Anda di halaman 1dari 10

e-Journal Komunitas Yustisia Universitas Pendidikan Ganesha

Jurusan Ilmu Hukum (Volume 2 No. 1 Tahun 2019)

PENYELESAIAN SENGKETA MARITIME BOUNDARY DELIMITATION DI


LAUT KARIBIA DAN SAMUDERA PASIFIK ANTARA COSTA RICA DAN
NICARAGUA MELALUI MAHKAMAH INTERNASIONAL
I Gusti Ngurah Ari Wiratmaja, Dewa Gede Sudika Mangku, Ni Putu Rai Yuliartini

Jurusan Ilmu Hukum


Universitas Pendidikan Ganesha
Singaraja, Indonesia

e-mail: {ari.wiratmaja, dewamangku, raiyuliartini}@undiksha.ac.id,

ABSTRAK
Tujuan dari penulisan skripsi ini adalah untuk mengetahui status maritime boundary delimitation
antara Costa Rica dan Nicaragua di Laut Karibia dan Samudera Pasifik dan untuk mengetahui penyelesaian
sengketa maritime boundary delimitation di Laut Karibia dan Samudera Pasifik antara Costa Rica dan
Nicaragua melalui Mahkamah Internasional. Penulis menggunakan jenis penelitian hukum normatif. Sumber
bahan hukum yang digunakan menggunakan bahan hukum primer, bahan hukum sekunder dan bahan
hukum tersier. Bahan hukum tersebut dikumpulkan menggunakan teknik studi dokumen. Setelah bahan
hukum terkumpul kemudian dianalisis dengan menggunakan teknik deskripsi. Adapun hasil analisis yang
didapat oleh penulis bahwa status maritime boundary delimitation antara Costa Rica dan Nicaragua di Laut
Karibia dan Samudera Pasifik saat ini masih dalam proses penyelesaian sengketa melalui Mahkamah
Internasional serta penyelesaian sengketa maritime boundary delimitation antara Costa Rika dan Nicaragua
melalui Mahkamah Internasional diselesaikan menggunakan ketentuan hukum internasional yang berlaku.

Kata Kunci : Sengketa, Maritime Boundary Delimitation, Mahkamah Internasional.

ABSTRACT
The purpose of writing this thesis is to find out the maritime boundary delimitation status between
Costa Rica and Nicaragua in the Caribbean and Pacific Seas and to find out the settlement of maritime
boundary elimitation disputes in the Caribbean Sea and Pacific Ocean between Costa Rica and Nicaragua
throught the Internatinal Court of Justice. The author uses the type of normative legal research. Sources of
legal materials used using primary legal materials, secondary legal materials and tertiary legal materials. The
legal materials were collected using document study techniques. Set the law of the collected and then
analyzed by using the description technique. The analysis results obtained by the authors that the maritime
boundary delimitation status between Costa Rica and Nicaragua in the Caribbean Sea and the Pacific Ocean
is currently in the process of dispute resolution through the International Court of Justice and the settlement
of maritime boundary delimitation disputes between Costa Rica and Nicaragua through the International
Court of Justice is settled using the provisions applicable international law.

Keywords : Dispute, Matime Boundary Delimitation, International Court Of Justice

pada negara saja sebagaimana di awal


PENDAHULUAN perkembangan hukum internasional.
Hukum internasional saat ini tidak Berbagai organisasi internasional, individu,
hanya mengatur hubungan antarnegara saja. perusahaan transnasional, vatican,
Hubungan internasional sudah berkembang belligerance, merupakan contoh-contoh
pesat sedemikian rupa sehingga subjek- subjek non negara (Sefriani, 2016:2).
subjek hukum internasional tidak terbatas

1
e-Journal Komunitas Yustisia Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Ilmu Hukum (Volume 2 No. 1 Tahun 2019)

