Anda di halaman 1dari 19

Hukum Islam Di

Indonesia
Oleh: Lisa Aminatul Mukaromah, M.S.I

Disampaikan Dalam Acara :


Sekolah Islam Gender VI KOPRI PMII UNUGIRI
Bojonegoro

25 Februari 2023
Sejarah Hukum
Islam Di
Indonesia
01
Penjajahan Hindia Belanda mewariskan tiga tradisi
hukum kepada Indonesia merdeka, yaitu
1. Sistem hukum barat,
2. Sistem hukum Islam,
3. Sistem hukum adat.

Ketiga tradisi inilah yang menjadi sumber norma bagi


terbentuknya sistem hukum nasional Indonesia
merdeka.
Pemikiran hukum islam di Indonesia dapat terlihat
mulai Abad ke 17 M., Pemikiran ini berada dalam
keseimbangan baru tasawuf-fiqh, dan wacana
Syafii’yyah,
hal ini terjadi karena pemikiran hukum merupakan
perwujudan dari gerakan pemikiran tasawuf yang
telah dahulu ada dan akibat langsung dari keberadaan
mazhab Syafi’i yang dianut oleh penyebar Islam
pertama di Nusantara abad ke 12 dan 13 M
Abad 17
1. Hamzah Fansuri dan Syamsuddin as- Sumatrani(dua orang murid dan guru
yang merupakan pelopor tasawuf Panteisme)
2. Nuruddin ar-Raniri (Karya terbesar ar-Raniri adalah buku yang berjudul
Shirath al-Mustaqim yang ditulis pada tahun 1634 M dan selesai pada 1644
M, terdapat beberapa pemikiran hukum yang menunjukkan adanya: tidak
syahnya shalat seseorang jika menjadi makmum penganut paham panteisme,
istinja harus menggunakan barang secara jelas tidak di larang oleh syara’)
3. Abdurrauf as-Sinkili(seorang ulama yang berpikir meoderat, kompromis dan
akomodatif. Petualangannya yang cukup lama di Timur Tengah (menetap di
tanah Haramain selama 9 Tahun) telah membentuk karakter yang
membedakan dirinya dengan ar-Raniri di antara 22 karyanya yang ditulis
dalam bahasa Arab dan melayu, terdapat sebah karya penting dalam bidang
hukum Islam yaitu: Mir’at ath-Thullab Fi Tasyi al-Ma’rifah al-Ahkam asy-
Syar’yah li al- Malik yang merupakan karya yang lahir atas permintaan sultan
perempuan Aceh, Sayyidat ad-Din.
Abad 18
1. Muhammad Arsyad al-Banjari(Dengan karyanya yang terkenal
adalah Sabil al-Muhtadin li at-Tafaqquh fi Amr ad-Din. Karya ini
merupakan anotasi dari kitab Shirath al-Mustaqim karya ar-Raniri.
2. Muhammad Zain bin Faqih Jalaludin Aceh (meninggalkan risalah
kecil pemikiran hukum yaitu Kasyf al-Kiram fi bayan an-Nihayat fi
Takbirat al-ihram, Faraid Alquran dan Takhsish al-Fallah fi Bayan
Ahkam ath-Thalaq wa an Nikah Secara umum dapat kita sarikan
bahwa dinamika pemikiran hukum islam yang terjadi abad ke 17 dan
18 M disamping bernuansa sufistik, suasana dakwah agama turut
mempengaruhi corak pemikiran hukum Islam di Indonesia.)
Abad 19
1. Ahmad Rifa’i Kalisahak (Ahmad Rifa’i Kalisahak seorang ulama besar yang
pernah tinggal di mekkah sekitar delapan tahun dan sekaligus pencetus gerakan
Rifa’iyah adalah Ahmad Rifa’i Kalisahak (1786-1876 M). Beliau adalah
seorang tokoh yang tidak saja mumpuni di bidang keilmuan Islam, akan tetapi
juga produktif dalam menuliskan gagasan-gagasannya tentang berbagai
persoalan keislaman, karyanya berjumalh 53 judul, menjangkau hampir
semua persoalan agama mulai dari akidah, syari’ah hingga tasawuf)
2. Nawawi al-Bantani
Beliau seorang ulama yang cukup produktif menulis yang lahir di Serang
Banten pada tahu 1813 M dan meninggal pada tahun 18988. Salah satu karyana
yang terpenting adalah kitab Uqud al-Lujain.
3. Muhammad Ibn Umar
Yang lebih dikenal dengan sebutan Kyai Saleh Darat Semarang seorang Ulama
besar yang pernah bermukim di mekkah, komitemen dan kepeduliannya sangat
tinggi terhadap problematika keadaan masyarakat awam diantara 12 karyanya
terdapat sebuah kitab yang menggambarkan komitmen ke- agamaannya yakni
kitab yang berjudul Majmu at-Syariat al-Kafiyah li al-Awam. Kitab Jawa-Arab
Hukum Islam Di
02 Indonesia
I. Sumber Hukum Islam

Secara umum keberadaan sumber hukum Islam


dapat digambarkan dalam diagram berikut :
Kalam atau Firman Allah SWT yang
Al-Qur’an diturunkan kepada nabi Muhammad SAW
melalui perantaraan malaikat Jibril yang
membacanya merupakan suatu ibadah

Sumber Hukum
Hadis Merupakan segala perkataan, perbuatan,
Islam (QS. An-
Nisa’59) dan ketetapan yang disandarkan pada
Rasulullah SAW.

Merupakan usaha sungguh-sungguh yang


Ijtihad dilakukan seorang mujtahid dalam rangka
mengetahui hukum-hukum syari’at
● Keberadaan tiga sumber hukum Islam di atas dijelaskan dalam al-
Qur’an Surat an-Nisa’: 59 yang berbunyi :
"Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul
(nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan
pendapat tentang sesuatu, Maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al
Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman
kepada Allah dan hari kemudian. yang demikian itu lebih utama
(bagimu) dan lebih baik akibatnya. (QS. An-Nisa’:59)
Dari ayat tersebut dapat dipahami bahwa sumber hukum Islam adalah
al-Qur’an, al-Hadis, dan ulil amri (para penguasa). Keterkaitan
dengan ijtihad, ulil amri adalah orang-orang yang telah memenuhi
syarat untuk melakukan ijtihad (mujtahid) seperti memahami
bahasa arab, memahami ulumul Qur’an, Kaidah fiqih serta
beberapa persyaratan yang lain.
II. Fungsi Hukum Islam dalam kehidupan bermasyarakat

● Hukum Islam merupakan seperangkat aturan yang digali dari al-Qur’an dan al-Hadis sebagai
sumber pokoknya. Keberadaannya sangat penting dalam mengawal kehidupan manusia agar
selaras dengan tujuan penciptaan manusia yang dalam al-Qur’an Surat adz-Dzariyat ayat 56
dikatakan hanya untuk menyembah dan beribadah kepada Allah SWT semata

● Dalam pandangan para ulama, makna ibadah dalam ayat di atas terkadung dua maksud. Hal ini
sebagimana Musthofa al-Mara>ghi dalam Tafsi>r Maraghi nya menyatakan bahwa ibadah
dalam konsepsi Islam mengacu pada ayat di atas terdiri atas dua macam, yakni ibadah mahdoh
dan ibadah ghoiru mahdoh.
Ibadah

Mahdloh Ghoiru Mahdloh


(‫)مهضه‬ (‫)غير مهضه‬

Hubungan
Hubungan vertical
horizontal antara
antara manusia
manusia dengan
dengan Allah SWT.
sesamanya
(Hablum Minallah).
(hablum minan
Contoh :sholat,
nas)
zakat puasa
● Di lihat dari segi isinya, hukum Islam dapat diklasifikasikan dalam tiga
kelompok, yakni berisi perintah, larangan dan pilihan. Ketiga hal tersebut bila
diperinci lebih lanjut nampak dalam penjelasan bagan berikut :

Isi Hukum Islam

Perintah Larangan Pilihan

Keras Biasa Keras Biasa Mubah

Wajib Sunah Haram Makruh


Seiring dinamika kehidupan masyarakat dewasa ini, muncul berbagai macam persoalan yang dihadapi manusia.
Berbagai permasalahan tersebut harus dikelolah dengan baik untuk dicarikan solusinya dengan tetap berpatokan
pada ketentuan-ketentuan yang telah digariskan dalam al-Qur’an dan al-Hadis. Dari hal tersebut, hukum Islam dalam
kehidupan bermasyarakat memiliki fungsi yang dapat dijabarkan di bawah ini :
Fungsi Hukum Islam

Fungsi Ibadah Amar ma’ruf nahi Fungsi Zawazir Tanzin wa islah al-
munkar ummah

Fungsi Ibadah
merupakan Merupakan perintah Merupakan sanksi Fungsi ini untuk
kewajiban pokok dan larangan yang yang akan diterima memperlancar
yang harus harus dijalankan oleh manusia tatkala interaksi dalam
dilakukan oleh setiap manusia dalam melakukan tindakan kehidupan
setiap manusia rangka untuk mencapai yang melanggar masyarakat agar
sebagai bagian dari kemaslahatan hukum Islam, terwujud
perintah agama (kebaikan) dan seperti ketentuan masyarakat yang
menjauhi kemadlaratan qisas, diyat, dan harmonis, aman dan
(keburukuan) di dunia ta’zir sejahterah
dan akhirat
III. Kontribusi umat Islam dalam Perumusan Sistem Hukum Nasional

● Kontribusi umat Islam dalam perumusan dan penegakan hukum di Indonesa


nampak jelas setelah Indonesia merdeka. Walaupun demikian, bukan berarti
pada fase awal sebelum proklamasi kemerdekaan umat Islam tidak memiliki
kontribusi terhadap negara Indonesia.
● Banyak hal yang telah dilakukan oleh umat Islam di Indonesia termasuk
salah satunya adalah lahirnya proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945
juga merupakan hasil perjuangan umat Islam dengan beberapa komponen
bangsa yang lainnya
● Lahirnya pancasila dan UUD 1945
Dalam satu perspektif, Indonesia merupakan negara bukan berideologikan Islam, namun
kerangka acuan dalam mengembangkan aturan hukum dan perekonomian banyak mengacu pada nilai-
nilai Islam. Pancasila yang pada awal mulanya merupakan hasil perubahan dari piagam Jakarta dengan
menghilangkan tujuh kata pada sila pertama, kelahirannya juga tidak bisa dilepaskan dari kontribusi
umat Islam.
Kondisi demikian senada dengan pendapat Dawam Rahardjo mengutip perkataan
Kuntowijoyo, bahwa ekonomi Indonesia yang basis pengembangannya berdasarkan pancasila
merupakan obyektivasi dari sistem ekonomi Islam.
Argumentasi dasar ini dapat diidentifikasi melalui tujuan dan misi negara Indonesia yang
tercermin dalam pembukaan UUD 1945 dan lima sila pancasila. Dalam alinea tiga pembukaan UUD
1945 dirumuskan 4 tujuan pokok bangsa Indonesia. Tujuan tersebut pertama melindungi segenap bangsa
Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, kedua memajukan kesejahteraan umum, ketiga
mencerdaskan kehidupan bangsa, dan keempat ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.
● Lahirnya regulasi perundang-undangan berkaitan hukum Islam

Kontribusi umat Islam dalam perumusan dan penegakan hukum


dewasa ini semakin nampak jelas dengan ditandai lahirnya beberapa peraturan
perundang-undangan yang berkaitan langsung dengan Hukum Islam.
Beberapa regulasi perundangan tersebut dapat di simak dalam rumusan
berikut ini :
Peraturan perundang-undangan

-UU No. 1 UU nomor 3 th UU nomor 3 -UU No 8 th Uu no 41 th


Tahun 1974 2006 dan dan th 2011 2019 tentang 2004 tentang
perkawinan UU no 50 th tentang zakat, ibadah haji wakaf, UU
2019 tentang Dulunya UU nomor 33 th
(Sekarang dan umroh
peradilan 2014 tentang
UU No 16 No. 38 Tahun -UU no 19 th
agama) dulunya
Tahun 2016) UU No. 7 Tahun 1999 tentang 2008 ttg jaminan
-KHI 1989 pengelolaan surat produk halal
(kompolasi zakat berharga
hukum syariah
islam)/inpres
no 1 th 1991
THANK
YOU!

Anda mungkin juga menyukai