TAFSIR
YENY SASWITA
NIM : 20162550002
I. PENDAHULUAN
Al-Quran yang merupakan bukti kebenaran Nabi Muhammad SAW,
sekaligus petunjuk untuk umat manusia kapan dan di mana pun, memiliki berbagai
macam keistemewaan.
Keistimewaan tersebut, antara lain, susunan bahasanya yang indah, dan pada saat
yang sama mengandung
makna-makna yang dapat dipahami oleh siapa pun yang memahami bahasanya,
walaupun tentunya tingkat
pemahaman mereka akan berbeda-beda akibat berbagai faktor.
Redaksi ayat-ayat Al-Quran, sebagaimana setiap redaksi yang diucapkan atau
ditulis, tidak dapat dijangkau
maksudnya secara pasti, kecuali oleh pemilik redaksi tersebut. Hal inilah yang
kemudian menimbulkan
keanekaragaman penafsiran.
2.Rumusan Masalah
3. Apa saja metode yang di gunakan
dalam penafsiran ?
4. Bagaimana
mengguakan
metode
3.Tujuan
4. Memahami
cara
atau
metode
penafsiran.
5. Dapat mengetahui maksud dari ayat
yang di tafsirkan.
PEMBAHASAN
Pengertian Metodologi Tafsir
Pengertian Metodologi :
Istilah metodologi tafsir terdiri atas dua terms, yaitu metodologi dan tafsir.
Kata metode berasal dari bahasa Yunani yaitu methodohos yang berarti cara atau jalan.
Dalam bahasa inggris disebut method, sedang bangsa Arab menerjemahkannya dengan thariqat dan manhaj.
Sedangkan kata logosberarti ilmu pengetahuan.
Sehingga pembentukan dari kata-kata tersebut berarti ilmu tentang tata cara yang dipakai untuk
Membandingkan teks ayat-ayat Al-quran yang memiliki persamaan atau kemiripan dalam dua kasus atau lebih.
b)
Membandingkan ayat Al-Quran dengan Al-Hadits yang pada lahirnya bersifat bertentangan.
c)
Dalam metode ini khususnya yang membandingkan antara ayat dengan ayat, dan ayat dengan hadits
biasanya mufasirnya menjelaskan hal-hal yang berkaitan dengan perbedaan kandungan yang dimaksut oleh masing-masing ayat
atau perbedaan masalah itu sendiri .
PENUTUP
1. A.
Simpulan
1. Secara garis besarnya ada empat cara (metode) penafsiran al-Quran yang dipakai sejak dahulu
sampai
sekarang,
2. Saran
1. Al-Quran dan As-Sunnah merupakan sumber rujukan hukum dalam islam, yang mana
dari keduanya pasti ada yang membuat bingung dalam memahami apa maksud dari
sebagian ayat tersebut, oleh karena itu ilmu tafsir berguna untuk mengetahui apa yang
tersirat dalam ayat, maka kita harus memahami dengan benar ilmu tafsir tersebut
sebelum menafsirkan ayat-ayat, sehingga terhindar dari menafsirkan ayat yang asalasalan.
2. Apa dan bagaimanapun bentuk suatu metodologi, ia tetap merupakan hasil ijtihad,
yakni hasil olah pikir manusia. Manusia, meskipun dikaruniai kepintaran tetap
mempunyai kelemahan dan keterbatasan, yang tidak bisa mereka hindarkan seperti
sifat lupa, lalai, dan sebagainya.
Alhamdulillah...
Matur nuwun...
Wassalamualaykum
warohmatullohi
wabarakatuh...