pembahasan terkait dan
melakukan diskusi singkat setelahnya terkait urgensi apa relevansi artikel tersebut
dengan tujuan sesi;
● Melakukan kegiatan diskusi membahas topik sederhana yang relevan dengan tujuan
pelatihan;

34
34
● Menonton video yang berhubungan dengan konten pelatihan dan melakukan diskusi
singkat setelahnya bagaimana relevansi video tersebut dengan pelatihan
Dalam proses perumusan kurikulum Kartu Prakerja, perlu dijelaskan bagaimana relevansi
aktivitas commit tersebut terhadap tujuan sesi.

2. Aktivitas Process
● Aktivitas process adalah aktivitas dimana peserta memperoleh dan mengolah
berbagai informasi yang relevan dengan materi pembelajaran yang akan diberikan.
Sasaran dari aktivitas ini adalah pemaparan pada aspek kompetensi ranah kognitif.
Tahap ini bisa dilakukan dengan cara, misalnya:Memberikan penjelasan dan tanya
jawab di kelas/webinar;
● Meminta peserta untuk membaca, artikel, buku, e-book atau e-slide;
● Meminta peserta menonton film tutorial;
● Meminta peserta mengakses website, journal, dsb.

Aktivitas process dapat dilakukan dengan menggabungkan beberapa aktivitas. Dalam


proses perumusan kurikulum Kartu Prakerja, diperlukan adanya penjelasan deskriptif &
komprehensif terkait aktivitas apa saja yang dilakukan di dalam sesi dan bagaimana
relevansi aktivitas tersebut terhadap tujuan sesi.

Contoh:
Judul Pelatihan : Teknik Penulisan Berita untuk Media Online

Tujuan Sesi 1 : Peserta dapat melakukan riset yang dibutuhkan


untuk melakukan liputan & menghasilkan berita

Aktivitas Process : ● Pengajar memberikan waktu bagi peserta untuk


membaca beberapa contoh artikel yang
didapatkan dari berbagai Media Online.
● Pengajar membahas mana artikel yang baik
(artikel yang memiliki sumber data atau
narasumber yang dapat dipertanggungjawabkan)
dan mana artikel yang buruk (sumber data atau
narasumber tidak dapat dipertanggungjawabkan)
● Setelah memberikan contoh, pengajar
memberikan pemaparan bagaimana seharusnya
proses riset dilakukan untuk menghasilkan berita
yang kredibel dan dapat dipertanggungjawabkan.

35
35
● Pengajar membuka forum tanya jawab.

3. Aktivitas Practice
Aktivitas di mana peserta memperoleh kesempatan untuk menguji apakah pemahaman
yang didapatnya di tahap process sudah benar. Pada tahap ini pengajar perlu
menunjukkan yang benar dan yang salah atau memberi umpan balik. Sasaran dari
aktivitas ini utamanya mencakup aspek kompetensi psikomotor, namun tidak menutup
juga mencakup aspek kompetensi lainnya selama relevan dengan moda & tujuan
pelatihan. Tahap ini bisa dilakukan dengan berbagai cara, seperti meminta peserta
untuk, misalnya:
● Membuat skema atau mind map;
● Membuat dokumen
● Membuat ringkasan dari studi kasus yang diberikan
● Praktik membuat instalasi listrik

3.1 Ragam Aktivitas Process & Practice


Rangkaian sesi pelatihan menggunakan kombinasi berbagai metode pembelajaran
untuk membantu peserta untuk mencapai tujuan pelatihan yang ingin dicapai.
Untuk aktivitas process dan practice, variasi metode pembelajaran yang dapat
digunakan diantaranya, namun tidak terbatas pada sebagai berikut:

Synchronous Daring Asynchronous


Kegiatan
Process Practice Process Practice

Ceramah ✓ ✓

Debat ✓

Diskusi ✓
Kelompok

Games ✓ ✓

Role Play ✓

Studi Kasus ✓ ✓

Tutorial ✓ ✓

36
36
Synchronous Daring Asynchronous
Kegiatan
Process Practice Process Practice

Putar ✓ ✓
Film/Video

Jigsaw ✓ ✓

Simulasi ✓

Demonstrasi ✓ ✓

Diskusi Panel ✓ ✓

Praktek ✓ ✓
Langsung

Diskusi Refleksi ✓

Tes Tertulis ✓ ✓

Tes Lisan ✓ ✓

Kerja ✓
Kolaboratif

Peer Teaching ✓

Tanya Jawab ✓ ✓

Mindmap ✓ ✓

Web Browsing ✓

Teka Teki Silang ✓

Polling/Kuis ✓ ✓

Untuk Program Pelatihan yang dirancang dengan merujuk pada Unit Kompetensi di Standar
Kompetensi Kerja Nasional Indonesia, maka pada perancangan aktivitas di dalam sesi pelatihan
wajib mempertimbangkan Elemen Kompetensi sebagai bagian dari aktivitas Process ataupun
aktivitas Practice.

