Anda di halaman 1dari 25

BAB III

ANALISIS PENGARUH PERAN GANDA WANITA KARIER TERHADAP


KEHARMONISAN RUMAH TANGGA DI PERUMAHAN TAMAN
CIBADUYUT INDAH BANDUNG

A. Alasan Wanita Karier Bckerja Alasan Wanita Karier Bekerja

Pengaruhnya terhadap Keharnionisan Rumah Tangga

Para wanita karier di Taman Cibaduyut Indah Bandung sebagian besar

mereka bekerja di berbagai instansi, baik swasta maupun negeri, dan dari

kalangan yang lainnya. Sementara hubungan dengan suajni dan anak dan bahkan

di tempat ia bekerja, seperti apa? Bila wanita mengembangkan karier, berarti

tungsi-lungsi kerumahtanggaan yang harus ditanganinya menjadi fakum.

Dari jumlah para wanita karier yang bekerja dengan beijumlah 40 orang.

Dari jumlali ini diambil 10 orang sebagai responden dan dari alasan yang

dikemukakan para wanita karier yang telah menikah di antaranya dia bekerja

untuk menambah pendapatan ekonomi keluarga sebagaimana terlihat pada tabel

berikut ini:

Tabel I
A1 isan Wanita Karier Bekerja

No. Alasan Bekerja Jumlah


1. Menambah pendapatan 3

2. Mengejar karier 4

3. Jenuh di rumah 3

Jumlah 10

38
39

Seluruh responden menyatakan, bahwa bekeija sejak sebelum menikah,

tadinya mereka berharap bcrhenti bekerja setelah menikah, namun ternyata

kondisi ekonomi keluarga tidak memungkinkan untuk meninggalkan pekerjaan.

Jika pekerjaan ini ditinggalkan, maka kemungkinan besar banyak kebutuhan

rumah tangga yang tidak akan terpenuhi, karcna itu wanita karier terus melakukan

pckerjaannya dengan i/.in suami.

Meskipun nalkah merupakan kewajiban suami, namun dalam kondisi yang

darurat istri boleh menafkahi keluarga dari hasil jerih payahnya sendiri. Ahmad

Satori Ismail (1996: K6) menyatakan “jika dia berkehendak maka diperbolehkan

bekerja dengan seizin suaminya atau ayahnya bila belum menikah”.

Adapun penghasilan yang diperoleh wanita karier di berbagai instansi

perusahaan adalah sebagai berikut:

Tabel II
Penghasilan Para Wanita Karier

No. Upah/Bulan Jumlah


1. Rp. 1.000.000- 1.500.000,- 3

2. Rp. 1.800.000-2.000.000 4

3. Rp. 3.000.000,- 1

4. Rp. 1.200.000- 1.500.000,- 2

Jumlah 10

Dengan upah isteri seperti yang tercantum di atas, ditambah penghasilan

suami, pasangan suami istri ini harus rela tinggal di rumah sewaan atau bersama
40

orang tua dan mertua bahkan ada juga yang sudah memiliki rumah sendiri tanpa

harus mcngonlrak, sebagaimana tabel berikut ini:

Tabel Iil
Tempat Tinggal

No. Tcinpat Tinggal Jumlah


1. Rumah sendiri 6

2. Rumah orang tua / mertua 2

3. Rumah sewaan 2

Jumlah 10

Pada tabel di atas hanya 6 dari 10 orang yang bertempat tinggal di rumah

sendiri. Hal ini menunjukkan bahwa scbagai seorang suami berkewajiban

memberi nalkah lahir yang terdiri daii sandang, pangan, papan belum bisa

semuanya terpenuhi.

Sulaiman Rasyid menyatakan (1954: 398) “yang dimaksud dengan nafkah

adalah semua hajat dan keperluan yang berlaku menurut keadaan dan tempat,

seperti makanan, pakaian, rumah dan sebagainya”.

Wanita karier yang penghasilannya dari Rp. 1.000.000,- ke atas mengaku

cukup dengan penghasilan ditambah dengan penghasilan suaminya, walaupun

masih linggal di rumah oring tuanya dan rumah sewaan, mereka menyadari akan

kemampuan suaminya.

A1 Qur'.an menjelaskan tentang pemberian tempat tinggal yang layak bagi

keluarganya, bagaimana termuat dalam surat At Thalaq ayat 6:


41

£< ,1/ ] * m x > , 4* * vl^ . i- * * * ’ <•* >>*J


Crp1^ o^1*3-5 *J r or? -*Xi-K^ Cr?

"Tempalkanlah mereka (para isteri) di mana kamu bertempat tinggal menurut

kemrmpaanmu dan janganlah kamu menyusahkan mereka untuk menyempitkan

(hau) mereka” (tioenarjo, R.H.A, dkk., 1971: 946).

