Anda di halaman 1dari 63

LAPORAN

ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS KELUARGA BINAAN


PADA “NY.N” G1P0A0 DENGAN KEKURANGAN ENERGI KRONIK
(KEK)
DI UPTD PUSKESMAS JALAN GEDANG
KOTA BENGKULU

Disusun Oleh :

1. Tiara Deby Shafiyah (F0G021008)


2. Nurjannah Hasibuan (F0G021022)
3. Dhea Putri Dinanti (F0G021023)
4. Okta Anjelia Renopen (F0G021028)
5. Rizka Hayu Aisyah (F0G021033)
6. Novia Sukma Rahayu (F0G021061)
7. Sarah Nurjana (F0G021063)
8. Wenny Handayani (F0G021064)

PROGRAM STUDI D3 KEBIDANAN


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS BENGKULU
TAHUN 2023
LEMBAR PENGESAHAN

PEMBIMBING LAHAN PEMBIMBING AKADEMIK

Kemala Haiti, S.Tr.Keb Linda Yulyani, S.ST., M.Keb

PROGRAM STUDI D3 KEBIDANAN


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS BENGKULU
TAHUN 2023

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami sampaikan kepada Allah SWT karena berkat rahmat-Nyalah
kami sebagai penulis dapat menyelesaikan laporan denan judul “Asuhan
Kebidanan Komunitas Keluarga Binaan Pada “Ny. N” G 1P0A0 di Puskesmas
Jalan Gedang Kota Bengkulu”.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tanpa bantuan dan bimbingan dari
berbagai pihak, laporan asuhan kebidanan komunitas ini belum tentu terwujud.
Kami banyak menemukan kesulitan dan tantangan, maka dari itu kami
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat:
A. Kemala Haiti, S.Tr.Keb selaku pembimbing lahan yang telah memberikan
izin dalam pengambilan data pra penelitian dalam penyusunan laporan asuhan
keluarga binaan.
B. Linda Yulyani, S.ST., M.Keb selaku pembimbing akademik telah
memberikan banyak bimbingan, meluangkan waktunya, arahan, petunjuk, dan
sumbangsih pemikirannya dalam proses penulisan laporan ini sehingga kami
dapat menyelesaikannya dengan tepat waktu.
C. Izhar Supriyadi, S.KM selaku Ka. UPTD Puskesmas Sukamerindu yang telah
memberikan izin dalam pengambilan data pra penelitian dalam penyusunan
laporan asuhan keluarga binaan
D. Yenny Junita, S.KM., M.M selaku Ka. Tata Usaha yang telah memberikan
izin dalam pengambilan data pra penelitian dalam penyusunan laporan asuhan
keluarga binaan.
E. Tenaga kesehatan lainnya yang telah membantu kami dalam penyusunan
laporan asuhan keluarga binaan.

iii
Akhir kata, semoga laporan ini bisa bermanfaat bagi pembaca. Kami sebagai
penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan ini masih jauh dari
kesempurnaan, maka dari itu kami minta maaf atas kekurangan-kekurangan
tersebut. Kritik dan saran yang akan sangat berguna untuk kemajuan kami di
masa mendatang serta kesempurnaan dari laporan ini akan kami terima dengan
tangan terbuka

Bengkulu, November 2023

Penulis

iv
DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN................................................................................ii
KATA PENGANTAR...........................................................................................iii
DAFTAR ISI...........................................................................................................v
DAFTAR LAMPIRAN.........................................................................................vi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.............................................................................................1
B. Tujuan..........................................................................................................3
C. Manfaat........................................................................................................3
BAB II TINJAUAN TEORI
A. Konsep Keluarga..........................................................................................4
B. Manajemen/Asuhan Kebidanan pada Keluarga...........................................7
C. Teori yang Bersangkutan dengan Masalah..................................................9
a. Kekurangan Energi Kronik......................................................................9
BAB III ASUHAN / MANAJEMEN KEBIDANAN PADA KELUARGA
A. Pengakajian ...............................................................................................30
B. Analisa Data...............................................................................................40
C. Penentuan Prioritas Masalah......................................................................41
BAB IV PEMBAHASAN KASUS......................................................................47
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan................................................................................................48
B. Saran...........................................................................................................48
DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................49

v
DAFTAR LAMPIRAN

A. Pemetaan Wilayah Puskesmas Sukamerindu............................................50


B. PWS-KIA.......................................................................................................50
C. Dokumentasi Kegiatan.................................................................................51
D. Satuan Acara Penyuluhan (SAP).................................................................54
E. Dokumentasi Rumah....................................................................................57

vi
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Gizi ibu hamil merupakan salah satu fokus perhatian kegiatan perbaikan
gizi masyarakat karena dampaknya yang signifikan terhadap kondisi janin
yang dikandungnya. Masalah gizi yang sering ditemui pada ibu hamil adalah
masalah KEK. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas, 2018) menunjukkan
prevalensi risiko KEK pada ibu hamil (15-49 tahun) masih cukup tinggi yaitu
sebesar 17,3%. Persentase ibu hamil KEK diharapkan dapat turun sebesar
1,5% setiap tahunnya (Kemenkes, 2020). Data Kemenkes 2019 menunjukan
bahwa prevalansi resiko KEK pada ibu hamil yaitu sebesar 18,2%. Dari data
tersebut trend menurun di bandingkan tahun sebelumnya (Kemenkes, 2019).
Ibu hamil dengan risiko KEK ditandai dengan ukuran Lingkar Lengan
Atas (LiLA) kurang dari 23,5 cm. KEK pada ibu hamil berdampak terhadap
kesehatan dan keselamatan ibu, bayi dan proses persalinan. Dampak bagi ibu
yaitu komplikasi seperti anemia, perdarahan, berat badan ibu tidak bertambah
secara normal dan terkena penyakit infeksi bahkan meningkatkan kematian
ibu. Dampak bagi janin yaitu gangguan pertumbuhan janin dan dapat
menimbulkan abortus, bayi lahir mati, kematian neonatal, cacat bawaan,
asfiksia intrapartum, lahir dengan berat badan rendah (BBLR) (Simbolon,
2018).
Faktor yang dapat menyebabkan terjadinya KEK adalah usia, paritas dan
jarak kehamilan. asupan zat gizi yang diperoleh akan digunakan juga untuk
bayi yang dikandungnya dan sangat berisiko mengalami KEK. Kondisi KEK
yang berkepanjangan pada ibu hamil nantinya akan menyebabkan
Intrauterine Growth Restriction (IUGR) dan anak yang dillahirkan akan
mengalami Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) (Marjan, 2021).
Ibu hamil yang memiliki paritas lebih dari 3, lebih berisiko terhadap
KEK dibandingkan ibu hamil yang paritasnya dua sampai tiga. Kehamilan
yang terlalu sering atau paritas >4 kali dapat menyebabkan gizi kurang pada
ibu hamil. Pada ibu hamil yang jarak kehamilannya terlalu dekat dapat

vii
menguras cadangan zat gizi tubuh, serta organ reproduksi juga belum kembali
sempurna seperti sebelum masa kehamilan, oleh sebab itu ibu dapat
mengalami kekurangan gizi atau KEK. Ibu hamil dengan jarak kehamilan <2
tahun cenderung mengalami risiko KEK dibandingkan dengan ibu hamil yang
memiliki jarak kehamilan >2 tahun (Sintia, 2021).
Upaya untuk mencegah terjadinya ibu hamil KEK yaitu mengonsumsi
makanan yang cukup secara kuantitas (jumlah makanan yang dimakan) serta
kualitas (variasi makanan dan zat gizi yang sesuai kebutuhan) serta
suplementasi zat gizi yang harus dikonsumsi oleh ibu hamil yaitu tablet
tambah darah (berisi zat besi dan asam folat), kalsium, seng, vitamin A,
vitamin D, iodium (simbolon, 2018). Upaya penanganan yaitu perlu adanya
program pemberian makan tambahan yang rutin bagi ibu hamil yang berisiko
mengalami KEK (Marjan, 2021).
Peran keluarga juga sangat penting terhadap ibu yang berisiko KEK
terutama suami mampu memberikan motivasi bagi ibu hamil untuk
memanfaatkan fasilitas pelayanan gizi bagi ibu hamil serta memperhatikan
konsumsi makanan ibu. Meningkatkan pengetahuan mengenai pelayanan gizi
ibu hamil dengan cara mengikuti kegiatan dari Puskesmas maupun media
sosial dan internet (Hayat,2021).
Program Puskesmas Jalan Gedang dalam upaya yang dilakukan terhadap
ibu hamil dengan risiko KEK, yaitu dengan pemberian makanan tambahan
(PMT) berupa roti ibu hamil dan kemudian memberikan pendidikan
kesehatan kepada pasien tersebut mengenai KEK, seperti penyebab terjadinya
KEK, dampak KEK bagi ibu dan janin, serta upaya yang dilakukan untuk
mengatasinya.
Oleh karena itu laporan ini akan menjadi Asuhan Kebidanan Komunitas
Keluarga Binaan pada Ny.B yang mengalami KEK. Keluarga Ny. B
merupakan keluarga yang sederhana. Dalam satu rumah Keluarga Ny. B
terdiri dari suami, istri dan anak yang ada dalam kandungannya.
Permasalahan kesehatan Ny. B yang paling menonjol adalah Ny. B
mengalami KEK (kekurangan energy kronik) didapatkan dari hasil

viii
pemeriksaan lingkar lengan atas Ny. B yaitu 22,5 cm. Oleh karena itu sangat
penting melakukan pendampingan terhadap Ny. B.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah akhir praktik kebidanan komunitas, mahasiswa mampu
melaksanakan asuhan kebidanan komunitas secara komprehensif.
2. Tujuan Khusus
Setelah melaksanakan praktik kebidanan komunitas mahasiswa dapat :
a. Melakukan pengkajian kepada keluarga Ny. B khususnya tentang
masalah pada ibu hamil KEK (Kekurangan Energi Kronik)
b. Menginterpretasikan masalah apa yang terjadi pada keluarga Ny. B
c. Menentukan antisipasi masalah.
d. Melakukan perencanaan terhadap masalah yang terjadi.
e. Melaksanakan perencanaan yang telah dibuat.
f. Melakukan evaluasi terhadap tindakan yang telah dilaksanakan.

C. Manfaat
Dalam laporan kebidanan komunitas ini penulis berharap dapat bermanfaat
bagi :
1. Keluarga
Mampu melibatkan keluarga untuk dapat mengurangi kecemasan tentang
keluhan yang dialami selama masalah itu terjadi.
2. Mahasiswa
Mahasiswa mampu mengaplikasikan antara teori tentang KEK yang
diperoleh di akademik dengan praktek-praktek yang dihadapkan.

ix
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Konsep Keluarga
1. Definisi Keluarga
Masyarakat sebagai suatu sistem sosial menunjukkan bahwa semua
orang bersatu untuk saling melindungi dalam kepentingan bersama, dan
berfungsi sebagai suatu kesatuan dan secara terus menerus mengadakan
hubungan (interaksi) dengan sistem yang lebih besar. Bagian-bagian
yang saling berinteraksi tersebut merupakan sub-sistem dari komuniti
seperti pendidikan, kesehatan, kesejahteraan dan keluarga. (Wahyuni
Dwi Elly, 2018).
Departemen Kesehatan RI (1988) mendefinisikan keluarga sebagai
unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan
beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah
satu atap dalam keadaan saling ketergantungan. Sementara menurut
Salvicion G. Bailon dan Aracelis Maglaya (1989) dikutip Effendy
(1998), keluarga adalah dua atau lebih individu yang tergabung karena
hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka
hidup dalam suatu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain, dan di
dalam perannya masing-masing menciptakan serta mempertahankan
kebudayaan.
2. Struktur Keluarga
Struktur keluarga didasarkan pada organisasi keluarga, yaitu perilaku
anggota keluarga dan pola hubungan dalam keluarga. Hubungan yang
ada dapat bersifat kompleks, misalnya seorang wanita bisa sebagai istri,
sebagai ibu, sebagai menantu, dan lain-lain, yang semua itu mempunyai
kebutuhan, peran dan harapan yang berbeda. Pola hubungan itu akan
membentuk kekuatan dan struktur peran dalam keluarga. Struktur
keluarga dapat diperluas dan dipersempit tergantung dari kemampuan
dari keluarga tersebut untuk merespon stressor yang ada dalam keluarga.
Struktur keluarga terdiri dari sebagai berikut.

x
a. Patrilineal adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak
saudara sedarah dalam beberapa generasi, di mana hubungan itu
disusun melalui jalur garis ayah.
b. Matrilineal adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak
saudara sedarah dalam beberapa generasi, di mana hubungan itu
disusun melalui jalur garis ibu.
c. Matrilokal adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama
keluarga sedarah istri.
d. Patrilokal adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga
sedarah suami.
e. Keluarga kawinan adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi
pembinaan keluarga, dan beberapa sanak saudara yang menjadi
bagian keluarga karena adanya hubungan dengan suami dan istri.

3. Tipe Keluarga
Keluarga terdiri dari berbagai macam tipe/bentuk. Tipe/bentuk keluarga
antara lain sebagai berikut.
a. Keluarga Inti (Nuclear Family) adalah keluarga yang terdiri dari ayah,
ibu dan anak-anak.
b. Keluarga Besar (Extended Family) adalah keluarga inti ditambah
sanak saudara, misalnya nenek, kakek, keponakan, saudara sepupu,
paman, bibi dan sebagainya.
c. Keluarga Berantai (Serial Family) adalah keluarga yang terdiri dari
perempuan dan laki-laki yang menikah lebih dari satu kali dan
merupakan satu keluarga inti.
d. Keluarga Duda/Janda (Single Family) adalah keluarga yang terjadi
karena perceraian atau kematian.
e. Keluarga berkomposisi (Composite) adalah keluarga yang
perkawinannya berpoligami dan hidup secara bersama.
f. Keluarga Kabitas (Cahabitation) adalah dua orang yang menjadi satu
tanpa pernikahan tetapi membentuk suatu keluarga.

xi
Di samping itu, di dalam keluarga terdapat pemegang kekuasaan.
Pemegang kekuasaan dalam keluarga adalah sebagai berikut.

a. Patriakal, yaitu pihak ayah yang dominan dan memegang kekuasaan


dalam keluarga.
b. Matriakal, yaitu pihak ibu yang dominan dan memegang kekuasaan
dalam keluarga.
c. Equalitarian, yaitu ayah dan ibu yang memegang kekuasaan dalam
keluarga.

4. Peranan dan fungsi keluarga


Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal,
sifat, kegiatan yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi
tertentu. Peranan individu dalam keluarga didasari oleh harapan dan pola
perilaku dari keluarga, kelompok dan masyarakat. Berbagai peranan yang
umumnya terdapat di dalam kebanyakan keluarga, terutama di Indonesia
adalah sebagai berikut.
a. Peranan ayah
Peranan ayah adalah sebagai suami dari ibu dan ayah untuk anak-anak.
Di samping itu, ayah juga berperan sebagai pencari nafkah, pendidik,
pelindung dan pemberi rasa aman, kepala keluarga, anggota dari
kelompok sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dalam
lingkungannya.
b. Peranan ibu
Peranan ibu adalah sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya. Ibu
mempunyai peranan untuk mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh
dan pendidik anak-anaknya, pelindung dan sebagai salah satu kelompok
dari peranan sosialnya, serta sebagai anggota masyarakat dalam
lingkungannya.
c. Peranan anak
Anak dalam keluarga melaksanakan peranan psiko-sosial sesuai dengan
tingkat perkembangannya, baik fisik, mental, sosial, maupun spiritual.

xii
B. Manajemen / Asuhan Kebidanan Pada Keluarga
Manajemen Asuhan Kebidanan adalah pendekatan dan kerangka pikir
yang digunakan oleh bidan dalam menerapkan metode pemecahan masalah
secara sistematis mulai dari pengumpulan data, analisa data, diagnosa
kebidanan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi (Hirfa Turrahmi, 2017).
1. Pengkajian
Pengkajian kebidanan keluarga ini melalui tiga tahapan yaitu persiapan,
pelaksanaan, dan pelaporan. Pengkajian dimulai dengan pengenalan
keluarga, pengumpulan data, riwayat keluarga, tahap dan tugas
perkembangan keluarga. Metode yang digunakan dalam pengkajian adalah
wawancara, pemeriksaan fisik dan observasi, Wahyuni Dwi Elly (2018).
a. Persiapan, Adapun persiapan yang disiapkan adalah instrumen/format
pengkajian data keluarga yang telah disusun secara sistematis serta alat
tulis yang mendukung serta alat kesehatan yang diperlukan saat
melakukan pemeriksaan, Wahyuni Dwi Elly (2018).
b. Pelaksanaan, Pada saat pelaksanaan perlu dijelaskan maksud dan tujuan
melakukan pengkajian data keluarga dengan komunikasi dan
wawancara yang kondusif. Wawancara bisa dilaksanakan di dalam
lingkungan rumah atau di luar rumah, diawali dengan mengkaji
identitas keluarga secara umum seperti data anggota keluarga, mulailah
dengan menanyakan nama istri atau suami, nama anak-anak atau
anggota keluarga di rumahsephingga sesuatu data yang lebih spesfisik
tentang kesehatan anggota keluarga Pertanyaan diajukaan seputar nama,
usia, jenis kelamin, hubungan keluarga, pendidikan, pekerjaan,
golongan darah, penyakit yang sedang diderita, kondisi saat ini, serta
jenis jaminan kesehatan, Wahyuni Dwi Elly (2018).
c. Pelaporan Semua data yang terkumpul selama proses pengkajian
dikumpulkan bahan-bahan yang diperlukan untuk penyusunan laporan.
Laporan disusun sesuai dengan urutan-urutan dalam pengkajian,
(Wahyuni Dwi Elly, 2018).

xiii
2. Analisis Data
Menurut definisi, masalah adalah terdapatnya kesenjangan (gap) antara
harapan dengan kenyataan. Oleh sebab itu, cara perumusan masalah yang
baik adalah kalau rumusan tersebut jelas menyatakan adanya kesenjangan.
Kesenjangan tersebut dikemukakan secara kualitatif dan dapat pula secara
kuantitatif. Hasil analisis tersebut dirumuskan sebagai syarat dapat
ditetapkan masalah kesehatan ibu dan anak pada keluarga di komunitas
(Wahyuni Dwi Elly, 2018).
Perumusan diagnosa dan/atau masalah dilakukan dengan
mempertimbangkan kriteria yaitu :
a. diagnosa sesuai dengan nomenklatur kebidanan,
b. masalah dirumuskan sesuai dengan kondisi keluarga/klien, serta,
c. dapat diselesaikan dengan asuhan kebidanan secara mandiri, kolaborasi,
dan rujukan.
3. Penentuan Skala Prioritas
Setelah menentukan masalah atau diagnosa kebidanan pada keluarga,
langkah selanjutnya adalah menentukan prioritas masalah kesehatan dan
kebidanan pada keluarga, Wahyuni Dwi Elly (2018).
Hal-hal yang perlu Anda perhatikan dalam prioritas masalah adalah
sebagai berikut.
a. Tidak mungkin masalah-masalah kesehatan dan kebidanan yang
ditemukan dalam keluarga dapat diatasi sekaligus.
b. Perlu mempertimbangkan masalah-masalah yang dapat mengancam
kehidupan keluarga, seperti masalah penyakit atau masalah kesehatan
ibu dan anak.
c. Perlu mempertimbangkan respon dan perhatian keluarga terhadap
asuhan kebidanan yang akan diberikan.
d. Keterlibatan keluarga dalam memecahkan masalah yang mereka hadapi.
e. Sumber daya keluarga yang dapat menunjang pemecahan masalah
kesehatan/kebidanan pada keluarga.
f. Pengetahuan dan kebudayaan keluarga.

xiv
g. Diutamakan terhadap keluarga yang termasuk kelompok risiko tinggi
(Setyawan, 2012).

Skala Prioritas Masalah Kesehatan Keluarga

No Kriteria Skor Bobot


1 Sifat masalah
Skala : Ancaman Kesehatan 2
Tidak/kurang sehat 1 3
Krisis 1

2 Kemungkinan masalah dapat diubah


Skala : Tinggi 2
Cukup 2 1
Rendah 0

3 Potensi masalah untuk dicegah


Skala : Tinggi 3
Cukup 1 2
Rendah 1

4 Menonjolnya masalah 1
Skala : Masalah berat harus ditangani 2
Masalah tidak perlu segera ditangani 1 1
Masalah tidak dirasakan 0

C. Kekurangan Energi Kronik (KEK)


1. Definisi KEK
Kekurangan energi kronik (KEK) adalah keadaan di mana ibu
menderita keadaan kekurangan kalori dan protein (malnutrisi) yang
berlangsung menahun (kronis) yang mengakibatkan timbulnya gangguan

xv
kesehatan pada wanita usia subur (WUS) dan pada ibu hamil (bumil).
KEK merupakan gambaran status gizi ibu di masa kehamilannya,
kekurangan zat gizi pada masa kehamilan akan menyebabkan bentuk
tubuh bayi yang kurus dan pendek (stunting) (Simbolon, 2018).
Malnutrisi adalah keadaan patologis akibat kekurangan atau kelebihan
secara relatif atau absolut satu atau lebih zat gizi. KEK merupakan salah
satu keadaan malnutrisi. Jenis antropometri yang digunakan untuk
mengukur risiko KEK pada wanita usia subur (WUS)/ibu hamil adalah
lingkar lengan atas (LiLA). WUS di Indonesia berisiko menderita KEK
jika ukuran LiLA kurang dari 23,5 cm atau di bagian merah pita LiLA.
Apabila hasil pengukuran LiLA lebih dari 23,5 cm maka WUS tersebut
tidak berisiko menderita KEK atau status gizinya dalam kategori baik
(Supariasa, 2016).
2. Partofisiologi KEK
Patofisiologi penyakit gizi kurang terjadi melalui lima tahapan yaitu:
pertama, ketidakcukupan zat gizi. Apabila ketidakcukupan zat gizi ini 10
berlangsung lama maka persediaan/ cadangan jaringan akan digunakan
untuk memenuhi ketidakcukupan itu. Kedua, apabila ini berlangsung lama,
maka akan terjadi kemerosotan jaringan, yang ditandai dengan penurunan
berat badan. Ketiga, terjadi perubahan biokimia yang dapat dideteksi
dengan pemeriksaan laboratorium. Keempat, terjadi perubahan fungsi
yang ditandai dengan tanda yang khas. Kelima, terjadi perubahan anatomi
yang dapat dilihat dari munculnya tanda klasik. Proses terjadinya KEK
merupakan akibat dari faktor lingkungan dan faktor manusia yang
didukung oleh kekurangan asupan zat-zat gizi, maka simpanan zat gizi
pada tubuh digunakan untuk memenuhi kebutuhan. Apabila keadaan ini
berlangsung lama maka simpanan zat gizi akan habis dan akhirnya terjadi
kemerosotan jaringan (Paramashanti, 2019).
3. Tanda-Tanda KEK pada ibu hamil
Tanda-tanda Kekurangan Energi Kronik (KEK) pada ibu hamil yaitu
lingkar lengan atas kurang dari 23,5 cm, kondisi ibu dengan kadar
hemoglobin dibawah 11g/dL pada trimester 1 dan 3, berat badan tidak

xvi
bertambah secara normal pada trimester 2 dan trimester 3 ibu hamil
dengan gizi dianjurkan menambah berat badan perminggu masing masing
sebesar 0.5 kg (Ervinawati, dkk, 2018).
KEK juga bisa di identifikasi dari Indeks Masa Tubuh (IMT). Indeks
Massa Tubuh (IMT) atau Body Mass Index (BMI) merupakan alat atau
cara untuk menentukan status gizi seseorang, khususnya yang berkaitan
dengan kekurangan atau kelebihan berat badan berdasarkan Indeks
Quatelet (berat badan dalam kilogram dibagi dengan kuadrat tinggi badan
dalam meter (kg/m2 )). Berat badan kurang dapat meningkatkan resiko
terhadap penyakit infeksi, sedangkan berat badan lebih akan meningkatkan
resiko terhadap penyakit degeneratif (Kemenkes, 2018).
Ibu hamil dengan IMT sebelum hamil <18,5 memiliki risiko 53,7 kali
lebih besar untuk mengalami KEK dibandingkan ibu hamil yang
memiliki IMT sebelum hamil ≥18,5. Hasil penelitian ini sejalan dengan
penelitian Furqi & Saptorini (2016) yang menyatakan bahwa status gizi
sebelum hamil berhubungan dengan KEK pada ibu hamil (p=0,002), ibu
hamil yang memiliki IMT sebelum hamil <18,5 memiliki 5,5 kali lebih
besar untuk mengalami KEK dibandingkan ibu hamil yang memiliki
BMI sebelum kehamilan ≥18.5 (Lestari Ardianti, 2021).

Tabel 2.1 Hitung IMT

Kategori IMT Nilai IMT

Gizi Kurang/KEK <18,5

Normal 18,5-24,9

Kelebihan BB 25,0-29,9

Obesitas 4,99-9,08

Sumber: Simbolon (2018)

BB(kg)
Cara menghitung IMT: IMT =
TB ( m ) xTB (m)

xvii
4. Penyebab KEK
Kurang energi kronis pada ibu hamil disebabkan dua faktor penyebab yaitu
penyebab langsung dan tidak langsung:
a. Faktor penyebab langsung ibu hamil KEK adalah konsumsi gizi yang
tidak cukup dan penyakit.
b. Faktor penyebab tidak langsung adalah persediaan makanan tidak
cukup, pola asuh yang tidak memadai dan kesehatan lingkungan serta
pelayanan kesehatan yang tidak memadai. Semua faktor langsung dan
tidak langsung dipengaruhi oleh kurangnya pemberdayaan wanita,
keluarga dan sumber daya manusia sebagai masalah utama,
Sedangkan masalah dasar adalah krisis ekonomi, politik dan sosial.

Kurang energi kronik (KEK) Pada ibu hamil dimulai sebelum hamil, dari
pranikah (calon pengantin) bahkan usia remaja. Kehamilan pada usia
remaja akan menimbulkan masalah, antara lain:

a. Terjadi kompetisi kebutuhan zat gizi antara remaja dengan janin


yang di kandungnya.
b. Kekurangan zat gizi akan menyebabkan tubuh rentan terhadap
penyakit.
c. Organ reproduksi remaja masih dalam proses tumbuh kembang,
seperti panggul belum berkembang maksimal (panggul sempit) yang
akan menyulitkan proses persalinan.
d. Mental remaja yang belum siap menjadi seorang ibu mengakibatkan
pola asuh yang tidak baik (Simbolon, 2018).
5. Pencegahan dan penanganan KEK
Upaya untuk mencegah terjadinya ibu hamil KEK dengan beberapa cara:
a. Mengonsumsi makanan yang cukup secara kuantitas (jumlah makanan
yang dimakan) serta kualitas (variasi makanan dan zat gizi yang sesuai
kebutuhan) serta suplementasi zat gizi yang harus dikonsumsi oleh ibu
hamil yaitu tablet tambah darah (berisi zat besi dan asam folat),
kalsium, seng, vitamin A, vitamin D, iodium.
b. Pengaturan jarak kelahiran, pengobatan penyakit penyerta seperti
cacingan, maria, HIV, TBC.

xviii
c. Penerapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) yaitu dengan
selalu menggunakan air bersih, cuci tangan dengan air bersih dan
sabun, menggunakan jamban sehat, memberantas jentik seminggu
sekali, makan buah dan sayur setiap hari, melakukan aktivitas fisik
setiap hari, tidak merokok di dalam rumah, persalinan oleh tenaga
kesehatan, memberi ASI eksklusif dan menimbang balita setiap bulan
merupakan upaya yang harus dilakukan dalam rangka mencegah
terjadinya KEK pada Wanita Usia Subur (WUS) calon pengantin
(catin) dan ibu hamil.
d. Segera mengatasi masalah kesehatan yang timbul pada WUS, calon
pengantin dan ibu hamil KEK
e. Mendapatkan pemeriksaan kehamilan (antenatal care) terpadu (10T)
Di pelayanan kesehatan primer (puskesmas) oleh tenaga kesehatan.
Pelayanan antenatal terkait gizi yang wajib dilakukan adalah:
1) Penimbangan berat badan
2) Pengukuran tinggi badan
3) Pengukuran lingkar lengan atas (LILA)
4) Pemberian tablet tambah darah (tablet Fe)
5) Penyuluhan dan konseling gizi (Simbolon, 2018).

Tindakan yang dilakukan untuk mencegah terjadinya KEK yaitu


menyarankan untuk melakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin untuk
mendeteksi kekurangan gizi, menjelaskan dampak yang terjadi akibat
kekurangan energi kronik, menjelaskan pada ibu hamil pentingnya
mengkonsumsi makanan bergizi untuk menunjang kesehatan ibu dan janin
(Yulianti, 2018).

Penanganan masalah KEK pada ibu hamil:


a. Penyediaan makanan
b. Konseling/Edukasi
c. Kolaborasi dan Koordinasi dengan tenaga kesehatan dan tenaga lintas
sektor terkait (Simbolon, 2018).
6. Dampak KEK

xix
Ibu hamil dengan masalah gizi dan kesehatan berdampak terhadap
kesehatan dan keselamatan ibu dan bayi serta kualitas bayi yang
dilahirkan. Kondisi ibu hamil KEK berisiko menurunkan kekuatan otot
yang membantu proses persalinan sehingga dapat mengakibatkan
terjadinya kematian janin (keguguran), prematur, lahir cacat, bayi berat
lahir rendah (BBLR) bahkan kematian bayi, ibu hamil KEK dapat
mengganggu tumbuh kembang janin yaitu pertumbuhan fisik (stunting),
otak dan metabolisme yang menyebabkan penyakit menular di usia dewasa
(Kemenkes, 2017).
KEK pada ibu hamil berdampak terhadap kesehatan dan keselamatan ibu,
bayi dan proses persalinan.
a. Bagi ibu: Ibu hamil beresiko komplikasi seperti Anemia, perdarahan,
berat badan ibu tidak bertambah secara normal dan terkena penyakit
infeksi bahkan meningkatkan kematian ibu.
b. Bagi janin: Gangguan pertumbuhan janin dan dapat menimbulkan
abortus, bayi lahir mati, kematian neonatal, cacat bawaan, asfiksia
intra partum, lahir dengan berat badan rendah (BBLR).
c. Bagi Anak: Akibat KEK Mengganggu tumbuh kembang anak yaitu
pertumbuhan fisik (stunting), otak dan metabolisme yang
menyebabkan penyakit tidak menular di usia dewasa.
d. Proses persalinan: Kondisi KEK beresiko menurunkan kekuatan otot
yang membantu proses persalinan sehingga beresiko terjadinya
persalinan sulit dan lama, persalinan prematur/sebelum waktunya,
perdarahan postpartum serta persalinan dengan tindakan operasi
cesar cenderung meningkat (Simbolon, 2018).

KEK pada ibu hamil berdampak pada kesehatan ibu dan janin yang
sedang dikandungnya. Wijanti, dkk (2016) menyatakan ibu hamil yang
menderita KEK mempunyai risiko kematian mendadak pada masa
perinatal, kematian saat persalinan, pendarahan, pasca persalinan yang
sulit karena lemah dan mudah mengalami gangguan kesehatan (Wijanti,
2016).

xx
Dampak yang terjadi pada ibu hamil dengan kekurangan asupan gizi
berhubungan dengan KEK yaitu pengaruh terhadap ibu,janin dan
persalinan. Dampak KEK terhadap ibu : menyebabkan terjadinya resiko
komplikasi seperti anemia, perdarahan, komplikasi persalinan, mudah
lelah. Kekurangan asupan gizi pada trimester pertama akan beresiko bayi
lahir secara prematur, kematian janin,kelainan sistem syaraf pusat dan
kekurangan energi di trimester dua dan tiga akan menghambat
pertumbuhan janin dalam kandungan. Dampak terhadap janin :
kekurangan gizi pada ibu hamil dapat mempengaruhi proses pertumbuhan
janin dan dapat menyebabkan lahir premature, bayi lahir mati,kematian
neonatal, cacat bawaan, anemia pada bayi, Berat Badan Lahir Rendah
(BBLR). Dampak terhadap persalinan : pengaruh saat persalinan seperti
persalinan sulit dan lama, persalinan sebelum waktunya, perdarahan
setelah persalinan, resiko lahir dengan operasi (Oktadianingsih, 2019).

7. Perhitungan kebutuhan energi ibu hamil KEK


a. Penyediaan makanan yang sesuai dengan kebutuhan, pemberian diet
(termasuk komposisi zat gizi, frekuensi pemberian dalam sehari).
b. Perhitungan kebutuhan energi ibu hamil KEK dihitung berdasarkan
aktivitas dan status gizi ibu dan ditambah 500 kkal Untuk usia ke
hamilan Trimester I, II, dan III.
c. Pemberian diet sesuai kebutuhan per individu normal yang meliputi
kebutuhan energi dan zat gizi ditambah dengan 500 kkal sebagai
penambah energi selama ke hamilan.
d. Penentuan kebutuhan gizi ibu hamil KEK, dilakukan identifikasi
berdasarkan LILA, status gizi: KEK.
Kebutuhan energi bumil sesuai target BB dan aktivitas = (BBI x
kebutuhan energi sesuai target BB & aktivitas) (Simbolon, 2018).

Tabel 2.2 Kebutuhan Energi dan Zat Gizi Ibu hamil KEK
Energi dan Zat Gizi Kebutuhan

xxi
Energi 30-35 kkal/kgBB/hari, disesuaikan dengan aktivitas

12 - 15%, diutamakan sumber protein dari ikan terutama


Protein
ikan laut
30%, diutamakan berasal dari lemak tidak jenuh tunggal
Lemak
maupun ganda

Karbohidrat 55 - 58%

Serat 28 g/hari

Asal Folat 600 mcg/hari

Vitamin A 300-350 mcg/hari


Vitamin b2 0,3 mg/hari
Vitamin b3 4 mg/hari
Vitamin b6 0,4 mg/hari
Vitamin c 85 mg/hari
Kalsium 1000 mg/hari
Zink (seng) 1-4 mg/hari
Iodium 70 mg/hari
Zat besi 27 mg/hari
Air minimal 2 liter/hari
Sumber : Simbolon (2018).

Tabel 2.3 Kebutuhan Energi Sesuai Aktivitas


Kebutuhan Energi Sesuai Aktivitas (kkal/kg BB)
Target BB
Santai Sedang Berat
Naik 25 30 35
Tetap 20 25 30
Sumber : Simbolon (2018).

8. Pelayanan Gizi pada ibu hamil KEK


a. Pelayanan gizi pada WUS, catin Dan ibu hamil KEK Bertujuan
meningkatkan berat badan melalui konseling gizi tentang makanan
dengan gizi seimbang dan cara pemilihan makanan yang tepat
menggunakan daftar bahan makanan penukar serta menerapkan
PHBS. Pantau berat badan tiap bulan, bila dalam satu bulan tidak ada
peningkatan berat badan segera dirujuk.
b. Perhitungan kenaikan berat badan bumil KEK pada trimester I adalah
berat badan aktual saat pertama kali ditimbang minimal mengalami
kenaikan BB 1 kg/bulan.

xxii
c. Ibu hamil KEK Harus mendapat penanganan sesuai dengan standar
dan kewenangan tenaga kesehatan termasuk tenaga gizi.
d. Kasus-kasus yang tidak dapat ditangani di rujuk sesuai dengan sistem
rujukan (Simbolon, 2018).
9. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kekurangan Energi Kronik
(KEK)
a. Usia
Usia (umur) sebagai lamaya kehidupan seseorang dalam beberapa
waktu yang telah dijalaninya sejak lahir. Umur yang dimaksud disini
adalah usia ibu, sedangkan ibu adalah orang tua perempuan, panggilan
yang lazim jika seseorang wanita telah melahirkan (Dorland, 2018).
Usia adalah lamanya seorang individu mengalami kehidupan sejak
lahir sampai saat ini. Usia merupakan salah satu variabel dari model
demografi yang digunakan sebagai hasil ukuran mutlak atau indikator
psikologis yang berbeda (Notoatmodjo, 2014).
Ibu hamil yang usianya kurang dari 20 tahun memiliki tingkat
risiko kehamilan yang sangat tinggi. Risiko itu bisa terjadi terhadap
dirinya sendiri maupun terhadap bayi yang dikandungnya. Resiko
yang tinggi ini bisa terjadi karena pertumbuhan linear atau tinggi
badan, pada umunya baru selesai pada usia 16-18 tahun. Pertumbuhan
itu kemudian dilanjutkan dengan pematangan pertumbuhan rongga
panggul beberapa tahun setelah pertumbuhan linear selesai, dan
pertumbuhan linear itu selesai pada umur sekitar 20 tahun. Akibatnya,
seorang ibu hamil yang usianya belum menginjak 20 tahun, mungkin
saja akan mengalami berbagai komplikasi persalinan, serta gangguan
penyelesaian pertumbuhan optimal. Hal ini dikarenakan, proses
pertumbuhan dirinya sendiri memang belum selesai, serta karena
berbagai asupan gizi tidak atau belum mencukupi untuk memenuhi
kebutuhan dirinya yang memang masih tumbuh.
Kehamilan pertama pada usia 35 tahun lebih amat beresiko. Pada
usia lebih dari 35 tahun, seorang yang mengalami kehamilan akan
lebih mudah terserang penyakit. Karena organ kandungan pada

xxiii
perempuan itu semkin menua, serta jalan lahir semakin kaku, Pada
Usia lebih dari 35 tahun, ada resiko untuk mendapatkan anak cacat,
serta terjadi persalinan macet, dan perdarahan pada ibu hamil akan
terbuka lebih besar. (Paramashanti, 2019).
Semakin muda dan semakin tua umur seseorang ibu yang sedang
hamil akan berpengaruh terhadap kebutuhan gizi yang diperlukan.
Umur muda perlu tambahan gizi yang banyak karena selain digunakan
pertumbuhan dan perkembangan dirinya sendiri, juga harus berbagi
dengan janin yang sedang dikandung. Sedangkan untuk umur tua
perlu energi yang besar juga karena fungsi organ yang melemah dan
diharuskan untuk bekerja maksimal, maka memerlukan tambahan
energi yang cukup guna mendukung kehamilan yang sedang
berlangsung. Sehingga usia yang paling baik adalah lebih dari 20
tahun dan kurang dari 35 tahun, dengan diharapkan gizi ibu hamil
akan lebih baik.(Suwito, Susilawati, 2019)
Ibu hamil dengan usia <20 tahun memiliki risiko KEK. Dampak
dari pernikahan usia muda adalah ibu tidak tahu atau belum
memahami kebutuhan gizi yang harus dicukupi selama hamil. Ibu usia
<20 tahun masih berada pada masa pertumbuhan dan memerlukan
asupan zat gizi yang optimal, apabila pada usia tersebut ibu sudah
hamil maka asupan zat gizi yang diperoleh akan digunakan juga untuk
bayi yang dikandungnya dan sangat berisiko mengalami KEK.
Kondisi KEK yang berkepanjangan pada ibu hamil nantinya akan
menyebabkan Intrauterine Growth Restriction (IUGR) dan anak yang
dillahirkan akan mengalami berat badan lahir rendah (BBLR)
(Marjan, 2021).
b. Paritas
Paritas adalah jumlah anak yang telah dilahirkan ibu sebelum
kehamilan sekarang atau status seorang wanita sehubungan dengan
jumlah anak yang pernah dilahirkan. Riwayat persalinan (paritas)
mempunyai hubungan terhadap angka kejadian KEK. Paritas yang
termasuk dalam faktor resiko tinggi dalam kehamilan adalah

xxiv
grandemultipara, dimana hal ini dapat menimbulkan keadaan
mempengaruhi optimalisasi ibu maupun janin pada kehamilan yang
dihadapi (Rahmi, 2016).
Ibu yang paritasnya lebih dari 3 ada yang dari budaya mereka
persepsi tidak boleh KB, dan ada juga persepsi banyak anak banyak
rezeki, ada kemungkinan tenaga puskesmas yang tidak
menggalangkan KB, atau sebagian ibu tidak mengikuti saran dari
petugas kesehatan atau tidak mengikuti program dari kesehatan
sehingga ibu yang paritasnya lebih dari 3 mudah mengalami
Kekurangan energi kronik (KEK). Karena jarak kelahiran juga sangat
berpengaruh terhadap kejadian KEK tersebut (Sintia, 2021).
Paritas yang baik adalah 2 kali karena ibu memerlukan energi yang
cukup untuk memulihkan keadaan setelah melahirkan anaknya.
Apabila ibu terlalu sering hamil dan melahirkan, hal ini dapat
menyebabkan kebutuhan hidup semakin banyak terutama dalam hal
kebutuhan gizi karena banyaknya anak yang harus ditanggung. Ibu
yang memiliki banyak anak dengan ekonomi kurang akan memiliki
kesulitan untuk memperhatikan dirinya sendiri dan jika hamil bisa saja
kebutuhan gizinya tidak terpenuhi karena kesibukan yang dilakukan
untuk mengurus rumah tangga serta harus berbagi makanan dengan
anggota keluarga lainnya sementera ibu hamil harus membutuhkan
lebih banyak gizi (Laila, 2016).
Paritas juga mempengaruhi kejadian anemia dan KEK pada
kehamilan, semakin sering seorang wanita hamil dan melahirkan
maka risiko mengalami anemia dan KEK semakin besar karena
kehamilan menguras cadangan energi, protein, dan zat besi dalam
tubuh (Rizkah dan Mahmudiono, 2017).
Menurut Fitri L, (2017) klasifikasi paritas dapat dibedakan menjadi
sebagai berikut:
1) Primipara adalah seorang wanita yang sudah menjalani kehamilan
sampai janin mencapai tahap viabilitas.

xxv
2) Multipara adalah seorang wanita yang sudah menjalani dua atau
lebih kehamilan dan menghasilkan janin sampai tahap viabilitas.
Viabilitas adalah kapasitas untuk hidup di luar uterus sekitar 22
minggu periode menstruasi (20 minggu kehamilan) atau berat
janin lebih dari 500 g.
3) Grandemultipara yaitu ibu yang melahirkan anak ≥ 4 kali.
c. Jarak Kehamilan
Jarak kehamilan adalah jarak kehamilan ibu yang lalu hingga
kehamilan saat ini. Ibu dikatakan terlalu sering hamil bila jaraknya
kurang dari 2 tahun. Penelitian menunjukkan bahwa apabila keluarga
dapat mengatur jarak antara kehamilan anaknya lebih dari 2 tahun
maka anak akan memiliki probabilitas hidup lebih tinggi dan kondisi
anaknya lebih sehat dibanding anak dengan jarak kehamilan dibawah
dua tahun (Aguswilopo, 2014).
Jarak Kehamilan adalah riwayat jarak antara 2 persalinan pada
kehamilan sebelumnya. Jarak kehamilan harus selalu di perhatikan
oleh seorang perempuan yang sudah pernah mengalami kehamilan,
khususnya pada anak yang pertama. Jarak kehamilan menjadi amat
penting bagi seorang ibu hamil karena seorang perempuan yang belum
berjarak dua tahun dari kelahiran anak pertamanya, tentu belum siap
untuk mengalami kehamilan berikutnya. Selama dua tahun dari
kehamilan pertama, seorang perempuan harus benar-benar
memulihkan kondisi tubuh serta meningkatkan status gizi yang diasup
dalam tubuhnya.(Paramashanti, 2019) Kejadian ibu hamil KEK
dengan jarak kehamilan dekat 11 kali lebih tinggi daripada ibu hamil
tidak KEK (Fitriana D, 2016).
Penelitian Nugraha 2019 menyatakan bahwa jarak kehamilan
berpengaruh terhadap kejadian KEK pada ibu hamil dikarenakan dari
34 orang ibu hamil terdiri dari 18 ibu hamil multipara dan 16 ibu
hamil primipara nilai P=0,968. Jarak kehamilan yang terlalu dekat (<
2 tahun) akan menyebabkan kualitas janin atau anak yang rendah
dan juga akan merugikan kesehatan ibu. Jarak melahirkan yang yang

