Makalah Afghanistan
Makalah Afghanistan
KELOMPOK 2
Amalia Ramadhani : 2022.11.11173
Dewi Ayu Qurrota A’yun : 2022.11.11130
Iin Herliana Putri : 2022.11.11129
Fajar Syafila : 2022.11.11113
Nurul Rahmah : 2022.11.11178
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................vi
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1.3 TUJUAN...................................................................................................2
BAB II ISI................................................................................................................4
BAB IV KESIMPULAN.......................................................................................33
4.1 KESIMPULAN............................................................................................33
4.2 SARAN.......................................................................................................36
DAFTARA PUSTAKA.........................................................................................vii
DAFTAR GAMBAR
1.3 TUJUAN
1. Untuk memahami sejauh mana sejarah Afghanistan memengaruhi
perkembangan saat ini, terutama dalam hal kondisi sosial dan politik, dan
mengidentifikasi korelasi antara faktor sejarah dengan situasi sosial dan
politik saat ini di negara ini.
2. Untuk menganalisis bagaimana geografi dan iklim Afghanistan
berpengaruh terhadap ekonomi dan pemanfaatan sumber daya negara ini,
dengan fokus pada dampak geografis dan iklim terhadap sektor ekonomi
dan sumber daya alam Afghanistan.
3. Untuk mengevaluasi bagaimana kondisi sosial dan demografi di
Afghanistan memengaruhi perkembangan sosial dan ekonomi, serta
mengidentifikasi peran faktor demografis dalam pembentukan dinamika
sosial dan ekonomi di negara tersebut.
4. Untuk menyelidiki bagaimana sistem politik dan pemerintahan di
Afghanistan telah berkembang dalam konteks sejarah dan dampaknya
terhadap stabilitas negara saat ini, serta untuk memahami peran lembaga
politik dalam proses pembentukan pemerintahan Afghanistan.
5. Untuk mengkaji dampak ekonomi Afghanistan dan pemanfaatan sumber
dayanya terhadap perkembangan sosial dan politik, serta mengidentifikasi
3
itu, Afghanistan juga merupakan salah satu negara terbesar di dunia dalam
produksi opium, dengan kontribusi sekitar 85% dari produksi global opium.
Walaupun Afghanistan memiliki banyak potensi, negara tersebut masih
saja mengalami masalah yang cukup serius. Salah satu masalah terbesar yang
dihadapi Afghanistan adalah masalah keamanan. Konflik yang terjadi di
Afghanistan telah menyebabkan banyak warga sipil tewas atau terluka, serta
menyebabkan banyak rumah dan bangunan yang hancur. Selain itu,
Afghanistan juga masih mengalami masalah korupsi yang cukup tinggi, serta
masalah pembangunan yang masih terbatas.
Suhu terpanas yang diukur dari tahun 1967 hingga Desember 2014
dilaporkan oleh stasiun cuaca Bandara Kandahar. Pada bulan Agustus 2009,
rekor suhu 44,2 °C dilaporkan di sini. Musim panas terpanas Dari Juli hingga
September, berdasarkan 5 stasiun cuaca di Afghanistan di bawah ketinggian
1.790 meter, tercatat pada tahun 1990 dengan suhu rata-rata 33,0 °C. Suhu
rata-rata ini biasanya diukur setiap empat hingga enam jam, termasuk pada
malam hari. Biasanya, nilai ini adalah 29,2 derajat Celcius.
Hari terdingin dalam 47 tahun ini dilaporkan oleh stasiun cuaca
Herat. Di sini suhu turun menjadi -23,4 °C pada Januari 2008. Herat terletak
di ketinggian 964 meter di atas permukaan laut. Musim dingin terdingin
(Januari hingga Maret) terjadi pada tahun 1991 dengan suhu rata-rata 3,1
°C. Di Afghanistan, suhu biasanya naik sekitar 4,5 derajat pada suhu 7,6 °C
selama periode tiga bulan ini.
Curah hujan terbanyak terjadi pada bulan Maret 1982. Dengan 5,6 mm
per hari, stasiun cuaca Herat mencatat rata-rata bulanan tertinggi dalam 47
tahun terakhir.
distrik yang dipimpin oleh pemerintah lokal atau bisa disebut sebagai
Walikota/Bupati. Proses pemilihan untuk pimpinan pemerintah lokal
dilakukan sama seperti pemilihan pimpinan kepala daerah. Masing-
masing pemerintah lokal Afganistan memiliki posisi yang kuat. Hal ini
disebabkan oleh hampir seluruh keputusan lokal diputuskan melalui
dewan lokal yang dikenal sebagai Shura atau Jirga. Kekuatan
pemerintah lokal ini dilatarbelakangi oleh kekuatan masyarakat
tradisional.
