Anda di halaman 1dari 12

Oleh Kelompok 10

Anggota Kelompok :
1. Qathrunnada Fajriyah 2114010156
2. Andre Aldi Saputra 2114010169
3. M. Rusydan Hamdi 2114010173
4. Rahmat Utama 2114010179
Periode ini dimulai dari abad 10-11 M (310 H)' sejak berakhirnya
kekuasaan Bani Abbas sampai abad ke 19. Periode ini, ditandai
dengan menyebarkan pusat-pusat kekuasaan Islam di beberapa
wilayah, sehingga umat Islam sendiri dapat dikatakan dalam
kondisi yang lemah dan berada dalam kegetiran.

Pada masa ini, hukum Islam mulai mengalami stagnasi


(junud). Hukum Islam tidak lagi digali dari sumber utamanya
(al-Qur'an dan Sunnah), para ulama pada masa ini lebih
banyak sekedar mengikuti dan mempelajari pikiran dan
pendapat dalam mazhab yang sudah ada (taqlid).
Faktor Internal
Ulama tidak lagi Berkembang serta Munculnya
mengambil hukum meluasnya khurafat, kejumudan berfikir
dari sumbernya yang takhayyul, dan mistik karena hilangnya
utama, yakni al- di kalangan semangat ijtihad.
Qur'an dan hadis, masyarakat Islam
melainkan beralih ke yang merusak
pendapat-pendapat kemurnian tauhid.
imam mazhab.
Para ulama terdahulu (pendiri
mazhab dan pengikutnya)
sangat produktif dan kreatif,
hampir seluruh lapangan ijtihad
Ulama terlalu banyak mengkaji dijajaki sehingga seolah-olah
dan sikap kagum yang tidak memberikan sisa untuk
berlebihan terhadap pemikiran melakukan ijtihad untuk ulama
dan pendapat ulama sesudah mereka,
mazhabnya sehingga terlena
Munculnya ulama-ulama yang tidak
dan kehilangan kepercayaan
mumpuni (uncapable), yakni orang- orang
diri, seolah-olah kemampuan
yang sebenarnya tidak mempunyai
mereka lebih rendah dari
kelayakan untuk berijtihad, namun ia
ulama- ulama sebelumnya.
memaksakan diri untuk melakukan
ijtihad
Faktor Eksternal

Bangkitnya kalangan kristen Eropa (renaisance) yang


menyebabkan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan di
kalangan mereka."

·Adanya serbuan bangsa Mongol yang meluluh-lantakan


peradaban Islam, yang berabad-abad lamanya dibangun.

·Munculnya beberapa negara baru, baik di Eropa maupun di


belahan dunia lain, seperti Afrika, Timur Tengah, dan Asia.
Keadaan demikian membawa kepada ketidak stabilan politik
yang berpengaruh pada perkembangan pemikiran."
Sekalipun demikian selama periode taqlid,
bukan berarti hukum islam tidak disajikan
dengan nalar-nalar yang orisinil, dimana
Zaman kejayaan umat Islam yang
beberapa aliran saling bersaing untuk
terbangun sebelumnya pada saat itu
mempengaruhi satu dengan yang lainnya.
mulai berangsur-angsur menemukan
Hanya saja apa yang dapat dinyatakan
titik kesuramannya.
sebagai fikiran-fikiran yang orisinil itu
Pada zaman itu seolah-olah pintu
hanyalah fikiran sistematik yang abstrak
ijtihad telah tertutup. Para ulama
yang tidak memberikan pengaruh, baik
sudah lemah kemauannya untuk
kepada keputusan hukum positif yang
menggapai tingkatan mujtahid
sudah ada maupun kepada doktrin klasik
mutlak sebagaimana para ulama
dalam bidang ushul fiqh.
madzhab.
Di bidang Pendidikan Penerjemahan Karya Ilmiah
Mereka menggunakan Para penerjemah juga
berbagai cara untuk memiliki peran besar.
melibatkan masyarakat Mereka menerjemahkan
dalam pembelajaran. buku-buku ilmiah dari
Sekolah-sekolah klasik berbagai bahasa ke dalam
seperti madrasah dan bahasa Arab, membawa
kuttab menjadi tempat masuk pengetahuan baru
penting untuk belajar, dan menghidupkan kembali
bukan hanya tentang pelajaran klasik.
agama, tetapi juga ilmu
pengetahuan, sastra, dan
seni.
Pemeliharaan Ilmu Kedokteran
Kajian Filsafat dan Kebudayaan
dan Sains
Para pemikir seperti Imam al-
Di bidang kedokteran dan
Ghazali memimpin gerakan
sains, para ilmuwan
untuk menyatukan ilmu
berusaha menjaga dan
pengetahuan dan
mengembangkan
spiritualitas. Mereka mencoba
pengetahuan mereka.
memahami dan merenungkan
Meskipun situasinya sulit,
ajaran-ajaran Islam dengan
penelitian medis tetap
cara yang sesuai dengan
menjadi fokus, dan
perkembangan zaman.
pemahaman ilmiah
membantu meningkatkan
kesehatan masyarakat.
Pemikiran Hukum dan Pembaharuan
(Tajdid)
beberapa tokoh mencoba
memperbarui hukum Islam
agar sesuai dengan kebutuhan
masyarakat. Mereka
melibatkan konsep tajdid, yang
berarti pembaruan, untuk Keberlanjutan Tradisi Ilmiah
memastikan bahwa hukum
Meskipun terjadi masa
Islam tetap relevan dalam
kemunduran, keberlanjutan
perubahan zaman.
warisan ilmiah tetap dijaga.
Lembaga pendidikan dan
perpustakaan berperan penting
dalam menyimpan dan
mewariskan pengetahuan.
Sa atn ya
D is k usi

Anda mungkin juga menyukai