Anda di halaman 1dari 4

UTS Tafsir Dakwah MHU-A3

2001056020

Q.S Al-Baqarah: 269

۟ ُ‫َّل أ ُ ۟ول‬
‫وا أٱْل َ أل َٰ َبب‬ ُ
ٓ َّ ‫يرا ۗ َو َما َيذَّ َّك ُر إ‬ َ ‫شا ٓ ُء ۚ َو َمن يُؤأ تَ أٱلح أك َمةَ فَقَ أد أوت‬
ً ‫ى َخي ًأرا َكث‬ َ ‫يُؤأ تى أٱلح أك َمةَ َمن َي‬

269. Dia memberikan hikmah kepada siapa yang Dia kehendaki. Barangsiapa diberi hikmah,
sesungguhnya dia telah diberi kebaikan yang banyak. Dan tidak ada yang dapat mengambil
pelajaran kecuali orang-orang yang mempunyai akal sehat.

Tafsir Q.S Al-Baqarah: 269


Dalam Tafsir Al-Mishbah dikatakan bahwa “Hikmah” diambil dari kata (‫ )حكم‬hakama,
yang pada mulanya berarti menghalangi. Dari akar kata yang sama dibentuklah kata yang
bermakna kendali, yakni sesuatu yang fungsinya mengantar kepada yang baik dan
menghindarkan dari yang buruk. Untuk mencapai maksud tersebut diperlukan pengetahuan dan
kemampuan menerapkannya.
Dari sini hikmah dipahami dalam arti pengetahuan tentang baik dan buruk, serta kemampuan
menerapkan yang baik dan menghindar dari yang buruk. Tentu saja siapa yang dianugerahi al-
Hikmah itu, maka ia benar-benar telah diberi anugerah yang banyak. Sayang, tidak semua
menggunakan potensinya mengasah dan mengsuh jiwanya, sehingga tidak semua yang diberi
anugerah itu, bahkan tidak semua mau menggunakan akalnya untuk memahami pelajaran
tentang hakikat ini, hanya Ulu al-Albab yang dapat mengambil pelajaran.
۟ ُ‫ )أ ُ ۟ول‬Ulu al-Albab terdiri dari dua kata (‫وا‬
Kata (‫وا أٱْل َ أل َٰبَب‬ ۟ ُ‫ )أ ُ ۟ول‬ulu yang berarti pemilik atau
penyandang, sedangkan (‫)ٱْل َ أل َٰ َبب‬ ‫ أ‬albåb adalah bentuk jamak dari (‫ )لب‬lubb, yaitu saripati sesuatu.
Kacang misalnya, memiliki kulit yang menutupi isinya. Isi kacang dinamai lubb. Ulwal-Albab
adalah orang-orang yang memiliki akal murni, yang tidak diselubungi oleh "kulit", yakni kabut
ide, yang dapat melahirkan kerancuan dalam berpikir. Yang memahami petunjuk-petunjuk
Allah, merenungkan ketetapan-ketetapan-Nya, serta melaksanakannya, itulah yang telah
mendapat hikmah, sedangkan yang menolaknya pasti ada kerancuan dalam cara berpikirnya,
dan dia belum sampai pada tingkat memahami sesuatu. la baru sampai pada kulit masalah.
Memang fenomena alam mungkin dapat ditangkap oleh yang berakal, tetapi fenomena dan
hakikatnya tidak terjangkau kecuali oleh yang memiliki saripati akal. 1

1
M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah: pesan, kesan dan keserasian Al-Qur’an (Jakarta: Lentera Hati, 2002),
hal. 581.
َ ‫“ يُؤأ تى أٱلح أك َم َة َمن َي‬Allah menganugerahkan al-Hikmah
Dalam Tafsir Ibnu Katsir, ‫شا ٓ ُء‬
(pemahaman yang dalam tentang al-Qur'an dan as-Sunnah) kepada siapa yang Dia kehendaki."
Ali bin Abi Thalhah menceritakan dari Ibnu Abbas: "Yaitu pengetahuan mengenai al-Qur'an,
yang meliputi ayat-ayat nasikh dan mansukh, muhkam dan mutasyabih, yang didahulukan dan
yang diakhirkan, halal dan haram, dan semisalnya." Kata Hikmah mempunyai beberapa versi
makna menurut beberapa Ulama, diantaranya:
- Ibnu Abi Najih menceritakan dari Mujahid: "Yang dimaksud dengan hikmah di sini adalah
tepat dalam ucapan"
- Abu Aliyah mengatakan: "Hikmah berarti rasa takut kepada Allah, karena sesungguhnya rasa
takut kepada Allah merupakan pokok dari setiap hikmah”
- Ibrahim an-Nakha'i mengemukakan: "Hikmah berarti pemahaman"
- Ibnu Wahab menceritakan dari Malik, Zaid bin Aslam mengatakan: "Hikmah berarti akal,"
- Imam Malik mengatakan: "Sesungguhnya terbetik di hatiku bahwa hikmah itu adalah
pemahaman tentang agama Allah dan sesuatu yang dimasukkan Allah ke dalam hati yang
berasal dari rahmat dan karunia-Nya. Yang dapat memperjelas hal itu adalah bahwa anda
mungkin mendapatkan seseorang yang ahli dalam urusan dunianya, jika ia berbicara
tentangnya. Dan anda mendapatkan orang lain yang lemah dalam urusan dunianya tetapi ia
sangat ahli dan luas pandangannya dalam bidang agama, ini merupakan karunia yang diberikan
kepadanya dan dihalangi dari orang yang pertama. Jadi, hikmah berarti pemahaman dalam
agama Allah Ta'ala."2