xxvi
terlalu dekat akan menyebabkan ibu tidak memperoleh kesempatan
untuk memperbaiki tubuhnya sendiri dimana ibu memerlukan
energi yang cukup untuk memulihkan keadaan setelah melahirkan
anaknya. Ibu juga masih dalam masa menyusui dan harus
memenuhi kebutuhan gizi selama menyusui , dimana saat
menyusui ibu membutuhkan tambahan kalori setiap hari untuk
memenuhi gizinya dan juga produksi ASInya, dengan hamil
kembali maka akan menimbulkan masalah gizi pada ibu dan juga
janin atau bayi yang dikandung (Nugraha, 2019).
Penelitian Suryani (2021) diperoleh bahwa ada sebanyak 5
responden (62,5 %) yang mengalami KEK dan 3 responden (37,5 %)
yang tidak mengalami KEK dari sejumlah 8 responden yang jarak
kehamilanya dekat. Hasil uji statistik diperoleh nilai p = 0,000, maka
dapat disimpulkan bahwa secara statistik pada alpa 0,05 ada hubungan
yang signifikan antara jarak kehamilan dengan kejadian Kekurangan
Energi Kronik (KEK) di Puskesmas Pegayut Kecamatan Pemulutan
Kabupaten Ogan Ilir Sumatera Selatan. Dari analisis diperoleh pula
nilai OR : 35,938 artinya ibu yang jarak kehamilannya dekat
mempunyai peluang 35,938 kali lebih besar untuk mengalami KEK
dibandingkan dengan ibu yang jarak kehamilannya jauh (Suryani,
2021).
10. Cara yang digunakan Untuk Mengetahui Gizi Ibu Hamil
a. Lingkar Lengan Atas (LiLA)
Batas LiLA normal pada ibuk hamil adalah 23,5cm. Apabila LiLA
kurang daari 23,5cm artinya ibu hamil tersebut mempunyai risiko
KEK dan diperkirakan akan melahirkan BBLR (Supariasa, 2016).
Cara mengukur LiLA dengan menggunakan pita LiLA, yaitu:
1) Tetapkan posisi bahu dan siku dengan menekuk siku, untuk
tangan yang digunakan yaitu tangan kiri, jika pasien kidal
gunakan tangan kanan.
2) Tentukan titik tengah antara bahu dengan siku.

xxvii
3) Kemudian lingkarkan pita LiLA pada bagian titik tengah lengan
tersebut.
4) Pita LiLA jangan terlalu ketat maupun terlalu longgar.
5) Kemudian baca skala pita LiLA tersebut, lalu catat.

b. Pertambahan Berat Badan Selama Hamil

Penambahan BB
IMT Total Penambahan
TM I TM II TM III
BB(kg)
(kg) (kg) (kg)

Rendah 12,5-18,0 2,3/bln 0,49/mg 0,40/mg


(<19,8)

Normal 11,5-16,0 1,6/bln 0,44/mg 0,50/mg


(19,8-
26,0)

Tinggi 7,0-11,5 0,9/bln 0,3/mg 0,35/mg


(26,0-
29,0)

Obesitas 6

11. Upaya yang dilakukan


a. Pemberian Makanan Tambahan (PMT)
Pemberian Makanan Tambahan (PMT) Ibu Hamil merupakan salah
satu program perbaikan gizi masyarakat yang dilakukan adalah program
penanganan Kekurangan Energi Kronik (KEK) pada ibu hamil yang
bertujuan untuk meningkatkan status gizi pada ibu hamil. Salah satu
upaya yang dilakukan berdasarkan Standar Pelayanan Minimal (SPM)
yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Tingkat Kabupaten/Kota untuk
penanggulangan ibu hamil KEK adalah PMT ibu hamil. Tambahan
energi dan protein yang dibutuhkan selama hamil yaitu 300 kkal dan 17

xxviii
g protein setiap harinya. Pada ibu yang berisiko KEK ditambah lagi
kebutuhan energinya 30-35 kkal dan proteinnya 12-15%, diutamakan
sumber protein dari ikan terutama ikan laut.
Pemberian makanan tambahan khususnya bagi kelompok rawan
merupakan salah satu strategi suplementasi dalam mengatasi masalah
gizi, baik ada kelompok ibu hamil di perkotaan maupun di pedesaan
lebih dari separuh mengalami defisit asupan energi dan protein.
Pemberian Makanan Tambahan (PMT) berupa biscuit ditujukan untuk
ibu hamil yang beresiko Kekurangan Energi Kronik (KEK) dengan
hasil pengukuran LILA lebih kecil dari 23,5 cm.
1) Komposisi zat gizi
Makanan Tambahan Ibu Hamil adalah suplemen gizi berupa
biscuit lapis yang dibuat dengan formulasi khusus dan
difortifikasikan dengan vitamin dan mineral yang diberikan kepada
ibu hamil dengan kategori Kurang Energi Kronik (KEK) untuk
mecukupi kebutuhan gizi. Tiap kemasan primer (3 keping /60 gr).
Makanan Tambahan Ibu Hamil mengandung minimum 270 Kalori,
minimum 6 gr protein, minimum 12 gr lemak. Makanan Tambahan
Ibu Hamil diperkaya 11 macam vitamin (A, D, E, B1, B2, B3, B5,
B6, B12, C, Asam Folat) dan 7 macam mineral (Besi, Kalsium,
Seng, Iodium, Fosfor, Selenium). Bentuk Pemberian Makanan
Tambahana (PMT) yaitu Biskuit lapis (Sandwich). Tekstur /
konsistensi, yaitu biskuit (renyah), isi (krim/selai padat dan
lembut), berat (berat rata-rata 20 gram/biskuit lapis), warna (sesuai
dengan hasil proses pengolahan yang normal (tidak gosong), rasa
(manis),isi rasa strawberry/nanas/lemon (Sulistyowati,2022).
2) Aturan konsumsi
Pemberian makanan tambahan dilakukan untuk memenuhi
kecukupan gizi ibu hamil, yaitu :
 Makanan tambahan diberikan pada ibu hamil KEK yaitu ibu
hamil yang memiliki ukuran lingkar lengan atas dibawah 23,5
cm.

xxix
 Pemberian makanan tambahan terintegrasi dengan
pemeriksaan Antenatal Care (ANC).
 Tiap bungkus makanan tambahan ibu hamil berisi 3 keping
biscuit lapis (60 gr).
 Pada kehamilan trimester II dan III diberikan 3 keping per hari
hingga ibu tidak lagi berada dalam kategori Kurang Energi
Kronis (KEK) sesuai dengan pemeriksaan Lingkar Lengan
Atas (LILA).
 Pemantauan pertambahan berat badan dan LILA sesuai standar
kenaikan berat badan dan peningkatan LILA ibu hamil.

Gambar 2.1 PMT

b. Konsumsi makan gizi seimbang


1) Komposisi dan Zat gizi yang dibutuhkan
Kebutuhan gizi untuk ibu hamil mengalami peningkatan
dibandingkan dengan ketika tidak hamil. Bila kebutuhan energi
perempuan sebelum hamil sekitar 1.900 kkal/hari untuk usia 19-29

xxx
tahun dan 1.800 kkal untuk usia 30- 49 tahun, maka kebutuhan ini
akan bertambah sekitar 180 kkal/hari pada trimester I dan 300
kkal/hari pada trimester II dan III. Demikian juga dengan
kebutuhan protein, lemak, vitamin dan mineral, akan meningkat
selama kehamilan. Berikut Tabel Angka Kecukupan Gizi Rata-Rata
(AKG) yang dianjurkan (per orang per hari) bagi ibu hamil usia 19-
29 tahun dengan BB/TB 52 kg/156 cm dan ibu hamil usia 30-49
tahun dengan BB/TB 55 kg/156 cm (Kemenkes RI, 2017).

Tabel 2.4 Kebutuhan Gizi Wanita Usia Subur

Kebutuhan Wanita Usia Subur


Jenis Zat Gizi
19 - 29 th
30 - 49 th

Energi (kkal) 2250 2150

Protein (g) 56 57

Lemak Total (g) 75 60

Lemak n-6 (g) 12,0 12,0

Lemak n-3 (g) 1,1 1,1

Karbohidrat (g) 309 323

Serat (g) 32 30

Air (ml) 2300 2300

Vitamin A (mcg) 500 500

Vitamin D (mcg) 15 15

Vitamin E (mg) 15 15

Vitamin K (mcg) 55 55

xxxi
Vitamin B1 (mg) 1,1 1,1

Vitamin b2 (mg) 1,4 1,3

Vitamin b3 (mg) 12 12

Vit.B5/
5,0 5,0
Pantotenat (mg)

Vitamin B6 (mg) 1,3 1,3

Folat (mcg) 400 400

Vitamin B12
2,4 2,4
(mcg)

Biotin (mcg) 30 30

Kolin (mg) 425 425

Vitamin c (mg) 75 75

Kalsium (mg) 1100 1000

Fosfor (mg) 700 700

Magnesium (mg) 310 320

Natrium (mg) 1500 1500

Kalium (mg) 4700 4700

Mangan (mg) 1,8 1,8

Tembaga (mch) 900 900

Kromium (mcg) 25 25

Besi (mg) 26 26

lodium (mcg) 150 150

Seng (mg) 10 10

xxxii
Selenium (mcg) 30 30

Fluor (mg) 2,5 2,7

Table 2.5 Kebutuhan Gizi Pada Ibu Hamil

Tambahan Kebutuhan Ibu Hamil

Jenis Zat Gizi TM 1 TM2 TM3

Energi (kkal) 180 300 300

Protein (g) 20 20 20

Lemak Total (g) 6 10 10

Lemak n-6 (g) 2 2 2

Lemak n-3 (g) 0,3 0,3 0,3

Karbohidrat (g) 25 40 40

Serat (g) 3 4 4

Air (ml) 300 300 300

Vitamin A (mcg) 300 300 350

Vitamin D (mcg) 0 0 0

Vitamin E (mg) 0 0 0

Vitamin K (mcg) 0 0 0

Vitamin B1 (mg) 0,3 0,3 0,3

Vitamin b2 (mg) 0,3 0,3 0,3

Vitamin b3 (mg) 4 4 4

xxxiii
Vit.B5/Pantotenat (mg) 1 1 1

Vitamin B6 (mg) 0,4 0,4 0,4

Folat (mcg) 200 200 200

Vitamin B12 (mcg) 0,2 0,2 0,2

Biotin (mcg) 0 0 0

Kolin (mg) 25 25 25

Vitamin c (mg) 10 10 10

Kalsium (mg) 200 200 200

Fosfor (mg) 0 0 0

Magnesium (mg) 40 40 40

Natrium (mg) 0 0 0

Kalium (mg) 0 0 0

Mangan (mg) 0,2 0,2 0,2

Tembaga (mch) 100 100 100

Kromium (mcg) 5 5 5

Besi (mg) 0 9 13

lodium (mcg) 70 70 70

Seng (mg) 2 4 10

Selenium (mcg) 5 5 5

Fluor (mg) 0 0 0

Sumber : Simbolon (2018).

xxxiv
2) Isi Piringku
Dalam panduan “Isi Piringku” untuk satu porsi makan, dua per tiga
dari setengah piring diisi oleh karbohidrat, satu per tiga dari
setengah piring diisi oleh lauk pauk sebagai sumber protein dan
setengah piring diisi oleh sayur dan buah.

Gambar 2.2 Piringku

xxxv
BAB III

ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS DALAM KONTEKS KELUARGA


PADA Tn.R KHUSUSNYA Ny. P DENGAN KEK (Kekurangan Energi
Kronik) KOTA BENGKULU

Pengkajian
Tanggal Pengkajian : 10 November 2023
Jam : 12.30 WIB
Tempat : Rumah Ny. B
Kota : Bengkulu
Nama Mahasiswa :
1. Tiara Deby Shafiyah
2. Nurjannah Hasibuan
3. Dhea Putri Dinanti
4. Okta Anjelia Renopen
5. Rizka Hayu Aisyah
6. Novia Sukma Rahayu
7. Sarah Nurjana
8. Wenny Handayani
NPM :
1. F0G021008
2. F0G021022
3. F0G021023
4. F0G021028
5. F0G021033
6. F0G021061
7. F0G021063
8. F0G021064
A. Data Subjektif
1. Struktur dan sifat keluarga
a. Nama kepala keluarga : Tn. E
b. Umur : 27 tahun
c. Jenis kelamin : Laki – laki

xxxvi
d. Agama : Islam
e. Pendidikan : SMA
f. Pekerjaan : Swasta
g. Pendapatan : ± Rp 2.000.000/ Bulan
h. Alamat : Jl. Raden Fatah, RT 51, RW 03
i. Suku / bangsa : Indonesia
j. No. HP : 081274943824
k. Daftar anggota keluarga :
No Nama Hub.Kel L Umur Pend Agama Pekerjaan Imunisasi
/P BCG Polio Hep/ DPT
Hib
1 Tn. E Suami L 27 th SMA Islam Swasta
2 Ny. N Istri P 28 th S1 Islam Swasta

l. Tipe Keluarga
Di keluarga Tn. E merupakan nuclear family yang terdiri dari keluarga
inti yaitu : bapak, ibu, dan anak yang masih dalam kandungan.
m. Genogram
T
Tn. E Ny. N

Anak

n. Hubungan antar anggota keluarga


Hubungan antara suami dan istri dari keluarga Tn. E cukup harmonis,
terbukti dengan mereka sangat dekat dan akrab. Hubungan mereka
dengan masyarakat juga terlihat harmonis terbukti dengan mereka sering
berinteraksi dalam berbagai kegiatan warga
2. Sifat Keluarga
a. Dalam pengambilan keputusan yang paling berpengaruh adalah Tn. E
dan Ny. N

xxxvii
b. Kebiasaan hidup sehari –hari
Kebiasaan keluarga ini makan 3 kali atau lebih dalam sehari, tidak teratur
dengan porsi makan satu piring sedang dengan nasi, tahu tempe, ayam
dan kadang buah – buahan seperti pisang dan pepaya. Cara pengolahan
makanan diawali dengan mencuci terlebih dahulu sayuran yang akan
dimasak. Menu bervariasi dalam keadan hangat dengan garam
beryodium.Tempat makan di meja makan dengan suasana santai / tenang.
Menggunakan alat makan lengkap, disimpan dilemari makan dengan
keadaan tertutup. Sebelum dan sesudah makan mencuci tangan dengan
air. Tidak ada makanan pantangan dan juga tidak mengkhususkan suka
pada sesuatu jenis makanan. Minum rata – rata anggota keluarga yaitu 8
– 9 gelas per hari berupa air putih dan teh. Contoh menu makanan yaitu
nasi, ayam/ikan, dan tempe goreng.
c. Keluarga Tn. E mempunyai kebiasaan tidur yang cukup mulai jam 21.30
sampai jam 05.30 pada malam hari dan tidur siang 30 menit sampai 1
jam
d. Sarana hiburan keluarga
Keluarga Tn. E mempunyai sarana hiburan yaitu TV dan Handphone
e. Pemanfaatan waktu senggang
Keluarga Tn. A menggunakan waktu senggang untuk mengobrol dengan
tetangga dan menonton televisi.
f. Eliminasi
Keluarga Tn. A BAB 1-2 kali sehari di jamban sendiri, BAK 5 – 6 kali
pada waktu pagi, siang, sore dan malam hari dan tidak ada keluhan.
g. Kebiasaan keluarga yang merugikan adalah Tn. E yang tidak merokok
h. Faktor Keluarga Sosial dan Budaya
1) Penghasilan keluarga yang utama yaitu Tn. E sebesar ±Rp 2.000.000,-
/ bulan. Penghasilan tambahan tidak ada. Pemanfaatan dana keluarga
tiap bulan untuk kebutuhan sehari – hari. Penggunaan dana tiap bulan
cukup. Pengelola keuangan oleh ibu.
2) Kegiatan sosial kemasyarakatan

xxxviii
Keluarga Tn. E aktif dalam kegiatan sosial, hubungan anggota
keluarga dengan masyarakat harmonis.
i. Faktor rumah dan lingkungan
1) Keluarga Tn. E tinggal dikontrakan dimana dinding terbuat dari
tembok (permanen) ukuran rumah 7 x 10, lantai keramik, tidak ada
langit – langit, atap rumah terbuat dari seng, jenis ventilasi pintu,
jendela, keadaan ventilasi memenuhi syarat. Penerangan
menggunakan listrik. Cahaya matahari masuk kerumah dengan baik.
Pembagian rumah adalah 2 kamar tidur, dapur, ruang makan, runag
tamu, ruang televisi, 1 kamar mandi. Kebersihan ruangan cukup baik.
2) Perabotan rumah
Alat masak menggunakan kompor gas dan tempat penyimpanan
perabotan dapur diletakkan dirak piring.
3) Sampah
Pembuangan sampah di tempat sampah yang setiap hari diambil oleh
tukang sampah.
4) Sumber air
Keluarga Tn. E menggunakan sumber air minum dari mata air
(Galon).
5) Penampungan air minum
Penampungan air minum ditempatkan didalam galon dalam keadaan
tertutup.
6) Jamban Rumah
Keluarga Tn. E mempunyai jamban sendiri.
7) Pembuangan limbah
Jenis air limbah yang berasal dari limbah rumah tangga yang dibuang
di selokan belakang rumah
8) Kandang ternak
Keluarga Tn. E tidak mempunyai kandang ternak
9) Halaman rumah
Keluarga Tn. E tidak memiliki halaman rumah
10) Kamar mandi

xxxix
Keluarga Tn. E memiliki 1 kamar mandi
j. Riwayat Kesehatan Material Psikososial–spiritual
1) Memenuhi kebutuhan jiwa
Keluarga Tn. E setiap hari merasa nyaman tidak ada gangguan.
Masing–masing anggota keluarga merasa senang.
2) Pemenuhan status sosial
Didalam keluarga, tidak ada yang dibenci dan membenci, tidak ada
perasaan dikucilkan
3) Riwayat Kesehatan material keluarga
Dalam anggota keluarga, tidak ada yang mengalami gangguan jiwa,
tidak ada yang pernah dirawat di RS. Jiwa
4) Gangguan maternal pada keluarga
Gangguan maternal pada keluarga seperti merasa bersalah, gagal,
kecewa dan tertekan tidak ada, walau kadang – kadang bertengkar.
5) Penampilan tingkah laku anggota yang menonjol tidak ada
6) Riwayat spiritual anggota keluarga
Semua anggota keluarga Tn. E menjalani perintah agama yang
dianutnya.
k. Riwayat kesehatan Keluarga
1) Riwayat Kesehatan angggota keluarga
Dalam 6 bulan terakhir ini keluarga Tn. E tidak ada yang menderita
penyakit apapun.
2) Kebiasaan memeriksakan diri
Pada waktu sakit saja, tempat di puskesmas ataupun praktek bidan
mandiri. Alasannya karena fasilitas kesehatan dekat dengan rumah.
Keadaan keluarga saat pendataan yaitu tidak ada anggota keluarga
yang sakit.
3) Kesehatan ibu dan anak
a) Riwayat persalinan yang lalu
Ini merupakan kehamilan pertamanya
b) Ibu hamil
Terdapat ibu hamil yang ada dirumah Tn. E

xl
c) Ibu nifas
Tidak ada ibu nifas yang ada dirumah Tn. E
d) Ibu menyusui
Tidak ada ibu menyusui yang ada dirumah Tn. E
e) Riwayat menstruasi
- Manarche : 14 tahun
- Siklus : 28 hari
- Lamanya : 5-6 hari
- Banyaknya : 1-2 kali ganti pembalut
- Keluhan : Tidak ada
f) Riwayat kehamilan sekarang
GPA : G1P0A0
Hamil ke :1
HPHT : 28-09-2023
TP : 05-06-2024
UK : 7 Minggu
Rencana persalinan : Bidan
Imunisasi TT I : Pada saat catin
Imunisasi TT II : Belum dilakukan
Keluhan : Tidak ada
g) Keluarga berencana
Ibu mengatakan belum pernah menggunakan alat kontrasepsi
jenis apapun.
h) Pola kebiasaan sehari-hari
- Pola nutrisi
Sebelum hamil : makan 2-3x sehari porsi sedang, minum 7-8
gelas sehari.
Selama hamil : makan 2-3x sehari porsi kecil, minum 9-10
gelas sehari
- Pola eliminasi
Sebelum hamil : BAB 1x sehari, BAK 5-6x sehari.
Selama hamil : BAB 1x sehari, BAK 7-8x sehari.

xli
- Aktivitas
Sebelum hamil : Melakukan pekerjaan rumah tangga.
Selama hamil : Melakukan pekerjaan rumah tangga dibantu
oleh suami.
- Istirahat
Sebelum hamil : Tidur siang 1 jam, tidur malam 7-8 jam
Selama hamil : Tidur siang 1 jam, tidur malam 6-7 jam
- Personal Hygiene
Sebelum hamil : mandi 2x sehari, sikat gigi 2x sehari,
keramas 3x seminggu, ganti baju 2x
sehari.
Selama hamil : mandi 2x sehari, sikat gigi 2x sehari,
keramas 3x seminggu, ganti baju 2x
sehari.

1. Persepsi dan tanggapan keluarga terhadap masalah


Tanggapan keluarga terhadap masalah yang dihadapi selalu dirundingkan
dengan anggota keluarga secara baik –baik bersama anggota keluarga
lain. Bila ada anggota keluarga yang tidak sehat dibawa ke tenaga
kesehatan terdekat.

