Anda di halaman 1dari 10

Proceeding of International Conference

on Arabic Language (KONASBARA)


Organized by Arabic Department, Faculty of Letters, Universitas Negeri Malang

PERBANDINGAN TEORI LINGUITSIK FERDINAND DE SAUSSURE


DAN NOAM CHOMSKY DAN IMPLIKASINYA
DALAM PENGAJARAN BAHASA ARAB DI INDONESIA
Syarif Husein1, Mohammad Zaelani Musonif2

Email: syariefhusein99@gmail.com1, mohammad.zaelani.2202318@students.um.ac.id2


12Universitas Negeri Malang, Malang, Indonesia

ABSTRACT
Linguistik merupakan suatu ilmu yang bahasa secara ilmiah atau ilmu tentang bahasa. Kata
Linguistik berasal dari kata Latin “lingua” (bahasa), kata latin itu masih kita jumpai dalam banyak
bahasa yang berasal dari bahasa Latin misalnya Prancis (langue, langage), Itali (linggua), Spanyol
(lengua), dan dahulu pernah bahasa Inggris meminjam dari bahasa Prancis kata yang sekarang
berbunyi “Language”. Secara historis studi linguistik pertama kali menjadi tren di kalangan bangsa
India dan Yunani, hingga sekarang muncul para linguis terkemuka yang menjadi pelopor aliran-
aliran linguistik seperti Ferdinand de Saussure yang beraliran strukturalisme dan Noam Chomsky
yang beraliran kognitifisme. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan gagasan-gagasan
yang dibawa oleh de Saussure dan Noam Chomsky kemudian menganalisisnya dengan
mendeskripsikan perbedaan diantara kedua tokoh tersebut. Dari hasil penelitian ini dapat
disimpulkan bahwa de Saussure memandang bahasa suatu perilaku tuturan dan bahasa bersifat
konvensional sebagai suatu hasil dari kebiasaan yang telah menjadi konvensi dalam masyarakat,
sedangkan Chomsky memandang bahasa suatu kemampuan atau kompetensi yang dibawa
manusia sejak lahir dan terdiri dari struktur-struktur yang bersifat universal.
Keyword Strukturalisme; kognitifisme; De Saussure; Noam Chomsky

‫مستخلص البحث‬
‫ كلمة اللغويات مشتقة من الكلمة‬.‫اللغويات هي علم يتعامل بشكل علمي مع اللغة أو علم اللغة‬
‫ وهذه الكلمة الالتينية ال تزال مستخدمة في العديد من اللغات التي تأتي‬،)‫" (لغة‬lingua" ‫الالتينية‬
،)lengua( ‫ اإلسبانية‬،)lingua( ‫ اإليطالية‬،)langage ،langue( ‫ مثل الفرنسية‬،‫من الالتينية‬
‫ بدأت‬،‫ تاريخيًا‬."Language" ‫وسابقًا اقترض اللغة اإلنجليزية كلمة من الفرنسية وأصبحت اآلن‬
‫ وظهر اليوم علماء لغويين بارزين‬،‫دراسة اللغويات ألول مرة تصبح اتجاهًا في الهند واليونان‬
‫ مثل فيرديناند دي سوسور الذي يتبع التوجه الهيكلي ونوام‬،‫يعتبرون روادًا لتيارات اللغويات‬
‫ يهدف هذا البحث إلى وصف األفكار التي قدمها دي سوسور‬.‫تشومسكي الذي يتبع التوجه اإلدراكي‬
‫ يمكن االستنتاج من‬.‫ونوام تشومسكي ثم تحليلها من خالل وصف االختالفات بين الشخصيتين‬
‫نتائج هذا البحث أن دي سوسور يعتبر اللغة سلو ًكا تحدثيًا وأن اللغة تعتبر تقليدية كنتيجة للعادات‬
‫ بينما يعتبر تشومسكي اللغة قدرة أو كفاءة تأتي مع اإلنسان منذ‬،‫التي أصبحت تقليدًا في المجتمع‬
‫والدته وتتألف من هياكل عالمية‬