َ ‫يُؤأ تى أٱلح أك َمةَ َمن َي‬


Dalam Tafsir Al-Qurthubi dijelaskan, pertama: Firman Allah SWT, ‫شا ٓ ُء‬
“Allah memberikan hikmah kepada siapa yang dikehendaki-Nya." Yakni memberikan hikmah
tersebut kepada hamba-hamba yang dikehendaki-Nya. Para ulama juga berbeda pendapat
mengenai hikmah pada ayat ini, diantaranya:
- As-Suddi berpendapat bahwa maksud dari hikmah disini adalah kenabian.
- Ibnu Abbas berpendapat bahwa maksud dari hikmah tersebut adalah pengetahuan tentang Al
Qur'an, mengenai semua yang ada di dalamnya, mengenai fikihnya, nasikh dan mansukh-nya,
ayat-ayat muhakamah-nya, ayat-ayat mutasyabihnya, ayat-ayat gharibnya, yang dikedepankan
atau diakhirkan, dan lain sebagainya.
- Qatadah dan Mujahid berpendapat: hikmah disini maksudnya adalah ilmu fikih yang ada
didalam Al Qur'an.
- Ibnu Zaid berpendapat, makna hikmah adalah: ketajaman pikiran dalam masalah agama.
Sedangkan Malik bin Anas berpendapat: hikmah adalah pengetahuan tentang agama Allah, lalu
memperdalamnya, serta mempraktekkan ajarannya.

2
M. Abdul Ghoffar dkk, Terjemah Tafsir Ibnu Katsir Jilid 1 (Bogor : Pustaka Imam Asy-Syafi’I 2004), hal.
537.
- Sebuah riwayat dari imam Malik yang disampaikan oleh Ibnu Al Qasim mengatakan: hikmah
adalah perenungan pada perintah Allah dan mempraktekkannya. Kemudian ia juga
mengatakan: hikmah adalah taat kepada Allah SWT, memperdalam pengetahuan agama, dan
mengamalkannya.
- Rabi' bin Anas berpendapat: hikmah adalah ketakwaan.
- Ibrahim An-Nakha'i dan Zaid bin Aslam berpendapat: hikmah adalah pemahaman mengenai
Al Qur'an.
- Hasan mengatakan bahwa hikmah itu adalah wara' (keshalihan).
- Abu Muhammad Ad-Darimi dalam kitab musnadnya menyebutkan diriwayatkan dari
Marwan bin Muhammad, dari Rifdah Al Ghassani, dari Tsabit bin Ajlan Al Anshari, ia
mengatakan: Pernah pada suatu saat disebutkan: "Sesungguhnya jika Allah menghendaki suatu
adzab atas penduduk bumi, lalu mendengar seseorang mengajarkan hikmah kepada anak anak
kecil, maka adzab itu akan dihapuskan dari mereka." Marwan mengatakan: yang dimaksud
dengan hikmah ini adalah Al Qur'an.
Sedangkan Imam Al Qurthubi mengatakan: Semua pendapat ini, selain pendapat dari
‫ أ‬adalah
As-Suddi, Rabi', dan Hasan, hampir serupa satu sama lain, karena kata hikmah (َ‫)ٱلح أك َمة‬
bentuk mashdar dari (‫ )اَّلحكام‬yang maknanya adalah mengikat perkataan atau perbuatan. Oleh
karena itu pendapat-pendapat yang disebutkan diatas termasuk bagian dari jenis hikmah, Al
Qur'an adalah hikmah, sunah Rasul SAW adalah hikmah, dan semua yang disebutkan
mengenai fadhilah adalah hikmah.

