Anda di halaman 1dari 7

MENENTUKAN DIAGNOSA KEPERAWATAN DARI HASIL PENGKAJIAN

KEPERAWATAN

Charolina Panjaitan/181101108

panjaitancharolina@gmail.com

Abstrak

Latar Belakang : Proses menjalankan tugas sebagai pemberi asuhan keperawatan, perawat berwenang
untuk menegakkan diagnosis keperawatan.

Tujuan :Untuk mengetahui dan memahami tentang menentukan diagnosa keperawatan dari hasil
pengkajian keperawatan.

Metode : Metode yang digunakan ialah teknik pengumpulan data atau informasi dengan melakukan
analisis, eksplorasi, kajian bebas (literatur review) yang relevan yang berfokus pada menentukan diagnosa
keperawatan dari hasil pengkajian keperawatan.

Hasil : Berdasarkan hasil pencarian analisis, eksplorasi dari berbagai sumber didapatkan bahwa
menentukan diagnosa keperawatan yaitu melakukan klasifikasi data, intrepretasi data, hubungan sebab-
akibat, dan diagnosis keperawatan.

Pembahasan : Formulasi diagnosis keperawatan adalah bagaimana diagnosis keperawatan digunakan


dalam proses pemecahan masalah karena melalui identifikasi masalah dapat digambarkan berbagai
masalah keperawatan yang membutuhkan asuhan keperawatan. Disamping itu, dengan menentukan dan
mencari penyebab masalah keperawatan, dapat dijumpai faktor yang menjadi kendala atau penyebabnya.
Tanda dan gejala tersebut dapat digunakan untuk memperjelas masalah yang ada.

Penutup : Diagnosis ditegakkan berdasarkan rumus yang telah ditentukan dan atas hasil pengkajian data
yang diperoleh dari klien. Penyusunan pernyataan diagnosis keperawatan meliputi tiga komponen yaitu
komponen P (problem atau masalah), komponen E (etiologi atau penyebab), dan komponen S (simptom
atau gejala yang juga dikenal sebagai batasan karakteristik).

Kata kunci : Diagnosa Keperawatan, Perawat , Proses Keperawatan


LATAR BELAKANG anamnesa, pengamatan dan pemeriksaan

Perawat dalam prakteknya menggunakan fisik lalu hasil yang didapat dibandingkan

kerangka kerja “proses keperawatan” pada dengan standar (kondisi normal), sehingga

saat memberikan asuhan keperawatan. dapat diketahui permasalahan kesehatan

Proses keperawatan merupakan suatu siklus yang dialami pasien dan dapat dirumuskan

yang terdiri dari proses pengkajian, masalah kesehatan. Saat melakukan analisis

penetapan diagnosis, penentuan hasil yang data untuk perumusan diagnosa keperawatan

akan dicapai dan intervensi yang akan kemampuan seorang perawat sangat

dilakukan, dan proses evaluasi. Selama diperlukan untuk mengkaitkan data dan

melaksanakan proses keperawatan, perawat menghubungkan data tersebut dengan

menggunakan dasar pengetahuan yang konsep teori, sehingga perawat mampu

komprehensif untuk mengkaji status merumuskan diagnosa keperawatan dengan

kesehatan klien, membuat penilaian yang tepat.

bijaksana dan mendiagnosa, Diagnosa keperawatan adalah suatu

mengidentifikasi hasil akhir kesehatan klien kesimpulan yang dihasilkan dari analisa

dan merencanakan, menerapkan dan data. Dimana perawat mempunyai lisensi

mengevaluasi tindakan keperawatan yang dan kompetensi untuk mengtasinya.

tepat guna mencapai hasil akhir tersebut. Komponen diagnosa keperawatan menurut

Proses menjalankan tugas sebagai PPNI (2010) terdiri dari masalah (P),

pemberi asuhan keperawatan, perawat etiologi atau penyebab (E) dan tanda atau

berwenang untuk menegakkan diagnosis gejala (S) atau terdiri dari masalah dengan

keperawatan (Pasal 30 UU No.38 tahun penyebab (PE).