Proceeding of International Conference on Arabic Language, November, 2023 (ISSN:)


Syarif Husein1, Mohammad Zaelani Musonif2 2
Perbandingan Teori Linguitsik Ferdinand De Saussure Dan Noam
Chomsky Dan Implikasinya Dalam Pengajaran Bahasa Arab Di Indonesia

‫الهيكلية؛ اإلدراكية؛ دي سوسور؛ نوم تشومسكي‬ ‫كلمات أساسية‬

Introduction (‫)المقدمة‬
Studi yang berhubungan dengan bahasa sangatlah banyak. Dahulu, studi
bahasa menjadi tren di kalangan bangsa India dan Yunani. Dan sekarang, telah
banyak para ahli bahasa yang memperhatikan bidang linguistik dan mencoba
menafsirkannya menggunakan pendekatan-pendektatan modern, dimulai dengan
aliran strukturalisme yaitu Ferdinand de Saussure dan behaviorisme yaitu
Bloomfield, hingga teori Chomsky yang merupakan salah satu teori yang paling
terkemuka yang mampu memberikan penjelasan tentang pemahaman fenomena-
fenomena linguistik. Beberapa linguis menegaskan bahwa teori-teori ini
mengumpulkan beberapa warisan linguistik kuno untuk dijadikan suatu teori (Al
Tawwati, 2021). Menurut Daud dalam Azhar & Abbas (2022), fokus penelitian
linguistik modern adalah pada aspek fonologi/fonetik, morfologi, sintaksis, dan
semantic.
Pemahaman, aliran, dan figur yang digunakan dari Yunani kuno hingga
Renaisans adalah fokus linguistik tradisional. Selama masa linguistik "tradisional",
ahli bahasa mempelajari bahasa dengan fokus pada semantik dan filsafat. Terlepas
dari kenyataan bahwa linguistik modern adalah cabang studi bahasa yang muncul
di suatu tempat antara abad ke-19 dan ke-20 (Sugiyono, 2014).
Ferdinand De Saussure adalah salah satu ilmuwan besar bidang linguistik
dan juga pelopor aliran strukturalisme. Saussure lahir pada tahun 1857 di kota
Jenewa, Swiss. Julukan bapak linguistik modern abad ke-20 diberikan kepada
Saussure karena sumbangsihnya yang besar terhadap konsep-konsep fundamental
ilmu bahasa dengan segala teorinya yang sudah bertahun-tahun ia pelajari dan
tekuni (Hamzah, 2021).
Ferdinand De Saussure juga seorang sarjana Swiss merupakan pelopor
linguistik modern.yang berkompeten dalam menganalisis makna pada sebuah teks
maupun simbol-simbol yang melatarbelakanginya (Hasibuan, 2015). Pandangan ini
adalah sebagai akibat adanya konsep-konsep terhadap bahasa dan studi bahasa
berupa sistem simbol maupun kode.
Pandangan dan pemikiran de Saussure terangkum dalam buku Course in
General Linguistics (De Saussure, 1966) yang disusun oleh kedua muridnya, Charles
Bally dan Albert Sechehay. Buku tersebut telah digunakan oleh seluruh civitas
akademika di seluruh penjuru dunia hingga saat ini. Di dalam buku tersebut memuat
empat konsep besar linguistik yang dicetuskan oleh Saussure diantaranya langue-

Proceeding of International Conference on Arabic Language, November, 2023 (ISSN:)


3

parole, sinkronicdiakronic, signifiant-signifie dan sintagmatic-paradigmatic


(Hamzah, 2021).
Selain de Saussure yang sebagai pelopor linguistik modern, ada juga
Chomsky yang memiliki teori linguistiknya sendiri yang berbeda dengan de
Saussure. Pandangan Noam Chomsky terhadap linguistik menaruh perhatian pada
aspek akal (Setiadi, 2016). Chomsky membahas masalah bahasa dan psikologi lalu
membingkainya menjadi satu kesatuan bentuk bahasa kognitif, dan mengkaji
bahasa sebagai suatu kunci untuk mengetahui akal dan pikiran manusia (Hasibuan,
2015).
Gagasan-gagasan linguistik yang dikemukakan oleh kedua tokoh tersebut
membuka pengetahuan dan wawasan yang lebih mendalam tentang bahasa. Oleh
karena itu penulis disini ingin mendeskripsikan perbandingan atau perbedaan yang
ada diantara kedua gagasan tersebut, gagasan linguistik Ferdinand de Saussure dan
gagasan linguistik Noam Chomsky

