Anda di halaman 1dari 10

FILSAFAT ILMU

DEFINISI DAN ALIRAN DALAM ILMU PENGETAHUAN ALAM (SAINS)

Disusun Oleh: Kelompok 5


1. Rian Hidayat (20236011009)
2. Novita Wulandari (20236011005)
3. Dinda Luthfiah (20236011006)
4. Okta Sari W. A. (20236011019)

Program Studi : Magister Pendidikan Bahasa Indonesia


Mata kuliah : Filsafat Ilmu
Dosen Pengampuh : 1. Dr. H. Muhammad Ali, M.Pd.
Dosen Pengampuh : 2. Dr. Hj. Siti Rukiyah, M.Pd.

PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA PALEMBANG
PALEMBANG
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat Rahmat
dan Karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini tanpa adanya
halangan berarti dalam proses pengerjaannya sehingga dapat diselesaikan tepat pada
waktunya. Dalam hal ini kami mengangkat judul “Filsafat Ilmu: Definisi dan Aliran
dalam Ilmu Pengetahuan Alam (Sains)”.

Adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas
mata kuliah Filsafat Ilmu.

Dengan segala kerendahan hati kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh
dari sempurna, untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca
yang sekiranya membangun serta meningkatkan kualitas makalah ini. Mudah-mudahan
makalah ini dapat bermanfaat dan dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan,
petunjuk maupun pedoman bagi pembaca.

Palembang, 17 Oktober 2023


Penyusun,

Kelompok 5

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................. ii
DAFTAR ISI............................................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang.................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................. 1
1.3 Tujuan................................................................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN......................................................................................... 2
2.1 Latar Belakang Pendidikan Guru...................................................................... 2
2.2 Tujuan Pendidikan Guru................................................................................... 3
2.3 Pengaruh Latar Belakang Pendidikan Guru...................................................... 4
BAB III PENUTUP................................................................................................. 7
3.1 Kesimpulan ....................................................................................................... 7
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 8

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


1.2 Masih terdapat anggapan di masyarakat bahwa siapapun dapat mengajar
sehingga tidak merasa
1.3 perlu untuk mendalami ilmu mengajar. Hal ini ada benarnya bagi mereka yang
dapat mengajar dengan
1.4 sendirinya tanpa mempelajarinya, tapi tidak jarang individu yang tidak dapat
mengajar namun karena
1.5 satu dan lain hal dituntut untuk mengajar. Selain itu, pengajar tidak peduli
apakah peserta didik dapat
1.6 memahami apa yang diajarkan atau tidak. Tujuan dari pembelajaran sendiri
dapat tercapai atau tidak.
1.7 Hal yang demikian tidak dapat dikatagorikan dalam mengajar ataupun
pengajar yang profesional.
1.8 Mengajar selalu berkaitan dengan tujuan yang ingin dicapai, maka
mengajar harus dapat
1.9 dipertanggungjawabkan. Oleh karena itu, untuk melakukan kegiatan
pembelajaran diperlukan suatu
1.10 patokan atau pedoman dalam penyelenggaraannya sehingga dapat dinilai
dan dapat dipertanggung
1.11 jawabkan. Melalui pedoman tersebut pengajar dapat mengetahui
bagaimana mengajar yang
1.12 seharusnya.
1.13 Masih terdapat anggapan di masyarakat bahwa siapapun dapat mengajar
sehingga tidak merasa
1.14 perlu untuk mendalami ilmu mengajar. Hal ini ada benarnya bagi mereka
yang dapat mengajar dengan
1.15 sendirinya tanpa mempelajarinya, tapi tidak jarang individu yang tidak
dapat mengajar namun karena
1.16 satu dan lain hal dituntut untuk mengajar. Selain itu, pengajar tidak peduli
apakah peserta didik dapat
1.17 memahami apa yang diajarkan atau tidak. Tujuan dari pembelajaran
sendiri dapat tercapai atau tidak.
1.18 Hal yang demikian tidak dapat dikatagorikan dalam mengajar ataupun
pengajar yang profesional.
1.19 Mengajar selalu berkaitan dengan tujuan yang ingin dicapai,
maka mengajar harus dapat
1.20 dipertanggungjawabkan. Oleh karena itu, untuk melakukan kegiatan
pembelajaran diperlukan suatu
1.21 patokan atau pedoman dalam penyelenggaraannya sehingga dapat dinilai
dan dapat dipertanggung
1.22 jawabkan. Melalui pedoman tersebut pengajar dapat mengetahui
bagaimana mengajar yang