1.6.4 Sistem Pemerintahan
Presiden Afganistan selain menjabat sebagai kepala negara, ia
memiliki wewenang dalam mengawasi penerapan konstitusi yang telah
diberlakukan. Selain itu, contoh kekuasaan eksekutif presiden lainnya
adalah menentukan kebijakan fundamental, pengangkatan panglima
angkatan perang, mengangkat menteri kabinet dan masih banyak lagi.
Adapun persyaratan mutlak untuk mencalonkan diri sebagai presiden
Afganistan adalah diwajibkan beragama Islam, berusia 40 tahun dan
memiliki orang tua keturunan bangsa Afganistan.
1.6.5 Sistem Parlemen
Penerapan bentuk pemerintahan negara Afganistan ini dibarengi
dengan parlemen Afganistan menerapkan sistem parlemen tri kameral
yang terdiri atas:
1. Wolesi Jirga (House of People)
Wolesi Jirga atau WJ memiliki masa jabatan 5 tahun seperti
presiden. Menariknya adalah anggota dari WJ ini adalah harus
terdapat 2 anggota perempuan yang terpilih di masing-masing
provinsi. Jika diperhitungkan, maka setidaknya terdapat 68 (2×34)
wakil perempuan yang menduduki kursi WJ.
2. Meshrano Jirga (House of Elders)
Untuk Meshrano Jirga atau MJ pemilihannya berbeda dengan
WJ. Anggota MJ tidak melalui pemilihan secara langsung. Dua per
tiga anggota dari Meshrano Jirga merupakan anggota Dewan
26
2001 hingga 2021. Konflik dimulai ketika koalisi militer internasional yang
dipimpin oleh Amerika Serikat melancarkan invasi ke Afghanistan,
menggulingkan Imarah Islam yang dikuasai Taliban dan membentuk
pemerintahan baru. Taliban, kelompok fundamentalis Islam Sunni dan
mayoritas gerakan Pashtun, menguasai sebagian besar Afghanistan dari tahun
1996 hingga 2001. Meskipun Taliban telah digulingkan, negara ini terus
menghadapi ketidakstabilan dan kekerasan.
Faktor-faktor utama yang berkontribusi terhadap konflik di Afghanistan
meliputi:
1. Sifat pedesaan di negara ini : Afghanistan adalah negara pedesaan, dengan
sekitar 80% dari 33 juta penduduknya tinggal di pedesaan. Hal ini
menyebabkan terjadinya peperangan di daerah pedesaan, dan menyediakan
tempat persembunyian yang luas bagi para pejuang gerilya.
2. Musim dingin yang keras : Afganistan mempunyai musim dingin yang
keras, sehingga mendukung serangan militer pada musim semi atau musim
panas setelah musim dingin mereda dalam pertempuran.
3. Pengaruh agama dan suku : Afghanistan adalah 99,7% Muslim, yang
mempengaruhi ideologi Taliban dan pemerintah Afghanistan. Islam secara
historis mengizinkan para pemimpin Afghanistan untuk mengatasi
perbedaan dan konflik suku, dan memberikan rasa persatuan, terutama
terhadap orang asing dan orang yang tidak beriman. Pengaruh para
pemimpin agama setempat (mullah) sangatlah penting di Afghanistan, dan
mereka dapat mempengaruhi masyarakat dan juga pemerintah.
Afghanistan sebagian besar merupakan masyarakat suku, dan hal ini
sangat mempengaruhi masyarakat dan politik Afghanistan. Tribalisme
sebagian besar merupakan sumber perpecahan, tidak seperti Islam.
Pashtun adalah kelompok etnis terbesar di Afghanistan, mencakup antara
38% dan 50% populasi. Pashtunwali, cara hidup tradisional suku Pashtun,
memandu sebagian besar pengambilan keputusan suku. Persatuan suku
juga seringkali lemah karena metode Pashtunwali.
32
4.1 KESIMPULAN
1. Negara terbelakang adalah negara yang tidak mampu berdiri sendiri
karena tidak memiliki sistem ekonomi yang dapat memenuhi dan
menstabilkan tingkat perekonomian negaranya sehingga dapat
mempengaruhi keadaan kehidupan masyarakat di negaranya. Negara
terbelakang memiliki tingkat kemiskinan yang tinggi dan terjadi hampir
di seluruh wilayah negaranya. Rumah sakit dan lembaga pendidikan
tinggi juga sangat sedikit.
2. Negara terbelakang adalah konsep yang kompleks, dan berbagai teori
mencoba menjelaskan fenomena ini dari berbagai perspektif. Dalam
konteks globalisasi saat ini, kerjasama antarnegara dan upaya
pemahaman terhadap faktor-faktor tersebut sangat relevan dalam upaya
mengurangi ketidaksetaraan pembangunan di seluruh dunia.
3. Negara yang sekarang disebut Afghanistan ini memiliki sejarah panjang
dominasi oleh penakluk asing dan perselisihan antar faksi yang bertikai
di dalam negeri. Sebagai pintu gerbang antara Asia dan Eropa, wilayah
ini antara lain ditaklukkan oleh Darius I dari Babilonia sekitar tahun
500 SM, dan Alexander Agung dari Makedonia pada tahun 329 SM.
Mahmud dari Ghazni, seorang penakluk abad ke-11 yang menciptakan
sebuah kerajaan dari Iran hingga India, dianggap sebagai penakluk
terbesar di Afghanistan. Jenghis Khan mengambil alih wilayah tersebut
pada abad ke-13, namun baru pada tahun 1700-an wilayah tersebut
disatukan menjadi satu negara.
4. Afghanistan juga memiliki iklim yang cukup ekstrem, dengan suhu
yang sangat panas di musim panas dan sangat dingin di musim dingin.
Walaupun Afghanistan memiliki kondisi geografis yang cukup ekstrem,
negara tersebut masih memiliki banyak potensi yang belum tergarap.
34
4.2 SARAN
Afghanistan memiliki sejarah panjang didominasi oleh penakluk asing
dan perselisihan antar faksi yang bertikai di dalam negeri. Kondisi geografis
yang cukup ekstrim, dengan suhu yang sangat panas di musim panas dan
sangat dingin di musim dingin, juga menjadi tantangan bagi pembangunan
Afghanistan.
Saran untuk mengatasi masalah Afghanistan adalah dengan
meningkatkan stabilitas politik dan keamanan, serta mengembangkan potensi
sumber daya alam yang dimiliki oleh negara tersebut. Selain itu, juga perlu
dilakukan upaya untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat Afghanistan,
terutama dalam hal pendidikan, kesehatan, dan kesejahteraan sosial.
Krisis ekonomi yang parah di Afghanistan telah menyebabkan
kelaparan dan kematian yang meluas. Tindakan segera diperlukan untuk
mengatasi krisis ekonomi tersebut, termasuk dengan bantuan kemanusiaan
dari negara-negara lain.
Saran untuk mengatasi krisis ekonomi di Afghanistan adalah dengan
membuka kembali akses bantuan kemanusiaan dari negara-negara lain, serta
37
Anugerah, B., & Purba, J. (2021). Kondisi Politik dan Keamanan Afghanistan di
Bawah Rezim Taliban dan Signifikansinya terhadap Geopolitik
Global. Jurnal Lemhannas RI, 9(3), 13-34.
Azria, K., & Ramayani, E. (2022). Sejarah Perang Afghanistan dari Dulu hingga
Kini. Jurnal PIR: Power in International Relations, 6(2), 122-137.
Nafila, A. L. Two Sides Coin of Afghanistan, Transnational Organized Crime of
Golden Crescent and Human Trafficking Dua Sisi Koin Afghanistan,
Kejahatan Transnasional Terorganisir Golden Crescent dan
Perdagangan Manusia.
Khurunâ, I. (2016). Tantangan Binadamai: Kegagalan Demokratisasi Pasca
Konflik Sipil di Afghanistan. Transformasi Global, 3(1).
Ida Susilowati, I., Muhammad Fauzi, F., Regga Fajar Hidayat, R., & Thoriq
Nabeel, T. (2022). Potensi Kerjasama Ekonomi dan Keamanan India–
Afghanistan Paska Kemenangan Taliban Tahun 2021. Jurnal Ilmu
Sosial Indonesia (JISI), 2(2), 106-114.
Putra, A. T., Priambodo, B., Manggalou, S., & Indarto, E. K. (2023). Hegemoni
Amerika Serikat di Afghanistan: Economic Turmoil and Food
Insecurity Dilemma. Padjadjaran Journal of International Relations,
5(2), 198-206.