Negara adalah subjek hukum yang berada di bawah kedaulatan penuh suatu
paling utama, terpenting dan memiliki negara pantai, dan zona-zona maritim
kewenangan terbesar sebagai subjek hukum bagian-bagian dimana negara pantai dapat
internasional. Negara memiliki semua melaksanakan wewenang-wewenang serta
kecakapan hukum. Kecakapan hukum yang hak-hak khusus yang diatur dalam konvensi
dimiliki oleh negara yaitu mampu untuk (Sodik, 2014:19). Walaupun diberikan hak
menuntut hak-haknya di depan pengadilan untuk mengelola laut, antar negara yang
internasional (dan nasional), menjadi subjek dipisahkan oleh perairan berpotensi untuk
dari beberapa atau semua kewajiban yang timbulnya sengketa dalam menentukan batas
diberikan oleh hukum internasional, mampu maritim antarnegara (maritime boundary
membuat perjanjian internasional yang sah delimitation).
dan mengikat dalam hukum internasional, Negara sebagai subjek hukum
dan menikmati imunitas dari yurisdiksi internasional dapat melakukan hubungan-
pengadilan domestik. Kecakapan hukum hubungan internasional dengan subjek
tersebut merupakan kecakapan hukum hukum internasional yang lainnya.
internasional utama (the main international Hubungan-hubungan internasional yang
law capacities) untuk mewujudkan diadakan antarnegara, negara dengan
kepribadian hukum internasional individu, atau negara dengan organisasi
(international legal personality) (Sefriani, internasional tidak selamanya terjalin dengan
2016:94). baik. Sering kali hubungan itu menimbulkan
Sebagai subjek hukum internasional sengketa di antara mereka. Sengketa dapat
negara yang berdaulat berarti bahwa negara bermulai dari berbagai sumber potensi
itu tidak mengakui suatu kekuasaan yang sengketa. Sumber potensi sengketa
lebih tinggi dari pada kekuasaannya sendiri. antarnegara dapat berupa perbatasan,
Kekuasaan tertinggi ini dibatasi oleh wilayah sumber daya alam, kerusakan lingkungan,
negara, sehingga negara memiliki kekuasaan perdagangan dan lain-lain (Adolf, 2014:1).
tertinggi dalam batas wilayahnya menurut Studi Hukum Internasional Publik
hukum internasional (Masfiani, 2016:2). mengenal dua macam sengketa
Suatu wilayah yang pasti (fixed internasional, yaitu Sengketa Hukum (legal or
territory) merupakan persyaratan mendasar judicial disputes) dan Sengketa Politik
adanya suatu negara. Wilayah tersebut dapat (political or nonjusticiable diputes).
berupa daratan dan perairan. Meskipun Sebetulnya tidak ada kriteria yang jelas dan
demikian, tidak ada persyaratan dalam diterima secara umum mengenai pengertian
hukum internasional bahwa semua kedua istilah tersebut (Adolf, 2014:3).
perbatasan sudah final dan tidak memiliki J.G. Starke mengklasifikasikan suatu
sengketa perbatasan lagi dengan negara- metode penyelesaian sengketa-sengketa
negara tetangga baik pada waktu internasional secara damai atau bersahabat
memproklamirkan diri sebagai negara baru yaitu arbitrase, penyelesaian yudisial,
ataupun setelahnya (Sefriani, 2016:95). negosiasi, jasa-jasa baik (good offices),
Konvensi Hukum Laut 1982 (United mediasi, konsiliasi, penyelidikan, dan
Convention on The Law of The Sea of 1982/ penyelesaian di bawah naungan organisasi
UNCLOS III) digunakan untuk menentukan PBB (Mangku, 2012:151). Ketika timbul suatu
seberapa besar kekuasaan yang dimiliki oleh sengketa cara-cara penyelesaian sengketa
suatu negara di wilayah perairan. Secara secara damai dapat dilakukan apabila para
garis besar, Konvensi membagi laut ke dalam pihak telah menyepakati untuk menemukan
dua bagian zona maritim yaitu zona-zona suatu solusi yang bersahabat. Dalam praktik-
yang berada di bawah dan di luar yurisdiksi praktik negara di dunia, penyelesaian
nasional. Selanjutnya zona-zona maritim sengketa dengan perantara Mahkamah
yang berada di bawah yurisdiksi nasional Internasional, adalah pilihan yang paling
dibagi lagi ke dalam zona-zona maritim yang banyak diambil. Hal ini didasarkan pada

2
e-Journal Komunitas Yustisia Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Ilmu Hukum (Volume 2 No. 1 Tahun 2019)

pertimbangan bahwa putusan Mahkamah Rica terancam. Kemudian pada tanggal 23


Internasional akan bersifat tetap dan Oktober 2013 Costa Rica mengajukan
mengikat para negara pihak (Masfiani, keberatan kepada Sekretaris Jenderal PBB
2016:5). Salah satu sengketa yang dibawa ke dengan menyatakan bahwa tindakan dari
Mahkamah Internasional (International Court Nicaragua mengancam kedaulatan, hak
of Justice/ICJ) yaitu sengketa antara Costa berdaulat, dan yurisdiksi dari Costa Rica.
Rica dan Nicaragua yang masuk pada tahun Dikarenakan gagalnya serangkaian
2014 tentang sengketa persoalan maritime negosiasi sengketa di Samudera Pasifik dan
boundary delimitation di Laut Karibia dan Laut Karibia terkait delimitasi batas maritim,
Samudera Pasifik (Official website akhirnya pada tanggal 25 Februari 2014
International Court of Justice, 2014, 20 April Costa Rica mengajukan tuntutan kepada
2017). Mahkamah Internasional. Dalam tuntutan
Penyelesaian yang berkepanjangan tersebut Costa Rica memohon kepada
terkait sengketa antara Costa Rica dan Mahkamah Internasional agar menggunakan
Nicaragua sejak tahun 2002 terkait persoalan ketentuan dalam UNCLOS serta berdasarkan
maritime boundary delimitation. Negosiasi prinsip dalam hukum internasional. Terkait
sebagai upaya damai dari upaya dengan sengketa antara Costa Rica dan
penyelesaian sengketa antara kedua negara Nicaragua tersebut penulis tertarik untuk
telah dilakukan dengan tujuan agar membuat sebuah tulisan hukum dengan judul
tercapainya perjanjian batas maritim tunggal “Penyelesaian Sengketa Maritime Boundary
(single maritime boundary) antara kedua Delimitation Di Laut Karibia Dan Samudera
negara di wilayah Laut Karibia dan Samudra Pasifik Antara Costa Rica Dan Nicaragua
Pasifik. Pada tahun 2005 negosiasi diantara Melalui Mahkamah Internasional”.
kedua negara mengenai delimitasi batas Rumusan masalah yang diangkat oleh
maritim di Samudera Pasifik dan Laut Karibia penulis yaitu : 1) Bagaimanakah status
gagal dan tidak menemukan suatu maritime boundary delimitation antara Cosa
kesepakatan. Menurut pandangan Costa Rica dan Nicaragua di Laut Karibia dan
Rica, pada tahun 2005 Nicaragua dianggap Samudera Pasifik ? 2) Bagaimanakah
telah secara sepihak memutus negosiasi penyelesaian sengketa maritime boundary
tentang sengketa batas maritim tersebut. delimitation di Laut Karibia dan Samudera
Pada bulan Maret 2013 Costa Rica Pasifik antara Costa Rica dan Nicaragua
kembali mengajak Nicaragua untuk melalui Mahkamah Internasional ?
melakukan negosiasi berkaitan dengan Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :
sengketa di Samudera Pasifik dan Laut 1) Untuk mengetahui status maritime
Karibia. Nicaragua menerima ajakan boundary delimitation antara Costa Rica dan
negosiasi tersebut namun menolak substansi Nicaragua di Laut Karibia dan Samudera
dari klaim Costa Rica tentang hak untuk Pasifik, 2) Untuk mengetahui penyelesaian
memperpanjang landas kontinen lebih dari sengketa maritime boundary delimitation di
200 mil. Pada bulan Juli 2013 Costa Rica Laut Karibia dan Samudera Pasifik antara
kembali mengundang Nicaragua untuk Costa Rica dan Nicaragua melalui
melakukan negosiasi akan tetapi tidak Mahkamah Internasional.
mendapatkan respon dari pihak Nicaragua. Penelitian ini diharapkan dapat
Tanggal 19 Agustus 2013 Nicaragua memberikan manfaat 1) Pemahaman
membuat deklarasi secara sepihak tentang mengenai status maritime boundary
penggunaan garis pangkal lurus (straight delimitation antara Costa Rica dan Nicaragua
baseline) dalam delimitasi batas maritimnya. di Laut Karibia dan Samudera Pasifik serta
Menurut pandangan Costa Rica terkait penyelesaian sengketa maritime boundary
dengan hal tersebut tindakan Nicaragua delimitation di Laut Karibia dan Samudera
dapat menjadikan perairan pedalaman Pasifik antara Costa Rica dan Nicaragua
(internal waters), laut teritorial dan ZEE Costa melalui Mahkamah Internasional,