37
37
F.3 Pelaksanaan Evaluasi Akhir Pelatihan
Pelaksanaan Evaluasi Akhir ini bertujuan untuk mengetahui perkembangan kemampuan
peserta pelatihan dari sebelum dan sesudah mengikuti Program atau Modul Pelatihan dan
menandai berakhirnya Rangkaian Sesi Pelatihan. Oleh karena itu, evaluasi akhir wajib
selaras dengan materi yang diajarkan pada pelatihan.
Pelaksanaan Evaluasi Akhir dimulai dengan pelaksanaan Post-Test sebagai bentuk evaluasi
Level 2 — Learning (Pemahaman) untuk menjadi pembanding dari hasil Pre-Test yang sudah
dilaksanakan di awal pelatihan. Selain Post-Test, Evaluasi Akhir Pelatihan Level 2 —
Behaviour (Keterampilan) dilaksanakan dengan Unjuk Keterampilan yang secara teknis dan
format disesuaikan dengan masing-masing moda pelatihan. Dengan demikian, berikut
adalah alur Pelaksanaan Evaluasi Akhir Pelatihan;
● Pelaksanaan Evaluasi Akhir Pelatihan Level 2 Pemahaman: Post-Test
● Pelaksanaan Evaluasi Akhir Pelatihan Level 2 Keterampilan: Unjuk Keterampilan

F.4 Sesi Penutup


Sesi Penutup ini dilakukan di setiap akhir Program atau Modul Pelatihan. Sesi Penutup ini
bertujuan untuk menutup dan memberikan peserta kesempatan untuk menyimpulkan hasil
pembelajaran yang didapatkan selama pelatihan. Berikut adalah topik/komponen yang perlu
dimuat di dalam rangkaian Sesi Penutup sebagai standar kualitas:
● Penutupan Rangkaian Kegiatan Pelatihan
Penutupan Rangkaian Kegiatan Pelatihan bertujuan untuk menutup rangkaian kegiatan
pelatihan dan pernyataan resmi bahwa rangkaian kegiatan pelatihan sudah selesai.
Secara teknis, proses pelaksanaan Penutupan Rangkaian Kegiatan Pelatihan bisa
disampaikan dengan pilihan di bawah yang bisa dikembangkan secara lebih spesifik:
■ Penyampaian ucapan “Terima Kasih” melalui slide presentasi.

● Pelaksanaan Post Test


Post-test bertujuan untuk mengukur peningkatan pengetahuan peserta setelah

38
38
mengikuti pelatihan. Penjelasan detil mengenai Post-test dapat dilihat pada bagian
selanjutnya.

F.5 Perangkat Evaluasi Efektivitas Pelatihan


Sub aspek ini merupakan penjelasan dimensi penilaian yang memuat perangkat/alat uji/alat
ukur dalam bentuk kumpulan soal/pertanyaan untuk mengukur efektivitas pelatihan sesuai
dengan Perencanaan Evaluasi Efektivitas Pelatihan.

1. Pre-Test
Pre-Test ini bertujuan untuk mengukur tingkat pengetahuan terhadap program pelatihan
yang dipilih oleh peserta pelatihan sebelum Sesi Pelatihan dimulai. Melalui Pre-Test,
tenaga pelatih atau lembaga pelatihan dapat memperoleh informasi tentang tingkat
pemahaman dan keahlian awal peserta. Pada umumnya, pretest dapat dilakukan melalui
berbagai macam metode, namun pada Program Kartu Prakerja, secara teknis proses
pelaksanaan Pre-Test bisa disampaikan melalui:
● Penggunaan aplikasi form/soal di aplikasi internet ataupun LMS Tidak diperkenankan
untuk menggunakan kertas soal cetak dan alat tulis pensil/pulpen.

2. Kuis
Kuis bertujuan untuk mengukur pemahaman peserta secara berkala di akhir setiap sesi
pelatihan. Melalui kuis, peserta dapat mengukur sejauh mana mereka telah memahami
materi, sementara tenaga pelatih dapat mendapatkan gambar terkait pemahaman
peserta, memperbaiki proses belajar, atau pada pelatihan synchronous juga dapat berguna
untuk memberikan penjelasan tambahan tentang konsep atau topik yang mungkin
masih membingungkan bagi peserta.

3. Tugas Praktik Mandiri


Tugas Praktik Mandiri adalah tugas yang diberikan pada setiap akhir sesi pelatihan moda
Webinar. Tugas praktik mandiri termasuk dalam evaluasi Level 2 - Behavior
(Keterampilan). Tugas Praktik Mandiri ini bertujuan untuk memberikan kesempatan
berlatih keterampilan bagi peserta atas materi yang sudah dilatih di sesi yang mereka
ikuti ataupun mempersiapkan untuk materi pelatihan selanjutnya.

39
39
Dalam moda pelatihan pembelajaran mandiri, Tugas Praktik Mandiri perlu dinilai dan
diberikan umpan balik sesuai dengan rubrik penilaian yang dipersyaratkan oleh MPPKP.

