Anda di halaman 1dari 20

Seminar Nasional

Solusi Berbasis Alam


untuk Pengelolaan Air Perkotaan
Dr. Nirarta Samadhi
Country Director WRI Indonesia

Jakarta, 11 Desember 2023


WRI Indonesia
WRI Approach

1 2 3

COUNT IT CHANGE IT SCALE IT


Berdiri di tahun 2014, berbentuk yayasan,
sebagai sebuah lembaga riset
independent.

Terafiliasi dengan World Resources


Institute (WRI), sebuah organisasi think
thank lingkungan hidup global yang
berupaya merubah ide-ide besar menjadi
Sebuah proses iterasi yang dimulai menkompilasi, menghitung,
Tindakan nyata terutama pada terkait dan mengukur data atau fakta atas suatu isu, yang kemudian
aspek lingkungan hidup, kesempatan menjadi dasar upaya untuk mencari Solusi dan merubah
ekonomi, dan kesejahteraan masyarakat. keadaan dengan berbagai metode pendekatan, untuk
kemudian memanfaatkan solusi tersebut secara lebih luas.

2
Urbanisasi dan Tantangan Pembangunan Kota di Indonesia

Di tahun 2018, lebih Jumlah penduduk Indonesia yang berada di dalam dan di luar
55% dari setengah
penduduk Indonesia
wilayah pesisir dataran rendah berdasarkan tipe pemukiman, 2015.

151 Juta tinggal di kawasan


perkotaan.
5% RURAL

5% QUASI-
Population
Inside The
URBAN Low-
CLUSTERS elevation
13% URBAN coastal
CENTRES Zone (0-
Tahun 2045, 43% 10m
URBAN Above Sea
diproyeksikan akan
70% ada peningkatan
CENTRES Population
17%
RURAL
Level)
ABOVE 10M
hingga 70% total
220 Juta penduduk Indonesia 18%
QUASI-
0-10M

URBAN
Sumber: World Bank, 2019
hidup di kawasan CLUSTERS

perkotaan.

Tren ini juga membawa tantangan besar dalam Pada tahun 2015, 57,7 juta orang tinggal di wilayah
perkembangan kota: penyediaan perumahan, pesisir dengan ketinggian kurang dari 10 meter di atas
infrastruktur, sanitasi dan akses air bersih, hingga permukaan laut.
mitigasi bencana. 3
Peningkatan Ancaman Kebencanaan terhadap Kawasan Perkotaan

Persentase Jumlah Bencana Hidrometeorologi di Estimasi Kerugian Ekonomi Global akibat Banjir
Indonesia (2014 – 2023)
Bencana lain
3% 250

Kebakaran 200
Hutan dan
Lahan Banjir
Kekeringan
15%
28%

US$ Billions
1% 150

100
Puting Beliung
28%
Tanah Longsor 50
25%

0
1950s 1960s 1970s 1980s 1990s 2000s
Sumber: BNPB, 2023 Sumber: Integrating Green and Gray: Creating Next Generation Infrastructure (WRI, 2019)

Bencana terkait hidrometeorologi mencapai 97% Di tingkat global, estimasi kerugian ekonomi akibat
dari total bencana tercatat di Indonesia selama banjir meningkat drastis dibandingkan periode-
periode 10 tahun terakhir (2014 – 2023). periode sebelumnya. 4
Mengapa Solusi Berbasis Alam (SbA) Dibutuhkan untuk
Pembangunan Perkotaan?
Pendekatan perencanaan kota dengan menawarkan peluang untuk mengatasi
berbagai krisis pembangunan berkelanjutan, termasuk perubahan iklim, ketahanan
pangan dan air, degradasi lahan, dan hilangnya keanekaragaman hayati.

Konsep payung yang inklusif mencakup pendekatan yang berkembang dari green-blue
infrastructure pada pembangunan infrastruktur, beriringan dengan 'jasa ekosistem
perkotaan', serta penerapan 'rekayasa ekologi' atau pemupukan 'modal alam (natural
capital)' (Frantzeskaki et al. 2019) (Lafortezza et al. 2018). Pendekatan SbA dapat
menjadi cara untuk mewujudkan urbanisasi berkelanjutan, manajemen risiko, dan
ketahanan ekosistem dalam menghadapi perubahan iklim (Davies dan Lafortezza
2019).
Nature-based Solutions (NBS)
Built Hybrid Natural
Hard, gray, Combination of ecosystem Creation, protection or
engineered structures built elements and hard engineering restoration of only ecosystem
to address development interventions for addressing elements for addressing
objectives development objectives development objectives
Source: World Bank 2017
5
Infrastruktur Konvensional
Contoh: Saluran/pipa
pembuangan, sistem drainase,
waduk/kolam tampungan air,
pengalihan aliran Sungai, Water
Treatment Plant.
• Dirancang untuk secepatnya
mengalirkan air keluar dari area
penting untuk diolah atau dibuang
• Kebutuhan infrastruktur dan biaya
investasi yang sangat besar.
• Seringkali bahkan memperbesar
resiko banjir di perkotaan akibat
perusakan atau perubahan
infrastruktur alam dengan
mengeringkan/mengurug lahan
basah, pengalihan aliran Sungai,
dan memotong kawasan limpasan
sungai.
6
Solusi berbasis Alam

