suatu hari Sang Raja memanggil para saudagar dengan tujuan Untuk
membangun kekuasaan baru atas nama Kerajaan Sriwijaya melalui
perdagangan
Disuatu tempat, penduduk berkumpul dan mulai diajarkan agama buddha oleh
I-Tsing. (penduduk duduk besimpuh dan mulai mempelajari agama buddha).
I-Tsing tinggal selama 6 bulan, ia menyebarkan agama buddha sampai ke
kerajaan. Semenjak saat itu. Sriwijaya menganut agama Buddha.
Berita tentang I-Tsing yang mengajarkan penduduk wilayah sriwijaya agama
buddha pun terdengar oleh sang raja. khawatir jikalau agama tersebut
menyesatkan penduduknya, ia pun memanggil I-Tsing untuk datang ke istana
Pengawal: "Baginda raja, I-Tsing sudah sampai dikerajaan dan ingin menghadap
baginda"
Raja: "persilahkan 1-Tsing masuk"
(I-Tsing masuk ke dalam salah satu ruangan yang ada di dalam kerajaan,
melihat sang raja didepan matanya, ia pun duduk dengan sopan)
Raja: “perkenalkan dirimu, tuan”
I-Tsing: "baginda raja, saya bernama I-Tsing berasal dari Tiongkok, Saya ingin
mengajarkan agama buddha diwilayah ini"
Raja: "mengapa engkau ingin mengajarkan agama buddha diwilayah ini?"
I-Tsing: "saya ingin mengajak para penduduk untuk berbuat kebajikan dan
mendekatkan diri kepada tuhan"
Raja: "aku ingin tahu terlebih dahulu, Apa yang diajarkan dalam agama
buddha?”
1-Tsing: "Dalam agama buddha diajarkan untuk melepaskan nafsu dan
penderitaan dalam hidup manusia untuk mencapai nirvana”
Raja: "baiklah jika itu maumu, aku izinkan kamu mengajarkan agama buddha di
wilayah ini.
I-Tsing: "terima kasih baginda raja"
Part 2
Raja Dapunta Hyang Sri Jayanasa berusaha memperluas wilayah kekuasaannya
dengan ekspedisi militer menaklukkan wilayah untuk menghukum Bhumi Jawa
yang tidak berbakti kepada Kerajaan Sriwijaya.
Raja: "panglima perang, bersiaplah!"
Panglima 1: "bersiap untuk apa baginda?"
Raja: "dalam waktu dekat kita akan melakukan ekspedisi militer ke kerajaan
Wilayah Bumi Jawa."
Panglima 1: "Untuk apa penyerangan ini baginda raja?"
Raja: "Aku ingin memperluas wilayah kekuasaan sriwijaya"
Panglima 2: "baik baginda raja"
Raja: "rebutlah kekuasaan yang ada di tulang bawang serta tanah jawa,
Kerajaan Jambi, dan Kerajaan Kalingga."
Paglima 3: "Baik baginda. Kami akan mengumpulkan prajurit dan menyusun
strategi penyerangan darat dan laut secepatnya."
Sriwijaya telah berhasil menancapkan kekuasaan di tulang bawang serta
menguasai. Kerajaan Jambi, dan Kerajaan Kalingga.
Raja: "Akhirnya, terwujudlah cita-citaku untuk menjadikan Kerajaan Sriwijaya
sebagai kerajaan maritim. Terimakasih para panglima dan penasihat kerajaan,
kalian telah
membantuku."
Panglima 1: "Sudah tugas kami untuk membantu baginda raja.
Penasihat: "Baginda Raja sudah berhasil menaklukan kerajaan Jambi dan
Kalingga."
Raja: "Benar sekali, tapi aku masih ingin memperluas pengaruh wilayah
kerajaanku."
Panglima 2: "Apakah kita akan melakukan penyerangan ke kerajaan lainnya
baginda raja?"
Raja: "Tidak. Aku ingin menikahi putri kedua raja Kerajaan Tarumanegara,
Linggawarman"
Part 3
Part 4
Balaputradewa : Aku adalah adik dari mendiang Raja. Bukankah aku juga
berhak menerima tahta kerajaan ini.
Pramodhawardhani : Jangan lupakan hal ini paman, aku adalah putri dari sang
Raja. Aku juga memiliki hak atas tahta ini. Lagipula dia adalah suamiku. Tidak
ada yang salah dari keputusan para tetua.
Bala putra dewa; "baiklah jika ini adalah keputusan yang tepat, izinkan aku
meninggalkan tanah jawa dan kembali ke kediaman ibuku di sumatra."
Sesuai ketetapan, maka diangkatlah Rakai pikatan, suami dari
Pramodhawardani menjadi raja. Balaputradewa pun akhirnya meninggalkan
tanah jawa menuju sumatra. Ke tanah kelahiran ibunya. Bala putra dewa
ditunjuk sebagai raja sriwijaya karena pulau sumatra telah menjadi daerah
kekuasaan Sri Maharaja Wisnu dari wangsa sailendra. Bala putra dewa sebagai
cucu dari sri maharaja wiisnu mempunyai hak waris atas tahta sriwijaya.
Balaputradewa pun menjada raja dengan gelar Sri Maharaja Balaputradewa.
Balaputra dewa: Aku akan membangun kembali kerajaan ini dan membuat
sriwijaya menjadi kerajaan terhebat di bumi nusantara.
Wangsa: kami akan setia mengabdi pada Sri Maharaja Bala putra dewa.
Balaputradewa: "panglima, siapkan prajurit dan strategi perang. Kita akan
menguasai jalur perdagangan Selat Malaka, Selat Sunda, Laut China Selatan,
Laut Jawa, dan Selat Karimata."
Panglima: "baik baginda raja, akan kami laksanakan"
Part 5
Perdana menteri: "kalau begitu saya undur diri yang mulia untuk
mempersiapkan perang"
Pada tahun 1025 Masehi, kerajaan Cholamandala melancarkan serangan ke
kerajaan
sriwijaya, raja sangrama wijaya tunggawarman ditahan pihak cholamandala