4. Post-Test
Post-test bertujuan untuk mengukur peningkatan pengetahuan peserta setelah
mengikuti pelatihan. Dengan adanya hasil pre-test dan post-test, tenaga pelatih
dan lembaga pelatihan dapat menilai sejauh mana peningkatan pengetahuan peserta
telah meningkat dan apakah program pelatihan telah mencapai tujuan yang ditetapkan.
Pelaksanaan Post-Test ini bertujuan untuk mengukur tingkat peningkatan
pengetahuan dari hasil mengikuti program pelatihan. Sama halnya dengan Pre-Test,
secara umum post-test dapat dilakukan melalui berbagai macam metode, namun pada
Program Kartu Prakerja secara teknis, proses pelaksanaan Post-Test bisa disampaikan
melalui: dengan pilihan di bawah yang bisa dikembangkan secara lebih spesifik;
○ Penggunaan aplikasi form/soal di internet ataupun LMS untuk bank soal dan juga
tampilan antarmuka peserta untuk melakukan
tes;
Pengumuman perbandingan nilai Post-Test dan Pre-Test untuk masing-masing peserta.

5. Unjuk Keterampilan
Sesuai dengan sub aspek Perencanaan Evaluasi Efektivitas Pelatihan bahwa pada Skema
Normal, setiap Program Pelatihan diwajibkan untuk memberikan evaluasi sampai dengan
Level 2 — Behavior (Keterampilan). Adapun penjelasan lebih lengkap terkait format dan
penyesuaian standar aktivitas Unjuk Keterampilan terhadap setiap moda pelatihan
dibahas kemudian secara terpisah di bab selanjutnya.
Aktivitas unjuk keterampilan wajib memiliki rubrik penilaian. Rubrik Penilaian adalah
panduan penilaian yang berisikan sekumpulan kriteria yang harus dipenuhi oleh peserta
dan digunakan untuk mendapatkan gambaran secara komprehensif & objektif terkait
pencapaian kinerja peserta dengan tujuan pelatihan yang ingin dicapai.

40
40
BAB IV
PANDUAN STANDAR ADMINISTRATIF PELAKSANAAN
PELATIHAN

A. Umum
1. Judul Pelatihan
Aspek ini menjelaskan bahwa Judul Pelatihan merepresentasikan substansi dari Pelatihan
sehingga dapat mudah ditangkap secara sekilas baik oleh Penerima Kartu Prakerja
maupun khalayak umum. Oleh sebab itu, MPPKP menetapkan beberapa ketentuan
terkait dengan judul dari Pelatihan yang ditawarkan kepada Penerima Kartu Prakerja,
yaitu sebagai berikut:
● Menggunakan kalimat singkat (maksimal 6 kata, di luar kata sambung, moda
pelatihan atau kota pelaksanaan pelatihan)
● Menggunakan bahasa yang mudah dipahami oleh calon peserta dari kelompok sasaran
yang dituju (penggunaan Bahasa Inggris diperbolehkan untuk istilah teknis atau istilah
yang secara umum digunakan untuk merujuk ke aspek tersebut)
● Mencakup kompetensi yang mengacu ke suatu okupasi yang akan dilatih pada
pelatihan tersebut.
● Tidak menggunakan kata-kata yang tidak relevan, seperti “cara cepat”, “cara
jitu”, “kiat”, “tips”, “trik”, dan sebagainya.
● Tidak menggunakan kata-kata yang memiliki makna pengulangan dengan pelatihan,
seperti “belajar”, “berlatih”, “pelatihan”, “mempelajari”, dan sebagainya.

2. Deskripsi Pelatihan
Aspek ini menjelaskan bahwa Lembaga Pelatihan dan Platform Digital wajib
menampilkan deskripsi Pelatihan di situs mikro masing-masing. Dalam deskripsi tersebut
harus terdapat informasi yang menjelaskan substansi dari Pelatihan. Deskripsi Pelatihan
harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:
● Mencantumkan okupasi dan menjelaskan tentang kompetensi yang akan dilatih
sesuai tujuan Pelatihan,
● Menggunakan bahasa yang mudah dipahami oleh calon peserta dari kelompok
sasaran yang dituju (penggunaan Bahasa Inggris diperbolehkan untuk istilah teknis
atau istilah yang secara umum digunakan untuk merujuk ke aspek tersebut).

3. Kelompok Sasaran/Target Peserta


Sub aspek ini mencakup informasi mengenai kualifikasi atau syarat/prasyarat peserta
untuk mengikuti Pelatihan, di antaranya informasi tentang kepemilikan sarana dan

41
41
prasarana atau alat pembelajaran, latar belakang pengalaman, dan/atau keterampilan
tertentu yang harus dimiliki sebelum mengambil pelatihan. Kelompok sasaran harus
sesuai dengan kompetensi dan okupasi yang disebut di judul serta materi yang terdapat
di dalam konten pelatihan.

