أسلوب الحكيم
وإما حبمل، إما برتك سؤاله واإلجابة عن سؤال مل يسأله،هو تلقي املخاطب بغري ما يرتقبه
أو يقصد، إشارة إىل أنه كان ينبغي له أن يسأل هذا السؤال،كالمه على غري ما كان يقصد
هذا املعىن
Ini adalah menerima lawan bicara dengan cara yang berbeda dari apa yang
dia harapkan, baik dengan mengabaikan pertanyaannya dan menjawab per-
tanyaan yang tidak dia tanyakan, atau dengan menafsirkan kata-katanya
dengan cara yang berbeda dari apa yang dia maksudkan, yang menunjukkan
bahwa dia seharusnya menanyakan pertanyaan ini, atau bermaksud
demikian.
َْس َأُلوَنَك َع ِن: مثل، الحاالت التي ال يتمكن فيها المخاطب من فهم إجابة السؤال بشكل صحيح.أ
اَأْلِهَّلِة ُقْل ِه َي َم َو اِقيُت ِللَّناِس َو اْلَح ِّج
mencakup beberapa kondisi-kondisi berikut ini:
a. Kondisi dimana mukhatab tidak akan sanggup memahami jawaban
dari pertanyaannya dengan benar.
Cth:
Artinya: “Mereka bertanya kepadamu tentang bulan sabit. Katakan-
lah: "Bulan sabit itu adalah tanda-tanda waktu bagi manusia dan
(bagi ibadah) haji.” (QS. Al- Baqarah: 189).
Yang ditanyakan adalah tentang bentuk bulan sabit di langit yang se-
tiap malamnya berubah-ubah dimana untuk memahami jawabannya
harus menguasai ilmu pengetahuan yang pada waktu itu belum
berkembang. Oleh karena itu, jawabannya dialihkan pada manfaat
bulan sabit sebagai penunjuk waktu.
إني أنعم بالعفية: كم سنك؟ فقال: قيل لشيخ هرم: مثل، الحاالت عند طرح األسئلة الحساسة.ب.
b. Kondisi ketika ditanyai pertanyaan yang bersifat sensitif.
: مثل، يجيب السائل على الفور بإجابة أكثر أهمية، عندما ُيطرح سؤال أقل أهمية بالنسبة للسائل.ج
َيْس َأُلوَنَك َم اَذ ا ُيْنِفُقوَن ُقْل َم ا َأْنَفْقُتْم ِم ْن َخْيٍر َفِلْلَو اِلَد ْيِن َو اَأْلْقَر ِبيَن َو اْلَيَتاَم ى َو اْلَم َس اِكيِن َو اْبِن الَّسِبيِل
c. Ketika ditanyai pertanyaan yang kurang penting bagi penanya, lalu mu-
takalim menjawab dengan jawaban yang lebih penting untuk ditanyakan.
Cth:
Artinya: “Mereka bertanya tentang apa yang mereka nafkahkan. Jawablah:
"Apa saja harta yang kamu nafkahkan hendaklah diberikan kepada ibu-ba-
pak, kaum kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan orang-orang
yang sedang dalam perjalanan." (QS. Al-Baqarah: 215).
Yang ditanyakan adalah macam harta yang bagus untuk dinafkahkan. Tetapi
jawabannya tentang siapa saja yang perlu diberi nafkah. Ini isyarat bahwa
Allah swt ingin agar kita lebih mementingkan atau lebih berfokus pada pem-
berian nafkah daripada bentuk/macam harta yang dinafkahkan.
كما رأينا من قصتي ابن، والقدرة على الهروب من أسئلة المخاطبة، إلظهار القدرة على المناقشة.ه
قباطصري والحجاج.
Untuk memperlihatkan kemampuan dalam berdebat, dan kemampuan untuk
lolos dari pertanyaan mukhathab, sebagaimana yang telah kita lihat dari
kisahnya ibnu qoba'tsari dan Al hajaj.
Contohnya:
Kisah ibnu qoba'tsari yang diancam al hajaj bin yusuf ats tsaqofi.
Ketika musim panen ibnu qoba'tsari sedang duduk-duduk di perkebunan
anggur hijau. Dalam majlis tersebut mereka membicarakan kejelekan al ha-
jaj, sampai-sampai ibnu qoba'sari berkata:
ِ الَّلُهم َسِّو ْد َو ْج َهُه واْقَطْع ُعُنَقُه واْس ِقِنْي ِم ْن َد ِم ه
"Ya Allah hitamkanlah wajahnya, penggal-lah kepalanya dan beri aku
minum dari darah nya"
Kemudian sampailah perkataan ibnu qoba'tsari tersebut kepada al hajjaj, lalu
al hajaj langsung mendatangi ibnu qoba'tsari dan menanyainya "apakah be-
nar kamu yang mengatakan demikian?", "benar" jawab ibnu qoba'tsari lan-
tang, "tapi aku tidak memaksudkan engkau melainkan anggur hijau dan
maksud dari " "سود وجههadalah matangnya anggur hijau, dan " "واقطع عنقهse-
bagai pelepah tangkai buah anggur, " "واسقني من دمهsebagai khamr hasil
perasan anggur hijau.
Mendengar jawaban dari ibnu qoba'tsari al hajaj pun marah dan berkata: