Anda di halaman 1dari 148

INSTRUMEN

DASAR DAN
ACCOUNTING
ITEM
Tujuan Pembelajaran
Umum
Peserta pelatihan dapat
memahami jenis, fungsi dan
isyarat tangan serta cara
penyusunan instrumen diatas
meja mayo secara baik dan
benar
Tujuan Khusus
Peserta Dapat :
• Memahami
kelompok/jenis instrumen
• Memahami fungsi dari tiap
kelompok instrumen
• Dapat mengerti dan memahami
beberapa isyarat tangan
• Dapat mengerti dan memahami
cara memberikan instrumen
secara baik dan benar
• Dapat menyusun alat dimeja mayo
secara baik dan benar
Sejarah
• Tahun 1700 dibuat
oleh pandai besi,
pembuat pisau dan
gudang senjata.
• Tahun 1800 perak,
kayu, tembaga
dan baja
• Tahun 1900 mulai
berkembang pesat hingga
sekarang. Mayoritas
terbuat dari stainless steel
titanium, vitallium dan
metal lainnya (kuningan,
perak dan aluminium).
• Sekarang bedah minimal
invasif menggunakan
endoscopy, laparoscopy
dan robotic
SET DASAR
PEMBEDAHAN
Set dasar
pembedahan
adalah suatu
kelompok instru
ment bedah yang
digunakan
untuk membuka
sampai dengan
menutup insisi,
saat proses
pembedahan
berlangsung
Kelompok Tajam (Sharps/
Cutting/Dissecting)
Kelompok Penjepit (Clamping)
Kelompok
Instrumen Kelompok
Pemegang
(Grasping/Holding)
Kelompok Penarik
(Retracting)
Kelompok Tajam (Sharps/
Cutting/Dissecting)
Instrumen pemotongan dan pembedahan yang
digunakan untuk mengiris, membedah, dan memotong
jaringan.
Alat pemotong memiliki tepi setajam silet atau ganda
atau pisau, seperti pisau bedah, gunting, atau osteotomi.

Contoh :
Pisau bedah, gunting, bone cutter, rongeur, pahat,
gergaji, kuret dan dermatom.
Pisau
Bedah
• Scalpel Handle ( Gagang Pisau ) untuk
memegang berbagai pisau
• Blade ( Pisau ) Digunakan untuk
membuat sayatan kulit.

Fungsi Pisau Bedah :


• Untuk insisi
• Untuk memotong jaringan.
• Untuk memisahkan jaringan
dengan trauma sekecil mungkin
terhadap jaringan sekitarnya.
neny listiowati
Cara
memegang
pisau
bedah
dengan
baik
Cara memasang dan melepas Pisau
Bedah
Gunting Bedah
STRAIGHT MAYO SCISSORS CURVE MAYO SCISSORS Untuk memotong
jaringan, benang dan
juga balutan luka.
Dibuat dengan bervariasi
ukuran dan juga
bervariasi bentuk
ujungnya.
LISTER BANDAGE SCISSORS WIRE SCISSORS
CURVED METZENBAUM SCISSORS

Jenis – jenis Gunting


Komponen Desain
Instrumen
• Desain keseluruhan instrumen tergantung pada fungsi apa yang akan
dilakukan.
• Semua instrumen memiliki desain standar dasar dan akan dimodifikasi
sesuai dengan fungsi dan jenisnya.

Komponen dari desain dasar


• Gagang ( Shank)
• Gerigi Pengait ( Rachet)
• Sambungan ( Screw Join)
• Rahang Atau Bilah, (Blades, Jaws)
• Tip ( Ujung )

neny listiowati
neny listiowati
neny listiowati
• Komponen daíi desain dasaí ini meliputi gagang, íatchet, shank,
sambungan, íahang atau bilah, dan tip
• Cincin jaíi beíada di ujung píoksimal dan meíupakan menangani aíea
instíumen
• shank yang menentukan panjang instíumen, yang ditentukan oleh
kedalaman luka
• íatchet yang memungkinkan íahang menjadi ditutup dan dikunci pada tisu
• peísendian, di situlah keduanya bagian daíi instíumen beígabung untuk
memungkinkan untuk pembukaan dan penutupan. Sendi ini bisa beíupa
kotak kunci atau sambungan sekíup.
• Rahang bagian dalam, ujung, dan bentuknya menentukan bagaimana dan
pada jaíingan apa instíumen itu? digunakan

neny listiowati
Ibu jari dan jari manis
Cara Memegang
dimasukkan kedalam
Gunting dengan Baik lubang gunting, jari
tengah diletakkan
didepan jari manis dan
jari telunjuk di samping
mata gunting / pada
badan gunting sehingga
dapat mengendalikan
gunting dengan baik
Hal-hal yang harus diperhatikan
pada saat menggunting benang