Kewajiban suami dalam memberikan nafkah tempat kediaman, selain

berupa nmgunan rumah juga wajib melengkapi isi rumah sesuai dengan keadaan

lingkun jan di sekitarnya, kompilasi hukum Islam pasa 81 ayat 4 menyebutkan

bahwa ‘ suami wajib melengkapi t( rnpat kediaman sesuai dengan kemampuannya

serta disesuaikan dengan keadaan lingkungan tempat tinggalnya, baik berupa alat

perlengkapan rumah tangga maupun sarana panunjang lainnya” (Abdurrahman,

1995: 133).

Bagi wanita karier yang berpenghasilan Rp. 1.000.000,- - 1.500.000,-,

terutama yang pendapatannya kurang dari Rp. 1.500.000,- mengaku tidak cukup

dan merasa kurang untuk memenuhi kebutuhan keluarganya terkadang gali lobang

tutup lobang (Wawancara, 9 luni 2008).

Menghadapi kondisi seperti ini, seorang istri dituntut untuk bersabar dan

menerima hasil usahu suami sesuai dengan kemampuannya. Sementara itu

Ibrahim Amini (1996: 114) menyaiakan “para pria pun disarankan untuk tidak

bcrkeras dengan tidak membcnai kun istrinya bekerja di luar rumah kecuah jika

pekerjaan itu tidak sesuai baginya”.

Pada kesempatan berbeda suami para wanita karier yang bekerja di

berbagai instansi mengaku netuju dan merasa sangat dibantu oleh istrinya. Mereka

juga mengakui sulitnya memenuhi kebutuhan keluarga dalam kondisi yang serba
42

susah seperti sekarang ini, karena itu upah berapapun yang mereka terima dari

pekerjaannya akan tel ipi dijalani sclama tidak menemukan pckerjaan yang lebih

baik.

Meskipun suami para wanita karier inengizinkan istrinya bekerja terdapat

beberapa hal yang membuatnya khawatir, antara lain pergaulan istrinya di tempat

kerja yang akan berdampak negatif bagi keluarga baik berupa sikap, maupun

perhatian terhadap suaminya, anak dan urusan rumah tangganya. Namun

kekhawatiran ini tidak dijadikan alasan oleh suami untuk bekerja pada istrinya

(Wawancara tanggal 10 Juni 2008).

“Orang tidak dapat mengharapkai suatu keluarga hidup tanpa uang,

mereka semua butuh makanan, obat, pakaian dan tempat tinggal” (Ibrahim Amini,

1996: 187).

Orang yang bijaksana akan membelanjakan uangnya sesuai dengan

pcndapatannya. Ia hams mengelompokkan barang yang perlu dan membelinya

sesuai dengan urutan kepentingan pada waktu membelinya.

Allah SWT menganggap pengeluaran yang seimbang sebagai tanda

keimanan seseorang, dan ditegakkan dalam A1 Qur'an surat A1 Furqon ayat 67:

“Dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka tidak

berlebihan, dan tidak (pula) kikir, dan adalah (pembelanjaan itu) di tengah-

tengah antara yang demikian" (R.H.A. Soenarjo dkk, 1971: 568).

Sangat berunlung keluarga yang di dalamnya ada suami atau istri yang

mempematikan pengeluaran atau membimbing orang yang bertanggung jawab


43

terhadap masalah keuangan. Jika seorang pr:a memiliki penghasilan yang baik, ia

hams membuat kchidupan kcluarganya, istri hams bersabar dan tetap bersikap

baik kepada suami, dengan bersikap seperti itu berarti seorang istri telah

memahami kadar kekuasaan dan kemampuan manusia yang diberikan Allah SWT

termasuk kepada suaminya.

Firman Allah SWT dalam surat At Thalaq ayat 7:

>. Ss? * ’v - - 'S


. , *> » > ' H -1 s* * . * *. ^ y-i-*
')) !j-uOyu»P Jju al)l C* jl LiLoj 4hl

"tkndaklah ora ig yang mampu memberi r>"jkah menurut kemampuannya, dan


orang yang disempitkan rezkinya hendaklch memberi nafkah dari harta yang
diberikan Allah kepadanya. Allah lidak memikulkan beban kepada seseorang
melainkan sekedar apa yang Allah berikan kepadanya. Allah kelak akan
membei ikan kelapangan sesudah kesempitan” (R.H.A Soenarjo dkk, 1971: 946).

Seorang wanita tidak boleh menjajakan dirinya seperti yang terjadi pada

wanita-wanita dalam kebu iayaan Barat. Ia pun tidak boleh menjadi pihak yang

diperalat seperti yang kini teijadi di negara-negara Timur, penge:ahuannya

tentang peran yang dapat dijalankannya di bidang ekonomi membantunya

menghindarkan diri dari selokan setan tersebut (Hashemi Rafsanjani, Husain

Fadhillah, 1993: 146).

B. Waktu Kerja Wanita Karier Pengaruhnya terhadap Kcliarmonisan

Kcluarga

Perempuan yang bekerja di berbagni instansi perusahaan, terutar.ia yang

bekerja di pabrik, tilah menikah berjumlah 40 orang di Perumahan Taman


44

Cibaduyut Indah. Dari jurnlah ini 10 orang diambil sebagai responden, ada 4

orang yang bekerja di pabrik dan mempunyai jadwal shift tersendiri di antaranya:

Waktu kerja pegawai yang masuk shift ini adalah sebagai berikut:

1. Shift I jam 07.00 - 14.00 WIB

Waktu kerja ini merupakan pilihan pertama yang disukai oleh semua

responden, alasannya adalah:

a. Jadwal teratu;

Kerja pagi dipastikan pulang pada jam 14.00, pagi hari telah biasa

dijadikan waktu keija dan sepulang kerja dapat menyelesaikan rumah

yang belum sempat dikerjakan pagi hari tanpa diburu waktu.

b. Bagi perawat yang suaminya kerja pagi, dapat melayani suaminya dan

mengurus anak terlebih daliulu scbelum dititipkan pada saudara atau

diasuh orang tua.

e. Kondisi fisik masih fresh, berangkal kerja dengan penuh semangat

sehingga dapat menyelesaikan pekerjaan yang baik.

d. Tidakjenuh

Karena waktu kerja pagi awal dan berbagai aktivitas di tempat keija,

sangat banyak yang harus dipersiapkan dan dikerjakan seperti arsif,

absensi dan sebagainya.

e. Transportasi mudah

Siang hari tidak sulit alat transportasi seperti malam hari, sehingga dapat

dengan mudah dan cepat pergi ke tempat kerja.


45

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabcl IV
Alusnn Wanita Karier Mcryukai Waktu Kerja

No. Alasan Jumlah


1. Jadwal teratur 3

2. Mengurus anak dan suami 2

3. Kondisi masih fresh 1

4. Tidakjenuh 1

5. Transportasi inudah 3

Jumlah 10

Wanita karicr ysing masuk kerja pagi, kadang-kadang dapat

menyelesaikan pekerjaan ruinah, namun hal ini tidak menjadi masalah besar

kareiia bisa diselesaikan pulang kerja. Pada saat yang sama suami juga

oekerja sehi.igga penyelesaiannya tidal: dibebankan kepada suanii dan ia

tidak nenikmati suasana rumah yang beiantakan.

Berikut ini tabel waktu kerja suami perempuan yang bekerja di

berl agai instansi di Bandung.

l abel V
Waktu Kerja Suami

No. Waktu Kerja Jumlah


1. Pagi 7

2. Tidak tentu 3

Jumlah 10
46

Para wanita karier yang bekerja pagi tidak terlalu ingat pada anak dan

siiomi, ada kebanyakan dari mereka sudah mempunyai anak, sedangkan

suiimi tclali sibuk be! erja. Bagi perempuan yang bekerja pada waktu yang

tidak pasti, dapat menjaga anaknya saat istri bekerja (Wawancara tanggal 8

Juni 2008).

Tabel VI
Juinlali Anak Wanita Karier

No. Banyaknya Anak Jumlah


1. 2 3

2. 1 4

3. 3 3

Jumlah 10

Dengan harus tetap menyelesaikan pekerjaan rumahnya, para wanita

karier yang bekerja di instansi juga harus berangkat kerja dan hadir tepat pada

jam yang telah ditentukan yaitu jam 07.00 WIB, ketidakhadiran wanita karier

lebih dari jam yang telah ditentukan berarti tidak mengisi daftar hadir dan

akan berpengaruh kepada penghasilan bulanan.

2. Shift IIjam 14.00-12.00 WIB

Menurut pengakuan para wanita karier yang bekerja di pabrik

terutamanyn, bekerja pada shift II tidak seteratur shift I, mereka enggan pagi

bekerja pada shift ini dengan alasan:


47

a. Cuaca panas

Siang huri tcpatn /a jam 14.00 V7Ili, saat matahari bcrsinar dengan

teriknya matahari sehingga malas kc luar rumah.

b. Menunggu suami

Para wanita karier yang suaminya bekerja pagi tidak dapat menyambut

suaminya pulang, karena ia harus segera bekerja, sekalipun bertemu

hanya sebentar dim tidak dapat dilayaninya.

c. Kurang komunikasi

Para wanita yang bekerja pada shift II, jarang bertemu dan

berkomunikasi dengan keluarganya ia pergi bekerja saat suami belum

atau datang bekerja. Saat ini ia pula'ig suami telah lelap tidur.