B. Pelatihan berbasis Daring


1. Kualitas Produk Materi Pelatihan
Produk materi mencakup hal-hal yang berpengaruh pada pengalaman belajar peserta.
Dalam hal ini, dapat mencakup kemudahan peserta untuk masuk ke LMS atau webinar,
video ataupun sarana yang digunakan dalam pembelajaran. Dalam Pelatihan Daring,
kualitas produk materi penting untuk mendukung pembelajaran peserta. Oleh sebab itu,
diwajibkan bahwa kualitas setiap materi pembelajaran yang disampaikan harus tersedia
dalam format high resolution. Jika terdapat materi pendukung yang berupa video, video
berperan sebagai alat bantu tenaga pelatih dalam menyampaikan materi pelatihan,
bukan sebagai media utama penyampai materi.

2. LMS (Learning Management System)


Sub aspek ini merupakan penilaian terhadap efektivitas dan efisiensi proses
pembelajaran yang secara keseluruhan menggunakan LMS. Setiap Lembaga Pelatihan
diharuskan untuk mencantumkan semua materi pelatihan dari Sesi Pembukaan sampai
dengan Sesi Unjuk Keterampilan Pelatihan di dalam LMS. Semua komponen evaluasi
(pre-test, post-test, kuis, tugas praktik mandiri & unjuk keterampilan) juga wajib
tercantum di dalam LMS sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

3. Durasi Pelatihan
Sub aspek ini merupakan penilaian terhadap efektivitas dan efisiensi durasi Pelatihan
dan durasi materi berdasarkan tujuan dari Pelatihan. Durasi Pelatihan adalah total
perkiraan waktu peserta untuk menyelesaikan suatu modul pelatihan. Selain itu, terdapat
juga durasi sesi/aktivitas (misal: membaca ebook dan permainan/studi kasus) yang perlu
dicantumkan secara detail. Adapun ketentuannya adalah sebagai berikut:
● Total durasi minimal 15 jam yaitu mencakup seluruh materi yang berupa
penyampaian substansi latih/ajar (tidak termasuk Evaluasi Belajar (Pre-Test,
Post-Test, Kuis), Tugas Praktik Mandiri, Unjuk Keterampilan, dan Sesi Pengayaan);
● Durasi total maupun per materi harus efektif dalam mencapai tujuan
Pelatihan. Informasi terkait pelatihan dijabarkan dan ditampilkan secara lengkap
pada laman di Platform Digital, termasuk RPP (Rancangan Program Pelatihan);
● Pelatihan Daring memiliki durasi maksimum 3 jam dan minimum 2 jam per harinya,
di mana pelatihan paling cepat dimulai pukul 08.00 WIB pada hari pelatihan dan

42
42
paling lama selesai pukul 22.00 WIB pada setiap hari pelatihan;
● Durasi aktivitas Practice per sesi adalah ⅓ dari durasi sesi tersebut;
● Pelatihan dengan mode webinar harus memiliki 100% sesi berupa live webinar.

4. Perangkat Evaluasi Pelatihan


a. Pre-Test
● Terdapat 3 bank soal yang harus diacak untuk setiap peserta (user) yang
mengerjakan Pre-Test;
● Setiap bank soal berisi minimal 20 pertanyaan yang digunakan untuk
mengukur pemahaman dan/atau pengetahuan atas kompetensi yang dituju;
● Seluruh soal mencakup pertanyaan yang mewakili seluruh tujuan khusus
dengan proporsi jumlah soal yang jelas untuk setiap tujuan khusus yang
diajukan;
● Soal Pre-Test tidak boleh menggunakan soal yang sama dengan kuis;
● Pilihan soal dipilih dengan mekanisme yang memudahkan dalam
mengkuantifikasi jawabandengan cepat dan terukur yaitu berupa pilihan
berganda, mencocokkan pilihan, dan/atau kombinasi ketiganya;
● Pelaksanaan Pre-Test menggunakan LMS atau aplikasi digital;
● Tidak ada informasi perihal kunci jawaban dalam lembar Pre-Test maupun
modul Pelatihan.

b. Kuis
● Minimal 5 pertanyaan yang digunakan untuk mengukur pemahaman dan/atau
pengetahuan pada Sesi/Materi/Topik Pelatihan yang baru saja disampaikan
sesuai dengan Tujuan Pelatihan;
● Soal yang terdapat pada Kuis tidak diperbolehkan ada soal yang sama dengan
soal Pre-Test maupun Post-Test;
● Minimum 80% dijawab dengan benar sebagai syarat untuk melanjutkan ke
rangkaian kegiatan pelatihan berikutnya;
● Pelaksanaan Kuis menggunakan LMS atau aplikasi digital.

c. Tugas Praktik Mandiri


● Bobot Durasi pengerjaan Tugas Praktik Mandiri minimal dikerjakan dalam waktu
30 menit, sehingga, Total Bobot Durasi Tugas Praktik Mandiri minimal mencapai
120 menit;

43
43
● Instruksi Tugas Praktik Mandiri disampaikan di setiap akhir Sesi Pelatihan, untuk
kemudian Instruksi Tugas Praktik Mandiri tersebut dapat dilihat dan diakses
kembali oleh peserta pada LMS;
● Hasil Pengerjaan Tugas Praktik Mandiri dari Peserta Pelatihan wajib disertakan
pada LMS dan didokumentasikan sebagai bagian dari Arsip Pelatihan.
● Instruksi Tugas Praktik Mandiri pada sesi sebelumnya, wajib untuk dibahas oleh
Lembaga Pelatihan pada awal sesi selanjutnya.

d. Post-Test
● Terdapat 3 bank soal yang berisi set soal yang sama dengan pre-test
● Urutan soal harus berbeda dengan urutan pada Pre-Test dan selanjutnya urutan
pertanyaan teracak setiap percobaan oleh peserta (user);
● Setiap bank soal berisi minimal 20 pertanyaan yang digunakan untuk
mengukur pemahaman dan/atau pengetahuan atas kompetensi yang dituju;
● Soal Post-Test tidak boleh menggunakan soal yang sama dengan kuis;
● Peserta yang berhak untuk mengikuti Unjuk Keterampilan, adalah peserta yang
mendapatkan nilai Post-Test minimal 60;
● Pelaksanaan Post-Test menggunakan LMS atau aplikasi digital;
● Tidak ada informasi perihal kunci jawaban dalam lembar Post-Test maupun
modul pelatihan.

e. Unjuk Keterampilan & Rubrik Penilaian


Terdapat ketentuan dasar dari pelaksanaan aktivitas Unjuk Keterampilan sebagai
bentuk Evaluasi Akhir Pelatihan Level 3 untuk Moda Pelatihan berbasis Daring:
● Pemberian Instruksi Unjuk Keterampilan dapat diberikan melalui sesi Webinar
atau LMS;
● Unjuk Keterampilan dikerjakan secara perorangan, tidak berkelompok;
● Seluruh aktivitas dalam Waktu Pengerjaan Tugas bagi peserta dilakukan mandiri,
kecuali diatur di dalam Instruksi Unjuk Keterampilan;
● Pemeriksaan Hasil Unjuk Keterampilan dilakukan untuk setiap peserta pelatihan
dinilai dengan menggunakan Rubrik Penilaian yang disusun sesuai dengan
Instruksi Unjuk Keterampilan & Tujuan Pelatihan;

44
44
● Lembaga Pelatihan berkewajiban untuk memberitahukan nilai Unjuk
Keterampilan pada peserta melalui LMS.

Adapun berikut beberapa format untuk Unjuk Keterampilan, namun tidak terbatas,
dan dapat disesuaikan dengan keterampilan ataupun Tujuan Pelatihan yang hendak
dicapai pada Program Pelatihan:
1. Presentasi
dalam bentuk dokumen yang diunduh di media penyimpanan data
Online berbasis Cloud: Github, OneDrive, Dropbox, Google Drive dengan
format
● Presentasi menggunakan Power Point;
● Infografis;
● Postingan yang bersifat kompleks dan dapat dibagikan di sosial media
peserta pelatihan;
● Film pendek berdurasi kurang dari 5 menit;
● Contoh Coding;
● File dengan format khusus, contoh: psd, ai, pdf, jpeg;
● Video dengan format dan kompresi yang memadai untuk upload dan
penilaian.

2. KaryaTulis
dapat berbentuk:
a. Tulisan akademik atau non-akademik dan dibagi ke dalam 3
paragraf:
i. Paragraf pembuka
ii. Paragraf isi
iii. Paragraf penutup
b. Tulisan contoh surat tanpa ketentuan paragraf.

3. Demonstrasi
Mendemonstrasikan keterampilan yang dicapai dalam pelatihan yang
sudah diselesaikan dalam bentuk pertemuan online seperti Zoom
Meeting, Google Meet, atau Microsoft Teams. Demonstrasi yang tidak
dapat dilakukan secara langsung dapat didokumentasikan berupa video.
Aktivitas unjuk keterampilan, perlu memiliki rubrik penilaian. Rubrik Penilaian
yang disusun oleh Lembaga Pelatihan perlu mencakup identitas rubrik (nama

45
45
pelatihan, kompetensi, indikator/tujuan pembelajaran), aktivitas, aspek
penilaian, skala penilaian, kriteria penilaian, dan penjelasan setiap kriteria.
Lembaga Pelatihan wajib memiliki rubrik penilaian dengan ketentuan sebagai
berikut:
● Rubrik Penilaian terdiri minimal dari 4 komponen/aspek penilaian;
● Setiap komponen/aspek penilaian dapat memiliki bobot tertentu yang
tidak rata namun tetap seimbang jika dihadapkan dengan Tujuan
Pelatihan;
● Setiap komponen/aspek penilaian dibuat penilaiannya dalam skala likert
dengan nilai minimum 1 dan nilai maksimum 4, dengan rentang satuan
terkecil adalah per 0,5.
Contoh Rubrik Penilaian

Judul Pelatihan : Mengoperasikan Komputer bagi Petugas Administrasi

Tujuan Belajar : Peserta pelatihan mampu menggunakan komputer


dengan menunjukkan penguasaan materi minimal
80% saat unjuk keterampilan

Tugas : Membuat surat resmi undangan rapat kepada mitra


dengan kop resmi perusahaan dan ketentuan format
sesuai dengan instruksi.

