Anda di halaman 1dari 5

TUGAS KELOMPOK B.3.

2
I. ANGGOTA KELOMPOK :
1. MOHAMAD FITRIYANTO, S.STP,MM
2. HERYANA, SE
3. YAMES MARTHEN KORNELIS THERIK,SH
4. MAHENDRA GUSTIAN, S.HUT
5. NURUL IWAN SETIAWAN,S.SOS,M,SI

II. LOKUS
DINAS PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN DESA KABUPATEN ROTE NDAO

III. DESKRIPSIKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PMD KABUPATEN ROTE
NDAO
3.1 Tugas, Fungsi
Berdasarkan Peraturan Bupati Rote Ndao Nomor 03 Tahun 2016 tentang
Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kabupaten Rote Ndao.
Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa yang dipimpin seorang kepala
dinas mempunyai tugas pokok membantu bupati melaksanakan urusan
pemerintahan di Bidang Pemberdayaan Masyarakat dan Desa yang menjadi
kewenangan serta tugas pembantuan yang diberikan kepada daerah.

Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana diatas , Dinas


Pemberdayaan masyarakat dan desa menyelenggarakan fungsi :
a. Perumusan kebijakan teknis di bidang pemberdayaan masyarakat dan
pemerintah desa

b. Pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintah daerah dibidang


Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintah desa

c. Melakukan pembinaan dalam pelaksanaan tugas dibidang Pemberdayaan


Masyarakat dan Pemerintah Desa

d. Pelaksanaan fungsi lainnya yang diberikan oleh Bupati


IV. DIAGNOSA ORGANISASI
DANA DESA DAN ISU STRATEGISNYA

Dengan tantangan yang kompleks namun sumber daya yang terbatas,


Pemerintah perlu menetapkan suatu strategi pembangunan yang dinamis dan
komprehensif. Tantangan yang ada bukan menjadi alasan untuk tidak memberi
pelayanan prima kepada masyarakat. Ada tiga strategi utama untuk mengakselerasi
dan optimalisasi kinerja perangkat daerah terutama di daerah 3T seperti Kabupaten
Rote Ndao terutama dalam hal memanfaatkan dana desa untuk pengentasan
kemiskinan. Pertama adalah pengembangan kewirausahaan. Hal ini untuk mendorong
masyarakat meningkatkan pendapatannya dan mengurangi ketergantungan
masyarakat terhadap bantuan social. Kedua adalah upaya digitalisasi pelayanan public
serta internal business proses. Hal ini untuk mensiasati kesulitan geografis karena
wilayah kepulauan sehingga memudahkan akses pelayanan, serta mendorong
transparansi dan akuntabilitas. Ketiga adalah organisasi pembelajaran, di mana
mendorong masyarakat dan stakeholder untuk meningkatkan kapasitasnya melalui
media – media pembelajaran yang tersedia untuk mengurangi gap ketertinggalannya
serta dapat menyesuaikan secara cepat dan tepat terhadap perubahan – perubahan
terutama perubahan regulasi.
Terhadap tiga strategi utama tersebut dan dihubungkan dengan kewenangan
Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa terkait pengelolaan dan pemanfaatan dan
desa, maka terdapat isu – isu strategis yang perlu diidentifikasi lebih lanjut terutama
terhadap area atau kelompok yang paling rentan terhadap kemiskinan, lalu
menetapkan prioritas intervensi, sehingga sumber daya dan usaha dapat diarahkan
pada aspek yang paling krusial. Perumusan strategi yang spesifik dan sesuai dengan
kondisi local, dapat membantu meningkatkan pemahaman yang baik tentang masalah
yang ada sehingga dapat dirancang pendekatan yang lebih terukur dan efektif.
Untuk Kabupaten Rote Ndao, terdapat paling tidak lima isu strategis terkait
pengelolaan dana desa dan pengentasan kemiskinan, terutama terkait kewirausahaan,
digitalisasi dan organisasi pembelajaran. Isu – isu strategis itu dapat dijabarkan
sebagai berikut:
1) Keterbatasan Teknologi dan Infrastrukture: Beberapa daerah pedesaan memiliki
keterbatasan dalam akses terhadap teknologi dan infrastructure digital, seperti
koneksi internet dan perangkat yang diperlukan;
2) Belum optimalnya BUMDES karena lemahnya system perekrutan pengurus
BUMDES, penetapan jenis usaha dan akses pasar. Badan Usaha Milik Desa
(BUMDES) adalah entitas bisnis yang dimiliki dan dioperasikan oleh masyarakat
desa dengan tujuan untuk meningkatkan perekonomian local dan kesejahteraan
penduduk desa. Lemahnya system perekrutan pengurus Bumdes dapat
meyebabkan berbagai masalah dan hambatan, yang menyebabkan penyertaan
modal dari Dana Desa tidak berkembang. Jika pengurus Bumdes tidak dipilih
berdasarkan kriteria kreatifitas dan inovasi, dapat menghambat kemampuan
Bumdes untuk mengembangkan ide – ide baru dan solusi inovatif, termasuk jenis
usaha dan akses pasar.
3) Kurangnya literasi digital: beberapa perangkat desa dan masyarakat desa belum
terbiasa dengan teknologi digital. Hasi – hasil pertanian, perikanan maupun
perkebunan dan atau hasil usaha local lainnya masih dipasarkan secara tradisional
dan belum memanfaatkan market place secara online. Hal ini terkadang
menyebabkan para petani atau nelayan menjual dengan harga rendah produknya
mengikuti para pengepulnya, dan tidak jarang jatuh dalam system ijon;
4) Rendahnya Pendapatan Asli Desa dan system kontrolnya: hal ini menjadi
hambatan serius dalam upaya mendukung pembangunan di wilayah pedesaan.
Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi rendahnya PADes adalah sistem
kontrol yang tidak efektif. Memanfaatkan teknologi seperti perangkat lunak
akuntansi atau sistem informasi keuangan dapat membantu memantau
pendapatan dan pengeluaran dengan lebih efisien;
5) Belum diterapkannya Siskeudes Online: Siskeudes Online dapat mengurangi
kerumitan administrasi manual dengan mengotomatisasi berbagai proses seperti
pencatatan pendapatan, pembayaran, dan pelaporan keuangan. Proses manual
yang biasanya memerlukan banyak waktu dan sumber daya dapat dikurangi,
memungkinkan staf desa untuk fokus pada aktivitas lain yang lebih produktif