۟ ُ‫يرا ۗ َو َما يَذَّ َّك ُر إ ََّّلٓ أ ُ ۟ول‬


Kedua: Firman Allah SWT ‫وا أٱْل َ أل َٰبَب‬ ُ
َ ‫“ َو َمن يُؤأ تَ أٱلح أك َمةَ فَقَ أد أوت‬Dan
ً ‫ى َخي ًأرا كَث‬
barangsiapa yang diberi hikmah, sungguh telah diberi kebajikan yang banyak. Dan tak ada
yang dapat mengambil pelajaran kecuali orang-orang yang berakal." Pada ayat ini kata hikmah
terus di ulang tanpa diidhmarkan, agar diperhatikan dengan seksama, dan sebagai peringatan
atas ketinggian dan fadhilah yang dimilikinya. Dikatakan: siapa saja yang diberikan hikmah
dan ilmu tentang Al Qur'an maka ia telah diberikan pemberian yang terbaik dari segala macam
ilmu Kitab sebelumnya, dari lembaran apa saja yang diturunkan kepada para Nabi sebelum
Nabi terakhir, dan ilmu apapun yang ada di muka bumi ini. Karena Allah SWT mengatakan
kepada mereka yang memiliki ilmu ‫“ وما أوتيتم من العلم إَّل قليال‬Dan tidaklah kamu diberi
pengetahuan melainkan sedikit." (Qs. Al Israa [17]: 85). Namun pada ayat ini Allah SWT
menyebut mereka yang memiliki ilmu Al Qur'an dengan: ‫“ فقد أوتي خيرا كثيرا‬Sungguh telah
diberi kebajikan yang banyak." Karena, ilmu ini adalah kumpulan dari semua ilmu.
Para ahli hikmah pun mengatakan: Barangsiapa yang diberikan ilmu Al Qur'an maka ia
pasti telah mengenal dirinya sendiri, dan tidak semestinya ia merasa rendah diri kepada
penduduk dunia manapun karena merasa kalah dengan keduniaan mereka, sebab yang
diberikan kepada mereka adalah hal yang terbaik yang diberikan kepada penduduk bumi.
Karena, Allah SWT menyebut dunia ini sebagai kesenangan yang sedikit dan sebentar,
"Katakanlah: "Kesenangan di dunia ini hanyalah sedikit saja." (QS. An-Nisa [4]: 77).
Sedangkan Allah SWT menyebut ilmu Al Qur'an dengan: ‫اكثيرا‬
ً ‫خير‬
ً "Kebajikan yang banyak.
Kata َ‫ يُؤأ ت‬yang dibaca oleh jumhur ulama berbentuk bina fi'il lil maf'ul (naibul
fa'il/bentuk pasif), namun Az-Zuhri dan Ya'qub membaca ‫ يُؤأ ت‬dengan menggunakan harakat
kasrah pada huruf ta', yang maknanya adalah barangsiapa yang diberikan hikmah oleh Allah.
Dengan begitu maka fa'il (subjek) nya adalah asma Allah SWT. Sedangkan kata ‫ من‬adalah
maf'ul (objek) pertama yang dikedepankan, dan kata َ‫ الحكمة‬adalah maf'ul keduanya.
Untuk kata ‫ اَّللباب‬berbentuk jamak, adapun bentuk tunggalnya adalah ‫ لب‬yang
maknanya adalah orang yang berakal.3

Kesimpulan:
Allah memberikan hikmah kepada siapa yang Dia kehendaki. Hikmah mempunyai
banyak versi makna, diantaranya: ilmu-ilmu dalam Al-Quran dan As-sunnah, baik dan buruk,
pemahaman ilmu agama dan praktiknya, ketakwaan, keshalihan, dan lain-lain. Intinya hikmah
adalah sesuatu yang dapat menjauhkan diri dari kebodohan. Oleh sebab itulah ilmu biasanya
disebut dengan hikmah, karena ilmu telah menjauhkan seseorang dari kebodohan, dan dengan
ilmu itu juga seseorang dapat mengetahui mana yang baik dan mana yang batil. Begitu juga
dengan orang yang diberi hikmah oleh Allah, dia telah diberi kebaikan yang banyak baik di
dunia maupun di akhirat dan telah diberikan pemberian yang terbaik dari segala macam ilmu
atau kitab sebelumnya, dari lembaran apa saja yang diturunkan kepada para Nabi sebelum Nabi
terakhir, dan ilmu apapun yang ada di muka bumi ini. Tidak ada yang dapat mengambil
pelajaran dan hikmah kecuali orang-orang yang mempunyai akal sehat. Akal yang sehat dan
cerdas merupakan suatu alat untuk memperoleh ilmu, yang dapat mengenal sesuatu
berdasarkan dalil-dalil dan dapat mengetahui sesuatu menurut hakikat yang sebenarnya. Ini
mengapa Allah hanya memberikan hikmah kepada orang-orang tertentu diantara hamba-Nya
yang di kehendaki-Nya.

Referensi:
Tafsir Al-Mishbah Jilid 1
Tafsir Ibnu Katsir Jilid 1
Tafsir Al-Qurthubi Jilid 3
Tafsir Kemenag

3
Imam Al-Qurthubi, Tafsir Al-Qurthubi 3, hal. 725-728.

Anda mungkin juga menyukai