Aspek & Bobot Penilaian : Ketepatan Isi Surat (30%)


Ketepatan Format Surat (30%)
Kemampuan Menggunakan Software (20%)
Ketepatan Penulisan (20%)

ASPEK 1 2 3 4

Ketepatan Isi Tidak Terdapat 2-3 Menggunakan Menggunakan


Surat (30%) menggunakan unsur surat unsur yang keseluruhan
unsur yang resmi diperlukan unsur yang
diperlukan perusahaan untuk sebuah diperlukan
untuk sebuah yang tidak surat resmi untuk sebuah
surat resmi tercantum. perusahaan, surat resmi
perusahaan. namun perusahaan
terdapat dan sesuai
perbedaan tata dengan

46
46
letak informasi. informasi yang
diperlukan.

Ketepatan Dokumen tidak Menggunakan Menggunakan Menggunakan


Format Surat menggunakan format yang format yang format yang
(30%) format yang diberikan, diberikan, diberikan,
diberikan, namun ukuran namun ukuran dengan ukuran
ukuran & jenis & jenis font font tidak & jenis font
font tidak tidak konsisten konsisten yang konsisten
konsisten

Kemampuan Tidak Terdapat 2-3 Terdapat 1 Seluruh fungsi


Menggunaka menggunakan fungsi yang fungsi yang yang
n Software satupun fungsi tidak sesuai tidak sesuai digunakan
(20%) yang sesuai penggunaannya penggunaanny sesuai
penggunaannya a penggunaanny
a

Ketepatan Terdapat banyak Terdapat sekitar Terdapat Menunjukkan


Penulisan (lebih dari 7) 4-7 kesalahan sedikit (kurang ketepatan
(20%) kesalahan penulisan, dari 3) penulisan
penulisan sesuai namun terbatas kesalahan sesuai dengan
dengan pada pilihan penulisan, Pedoman
Pedoman Umum kata yang namun Umum Ejaan
Ejaan Bahasa sedikit. penggunaan Bahasa
Indonesia pilihan kata Indonesia
(PUEBI) dan yang cukup (PUEBI) dan
variasi pilihan beragam. variasi pilihan
kata. kata yang
beragam.

5. Penggunaan Alat/Materi Pendukung


Penggunaan alat dan/atau materi pendukung adalah alat-alat yang terkait dengan
materi dan dapat menunjang pemahaman peserta. Materi pendukung dapat berupa
antara lain referensi video/buku/artikel tambahan untuk peserta. Materi Pendukung yang
dibagikan kepada peserta harus tersedia di LMS. Lembaga Pelatihan harus memastikan
dan bertanggung jawab bahwa materi pendukung yang diberikan & dibagikan dalam
pelatihan bukan merupakan materi bajakan.

47
47
BAB V
PANDUAN TATA LAKSANA PELATIHAN

Tata Laksana Pelatihan ini merupakan Panduan untuk para Mitra Lembaga Pelatihan bisa
memahami terkait pelaksanaan dari Program Pelatihan pada Program Kartu Prakerja Skema
Normal ini. Adapun berikut yang perlu diperhatikan:

A. Pendaftaran Program Pelatihan


Setiap Program Pelatihan yang tergabung dalam ekosistem Program Kartu Prakerja terikat pada
Judul, Set Tenaga Pelatih, Jadwal, dan juga Lokasi Pelatihan (khusus untuk Pelatihan berbasis
Luring). Dengan demikian, bagi setiap mitra Lembaga Pelatihan yang hendak mengajukan
proses pengajuan Program Pelatihan perlu mengisi formulir pendaftaran pelatihan yang
mencakup data dan informasi terkait pelatihan melalui 3 formulir, yaitu:
● Rancangan Program Pelatihan (RPP), lihat Lampiran 1;
● Profil Tenaga Pelatih (PTP), lihat Lampiran 2;
● Fasilitas, Sarana & Prasarana (FSP), lihat Lampiran 3.
untuk kemudian dinilai oleh Asesor sebelum akhirnya masuk ke dalam ekosistem Kartu Prakerja.

B. Pembatasan Pelatihan berdasarkan Rujukan Okupasi/ Moda


Pada Program Kartu Prakerja, diberlakukan pembatasan moda pelatihan bagi beberapa rujukan
okupasi. Adapun pembatasan tersebut adalah :
● Pelatihan untuk kewirausahaan hanya dapat dijalankan dengan moda luring;
● Pelatihan soft skill yang ditujukan bagi okupasi General Occupation hanya dapat
dijalankan dengan mode synchronous;
● Pelatihan yang berkaitan dengan peralatan & alat praktik yang besar dan/atau
membahayakan peserta hanya dapat dilakukan dengan moda luring.