1
1.23 seharusnya.
1.24 Masih terdapat anggapan di masyarakat bahwa siapapun dapat mengajar
sehingga tidak merasa
1.25 perlu untuk mendalami ilmu mengajar. Hal ini ada benarnya bagi mereka
yang dapat mengajar dengan
1.26 sendirinya tanpa mempelajarinya, tapi tidak jarang individu yang tidak
dapat mengajar namun karena
1.27 satu dan lain hal dituntut untuk mengajar. Selain itu, pengajar tidak peduli
apakah peserta didik dapat
1.28 memahami apa yang diajarkan atau tidak. Tujuan dari pembelajaran
sendiri dapat tercapai atau tidak.
1.29 Hal yang demikian tidak dapat dikatagorikan dalam mengajar ataupun
pengajar yang profesional.
1.30 Mengajar selalu berkaitan dengan tujuan yang ingin dicapai,
maka mengajar harus dapat
1.31 dipertanggungjawabkan. Oleh karena itu, untuk melakukan kegiatan
pembelajaran diperlukan suatu
1.32 patokan atau pedoman dalam penyelenggaraannya sehingga dapat dinilai
dan dapat dipertanggung
1.33 jawabkan. Melalui pedoman tersebut pengajar dapat mengetahui
bagaimana mengajar yang
1.34 seharusnya.
1.35 Masih terdapat anggapan di masyarakat bahwa siapapun dapat mengajar
sehingga tidak merasa
1.36 perlu untuk mendalami ilmu mengajar. Hal ini ada benarnya bagi mereka
yang dapat mengajar dengan
1.37 sendirinya tanpa mempelajarinya, tapi tidak jarang individu yang tidak
dapat mengajar namun karena
1.38 satu dan lain hal dituntut untuk mengajar. Selain itu, pengajar tidak peduli
apakah peserta didik dapat
1.39 memahami apa yang diajarkan atau tidak. Tujuan dari pembelajaran
sendiri dapat tercapai atau tidak.
1.40 Hal yang demikian tidak dapat dikatagorikan dalam mengajar ataupun
pengajar yang profesional.
1.41 Mengajar selalu berkaitan dengan tujuan yang ingin dicapai,
maka mengajar harus dapat
1.42 dipertanggungjawabkan. Oleh karena itu, untuk melakukan kegiatan
pembelajaran diperlukan suatu
1.43 patokan atau pedoman dalam penyelenggaraannya sehingga dapat dinilai
dan dapat dipertanggung
1.44 jawabkan. Melalui pedoman tersebut pengajar dapat mengetahui
bagaimana mengajar yang
1.45 seharusnya.
Ilmu Pengetahuan Alam atau sains merupakan bagian dari kehidupan
manusia yang yang ada sejak awal keberadaan manusia, mengenal dirinya dan

2
alam sekitarnya. Manusia berperan sebagai subjek sekaligus menjadi objek dalam
IPA. Objek dalam IPA meliputi manusia dan lingkungannya, baik lingkungan
hidup maupun tak hidup. Manusia yang memiliki akal dan budi, akan selalu
berusaha mempelajari dan melakukan kegiatan untuk mengetahui fenomena
kehidupan yang ada di sekitarnya, agar jelas kebenarannya. Sejalan dengan
perkembangan zaman, kehidupan manusia mengalami dinamika yang sangat
cepat, maka sains juga mengalami perkembangan. Hal ini akan terus berlangsung
sepanjang ada kehidupan manusia. Melihat kenyataan pada saat sekarang dalam
perkembangan sains, yang dalam mendapatkan dan memanfaatkan hasil
perkembangannya senantiasa menggunakan medode, pemikiran, yang bersifat
ilmiah, tentu menghasilkan produk-produk yang bersifat ilmiah pula.
Pemikiran manusia merupakan anugerah dari Allah SWT, yang tentunya
memiliki kebenaran, tetapi tidak menutup kemungkinan dalam pelaksanaannya
terjadi hal yang tidak sesuai dengan yang sebenarnya, sehingga tidak lagi
memiliki kebenaran dengan tingkat akurasi yang tinggi. Berdasarkan hal tersebut,
maka perlu adanya kendali yang akan memimalisir ketidaksesuaian atau
ketidakbenaran dari perkembangn sains tersebut. Kemajuan zaman dan teknologi,
tidak lain karena adanya sains di dalam kehidupan manusia. Hal ini tidak terlepas
dari peran filsafat, akan tetapi banyak ilmuan yang tidak sepenuhnya berfilsafat
dalam mengembangkan sains. Mereka berambisi mengembangkan sains untuk
meperoleh keuntungan yang sebesa-besarnya tanpa melihat efek atau dampak dari
apa yang mereka lakukan terhadap sains (terutama alam). Kondisi ini menuntut
filsafat untuk berperan serta dalam pengembangan sains di kehidupan manusia.
Manusia dapat mencari kebenaran yang hakiki terkait ilmu pengetahuan dan
pengembangannya untuk memperoleh keuntungan dalam kehidupan tanpa
menimbulkan kerugian yang besar, dengan berfilsafat.
Berdasarkan uraian di atas, maka perlu pemahaman yang jelas tentang
Filsafat yang menjadi dasar semua ilmu termasuk sains. Selain itu, penelitian ini
juga memiliki tujuan untuk memperdalam pemahan tentang definisi, aliran dan
contoh pengetahuan dari sains.
1.2 Rumusan Masalah

3
1.3 Pengertian Etika
1.4 2. Bagaiaman Etika Guru dalam Proses Pemeblajaran
1.5 3. Bagaiaman Etika Guru Indonesia
1.6 4. Bagiamana Peran Guru dalam proses pembelajaran
1.7 5. Apa saja kode etik guru Indonesia
Pengertian Etika
2. Bagaiaman Etika Guru dalam Proses Pemeblajaran
3. Bagaiaman Etika Guru Indonesia
4. Bagiamana Peran Guru dalam proses pembelajaran
5. Apa saja kode etik guru Indonesia
Pengertian Etika
2. Bagaiaman Etika Guru dalam Proses Pemeblajaran
3. Bagaiaman Etika Guru Indonesia
4. Bagiamana Peran Guru dalam proses pembelajaran
5. Apa saja kode etik guru Indonesia
1.2.1 Apakah definisi sains?
1.2.2 Apa saja aliran dalam sains?
1.2.3 Bagaimana contoh dari pengetahuan sains?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan disusunnya makalah ini ialah untuk mengetahui dan
mendeskripsikan definis dan aliran dalam sains serta contoh dari pengetahuan
sains. Selain itu, makalah ini untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Filsafat Ilmu.

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Sains


Desain penelitian merupakan rancangan penelitian yang digunakan sebagai
pedoman dalam
.
2.2 Aliran dalam Sains
Desain penelitian mempunyai peranan yang sangat penting, karena
keberhasilan

2.3 Contoh dari Pengetahuan Sains


Beberapa ahli

5
BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan
Latar belakang

6
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai