La - Kelompok 21 - .Iodometri
La - Kelompok 21 - .Iodometri
Materi :
Iodometri
Disusun Oleh :
KELOMPOK 21
Titrasi iodometri adalah salah satu titrasi redoks yang melibatkan iodium, dimana titrasi
iodium termasuk jenis reaksi tidak langsung yang dapat digunakan untuk menetapkan
senyawa-senyawa yang mempunyai potensial oksidasi lebih besar daripada sistem
iodium-iodida nya atau senyawa-senyawa yang bersifat oksidator. Praktikum kali ini
bertujuan untuk standarisasi Larutan natrium tiosulfat (Na2S2O3) dengan larutan kalium
dikromat (K2Cr2O7) dan untuk penetapan kadar tembaga (Cu) dalam garam tembaga
sulfat pentahidrat atau (CuSO4.5H2O) menggunakan larutan standar natrium
tiosulfat.Metode yang digunakan pada praktikum kali ini yaitu metode analisis
kuantitatif yaitu pada perhitungan kadar unsur dalam senyawa serta metode kualitatif
yang mengamati perubahan warna yang terjadi pada saat proses titrasi.Pada praktikum
ini terdapat 3 percobaan yang dilakukan.Pada percobaan pertama yaitu preparasi
larutan.Sampel yang digunakan yaitu natrium tiosulfat (Na2S2O3.5H2O) 0,1N sebanyak
250 ml. Kalium dikromat (K2Cr2O7) 0,1N sebanyak 50 ml.Kalium iodida (KI) 0,1N
sebanyak 50 ml. Asam klorida (HCl) 10% sebanyak 50 ml dan tembaga sulfat
(CuSO4.5H2O) 0,2N sebanyak 100 ml. Berdasarkan perhitungan yang dilakukan
,diperoleh massa sampel yang digunakan yaitu Natrium tiosulfat 3,1 gram, kalium
dikromat 0,2145 gram, kalium iodida 5 ml, asam klorida 13,5 ml dan tembaga sulfat 2,5
gram. Pada percobaan kedua yaitu standarisasi Larutan natrium tiosulfat dengan kalium
dikromat. Pada percobaan ini terjadi perubahan volume dan warna dari kuning muda
menjadi biru seulas dan didapat normalitas dari tiap percobaan adalah 0,045N dan
0,057N dengan rata-rata 0,051N. Perubahan yang terjadi dikarenakan penggunaan
indikator amilum saat titrasi akhir. Pada percobaan ketiga yaitu penetapan kadar
tembaga dalam garam tembaga sulfat pentahidrat. Pada proses titrasi terjadi perubahan
warna dari kuning keruh menjadi warna putih. Kadar Cu yang digunakan yaitu 30,3%
dan 3 1,7% . Saran untuk praktikum ini yaitu diharapkan praktikan lebih teliti dan fokus
saat praktikum serta memahami prosedur kerja.
ii
DAFTAR ISI
ABSTRAK ....................................................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL ............................................................................................................ v
BAB 1 PENDAHULUAN ................................................................................................ 1
I.1 Latar Belakang ................................................................................................... 1
I.2 Tujuan Percobaan .............................................................................................. 2
I.3 Manfaat Percobaan ............................................................................................ 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................................... 3
II.1 Pengertian Iodometri .......................................................................................... 3
II.2 Metode Terdahulu .............................................................................................. 3
II.3 Indikator Pada Titrasi Iodometri ........................................................................ 4
II.4 Faktor – faktor Yang Mempengaruhi ................................................................ 5
BAB III METODOLOGI PERCOBAAN ........................................................................ 6
III.1 Alat dan Bahan ............................................................................................... 6
III.2 Diagram Alir Percobaan ................................................................................. 7
III.3 Cara Kerja .................................................................................................... 10
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................................ 11
IV.1 Hasil ............................................................................................................. 11
IV.2 Pembahasan .................................................................................................. 12
BAB V PENUTUP ......................................................................................................... 14
V.1 Kesimpulan ...................................................................................................... 14
V.2 Saran ................................................................................................................ 14
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 15
LAMPIRAN ................................................................................................................... 16
Lampiran A (Perhitungan) .......................................................................................... 16
Lampiran B (Pertanyaan dan Bukti Sitasi) ................................................................. 22
LAMPIRAN C (Dokumentasi)................................................................................... 27
LAMPIRAN D (Rangkuman MSDS) ........................................................................ 28
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
DAFTAR TABEL
v
BAB I
PENDAHULUAN
1
I.2 Tujuan Percobaan
Adapun tujuan dilakukannya percobaan iodometri ini, antara lain :
1. Standarisasi larutan natrium tiosulfat (Na2S2O3) dengan larutan kalium
dikromat (K2Cr2O7).
2. Menggunakan larutan standar natrium tiosulfat untuk penetapan kadar
tembaga (Cu) dalam garam tembaga sulfat pentahidrat (CuSO4.5H2O)
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
2.2.1 Secara Langsung (Iodometri)
Titrasi secara langsung disebut juga sebagai cara iodimetri. Menurut cara ini
suatu zat reduksi dititrasi secara langsung oleh iodium, misalnya pada titrasi
Na2SO oleh :
2Na2SO4 + 12Nal Na2SO
Indikator yang digunakan pada reaksi ini yaitu larutan kanji. Apabila larutan
tiosulfat ditambahkan pada larutan iodin hasil akhirnya berupa perubahan
warna dari tak berwarna menjadi berwarna biru. Tetapi, apabila larutan
iodin ditambahkan kedalam larutan tiosulfat maka hasil akhirnya berupa
perubahan penampakan dari berwarna menjadi biru.
4
3. Jika penambahan amilum pada awal titrasi maka akan terjadi reaksi antara
kanji dengan I2 membentuk kompleks iod-amilum yang tidak larut dalam air
sehingga indikator ditambahkan setelah mendekati titik ekivalen
5
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
III.1.2 Bahan
Adapun bahan-bahan yang diperlukan pada praktikum kali ini, yaitu sebagai
berikut :
1. Asam klorida (HCl)
2. Aquadest (H2O)
3. Indikator amilum (C12H20O10)
4. Kalium dikromat (K2Cr2O7)
5. Kalium iodida (KI)
6. Natrium tiosulfat (Na2S2O3.5H2O)
7. Tembaga sulfat (CuSO4.5H2O)
6
III.2 Diagram Alir Percobaan
III.2.1 Preparasi Larutan
Mulai
Selesai
7
III.2.2 Standarisasi Larutan Natrium Tiosulfat dengan Larutan Kalium
Dikromat
Mulai
Ulangi percobaan
sampai 3 kali
Selesai
8
III.2.3 Penetapan Kadar Tembaga dalam Garam Tembaga Sulfat Pentahidrat
Mulai
Tambahkan 15 ml KI 0,1 N
Ulangi percobaan
sampai 3 kali
Selesai
9
III.3 Cara Kerja
Pada praktikum iodometri kali ini, terdapat tiga percobaan yang akan
dilakukan yaitu preparasi larutan, standarisasi larutan natrium tiosulfat (Na 2S2O3)
dengan larutan kalium dikromat (K2Cr2O7), dan menetapkan kadar tembaga (Cu)
dalam garam tembaga sulfat pentahidrat. Percobaan pertama yaitu preparasi
larutan, dilakukan pembuatan larutan natrium tiosulfat (Na2S2O3. 5H2O) 0,1 N
sebanyak 250 ml, lalu membuat larutan kalium dikromat (K2Cr2O7) 0,1 N
sebanyak 50 ml, kemudian membuat larutan kalium iodida (KI) 0,1 N sebanyak
50 ml, setelah itu membuat larutan asam klorida (HCl) 10% sebanyak 50 ml, dan
juga membuat larutan tembaga sulfat 0,2 N sebanyak 100 ml.
Pada percobaan kedua, yaitu standarisasi larutan natrium tiosulfat (Na2S2O3.
5H2O) dengan larutan kalium dikromat (K2Cr2O7). Pertama memipet 10 ml
larutan kalium dikromat dan masukkan ke dalam erlenmeyer, lalu tambahkan 25
ml aquades dan 15 ml larutan asam klorida (HCl) 10% kemudian dikocok sampai
homogen dan ditambahkan 15 ml larutan kalium iodida (KI) 0,1 N kemudian
kocok lagi. Setelah itu, titrasi dengan natrium tiosulfat yang akan di standarisasi
sampai warna larutan kuning muda dan menambahkan 3 tetes indikator amilum.
Kemudian lanjutkan titrasi sampai warna biru pada larutan hilang dan sampai
berubah menjadi tidak berwarna. Setelah itu melakukan pengulangan sebanyak
tiga kali.
Percobaan terakhir yaitu menetapkan kadar tembaga (Cu) dalam garam
tembaga sulfat pentahidat (CuSO4.5H2O). Pertama, memipet 10 ml larutan
tembaga sulfat 0,2 N ke dalam erlenmeyer, lalu tambahkan 15 ml larutan kalium
iodida 0,1 N, kemudian kocok hingga homogen. Setelah itu titrasi dengan larutan
natrium tiosulfat yang akan distandarisasi sampai warna larutan kuning muda
dengan menambahkan 3 tetes indikator amilum dan lanjutkan titrasi sampai warna
biru pada larutan hilang dan sampel larutan berwarna putih. Kemudian ulangi
prosedur tersebut sebanyak tiga kali.
10
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
IV.1 Hasil
11
IV.2 Pembahasan
Dari praktikum kali ini yaitu mengenai Iodometri, dilakukan tiga prosedur
percobaan dalam praktikum ini yaitu preparasi larutan, standarisasi larutan natrium
tiosulfat dengan kalium dikromat, dan penetapan kadar tembaga dalam garam tembaga
sulfat pentahidrat. Tujuan dari praktikum ini yaitu standarisasi larutan natrium tiosulfat
(Na2S2O3) dengan larutan kalium dikromat (K2Cr2O7), dan menetapkan kadar tembaga
(Cu) dalam garam tembaga sulfat pentahidrat (CuSO4.5H2O) menggunakan larutan
natrium tiosulfat.
Pada percobaan pertama, yaitu membuat larutan natrium tiosulfat dengan volume
250ml dan konsentrasi sebesar 0,1 N sehingga massa yang diperlukan dalam pembuatan
larutan ini yaitu sebesar 3,1 gram. Lalu membuat larutan kalium dikromat dengan
volume 50ml dan konsentrasi sebesar 0,1 N massa yang diperlukan yaitu sebesar 0,245
gram. Kemudian membuat larutan kalium iodida dengan melakukan pengenceran untuk
mendapatkan larutan dengan konsentrasi 0,1 N sebanyak 50ml, maka volume larutan
kalium iodida dengan konsentrasi 1 M yang dibutuhkan yaitu 5 ml. Selanjutnya
melakukan pengenceran asam klorida dengan konsentrasi 10% sebanyak 50ml, maka
diperlukan volume asam klorida dengan konsentrasi 37% sebanyak 13,5 ml. Preparasi
terakhir, yaitu membuat larutan tembaga sulfat 0,2 N sebanyak 100 ml, massa yang
diperlukan yaitu sebanyak 2,5 gram.
Pada percobaan kedua, yaitu standarisasi larutan natrium tiosulfat
(Na2S2O3.5H2O) dengan kalium dikromat (K2Cr2O7) dilakukan 2 kalI. Pada percobaan
titrasi pertama, volume titran yang terpakai yaitu 20 ml dengan warna larutan kuning
muda. Selanjutnya, dilakukan penambahan indikator amilum sebanyak 3 tetes, lalu
melanjutkan titrasi kedua, volume titran yang digunakan bertambah 5,5 ml menjadi
25,5ml. Pada titrasi kedua ini terjadi kekeliruan perubahan warna yang terjadi
seharusnya menjadi tidak berwarna namun pada percobaan ini menjadi biru seulas. Hal
ini terjadi karena kurang maksimal dalam melakukan titrasi dan mungkin hal ini terjadi
akibat terlalu cepat dalam menambahkan amilum, di mana yang seharusnya indikator
amilum ditambahkan saat sebelum titik ekivalen terjadi yaitu ketika larutan yang
dititrasi berubah menjadi kuning muda. Hal ini dimaksudkan untuk mengurangi
kesalahan titrasi karena kompleks iod amilum tidak larut sempurna dalam pelarut air
sehingga warna birunya sulit untuk hilang (Padmaningrum,2008). Pada percobaan titrasi
12
selanjutnya atau yang kedua,volume awal titran yang digunakan adalah 16,5 ml dengan
warna larutan kuning muda, selanjutnya dilakukan penambahan amilum sebanyak 3
tetes,lalu melanjutkan titrasi kedua, volume titran yang digunakan bertambah 2 ml
sehingga menjadi 18,5 ml dengan warna larutan menjadi tidak berwarna. Pada
percobaan ini dilakukan penambahan indikator amilum bertujuan untuk menentukan
titik akhir titrasi dengan adanya perubahan warna dari biru menjadi tidak berwarna
(Larasati,2019). Di proses percobaan ini didapatkan hasil normalitas dari setiap
percobaan yaitu 0,045N dan 0,057N dengan rata-rata hasil yaitu 0,051N.
Pada percobaan ketiga yaitu penetapan kadar tembaga dalam garam tembaga sulfat
pentahidrat. Pada percobaan titrasi pertama, volume awal titran yang digunakan yaitu 15
ml dengan warna larutan kuning keruh. Lalu ditambahkan 3 tetes indikator amilum, lalu
melanjutkan titrasi kedua, volume titran akhir yang digunakan yaitu 26,5 ml. Pada
percobaan titrasi selanjutnya atau yang kedua, volume awal titran yang terpakai adalah
8 ml dengan warna larutan kuning keruh lalu ditambahkan indikator amilum sebanyak 3
tetes dan melanjutkan titrasi kedua, volume akhir titran yang digunakan yaitu sebanyak
25 ml dengan larutan berwarna putih. Penambahan indikator amilum pada proses titrasi
bertujuan agar mencegah adanya reaksi kuat antara amilum dengan iod di awal titrasi
yang membuat sulitnya Melihat titik akhir titrasi buka (Kacaribu,2020). Kadar Cu yang
didapatkan pada percobaan ini secara berturut-turut yaitu 30,3% dan 31,7%.
13
BAB V
PENUTUP
V.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang didapat setelah melakukan percobaan, yaitu :
1. Standarisasi Na2SO3 dengan larutan K2Cr2O7 menghasilkan warna kuning
muda pada saat titran awal dan pada titran akhir menghasilkan perubahan
warna yaitu menjadi tak berwarna.
2. Indikator amilum digunakan untuk mengidentifikasi terbentuknya ion iodium.
3. Nilai rata – rata yang diperoleh dari larutan Na2S2O3 pada percobaan
standarisasi bertindak sebagai larutan standar yaitu 0,051N.
4. Penentuan kadar Cu dalam CuSO4.5H2O dapat diketahui dengan menghitung
persentase kadar Cu, didapat nilai kadar Cu pada percobaan 1 dan 2 secara
berturut-turut adalah 30,3% dan 31,7%.
5. Terjadi perubahan warna pada prosedur penentuan kadar Cu dalam
CuSO4.5H2O, yaitu dari titrasi awal berwarna kuning keruh menjadi warna
putih pada akhir titrasi.
V.2 Saran
Adapun saran pada praktikum iodometri kali ini, yaitu :
1. Diharapkan praktikan lebih teliti dan fokus dalam melakukan percobaan agar
tidak terjadi adanya kekeliruan.
2. Diharapkan praktikan mengetahui bahaya di laboratorium serta cara
penanganannya.
3. Diharapkan praktikan dapat memahami prosedur dengan baik.
4. diharapkan praktikan teliti dalam pengambilan data.
14
DAFTAR PUSTAKA
15
LAMPIRAN
Lampiran A (Perhitungan)
A.1 Perhitungan Preparasi Larutan
1. Membuat larutan Na2S2O3. 5H2O 0,1 N sebanyak 250 ml
Diketahui : V = 250 ml
N = 0,1 N
Mr = 248 g/mol
e =2
Ditanya : massa (gram)
Jawab :
Jawab :
16
3. Mengencerkan larutan KI 1 M menjadi 0,1 N sebanyak 50 ml
Diketahui : N = 0,1 N
Mr = 166 g/mol
M1 = 1 M
V2 = 50 ml
e =1
M2 =
Ditanya : V1
Jawab :
17
Jawab :
Titrasi 1
Titrasi 2
18
2. Percobaan 2
Diketahui : V1 = 16,5 ml
V2 = 2 ml
N1 = 0,1 N
Ditanya : N2
Jawab : Vawal = V1 = 16,5ml
Vakhir = V1 + V2 = 16,5 ml + 2 ml = 18,5 ml
Titrasi 1
Titrasi 2
N=
N = 0,051 N
19
A.3 Menetapkan Kadar Tembaga (Cu)
1. Percobaan 1
Diketahui : N Na2S2O3 = 0,051 N
V Na2S2O3 = 26,5 ml (V1 + V2)
e Na2S2O3 = 2
V CuSO4 = 10 ml
Ar Cu = 63,5 g/mol
Mr CuSO4 = 159,5 g/mol
Ditanya : %Cu
Jawab :
Cu2+=
Cu2+=
Cu2+= 8,58 gram
20
2. Percobaan 2
Diketahui : N Na2S2O3 = 0,051 N
V Na2S2O3 = 25 ml (V1 + V2)
e Na2S2O3 = 2
V CuSO4 = 10 ml
Ar Cu = 63,5 g/mol
Mr CuSO4 = 159,5 g/mol
Ditanya : %Cu
Jawab :
Cu2+=
Cu2+=
Cu2+= 8,09 gram
21
Lampiran B (Pertanyaan dan Bukti Sitasi)
Jawab :
2. Berapa ml asam klorida dibutuhkan untuk membuat larutan asam klorida 10%
sebanyak 50 ml?
Diketahui : %HCl = 250 ml
V = 50 ml
Ditanya : V HCl
Jawab :
Jawab :
22
4. Berapa gram tembaga sulfat pentahidrat dibutuhkan untuk membuat larutan
tembaga sulfat 0,2 N sebanyak 100 ml?
Diketahui : N = 0,2 N
Mr = 249,5 g/mol
e =2
M2 =
Jawab :
23
BUKTI SITASI
25
Gambar B 5. Bukti Sitasi Kacaribu,(2020).
26
LAMPIRAN C (Dokumentasi)
27
LAMPIRAN D (Rangkuman MSDS)
28
No.CAS : 9005-84-9 Toxic 0 Hirup udara segar bila
Corrosive - terhirup
- Padat Irritant - Media pemadam yang
- Putih Oxidizing - sesuai :
- Tidak Berbau Health 0 Air,Busa,CO2,Serbuk
Reactivity 0 kering
Jika tumpah,bersihkan
dan hindari pembentukan
debu
29
No.CAS : 10102-17-7 Toxic - air
Kode Produk : Corrosive - Jika terhirup,hirup udara
LC24990 Irritant - segar
Oxidizing - Media pemadan yang
- Tidak Berbau Health 1 cocok yaitu busa,bubuk
- Padat Reactivity 1 kering,CO2,Semprotan
- Kristal Padatan air,Pasir
- Putih/Tidak
Berwarna
30
31
32
33
34
35
36