48
48
D. Pelaksanaan Pelatihan & Kepesertaan
D.1 Pelaksanaan Pelatihan Synchronous
● Pelatihan wajib diselenggarakan dengan minimum 1 peserta hadir;
● Pelatihan diselenggarakan secara sekuensial sesuai dengan Rancangan
Program Pelatihan (RPP) yang telah diajukan;
● Pada setiap sesi, saat memasuki aktivitas Practice, Lembaga Pelatihan perlu
memberikan slide presentasi penanda sebagai pemberitahuan kepada peserta
bahwa sesi Practice akan dimulai dan sedang berlangsung;
● Khusus dalam pelaksanaan pelatihan daring, selama Pelatihan Daring berlangsung,
terdapat beberapa hal yang wajib dilakukan mencakup namun tidak terbatas pada:
○ Lembaga Pelatihan wajib memberikan informasi kepada peserta untuk
mencantumkan nama asli sesuai format yang ditentukan.
○ Lembaga Pelatihan wajib memberikan instruksi kepada peserta untuk
menyalakan kamera
○ Dalam hal verifikasi identitas peserta, para peserta wajib menyalakan kamera
dan dilarang menggunakan masker, kacamata hitam, topi, dan alat lainnya yang
dapat mengganggu proses verifikasi identitas.

D.2. Kehadiran & Capaian Peserta


Peserta wajib memiliki tingkat kehadiran minimum 80% dari seluruh rangkaian kegiatan
pelatihan untuk dapat mengikuti Post-Test dan dapat dinyatakan bahwa peserta tersebut
menyelesaikan kegiatan pelatihan Program Kartu Prakerja;
● Peserta minimum mencapai nilai 60 pada Post-Test untuk dapat mengikuti sesi
Unjuk Keterampilan;
● Peserta mendapatkan Sertifikat setelah mengikuti sesi Unjuk Keterampilan
tanpa ada prasyarat minimum nilai dari sesi Unjuk Keterampilan;
● Peserta yang mendapatkan nilai minimum 80 pada Unjuk Keterampilan berhak
mendapatkan Sertifikat dengan Predikat.

49
49
BAB VI
PENUTUP

Handbook ini merupakan Panduan untuk para Mitra Lembaga Pelatihan bisa memahami terkait
pelaksanaan dari Program Pelatihan pada Program Kartu Prakerja Skema Normal ini. Adapun
berikut adalah ringkasan yang mencakup beberapa perubahan signifikan yang perlu
diperhatikan:
1. MPPKP akan membuka moda pelatihan Asynchronous guna meningkatkan aksesibilitas
peserta terhadap Pelatihan Kartu Prakerja;
2. Dalam rangka mendukung pertumbuhan ekonomi yang lebih ramah lingkungan dan
inklusif secara sosial, MPPKP membuka kategori Green Jobs guna mendukung Green
Economy;
3. Berdasarkan analisa kebutuhan, MPPKP membuka kategori pelatihan Keterampilan Dasar
Non-Teknis (Soft Skills). MPPKP akan secara bertahap menambahkan kategori pelatihan
Keterampilan Dasar Non-Teknis berdasarkan kebutuhan;
4. Demi meningkatkan pengembangan kewirausahaan, MPPKP membuka pelatihan okupasi
kewirausahaan;
5. Guna menjamin kualitas pelaksanaan pelatihan, MPPKP memberlakukan pembatasan
moda pelatihan. Pelatihan kewirausahaan dan pelatihan alat berat hanya dapat
dilaksanakan secara luring.

Kami berharap handbook ini bisa menjadi berguna dan memandu Mitra Program Kartu Prakerja
dalam menjalankan tugas dan fungsi mereka sesuai peran masing-masing. Hal-hal yang belum
diatur dalam handbook ini akan ditentukan kemudian oleh MPPKP.

50
50
GLOSSARIUM

1. Alat Praktik adalah peralatan yang disiapkan untuk menunjang pelaksanaan pelatihan
dimana para peserta mencoba keterampilan secara langsung.
2. Asesmen adalah proses pengumpulan informasi dan penilaian yang relevan terhadap suatu
lembaga.
3. Asisten Tenaga Pelatih adalah tenaga pelatih yang membantu Tenaga Pelatih untuk
untuk membantu proses pelaksanaan pelatihan.
4. Asynchronous Learning adalah pembelajaran dimana pembelajar, tenaga
pelatih/pengajar, dan peserta lainnya tidak berada pada ruang, waktu dan proses belajar yang
sama. Contohnya, seperti kelas pelatihan yang disampaikan melalui video yang sudah
direkam sebelumnya.
5. Fasilitas Pelatihan adalah ruang kelas termasuk sarana dan prasarana di dalamnya yang
menunjang pelaksanaan pelatihan secara tatap muka.
6. Fasilitator adalah seseorang yang membantu tenaga pelatih untuk menjalankan sesi
praktek dan unjuk keterampilan di pelatihan luring.
7. Kartu Prakerja adalah kartu penanda atau identitas yang diberikan kepada penerima
manfaat Program Kartu Prakerja.
8. Kompetensi Kerja adalah kemampuan setiap individu mencakup aspek pengetahuan,
keterampilan, dan sikap yang mampu membawa produktivitas pada suatu organisasi kerja.
9. Kurikulum adalah suatu program pendidikan yang berisikan berbagai bahan ajar dan
pengalaman belajar yang diprogramkan, direncanakan dan dirancangkan secara sistematis
atas dasar norma-norma yang berlaku dan dijadikan pedoman dalam proses pembelajaran
bagi pendidik untuk mencapai tujuan pendidikan (Dakir, 2004: 3).
10. Learning Management System (LMS) adalah perangkat lunak berbasis aplikasi atau
web yang digunakan untuk mengadministrasi, mendokumentasi, menelusuri,
mengimplementasikan dan mengevaluasi program pelatihan.
11. Lembaga Pelatihan adalah instansi pemerintah, badan usaha milik negara, badan usaha
milik daerah atau swasta yang memenuhi persyaratan untuk menyelenggarakan pelatihan.
12. Manajemen Pelaksana Program Kartu Prakerja (MPPKP) adalah unit yang
melaksanakan Program Kartu Prakerja.
13. Pelatihan adalah keseluruhan kegiatan untuk memperoleh, meningkatkan, serta
mengembangkan Kompetensi Kerja dan/atau kewirausahaan, produktivitas, disiplin, sikap,
dan etos kerja pada tingkat keterampilan dan keahlian tertentu.
14. Pelatihan Bauran Luring adalah kegiatan pelatihan yang menggabungkan metode belajar
asynchronous melalui platform Learning Management System (LMS) untuk kemudian terjadi
pembelajaran synchronous secara tatap muka.

