Anda di halaman 1dari 8

Analisis Sengketa Di Laut Karibia Dan Samudera Pasifik Antara Costa Rica

Dan Nicaragua Melalui Mahkamah Internasional

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Hukum Laut Internasional

Dosen Pengampu : Hilton Tarnama Putra S.H.,M.H

Disusun Oleh : Jelita Ayu Faradilla

NIM : 1111210254

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

2023
LATAR BELAKANG

Negara sebagai suatu subjek hukum internasional dapat menjalin sebuah hubungan
internasional dengan subjek hukum internasional lainnya. Namun, hubungan-hubungan
internasional yang dilakukan antarnegara, negara dengan individu, maupun negara dengan suatu
organisasi internasional tidak selamanya dapat terjalin dengan baik. Seringkali hubungan
tersebut menciptakan sebuah sengketa di antara mereka. Sengketa dapat timbul karena berbagai
macam hal. Sumber potensi sengketa antarnegara dapat berupa masalah perbatasan, sumber daya
alam, kerusakan lingkungan, perdagangan dan lain-lain

Sengketa perbatasan antarwilayah negara merupakan sebuah ancaman yang akan sangat
berdampak bagi keamanan dan perdamaian suatu negara. Tidak hanya secara nasional namun
juga meliputi keamanan dan perdamaian internasional. Karena menyangkut kedaulatan sebuah
negara. Suatu negara memiliki kekuasaan tertinggi dalam batas wilayahnya menurut hukum
internasional. Terhadap negara-negara tetangga yang dengan baik menjalin persahabatan pun
perlu mengetahui secara jelas lokasi-lokasi perbatasan wilayah mereka agar dapat menegakkan
dengan baik hukum dan peraturan negara masing-masing.

Salah satu sengketa yang diangkat ke Mahkamah Internasional (International Court of


Justice/ICJ) yakni sengketa antara Costa Rica dan Nicaragua yang masuk pada tahun 2014
tentang sengketa penetapan batas laut di Laut Karibia dan Samudera Pasifik.

Permasalahan mengenai batas laut internasional suatu negara tentu menjadi sebuah hal
yang serius. Penyelesaian menggunakan ketentuan hukum internasional yang mengatur tentang
kedaulatan negara atas wilayah laut merupakan salah satu poin ketentuan penting dari Konvensi
Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Hukum Laut 1982 (selanjutnya disebut Konvensi Hukum
Laut 1982.

Penyelesaian yang berkepanjangan terkait sengketa antara Costa Rica dan Nicaragua
sejak tahun 2002 terkait persoalan delimitasi batas maritim. Dilakukanya delimitasi batas
maritim suatu negara tidak hanya mempengaruhi hubungan baik antara negara-negara yang
bersengketa, namun juga posisi negara itu secara umum di dunia internasional. Penetapan batas
maritim selain memberikan kepastian hukum, juga dapat memperkecil kemungkinan terjadinya
sengketa yang berkelanjutan dalam hubungan antar negara. Negosiasi sebagai suatu upaya
damai antar kedua negara telah dilakukan guna tercapainya perjanjian batas maritim tunggal
kedua negara di wilayah Laut Karibia dan Samudra Pasifik tersebut. Pada tahun 2005, negosiasi
diantara kedua negara mengenai delimitasi batas maritim di Samudera Pasifik dan Laut Karibia
tidak berhasil dan tidak di temukan titik terang. Costa Rica menganggap Nicaragua telah
memutus negoisasi secara sepihak pada tahun 2005.