Results & Discussion (‫)نتائج البحث ومناقشاتها‬


A. Latar Belakang Ferdinand de Saussure
Mongin Ferdinand de Saussure lahir di Jenewa pada 26 November 1857 dari
keluarga Protestan Perancis yang beremigrasi dari daerah Lorraine (Hasanain,
1984). Keluarga Saussure pada dasarnya adalah keluarga eksak, ahli ilmu alam,
fisika, juga bumi. Mendalami ilmu-ilmu itu merupakan warisan keluarga dan
menjadi kebanggaan. Namun Saussure memutuskan untuk beralih dari tradisi
tersebut. Pada usia 19 tahun, setelah selama dua semester mengikuti kuliah kimia,
fisika, dan ilmu alam di Universitas Jenewa, Saussure muda memutuskan untuk
mendalami bidang kesusasteraan dan khususnya bidang linguistik, yang telah
dikenalnya pada masa remaja. Bakatnya dalam bidang bahasa telah nampak
padanya sejak kecil. Pada umur 15 tahun ia menulis karangan “Essai sur les langues”
dan tahun 1874 ia mulai belajar bahasa Sansekerta (De Saussure, 1996).
Setelah beralih ke bidang bahasa, pada 1876-1878 ia belajar ilmu bahasa di
Leipzig dan pada 1878-1879 di Berlin. Pada tahun 1880 ia mendapat gelar doktor
summa cum laude dari Universitas Leipzig. Setelah meraih gelar doktor, pada 1881-
1891 Saussure mengajar di Ecole Pratique des Hautes Etudes Universitas Paris yang
menjadi pusat aliran Strukturalisme. Tahun 1891 ia kembali ke Jenewa dan
meneruskan mengajar bahasa Sansekerta dan historis komparatif di Universitas
Jenewa (Hasanain, 1984). Tahun 1906 ia menjadi guru besar dalam bidang
linguistik. Sayangnya, ketika meninggal tahun 1913, ia tidak banyak meninggalkan
buku yang diterbitkan. Sebenarnya sejak berusia 21 tahun, Saussure telah
membuktikan dirinya sebagai ahli linguistik historis yang sangat cemerlang dengan
karyanya “Catatan tentang sistem vocal purba dalam bahasa-bahasa Indo-Eropa”
(De Saussure, 1996). Meskipun sumbangannya bagi linguistik historis cukup besar,

Proceeding of International Conference on Arabic Language, 2023


Syarif Husein1, Mohammad Zaelani Musonif2 4
Perbandingan Teori Linguitsik Ferdinand De Saussure Dan Noam
Chomsky Dan Implikasinya Dalam Pengajaran Bahasa Arab Di Indonesia

namun ia lebih dikenal karena sumbangannya dalam linguistik umum. Berkat buku
Course de Lingistique Generale ia dikenal sebagai Bapak Linguistik Modern dan
pencetus Semiologi (Rayya, 2018).
Terdapat empat ahli linguistic yang terpengaruh oleh pandangan de
Saussure yaitu: (Hasanain, 1984)
1. D. Whitney (1817-1894 M), adalah seorang linguis berasal dari Amerika yang
mendalami Bahasa Sanskerta, ia memiliki beberapa buku yang ditulisnya,
diantaranya, “Language and the Study of Language”, yang dijelaskan di
dalamnya tentang hukum dan kaedah Bahasa.
2. Baudouinde Courtenay (1845-1929 M), adalah seorang linguis berasal dari
Polandia khususnya di bidang fonologi. Linguis ini terpengaruh oleh pandangan
de Saussure dalam mengklasifikasikan satuan-satuan Bahasa.
3. Ch. S. Peirce (1839-1914 M), adalah seorang linguis yang membahas tentang
lambang-lambang Bahasa yang disebut dengan ilmu Semiotik.
4. Emile Durkheim (1858-1917 M), adalah seseorang yang ahli di bidang sosiologi
dan ia terpengaruh oleh de Saussure dengan pandangannya tentang studi
fenomena sosial, terutama ketika dia mendefinisikan fakta sosial sebagai hal-
hal yang serupa dengan yang dipelajari dalam natural science.

