•Keberadaan tiga sumber hukum Islam di atas dijelaskan dalam al-Qur’an
Surat an-Nisa’: 59 yang berbunyi : "Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (nya), dan ulil amridi antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, Maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya. (QS. An-Nisa’:59) Dari ayat tersebut dapat dipahami bahwa sumber hukum Islam adalah al- Qur’an, al-Hadis, dan ulil amri(para penguasa).
II. Fungsi Hukum Islam dalam kehidupan bermasyarakat
•Hukum Islam merupakan seperangkat aturan yang digali dari al-Qur’an dan al-Hadis sebagai sumber pokoknya. Keberadaannya sangat penting dalam mengawal kehidupan manusia agar selaras dengan tujuan penciptaan manusia yang dalam al- Qur’an Surat adz-Dzariyat ayat 56 dikatakan hanya untuk menyembah dan beribadah kepada Allah SWT semata •Dalam pandangan para ulama, makna ibadah dalam ayat di atas terkadung dua maksud.yakni ibadah mahdohdan ibadah ghoiru mahdoh. •ibadah mahdloh,hubungan vertikal antara manusia dengan Allah stw.(Hablum minallah).contohnya sholat,zakat,puasa. •ibadah ghoiru mahdloh,hubungan horizontal antara manusia dengan sesamanya(hablum minan nas). •Di lihat dari segi isinya, hukum Islam dapat diklasifikasikan dalam tiga kelompok, yakni berisi perintah, larangan dan pilihan.
Seiring dinamika kehidupan masyarakat dewasa ini, muncul berbagai macam
persoalan yang dihadapi manusia. Berbagai permasalahan tersebut harus dikelolah dengan baik untuk dicarikan solusinya dengan tetap berpatokan pada ketentuan- ketentuan yang telah digariskan dalam al-Qur’an dan al-Hadis. Dari hal tersebut, hukum Islam dalam kehidupan bermasyarakat memiliki fungsi yang dapat dijabarkan sebagai berikut: •fungsi ibadah merupakan kewajiban pokok yang harus dilakukan oleh setiap manusia sebagai bgian dari perintah agama. •Amar ma'ruf bahi munkar Merupakan perintah dan larangan yang harus dijalankan oleh setiap manusia dalam rangka untuk mencapai kemaslahatan (kebaikan) dan menjauhi kemadlaratan (keburukuan) di dunia dan akhirat. •fungsi zawazir Merupakan sanksi yang akan diterima manusia tatkala melakukan tindakan yang melanggar hukum Islam, seperti ketentuan qisas, diyat,dan ta’zir. •Tanzin wa islah al-ummah Fungsi ini untuk memperlancar interaksi dalam kehidupan masyarakat agar terwujud masyarakat yang harmonis, aman dan sejahtera.
III. Kontribusi umat Islam dalam Perumusan Sistem Hukum
Nasional Kontribusi umat Islam dalam perumusan dan penegakan hukum di Indonesa nampak jelas setelah Indonesia merdeka.lahirnya proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945 juga merupakan hasil perjuangan umat Islam dengan beberapa komponen bangsa yang lainnya. •Lahirnya pancasila dan UUD 1945 Dalam satu perspektif, Indonesia merupakan negara bukan berideologikan Islam, namun kerangka acuan dalam mengembangkan aturan hukum dan perekonomian banyak mengacu pada nilai-nilai Islam. pendapat Dawam Rahardjo mengutip perkataan Kuntowijoyo, bahwa ekonomi Indonesia yang basis pengembangannya berdasarkan pancasila merupakan obyektivasi dari sistem ekonomi Islam. Argumentasi dasar ini dapat diidentifikasi melalui tujuan dan misi negara Indonesia yang tercermin dalam pembukaan UUD 1945 dan lima sila pancasila. •Lahirnya regulasi perundang-undangan berkaitan hukum Islam Beberapa regulasi perundangan tersebut dapat di simak dalam rumusan berikut ini: •UU No. 1 Tahun 1974,merupakan undangundang yang mengatur perkawinan. •UU No. 7 Tahun 1989,berkaitan dengan peradilan agama. •UU No. 38 Tahun 1999,tentang pengelolaan zakat. •Instruksi Presiden RI No. 1 Tahun 1991,tentang Kompilasi Hukum Islam. •PP. No. 28 Tahun 1977,tentang perwakafan tanah milik.