• Posisi berdiri harus dalam keadaan baik


• Dapat mengendalikan gunting dengan baik
• Dapat melihat benang yang akan
digunting.
• Pastikan bahwa pada saat
menggunting tidak mengenai struktur
lain.
Kelompok Penjepit
(Clamping)
Digunakan untuk
menjepit pembuluh
darah, namun suatu
saat dapat pula
digunakan sebagai
pemegang (grasper)
atau sebagai penarik
(retraktor).

neny listiowati
Towel Klip
Untuk menahan tepi duk / duk
pada tempatnya
Digunakan saat tindakan draping

neny listiowati
ROCHESTER-PÉAN RANDALL STONE HEMOSTAT KELLY
FORCEPS FORCEPS FORCEPS
KOCHER ALIS CLAMP BABCOCK LUNG CLAMP
FORCEPS

neny listiowati
MACAM – MACAM PENJEPIT
Kelompok Pemegang (Grasping
/ Holding Instrumen )

Digunakan untuk memegang jaringan,


diseksi tulang, retraksi atau memegang
jaringan saat
menjahit
neny listiowati
neny listiowati
neny listiowati
BROWN-ADSON TISSUE FORCEPS TOOTHED ADSON TISSUE FERRIS-SMITH TISSUE FORCEPS RUSSIAN TISSUE FORCEPS
FORCEPS

neny listiowati
BIASA DISEBUT PINSET
CAUTER

TOOTHED
TISSUE
FORCEPS
Cara Memegang Pinset
Dipegang diantara ibu jari, jari tengah dan telunjuk untuk
memberikan
kekuatan tambahan saat memegang
Fungsi : SPONGE HOLDING FORCEP
• Memegang kassa
saat
melakukan tindakan
persiapan daerah
operasi
• Memegang kassa
saat melakukan
tindakan menyerap
air/ darah dari
rongga dalam tubuh.
• Sebagai retraktor
Needle Holder
Untuk memegang jarum, saat menjahit luka
Bentuk dan ukuran
sangat bervariasi
tergantung daerah
/ lokasi yang akan
dijahit
Kelompok
Penarik
(Retracting)

Untuk menarik tepi


luka agar lapangan
operasi menjadi
lebih luas
neny listiowati
neny listiowati
Malleable retractor
neny listiowati
neny listiowati
MAYO ABDOMINAL RETRACTOR
RETRACTOR
DEAVER

neny listiowati
Retraktor Balfour
Retraktor Mekanik (Self-
Retaining Retraktor)
Lain-lain
Alat penghisap (suction
apparatus)
Jenis kerokan
Kateter
logam
Diagnosa Keperawatan
yang muncul :
1. Risiko perdarahan berhubungan dengan tindakan
pembedahan
Tujuan:
Setelah diberikan tindakan keperawatan selama
2 -3 jam, tingkat
perdarahan menurun dengan kriteria hasil:
a) Perdarahan pasca operasi menurun
b) Hemoglobin membaik
c) Tekanan darah dan denyut nadi membaik
2. Risiko cidera berhubungan dengan perubahan sensasi
Tujuan:
Setelah diberikan tindakan keperawatan selama 2-3 jam,
tingkat
cedera menurun dengan kriteria hasil:
a) Kejadian cedera menurun
b) Luka/lecet menurun (SLKI,2019)
Penyusunan Instrumen di
atas meja mayo
Tujuan :
1. Alat tersusun sesuai urutan penggunaan
2. Memudahkan dalam melayani kebutuhanoperator
3. Safety bagi scrub nurse
4. Jiwa seni dari scrub nurse
Hitung kassa,
instrumen dan
jarum
minimal 3 kali
selama
pembedahan
MEMBERIKAN
INSTRUMEN/
ISYARAT
TANGAN
Gunting Hemostat

Isyarat Tangan
neny listiowati
Skalpel
neny listiowati
Pinset Benang untuk ikat
Needle
holder
Untuk
Menjahit
Pencukuran dan
Skin Preparasi
PP HIPKABI
TUJUAN PEMBELAJARAN
UMUM
Peserta dapat
memahami tentang
pencukuran dan skin
preparasi sesuai standar
TUJUAN PEMBELAJARAN
KHUSUS
Peserta dapat memahami :
1. Pengertian tehnik pencukuran
area operasi
2. Tujuan pencukuran area
operasi
3. Prinsip teknik pencukuran area
operasi
4. Prosedur Tehnik pencukuran
Area Operasi
TUJUAN PEMBELAJARAN
KHUSUS
5. Pengertian teknik aseptik dan antiseptik
area operasi
6. Tujuan teknik aseptik dan antiseptik area
operasi
7. Batas area untuk persiapan kulit
8. Prinsip teknik aseptik dan antiseptik area
operasi
9. Prosedur teknik aseptik dan antiseptik
area operasi
INTRODUCTION
Pada tahun 1885,
Gustav Neuber dari Jerman mungkin
adalah dokter bedah pertama yang
menganjurkan cukur rambut sebelum
operasi pada pasien bedah
Sampai tahun 1965, pencukuran , masih
dianggap sebagai suatu hal yang
diperlukan dan normal sebagai bagian
dari persiapan kulit sebelum operasi
LANDASAN TEORI
1. Asumsi : Rambut adalah "kotor", mengandung bakteri, dan
dapat menyebabkan infeksi luka operasi. NAMUN .....
2. Science : Mencukur menyebabkan kerusakan kulit,
tempat masuk microorganisme, abrasi, masuknya kuman
melalui luka dan dapat mendorong pertumbuhan bakteri.
3. Hipotesis: Cukur dihindari dan atau menggunakan
methode lain untuk mengurangi tingkat infeksi oleh
bakteri dan mencegah masuknya kuman melalui
lapisan epidermis kulit
CONTOH KERUSAKAN
(EPIDERMAL MICRO INJURY ) KULIT

SETELAH 2 MINGGU
PENCUKURAN DENGAN RAZOR /
SHAVING/PISAU CUKUR
DISEKITAR PORI - PORI KULIT
YANG DBERDAMPAK TERHADAP
MASUKNYA MIKROORGANISME
DISEKITAR LUKA OPERASI

Bashore TM, Bates ER, Berger PB, et al.American College of Cardiology. TaskForce on Clinical Expert ConsensusDocuments. American College of Cardiology/ Society for Cardiac Angiographyand Interventions
clinical expert consensus document on cardiac catheterization laboratory standards. A report of the
American College of Cardiology Task Force on Clinical Expert Consensus Documents. J Am Coll Cardiol 2001;37:2170–2214.
HAL INI DIDUKUNG OLEH
PENELITIAN YANG DILAKUKAN
OLEH ALEXANDER DKK TAHUN
1983.
Alexander dkk meneliti tentang
angka infeksi setelah 30 hari post
operasi. Hasil penelitian mereka
mengungkapkan bahwa
pencukuran malam hari 8,8 %,
dengan clipping malam 10 %,
Seropian & Reynolds: “Wound
pencukuran pagi 7,5 % dan infection after preoperative
depilatory vs razor preparation,”
American Journal of Surgery 121
clipping pagi 3,2 %. (March 1971) 251-254
Adisa, 2011
UPAYA MENGURANGI SSI
 Antibiotics
 Preoperative Bathing/showering
 Preoperative Hair Removal
 Preoperative Skin Antisepsis
 OR sterilization
 Wound Closure
 Surgical Dressing and Wound Care
PENCUKURAN
APAKAH SEMUA PASIEN HARUS DICUKUR…
PENCUKURAN DAERAH OPERASI
PENGERTIAN
adalah suatu prosedur yang dilakukan untuk
membersihkan rambut atau bulu dari kulit di area
operasi dengan menggunakan alat cukur rambut .