Alasan para wanita karier yang bekerja untuk masuk siang ini terlihat

dalam tabel ini:

Tabcl VII
Alasan Para Wanita Karier Enggan Masuk Siang

No. Alasan Jumlah


1. Cuaca panas 3

2. Nunggu suami 3

3. Kurang komunikasi 4

Jumlah 10

3. Sli ft III jam 21.00 - 07.00 WIB

Bagi para wan ta yang bekerja pada waktu tersebut merupakan waktu

terberat pada malam hari, sampai pagi cli pabrik, mereka yang tela! menikah,
48

terutama dalam menghadapi suami, biasanya menjelang tidur mereka

me nyclcsaikan permasalahan yang dihadapi baik urusan rumah tangga,

mau/um urusan kantor sekalipun mereka saling eerita tentang sesuatu yang

terjadi pada 'iari itu dan terakhir dengan kenuasan dan kemesraan, ketegangan

dan kemenangan ketika memenuhi hasrat biologis yang biasa dilakukan

sua m istri.

Meskipan pemenuhan hasn't biologis bukan satu-satunya ukiran

rumah tangga, namun iapat menjadi penyebab renggangnya hubungan suami

istri. Dari sinihdi biasanya terjadi Lal-hal yang tidak digunakan dan

diinginkan seperti perselingkuhan, pertengkaran dan lain sebagainya.

Wanita dinasihatkan untuk menghormati hak-hak suaminya, perhatian

semacam ini akan memelihara kebahagiaan keluarga, selain itu juga

menjadikan lingkungan keluarga aman dan tenteram sehingga perpisahan dan

perceraian tidak dapat sempat menampakan dirinya (Hashemi Rafsanjnni,

Husain Abdullah, 1993: 176).

Dua peran berbeda yang dijalaninya terutama sebagai istri suami dan

ibu bagi anak-anaknya menuntut kepandaian dan keterampilan dalam

menempatkan diri pada posisi yang semestinya. Ia akan diminta

pertanggungjawaban diri dar kewajibannya tersebut.

Rasulullah SAW bersabda:

^ \ \
aA)1 aAJ 1 Jy**j JL>-

... Jli
49

"Abdullah bin Umar r.a berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda:

"Seoranf.' ibu memimpin rumah suaminya dan anak-anaknya dan akan

ditanya tentang pimpinannya”. Riwayat Bukhari, Muslim (Salim Bahreisy,

1996: 709).

Dalam kaitannya dengan peran perempuan dalam rumali tangga, ada

dua hal yang harus diperhatikan:

1. Sebagai istri

a. Kestabilan dalam keluarga yang merupakan satuan paling mendasar

b. Pemantapan keseimbangan dalam keluarga

c. Penguatan kebudayaan, ekonomi dan nilai-nilai tradisional yang

benar, baik langsung maupun tidak langsung

2. Sebagai ibu

a. Meletakkan landasan budaya

b. Membesarkan anak-anak yang merupakan pembangunan masa yang

akan datang

c. Meneruskan nilai-nilai ideologi kepada generasi berikutnya serta

mcnjelaskan nilai-nilai tersebut (llushemi Rufsunyuni, Husain

Fudillah, 1993: 148).

Bila kaum perempuan dapat berperan dengan baik, kemungkinan

besar akan baik keluarga tersebut dan akan berjalan dengan tentram dan

di\mai, tetapi bila kaum perempuan tidak berperan dengan baik, kemungkinan

besar akan terjadi kehancuran di dalamnva (A.M. Saefuddin, 1996: 74).


50

Banyak peran positif yang dapat dimainkan oleh setiap perempuan

shalihah tanpa keliun dari kodratnya sebagai perempuan harus pandai

mengatur waktu atas setiap pekerjaan terutama pegawai pabrik atau kantoran,

sehingga perannya di masyarakat tidak mengganggu, apalagi mengabaikan

tanggung jawabnya dalam urusan rumah tangga (1996: 75).

Bila seorang wanita yang bekerja di luar rumah mempunyai anak,

maka harus menitipkan anak ini dalam penitipan anak atau pada seseorang

yang baik dan dapat dipereaya. Meninggalkan anak sendirian bukan hal yang

bijnksana dan benar karena banyak anak yang merasa takut dan tak berdaya

bile menghadapi keadaan bahaya (Ibrahim Amini, 1996: 115).

Dal im hal pekerjaan di luar rumah Rasulullah SAW bersabda:

\ \ \
tj y*j aJOI

(<S •t5o?plxJ 'yPr 01 ’S' , Oil Ji 01

“Aisyah r.a berkata, bersabda Rasulullah SAW, sungguh telah diizinkan bagi

kalian keluar untuk hajatmu” Riwayat Bukhari (Salim Bahreisy, 1996: 842).

Ungkapan ini menjelaskan bahwa Islam tidak bersikap keras untuk

menempatkan perempuan (istri) dalam rumah, karena adakalanya wanita

perlu keluar “semua kesempatan waj'.b diberikan kepada wanita secara

optimal dan melakukan pekerjaan untuk membangun peradaban dengan

sebaik-baiknya” (’brahim Amini, Muhammad Jamal, 1999: 406).

Tentu saja tdiak hanya istri untuk menciptakan kebahagiaan dan

keharmonisan keluarga, suami sebagai kepala keluarga juga wajib bersama-

sama dengan istri untuk mernbina dan mewujudkan keluarga bahagia sesuai
51

dengan tujuan perkawinan, yaitu dengan melaksanakan hak dan kewajiban

suami istri.

C. Lingkungan Kerja Wanita Karier Pcngaruhnya terhadap Keharmonisan

Kcluarga

Bekerja di tempat yang melibatkan orang banyak tidak terlepas dari

berbagai karakter individu di sekitarnya. Bagi wanita karier yang bekerja di

berbagai instansi perusahaan, hal ini merupakan suatu kondisi kescharian yang

tidak bisa terlepas saat mereka bekerja, baik dengan teman-teman pekerju atau

yang lainnya, bahkan atasan yang sama-sama bekerja di perusahaan yang samn

atau berbeda perusahaan.

Pekeijaan yang ditekuni setiap wanita itu adalah mulia, baik di instansi

maupun, asalkan dia bisa menjaga dirinya selaku seorang wanita, dan tidak

berlaku yang tidak sopan apalagi yang sudah menikah meski bersikap yang baik,

dan menjaga amanah suami yang diberikan kepada istrinya dengan leluasa, serta

bisa memberikan kepercayaan yang baik bagi perusahaan maupun bagi suami dan

kcluarga (Wawancara 6 Juni 2008).

Hal senada diungkapkan Rasulullah SAW, bahwa:

v \
All! I(Jl-® 4IP Alii (^1

^J>1 |*Sv»L*e>i-l VI Jl*j <dl! 01

J,1 J&i
“Abu Hurairah ‘Abdurrahman bin Sahr r.a berkata, bersabda Rasulullah SA W

sesungguhnya Allah lidak melihat kamu dari rupamu dan tubuhmu tetapi dia

melihat kepada hatimu ” (H.R. Muslim).


52

Meskipun demikian pada pelaksanaannya sii'at kemanusiaan yang

melahirkan salah dan benar senantiasa mewamai kehidupan, demikian juga yang

terjadi pada para wanita yang bekerja di berbagai instansi, terkadang mereka

bekerja tidak terpisah dari laki-laki, balikar dalam satu ruangan yang sama. Hal

ini untuk mempermudah apabila ada pekerjaan yang tidak dapat dilakukan oleh

salah satu pihak.

Kondisi seperti ini tidak menghalangi gerak kerja wanita karier karena

meskipun bekerja satu ruangan dengan laki-laki yang bukan muhrim, mereka

tetap menjaga dan melaksanakan ketentuan syariat Islam.

1. Penampilan

Para wanita yang berkerja di berbagai instansi perusahaan ada yang

berpakaian seragam perusahaan yang diberikan pihak perusahaan kepada para

karyawannya, yaitu celana panjang, baju panjang dan ada juga yang pendek,

berkerudung dan ada juga yang tidak, yang terpenting sopan dalam penampilan.

Dari seragam inilah nampak ke iederhanaan dari para pegawai dan tidak

menimbulkan persaingan antara sesama pegawai tentunya yang sama smgamnya.

Warna bentuk pakaian sesuai dengan sifat-sifat pakaian yang wajib dikenakan

oleh seorang wanita, yaitu:

a) Menutupi seluruh badan selain yang telah dikecualikan yakni wajah dan

telapak tangan

b) Tidak ketat sehingga masih menampakkan bentuk tubuh yang ditutupinya

c) Tidak tipis temaram sehingga warna kulit tetap terlihat

d) Tidak menyerupai pakaian laki-laki


53

e) Tidak berwarna menyolok sehingga menerik perhatian orang

f) Tidak menyerupai pakaian orang kafir

g) Dipakai bukan dengan rnaksud untuk memamerkannya.

(Anshari Umar, 1986: 131).

Pakaian yang dipakai para pegawai instansi perusahaan tidak menyolok

dan tidak bukan heboh atau biasa dipakai oleh pakaian Muslim sehingga tidak

bertentai igan uengan al Hadits Nabi SAW.

N S

N
<J^L« yjy LjjJl 3 ®

“Dari Ibnu Umar r.a berkata: sabda Rasulullah SAW “Barang siapa yang

memakai pakaian yang membikin heboh di dunia, maka Allah akan memberikan

pakaian yang menghinakan kelak di hari kiamat " (Salim Bahreisy, 1986: 270).

Selain pakaian yang teriihat sederhana para wanita yarg bekerja juga tidak

memperlihatkan perhiasan sebagaimana umurrmya kaum wanita yang bekeija di

luar rumah, hal ini dimaksidkan untuk menjaga keamanan dan keharmonisan

hubungan antar pegawai yang tidak diwarnai persaingan yang tidak sehat, karena

ada naluri tertentu pada wanita seperti kecenderungannya untulc mengenakan

make up dan mengenakan perhiasan-perhiasan. Bila naluri dan kecenderungan ini

tidak diarahkan, maka ia akan m mjadikan dirinya boncka dan barang dagangan

supaya naluri ini dapat terpuaskan. Pengenalan diri yang sungguh-sungguh akan

menghindarkan seorang wanita dari kehancuran.

