Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA ANALISA

GRAVIMETRI
Tanggal Praktikum : 05 Desember 2020

DISUSUN OLEH :
Kelompok 2
DIMAS BHRANTA PUTERA A NPM : 08.2019.1.01841
KATHERINE PUTRI IM NPM : 08.2019.1.01851
BELLA MEY GITA ARIANI NPM : 08.2019.1.01869

JURUSAN TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI ADHI TAMA SURABAYA
2020
Laporan Praktikum Gravimetri (G)

DAFTAR ISI
COVER ....................................................................................................... i
DAFTAR ISI ............................................................................................... ii
DAFTAR TABEL .....................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................. iv
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................
1.1 Latar Belakang .............................................................................. 1
1.2 Tujuan Percobaan ......................................................................... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................
2.1 Gravimetri .................................................................................... 4
2.2 Prinsip Kerja Gravimetri ............................................................... 4
2.3 Jenis-Jenis Analisis Gravimetri ..................................................... 5
BAB III METODE PERCOBAAN ............................................................
3.1 Skema Percobaan ........................................................................... 9
3.2 Alat dan Bahan Percobaan .......................................................... 12
3.3 Gambar Alat ................................................................................ 13
BAB IV DATA HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN ...............
4.1 Data Hasil Percobaan ................................................................... 14
4.2 Data Hasil Perhitungan ................................................................ 14
4.3 Pembahasan dan Diskusi ............................................................ 14
BAB V PENUTUP ........................................................................................
5.1 Kesimpulan .................................................................................. 17
5.2 Saran ............................................................................................ 17
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 18
APPENDIKS .....................................................................................................
LAMPIRAN

Laboratorium Dasar Teknik Kimia ii


FTI - ITATS
Laporan Praktikum Gravimetri (G)

DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Hasil Analisa Percobaan............................................................ 14

Laboratorium Dasar Teknik Kimia iii


FTI - ITATS
Laporan Praktikum Gravimetri (G)

DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Gambar Skema ....................................................................... 9
Gambar 3.1.1 Gambar Skema penentuan kadar Ba2+ ................................. 9
Gambar 3.1.2 Gambar Skema penentuan kadar Ca2+ ............................... 10
Gambar 3.2.1 Neraca Digital.................................................................... 13
Gambar 3.2.2 Beaker Glass 250 ml.......................................................... 13
Gambar 3.2.3 Gelas Ukur 50 ml ............................................................... 13
Gambar 3.2.4 Kompor .............................................................................. 13
Gambar 3.2.5 Pipet .................................................................................. 13
Gambar 3.2.6 Kertas Saring ..................................................................... 13
Gambar 3.2.7 Krus Atau Cawan Porselen ................................................ 14
Gambar 3.2.8 Muffle Furnace .................................................................. 14
Gambar 3.2.9 Desikator............................................................................ 14
Gambar 3.2.10 Spatula ............................................................................. 14
Gambar 3.2.11 Corong Pemisah ............................................................... 14
Gambar 3.2.12 Erlenmeyer Pemisah ....................................................... 14
Gambar 3.2.13 Kaca Arloji ...................................................................... 15
Gambar 3.2.14 Pompa .............................................................................. 15

Laboratorium Dasar Teknik Kimia iv


FTI - ITATS
Laporan Praktikum Gravimetri (G)

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam bidang kimia seringkali menganalisis suatu sampel, baik itu
untuk mengetahui zat atau kadar yang berada di dalamnya dan bisa juga
dengan menggunakan analisis kualitatif atau analisis kuantitatif. Analisa
kuantitatif digunakan untuk menentukan kadar yang ada didalam suatu
sampel, yang paling umum di gunakan dan yang sering di gunakan yaitu
analisis gravimetri karena lebih mudah dan juga hasil yang di dapat
akurat.
Gravimetri adalah pemeriksaan jumlah zat dengan cara penimbangan
hasil reaksi pengendapan serta pemeriksaan jumlah zat yang paling tua dan
paling sederhana dibandingkan dengan cara pemeriksaan kimia
lainnya. Analisis gravimetri adalah proses isolasi dan pengukuran berat
suatu unsur atau senyawa tertentu. Bagian terbesar dari penentuan scara
analisis gavimetri meliputi tansformasi unsur atau radikal senyawa
murni stabil yang dapat segera diubah menjadi bentuk yang
dapat di timbang dengan teliti.
Analisa Gravimetri adalah suatu prosedur penetapan konsentrasi
dengan cara pengukuran berat komponen yang dikehendaki, dalam
keadaan murni setelah melalui proses pemisahan. Dalam hal ini proses
pemisahan meliputi pemisahan komponen yang tidak diinginkan tidak
hanya dari komponen lain tetapi juga dari pelarutnya. Dalam analisis
gravimetri, analis kimia menentukan jumlah zat berdasarkan pada
penimbangan, yaitu penimbangan hasil reaksi yang dilakukan setelah
mereaksikan bahan yang dianalisis. Hasil reaksi ini dapat berupa sisa
bahan, suatu gas, atau suatu endapan yang terbentuk dari bahan yang
dianalisis tersebut. Contohnya penetapan kadar Barium dalam sampel
dengan cara pengendapan Barium Sulfat. Reaksinya :
Ba2+ + SO42- BaSO4
endapan disaring dengan kertas saring, dicuci dengan air panas dan
dikeringkan kemudian ditimbang sebagai BaSO4.

Laboratorium Dasar Teknik Kimia 2


FTI - ITATS
Laporan Praktikum Gravimetri (G)

1.2 Tujuan Percobaan


Adapun tujuan dari praktikum gravimetri yaitu :
1. Menentukan kadar Ba2+ sebagai BaSO4 bedasarkan pengukuran berat
komponen yang dikehendaki.
2. Menentukan kadar Ca2+ sebagai endapan CaCO3 bedasarkan penguku-
ran berat komponen yang dikehendaki.

Laboratorium Dasar Teknik Kimia 3


FTI - ITATS
Laporan Praktikum Gravimetri (G)

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Gravimetri
Gravimetri adalah pemeriksaan jumlah zat dengan cara penimbangan
hasil reaksi pengendapan. Gravimetri merupakan pemeriksaan jumlah zat
yang paling tua dan paling sederhana dibandingkan dengan cara
pemeriksaan kimia lainnya. Hal ini dikarenakan metode gravimetri
ditentukan melalui penimbangan langsung massa zat yang dipisahkan dari
zat-zat lain. Bagian terbesar dari gravimetri meliputi transformasi unsur
atau radikal kesenyawaan murni stabil yang dapat segera diubah menjadi
bentuk yang dapat ditimbang dengan teliti.
Metode gravimetri memakan waktu yang cukup lama.Adanya
pengotor pada konstituen dapat diuji dan bila perlu digunakan faktorfaktor
koreksi. Faktor paling penting dalam metode ini yaitu proses pemisahan
harus cukup sempurna sehingga kualitas analit yang ditimbang mendekati
murni. (Hendri, 2015)
2.2 Prinsip Kerja Gravimetri
Analisis Gravimetri adalah salah satu metode analisis kuantitatif
dengan penimbangan. Metode analisis gravimetri adalah suatu metode
analisis yang didasarkan pada pengukuran berat, yang melibatkan
pembentukan, isolasi dan pengukuran berat dari suatu endapan. Tahap
awal analisis gravimetri adalah pemisahan komponen yang ingin diketahui
dari komponen-komponen lain yang terdapat dalam suatu sampel
kemudian dilakukan pengendapan.
Suatu metode analisis gravimetri biasanya didasarkan pada reaksi
kimia seperti :
aA + rR → AaRr
Dimana a adalah molekul analit A yang bereaksi dengan sejumlah r
molekul R menghasilkan produk AaRr, yang pada umumnya merupakan
zat yang tidak dapat larut atau sangat sedikit larut, dan dapat ditimbang
setelah pengeringan atau yang bisa dibakar menjadi senyawa lain yang
komposisinya diketahui, untuk kemudian ditimbang.

Laboratorium Dasar Teknik Kimia 4


FTI - ITATS
Laporan Praktikum Gravimetri (G)

Sebagai contoh, kalsium bisa ditetapkan secara gravimetri melalui


pengendapan kalsium oksalat dan pembakaran oksalat tersebut menjadi
kalsium oksida:
Ca2+ + C2O42- → CaC2O4 (s)
CaC2O4 (s) → CaO (s) + CO2 (g) + CO (g)
Biasanya reagen R ditambahkan secara berlebih untuk menekan
kelarutan endapan. Tidak semua cara gravimetri didasarkan pada
pembentukan endapan, ada juga yang didasarkan pada pengusiran suatu
komponen sebagai gas, lalu hasil reaksi itu ditimbang. Misalnya,
penentuan karbonat dapat dilakukan dengan penambahan asam, sehingga
karbonat terurai menjadi gas CO2 lalu gas CO2 ini ditangkap dan
ditimbang. (Guru Kimia, 2020)
2.3 Jenis – Jenis Analisis Gravimetri
2.3.1 Gravimetri Penguapan
Gravimetri penguapan adalah gravimetri dimana komponen yang
tidak diinginkan (air) diubah menjadi uap (Verayana, dkk, 2018). Cara
yang dilakukan dalam metode ini dapat dilakukan dengan cara pemanasan
dalam gas tertentu atau penambahan suatu pereaksi tertentu sehingga
komponen yang tidak diinginkan mudah menguap atau penambahan suatu
pereaksi tertentu sehingga komponen yang diinginkan tidak mudah
menguap.
Dalam cara evolusi bahan direaksikan, sehingga timbul suatu gas.
Caranya dapat dengan memanaskan bahan tersebut atau mereaksikan
dengan suatu pereaksi. Pada umumnya yang dicari adalah banyaknya gas
yang terjadi.
Berdasarkan pembentukan suatu gas, gravimetri dibedakan menjadi
Dftar pustakanya mana
2 cara:
a) Gravimetri Penguapan Tidak langsung
Gravimetri dapat digunakan dalam analisis kadar air. Kadar air
bahan bisa ditentukan dengan cara gravimetri evolusi langsung ataupun
tidak langsung. Bila yang diukur ialah fase padatan dan kemudian fase gas

Laboratorium Dasar Teknik Kimia 5


FTI - ITATS
Laporan Praktikum Gravimetri (G)

dihitung berdasarkan padatan tersebut, maka disebut gravimetri evolusi


tidak langsung.
Metode penguapan tidak langsung dapat digunakan untuk
menentukan kadar air (hidrat) dalam suatu senyawa atau kadar air dalam
suatu sampel basah. Berat sampel sebelum dipanaskan merupakan berat
senyawa dan berat air kristal yang menguap. Pemanasan untuk
menguapkan air kristal adalah 105 -130oC, garam-garam anorganik banyak
yang bersifat higroskopis sehingga dapat ditentukan kadar hidrat/air yang
terikat sebagai air kristal.
Contoh lain adalah penentuan karbonat. Karena pemanasan, karbonat
terurai dan mengeluarkan gas CO2. Berat gas juga ditentukan dengan
menimbang bahan sebelum dan sesudah pemanasan.
b) Gravimetri Penguapan Langsung
Gas yang terjadi ditimbang setelah diserap oleh suatu bahan yang
khusus untuk gas yang besangkutan. Sebenarnya yang ditimbang ialah
bahan penyerap itu, yaitu sebelum dan sesudah penyerapan sedangkan
berat gas diperoleh sebagai selisih kedua penimbangan.
Pada penentuan kadar air, maka uap air yang terjadi dilewatkan
tabung berisi bahan higroskopis yang tidak menyerap gas-gas lain. Berat
tabung dengan isi sebelum dan sesudah uap diserap menunjukkan jumlah
air. Untuk penentuan karbonat yang tidak dapat terurai karena dipanaskan,
maka karbonat yang bersangkutan direaksikan, misalnya dengan
menambah HCl. CO2 yang terjadi dilewatkan pada tabung berisi bahan
yang hanya menyerap CO2. Berat tabung dengan isi sebelum dan sesudah
menyerap gas memberikan berat CO2.
Penguapan cara langsung lebih sulit, karena harus diusahakan
jangan sampai ada gas yang tidak melewati tabung, misalnya karena
kebocoran dalam alat. Misalnya pada penentuan kadar air, mungkin bukan
hanya air yang menguap, tetapi juga zat-zat yang titik didihnya rendah ikut
menguap.

Laboratorium Dasar Teknik Kimia 6


FTI - ITATS
Laporan Praktikum Gravimetri (G)

2.3.2 Gravimetri Pengendapan


Metoda pengendapan merupakan salah satu metoda gravimetri
yang didasarkan pengukuran massa. Prinsipnya analit (solut) diubah
menjadi endapan yang sukar larut, endapan itu kemudian disaring, dicuci
bebas dari pengotor dan diubah menjadi hasil yang diketahui
komposisinya oleh pemanasan yang sesuai. Hasilnya selanjutnya
ditimbang. Idealnya zat pengendap dalam metoda pengendapan harus
bereaksi secara spesifik atau jika tidak secara selektif dengan analit.
Reagen pengendap spesifik jarang diperoleh, hanya bereaksi dengan
spesies kimia tunggal. Reagen pengendap selektif sering dijumpai di lab,
hanya bereaksi dengan sejumlah spesies yang terbatas. Salah satu contoh
reagen pengendap selektif adalah dimetilglioksim. (Gunawan, 2002)
2.3.3 Gravimetri Elektrolisis
Metode elektrolisis merupakan proses penting dalam industri,
karena dalam proses ini dapat dihasilkan berbagai macam produk (I Made
Sutha Negara, dkk, 2017). Metode elektrolisis dilakukan dengan cara
mereduksi ion-ion logam terlarut menjadi endapan logam. Ion-ion logam
berada dalam bentuk kation apabila dialiri dengan arus listrik dengan besar
tertentu dalam waktu tertentu maka akan terjadi reaksi reduksi menjadi
logam dengan bilangan oksidasi nol.
Endapan yang terbentuk selanjutnya dapat ditentukan berdasarkan
beratnya, misalnya mengendapkan tembaga terlarut dalam suatu sampel
cair dengan cara mereduksi. Cara elektrolisis ini dapat diberlakukan pada
sampel yang diduga mengandung kadar logam terlarut cukup besar seperti
air limbah. (Guru Kimia, 2020)

Laboratorium Dasar Teknik Kimia 7


FTI - ITATS
Laporan Praktikum Gravimetri (G)

Laboratorium Dasar Teknik Kimia 8


FTI - ITATS
Laporan Praktikum Gravimetri (G)

BAB III
METODE PERCOBAAN
3.1 Skema Percobaan
3.1.1 Skema Penentuan Kadar Ba2+

Mempipet 25 ml larutan Ba2+ ke dalam beaker glass, lalu


mengencerkan sampai 250 ml.

Mengasamkan dengan 10 ml HCl 3 M. kemudian memanaskan


sampai hampir mendidih, di dalam water bath.

Pada larutan yang panas, menambahkan 15 ml asam H2SO4 3 M


sambil mengaduk-aduk, lalu membiarkan mengendap.

Memeriksa dengan setetes H2SO4, agar mengetahui


pengendapan sudah sempurna, Lalu membiarkan endapan
di atas pemanas selama kurang lebih 1 jam.

Menyaring endapan dan mencuci dengan aquadest yang


mengandung sedikit H2SO4, sampai filtrat bebas Cl- (memeriksa
dengan larutan AgNO3 pekat).

Melipatlah kertas saring yang basah tersebut sehingga endapan


terbungkus, lalu memasukkan ke dalam cawan porselin.
Selanjutnya cawan mempijarkan di dalam muffle furnace pada
suhu 800˚ C selama 10-15 menit. kemudian menurunkan suhu
furnace secara perlahan hingga mencapai suhu ruangan.

Laboratorium Dasar Teknik Kimia 9


FTI - ITATS
Laporan Praktikum Gravimetri (G)

mendinginkan sebentar dalam udara terbuka, kemudian


memasukkan ke dalam desikator.

menimbang dan menentukan kadar Ba2+ dalam BaSO4.

Gambar 3.1 Skema Penentuan Kadar Ba2+

3.1.2 Skema Penentuan Kadar Ca2+

Menimbang dengan teliti 2,2 gram sampel Ca2+ dan


memasukkan ke dalam beaker glass, Kemudian menambahkan
aquadest sebanyak 100 ml,
Coconut Oilkemudian
(VCO) mengaduk hingga
tercampur rata.

Menambahkan 15 ml larutan HCl 1:1 kemudian memanaskan


hingga terlarut dan mendidihkan beberapa menit untuk
menghilangkan CO2.

Menghentikan pemanasan, lalu menambahkan 10 tetes metil


merah 0,1%, kemudian memanaskan hingga hampir mendidih,
lalu menambahkan larutan H2C2O4 perlahan ke dalam larutan
sampel.

Menetralkan larutan dengan NH4OH 7M sambil mengaduk


hingga warna larutan menjadi kuning, membiarkan larutan
mengendap sempurna, selama kurang lebih 1 jam, kemudian
mengetes kesempurnaan pengendapan.

Laboratorium Dasar Teknik Kimia 10


FTI - ITATS
Laporan Praktikum Gravimetri (G)

Menyaring endapan dengan cara mendekantasikan melalui


kertas saring yang sesuai lalu mencuci endapan dengan
larutan amonium oksalat 0,1 % dingin hingga bebas ion Cl-.

Melipatkan kertas saring dan memasukkan ke dalam krus


porselen, kemudian mempijarkan di dalam muffle furnace
pada suhu 500˚ C.

Mendinginkan sebentar dalam udara terbuka, kemudian


memasukkan ke dalam desikator.

Menimbang dan menentukan kadar Ca2+ dalam CaCO3

Gambar 3.1 Skema Penentuan Kadar Ca2+

Coconut Oil (VCO)

Laboratorium Dasar Teknik Kimia 11


FTI - ITATS
Laporan Praktikum Gravimetri (G)

3.2 Alat dan Bahan Percobaan


Alat :
1. Neraca digital 1 buah
2. Beaker glass 250 ml 1 buah
3. Gelas ukur 50 ml 1 buah
4. Kompor 1 buah
5. Pipet 1 buah
6. Kertas saring 1 buah
7. Krus atau cawan porselen 1 buah
8. Muffle furnace 1 buah
9. Desikator 1 buah
10. Spatula 1 buah
11. Corong 1 buah
12. Erlenmeyer pemisah 1 buah
13. Kaca arloji 1 buah
14. Pompa 1 buah

Bahan :
1. Sample Ca2+ 2,2 gram
2. Aquadest 100 ml
3. Larutan HCl 15 ml
4. Metil merah 0.1% 10 tetes
5. Larutan H2C2O4 1:1
6. Larutan NH4OH 7 M 1:1
7. AMONIUM OKSALAT 0.1%
8. Indikator Mr
9. Larutan Ba2+ 25 ml
10. HCl 3 M 10 ml
11. Asam H2SO4 3 M 15 ml

Laboratorium Dasar Teknik Kimia 12


FTI - ITATS
Laporan Praktikum Gravimetri (G)

3.3 Gambar Alat

Gambar 3.2.2 Beaker glass 250 ml


Gambar 3.2.1 Neraca
digital

Gambar 3.2.3 Gelas ukur Gambar 3.2.4 kompor


50 ml

Gambar 3.2.5 Pipet


Gambar 3.2.6 Kertas Saring

Laboratorium Dasar Teknik Kimia 13


FTI - ITATS
Laporan Praktikum Gravimetri (G)

Gambar 3.2.7 Krus atau


Gambar 3.2.8 Muffle Furnace
Cawan Porselen

Gambar 3.2.9 Desikator Gambar 3.2.10 Spatula

Gambar 3.2.11 Corong Gambar 3.2.12 Erlenmeyer Pemisah

Laboratorium Dasar Teknik Kimia 14


FTI - ITATS
Laporan Praktikum Gravimetri (G)

Pemisah

Gambar 3.2.13 Kaca Arloji Gambar 3.2.14 Pompa

Laboratorium Dasar Teknik Kimia 15


FTI - ITATS
Laporan Praktikum Gravimetri (G)

Laboratorium Dasar Teknik Kimia 16


FTI - ITATS

Anda mungkin juga menyukai