Isu-isu strategis di atas dianalisa lebih lanjut menggunakan metode ASTRID (Actual,
Specific, Transformation, Relevant, Innovative, Doable). Dengan metode ASTRID,
masing-masing isu strategis akan diuji dengan komponen ASTRID, di mana masing-
masing komponen mempunyai skor maksimal, yaitu: Aktual, Transformation,
Relevant, Innovative, memiliki skor maksimal 15, Spesifik nilai maksimal 10 dan
Doable atau Dapat dilaksanakan memiliki skor maksimal tertinggi yaitu 30.
Hasil pemberian skor akan dijumlahkan, dan hasil penjumlahan merupakan penentu
peringkat untuk isu strategis yang utama.
Hasil Analisa terhadap ke lima isu di atas dapat dilihat pada Tabel 1 di bawah ini:

Tabel 1. Analisa Isu strategis dengan Metode ASTRID


NO Isu Strategis Kriteria Isu strategis (ASTRID) Jumlah Ranking
A S T R I D
1 Keterbatasan 15 5 10 15 10 20 75 5
Teknologi dan
Infrastrukture
2 Belum optimalnya 15 10 15 15 15 30 100 1
BUMDES
3 Kurangnya literasi 15 7 10 15 10 20 77 4
digital
4 Rendahnya 15 10 10 15 15 30 95 2
Pendapatan Asli
Desa
5 Belum 15 10 10 15 10 20 80 3
diterapkannya
Siskeudes Online

Hasil Analisa dengan pendekatan ASTRID terlihat pada Tabel 4 di atas,


menunjukkan bahwa berdasarkan skor tertinggi, isu strategis yang perlu difokuskan
adalah Belum optimalnya BUMDES yang memperoleh skor 100. Oleh karena itu,
terhadap isu strategis ini, perlu direncanakan langkah – langkah strategis dan efektif,
serta mengarahkan sumber daya yang untuk mendukung mengurai isu strategis ini.
Penetapan isu strategis prioritas bukan berarti isu – isu yang lain menjadi tidak penting.
Isu – isu yang lain tetap menjadi agenda penting pembangunan, yang akan dikelola
ketika sumber daya memungkinkan.
KESIMPULAN
Tantangan dan kendala yang kompleks dalam isu pengentasan kemiskinan
membuat Analisa isu prioritas menjadi krusial. Analisa ini dimaksudkan untuk memberi
arah dan focus terhadap isu pembangunan yang dihadapi. Sehingga energid an
sumber daya yang ada dapat dimanfaatkan secara optimal, efektif dan efisien.
Dari lima isu lima isu strategis terkait pengelolaan dana desa dan pengentasan
kemiskinan, yang merupakan prioritas adalah belum optimalnya BUMDES karena
lemahnya system perekrutan pengurus BUMDES, penetapan jenis usaha dan akses
pasar yang terbatas.

V. JJJJ

Anda mungkin juga menyukai