Pada bulan Maret 2013 Costa Rica kembali mengajak Nicaragua untuk kembali
melakukan negosiasi. Nicaragua menerima ajakan negosiasi itu namun tidak menyetujui
substansi dari klaim Costa Rica tentang hak untuk memperpanjang landas kontinen lebih dari
200 mil. Pada bulan Juli 2013 Costa Rica kembali mengundang Nicaragua untuk melakukan
negosiasi, namun tidak terdapat respon dari pihak Nicaragua. Tanggal 19 Agustus 2013
Nicaragua membuat deklarasi secara sepihak mengenai penggunaan garis pangkal lurus dalam
delimitasi batas maritimnya. Costa Rica memandang hal tersebut sebagai tindakan Nicaragua
mengancam perairan pedalaman, laut teritorial dan ZEE Costa Rica. Maka pada tanggal 23
Oktober 2013 Costa Rica mengajukan perasaan keberatan kepada Sekretaris Jenderal PBB
dengan menyatakan bahwa tindakan dari Nicaragua telah mengancam kedaulatan, hak berdaulat,
dan yurisdiksi dari Costa Rica. Dikarenakan tidak berhasilnya berbagai macam negosiasi
sengketa di Samudera Pasifik dan Laut Karibia terkait delimitasi batas maritim, akhirnya pada
tanggal 25 Februari 2014 Costa Rica mengajukan tuntutan langsung kepada Mahkamah
Internasional. Dalam tuntutan itu Costa Rica memohon kepada Mahkamah Internasional agar
menggunakan ketentuan UNCLOS juga berdasarkan prinsip dalam hukum internasional.

KASUS POSISI

Sengketa delimitasi batas maritim antara Costa Rica dan Nicaragua di Laut Karibia dan
Samudera Pasifik belum menemukan titik terang antara kedua negara. Faktor-faktor yang
mempengaruhi kedua negara yang mengajukan permintaan yang berbeda menjadikan proses
negosiasi yang dilakukan tidak menghasilkan suatu kesepakatan. Pihak Costa Rica menyatakan
bahwa perlu dipertimbangkan secara terpisah delimitasi maritim di Laut Karibia dan Samudera
Pasifik. Kedua batas delimitasi tersebut terpisah dan melibatkan keadaan geografis yang berbeda
walaupun melibatkan dua negara yang sama antara Costa Rica dan Nicaragua. Pada Samudera
Pasifik titik awal dari batas maritim berada di Teluk Salinas. Batas maritim di laut teritorial
mengikuti garis tengah dari titik awal ke persimpangan dari batas terluar laut teritorial para
pihak. Tidak ada klaim berdasarkan sejarah atau keadaan khusus yang mengharuskan adanya
penyesuaian garis ekuidistan untuk batas laut teritorial. Batas maritim yang membagi zona
ekonomi eksklusif dan landas kontinen dari para pihak mengikuti garis batas dari batas luar laut
teritorial yang diukur 200 mil di Samudera Pasifik. Garis ekuidistan menciptakan penentuan
batas yang adil di Samudera Pasifik. Tidak ada keadaan yang relevan di Samudera Pasifik yang
akan membutuhkan penyesuaian garis tersebut untuk mencapai hasil yang adil.1

Nicaragua berhasil memenangkan gugatan kasus perbatasan perairan terhadap Costa Rica
di Mahkamah Internasional (ICJ). ICJ dengan suara bulat menetapkan tiga perempat Kawasan
perairan dan dasar laut yang menjadi sengketa untuk Nicaragua. Keputusan sengketa ini, hasil
jajak dengan total 16-0, telah di ajukan ke Pengadilan Den Haag pada tanggal 2 Februari.

ICJ menolak argumen Kosta Rika bahwa garis perbatasan harus disesuaikan agar
menghindari pemotongan jangkauan maritimnya mengingat garis pantainya berbentuk cekung,
dan Corn Islands milik Nikaragua tidak termasuk di dalam garis perbatasan tersebut. Mengacu
pada "equidistance line" yang diajukan oleh Nikaragua, ICJ telah mengoreksi garis perbatasan
kedua negara.2

Pada gugatan lainnya, dengan hasil jajak pendapat yang sama 16-0 -, ICJ juga telah
menetapkan perbatasan maritim kedua negara di Samudera Pasifik. Pada gugatan yang
melibatkan kawasan yang menjadi sengketa lebih kecil ini, kedua pihak meminta agar kawasan
ini dibagi berdasarkan equidistance. Meskipun demikian, Nikaragua menyatakan tidak adil jika
kawasan ini dibagi sesuai equidistance. ICJ menerima argumentasi Nikaragua, dan menetapkan
garis perbatasan harus disesuaikan berdasarkan tuntutan Nikaragua.3

Ketetapan ICJ juga mencakup status pesisir mulut sungai San Juan sepanjang 1.5 km,
yang merupakan perbatasan kedua negara. Area sengketa ini, yang merupakan wilayah tak

1
Tri Setyawanta, 2016, Penyelesaian Sengketa Batas Maritim antara Costa Rica dan Nicaragua di Laut dan Samudra
Pasifik dalam Prespektif UNCLOS 1982, Diponegoro Law Jurnal, Volume 5 Nomor 3, hlm. 12
2
Antaranews.com (2018) Nikaragua menangkan gugatan perbatasan negara terhadap Kosta Rika. Di akses pada
tanggal 5 Juni 2023 https://www.antaranews.com/berita/683520/nikaragua-menangkan-gugatan-perbatasan-
negara-terhadap-kosta-rika
3
Ibid.
berpenghuni dan bagian dari lahan basah yang dilindungi hukum internasional diserahkan
kepada Kosta Rika.4

ANALISIS

Penyelesaian sengketa antara Costa Rica dan Nicaragua dalam masalah sengketa
batas maritim di Laut Karibia dan Samudera Pasifik telah dilaksanakan sesuai dengan Pasal
279 UNCLOS 1982, yakni penyelesaian sengketa dengan jalan damai sesuai dengan Pasal
2ayat (3) Piagam PBB dan cara-cara penyelesaian sengketa berdasarkan Pasal 33 ayat
(1) Piagam PBB. Seiring dengan tidak ditemukanya suatu kesepakatan antarkedua negara
dalam proses penyelesaian sengketa secara politik dengan jalan damai yaitu negosiasi,
maka selanjutnya dilakukan prosedur secara hukum sebagaimana diatur dalam Pasal 287
UNCLOS 1982. Pasal 287 UNCLOS 1982 mengatur tentang alternatif dan prosedur
penyelesaian sengketa (dispute setlement) bagi negara- negara yang berhubungan dengan
wilayah atau zona kelautan.

Dalam delimitasi batas maritim di laut teritorial berlaku ketentuan Pasal 15 UNCLOS
1982 yang menyatakan bahwa kedua negara yang saling berhadapan atau berdampingan tidak
diperkenankan mengklaim laut teritorial yang melebihi garis tengah (equidistant atau median
line) antara kedua negara tersebut, kecuali jika kedua negara tersebut membuat kesepakatan lain,
atau karena adanya hak menurut pertimbangan sejarah atau kondisi khusus lainnya yang
memungkinkan tidak diterapkannya prinsip garis tengah. Hal ini mengindikasikan bahwa adanya
kondisi khusus bias mempengaruhi pemilihan garis batas maritim selain yang umum diterapkan
yaitu garis tengah. Kondisi khusus tersebut dapat berupa adanya pulau-pulau lepas pantai.
Bentuk garis pantai atau klaim khusus atas wilayah perairan berdasarkan pertimbangan sejarah.

Dalam menentukan delimitasi batas maritim laut teritorial di Laut Karibia dan Samudera
Pasifik antara Costa Rica dan Nicaragua dengan cara diberlakukannya Pasal 15 UNCLOS 1982
tersebut. Hal tersebut berdasarkan pada kondisi geografis kedua negara adalah negara pantai
yang berdampingan. Penggunaan prinsip sama jarak yang berdasarkan pada Pasal 15 UNCLOS
1982 cukup relevan untuk digunakan.

4
Ibid.
Kemudian Ketentuan mengenai penetapan delimitasi matas maritim di wilayah ZEE
didasarkan pada persetujuan yang diatur dalam Pasal 74 ayat (1) UNCLOS 1982 yang
menyatakan bahwa penetapan batas zona ekonomi eksklusif antara negara yang pantainya
berhadapan atau berdampingan harus diadakan dengan persetujuan atas dasar hukum
internasional untuk mencapai pemecahan yang adil (Pasal 38 Statuta Mahkamah Internasional).

Nicaragua berhasil memenangkan gugatan kasus perbatasan perairan terhadap Costa Rica
di Mahkamah Internasional (ICJ). ICJ dengan suara bulat menetapkan tiga perempat Kawasan
perairan dan dasar laut yang menjadi sengketa untuk Nicaragua. Argumentasi Nicaragua pas
dengan ketentuan UNCLOS 1982.
KESIMPULAN

Penyelesaian sengketa berkepanjangan terjadi antara Costa Rica dengan Nicaragua


sejak tahun 2002 dalam kaitanya dengan persoalan maritime boundary delimitation. Upaya
damai dalam penyelesaian sengketa antar keduanya berupa negosiasi telah dilakukan
dengan tujuan agar tercapainya perjanjian batas maritim tunggal (single maritime boundary)
antara dua negara di wilayah Laut Karibia dan Samudera Pasifik. Kedua negara
mengajukan permintaan yang berbeda tentang Delimitasi batas maritim di Samudera
Pasifik dan di Laut Karibia, baik untuk Delimitasi di laut teritorial, ZEE maupun
landas kontinenya, sehingga menyebabkan sengketa ini dibawa ke Mahkamah Internasional
Mahkamah Internasional memenangkan gugatan Nicaragua dengan total pendapat 16-0 yang
membuat Nicaragua mendapatkan sedikitnya lautan dan landasan kontinen seluas 27.000 km
persegi, yang di dalamnya termasuk kekayaan alam berupa biota laut dan dan potensi cadangan
minyak dan gas. Nicaragua berhasil mengklaim teritori seluas 20.000km persegi
Daftar Pustaka

Adolf, Huala. 2014. Hukum Penyelesaian Sengketa Internasional. Jakarta: Sinar Grafika

Official website International court of justice (aplication by Costa Rica), Case

Maritime Delimination in the Caribbean Sea and Pasific Ocean (Costa Rica v. Nicaragua).

Antaranews.com (2018) Nikaragua menangkan gugatan perbatasan negara terhadap Kosta Rika.
Di akses pada tanggal 5 Juni 2023 https://www.antaranews.com/berita/683520/nikaragua-
menangkan-gugatan-perbatasan-negara-terhadap-kosta-rika

Konvensi Hukum Laut 1982 (United Nation Convention on the Law of the Sea 1982). The
United Nation Convention on the Law of the Sea was opened for signature at Montego Bay,
Jamaica, on 10 December 1982. It entered into force on 14 November 1994.

Statuta Mahkamah Internasional (Statutes of The International Court of Justice)

Masfiani, Ismi Yulia. 2016. Penyelesaian Sengketa Batas Maritim Antara Costa Rica Dan
Nicaragua Di Laut Karibia Dan Samudra Pasifik Dalam Perspektif UNCLOS 1982. Volume 5.
No. 3. Diponogoro Law Jurnal. Fakultas Hukum Universitas Diponogoro.

I Gusti Ngurah Ari Wiratmaja, Dewa Gede Sudika Mangku, Ni Putu Rai Yuliartini. 2019.
Penyelesaian Sengketa Maritime Boundary Delimitation Di Laut Karibia Dan Samudera Pasifik
Antara Costa Rica Dan Nicaragua Melalui Mahkamah Internasional. e-Journal Komunitas
Yustisia Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Ilmu Hukum (Volume 2 No. 1 Tahun 2019)

Anda mungkin juga menyukai