Npm : 10090320180
Tentu saya setuju, menurut saya ada beberapa situasi yang umumnya memerlukan
pertimbangan untuk merekomendasikan integrasi vertikal atau tidak:
2. Efisiensi operasional: Integrasi vertikal dapat meningkatkan efisiensi dan mengurangi biaya
produksi dengan menghilangkan ketergantungan pada pemasok eksternal. Jika perusahaan
ingin meningkatkan efisiensi operasionalnya, integrasi vertikal bisa menjadi pilihan yang baik.
4. Diversifikasi risiko: Dalam situasi di mana perusahaan menghadapi risiko pasokan yang tinggi,
integrasi vertikal dapat membantu mengurangi risiko tersebut. Dengan memiliki sumber daya
secara internal, perusahaan dapat mengatasi masalah seperti keterlambatan pengiriman atau
kualitas buruk.
5. Regulasi industri yang ketat: Jika perusahaan beroperasi dalam industri dengan regulasi yang
ketat, integrasi vertikal dapat direkomendasikan. Dengan demikian, perusahaan dapat
mengurangi ketergantungan pada pemasok eksternal dan memenuhi persyaratan peraturan
dengan lebih baik.
Namun, penting untuk dicatat bahwa integrasi vertikal tidak selalu menjadi solusi yang tepat.
Ada juga situasi di mana tidak integrasi vertikal akan lebih menguntungkan, seperti ketika fokus
pada inti kompetensi perusahaan atau keunggulan dalam kolaborasi dengan mitra eksternal.
Keputusan akhir harus dipertimbangkan dengan cermat berdasarkan konteks bisnis yang
spesifik.
A. Pilihan antara membuat atau membeli sebuah teknologi baru dan unik untuk lini produk
perusahaan A harus dipertimbangkan dengan baik. Meskipun membuat teknologi sendiri
memberikan kendali penuh dan bisa disesuaikan sepenuhnya dengan kebutuhan perusahaan,
itu bisa memakan waktu dan sumber daya yang besar. Di sisi lain, membeli teknologi dapat
menghemat waktu dan energi, tetapi mungkin tidak memberikan tingkat kontrol yang sama.
Pendekatannya tergantung pada prioritas perusahaan A, termasuk waktu, keahlian internal,
biaya, dan kompleksitas teknologi yang dibutuhkan. Itu adalah keputusan strategis yang harus
mempertimbangkan situasi khusus perusahaan A.
B. Sebelum mengambil keputusan, Perusahaan I perlu mengevaluasi dengan cermat pro dan
kontra dari setiap opsi. Mempertahankan distributor yang ada memiliki kelebihan, seperti
jaringan yang mapan dan pemahaman terhadap pasar. Selain itu, Perusahaan I dapat
menghindari biaya dan kerumitan yang terkait dengan pembangunan infrastruktur distribusinya
sendiri. Di sisi lain, memulai distribusi sendiri dapat memberikan Perusahaan I kendali yang
lebih besar dan kemampuan untuk beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan dinamika
pasar. Mereka dapat berinvestasi dalam teknologi dan melatih tim mereka sendiri untuk
memastikan proses distribusi yang efisien. Hal ini akan memungkinkan mereka untuk
mengatasi keluhan pelanggan dan tetap berada di depan pesaing mereka. Pada akhirnya,
keputusan yang diambil akan bergantung pada sasaran strategis jangka panjang Perusahaan I
dan pentingnya menjaga tingkat kepuasan pelanggan yang tinggi. Mereka harus
mempertimbangkan potensi risiko dan manfaat dari kedua pilihan tersebut. Jika
mempertahankan pengalaman pelanggan yang kuat adalah hal yang penting, berinvestasi pada
distribusi mereka sendiri mungkin merupakan pilihan yang lebih baik dalam jangka panjang.
Namun, jika mereka yakin bahwa distributor yang ada saat ini dapat beradaptasi dan
berkembang, tetap menggunakan distributor tersebut mungkin merupakan solusi yang lebih
praktis dan hemat biaya. Bagaimanapun, komunikasi terbuka dan kolaborasi dengan distributor
harus diutamakan untuk mengatasi tantangan yang ada dan mencari solusi yang saling
menguntungkan.
C. Dalam situasi ini, perusahaan Alpha perlu mempertimbangkan beberapa faktor penting
sebelum mengambil keputusan. Pertama, mereka harus mengevaluasi apakah mereka masih
dapat bersaing dalam hal harga dan kualitas produk. Jika pesaing telah mencapai tingkat yang
sama dengan harga yang lebih rendah, perusahaan Alpha mungkin harus mempertimbangkan
outsourcing untuk mengurangi biaya produksi. Namun, jika perusahaan Alpha memiliki
keunggulan kompetitif lain seperti reputasi merek yang kuat, loyalitas pelanggan, atau layanan
purna jual yang superior, mereka dapat tetap mempertahankan produksi sendiri. Pada akhirnya,
keputusan ini harus didasarkan pada analisis pasar, potensi pertumbuhan, dan tujuan jangka
panjang perusahaan.
D. Keputusan untuk berinvestasi pada satu teknologi atau semua delapan teknologi tersebut
tergantung pada risiko yang ingin diambil dan strategi bisnis perusahaan I. Berinvestasi pada
satu teknologi dapat memberikan fokus yang kuat dan membantu perusahaan membangun
keunggulan kompetitif di pasar yang dipilih. Namun, risiko kehilangan peluang dari teknologi lain
yang mungkin mendominasi pasar juga harus dipertimbangkan.
Di sisi lain, bermitra dengan perusahaan lain yang berinvestasi di bidang teknologi yang berbeda
dapat memberikan keuntungan kolaborasi dan akses ke pengetahuan serta sumber daya yang
beragam. Dengan bermitra, perusahaan I dapat menjelajahi berbagai bidang teknologi dan
berbagi risiko dengan perusahaan mitra.
Untuk membuat keputusan yang tepat, perusahaan I sebaiknya melakukan analisis mendalam
terhadap setiap teknologi yang bersaing dan melakukan riset pasar yang komprehensif. Faktor-
faktor yang perlu dipertimbangkan termasuk tingkat adopsi di pasar, prospek pertumbuhan,
potensi keuntungan, dan kelangsungan teknologi tersebut.
Pada akhirnya, keputusan untuk berinvestasi pada satu atau semua teknologi atau bermitra
dengan perusahaan lain adalah keputusan strategis yang harus didasarkan pada tujuan jangka
panjang perusahaan, potensi pasar, sumber daya yang tersedia, dan tingkat risiko yang dapat
ditoleransi oleh perusahaan I.