TUJUAN
Terciptanya lapangan operasi yang bersih
Mencegah terjadinya infeksi pada luka operasi
FUNGSI PENCUKURAN DAERAH OPERASI
• Optimalisasi tindakan pembersihan permukaan daerah sekitar sayatan (
rambut media yang baik tumbuh dan berkembangnya mikroorganisme)
• Optimalsasi kemampuan merekat plastik penutup daerah sekitar sayatan
• Optimalisasi daya rekat dressing ( transparent dressing, plester)
dipermukaan kulit

• Optimalisasi secura Patient plate pada permukaan kulit


• Optimalisasi dokter dalam mem-visualisasikan daerah sayatan selama
prosedur pembedahan

Wesley Alexander J, Fischer JE, Boyajian M, Palmquist J, Morris MJ. (1983) The influence of hair-removal methods on wound infections. Archives of Surgery 118:347-352 (70-2008-1465-
8)
Conclusion: Pre-operative shaving is deleterious and the practice should be abandoned.
PRINSIP TEKNIK PENCUKURAN
AREA OPERASI

1. Pencukuran area operasi harus dihindari


2. Jika rambut harus dicukur lakukan sesegera
mungkin dengan cara yang tidak membuat
gangguan integritas kulit
REKOMENDASI
1. Pencukuran area operasi
harus dihindari
2. Jika rambut harus dicukur
lakukan dengan cara yang
tidak membuat gangguan
integritas kulit
3. Pencukuran dilakukan
segera sebelum operasi

4. Penggunaan klipper
elektrik lebih baik dari
Evidence Based Practice Information Sheets
for Health Professionals Volume 7, Issue 2,
penggunaan pisau cukur 2003 ISSN 1329 - 1874
LITERATURE DAN
STUDY
Dengan perkembangan
teknologi, saat Rata-
ini teknik pencukuran Rata
Metode
berubah dari Kejadian
konvensional : Infeksi
Cukur silet ( razor & shaver )
menjadi klipper elektrik. Clipper 2%
Dengan klipper elektrik
kerusakan kulit Razor 10%
dapat dicegah sehingga
pertumbuhan
koloni dapat diminimalisir
mikroorganisme

JBI Pre-operative hair removal to reduce surgical site infection Best Practice 11(4) 2007 | 1
LITERATURE AND
STUDY
•“Jika diperlukan pencukuran, pilihan terbaik dengan menggunakan
clipper secepatnya sebelum prosedur pembedahan berlangsung.
• “If hair is to be removed, the best option is clipping immediately before
the procedure using a electric or battery-powered clipper.”

•Recommended Practices for Skin preparation of patients, AORN 2004


PROSEDUR PENCUKURAN
Alat-alat yang harus dipersiapkan sebelum melakukan
pencukuran area operasi :

1. Sarung tangan on steril


2. Masker ( jika diperlukan )
3. Perlak
4. Clipper
5. Nierbekken
6. Gunting
7. Plester
8. Cairan Desinfektan
9. Tisue
PELAKSANAAN
1. Memastikan sudah adanya surat ijin tindakan,
persiapan laboratorium dan pemeriksaan penunjang
lainnya secara lengkap.
2. Menjelaskan tujuan mencukur area operasi kepada
pasien dan keluarganya.
3. Menjaga privacy pasien dengan menutup pintu kamar
pasien atau menutup skerm pasien.
4. Melakukan cuci tangan sebelum melakukan
tindakan
PELAKSANAAN

5. Lakukan identifikasi pasien baik secara visual dengan


melihat gelang lalu mencocokkan dengan berkas
rekam medis pasien ataupun secara verbal dengan
meminta pasien menyebutkan nama dan tanggal lahir
lalu mencocokkan dengan berkas rekam medis pasien.
6. Memakai sarung tangan on steril
7. Memakai masker jika diperlukan atau sesuai kondisi
pasien dengan penyakit menular melalui air bone atau
droplet.
PELAKSANAAN