3
e-Journal Komunitas Yustisia Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Ilmu Hukum (Volume 2 No. 1 Tahun 2019)

2) Penelitian ini diharapkan dapat hukum primer dan bahan hukum sekunder
dijadikan refrensi tambahan untuk (Geraldi, 2013:22).
pengembangan ilmu hukum secara umum,
khususnya dibidang hukum internasional PEMBAHASAN
mengenai analisis yuridis terkait maritime Status Maritime Boundary Delimitation
boundary delimitation antara Costa Rica dan antara Costa Rica dan Nicaragua di Laut
Nicaragua di Laut Karibia dan Samudera Karibia dan Samudera Pasifik
Pasifik, 3) Penelitian ini diharapkan dapat Lahirnya konsepsi hukum laut
bermanfaat bagi masyarakat internasional internasional tidak dapat dilepaskan dari
sebagai sarana pengembangan pemikiran sejarah pertumbuhan hukum laut
tentang penyelesaian sengketa maritime internasional yang mengenal pertarungan
boundary delimitation, 4) Diharapkan antara konsepsi Res Communis dan Res
masyarakat internasional dapat mengetahui Nullius. Pertumbuhan dan perkembangan
mengenai pentingnya maritime boundary kedua doktrin tersebut diawali dengan
delimitation bagi suatu negara. sejarah panjang mengenai penguasa laut
oleh Imperium Roma. Pada zaman kerajaan
METODE PENELITIAN Romawi seluruh lautan tengah
Jenis penelitian yang digunakan dalam (mediteranean) berada dalam kekuasaannya.
penulisan karya tulis ilmiah ini termasuk ke Pemikiran hukum yang mendasari sikap
dalam penelitian hukum normative, dengan tersebut adalah bahwa laut merupakan suatu
mengkaji suatu aturan-aturan, prinsip-prinsip, res communis omnium (hak bersama seluruh
dan doktrin-doktrin hukum (Geraldi, 2018:4). umat). Menurut konsepsi tersebut
Penelitian hukum normatif berarti penelitian penggunaan laut bebas atau terbuka bagi
hukum yang meletakkan hukum sebagai setiap orang. Akan tetapi konsep tersebut
sebuah bangunan sistem norma. Penelitian mengakibatkan sengketa mengenai maritime
hukum normatif terdiri dari penelitian boundary delimitation diantara negara-negara
terhadap asas-asas hukum, penelitian di dunia diantaranya Portugal dan Spanyol.
terhadap sistematika hukum, penelitian Kedua negara tersebut mengkalim dirinya
terhadap taraf sinkronisasi vertikal dan sebagai penguasa laut. Hingga Paus
horizontal, perbandingan hukum dan sejarah Alexander VI memiliki gagasan untuk
hukum (Soekanto dan Mamudji, 2003:14). membagi laut, sebagai cara untuk
Pendekatan yang digunakan penulis menyelesaikan sengketa kemaritiman antara
dalam karya tulis ini adalah pendekatan Portugal dan Spanyol (Lu’lu, 2015:3).
peraturan perundang-undangan (statute Sengketa mengenai batas maritim
approach), pendekatan kasus (case antarnegara merupakan suatu permasalahan
approach), pendekatan sejarah (history yang crusial. Banyak alasan mengapa
approach) dan pendekatan fakta (fact negara mempersengketakan persoalan
approach). tentang batas maritim, sebagaimana menurut
Data yang digunakan dalam penelitian ini Internasional Boundary Research Unit (IBRU)
bersumber dari data sekunder dimana data bahwa pemerintah diseluruh dunia secara
tersebut diperoleh melalui studi kepustakaan langsung ataupun tidak telah sepakat bahwa
yang berupa bahan hukum primer, bahan batas maritim yang terdefinisikan dengan
hukum sekunder dan bahan non hukum. jelas merupakan hal yang penting bagi
Teknik pengumpulan bahan hukum yang hubungan internasional yang baik dan
digunakan adalah teknik studi dokumen. pengelolaan laut yang efektif. Alasan lain dari
Adapun teknik pengolahan bahan hukum pentingnya dilakukan delimitasi maritim
yaitu setelah bahan hukum terkumpul adalah demi keamanan negara, akses dan
kemudian dianalisis menggunakan teknik sumber daya laut, serta penyeimbang antara
deskripsi yaitu dengan memaparkan bahan hak dan kewajiban negara pantai yang
bersangkutan (Lu’lu, 2015:6).

4
e-Journal Komunitas Yustisia Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Ilmu Hukum (Volume 2 No. 1 Tahun 2019)

Kebutuhan akan pelaksanaan delimitasi Pihak Costa Rica menyatakan bahwa


batas maritim umumnya didasarkan pada tiga perlu dipertimbangkan secara terpisah
kondisi. Ketiga kondisi tersebut yaitu adanya delimitasi maritim di Laut Karibia dan
aktivitas penting yang akan dilakukan pada Samudera Pasifik. Kedua batas delimitasi
kawasan yang berpotensi terjadinya konflik tersebut terpisah dan melibatkan keadaan
perbatasan laut, salah satu atau kedua pihak geografis yang berbeda walaupun melibatkan
menginginkan dimanfaatkannya sumber daya dua negara yang sama antara Costa Rica
yang terdapat di kawasan yang menjadi dan Nicaragua. Pada Samudera Pasifik titik
potensi sengketa, dan prediksi adanya awal dari batas maritim berada di Teluk
potensi sengketa di wilayah tertentu Salinas. Batas maritim di laut teritorial
meskipun belum ada tanda-tanda konflik di mengikuti garis tengah dari titik awal ke
kawasan tersebut (Arsana, 2007:73). persimpangan dari batas terluar laut teritorial
Pelaksanaan delimitasi batas maritim para pihak. Tidak ada klaim berdasarkan
dipengaruhi oleh beberapa faktor di sejarah atau keadaan khusus yang
dalamnya. Aspek ekonomi dan lingkungan mengharuskan adanya penyesuaian garis
telah memainkan peranan yang sangat ekuidistan untuk batas laut teritorial. Batas
penting dalam beberapa kasus delimitasi maritim yang membagi zona ekonomi
batas maritim. Pertimbangan ekonomi dan eksklusif dan landas kontinen dari para pihak
lingkungan dalam perjanjian delimitas dapat mengikuti garis batas dari batas luar laut
dilihat dari kenyataan bahwa perjanjian teritorial yang diukur 200 mil di Samudera
tersebut didasarkan pada pendekatan multi Pasifik. Garis ekuidistan menciptakan
tujuan atau disertai dengan kesepakatan- penentuan batas yang adil di Samudera
kesepakatan yang terkait isu ekonomi atau Pasifik. Tidak ada keadaan yang relevan di
lingkungan tertentu. Perikanan, sumberdaya Samudera Pasifik yang akan membutuhkan
mineral, navigasi dan lingkungan merupakan penyesuaian garis tersebut untuk mencapai
faktor ekonomi dan lingkungan yang paling hasil yang adil (Rica, 2015:3).
signifikan dalam delimitasi batas maritim Di Laut Karibia titik awal dari batas
(Arsana, 2007:74). maritim berada di tepi kanan Sungai San
Pertimbangan geografis sangat esensial Juan. Batas maritim di laut teritorial mengikuti
dalam delimitasi batas maritim. Weil garis tengah dari titik awal ke persimpangan
menyatakan bahwa geografi merupakan batas luar laut teritorial para pihak. Tidak ada
faktor utama dalam delimitasi batas maririm. klaim berdasarkan sejarah atau keadaan
Geografi pantai khususnya penting karena khusus yang akan mengharuskan
zona maritim diukur dari muka pantai, yang penyesuaian garis ekuidistan untuk batas laut
dalam hal ini ukuran (luas) daratan di teritorial. Batas maritim tunggal yang
belakang pantai tersebut tidak relevan dalam membagi zona ekonomi eksklusif dan landas
proses delimitasi. Selain panjang garis kontinen dari para pihak mengikuti garis
pantai, pertimbangan geografis lain adalah ekuidistan daratan dari batas luar laut
bentuk pantai, yang juga dapat teritorial ke titik perubahan utama dimana
mempengaruhi pemilihan metode yang paling garis pemersatu sementara secara nyata ke
sesuai untuk delimitasi (Arsana, 2007:77). arah timur hingga merugikan Costa Rica. Dari
Sengekta maritime boundary delimitation titik tersebut garis ekuidistan memerlukan
antara Costa Rica dan Nicaragua di Laut penyesuaian untuk memperhitungkan
Karibia dan Samudera Pasifik belum keadaan yang relevan dari cekungan pantai
menemukan kesepakatan antara kedua Costa Rica. Hasil yang adil dicapai dengan
negara. Faktor-faktor yang mempengaruhi menghubungkan titik infleksi utama dan titik
kedua negara yang mengajukan permintaan perpotongan garis median antara Nicaragua
yang berbeda menjadikan proses negosiasi dan Panama dengan 200 mil laut batas
yang dilakukan tidak menghasilkan suatu Costa Rica dengan garis geodesik (Rica,
kesepakatan. 2015:3).

5
e-Journal Komunitas Yustisia Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Ilmu Hukum (Volume 2 No. 1 Tahun 2019)

Sedangkan Nicaragua berpendapat Titik akhir dari garis penutup tersebut


bahwa penentuan titik awal batas delimitasi telah diidentifikasi dan ditandai di lapangan
dipengaruhi oleh Teluk Salinas sesuai oleh para pihak berdasarkan Risalah Komisi
dengan Pasal 4 dari perjanjian mengenai Pembebasan Costa Rica-Nicaragua. Secara
batas tahun 1858. Para pihak sepakat bahwa bersama-sama kedua negara telah sepakat
titik awal batas maritim di Samudera Pasifik bahwa pada Nicaragua titik akhir berada di
terletak di garis penutup Teluk Salinas Punta Arranca Barba dan pada Costa Rica
(Nicaragua, 2015:7). Sebagaimana titik terjauh berada di sebelah barat Punta
ditentukan dalam Cleveland Award 22 Maret Zacate. Costa Rica mengusulkan bahwa titik
1888 (Nicaragua, 2015:7) : awal terletak di pusat garis penutup.
“2. The central point of the Salinas Bay Nicaragua menyetujui prinsip tersebut.
is to be fixed by drawing a straight line Namun, ada sedikit ketidaksepakatan antara
acroos the mouth of the Salinas Bay para pihak mengenai koordinat tepat dari titik
and determining mathematically the tersebut. Menurut perhitungan Costa Rica,
centre of the closed geometrical figure koordinat titik awal adalah 11° 03’ 56” N, 85°
formed by such straight line and the 44’ 28” W. menurut perhitungan Nicaragua,
shore of the Bay at low-water mark. koordinat yang tepat dari titik-titik yang
A. By central point of Salinas Bay mendefinisikan garis penutup termasuk
is to be understood the center of the dengan Punta Arranca Barba (Nicaragua) ke
geometrical figure formed as above Punta Arranca Zacate (Costa Rica) adalah
stated. The limit of the Bay towards the 11° 05’ 14 448”N, 85° 44’ 32 536”W (PAB)
ocean is a straight line drawn from the dan 11° 02’ 37 219”N 85° 44’ 24 0224”W (PZ)
extremity of Punta Arrcanca Barba, (Nicaragua, 2015:10).
nearly true South to the Westernmost Perbedaan pendapat dari kedua belah
portion of the land about Punta Sacate.” pihak antara Costa Rica dan Nicaragua
Hal tersebut di konfirmasi dalam menjadi alasan tidak dicapainya
Alexander Award ke 5 pada 10 Maret 1900, kesepakatan. Sehingga berkaitan dengan
dia menulis (Nicaragua, 2015:8): status maritime boundary delimitation yang
“I have supposed, a vessel to enter the disengketakan kedua negara saat ini masih
Bay from Ocean, at a point midway dalam proses yang diajukan kepada
between its headland, and to sail a Mahkamah Internasional (International Court
course, as nearly as possible of Justice).
equidistant between the opposie
shores, on the raight and left, until it Penyelesaian Sengketa Maritime
was penetrated to the remotest point of Boundary Delimitation Di Laut Karibia dan
the Bay.” Samudera Pasifik antara Costa Rica dan
Sub-Komisi tentang Batas dan Nicaragua melalui Mahkamah
Kartografi Komisi Binasional dibuat Internasional
pada 1991 untuk memperkuat dan Dalam sengketa maritime boundary
memperdalam ikatan kerjasama antara delimitation antara Costa Rica dan Nicaragua
para pihak (Nicaragua, 2015:9), di Lau Karibia dan Samudera Pasifik dapat
“considered it necessary to build diterapkan delimitasi batas maritim sesuai
markers in the point furthest to the dengan ketentuan UNCLOS 1982 sebagai
West of Punta Zacate in Costa Rica berikut :
and Punta Arranca Barba in Nicaragua, A. Delimitasi Laut Teritorial
which will serve to determine the middle Dalam delimitasi batas maritim di laut
point of the closing of the bay, the teritorial berlaku ketentuan Pasal 15
starting point for the delimitation in the UNCLOS 1982 yang menyatakan bahwa
Pacific Ocean,” kedua negara yang saling berhadapan atau
berdampingan tidak diperkenankan

6
e-Journal Komunitas Yustisia Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Ilmu Hukum (Volume 2 No. 1 Tahun 2019)

mengklaim laut teritorial yang melebihi garis penggunaan titik pangkal negara lain)
tengah (equidistant atau median line) antara (Masfiani, 2016:12).
kedua negara tersebut, kecuali jika kedua Selain menerapkan prinsip sama jarak
negara tersebut membuat kesepakatan lain, atau garis tengah, prinsip lain dapat
atau karena adanya hak menurut diterapkan dalam menentukan delimitasi
pertimbangan sejarah atau kondisi khusus batas maritim di Laut Karibia dan Samudera
lainnya yang memungkinkan tidak Pasifik yang berdasarkan pada persetujuan
diterapkannya prinsip garis tengah. Hal ini antara Costa Rica dan Nicaragua dengan
mengindikasikan bahwa adanya kondisi pertimbangan historis atau kondisi istimewa
khusus bias mempengaruhi pemilihan garis lainnya. Namun dikarenakan kedua negara
batas maritim selain yang umum diterapkan belum menyepakati terkait prinsip yang
yaitu garis tengah. Kondisi khusus tersebut digunakan dalam menentukan delimitasi
dapat berupa adanya pulau-pulau lepas batas maritim, sehingga penggunaan prinsip
pantai. Bentuk garis pantai atau klaim khusus sama jarak yang berdasarkan pada Pasal 15
atas wilayah perairan berdasarkan UNCLOS 1982 cukup relevan untuk
pertimbangan sejarah (Arsana, 2007:42). digunakan.
Dalam menentukan delimitasi batas B. Delimitasi Zona Ekonomi Eksklusif
maritim laut teritorial di Laut Karibia dan (ZEE)
Samudera Pasifik antara Costa Rica dan Ketentuan mengenai penetapan
Nicaragua dengan cara diberlakukannya delimitasi matas maritim di wilayah ZEE
Pasal 15 UNCLOS 1982 tersebut. Hal didasarkan pada persetujuan yang diatur
tersebut berdasarkan pada kondisi geografis dalam Pasal 74 ayat (1) UNCLOS 1982 yang
kedua negara adalah negara pantai yang menyatakan bahwa penetapan batas zona
berdampingan. ekonomi eksklusif antara negara yang
Sebagaimana menurut Chrunchill dan pantainya berhadapan atau berdampingan
Lowe, menyatakan bahwa delimitasi batas harus diadakan dengan persetujuan atas
laut teritorial dalam kasus atau lebih negara dasar hukum internasional untuk mencapai
berdampingan dapat digunakan prinsip sama pemecahan yang adil (Pasal 38 Statuta
jarak yang merupakan perpanjangan dari Mahkamah Internasional).
garis batas darat di pantai. Prinsip sama jarak Namun ketentuan tersebut tidak dapat
atau ekuidistan dapat diterapkan dalam diterapkan dalam penyelesaian sengketa
delimitasi batas maritim kedua negara atau maritime boundary delimitation di Laut Karibia
lebih menggunakan garis ekuidistan murni, dan Samudera Pasifik antara Costa Rica dan
ekuidistan disederhanakan, dan ekuidistan Nicaragua karena tidak tercapainya jalan
termodifikasi. Penerapan garis ekuidistan keluar yang adil bagi kedua negara
yang tepat digunakan dalam sengketa antara berdasarkan hukum internasional. Sehingga
Costa Rica da Nicaragua adalah garis kedua negara sepakat untuk menyelesaikan
ekuidistan yang termodifikasi (modified sengketa tersebut di Mahkamah
equidistance) yang pada prinsipnya Internasional.
didasarkan pada garis ekuidistan murni. Menurut Sophia Kopela, hukum dan
Garis yang terbentuk merupakan hasil praktek penetapan batas wilayah (termasuk
modifikasi atau pergeseran garis ekuidistan ZEE) tersebar dalam berbagai Konvensi
murni. Modifikasi dilakukan karena adanya Internasional, Putusan Mahkamah
unsur geografis seperti pulau-pulau, karang, Internasional maupun ketentuan hukum
atau elevas surut (low-tide elevations). nasional negara-negara yang menyatakan
Ekuidistan termodifikasi dapat diwujudkan bahwa penetapan batas ZEE antara kedua
dengan memberikan efek parsial bagi unsure negara berdampingan atau berhadapan,
tertentu, melakukan modifikasi tambahan dapat ditempuh melalui persetujuan atau
karena pertimbangan non-sistematik perjanjian secara damai antara dua negara
(kepentinagn ekonomi, navigasi, dan menurut Hukum Internasional yang berlaku

7
e-Journal Komunitas Yustisia Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Ilmu Hukum (Volume 2 No. 1 Tahun 2019)

umum dan khususnya tidak bertentangan UNCLOS 1982 tidak memberikan petunjuk
dengan ketentuan-ketentuan Piagam tentang delimitasi landas kontinen. Sebagai
Perserikatan Bangsa-Bangsa (Masfiani, gantinya UNCLOS 1982 mewajibkan
2016:13). pengadilan untuk mengacu pada konvensi
Penetapan batas ZEE secara internasional, baik umum maupun khusus;
permanen antara Costa Rica dan Nicaragua memperhatikan aturan yang diakui oleh
dapat ditempuh melalui pengaturan negara-negara yang bertikai; kebiasaan
sementara yang bersifat praktif berdasarkan internasional yang diterima sebagai hukum;
semangat saling pengertian dan kerjasama dan prinsip-prinsip hukum umum yang diakui
antara kedua negara, mendahului olhe negara-negara beradab di dunia.
persetujuan akhir, atau penyelesaian Dengan demikian Pasal 83 UNCLOS 1982
sengketa jika diperlukan. Hal tersebut diatur tidak menentukan secara spesifik delimitasi
dalam Pasal 74 ayat (3) UNCLOS 1982 yang yang diwajibkan untuk landas kontinen tetapi
menyatakan bahwa sambil menunggu suatu lebih menekankan perlunya mencapai solusi
persetujuan yang bersangkutan dengan yang adil (Arsana, 2007:169).
semnagat saling pengertian dan kerjasama, Berdasarkan pada beberapa kasus
harus melakukan setiap usaha untuk sengketa batas maritim yang dibawa ke jalur
mengadakan pengaturan sementara yang hukum menunjukan bahwa Lembaga
bersifat praktis dan selama masa peralihan Peradilan Internasional (seperti Mahkamah
tersebut tidak membahayakan atau Internasional) dalam rangka mencapai solusi
menghalangi dicapainya suatu persetujuan yang adil sering kali menggunakan prinsip
akhir. Dalam ketentuan tersebut pada two-stage approach (pendekatan dua tahap)
dasarnya tidak mengatur secara tegas prinsip dalam penyelesaiannya. Hal pertama yang
delimitasi batas maritim yang dapat harus dilakukan dalam penerapan prinsip
digunakan kedua negara yang berhadapan two-stage approach adalah dengan
atau berdampingan. Meski demikian pada menggunakan prinsip ekuidistan atau garis
umumnya prinsip two-stage approach tengah murni (strict or robust equidistance or
dianggap sebagai alternatif pendekatan yang median line) sebagai posisi awal bagi negara
dapat diterima dalam delimitasi batas maritim yang bersengketa sebagai batas sementara.
(Arsana, 2007:48). Tahap selanjutnya dengan melakukan
C. Delimitasi Landas Kontinen modifikasi terhadap prinsip ekuidistan
Dalam menentukan delimitasi batas tersebut. Modifikasi dipilih karena adanya
landas kontinen dapat diberlakukan unsur relevan seperti adanya pulau, rocks
ketentuan Pasal 83 ayat (1) UNCLOS 1982 atau kondisi relevan lainnya. Tahap terakhir
yang secara khusus mengatur bahwa adalah dilakukannya negosiasi diantara
penetapan garis batas landas kontinen antar negara yang bersengketa untuk menetapkan
negara yang pantainya berdampingan atau perlu atau tidaknya merubah atau menggeser
berhadapan harus dilakukan dengan posisi garis ekuidistan tersebut berdasarkan
persetujuan atas dasar hukum internasional, pertimbangan relevan dan masuk akal yang
sebagaimana tercantum dalam Pasal 38 dapat diterima oleh kedua belah pihak
Statuta Mahkamah Internasional untuk (Arsana, 2007:61).
mencapai suatu penyelesaian yang adil. Secara khusus terdapat faktor yang
Pasal tersebut pada dasarnya bersifat menyebabkan lamanya jangka waktu yang
procedural yaitu mewajibkan setiap negara diperlukan untuk menyelesaikan sengketa
yang berhadapan dan berdampingan untuk antara Costa Rica dan Nicaragua terkait
membuat perjanjian batas maritim (Masfiani, delimitasi batas maritim di Laut Karibia dan
2016:14). Samudera Pasifik. Adapun faktor tersebut
Prescott dan Schofield dalam Arsana yaitu (Masfiani, 2016:16) :
menyatakan bahwa Statuta Mahkamah A. Tidak dilakukannya pertimbangan
Internasional yang diacu dalam Pasal 83 berdasarkan hukum, geografis, dan

8
e-Journal Komunitas Yustisia Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Ilmu Hukum (Volume 2 No. 1 Tahun 2019)

pertimbangan dalam penarikan garis delimitation kedua negara tidak menemukan


pangkal yang diperkenankan oleh suatu kesepakatan. Pada akhirnya kedua
UNCLOS 1982 maupun petunjuk teknis negara sepakat untuk membawa sengketa
lainnya merupakan faktor utama dari tersebut kepada Mahkamah Internasional
adanya penyelesaian sengketa yang untuk dapat diselesaiakan sesuai dengan
membutuhkan waktu yang lama. Bukti ketentuan hukum internasional yang berlaku.
dari tidak dipertimbangkannya faktor Saran yang dapat disampaikan
tersebut adalah adanya deklarasi berdasarkan hasil penelitian yaitu Mahkamah
secara sepihak dari Nicaragua Internasional hendaknya menggunakan
mengenai penggunaan garis pangkal prinsip-prinsip dan metode-metode yang ada
lurus yang tidak mempertimbangkan dalam hukum internasional khususnya hukum
faktor relevan berdasarkan ketentuan laut internasional untuk menyelesaikan
hukum dan geografis dari delimitasi sengketa maritime boundary delimitation
batas maritim. antara Costa Rica dan Nikaragua di Laut
B. Adanya tumpang tindih klaim maritim Karibia dan Samudera Pasifik. Dengan
kedua negara di wilayah Laut Karibia menggunakan prinsip-prinsip serta metode-
dan Samudera Pasifik mengindikasikan metode yang ada diharapkan Costa Rica dan
tidak dilakukannya pertimbangan Nicaragua dapat menerima putusan yang
berdasarkan pertimbangan prinsip- nantinya akan dikeluarkan oleh Mahkamah
prinsip atau metode dalam deklarasi Internasional yerkait dengan maritime
batas maritim. boundary delimitation di Laut Karibia dan
Samudera Pasifik.
PENUTUP
Adapun kesimpulan yang diperoleh dari DAFTAR PUSTAKA
penelitian ini adalah :
1) Status maritime boundary Buku
delimitation sangatlah penting bagi setiap Adolf, Huala. 2014. Hukum Penyelesaian
negara. Karena dengan adanya maritime Sengketa Internasional. Jakarta: Sinar
boundary delimitation akan memperjelas Grafika
kedaulatan suatu negara di wilayah maritim.
Banyak negara yang mempersengketakan Arsana, I Made Andi. 2007. Batas Maritim
terkait dengan maritime boundary Antarnegara: Sebuah Tinjauan Teknis
delimitation. Salah satu negara yang dan Yuridis. Yogyakarta : Gadjah Mada
bersengketa terkait dengan maritime University Press.
boundary delimitation yaitu amtara Costa
Rica dan Nicaragua. Status maritime Sefriani. 2016. Hukum Internasional Suatu
boundary delimitation yang belum jelas Pengantar. Jakarta: Rajawali Pers.
menjadikan kedua negara bersengketa. Sodik, Dikdik Mohamad. 2014. Hukum Laut
Sampai saat ini status maritime boundary Internasional dan Pengaturannya di
delimitation antara Costa Rica dan Nicaragua Indonesia. Bandung: Refika Aditama.
di Laut Karibia dan Samudera Pasifik masih
dalam proses penyelesaiaan seketa melalui Soekanto, Soerjono dan Mamudji, Sri. 1995.
Mahkamah Internasional (International Court Penelitian Hukum Normatif Suatu
of Justice), 2) Penyelesaian sengketa terkait Tinjauan Singkat. Jakarta: PT
maritime boundary delimitation antara Costa RajaGrafindo Persada.
Rica dan Nicaragua sudah melalui beberapa
proses negosiasi antara kedua negara sesuai Soekanto, Soerjono dan Mamudji, Sri. 2003.
dengan ketentuan hukum inetrnasional. Metode Penelitian Hukum. Jakarta:
Namun karna terdapat perbedaan Rineke Cipta.
permintaan terkait maritime boundary

9
e-Journal Komunitas Yustisia Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Ilmu Hukum (Volume 2 No. 1 Tahun 2019)

Jurnal Internet
Arsana, I Made Andi. 2010. Penyelesaian Costa Rica. 2015. Memorial of Costa Rica.
Sengketa Ambalat Dengan Delimitasi http://www.icj-cij.org/files/case-
Maritim : Kajian Geospasial Dan related/157/157-20150203-WRI-01-00-
Yuridis. Volume 1. No. 01. Jurnal Ilmiah EN.pdf. Diakses 27 April 2018
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Nicaragua. 2015. Counter-Memorial of the
Fakultas Teknik Universitas Gadjah Republic of Nicaragua. http://www.icj-
Mada. cij.org/files/case-related/157/157-
Geraldi, Aldo Rico. 2018. Personalitas 20151208-WRI-01-00-EN.pdf. Diakses
Hukum World Trade Organization Bagi 27 April 2018
Negara Berkembang Terkait Sistem
Perdagangan Antar Negara. Volume 4. Official website International Court of Justice
No 1. Jurnal Komunikasi Hukum (JKH). (application by Costa Rica), case
Fakultas Hukum dan Ilmu Sosial Maritime Delimitation in the Caribbean
Universitas Pendidikan Ganesha. Sea and Pasific Ocean (Costa Rica v.
Nicaragua).
Mangku, Dewa Gede Sudika. 2012. Suatu http://www.icjcij.org/docket/index.php?p
Kajian Umum Tentang Penyelesaian 1=3&p2=1&code=crnic&
Sengketa Internasional Termasuk Di case=157&k=0f. Diakses 20 April 2017.
dalam Tubuh ASEAN. Volume VXII.
No. 3. Jurnal Komunikasi Hukum. people.hofstra.edu/geotrans/eng/ch5en/conc
Fakultas Hukum Dan Ilmu Sosial 5en/ EEZ.html
Universitas Pendidikan Ganesha.
Konvensi Internasional
Masfiani, Ismi Yulia. 2016. Penyelesaian Konvensi Hukum Laut 1982 (United Nation
Sengketa Batas Maritim Antara Costa Convention on the Law of the Sea
Rica Dan Nicaragua Di Laut Karibia 1982). The United Nation Convention
Dan Samudra Pasifik Dalam Perspektif on the Law of the Sea was opened for
UNCLOS 1982. Volume 5. No. 3. signature at Montego Bay, Jamaica, on
Diponogoro Law Jurnal. Fakultas 10 December 1982. It entered into force
Hukum Universitas Diponogoro. on 14 November 1994.

Skripsi Statuta Mahkamah Internasional (Statutes of


Aldo Rico Geraldi. 2013. Penyiksaan Falun The International Court of Justice)
Gong Oleh Pemerintah Republik
Rakyat China Terkait Konvensi Anti
Penyiksaan Tahun 1984. Skripsi.
Jurusan Ilmu Hukum, Universitas
Udayana.
Ishmatul Lu’lu. 2015. Implementasi Maritime
Boundary Delimitation Menurut United
Nation Convention on the Law of the
Sea 1982 Dalam Sengketa Antara
Costa Rica Vs. Nicaragua Di Caribbean
Sea Dan Pacific Ocean Tahun 2014.
Skripsi. Jurusan Ilmu Hukum, Bagian
Hukum Internasional, Fakultas Hukum,
Universitas Gadjah Mada.

10

Anda mungkin juga menyukai