51
51
15. Pelatihan Daring kegiatan pelatihan yang dilakukan secara online baik secara synchronous
(metode belajar Live Webinar).
16. Pelatihan Video Conference adalah kegiatan pelatihan yang seluruh penyampaian
materinya dilakukan secara synchronous dimana peserta hadir dalam ruang kelas ditemani
oleh Asisten Tenaga Pelatih dengan kehadiran Tenaga Pelatih Utama secara online.
17. Platform Digital adalah mitra resmi pemerintah dalam pelaksanaan Program Kartu
Prakerja yang dilakukan melalui aplikasi, situs internet, dan/atau layanan konten lembaga
berbasis internet.
18. Program Kartu Prakerja adalah program pengembangan kompetensi kerja yang
ditujukan untuk pencari kerja, pekerja/buruh yang terkena pemutusan hubungan kerja,
dan/atau pekerja/buruh yang membutuhkan peningkatan kompetensi.
19. Program Pelatihan atau Modul Pelatihan adalah media pembelajaran yang
dipergunakan untuk meningkatkan kompetensi peserta pelatihan guna mencapai tujuan
umum dan khusus dari pelatihan terkait.
20. Program Pelatihan yang Identik paling sedikit memiliki kesamaan pada materi,
evaluasi, dan Lembaga Pelatihan yang menyelenggarakan.
21. Rancangan Program Pelatihan (RPP) adalah rencana yang menggambarkan prosedur
dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi dasar yang ditetapkan
dalam Standar Isi dan dijabarkan dalam silabus (Kunandar, 2011: 263).
22. Silabus adalah rencana pembelajaran yang dibuat berdasarkan standar kompetensi, materi
pokok pembelajaran, kompetensi dasar, indikator pencapaian kompetensi penilaian, kegiatan
pembelajaran, sumber belajar, penilaian dan alokasi waktu (Kusnandar, 2011).
23. Synchronous Learning adalah proses belajar dimana para peserta pelatihan dan tenaga
pelatih/pengajar melaksanakan kegiatan belajar mengajar pada waktu yang bersamaan,
Contohnya: Live Webinar atau Kelas Pelatihan Luring.
24. Tagging (label) adalah jenis metadata yang membantu untuk menjelaskan suatu hal dan
memungkinkan hal tersebut ditemukan ketika melakukan pencarian.
25. Tenaga Pelatih adalah tenaga pelatih yang memberikan substansi utama dalam modul
Pelatihan dan ditampilkan di setiap topik pembelajaran yang dibawakan.
26. Pelatihan Luring adalah pelatihan seluruh materi disampaikan secara synchronous dan
bertemu secara tatap muka dimana pengajar dan peserta hadir di dalam satu ruang dan waktu
yang sama.

52
52
DAFTAR PUSTAKA

Bloom, Benjamin Samuel. (1956). Taxonomy of Educational Objectives. Boston, Amerika: Allyn
& Bacon.
Dewey, John. (1897). My Pedagogic Creed. The School Journal, Volume LIV, No. 3 (16 Januari,
1897), halaman 77 - 80
Kirkpatrick, Donald J. (1994). Evaluating training programs: The Four Levels. San Francisco: Berrett-
Koehler.
Kolb, David. (1984). Experiential Learning: Experience As The Source Of Learning And
Development. New Jersey, Amerika Serikat : Prentice Hall
Mager, F. (1962). Preparing Instructional Objectives. Fearon, Paolo Alto.
Mezirow, Jack. (1991). Transformative Dimensions of Adult Learning. San Francisco, Amerika
Serikat: Jossey-Bass

53
53

Anda mungkin juga menyukai