Ketentuan berpakai; ri dan larangan untuk memakai perhiasan pada saat

mereka bekerja, secara tidak langsung memberikan keringanan bagi semua dalam
54

memberikan pakaian untuk istrinya dan dapat menahan keinginan untuk

berpenampilan mewah.

K.U. Khoerudin Ali, selaku tokoh masyarakat mengatakan, “salah satu ciri

dari wanita yang kurang kuat imannya adalah kesukaannya bermewah-mewah,

sifat yang demikian itu dapat menggoncangkan dasar-dasar keluarga yang

mengakibatkan penderitaan, kemanusiaannya dalam hal ini telah melakukan

penyelewengan”.

Untuk mcnghindari hal tersebut, scorang istri harus menyadari bahwa

kebanggan jiwa dan kepribadian suami, menjaga perasaannya dan harus dapat

menyesuaikan diri antara keinginarnya dengan kemampuan suami.

Percmpuan boleh berhias untuk suaminya, jika scorang pria bcrhias

dimaksudkan untuk selain suaminya, maka Allah akan membakarnya dengan api

neraka, karena berhias selain suami termasuk tabarrug dan dapat mengundang

nafsu birahi orang laki-laki.

Larangan untuk tabarrug dijelaskan Allah SWT dalam firmannya surat A1

Ahzab ayat 33.

"Dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah

dahulu” (R.H.A. Soenaijo dkk, 1971: 672).

Hasil wawancara dengan suami para wanita karier menyatakan bahwa

menyatakan mereka sangat setuju dengan aturan yang dibuat perusahaan tentang

pakaian seragam oleh para is rinya dan diberikan secara gratis salah satu fasilitas

bagi pegawainya.
55

Dengan adanya aturan yang dibua', perusahaan ini diharapkan adanya

hubunga:n yang harmonis antara sesarna pegawainya dapat tercipta, tidak saling

bermusuhan menggunjing apalagi iri dan menjelck-jelekkaj., untuk tujuan yang

tidak baik, juga menghilangkan prasangka-pnsangka negatif tentang orang lain.

Menghindari hal-hai di atas merupakan salah satu upaya untuk

menciptakan keharmonisan dan menumbuhkan akhlak yang baik pada diri

masing-masing pegawai, sesuai dengan Firman Allah SWT surat al Hujurat ayat

12:

“llui orang-orung yang betiman. jauhilah kebanyakan purba-sangka

(kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. dan janganlah

mencari-cari kcburukan orang dan jangardah menggunjingkan satu satna lain"

(R.H.A. Soenarjo dkk, 1971: 847).

Menurut Ida Setiawati Kepala Ruangan Ketenagakerjaan PT. Ceres tbk.

Bandung, kemungkinan ini bisa terjadi karena meskipun pihak penisahaan

memberikan keleluasaan dalam menempatkan pekeijanya di berbagai tempat,

bercampur laki-laki dan perempuan, namun kemungkinan mempunyai banyak

peluang untuk di tengah-tengah kesibukan dalam bekerja, semua bekeija

berkumpul di ruangannya masing-masing (W awancara 8 Juni 2008).

Bahkan hubungan baik pun dibina antara bawahan dengan atasannya

sehingga ada komunikasi dapat lerlaksana dengan baik, upaya ini juga dapat
56

dilakukan dengan pcndekatan psikologis oleh atasan kepada bawaluinnya agar

tidak tcrjadi kerenggangan hubungan karena jabatan tidak sedikit para pegawai

takut pada atasannya termasuk menyampaikan persoalan yang berhubungan

dengan pekerjaan (Wawancara 8 Juni 2008).

Mamun adakalanya kenyataan tidak sesuai dengan apa yang diharapkan

kedekatan antara atasan dengan bawahan atai antar sesama pegawai dapat disalah

artikan menjadi kedekatan yang bersifat pribadi, bukan untuk kepentingan pribadi.

1. Kenalkan jabatan

Kedekatan dengan seorang atasan dirnanfaatkan untuk kepentingan jabatan

ya.ig lebih tinggi dengan mudah tanpa keija keras.

2. Ekonomi

Pemanfaatan dari segi ekonomi biasanyt terjadi dari kedekatan pegawai yang

b^rlawanan jenis meskipun hanya sekedar makan dan jalan bersama, namun

sebigicui ada yang berlanjut kepada hubungan yang lebih jauh.

3. Ten pat n.engadakan permasalahan

Ini erjadi pada mere! a yang mempunyai permasalahan yang tidak dapat

diselesaikan dengan keluarganya baik tentang pekerjaan maupun masalahnya

dulum keluarga.

Persoalan-persoalan yang sulit diselesaikan dengan melalui aturan formal

instansi atau saat bekerja kedekatan itulah yang tidak terlihat.

Hal ini yang membuat suami para wanita yang bekerja di instansi

perusahaan merasa khawatir saat istrinya bekerja, tapi mereka juga setuju istrinya
57

bekerja di bidung apapun karena dapat meinbantu perekonomian keluarga dan

membantu lancarnya perekonomian perusahaan dan negara.

Rasa lembur suami inilah yang terkadang menimbulkan pertengkaran kecil

dalam keluarga, walau akhirnya hal itu dianggap godaan dan hal biasa yang terjadi

pada pasangan suami istri (Wawancara 10 Juni 2008).

Keadaan-keadaan seperti ini menunti.t kesabaran, kehati-hatian dan saling

percayu untara suami istri untuk mempertahankan kesetiaan masing-masing, baik

kesetiaan yang bersifat moral ialah suami jangan sampai menyeleweng dengan

wanita lain dan demikian sebaliknya istri juga tidak bermain cerita dengan pria

lain di belakang suaminya, yang bersifat material dalam hal ini adalah

penggunaan nalkah.

Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan dalam keluarga, suami

harus dapat mengawasi istri dengan sesama dan bijaksana demikian juga istri,

sehingga perubahan sedikitpun yang terjadi akan segera dapat diketahui.

1). Ups ya yang dilakukan Para Wanita Karier dan Instansi dalam Menjaga

Kel armonisan Keluarga

liogi pegawai yam telah khusisnya warga Taman Cibaduyut Indah,

bekerja di luar rumah bukanlah hal yang mudah, mereka menghadapi dua tempat

dengan peran yang berbeda, pertama ia sebagai istri bagi suami dan ibu bagi anak-

anaknya, kedua ia sebagai pegawai pada sebuah instansi perusahaan untuk

mendorong perekonomian negara, keduanya dapat dijalani dengan baik dia

mampu memanfaatkan diri pada posisi yang semestinya.


58

1. Upaya yang dilakukan Para Pegawai

a. Melaksanakan Kewajiban I .umah Tangga

Untuk dapat menjaga keharmonisan keluarga, tentu saja tidrlc hanya

mementingkan kepenlingan keluarga dan pekerjaan di luar rumuh,

tanggung jawab dalam rumah yang dapat diselesaikan dengan baik akan

berdampak baik pada pekerjaan di luar rumah, demikian juga sebaliknya

jika ada masalah di tempat kerja akan ada pengarulmya bagi keluarga,

karena itu seorang istri yang baik herdaklah dapat menyelesaikan seluruh

kewajibannya di rumah sebelum pergi bekeija, baik pekerjaan mmah,

meluyani suairi maupun inemperhatikan keperluan anak-anaknya.

Upaya yang dilakukan pegawai instansi perusahaan sejalan dengan

ketentuan tentang kewajiban istri dalam kompilasi hukum Islam pasal 83

baliwa; (1) Kewujibun uliuna bagi seorang isteri udaluh berbukti luhir dun

batin kepada suami di dalam batas-batas yang dibenarkan oleh Islam, (2)

Istri menyelenggarakan dan mengatur keperluan rumah tangga sehari-

hari dengan sebaik-oaiknya (Abduralunan, 1992: 134).

Kaum wanita harus berhati-hati, walaupun bekerja di luar rumali mereka

tetap diharapkan oleh suami dan anak-anak untuk melahirkan pekeijaan-

pekerjaan seperti mengurus rumah, memasak, mencuci dan sebagainya.

Hal ini dapat dilaksanakan dengan bekerja sama dengan anggota

keluarga. Pekerjaan istri di luar rumah tidak boleh mcngganggu

ketentraman keluarga yang diharapkan semua orang dalam keluarga

tersebut suami dan istri harus saling berbagi dalam menyelesaikan


59

pekerjaan rumah. Adakalanya para wanita karier tidak sempat

mcnyclcsaikan pekerjaan rumah sebelum berangkat kerja, narnun dengan

perkataan halus ia mengungkapkan sebab-sebabnya kepada suami setelah

pulang kerja dengan tutur kata dan sikap sopan, suami dapat mengerti

kesibukan istrinya.

b. Menjaga pergaulan

Pergaulan yang baik dapat membuat betah bekerja, tidak ada rasa iri

saling membantu dan menghindari pergaulan yang tidak baik terutama

dengan lawan jenis, karena tidak n.edikit godaan syetan datang untuk

mengganggu manusia. Dari obrolan-obrolan kecil dan makan bersama,

apabila tidak bisa menahan diri dim terjerumus dosa. Selain itu sikap

manis dan oijaksana senantiasa diberikan kepada sesama perawat

perempuan karena sedikit ada yang menyinggung perasaannya dapat

menjadi penyebab kerenggangan hubungan seorang istri harus dapat

menjaga dirinya sendiri apabila ia dapat bersama suaminya, karena saat

itu pula ia menjaga dan memelihara keharmonisan suami dan keluarga.

“Sebab itu maka wanita yang shaleh ialah yang taat kepada Allah bagi

memelihara diri ketika suaminya tidak ada. Oleh karena Allah tidak

memelihara (rnereka) (R.H.A. Soenarjo, 1971: 123).

c. Untuk menjaga penampilan

Untuk dapat menjaga diri dan keharmonisan keluarga pada saat bekerja,

istri harus berpenampilan rapi dan sopan, tidak memperlihatkan

kemewahan agar mendapat pujian dan sanjungan bagi orang lain.


60

Berpenampilan mewuh dan bermake-up dapat menarik perhatian orang

lain terutama yang berlawanan jeni;; untuk mengenalnya lebih dekat. Jika

hal ini dibiarkan, akan berakibat tidak baik pada keharmonisan keluarga,

berpenampilan menarik selalu ada dalam hati setiap wanita. Apabila

tidak dapat mengendalikan nasfunya maka instansi perusahaan aknn

berubah menjadi ajang pamer kemewahan, untungnya ada pihak tertulis

dari pihak perusahaan melarang perempuan bermake-up tebal ditambah

dengan pakaian seragam yang me.iutupi aurat dan nampak sederhana.

Wanita harus menjaga hijab Islam (kerudung), bila tidak ada di rumali

mencoba harus pergi ke tempat kerjt. tanpa mengenakan make up dengan

memakai pakaian yang sederhana. Mereka harus sedapat mungkin

menghindari terlalu banyak bergaul dengan para wanita yang bukan

muhrimnya.

Kantor adalah tempat untuk bekerja dan bukan tempat untuk pamer atau

untuk bersaing derajat dan harga diii tidak disebabkan oleh apa yang kita

pakai, tetapi apa yang kita kerjakar dan seberapa hasil baik atau buruk

pekcrjaan itu, seorang muslimah harus berbuat sesuatu yang dapat

dibanggakan sesuai dengan syariat Islam, menjaga kehormatan diri tidak

menyakiti hati suami di rumali, dengan demikian istri telah

menyenangkan suami dan membuatnya terhormat di mata masyarakat

dan orang-orang di sekitar tempat kerja. Hal ini mempererat hubungan

suami istri diserta rasa kasih sayang antara keduanya.

fc
61

2. Upaya yang dilakukan Setiap Perusahaan

Untuk dapat memberikan pelayanan dengan baik kepada karyawan,

seorang karyawan harus dipastikan sebat jasmani dan rohani, sehat jasmani

bisa narnpak terlihat secara fisik dan dapat diobati secara medis, tapi kalau

sehat rohani tidak dapat dipastikan hanya dengan melihat fisiknya saja.

Sehal jasmani dan rohani sangal ponting bagi keberlangsungan

pelayanan dan keseha.an kepada karyawan, dengan kondisi sehat lahir dan

batin, para pegawai dapat bekerja dengan baik sesuai dengan yang diharapkan

pihak perusahasan.

Untuk itulah pihak perusahaan sendiri berusaha agar dapat memenuhi

kebutuhan pegawainya baik yang bcrsifat rohani maupun jasmani, di

antaranya:

a) Pembinaan rohani

Dilakukan seminggu sekali oleh setiap unit disesuaikan dengan jadwal

kegiatan masing-masing unit tersebut. Tujuannya untuk mempercepat

hubungan dan kekompakan pegawai juga mengingatkan pegawai agar

dalam melaksanakan tugasnya te.ap sejalan dengan visi dan misi

perusahaan dalam mengembangkan sumber daya manusia tanpa

memandang suku, budaya, agama, ras dan golongan dengan mengharap

Ridha Allah SWT dalam surat A1 Maidah ayat 2:


62

“Dan tolong menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan

takwa, dan jangan tolong menolong dalam berbuat dosa dan

pelanggaran...

Setiap satu bulan sekali diadakan pembinaan rohani bagi seluruh pegawai

yang dipimpin oleh seorang kepala dengan jabatan non struktural,

bertujuan untuk meningkatkan kualitas imam, Islam dan intim pegawai

agar dapat melaksanakan pekerjaannya sesuai dengan aturan agama

Islam, sehingga mendapat Ridha Allah SWT.

b) Faktor ekonomi

Selain mengadakan pembinaan Rolnmi pihak perusahaan juga biasanya

memberikan upah yang sesuai dengan ketentuan upah minimum regional

(UMR) bagi pegawai sebagai imbalan dari pekeijaannya sesuai dengan

golongan dan perusuhaunnya musing-masing. Dengan upah ini

d.'harapkan para pegawai khususnya perempuan dapat termotivasi dalam

melaksanakan pekerjaannya dan dapat memenuhi kebutuhan mereka.

Bagi paia pegawa: terutama pab-ik yang menginginkan upah lebih besar,

dapat menjadikan ketekun in dan ilmu pengetahuan yang dimili'ci sebagai

modal untuk mendapatkannya.

Anda mungkin juga menyukai