Kompetensi adalah hasil dari integrasi dan koordinasi lintas fungsi dari kapabilitas. Ada
beberapa jenis kompetensi, termasuk:
Imitability merujuk pada sejauh mana sumber daya, kapabilitas, atau kompetensi inti
perusahaan dapat ditiru. Hal ini dapat terjadi sampai kompetensi tersebut menjadi
transparan, dapat dipindahkan, dan dapat direplikasi.
Ada dua jenis pengetahuan, yaitu pengetahuan eksplisit yang mudah diungkapkan dan
dikomunikasikan, serta pengetahuan taktis yang sulit diungkapkan karena bersumber dari
pengalaman karyawan atau budaya perusahaan
Perusahaan dapat memperoleh kompetensi melalui empat cara: melalui warisan aset
seperti paten yang dimiliki sejak awal, melalui akuisisi dari pihak lain seperti
pengambilalihan Disney terhadap Pixar untuk memperkuat reputasi dalam industri film
animasi, melalui berbagi dengan unit bisnis atau mitra aliansi seperti LG yang
mengaplikasikan keahlian produksi dan produk elektroniknya dalam peralatan, serta melalui
pembangunan hati-hati dan akumulasi seiring berjalannya waktu, seperti yang dilakukan
Honda dari perusahaan manufaktur sepeda motor hingga mesin perahu.
MODEL BISNIS
Business Method adalah pendekatan atau strategi yang digunakan oleh perusahaan
untuk menghasilkan pendapatan dalam konteks bisnis saat ini. Model bisnis melibatkan
aspek struktural dan operasional dari perusahaan. Terdapat lima elemen utama dalam model
bisnis ini, yakni: •
• Model Solusi untuk Pelanggan: Menghasilkan pendapatan dengan menjual keahlian dan
solusi kepada pelanggan daripada produk fisik.
• Model Piramida Keuntungan: Menawarkan berbagai produk untuk mencakup setiap
segmen pasar di mana pesaing bisa bersaing.
• Model Sistem Multikomponen / Basis Instalasi: Menawarkan produk dengan harga
breakeven untuk menghasilkan pendapatan dari produk dengan margin keuntungan
lebih tinggi.
• Model Periklanan: Menawarkan produk secara gratis dan menghasilkan pendapatan
melalui iklan, seperti yang dilakukan oleh Spotify dengan model gratis mereka.
• Model Papan Sambung: Perusahaan berperan sebagai perantara untuk
menghubungkan penjual dan pembeli.
• Model Waktu: Memasarkan produk secara inovatif sebagai pelopor dalam pasar.
• Model Efisiensi: Menunggu sampai produk menjadi standar dan kemudian memasuki
pasar dengan pendekatan harga rendah dan margin keuntungan yang menarik.
• Model Blockbuster: Fokus pada investasi besar dalam beberapa produk yang memiliki
potensi pengembalian tinggi, terutama yang dilindungi oleh paten.
• Model Multiplier Keuntungan: Mengembangkan konsep yang mungkin tidak
menghasilkan pendapatan sendiri, tetapi melalui sinergi dapat menghasilkan produk
yang menguntungkan.
• Model Kewirausahaan: Menawarkan produk khusus kepada segmen pasar yang tidak
dijangkau oleh pesaing besar tetapi memiliki potensi pertumbuhan.
• Model Standar Industri De facto: Menawarkan produk secara gratis atau dengan
harga rendah untuk mengejar saturasi pasar dan menjadi standar dalam industri
tersebut.
Value Chain adalah rangkaian aktivitas penciptaan nilai yang dimulai dengan bahan
mentah yang diperoleh dari pemasok, kemudian melibatkan sejumlah kegiatan nilai tambah
dalam proses produksi dan pemasaran produk atau layanan, serta berakhir dengan
distributor yang mengirimkan produk akhir kepada konsumen akhir. Value Chain terbagi
menjadi dua segmen, terutama dalam konteks industri bahan bakar:
BUDAYA
• Intensitas Budaya (Cultural Intensity): Ini mengukur sejauh mana anggota suatu unit
atau bagian dalam organisasi menerima dan mengadopsi norma, nilai, atau unsur budaya
yang terkait dengan unit tersebut.
• Integrasi Budaya (Cultural Integration): Ini mengukur sejauh mana unit-unit atau
bagian-bagian berbeda dalam organisasi memiliki budaya yang serupa atau sama.
Budaya perusahaan memenuhi beberapa fungsi penting dalam konteks perusahaan,
antara lain:
• Membentuk identitas bagi karyawan dengan memberikan pandangan tentang
bagaimana perusahaan mendefinisikan dirinya dan apa yang dianggap penting.
• Membantu memotivasi karyawan dengan menginspirasi komitmen terhadap tujuan
besar yang diperjuangkan oleh perusahaan.
• Menambah stabilitas organisasi sebagai sistem sosial dengan memberikan kerangka
kerja yang konsisten untuk interaksi dan perilaku karyawan.
• Berfungsi sebagai panduan yang digunakan oleh karyawan untuk memahami aktivitas
dalam organisasi dan sebagai referensi untuk perilaku yang sesuai dan diharapkan.
Jadi, budaya perusahaan merupakan koleksi nilai, harapan, dan keyakinan yang
dipelajari dan dibagikan oleh anggota perusahaan, dan ini memainkan peran penting dalam
membentuk identitas dan komitmen, serta dalam menjaga stabilitas dan memberikan
kerangka kerja dalam perusahaan.
KESIMPULAN
Kunci Keserasian Bisnis (Business Fitness): Model ini menekankan pentingnya keserasian
antara berbagai aspek organisasi, termasuk strategi, struktur, sistem, kemampuan, staf,
dan budaya. Keserasian ini menjadi fondasi bagi organisasi untuk mencapai keunggulan
kompetitif.
Strategi yang Relevan: Organisasi harus mengembangkan strategi yang sesuai dengan
kebutuhan pasar dan lingkungan bisnis. Strategi yang tepat akan membantu menciptakan
keunggulan kompetitif.
Sistem yang Efisien: Sistem internal, seperti proses bisnis dan teknologi, harus sejalan
dengan strategi dan memberikan efisiensi operasional.
Kemampuan yang Relevan: Organisasi perlu memiliki kemampuan dan keahlian yang sesuai
dengan strategi mereka. Pelatihan dan pengembangan karyawan penting untuk memastikan
kemampuan ini tersedia.
Staf yang Terampil: Staf yang kompeten dan berkomitmen adalah aset berharga dalam
mencapai keunggulan kompetitif. Perekrutan yang baik dan retensi karyawan yang baik
menjadi penting.
Budaya yang Mendukung: Budaya organisasi harus mencerminkan nilai-nilai strategis dan
memberikan dukungan bagi pelaksanaan strategi.
Dengan menggabungkan keserasian antara keenam aspek ini, organisasi dapat mencapai
kondisi "fit" yang optimal, yang pada gilirannya akan meningkatkan kemampuan mereka
untuk bersaing secara efektif di pasar. Analisis organisasi yang cermat dan perencanaan
yang baik adalah kunci untuk memastikan bahwa setiap elemen dalam organisasi
berkontribusi pada pencapaian keunggulan kompetitif.