B. Gagasan Ferdinand de Saussure


1. Langue-Parole
Saussure membedakan antara langue dan Parole. Langue menjelaskan hasil
pemikiran bersama yang dapat bersifat internal bagi setiap individu atau juga
dapat bersifat kolektif karena berada di luar jangkauan kemampuan individu
untuk mengubahnya (Amalia et al., 2019). Di sisi lain, parole ditandai oleh tindakan
manifestasi, sehingga pernyataan dan ucapan bahasa individu melalui kombinasi
penggunaan konsep dan suara yang mewakili mereka. Tata bahasa yang telah
dinyatakan dalam buku, atau kosakata dalam kamus adalah langue, sedangkan
ejaan atau tulisan yang dihasilkan saat berkomunikasi secara lisan atau tertulis
yang mungkin mengandung berbagai kesalahan, pengulangan, penyederhanaan
disebut dengan parole (Amalia et al., 2019). Oleh karena itu, menurut studi
linguistik Saussure akan mencakup pembebasan bersyarat, yang berfokus pada
pidato individu dan bahasa yang berfokus pada sistem linguistik bahasa itu sendiri.
2. Diachronic-Synchronic
Kajian bahasa berdasarkan saussure dapat dilakukan secara pendekatan
diakronis dan sinkronik. Terkait dengan diakronis dalam bahasa historis,
hubungan antar bahasa, dan juga merekonstruksi bahasa yang telah hilang (bahasa
proto). Linguistik historis dan filologi adalah cabang dari salah satu ilmu
pengetahuan yang menggunakan pendekatana diakronik pada zaman Saussure,
yang begitu dominan dan dianggap sebagai satu-satunya studi yang dapat
digunakan untuk menyusunnya. Sambil membahas sinkronik selalu mencoba

Proceeding of International Conference on Arabic Language, November, 2023 (ISSN:)


5

menganalisis bahasa sistem komunikasi yang ada dalam pengukuran waktu


tertentu (Amalia et al., 2019).
Berger (dalam Sukyadi, 2013) menjelaskan bahwa yang dimaksud
diakronik oleh Saussure adalah historis, sedangkan sinkronik merupakan analitik,
sehingga analisis teks secara sinkronik akan melihat keterkaitan antar elemen
dalam teks itu, sedangkan secara diakronik bertujuan untuk melihat bagaimana
narasi dalam teks itu berkembang. Berger (dalam Sukyadi, 2013) juga menjelaskan
bahwa untuk menjelaskan fenomena diakronik dan sinkronik, Saussure
membandingkan kajian bahasa dengan kegiatan membelah atau memotong pohon.
Bila membelahnya kita akan melihat lapisan pohon dari pangkal hingga ujung,
sedangkan bila memotongnya kita akan melihat lapisan pohon yang membentuk
lingkaran. Dalam pandangan Berger (dalam Sukyadi, 2013), analisis sinkronik
ditandai oleh kesimultanan, kestatisan, waktunya bersifat instan, kajian atas relasi
dalam sebuah sistem, pemusatan pada analisis, dan bersifat paradigmatik,
sedangkan analisis diakronik bersifat konsekutif, evolusioner, menggunakan sudut
pandang historis, melakukan kajian atas relasi dalam rentang waktu, serta
memusatkan diri pada perkembangan dan bersifat sintagmatik.
3. Signifiant-Signifie
Bahasa adalah suatu sistem-sistem tanda yang bebas dan merupakan
kombinasi dari signifiant dan signifie (Hasibuan, 2015). Sistem tanda yang
dimaksud dapat terepresentasikan dalam berbagai bentuk, baik kata-kata dalam
tulisan maupun suara, bahkan suara manusia maupun bebunyian hanya dapat
dikatakan sebagai bahasa atau berfungsi sebagai bahasa bila mana suara atau
bunyi tersebut mengekspresikan, menyampaikan atau menyatakan ide-ide,
pengertian-pengertian tertentu (Hamzah, 2021). Oleh sebab itu, suara tersebut
haruslah merupakan bagian dari sebuah sistem konvensi, sistem kesepakatan dan
merupakan bagian dari sebuah sistem tanda. Istilah tanda yang disebutkan oleh
Saussure sangat bersifat umum, bisa berarti apa yang orang lain sebut dengan
kalimat, klausa, frasa dan morfem Dan tidak akan lepas dari yang disebut oleh
Saussure dengan signifie dan signifiant.
Sederhananya, bahasa adalah suatu sistem-sistem tanda yang bebas dan
merupakan kombinasi dari signifiant dan signifie. Signifiant adalah citra bunyi
yang timbul dalam pikiran manusia. Contohnya: suara sirine mobil kebakaran,
berbeda dengan sirine mobil polisi. Sedangkan Signifie adalah pengertian atau
kesan makna yang berada di dalam pikiran manusia. Contohnya penanda suara
azan di Masjid yang bermakna telah masuk waktu sholat.
4. Syntagmatic-Paradigmatic
Sintagmatik merupakan hubungan yang terletak pada suatu tuturan. Yang
telah tersusun baik secara berurutan maupun linear. Hubungan paradigmatik ialah
hubungan antar unsur baik itu dalam suatu tuturan dengan satu jenis atau yang
tidak terdapat dalam satu tuturan yang sedang bersangkutan (Chaer, 2007).

Proceeding of International Conference on Arabic Language, 2023


Syarif Husein1, Mohammad Zaelani Musonif2 6
Perbandingan Teori Linguitsik Ferdinand De Saussure Dan Noam
Chomsky Dan Implikasinya Dalam Pengajaran Bahasa Arab Di Indonesia

Hubungan sintagmatik adalah kombinasi antara ini dan ini dan ini, sedangkan
hubungan paradigmatik merupakan pemilihan ini atau ini atau ini, dan hubungan
sintagmatik merujuk secara intratekstual atas tanda yang sama-sama hadir dalam
sebuah teks, sementara hubungan paradigmatik merujuk secara intertekstual atas
tanda lain di luar teks (Sukyadi, 2013).
Paradigmatik adalah hubungan antara unsur-unsur bahasa dalam
keseluruhan sistem bahasa yang dapat saling menggantikan dan memiliki
hubungan antara unsur-unsur yang terdapat dalam suatu tuturan dengan unsur-
unsur sejenis yang tidak terdapat dalam tuturan yang bersangkutan (Hasibuan,
2015).

C. Latar Belakang Noam Chomsky


Chomsky merupakan salah satu tokoh linguistik. Nama lengkapnya Noam
Avram Chomsky, lahir 7 Desember 1928 di Pennsylvania, Amerika Serikat.
Dibesarkan di tengah keluarga berpendidikan tinggi, pasangan Dr. William Zev
Chomsky dan Elsie Simonofsky. Ayahnya seorang ahli bahasa Yahudi. Chomsky
sangat aktif mengikuti berbagai kegiatan kebahasaan ayahnya. Hal ini sangat
mempengaruhi daya intelektual dan cara pandangnya dalam kajian kebahasaan.
Ayahnya dikenal sebagai ahli gramatika bahasa Ibrani, yang disebut harian New
York Times sebagai ahli gramatika bahasa Ibrani terkemuka yang menulis
sejumlah karya gramatika bahasa tersebut (Susiawati, 2018).
Karya-karya Noam Chomsky tentang bahasa dan tata bahasa dan beberapa
di antaranya dapat dibaca secara daring, diantaranya adalah: Logical Structure of
Linguistic Theory (1955), "On accent and juncture in English." In For Roman
Jakobson. The Hague: Mouton (1956), Syntactic Structures. The Hague: Mouton
Reprint Berlin and New York (1957), Current Issues in Linguistic Theory (1964),
Aspects of the Theory of Syntax. Cambridge: The MIT Press (1965), Cartesian
Linguistics. New York: Harper and Row Reprint. Cartesian Linguistics. A Chapter
in the History of Rationalist Thought. Lanham, Maryland: University Press of
America, 1986 (1965), Topics in the Theory of Generatif Grammar (1966), The
Sound Pattern of English. New York: Harper & Row (1968), Language and Mind
(1968), Studies on Semantics in Generatif Grammar (1972), The Logical Structure
of Linguistic Theory (1975), Reflections on Language (1975), Morphophonemics
of Modern Hebrew (1979), Rules and Representations (1980), Language and the
Study of Mind (1982), Noam Chomsky on The Generatif Enterprise, A discussion
with Riny Hyybregts and Henk van Riemsdijk (1982), Modular Approaches to the
Study of the Mind (1984), Knowledge of Language: Its Nature, Origin, and Use
(1986), Linguistic Inquiry Monograph Thirteen. Cambridge, MA and London: The
MIT Press (1986), Language and Thought (1993), The Minimalist Program.
Cambridge, MA: The MIT Press (1995), On Language (1998), New Horizons in the

Proceeding of International Conference on Arabic Language, November, 2023 (ISSN:)


7

Study of Language and Mind (2000), The Architecture of Language (Mukherji, et al,
eds.) (2000), On Nature and Language (Adriana Belletti and Luigi Rizzi, ed.) (2001).

D. Gagasan Noam Chomsky


Teori generative transformatif yang dikemukakan oleh Chomsky
menyatakan bahwa bahasa adalah proses akal yang kompleks, dan manusia
terlahir dengan kemampuan berbahasa yang membantunya dalam pemerolehan
suatu bahasa (Ahmed, 1982). Chomsky membedakan masalah struktur dalam dan
stuktur luar yaitu antara kemampuan berbahasa (competence) dan perbuatan
bahasa (performance), serta kreasi dalam bahasa berdasarkan fitrah dan bersifat
universal (Hasibuan, 2015).
1. Competence-Performance
Kompetensi adalah kapasitas kreatif dari pemakai bahasa, sedangkan
performansi adalah penggunaan bahasa secara aktual yang meliputi
mendengarkan, berbicara, berpikir dan menulis (Permata, 2015). Kompetensi
meliputi komponen fonologi, komponen sintaksis dan komponen semantik.
Kompetensi merupakan bidang studi para ahli bahasa. Interaksi kompetensi
dengan aspek-aspek lain seperti ingatan, motivasi, performansi (berbicara dan
mendengarkan) merupakan bidang studi psikologi.
Competence adalah kemampuan pemakai bahasa untuk menghasilkan dan
memahami kalimat-kalimat yang benar dan berdasarkan tata bahasa, sedang
performance adalah ucapan-ucapan yang pernah atau akan dihasilkan oleh
pemakai bahasa yang disebut pula bentuk konkretnya (Chomsky dalam Suhardi,
2017). Competence berbahasa seseorang jauh lebih besar dan kaya daripada
performance-nya. Sebagai contoh, seseorang yang mempelajari bahasa asing,
maka kemampuan seseorang untuk mengerti dan memahami ujaran penutur asli
dan mengerti karya tulisnya jauh lebih besar daripada kemampuan berbicara atau
menulis dalam bahasa asing itu.
2. Deep Structure-Surface Structure
Di dalam komponen sintaksis Transformatif-generatif terdapat kaidah
dasar (kaidah struktur frase) dan kaidah transformasi. Kaidah dasar diisi oleh
sejumlah kategori dan leksikon tertentu yang akan menghasilkan struktur dasar
atau dalam (deep structure), hal ini dijiwai oleh komponen semantik yang akan
memberikan penafsiran makna pada struktur dasar yang ada (Suhardi, 2017).
Kaidah transformasi berperan mengubah struktur dasar ke strukur luar atau
permukaan (surface structure), hal ini dijiwai dan ditentukan oleh komponen
fonologi dan hal tersebut berkaitan erat dengan komponen semantik yang mampu
memberikan penafsiran makna di dalamnya. Namun, tidaklah berarti bahwa
struktur luar yang sama akan memiliki struktur dasar yang sama. Walaupun
struktur luarnya sama jika hal itu memiliki penafsiran makna yang berlainan,

Proceeding of International Conference on Arabic Language, 2023


Syarif Husein1, Mohammad Zaelani Musonif2 8
Perbandingan Teori Linguitsik Ferdinand De Saussure Dan Noam
Chomsky Dan Implikasinya Dalam Pengajaran Bahasa Arab Di Indonesia

berarti struktur luar yang sama itu memiliki struktur dasar yang berbeda (Suhardi,
2017).
Sementara itu, struktur luar bahasa adalah fase akhir dari proses
pembentukan kaidah dalam membuat kalimat setelah mengaplikasikan kaidah-
kaidah transformasi tertentu atas struktur dalamnya. Ia adalah bentuk lahiriah
bunyi yang diucapkan dan didengar atau dibaca (Ushaili, 2006).

E. Perbandingan Gagasan Linguistik Ferdinand de Saussure dan Noam


Chomsky
Berdasarkan uraian kedua teori linguistik yang telah dikemukakan maka
terlihat jelas perbedaan pendapat mengenai bahasa, yaitu:
1. De Saussure memandang linguistik sebagai suatu perilaku tuturan dan bahasa
bersifat konvensional sebagai suatu hasil dari kebiasaan yang telah menjadi
konvensi dalam masyarakat.
2. De Saussure memandang bahasa adalah fenomena sosial yang harus dilakukan
kajian pada bahasa yang terucap (manthuq).
3. De Saussure fokus dalam menyingkapkan dan melukiskan struktur inti dari
suatu obyek (hirarkinya, kaitan timbal balik antara unsur-unsur pada setiap
tingkat).
4. Chomsky memandang linguistik sebagai suatu kemampuan atau kompetensi
yang dibawa manusia sejak lahir dan terdiri dari struktur-struktur yang
bersifat universal.
5. Chomsky menyatakan bahwa pada diri setiap manusia terdapat daya bahasa
yang pada dasarnya merupakan kekayaan serumpun, walaupun dalam
perkembangannya kemudian menciptakan pola-pola yang berbeda, karena
dipengaruhi oleh lingkungan di mana dia tumbuh dan berkembang.

Conclusions (‫)الخاتمة‬
De Saussure dan Chomsky memiliki perbedaan gagasan dalam memandang
bahasa sebagai bidang kajian ilmiah. De Saussure memandang linguistik sebagai
suatu perilaku tuturan dan bahasa bersifat konvensional sebagai suatu hasil dari
kebiasaan yang telah menjadi konvensi dalam masyarakat, sedangkan Chomsky
memandang linguistik sebagai suatu kemampuan atau kompetensi yang dibawa
manusia sejak lahir dan terdiri dari struktur-struktur yang bersifat universal. De
Saussure memandang bahasa adalah fenomena sosial yang harus dilakukan kajian
pada bahasa yang terucap (manthuq). selain itu, De Saussure fokus dalam
menyingkapkan dan melukiskan struktur inti dari suatu obyek (hirarkinya, kaitan
timbal balik antara unsur-unsur pada setiap tingkat). Sedangkan, Chomsky
menyatakan bahwa pada diri setiap manusia terdapat daya bahasa yang pada

Proceeding of International Conference on Arabic Language, November, 2023 (ISSN:)


9

dasarnya merupakan kekayaan serumpun, walaupun dalam perkembangannya


kemudian menciptakan pola-pola yang berbeda, karena dipengaruhi oleh
lingkungan di mana dia tumbuh dan berkembang.

References (‫)المراجع‬
Ahmed, A. M. S. (1982). Ilm Al Lughah Al Nafsi. King Saud University.
Al Tawwati, A. Q. Bin. (2021). The Intersection of Concepts Between Arabic
Grammatical Theory and Chomsky’s Linguistic Theory. Prosiding Konferensi
Nasional Bahasa Arab VII, 1–29.
Amalia, D. R., Sari, N. D. P., Saputra, A. A., & Alfaruq, U. (2019). Linguistik Perspektif
Ferdinand de Saussure dan Ibn Jinni. Al-Fathin, 2, 163–182. https://e-
journal.metrouniv.ac.id/index.php/al-fathin/article/download/1900/1510
Azhar, M., & Abbas, A. (2022). Pengantar Linguistik Modern. OSF Preprints,
Https://Doi.Org/10.31219/Osf.Io/Vxp96, 1–11.
Chaer, A. (2007). Linguistik Umum. PT Renika Cipta.
De Saussure, F. (1966). Course in General Linguistics (C. Bally & A. Sechehaye (eds.)).
McGraw-Hill Book Company.
Hamzah, M. (2021). Perbandingan Konsep Linguistik Ferdinand De Saussure dan
Abdul Qāhir al-Jurjānī: Kajian Konseptual. Jurnal Bahasa Dan Sastra, 9(2),
139. https://doi.org/10.24036/jbs.v9i2.111960
Hasanain, S. S. (1984). Dirāsāt Fī ‘Ilm al-Lughah al-Waṣfī wa al-Tārikhī wa al-
Muqāran (p. 62). Dar Al-Ulum.
Hasibuan, A. (2015). Perbedaan Teori Linguistik Ferdinand De Saussure Dan Noam
Chomsky. Jurnal Metamorfosa, 3(9), 22–23.
Permata, B. A. (2015). Teori Generatif-Transformatif Noam Chomsky Dan
Relevansinya Dalam Pembelajaran Bahasa Arab. Empirisma, 24(2), 179–187.
https://doi.org/10.30762/empirisma.v24i2.18
Setiadi, A. C. (2016). Pengajaran Bahasa dengan Pendekatan Komunikatif: Analisis
Atas Teori Transformatif-Generatif Noam Chomsky. At-Ta’dib, 4(1), 7.
Sugiyono, S. (2014). LINGUSTIK MODERN: Perkembangan, Aliran, Tokoh, dan
Karakteristiknya. Https://Pecinta-Araby.Blogspot.Com/2014/12/Lingustik-
Modern-Perkembangan-Aliran.Html. https://pecinta-
araby.blogspot.com/2014/12/lingustik-modern-perkembangan-aliran.html
Suhardi. (2017). Dasar-Dasar Tata Bahasa Generatif Transformasional (Edisi Pert).
UNY Press.
Sukyadi, D. (2013). Dampak Pemikiran Saussure Bagi Perkembangan Linguistik dan
Disiplin Ilmu Lainnya. Parole: Journal of Linguistics and Education, 3(2), 1–
19.

Proceeding of International Conference on Arabic Language, 2023


Syarif Husein1, Mohammad Zaelani Musonif2 10
Perbandingan Teori Linguitsik Ferdinand De Saussure Dan Noam
Chomsky Dan Implikasinya Dalam Pengajaran Bahasa Arab Di Indonesia

Susiawati, W. (2018). Implementasi Teori Chomsky Dalam Bahasa Alquran. Jurnal


Pendidikan Bahasa Arab Dan Kebahasaaraban, 5(2), 273–291.
http://dx.doi.org/10.15408/a.v5i2.8896
Ushaili, A. A. A. B. I. Al. (2006). ’Ilm Al Lughah Al Nafsi. King Saud University.

Proceeding of International Conference on Arabic Language, November, 2023 (ISSN:)

Anda mungkin juga menyukai