Anda di halaman 1dari 4

Kelompok 8

Fajar Ajam Firdaus (11210210000073)

Rafika Hasuna ( 11210210000096)

Azra Zulaikha Redho ( 11210210000088)

‫أسلوب الحكيم‬

‫ وإما حبمل‬،‫ إما برتك سؤاله واإلجابة عن سؤال مل يسأله‬،‫هو تلقي املخاطب بغري ما يرتقبه‬
‫ أو يقصد‬،‫ إشارة إىل أنه كان ينبغي له أن يسأل هذا السؤال‬،‫كالمه على غري ما كان يقصد‬
‫هذا املعىن‬
Ini adalah menerima lawan bicara dengan cara yang berbeda dari apa yang
dia harapkan, baik dengan mengabaikan pertanyaannya dan menjawab per-
tanyaan yang tidak dia tanyakan, atau dengan menafsirkan kata-katanya
dengan cara yang berbeda dari apa yang dia maksudkan, yang menunjukkan
bahwa dia seharusnya menanyakan pertanyaan ini, atau bermaksud
demikian.

Dalam ilmu balaghah sendiri uslubul hakim adalah memberikan pem-


bicaraan kepada mukhathab (orang kedua/lawan bicara) tentang pem-
bicaraan yang tidak diinginkan, dengan mengalihkan pembicaraan kepada
masalah yang tidak dimaksud.

‫شروط أو ظروف معينة يف استخدام أصول احلكيم‬


Kondisi atau Keadaan Tertentu dalam Penggunaan Uslub al hakim
:‫يتضمن القسم األول الشروط التالية‬

‫ َْس َأُلوَنَك َع ِن‬:‫ مثل‬،‫ الحاالت التي ال يتمكن فيها المخاطب من فهم إجابة السؤال بشكل صحيح‬.‫أ‬
‫اَأْلِهَّلِة ُقْل ِه َي َم َو اِقيُت ِللَّناِس َو اْلَح ِّج‬
mencakup beberapa kondisi-kondisi berikut ini:
a. Kondisi dimana mukhatab tidak akan sanggup memahami jawaban
dari pertanyaannya dengan benar.
Cth:
Artinya: “Mereka bertanya kepadamu tentang bulan sabit. Katakan-
lah: "Bulan sabit itu adalah tanda-tanda waktu bagi manusia dan
(bagi ibadah) haji.” (QS. Al- Baqarah: 189).

Yang ditanyakan adalah tentang bentuk bulan sabit di langit yang se-
tiap malamnya berubah-ubah dimana untuk memahami jawabannya
harus menguasai ilmu pengetahuan yang pada waktu itu belum
berkembang. Oleh karena itu, jawabannya dialihkan pada manfaat
bulan sabit sebagai penunjuk waktu.

‫ إني أنعم بالعفية‬:‫ كم سنك؟ فقال‬:‫ قيل لشيخ هرم‬:‫ مثل‬،‫ الحاالت عند طرح األسئلة الحساسة‬.‫ب‬.
b. Kondisi ketika ditanyai pertanyaan yang bersifat sensitif.

Cth: Artinya: “Seorang kakek tua ditanya, “Berapa usiamu?” Lalu ia


menjawab, “Aku merasa senang bisa sehat.”
Pada contoh di atas, si penanya bertanya kepada kakek itu tentang usianya
dan kakek tua itu memberikan jawaban dengan hal yang tidak diharapkan
oleh si penanya, malahan ia memberikan jawaban lain yang berhubungan
dengan kesehatannya. Seolah-olah kakek itu mengingatkan bahwa masalah
yang terpenting baginya bukan jumlah usia, tetapi kesehatan yang dapat
membuatnya bahagia.

:‫ مثل‬،‫ يجيب السائل على الفور بإجابة أكثر أهمية‬،‫ عندما ُيطرح سؤال أقل أهمية بالنسبة للسائل‬.‫ج‬
‫َيْس َأُلوَنَك َم اَذ ا ُيْنِفُقوَن ُقْل َم ا َأْنَفْقُتْم ِم ْن َخْيٍر َفِلْلَو اِلَد ْيِن َو اَأْلْقَر ِبيَن َو اْلَيَتاَم ى َو اْلَم َس اِكيِن َو اْبِن الَّسِبيِل‬
c. Ketika ditanyai pertanyaan yang kurang penting bagi penanya, lalu mu-
takalim menjawab dengan jawaban yang lebih penting untuk ditanyakan.
Cth:
Artinya: “Mereka bertanya tentang apa yang mereka nafkahkan. Jawablah:
"Apa saja harta yang kamu nafkahkan hendaklah diberikan kepada ibu-ba-
pak, kaum kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan orang-orang
yang sedang dalam perjalanan." (QS. Al-Baqarah: 215).
Yang ditanyakan adalah macam harta yang bagus untuk dinafkahkan. Tetapi
jawabannya tentang siapa saja yang perlu diberi nafkah. Ini isyarat bahwa
Allah swt ingin agar kita lebih mementingkan atau lebih berfokus pada pem-
berian nafkah daripada bentuk/macam harta yang dinafkahkan.

،‫ الحاالت االحترام المخاطب لمكانته الرفيعة‬.‫د‬


d. Kondisi penghormatan terhadap mukhatab karena tinggi kedudukannya.
Cth: Penghormatan sayyidina al-Abbas kepada Nabi Muhammad SAW,
ketika ditanya:
‫ هو أكبر مني لكني أسن منه‬: ‫أأنت أكبر أم رسول هللا؟ فقال‬
Sayyidina abbas menggiring (mengalihkan) pertanyaan tentang usia kepada
pertanyaan tentang kedudukan.

‫ كما رأينا من قصتي ابن‬،‫ والقدرة على الهروب من أسئلة المخاطبة‬،‫ إلظهار القدرة على المناقشة‬.‫ه‬
‫قباطصري والحجاج‬.
Untuk memperlihatkan kemampuan dalam berdebat, dan kemampuan untuk
lolos dari pertanyaan mukhathab, sebagaimana yang telah kita lihat dari
kisahnya ibnu qoba'tsari dan Al hajaj.
Contohnya:
Kisah ibnu qoba'tsari yang diancam al hajaj bin yusuf ats tsaqofi.
Ketika musim panen ibnu qoba'tsari sedang duduk-duduk di perkebunan
anggur hijau. Dalam majlis tersebut mereka membicarakan kejelekan al ha-
jaj, sampai-sampai ibnu qoba'sari berkata:
‫ِ الَّلُهم َسِّو ْد َو ْج َهُه واْقَطْع ُعُنَقُه واْس ِقِنْي ِم ْن َد ِم ه‬
"Ya Allah hitamkanlah wajahnya, penggal-lah kepalanya dan beri aku
minum dari darah nya"
Kemudian sampailah perkataan ibnu qoba'tsari tersebut kepada al hajjaj, lalu
al hajaj langsung mendatangi ibnu qoba'tsari dan menanyainya "apakah be-
nar kamu yang mengatakan demikian?", "benar" jawab ibnu qoba'tsari lan-
tang, "tapi aku tidak memaksudkan engkau melainkan anggur hijau dan
maksud dari "‫ "سود وجهه‬adalah matangnya anggur hijau, dan "‫ "واقطع عنقه‬se-
bagai pelepah tangkai buah anggur, "‫ "واسقني من دمه‬sebagai khamr hasil
perasan anggur hijau.
Mendengar jawaban dari ibnu qoba'tsari al hajaj pun marah dan berkata:

‫َس َأْح ِم َلَّنَك َع َلى اَألْد َهِم‬


"Akan kubawa kau dengan adham (belenggu pengikat dari besi)"
Lalu ibnu qoba'tsari menjawab:

‫ِم ْثَل اَألِم ْيِر ُيْح َم ُل َع َلى اَألْد َهِم‬


"seperti raja dibawa oleh adham (kuda bagus yang berwarna hitam)"
Murka al hajaj semakin menjadi jadi:
‫َو ْيَلَك ِإَّنُه َلَحِد ْيٌد‬

"Celakalah engkau adham tersebut (belenggu) terbuat dari besi"


Dijawab dengan tenang oleh ibnu qoba'tsari:
‫َأْن َيُك ون َحِد ْيًدا َخْيٌر ِم ْن َأْن َيُك ْو َن َبِلْيًدا‬
“Adham tersebut (kuda) yang hadiidan (kuat dan gesit) lebih baik dari kuda
yang bodoh dan lemah".
Hingga akhirnya al hajaj terpukau dengan gaya bicara ibnu qoba'tsari dan
kefasihan nya, lalu memaafkannya bahkan berbuat baik terhadapnya.
Dalam kisah diatas kita dapat menyimpulkan bahwa ibnu qoba'tsari membe-
lokkan makna kata-kata alhajaj yang mana maksudnya adalah ancaman
berupa siksaan kepada makna penghormatan kepadanya, karna orang seper-
tinya hanya pantas di hormati dan dilayani bukan untuk untuk diancam.

Anda mungkin juga menyukai