2014). Kegiatan analisis data dalam Berdasarkan latar belakang tersebut

perumusan diagnosa keperawatan adapun tujuan dibuatnya ialah untuk

merupakan kemampuan kognitif dalam mengetahui dan memahami tentang

pengembangan daya berfikir dan penalaran menentukan diagnosa keperawatan dari hasil

yang dipengaruhi oleh latar belakang ilmu pengkajian keperawatan.

dan pengetahuan yang dimiliki seorang


perawat. Analisis data dalam perumusan METODE

diagnosa keperawatan dimulai dengan Metode yang digunakan ialah teknik

pengelompokan data yang diperoleh dari pengumpulan data atau informasi dengan
melakukan analisis, eksplorasi, kajian bebas interpretasi data, menentukan hubungan
(literatur review) yang relevan yang sebab akibat dari masalah keperawatan dan
berfokus pada menentukan diagnosa merumuskan diagnosis keperawatan.
keperawatan dari hasil pengkajian Pada buku Proses Keperawatan dan
keperawatan dan dengan menggunakan 14 Berpikir Kritis. Deswani (2009). Keterkaitan
sumber referensi dari buku teks, buku antara tahap pengkajian dengan proses
referensi, jurnal, e-book yang diterbitkan 10 keperawatan lainnya sangatlah erat,
tahun terakhir. sehingga diperlukan pengetahuan dan
keterampilan yang memadai dari perawat
HASIL untuk dapat merumuskan diagnosis
Berdasarkan hasil pencarian analisis, keperawatan yang tepat dan benar. Proses
eksplorasi dari berbagai sumber didapatkan diagnosis keperawatan dibagi menjadi 2
bahwa menentukan diagnosa keperawatan yaitu proses interpretasi dan proses
yaitu melakukan klasifikasi data, intrepretasi menjamin keakuratan diagnosis itu sendiri.
data, hubungan sebab-akibat, dan diagnosis Perumusan pernyataan diagnosis
keperawatan. keperawatan memiliki beberapa syarat, yaitu
Pada buku Konsep Dasar Proses dapat membedakan antara sesuatu yang
Keperawatan. Yulianingsih Kodim (2015). aktual, risiko, dan potensial.
Dalam membuat diagnosa keperawatan Pada buku Kebutuhan Dasar Manusia
dibutuhkan keterampilan klinik yang baik, Dan Proses Keperawatan. Tarwoto &
mencakup proses diagnosa keperawatan dan Wartonah (2010). Dalam merumuskan
perumusan dalam pembuatan pernyataan diagnosa keperawatan, ada tiga komponen
keperawatan, diagnosa keperawatan yang perlu dicantumkan, yaitu problem (P),
ditegakkan dalam rangka mengidentifikasi etiologi (E), dan simtom (S). Antara
masalah kesehatan klien dan keluarganya problem dan etiologi dihubungkan dengan
serta untuk memberikan arah asuhan kata: berhubungan dengan, sekunder
keperawatan yang sesuai. terhadap, dan disebabkan.
Pada buku Konsep Dasar Keperawatan. Pada buku Proses Keperawatan Dan
Budiono (2016). Langkah-langkah dalam Berpikir Kritis. Oda Debora (2011).
menentukan diagnosa keperawatan adalah Diagnosis keperawatan diprioritaskan
melakukan klasifikasi data, membuat berdasarkan kondisi kesehatan klien.
Perumsan diagnosis keperawatan terdiri dari Langkah-langkah dalam menentukan
dua yaitu problem (P) berhubungan dengan diagnosa keperawatan adalah :
etiologi (E) dan problrm (P) berhubungan 1. Melakukan klasifikasi data.
dengan etiologi (E) dan karakteristik kondisi Klasifikasi data adalah aktivitas
atau tanda/gejala (S). Diagnosis yang pengelompokakan data-data klien
menduduki urutan pertama adalah diagnosis atau keadaan tertentu tempat klien
yang dapat mengancam nyawa klien jika mengalami permasalahan kesehatan
tidak ditangani, dilanjutkan dengan masalah atau keperawatan berdasarkan
yang gawat, aktual, baru dilanjutkan dengan kriteria permasalahannya. Klasifikasi
diagnosis resiko tinggi. ini berdasarkan pada kebutuhan
dasar manusia yang dikelompokkan
PEMBAHASAN dalam data subjektif dan data
Diagnosis keperawatan adalah proses objektif.
menganalisis data subjektif dan objektif 2. Membuat Interpretasi Data, bertugas
yang telah diperoleh pada tahap pengkajian membuat interpretasi atas data yang
untuk menegakkan diagnosis keperawatan. sudah dikelompokkan dalam bentuk
Diagnosis keperawatan ini dapat masalah keperawatan atau masalah
memberikan dasar pemilihan intervensi kolaboratif.
untuk menjadi tanggung gugat perawat. 3. Menentukan Hubungan Sebab
Formulasi diagnosis keperawatan adalah Akibat, Dari masalah keperawatan
bagaimana diagnosis keperawatan yang telah di tentukan kemudian,
digunakan dalam proses pemecahan masalah harus menentukan faktor-faktor yang
karena melalui identifikasi masalah dapat berhubungan atau faktor risiko yang
digambarkan berbagai masalah keperawatan menjadi kemungkinan penyebab dari
yang membutuhkan asuhan keperawatan. masalah yang terjadi. Kemungkinan
Disamping itu, dengan menentukan dan penyebab harus mengacu pola
mencari penyebab masalah keperawatan, kelompok data yang sudah ada.
dapat dijumpai faktor yang menjadi kendala 4. Merumuskan Diagnosis
atau penyebabnya. Tanda dan gejala tersebut Keperawatan, Perumusan diagnosis
dapat digunakan untuk memperjelas masalah keperawatan yang di buat didasarkan
yang ada.
pada pola identifikasi masalah dan Diagnosa keperawatan risiko, diagnosa
kemungkinan penyebab. keperawatan yang menggambarkan kondisi
klinis individu lebih rentan mengalami
Penyusunan pernyataan diagnosis masalah. Syarat diagnosa keperawatan risiko
keperawatan meliputi tiga komponen, yaitu adalah ada unsur PE (problem and etiologi).
komponen P (problem atau masalah), Penggunaan istilah risiko tergantung dari
komponen E (etiologi atau penyebab), dan tingkat keparahan/kerentanan terhadap
komponen S (simptom atau gejala yang juga masalah. Contoh : risiko infeksi
dikenal sebagai batasan karakteristik). berhubungan dengan efek pembedahan.
Diagnosa keperawatan dapat dibagi menjadi Diagnosa keperawatan kemungkinan,
lima jenis, yaitu aktual, risiko, diagnosa keperawatan yang menggambarkan
kemungkinan, potensial, sehat dan sejahtera, kondisi klinis individu yang memerlukan
serta sindroma. data tamabahan sebagai faktor pendukung
Diagnosa keperawatan aktual, diagnosa yang lebih akurat. Namun banyak perawat-
keperawatan yang menggambarkan perawat telah diperkenalkan untuk
penilaian klinik yang harus divalidasi menghindari sesuatu yang bersifat sementara
perawat karena adanya batasan karakteristik dan NANDA tidak mengeluarkan diagnosa
mayor. Syarat diagnosa keperawatan aktual keperawatan untuk jenis ini. Syarat diagnosa
adalah harus ada unsur PES (problem, keperawatan kemungkinan adanya unsur
symptom and etiologi). Contoh : gangguan respon (problem) dab faktor yang mungkin
bersihan jalan nafas berhubungan dengan dapat menimbulkan masalah tetapi belum
akumulasi sekret/slem. ada. Contoh : kemungkinan gangguan citra
Diagnosa keperawatan potensial, tubuh yang berhubungan dengan operasi
diagnosa keperawatan yang menggambarkan apendiks.
kondisi klien ke arah yang lebih positif Diagnosa keperawatan sehat dan
(kekuatan pasien). Ciri khasnya adalah sejahtera, diagnosa ini merupakan ketentuan
menggunakan kata potensial untuk klinis mengenai individu, kelompok atau
dikembangkan. Contoh : potensial masyarakat dalam transisi dari tingkat
peningkatan status kesehatan klien kesehatan khusus ke tingkat kesehatan yang
berhubungan dengan intake nutrisi yang lebih baik. Penyusunannya dapat
adekuat, pasien kooperatif. menggambungkan pernyataan fungsi positif
dalam masing-masing pola kesehatan komponen yaitu komponen P (problem atau
fungsional sebagai alat pengkajian yang masalah), komponen E (etiologi atau
disahkan. Contoh : perilaku mencari bantuan penyebab), dan komponen S (simptom atau
kesehatan yang berhubungan dengan gejala yang juga dikenal sebagai batasan
kurangnya pengetahuan tentang peran karakteristik). Diagnosa keperawatan dapat
sebagai orang baru. dibagi menjadi lima jenis, yaitu aktual,
Diagnosa keperawatan sindrom, risiko, kemungkinan, potensial, sehat dan
merupakan diagnosa keperawatan yang sejahtera, serta sindroma.
terdiri dari kelompok diagnosa keperawatan
aktual atau resiko yang diperkirakan ada REFERENSI
karena situasi atau peristiwa tertentu. Achamdi, L. (2015). Gambaran tingkat
Manfaat diagnosa keperawatan sindrom pengetahuan perawat dalam
adalah agar perawat selalu waspada dan penerapan standar asuhan
memerlukan keahlian perawat dalam setiap keperawatan diruangan rawat inap
melakukan pengkajian dan tindakan interna RSUD Datoe Bhinangkang.
keperawatan. Bentuk dari diagnosa ini hanya Jurnal Universitas Sam Ratulangi,
terdiri dari satu bagian dan langsung 3(3).
menyebutkan sindrom yang dimaksud. Ali, H. Z., (2010). Dasar-dasar
Contoh : sindrom trauma perkosaan. perencanaan keperawatan. Jakarta :
TIM.
KESIMPULAN
Budiono. (2016). Konsep Dasar
Diagnosa keperawatan adalah suatu
Keperawatan. Jakarta : Kemenkes
bentuk pernyataan dari perawat yang
RI.
bertujuan untuk mengidentifikasi respons
Debora, O. (2011). Proses keperawatan dan
klien terhadap masalah yang dialami.
pemeriksaan fisik. Jakarta : Salemba
Respons tersebut dapat berbentuk negatif
Medika.
maupun positif. Diagnosis ditegakkan
Deswani. (2009). Proses keperawatan dan
berdasarkan rumus yang telah ditentukan
berpikir kritis. Jakarta : Salemba
dan atas hasil pengkajian data yang
Medika.
diperoleh dari klien. Penyusunan pernyataan
diagnosis keperawatan meliputi tiga
Kodim, Y. (2015). Konsep Dasar Tarwoto., & Wartonah. (2010). Kebutuhan
Keperawatan. Jakarta : TIM. dasar manusia dan proses

Rahmat, I., Kurnia, A., & Sedyowinarso, M. keperawatan. Jakarta : Salemba

(2012). Evaluasi pelaksanaan sistem Medika.

pemberian asuhan keperawatan di Wilkiason, J.M., (2016). Diagnosis


ruang rawat inap terhadap kinerja keperawatan : diagnosis NANDA-I,
perawat. Berita Kedokteran intervensi NIC,hasil NOC. Jakarta :
Masyarakat, 28(1), 1-9. EGC.

Rosmalia, D., Machmud, R., & Mangkuto,


H. (2015). Analisis sistem
manajemen dokumentasi
keperawatan pada poliklinik gigi di
rumah sakit bukittinggi. Jurnal
Kesehatan Andalas, 4(3), 967-972.

Simamora, R. H. (2010). Komunikasi dalam


keperawatan. Jember University
Press.

Simamora, R. H. (2009). Dokumentasi


proses keperawatan. Jember
University Press.

Simamora, R. H. (2008). Peran manajer


dalam pembinaan etika perawat
pelaksana dalam peningkatan
kualitas pelayanan asuhan
keperawatan. IKESMA, 4(2).

Supratman., & Utami, Y. W. (2009).


Pendokumentasian asuhan
keperawatan ditinjau dari beban
kerja perawat. Berita Ilmu
Keperawatan, 2(1), 7-12.

Anda mungkin juga menyukai