B. Data Objektif
1. Pemeriksaan Umum
a) Keadaan umum : Baik
b) Kesadaran : Composmentis
c) TTV
- TD : 110/80 mmHg
-N : 87 x/m
-P : 20 x/m
-S : 36,4 ℃
d) TB : 153 cm
e) BB sebelum hamil : 39 Kg

xlii
f) BB setelah hamil : 39 kg
g) Kenaikan BB : 0 kg
h) LILA : 22,5 cm

2. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala

1) Rambut : Bersih, warna hitam, tidak berketombe, tidak rontok

2) Muka : Bersih, tidak odema, tidak ada cloasma gravidarum

3) Mata : Konjungtiva an anemis, sklera an ikterik

4) Hidung : Bersih, tidak ada polip

5) Telinga : Simetris, tidak ada serumen, pendengaran baik

6) Mulut, gigi, gusi : Bersih, tidak ada stomatitis, gigi tidak ada caries,

gusi tidak berdarah dan tidak bengkak.

b. Leher

1) Pembesaran kelenjar limfe : Tidak ada

2) Pembesaran vena jugolaris : Tidak ada

3) Pembesaran kelenjar tyroid : Tidak ada

c. Dada dan axilla

1) Mammae

a) Membesar : Ada, normal

b) Tumor : Tidak ada

c) Simetris : Simetris kanan kiri

d) Areola : Hyperpigmentasi

e) Puting susu : Menonjol

f) Kolostrum : Belum ada

2) Axilla

xliii
a) Benjolan : Tidak ada benjolan

b) Nyeri : Tidak ada nyeri tekan

d. Abdomen

1) Inspeksi

a) Luka bekas operasi : Tidak ada luka bekas operasi

b) Linea alba/nigra : Linea nigra

c) Striae albican/livide : Striae Albican

d) Pembesaran perut : Sesuai dengan umur kehamilan

e) Bentuk perut : Menonjol

f) Kelainan : Tidak terdapat kelainan

g) Pergerakan bayi : Aktif

2) Palpasi

a) Leopold I : Belum dilakukan

b) Leopold II : Belum dilakukan

c) Leopold III : Belum dilakukan

d) Leopold IV : Belum dilakukan

e. Ektremitas

- Atas : Simetris, ujung kuku dan jari tidak pucat, tidak ada oedema

- bawah : Simetris, ujung kuku dan jari tidak pucat, tidak ada varises,
tidak ada oedema, reflek patela (+/+)

f. Anogenital

1) Vulva vagina

xliv
(a) Varices : Tidak ada

(b) Luka : Tidak ada

(c) Kemerahan : Tidak ada

(d) Nyeri : Tidak ada

(e) Kelenjar bartolini : Tidak terjadi pembesaran

(f) Pengeluaran pervaginam : Tidak ada

2) Perineum

(a) Bekas luka : Tidak ada

(b) Lain-lain : Tidak dilakukan

3) Anus

(a) Haemoroid : Tidak ada

(b) Lain-lain : Tidak dilakukan

3. Pemeriksaan Penunjang

HB : 13 mg/dl

Golongan Darah :O

VCT : Negatif

Sifilis : Negatif

HbsAg : Negatif

C. Analisa
Ny. N G1P0A0 usia kehamilan 7 minggu, intrauterine, janin tunggal
hidup,punggung kanan, presentasi kepala, k/u ibu dan janin baik dengan
kekurangan energi kronis (KEK).
1. Penjajakan Kesehatan Tahap I
Tanggal : 10 November 2022
Tempat : Puskesmas Jalan Gedang Kota Bengkulu

xlv
a. Ancaman Kesehatan
1) Kurangnya pengetahuan tentang KEK pada ibu hamil
2) Kurangnya pengetahuan penambahan nutrisi pada kehamilan sehingga
ibu mengalami KEK dilihat dari pengukuran lingkar lengan ibu yaitu
22,5 cm. Pada ibu hamil dianjurkan Kebutuhan gizi setiap harinya
ditambah sesuai dengan usia kehamilan . Hal ini dikarenakan
adanya perkembangan dan pertumbuhan janin.
3) Pola makan yang tidak teratur dan kurangnya mengonsumsi
sayuran
Pagi Siang Malam
Nasi dengan lauk Ngemil ciki-ciki, Makan roti ibu hamil
ayam gulai dan kerupuk, roti serta 1 gelas susu ibu
sambal tempe, minum Nasi dengan lauk hamil, minum tablet
kalk ayam gulai dan Fe
Minum sambal tempe 2 gelas air ptih
3 gelas air putih 3 gelas air putih

b. Kurang / tidak sehat


Kurang sehat
c. Situasi Krisis
Tidak ada

2. Penjajakan Kesehatan Tahap II


Tanggal : 08 November 2022
Tempat : Rumah Ny. P
Masalah kesehatan yang ditemukan :
No. Data Masalah Kesehatan
1. Kurangnya pengetahuan Kekurangtahuan keluarga Tn.R tentang
tentang KEK KEK (kekurangan energy kronik) yang
(kekurangan energy dapat membahayakan ibu dan
kronik) pada ibu hamil perkembangan janin
2. Kurangnya pengetahuan Kekurangtahuan keluarga Tn.R tentang

xlvi
tentang Penambahan bagaimana mengkomsumsi untuk nutrisi
nutrisi pada ibu hamil pada ibu hamil

3. Penentuan Prioritas masalah


Sesuai data yang diperoleh saat pengkajian terhadap beberapa masalah –
masalah kesehatan yaitu :
1) Kurangnya pengetahuan tentang KEK (kekurangan energy kronik)
No Kriteria Perhit Score Pembenaran
1. Kurangnya Ancaman kesehatan
pengetahuan tentang yang memungkinkan
(kekurangan energy akan mengakibatkan
kronik) KEK pada kesehatan yang
kehamilan terganggu yaitu , bisa
Sifat masalah 2/3 x 1 2/3 menyerang
ancaman kesehatan perkembangan ibu dan
Kemungkinan 2/2 x 2 2 janin Keluarga dapat
masalah untuk merasakan masalah yang
diubah hanya sedang dihadapi
sebagian
Potensi masalah 2/3 x 1 2/3
untuk diubah tinggi.
Menonjolkan 2/2 x 1 1
masalah dapat
dirasakan
Total 3 4/3

2) Kurangnya pengetahuan penamban nutrisi pada ibu hamil yang mengalami


KEK (kekurangan energy kronik)
No Kriteria Perhit Score Pembenaran
1. Kurangnya Ancaman kesehatan
pengetahuan yang memungkinkan
penambahan nutrisi terjadi Ibu hamil KEK,

xlvii
pada kehamilan Pada ibu hamil
sehingga ibu dianjurkan Kebutuhan
mengalami KEK gizi setiap harinya
dilihat dari ditambah sesuai
pengukuran lingkar dengan usia
lengan ibu dan IMT kehamilan. Hal ini
ibu. Pada ibu hamil dikarenakan adanya
dianjurkan perkembangan dan
Kebutuhan gizi pertumbuhan janin,
setiap harinya dan akan mengalami
ditambah sesuai risiko keguguran,
dengan usia perdarahan pasca
kehamilan. Hal ini persalinan, kematian ibu,
dikarenakan kenaikan BB ibu hamil
adanya terganggu, tidak sesuai
perkembangan dan dengan standar, malas
pertumbuhan janin tidak suka beraktivitas,
payudara dan perut
kurang membesar,
Sifat masalah 2/3 x 1 2/3
pergerakan janin
ancaman
terganggu, mudah
Kemungkinan 2/2 x 2 2
terkena penyakit infeksi,
masalah untuk
persalinan akan sulit dan
diubah hanya
lama. Dan juga akan
Sebagian
berdampak pada janin.
Potensi masalah 2/3 x 1 2/3
untuk diubah tinggi.
Menonjolkan 0/2 x 1 0
masalah dapat
dirasakan
Total 2 4/3

xlviii
D. Penatalaksanaan
1. Menginformasikan hasil pemesiksaan yang telah dilakukan
TD : 108/61 mmHg
N : 84 x/m
P : 20 x/m
S : 36,5°C
LILA : 21 cm
Evaluasi : ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaan

2. Memberikan penkes pada ibu tentang kurang energi kronis (KEK) yaitu ibu
hamil mengalami kekurangan gizi yang berlangsung lama atau menahun.
Ditandai dengan LILA (lingkar lengan atas) <23,5 cm.
Evaluasi : ibu mengerti dengan penjelasan yang disampaikan.

3. Memberikan penkes pada ibu tantang resiko kehamilan yamg mengalami


KEK yaitu dapat menyebabkan anemia, perdarahan, persalinan sulit dan
lama, perdarahan post partum, abortus, bayi lahir mati, cacat bawaan, serta
BBLR ( berat badan lahir rendah).
Evaluasi : ibu mengerti dengan penjelasan yang disampaikan.

4. Menjelaskan pada ibu dan suami pentingnya mengatur pola makan dan gizi
seimbang bagi ibu hamil, seperti protein (ikan,susu,telur), karbohidrat
(nasi,jagung,umbi-umbian), sumber vitamin (buah-buahan), kalsium
(sayuran hijau,kacang-kacangan,ikan teri,susu).
Evaluasi : ibu mengerti akan pentingnya mengatur pola makan dan gizi
seimbang.

5. Memberikan ibu makanan tambahan beruta biscuit ibu hamil dengan aturan
konsumsi pada TM II 3 keping/hari.
Evaluasi : ibu bersedia mengkonsumsi makanan tambahan sesuai anjuran
yang telah dijelaskan.

xlix
6. Memberikan tablet Fe pada ibu dengan aturan diminum pada malam hari
sebelum tidur.
Evaluasi : ibu bersedia mengkonsumsi tablet Fe sesuai anjuran.

7. Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup agar ibu tidak kelelahan.
Evaluasi : ibu mengerti dan bersedia untuk istirahat yang cukup.

8. Memberitahu ibu dan suami untuk menjaga kebersihan rumah dan


lingkungan agar terhindar dari berbagai penyakit.
Evaluasi : ibu dan suami mengerti dan bersedia menjaga kebersihan rumah
dan lingkungan.

9. Melakukan dokumentasi
Evaluasi : dokumentasi terlampir
CATATAN PERKEMBANGAN KUNJUNGAN KE-III
Tanggal : 10 November 2022

A. Data Subjektif
Ibu dan keluarga mengatakan :
1. Pola makan ibu sudah mulai teratur.
2. Ibu dan keluarga sudah mulai memperhatikan asupan nutrisi untuk ibu.
3. Ibu sudah istirahat dengan cukup, pekerjaan rumah tangga kebanyakan
dibantu oleh suami
B. Data Objektif
1. Pemeriksaan Umum
a) Keadaan umum : Baik
b) Kesadaran : Composmentis
c) TTV
- TD : 100/70 mmHg
- N : 82 x/m
- P : 21 x/m
- S : 36,7℃

l
d) TB : 155 cm
e) BB : 44 cm
f) LILA : 21 cm
C. Analisa
Ny. P G1P0A0 usia kehamilan 24 minggu, intrauterine, janin tunggal hidup,
punggung kanan, presentasi kepala, k/u ibu dan janin baik dengan
Kekurangan Energi Kronis (KEK)
D. Penatalaksanaan
1. Menginformasikan hasil pemesiksaan yang telah dilakukan
TD : 100/70 mmHg
N : 82 x/m
P : 21 x/m
S : 36,7°C
LILA : 21 cm
Evaluasi : ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaan

2. Mendiskusikan pada ibu dan suami tetap mengatur pola makan dan gizi
seimbang bagi ibu hamil, seperti protein (ikan,susu,telur), karbohidrat
(nasi,jagung,umbi-umbian), sumber vitamin (buah-buahan), kalsium
(sayuran hijau,kacang-kacangan,ikan teri,susu).
Evaluasi : ibu mengerti dan akan terus mengatur pola makan gizi
seimbang.

3. Mendiskusikan ibu terus melanjutkan makan makanan tambahan berupa


biscuit ibu hamil dengan aturan konsumsi pada TM II 3 keping/hari untuk
meningkatkan gizi ibu.
Evaluasi : ibu bersedia mengkonsumsi makanan tambahan sesuai anjuran
yang telah dijelaskan.

4. Mendiskusikan pada ibu untuk terus meminum tablet Fe pada ibu dengan
aturan diminum pada malam hari sebelum tidur.
Evaluasi : ibu bersedia untuk terus mengkonsumsi tablet Fe sesuai anjuran.

li
5. Memberitahu ibu untuk melakukan pemeriksaan kehamilan selama hamil
minimal 6x yaitu 2x pada TM 1, 1x pada TM 2, dan 3x pada TM 3.
Evaluasi : ibu mengerti dan bersedia untuk rajin memeriksakan
kehamilannya.

6. Melakukan dokumentasi
Evaluasi : dokumentasi terlampir

BAB IV
PEMBAHASAN KASUS

Berdasarkan hasil pengkajian diketahui bahwa tingkat pengetahuan

keluarga mengenai kurangnya pengetahuan tentang KEK (kekurangan

energi kronik) pada ibu hamil dan kurangnya pengetahuan penambahan

nutrisi pada ibu hamil yaitu ibu tidak mengkonsumsi menu seimbang,

setelah dilakukannya penyuluhan Ny. P dapat memahami mengenai KEK

pada ibu hamil, dan juga Ny. P kurang nya pengetahuan nutrisi pada

kehamilan sehingga ibu mengalami KEK dilihat dari pengukuran lingkar

lengan ibu (LILA) dan IMT ibu . Keluarga Tn. R diberi penyuluhan 1

November 2022 tentang KEK (kekurangan Energi kronik) pada ibu hamil

dan penambahn nutrisi ibu hamil.

lii
Pada ibu hamil di jelaskan pentingnya mengatur pola makan dan

gizi seimbang untuk memenuhi kebutuhan gizi ibu. Menganjurkan

kebutuhan gizi setiap harinya di tambah dengan sesuai usia kehamilan.

Lalu memberikan ibu makanan tambahan (PMT) yaitu berupa biskuit

untuk meningkatkan status gizi ibu hamil. Ibu hamil dapat beristirahat

yang cukup agar tidak kelelahan dengan aktivitas yang dijalankan.

Kebersihan lingkungan rumah juga dapat berpengaruh terhadap terjadinya

suatu penyakit, maka dari itu ibu dan keluarga dapat menjaga kebersihan

rumah dan lingkungannya dengan baik.

Kebutuhan gizi seimbang sangat berperan penting untuk

peningkatan gizi ibu yang berisiko KEK (kekurangan energi

kronik)tersebut seperti protein (ikan,susu,telur), karbohidrat

(nasi,jagung,umbi-umbian), sumber vitamin (buah-buahan), kalsium

(sayuran hijau,kacang-kacangan,ikan teri,susu) dan lain-lain.

BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah dilakukan pengkajian kurang lebih 3 minggu pada keluarga Tn. R,

mendapatkan hasil data bahwa Ny. P istri dari Tn. R mengalami KEK pada

kehamilan pertama. KEK yang di alami oleh Ny. P disebabkan karena

ketidaktahuan ibu mengenai penambahan nutrisi untuk ibu hamil, maka dari itu

pola makan, dan pola kebiasaan sehari-hari pada Ny. P masih belum normal

setelah dilakukan evaluasi dengan diberikan PMT dari Puskesmas

liii
Sukamerindu sangat membantu untuk kenaikan berat badan ibu bertambah dan

LILA (lingkar lengan atas) juga bertambah. Dimana Kebutuhan gizi untuk ibu

hamil setiap harinya ditambah sesuai dengan usia kehamilan. hal ini

dikarenakan adanya perkembangan dan pertumbuhan janin.

B. Saran

1. Bagi keluarga

a. Sebaiknya Tn. R dan keluarga menjaga pola makan ibu harus lebih

banyak dari biasanya agar berat badan ibu bisa terus naik, dan LILA

Serta IMT ibu dalam kategori normal.

2. Bagi Mahasiswa

Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam mengelola asuhan

kebidanan komunitas sehingga dapat mengaplikasi teori - teori yang ada

dengan keadaan yang ada di lapangan.

DAFTAR PUSTAKA

Fitriana Diah Ayu, (2016). GIZI SEIMBANG IBU HAMIL. Malang : Fakultas
Kedokteran Universitas Brawijaya.

Oktadianingsih, D., Irianto, I., Chandradewi, A., & Jaya, I. S. (2019).


Penambahan berat badan ibu hamil terhadap berat bayi lahir di kota mataram.
Jurnal Gizi Prima (Prime Nutrition Journal), 2(2), 76-85.

Paramashanti, dkk. (2019). “Gizi bagi ibu dan anak : untuk mahasiswa kesehatan
dan kalangana umum. Yogyakarta : pustaka baru press.

liv
Supariasa, dkk. (2016). Penilaian Status Gizi. Jakarta: EGC.

Simbolon, dkk. (2018). “pencegahan dan penagulangan kurang energy kronik


(KEK) dan anemia pada ibu hamil : modul edukasi gizi.yogyakarta:
deepublish.

Wahyuni Elly Dwi. (2018). Modul Asuhan Kebidanan Komunitas. Jakarta :


Kemenkes RI.

LAMPIRAN

A. Pemetaan Wilayah Puskesmas Sukamerindu

lv
B. PWS-KIA

C. Dokumentasi Kegiatan
1. Kunjungan minggu ke-1

Mengukur tekanan darah ibu Mengukur LILA ibu

2. Kunjungan Minggu ke-2

lvi
Mengukur LILA ibu Mengukur tensi darah

Memberikan roti ibu hamil dan tablet Fe

3. Kunjungan Minggu ke-3

Mengukur tensi darah ibu Mengukur LILA ibu

lvii
Memberikan penyuluhan Mengukur BB ibu
menggunakan leaflet

GAMBAR LEAFLET

lviii
D. Satuan Acara Penyuluhan (SAP)

lix
FORMAT SATUAN ACARA PENYULUHAN ( SAP )

Pokok Bahasan : KEK (kekurangan energy kronik) pada ibu hamil

Sasaran : Keluarga Tn. R

Hari / Tanggal : Selasa, 1 November 2022

Waktu : 20 menit

Tempat : Rumah Tn. R

Penyuluh / Petugas : Serli Agnes, Citra Asmara, Endah Dwi

I. Tujuan Instruksional Umum


Memberikan Pengetahuan dan Pemahaman pada kepada keluarga Tn. R
tentang KEK pada ibu hamil.
II. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah diberikan penyuluhan keluarga Tn. R dapat :
a. Mengetahui apa itu KEK,
b. Mengetahui tanda- tanda KEK pada ibu hamil
c. Mengetahui apakah itu berbahaya pada ibu hamil,
d. Mengetahui apa penyebab KEK,
e. Mengetahui apa yang dapat ibu lakukan bilaa mengalami KEK,
III. Materi
Berisi garis besar materi yang diberikan dalam kegiatan pembelajaran /
penyuluhan.
IV. Metode
Ceramah, tanya jawab
V. Media
Leaflet
VI. Strategi Pelaksanaan
Berisi urut-urutan / langkah yang dilakukan dalam kegiatan penyuluhan
a. Pembukaan : 3 menit
b. Penyampaian Materi : 7 menit
c. Diskusi / Tanya Jawab : 5 menit
d. Evaluasi : 3 menit

lx
e. Penutup : 2 menit
VII. Evaluasi
Memberikan pertanyaan teori dan aplikasi yang berhubungan dengan
KEK pada ibu hamil, antara lain :
a. Sebutkan definisi KEK,
b. Sebutkan tamda-tanda KEK
c. Sebutkan dampak KEK pada ibu hamil,
d. Sebutkan penyebab KEK,
e. Sebutkan penatalaksanaan KEK
VIII. Sumber
Simbolon, dkk. (2018). “pencegahan dan penagulangan kurang energy
kronik (KEK) dan anemia pada ibu hamil : modul edukasi
gizi.yogyakarta: deepublish.
Paramashanti, dkk. (2019). “Gizi bagi ibu dan anak : untuk mahasiswa
kesehatan dan kalangana umum. Yogyakarta : pustaka baru press.
Fitriana Diah Ayu, (2016). GIZI SEIMBANG IBU HAMIL. Malang :
Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya.
IX. Lampiran Materi
a. Definisi KEK
Kekurangan energi kronik (KEK) adalah keadaan di mana ibu
menderita keadaan kekurangan kalori dan protein (malnutrisi) yang
berlangsung menahun (kronis) yang mengakibatkan timbulnya
gangguan kesehatan pada wanita usia subur (WUS) dan pada ibu
hamil (bumil). KEK merupakan gambaran status gizi ibu di masa
kehamilannya, kekurangan zat gizi pada masa kehamilan akan
menyebabkan bentuk tubuh bayi yang kurus dan pendek (stunting)
(Simbolon, 2018).
b. Tanda – tanda KEK pada ibu hamil
Tanda-tanda Kekurangan Energi Kronik (KEK) pada ibu hamil yaitu
lingkar lengan atas kurang dari 23,5 cm, kondisi ibu dengan kadar
hemoglobin dibawah 11g/dL pada trimester 1 dan 3, berat badan tidak
bertambah secara normal pada trimester 2 dan trimester 3 ibu hamil

lxi
dengan gizi dianjurkan menambah berat badan perminggu masing
masing sebesar 0.5 kg (Ervinawati, dkk, 2018).
c. Penyebab KEK
Kurang energi kronis pada ibu hamil disebabkan dua faktor
penyebab yaitu penyebab langsung dan tidak langsung:
1. Faktor penyebab langsung ibu hamil KEK adalah konsumsi gizi
yang tidak cukup dan penyakit.
2. Faktor penyebab tidak langsung adalah persediaan makanan tidak
cukup, pola asuh yang tidak memadai dan kesehatan lingkungan
serta pelayanan kesehatan yang tidak memadai. Semua faktor
langsung dan tidak langsung dipengaruhi oleh kurangnya
pemberdayaan wanita, keluarga dan sumber daya manusia sebagai
masalah utama, Sedangkan masalah dasar adalah krisis ekonomi,
politik dan sosial.
d. Penatalaksanaan KEK
Kebutuhan gizi ibu selama hamil lebih tinggi dibandingkan
kebutuhan gizi ibu sebelum hamil, begitu juga saat usia kehamilan
bertambah maka makin tinggi pula jumlah zat gizi yang dibutuhkan.
Asupan gizi yang optimal yang disesuaikan dengan usia kehamilan
diperlukan untuk mencapai kehamilan yang sehat.
Menurut (Tempali, 2019) penetalaksanaan KEK sebagai berikut:
1. Memberikan edukasi dan konseling tentang kebutuhan nutrisi pada
ibu hamil,
2. Menganjurkan makan-makanan yang bergizi dan seimbang,
3. Memberikan Pendkes tentang ANC teratur setiap bulannya,
sehingga ibu bisa mengetahui penambahan berat badan, dan ukuran
LILA (lingkar lengan),
4. Menganjurkan pemberian makanan tambahan (PMT) berkalori dan
tinggi protein.

E. Dokumentasi Rumah
Keadaan Rumah Pasien

lxii
Depan Rumah Ruang Tamu

Dapur Kamar Mandi

lxiii

Anda mungkin juga menyukai