Contoh: Ruang terbuka hijau,


rawa, bioswale, green roof, dll

• Dirancang untuk
memperlambat dan
menahan aliran limpasan di
permukaan, mengendapkan
air dalam tanah dan
perlahan-lahan memfilter
polutan.
• Membutuhkan desain dan
pertimbangan fisik dan
lingkungan.
• Cenderung membutuhkan
waktu lebih lama untuk
mencapai tahap optimal.

7
Solusi berbasis Alam: Infrastruktur Hybrid

• Solusi alami memiliki


kapasitas terbatas dalam
mengelola air, terutama di
kawasan perkotaan dengan
lahan yang sempit
• Pendekatan hybrid
mengintegrasikan
kelebihan solusi alami dan
kemampuan lebih dari
pendekatan konvensional
dalam pengelolaan air di
kawasan perkotaan

8
Konsep Solusi berbasis Alam untuk Pengelolaan Air Perkotaan

Meningkatkan
tutupan pohon Penghijauan area
Penambahan Memperluas
untuk membantu terbangun
taman membantu permukaan resap
intersepsi air hujan membantu fungsi
menyediakan air dan rawa Mengadopsi
dan memperlambat pendinginan alami
ruang simpan air sebagai faktor pendekatan alami
laju air di dan mengurangi
tambahan dan filtrasi air hujan yang sesuai untuk
permukaan tanah aliran limpasan
konservasi alami dan ruang perlindungan area
biodiversitas lokal simpan air pesisir

Sumber: Cities4forests
9
Cities4Forests mendorong gerakan perubahan di kota-kota untuk menyadari
pentingnya keberadaan hutan dan pepohonan di kawasan perkotaan

Cities4forests mendukung kota-kota di dunia untuk lebih mampu melindungi, mengelola, dan merestorasi hutan
dalam tiga skala: inner, nearby, dan faraway forests, dan mengintegrasikannya ke dalam perencanaan, program,
serta investasi pembangunan

INNER FORESTS NEARBY FORESTS FARAWAY FORESTS


• Udara bersih dan bebas polusi • Udara bersih • Sekuestrasi karbon
• Perlindungan dari sinar matahari • Ketersediaan air • Membantu siklus air
• Konservasi flora fauna perkotaan + • Mengurangi risiko banjir + • Kesehatan
• Rekreasi • Mengurangi erosi • Produksi kehutanan
• Rekreasi • Biodiversitas

10
Impact by Numbers

95 CITIES 75+ CITIES ~1.05 MILLION PEOPLE


JOINED AS MEMBERS OF
~20,000+ tCO2e ISSUING POLITICAL STATEMENTS
REMOVED OR AVOIDED WITH IMPROVED CLIMATE
CITIES4FORESTS 1 FOR FORESTS AND NATURE
RESILIENCE

600K HECTARES 130+ PROJECTS 52 MAYORS


TO BE RESTORED IN BRAZIL’S
200K URBAN TREES
RECEIVING TECHNICAL SIGNED CALL TO ACTION 2
ESPIRITO SANTO STATE 4 PLANTED IN JAKARTA 5
ASSISTANCE 3

US$2 BILLION 31 POLICY US$50 MILLION 300+ MEDIA STORIES


UNLOCKED FROM THE WORLD DEVELOPMENTS ADVANCED 7 OF LEVERAGED FUNDS RAISED 8 WRITTEN FEATURING CITY-LED
BANK FOR NBS 6 FOREST ACTION 9
11
Top Outcomes: Political Action

Global Indonesia Nairobi, Kenya


50+ Cities Call on Key Actors to Take Jakarta Committed to Plant 200K+ Trees, Supporting the Nairobi Rivers Commission,
Stronger Action for Forests and Nature Nation Adopted NBS Recommendations Advancing Kenya's Tree-Planting Goal
in Urban Spatial Planning Guidelines
12
High Level Meeting terkait Solusi berbasis Alam di Perkotaan

SbA menjadi solusi dalam perencanaan tata


ruang yang inovatif untuk menanggulangi
tantangan akibat perubahan iklim di wilayah
perkotaan.

WRI Indonesia, bersama dengan Ikatan Ahli


Perencana Indonesia mendorong
pengarusutamaan SbA dalam rencana tata
ruang kota, termasuk melalui penyusunan
dan penyerahan policy brief.

Fokus utama kegiatan ini adalah:

Menjadi wadah diskusi dan konsultasi


penyusunan rencana tata ruang
antara pemerintah daerah dan pusat

Pengarusutamaan Solusi berbasis


alam dalam rencana tata ruang kota
13
Penyusunan Masterplan Ruang Terbuka Hijau di Jayapura
Ruang Terbuka Hijau (RTH) merupakan elemen
kota yang penting dalam memberikan fungsi
lingkungan, estetika, hingga perlindungan dari
bencana.

Di tahun 2023, WRI Indonesia turut membantu


penyusunan masterplan RTH di Kota Jayapura
melalui dukungan teknis dan capacity building,
termasuk usulan rekomendasi Nature-based
Solutions (NbS) sebagai bagian dari potensi
pengembangan RTH.

Fokus utama kegiatan ini adalah:

Identifikasi RTH eksisting di dalam


wilayah Kota Jayapura

Analisa lahan-lahan berpotensi untuk


dikembangkan sebagai RTH di Kota
Jayapura
14
Top Outcomes: Technical Assistance

Mumbai, India Atlantic Forest Region Cities, Brazil Addis Ababa, Musanze, and Kumasi
Measured GHG Emissions from Forests Nature-Based Solutions Mapping Green Open Spaces to Expand
and Trees, Informing Climate Action Plan Accelerators Advance NBS Projects in Accessibility and Equity
Cities
15
Meningkatkan Kesiapan Kota dan Komunitas dalam
Mengimplementasikan Solusi Berbasis Alam

Kegiatan ini ditujukan untuk mengevaluasi kesiapan kota dan komunitas dalam implementasi Solusi
Berbasis Alam melalui proyek percontohan di Kota Denpasar

Pemetaan pemangku Pengembangan rekomendasi


Kegiatan ini berfokus pada: kebijakan terkait aktivitas lokal untuk implementasi Solusi
dalam pengelolaan lingkungan Berbasis Alam yang efektif
di Denpasar

16
Analisis dan Rekomendasi Adopsi Solusi Berbasis Alam untuk
Mitigasi Banjir
Kegiatan ini bertujuan untuk menganalisis
risiko banjir dan potensi adopsi Solusi
Berbasis Alam untuk mitigasi banjir di
kawasan kota. Kegiatan ini dilakukan di tiga
lokasi, yaitu Jakarta, Makassar, dan
Jayapura.

Kegiatan ini berfokus pada:

Menganalisis dampak
perubahan tutupan lahan dan
iklim terhadap resiko banjir
(Jakarta)

Penyusunan rekomendasi adopsi


Solusi Berbasis Alam untuk
mitigasi banjir (Jakarta,
Makassar, Jayapura)
17
Top Outcomes: Economics and Finance

Sub-Saharan Africa United States Espírito Santo, Brazil Indonesia


Developing an Overview of Launched the Forest State Adopts Priority EMISI Ride-hailing App
the Status of NBS and its Resilience Bond to Increase Restoration Map to Helps Fund Restoration
Benefits Across the Region Funds for Restoration Guide Investment Activities Across the Country

18
Perluasan Kegiatan Restorasi Hutan melalui Inovasi Crowdsourcing

Aceh
40,300 Native Trees West Kalimantan
400 Native Trees
Selama ini, aktivitas restorasi
hutan masih sangat Bintan
mengandalkan sumber 63,500 Mangrove Trees
pembiayaan tertentu. Kegiatan ini
bertujuan untuk memperluas
peluang kegiatan restorasi hutan
melalui inovasi pembiayaan
crowdsourcing yang juga dapat
dilakukan secara individu melalui
aplikasi EMISI. Jambi Bali
27,300 Native Trees 41,600 Mangrove Trees
Kegiatan ini telah berhasil
mendukung aktivitas restorasi di 6
kota (Aceh, Bintan, Jambi, Jakarta, DKI Jakarta

Kalimantan Barat, dan Bali). 2,000 Mangrove Trees

19
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai