Anda di halaman 1dari 2

PERANAN MOTIVASI DALAM PERILAKU ORGANISASI

Kita adalah manusia yang tidak pernah terputus dari kehidupan berorganisasi karena kita adalah
makhluk sosial yang saling membutuhkan satu sama lain, baik secara individu maupun kelompok.
Organisasi dalam kehidupan muncul dari dalam pribadi maupun pada tingkat organisasi yang
kompleks, seperti organisasi di tempat kerja atau di kampus. Nah di dalam suatu organisasi pasti
mempunyai visi dan misi untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Agar pengelolaan organisasi dapat
sejalan dengan tujuan yang akan dicapai, maka anggota dalam organisasi tersebut harus memiliki
suatu dorongan yang dapat memotivasi mereka untuk berprestasi dan berkontribusi lebih dalam
organisasinya. Motivasi merupakan faktor yang dapat menentukan keberhasilan atau kegagalan
dalam mencapai tujuan organisasi.

Menurut Greenberg dan Baron (1993: 114) adalah suatu proses yang mendorong, mengarahkan, dan
memelihara perilaku manusia kearah pencapaian tujuan. Jadi motivasi dapat didefinisikan bahwa
motivasi merupakan suatu proses dimana seorang individu berperilaku sedemikian rupa sehingga
mau bekerja atau bertindak untuk mencapai tujuan organisasi.

Abraham Maslow membuat teori yang disebut dengan “Hierarchy of Need Theory” , dirinya
mengungkapkan bahwa manusia dapat termotivasi oleh berbagai kebutuhan dan kebutuhan itu ada
dalam urutan hierarkis. Dirinya mengidentifikasikan 5 tingkat motivasi dalam aspek kebutuhan,
yaitu:

1. Kebutuhan Fisiologis (Physiological Needs)


Kebutuhan manusia pada dasarnya yaitu meliputi, makanan, air, dan oksigen. Sedangkan jika
aspek ini dikaitkan dalam organisasi kebutuhan fisiologi tersebut bisa dapat berupa gaji
pokok yang layak untuk melangsungkan hidup.

2. Kebutuhan Rasa Aman (Safety Needs)


Setelah kebutuhan fisiologisnya terpenuhi, kemudian munculah kebutuhan akan rasa aman,
yang meliputi dari bahaya fisik dan emosional, untuk dapat terpenuhinya kebutuhan
tersebut maka di dalam organisasi sikap si pemimpin terhadap bawahannya harus
memberikan rasa aman dan nyaman dengan mengontrol sikap emosional kita terhadap
bawahan misal jika terjadi kesalahan dalam melakukan pekerjaannya jangan sampai
memojokkan atau menyudutkan dan menghina anggota tersebut.

3. Kebutuhan sosial (Social Needs)


Kebutuhan sosial tersebut bisa kita dapatkan misalnya ketika saat mengadakan acara
makrab, sehingga hubungan antar sesama anggota akan semakin dekat , dapat
menumbuhkan rasa kebersamaan, membentuk solidaritas yang efektif dan dapat saling
bertukar pikiran. Jadi kebutuhan tersebut lebih kearah dimana seseorang itu lebih ingin
membuat dirinya bisa diterima dalam lingkupnya.

4. Kebutuhan penghargaan (Esteem Needs)


Kebutuhan ini mengacu pada keinginan akan citra diri yang positif dan keinginan dirinya
untuk diperhatikan, diakui, dan mendapat penghargaan dari orang lain. Di organisasi
kebutuhan ini mencerminkan motivasi untuk pengakuan, status dan imbalan atas kontribusi
yang dirinya lakukan kepada organisasi.

5. Aktualisasi diri (Self-actualization Needs)


Dalam organisasi kebutuhan ini memberi potensi pada diri seseorang untuk menjadi orang
yang lebih baik. Bahwasannya kebutuhan tersebut mengacu pada kesempatan untuk
mendapatkan kesempatan untuk bisa berkembang, dan mendapatkan suatu pelatihan yang
menantang yang bertujuan untuk meningkatkan atau mengasah kemampuannya.

Kesimpulan
Peran motivasi sangat lah penting dan suatu hal yang tidak dapat diremehkan dalam sebuah
organisasi. Motivasi dapat diibaratkan sebagai kunci atau alat penting untuk menentukan
kinerja yang baik. Motivasi adalah proses dimana seorang individu berperilaku sedemikian
rupa sehingga mau bekerja atau bertindak untuk mencapai tujuan organisasi. Tindakan yang
tepat dapat merangsang atau mendorong seorang untuk memulai dan melakukan tindakan
untuk merealisasikan tujuan yang diinginkan organisasi.

Anda mungkin juga menyukai