8. Meletakkan perlak dibawah area yang akan dicukur


9. Gunting dahulu rambut yang akan dicukur jika
diperlukan, kemudian basahi daerah yang akan dicukur
dengan cairan desinfektan, pastikan terlebih dahulu
bahwa pasien tidak alergi terhadap cairan tersebut
PELAKSANAAN
10.Regangkan kulit yang terlipat dengan halus, kemudian
lakukan proses pencukuran dengan alat cukur elektrik
secara perlahan-lahan searah tumbuhnya rambut,
hindari terjadinya luka pada daerah yang dicukur.
Daerah yang dicukur dibuat sekecil mungkin, tetapi
harus berupa daerah persegi dengan batas luarnya
kira-kira 2 sampai 3 inci dari daerah insisi yang
sebenarnya. Daerah ini juga memungkinkan
tersedianya ruangan yang cukup untuk memasukkan
pipa drainase melalui luka tusukan dan memudahkan
kita untuk melakukan penutupan luka paska tindakan
PELAKSANAAN
9. Bersihkan lokasi pencukuran dari sisa rambut
yang telah dicukur dengan menggunakan
kapas chlorhexidine, kemudian keringkan
dengan menggunakan tisue
10.Pastikan tidak ada sehelai rambutpun tertinggal
diarea operasi
11.Gunakan plester untuk mengangkat sisa-sisa
rambut agar lebih mudah dan bersih.
12.Inspeksi kondisi kulit setelah pencukuran
apakah ada cidera atau tidak.
PELAKSANAAN
9. Informasikan kepada pasien bahwa pencukuran
sudah selesai, cek respon pasien.
10.Rapihkan pasien dan bersihkan peralatan yang
telah digunakan.
11.Lakukan cuci tangan selesai melakukan
tindakan.
12.Lakukan dokumentasi.
.

PENYELESAIAN.

1. Rapikan semua peralatan dan tinggalkan pasien dalam


keadaan nyaman
2. Kembalikan semua peralatan yang dipakai pada
tempatnya dan buang sampah sesuai kategorinya (
sampah tajam di sharp kontainer ).
3. Dokumentasikan tindakan yang sudah dilakukan
pada catatan perawatan
TATA CARA PENCUKURAN
Ketika mencukur pasien, petugas di kamar bedah sebaiknya
memperhatikan petunjuk-petunjuk berikut:

1. Waktu yang tepat untuk mencukur pasien


adalah segera sebelum operasi dimulai.
2. Pasien harus menandatangani persetujuan
operasi.
3. Dokter harus menulis/ menyampaikan
perintah untuk mencukur.
CATATAN :
Semua pencukuran di daerah kepala dilakukan oleh dokter bedah.
Semua pencukuran sebaiknya dilakukan dalam ruangan persiapan operasi
(holdingarea).
Setiap luka atau goresan pada pasien perlu dilaporkan kepada dokter
bedah dan dibuat laporan kejadian.
Waktu melakukan inspeksi awal pada kulit pasien, laporkan setiap ruam
yang ditemukan sebelum memulai persiapan prabedah pada pasien.
Pencukuran tidak boleh dilakukan tanpa perintah tertulis
SKIN
PREPARATION
PENGERTIAN
Skin Preparation
( Pencucian Daerah Insisi )
Prosedur Pra Operasi
dalam melakukan
Persiapan Kulit di area
sayatan ( insisi) dengan
menggunakan cairan mikro
bakterial
TUJUAN SKIN PREPARATION
1. Mengurangi risiko site infeksi
Bedah Pasca Operasi
2. Menghapus tanah/kotoran dan
microorganisme transient dari kulit
3. Mengurangi jumlah mikroba
dalam waktu singkat
4. Meminimalkan pertumbuhan
mikroba
5. Rebound selama periode intra dan
pasca operasi
Antiseptik kulit /skin preparation pasien pra operasi :
Mengurangi jumlah mikroorganisme pada permukaan
kulit pasien

Tetapi kulit tetap tidak bisa dalam


keadaan steril !
REKOMENDASI SEHUBUNGAN DENGAN
skin preparation
REKOMENDASI HIPKABI 2015 ( SKIN
ANTISEPTIC)
Mandi antiseptic sebelum operasi
(pre operatif showering)
Menggunakan CHG 4%
2 kali (malam hari dan pagi
hari sebelum operasi), atau
sekurang –kurangnya satu
kali (malam hari) sebelum
operasi
REKOMENDASI HIPKABI 2015 ( SKIN
ANTISEPTIC)

Pencukuran dengan
menggunakan klipper
elektrik
REKOMENDASI HIPKABI 2015 ( SKIN
ANTISEPTIC)

Pemilihan antiseptic Chlorhexidine


Gluconate 4% yang dikombinasi
dengan alcohol 70 %
REKOMENDASI HIPKABI 2015 ( SKIN
ANTISEPTIC)
Tehnik antiseptic area operasi
yang benar
PEMILIHAN ANTISEPTIC YANG
TEPAT
1. Cepat dalam menurunkan jumlah
mikroorganisme.
2. Cepat dalam mengaplikasikan.
3. Fungsi antimikrobial masih efektif selama
prosedur operasi berlangsung.
4. Ber Spektrum luas.
5. Tidak mudah hilang oleh darah dan salin.
6. Cepat kering dan tidak menyebabkan iritasi
CIRI-CIRI CAIRAN ANTISEPTICYANG SERING
DIPERGUNAKAN UNTUK CAIRAN SKIN PREP
Kriteria Alkohol 70% Iodine/ Chorhexidine
Iodopore
Kecepatan Sangat cepat Sedang Sedang
Membunuh
Kuman
Bakteri Gram + Sangat bagus Sangat bagus Sangat Bagus

Bakteri Gram - Sangat bagus Bagus Bagus

Mycobacterium Bagus Bagus Kurang Bagus


TB
Jamur Bagus Bagus Sedang
Virus Bagus Bagus Bagus
Aktivitas Tidak ada Minimal Sangat Bagus
Residu
TEHNIK SKIN ANTISEPTIC AREA OPERASI
Set preparasi 1 buah piala ginjal, 2 buah
kom kecil,
2 buah (sponge holding forcep), kassa
sponge steril
CARA MELAKUKAN ANTISEPTIK DAERAH
PEMBEDAHAN:
Bukalah peralatan steril untuk antiseptik
kulit diatas meja steril

Cairan antiseptik dituangkan kedalam


kom/mangkok

Pencucian daerah pembedahan dimulai dari


tengah menuju periper dengan cara memutar
seperti obat nyamuk
BATAS AREA : Pencucian daerah pembedahan
dimulai dari tengah menuju periper dengan
cara memutar seperti obat nyamuk
Prosedur skin antiseptic

Setelah pasien dalam keadaan teranestesi daerah


operasi di perlihatkan
Beberapa dokter bedah
memilih untuk menggosok
daerah operasi dengan sabun
sebelum menggoleskan
antiseptic

Peosedur skin antiseptic


Prosedur skin antiseptic

Umbilikus dibersihkan dengan tangkai lidi kapas yang dibasahi


dengan antiseptic bila ia juga termasuk bagian dari daerah
operasi
Selanjutnya asisten bedah mengolesi daerah operasi
dengan kain kassa yang dibasahi antiseptic . Daerah
insisi diolesi terlebih dahulu kmdn daerah persiapan
prabedah diperluas secara melingkar sampai batas
keamanan yang cukup lebar

Prosedur skin antiseptic


Prosedur skin antiseptic

Biasanya dilakukan 3 kali pengolesan dengan antiseptic pada


daerah operasi. Supaya efektif , antiseptic harus dibiarkan
kering di udara
PROSEDUR SKIN ANTISEPTIC

Jika ekstremitas yang dilakukan antiseptic , maka ekstremitas tsb dipegang oleh personil
dan seluruh kelilingnya di olesi dengan cairan antiseptic . Jika jari –jari yg akan dibersihkan
gunakan kassa kecil diantara 2 jari , tanpa memakai pemegang kassa/ forsep
PERTIMBANGAN TAMBAHAN PERSIAPAN KULIT

Karakteristik prosedur pembedahan


Pertimbangan Tambahan Persiapan Kulit

Tidak hilang terkena Irigasi, darah,


cairan tubuh
PERTIMBANGAN TAMBAHAN PERSIAPAN KULIT

• Preps harus efektif setelah paparan darah dan garam


• Adhesi drape
• Preps yang basah terkena cairan dan antiseptik agen
mengganggu adhesi
Pertimbangan Tambahan Persiapan Kulit

Keselamatan Pasien
PERTIMBANGAN TAMBAHAN PERSIAPAN KULIT

Peringatan produk dan


kontraindikasi. Aplikasi
yang tepat product
antimikroba
PERTIMBANGAN TAMBAHAN PERSIAPAN KULIT

Biaya (Cost)
KESIMPULAN
1. Persiapan kulit sebelum
operasi sangat penting
untuk mencegah timbulnya
mikroorganisme pada kulit
2. Pilih cairan antiseptic yang
sesuai dan berspektrum luas
3. Pastikan tepat sisi dan lokasi
pembedahan
4. Gunakan tehnik antiseptic
yang baik
DAFTAR
1.
PUSTAKA
Renee Nimitz, Surgical
Instrumentation: an
Interactive Approach ( S a u n d e r s,
2 0 1 0 ) 1416037020, pxiii
2. AORN. 2008, Standard Recommended
Practices & Guidelines, AORN, INC.
DENVER.
3. ACORN. 2003, Standard, Guidelines
and Po l i cy S t at e m e n t s , AC O
R N , Australia.
4. Dixon E, 2000, Theatre Technique, 6
Edition, Baillere. Tindall, London.
DAFTAR
5. PUSTAKA
Atkinson L J, and Louise Kohn M, 1995,
Bar r y and Kohn’s Intr oduction to
Operating Room Technique. Six th
Edition. Mc. Grow-Hill Book Company,
Singapore.
6. N e a l o n a n d N e a l o n , 1 9 9 4 ,
Fundamental Skills In Surgery, W.B.
Saunder s Company, Philadelphia,
Pennsylvania.
7. Tim Departemen Kesehatan RI, 1993,
Pedoman Kerja Perawat Kamar
Operasi.Cetakan Pertama, Jakarta.
 Tujuan Instruksional Umum
 Pada akhir sesi pelatihan peserta mampu
memahami dan melakukan drapping dengan baik
dan benar
 Tujuan Instruksional Khusus
Pada Akhir sesi Pelatihan peserta mampu:
– Menjelaskan pengertian draping
– Memahami karakteristik draping
– Menjelaskan bahan – bahan yg digunakan
untuk draping
– Jenis jenis draping dan aplikasinya
– Standar draping
– Menjelaskan prinsip-prinsip dasar draping
– Prosedur draping
 Suatuprosedur dalam menutup dan
melingkupi pasien dengan barrier steril
untuk membentuk, memberi batas tegas
daerah steril pada sekitar area incisi
setelah permukaan kulit dilakukan aseptik
area operasi dengan antiseptik dan
memelihara area operasi yg steril selama
proses pembedahan.
 Resisten terhadap abrasi
 Sebagai Barier (anti mikroorganisme)
 Biocompatibility (Free toxic)
 Drapebility
 Dapat mencegah listrik statik
 Nonflamable (tdk menginduksi kebakaran)
 Bebas serat
 Tensile strenght (kuat thd tahanan)
1. Bahan Pakai ulang (reusable)
 Penggunaannya terutama u/ penggunaan
drapping atau jas operasi yg digunakan
berkali-kali,bahannya impermeable terhadap
cairan (dlm kondisi tertentu)
 Proses pencucian,setrika dan sterilisasi
menyebabkan seratnya mengkisut
 Siklus diatas menyebabkan kecenderungan
mengubah struktur material
 Beberapa pabrikan melaporkan kerusakan
struktur material setelah 75-100 kali siklus.
 Linen

– Memerlukan pencucian
– Memerlukan pelipatan yang benar
– Memerlukan proses sterilisasi
– Adanya lipatan/jahitan yang menjadi
tempat kuman
– Tidak kedap air  sumber kontaminasi
1. Laken operasi besar rapat 12. Sarung couter
2. Laken operasi besar 13. Barakshort
bolong 14. Mitella (penutup kepala pasien)
3. Pembungkus alat (laken 15. Kantong sarung tangan
berlobang)
16. Kantong cannula, suction &
4. Alas meja dorong (trolley)
cauter
5. Duk bolong
13. Sarung kaki
6. Duk rapat
14. Sarung tabung O2
7. Laken kecil
8. Sarung mayo 15. Lap tangan/handuk
16. Baju pasien
9.Baju & celana operasi
17. Perlak besar dan kecil
10.Jas operasi
11.Topi operasi
2. Bahan sekali pakai (Disposible)
 Mencegah penetrasi bakteri dan lelehan cairan
 Lembut,bebas serat,ringan,padat,tahan
kelembaban,non iritasi dan bebas listrik statik
 Menurunkan kontaminasi mikroorganisme
berbahaya/infeksius dari ekskresi dan cairan
tubuh dalam proses laundry dimana pada
bahan pakai ulang mempunyai resiko yg besar.
 Penyimpanan,Transportasi,dan
pembuangan limbah biasanya menjadi
masalah
 Penggunaan insenerator cukup baik
tetapi harus di olah dengan baik agar
tidak mencemarkan lingkungan.
 Non Woven (Kertas)

– Baik sebagai proteksi terhadap kontaminasi


– Tidak lembab
– Mahal
– Saat ini semakin disenangi untuk dipakai
– Kedap air
– Dispossible
Non Woven
3. Plastic Inscisional drapes
 Terbuat dari bahan polyvinyl
 Tersedia dalam kemasan steril dalam
berbagai ukuran
 Insisi dapat dilakukan langsung diatas
permukaan yg melekat
 Memudahkan draping pada area tubuh yg ireguler
(leher,sekitar telinga,ekstermitas dan sendi)
 Plain Sheet
Plain sheet disebut juga minor sheet, top
sheet atau bottom sheet.
Plain sheet dipakai menutup bagian bawah
atau bagian atas dari daerah insisi.
 Plastik Drape
– Berfungsi sebagai pelindung steril di atas
kulit di daerah incisi
– Terbuat dari plastik yang sangat tipis
– Terdapat perekat pada salah satu sisi
– Beberapa ahli bedah beranggapan bahwa
plastik drape dapat menahan dan
mempertahankan sterilitas area karena
menghambat perkembangbiakan
mikroorganisme kulit karena terbungkus
plastik steril.
Jenis Procedure Drape

- Lapatomy drape
- Split sheet
- Thyroid sheet
- Perineal sheet
- Ear or Eye drape
- Cranitomy sheet
 Standard I :Hanya drapes steril yang
digunakan pada area steril drapes
menjadi barier untuk lapangan operasi
dengan area yg kemungkinan bermikroba
tdk dianjurkan unt di reposisi/geser

 Standard II :Kompromi dgn integritas drape


terhadap barier mikroba akan
menyebabkan kontaminasi area operasi
drape tidak boleh robek,lubang atau bocor
 Standard III: Drapes harus resistant terhadap
penetrasi cairan
 Standard IV :Drapes harus bebas dari serabut
 Standard V : Drapes sebaiknya resisten
terhadap api/panas
 Standard VI : Drapes yg reusable harus
mempunyai daya proteksi yg sama dengan yg
disposibel drapes
 Standard VII : Tim bedah harus selalu mengevaluasi
jenis drape yg digunakan
 Standard VIII : Gunakan perlindungan yg tepat untuk
penggunaan drape dengan operasi menggunakan
Sinar Laser  tidak ada drape 100% thn dgn sinar
laser gunakan drape berlapis aluminium.
 Standard IX : Tim bedah harus terlibat dalam
pemilihan dan penggunaan drape di kamar bedah
American National Standards Institute/Association for the Advancement of Medical Instrumentation. (2003). PB70 2003:Liquid barrier
performance and classification of protective apparel and drapes intended for use in healthcare facilities. Arlington, VA: Association
for the Advancement of Medical Instrumentation.
a. Lindungi tangan dengan cara menempat
kan tangan dibagian dalam ujung draping
b. Lepaskan lipatan draping dengan hati-hati
tanpa mengibaskan draping tersebut,
hindari menyentuh kulit pasien
c. Tidak boleh menarik draping yang telah
jatuh atau terlalu rendah pada saat
menutup pasien, draping tidak boleh
dipindah-pindah
d. Apabila draping terbuat dari Linen, gunakan
lapisan untuk mencegah kontaminasi karena
air (basah). Gunakan perlak / sterildrape
untuk menutup area operasi.
e. Scrub Nurse paham akan prosedur tindakan.
f. Tim bedah steril menghadap area operasi
g. Jangan melakukan draping area non
steril dari arah yg berseberangan.
h. Bila akan melakukan draping pada arah
berlawanan,sebaiknya scrub nurse
berputar ke arah tersebut.
i. Jika ragu-ragu terhadap sterilisasi tenun
maka alat tenun tersebut harus dinyatakan
sudah terkontaminasi
1. Association of Surgical Technologists, (AST),2014,
Colorado
2. Fairchild SS. Perioperative Nursing Principles and
Practice. 2nd ed. Boston, Mass: Little, Brown, and
Company. 1996.
3. Phillips N. Berry & Kohn’s Operating Room Technique.
10th ed. St. Louis, Mo: Mosby. 2008:247.
4. Jepsen OB, Bruttomesso KA. The effectiveness of
preoperative skin preparations: an integrative review of
the literature. AORN J. 1993:58:477-484.
5. AORN. Recommended practices for skin preparation
of patients. Standards, Recommended Practices, and
Guidelines. Denver, Colo: AORN, Inc. 2016:443-446.
For kind attention

Anda mungkin juga menyukai