Anda di halaman 1dari 17

DESKRIPSI DIRI

TENAGA KESEJAHTERAAN SOSIAL

NAMA. : WISNU YOGI HARTANTO


ID PEGAWAI : KP 002158
NO PESERTA : S23-7-11804

PUSAT PENDIDIKAN PELATIHAN PENGEMBANGAN PROFESI


KEMENTERIAN SOSIAL RI
2023
DESKRIPSI DIRI TENAGA KESEJAHTERAAN SOSIAL

PETUNJUK UMUM
 Deskripsi Diri (DD) dibuat berdasarkan tugas yang dilakukan sesuai posisi sebagai
Pendamping Sosial. DD terkait dengan penanganan kasus/masalah
 Kasus/permasalahann yang disajikan merupakan kasus/permasalahan nyata dan bukan
hasil rekaan.
 Jelaskan 2 Kasus/permasalahan yang berbeda (masing masing disajikan pada bagian A
dan B).
 Kasus yang diangkat harus terkait dengan upaya anda melakukan perubahan perilaku
klien atau pihak yang terkait dengan aktifitas pendampingan anda kearah keberfungsian
sosial
 Deskripsi dibuat dengan jelas sesuai dengan perintah pada setiap bagian.

A. Deskripsi kasus 1

1. Uraikan kasus/permasalahan yang anda tangani sesuai dengan tugas dan fungsi
sebagai Pendamping. Gambaran kasus/permasalahan yang dijelaskan sekurang
kurangnya 150 kata dengan memperhatikan aspek-aspek sebagai berikut:
a. Apa masalahnya
b. Kapan dan dimana masalah itu terjadi
c. Siapa pihak-pihak yang terkait dengan permasalahan
Deskripsi Kasus 1:

a. Masalah apa yang ditangani:


Klien saya bernama ibu RTA yang berusia 42 tahun.pekerjaan sehari hari sebagai
pedagang kecil ikan basah . Ibu Rita Mempunyai 3 orang anak pertama perempuan
anak ke dua laki – laki dan yang ke tiga juga laki - laki . yang paling besar IN ( 16
tahun),yang ke dua RS (14 tahun) dan yang ketiga YG(3 Tahun) suaminya pak TG ( 52
tahun) adalah seorang nelayan .
Masalah yang saya tangani sebagai pendamping pkh adalah tentang anak balita
yang mengalami kurang gizi yang mengarah ke stunting. Namun orang tuanya
merasa anak nya baik baik saja .pada satu sisi anak tersebut sudah berada di garis
kuning selama beberapa bulan . padahal satu sisi stunting sangat membahayakan
kepada anak dan juga masa depan nya.padahal satu sisi orang tuan sang anak
memiliki/mendapatkan 3 komponen PKH yang cukup lumayan besar.dalam setiap
pencairan memperoleh Rp 1.625.000 dari bantuan PKH.belum lagi klien juga
mendapatkan bantuan pangan sembako yang dulunya disebut(BPNT) setiap bulan.

b. Kapan dan dimana masalah tersebut terjadi


Masalah ini terjadi di KP Nelayan,Desa Teluk,Kecamatan Labuan,Kabupaten
Pandeglang,Permasalahan ini berlangsung semenjak di akhir l tahun 2020 sampai di
tahun 2021.

c. Pihak pihak yang terkait dengan masalah tersebut


Adapun Pihak – Pihak yang terkait yaitu Ibu RTA sebagai Orang Tua. YG adalah anak
yang mengalami kurang gizi,Bidan Desa Teluk, Ibu WT selaku kader posyandu dan
ketua kelompok PKH serta saya sebagai pendamping PKH.

d. Mengapa masalah itu terjadi


Masalah itu terjadi karena kurangnya kesadaran orang tua dalam memenuhi
kebutuhan gizi anak. Orang tua menganggap bahwa anak hanya perlu di beri makan
dan jajan saja. Padahal Gizi seimbang juga sangat diperlukan oleh anak,dalam masa
pertumbuhan, anak pun perlu di asupi makanan gizi yang seimbang yaitu 4 sehat 5
sempurna.

2. Berdasarkan kasus tersebut, uraikan Langkah - langkah penanganannya. Masing


masing aspek sekurang kurangnya 100 kata.

a. Pendekatanan awal yang dilakukan


1. Membangun Komunikasi
Di awal saya melakukan komunikasi intensif dengan bidan Desa.Bidan
IMS selalu melaporkan apabila terdapat KPM ( keluarga penerima
manfaat) yang Tidak aktif mengikuti posyandu,tidak ikut kelas ibu
hamil,kelas laktasi,atau ada balita yang mengalami masalah
kesehatan.Kkomunikasi yang kami jalin cukup intensif melalui media
whatsapp.persoalan ibu RTA cukup serius karena sudah lebih dari
delapan bulan anaknya tidak mengalami kenaikan berat badan. Padahal
untuk anak seusianya seharusnya sedang mengalami peningkatan berat
badan yang cukup pesat.
Selain itu saya slalu berusaha menjalin komunikasi dengan klien saya ibu
RTA. Ibu RTA pada dasarnya menolak bahwa anak nya adalah anak yang
kekurangan gizi. Karena menurut beliau selam ini sudah memberikan
makanan yang cukup dan sehat untuk anak nya. Klien saya sebetulnya
sudah mengetahui kriteria anak yang mengalami kekurangan gizi. Sebab
ibu RTA sendiri rajin mengunjungi posyandu. Di kelompok PKH pun klien
sudah menerima Materi P2K2 tentang pentingnya gizi untuk ibu
menyusui dan balita. Selain itu untuk memantau kesehatan anaknya
yang bermasalah Yakni YG, saya berkomunikasi dengan ibu WT selaku
kader posyandu yang juga merupakan KPM PKH dampingan saya.
2. Membangun kepercayaan
Dengan adanya penyangkalan yang dilakukan klien akan membuat
penyelesaian masalah menjadi tidak mudah.Namun hal tersebut
bukanlah halangan bagi saya. Saya berusaha untuk memperoleh
keprcayaan klien dengan cara terus memberikan perhatian kepada
anaknya. Saya pun berusaha meyakinkan suaminya untuk membantu
menyelesaikan masalah kurang gizi yang dialami oleh anaknya.

b. Mengidentifikasi masalah dan potensi/sumber yang dapat dimanfaatkan untuk


mengatasi masalah
1) Identifikasi masalah:
Saya mengidentifikasi permasalahan yang dialami klien
 Klien sudah merasa memberikan makanan yang cukup kepada
anaknya dan memberikan jajan setiap hari. Namun apa yang
sudah diberikan klien ternyata tidak cukup untuk memenuhi gizi
yang seimbang untuk anaknya.
 Ibu RTA kurang mampu mengelola bantuan PKH yang
diperoleh.Padahal dengan uang bantuan PKH tersebut ia dapat
memenuhi kebutuhan makanan keluaruganya.

2) Potensi/sumber yang dapat dimanfaatkan:


- Potensi/sumber yang dapat dimanfaatkan dari diri klien yaitu klien
dan suami mempunyai penghasilan walau tidak tetap.klien
memperoleh bantuan
Sosial pangan sembako berupa paket beras,sayur,ayam,buah,dan
tahu tempe setiap bulan.
- Potensi/sumber dari keluarga klien yaitu keluarga klien sangat
mendukung agar anak klien segera keluar dari zona garis kuning pada
buku KIA saat melakukan menimbangan dan ukur tinggi badan di
posyandu.
- Potensi/sumber dari masyarakat yaitu memiliki tim dan kader
posyandu yaitu Posyandu Nelayan 1 yang sangat solid. Apalagi ada
ibu WT yang sangat total dalam melayani ibu hamil dan balita di
Posyandu Nelayan 1
Selain itu ada juga program yang dapat dijadikan pemecahan masalah
yaitu kegiatan pemberian makanan tambahan (PMT) saat Posyandu.
Bidan desa juga mempunyai program pemberian bantuan sarapan setiap
hari,bagi anak yang mengalami kurang gizi.program tersebut didanai dari
dana desa APBD.
Desa teluk adalah salah satu 10 desa terdaftar yang meiliki angka
stunting tertinggi di Kabupaten Pandeglang. Pemerintahan Kabupaten
Pandeglang juga aktif membentuk tim kelompok kerja penanganan
stunting tingkat kecamatan yang terdiri dari MUSPIKA,UPT
Kesehatan,UPT Pendidikan,dan Pendamping PKH.

c. Rencana pemecahan masalah


Renana pemecahan yang saya buat adalah :
1. Mamastikan klien memahami pemenuhan gizi seimbang bagi anaknya.Agarn
kebutuhan gizi anaknya dimasa emasnya tidak kurang.kegiatan yang saya
lakukan adalah dengan meminta ibu RTA mengikuti kelas khusus bagi anak yang
mengalami berat badan kurang yang dilaksanakan setiap bulan sejak agustus
2020.
Selain itu bekerja sama dengan bidan desa dan kader posyandu untuk
memberikan intervensi sensitif berupa pemberian sarapan sehat dan bergizi
setiap pagi pada hari kerja senin – sabtu .selain itu pemberian makanan
tambahan (PMT).berupa biskuit satu paket pada setiap pelaksanaan posyandu
setiap bulan sejak agustus 2020 – januari 2021.
2.Membantu klien untuk mengelola uang bantuan PKH untuk memenuhi
kebutuhan GIZI bagi anak – anak dan keluarganya
Memberi materi FDS/P2K2 tentang pengelolaan keuangan dan perencanaan
usaha yang dilakukan dalam dua kali pertemuan
Hasil yang diharapkan darin pemecahan masalah tersebut adalah :
- Kebutuhan gizi anak klien terpenuhi sehingga tidak lagi terimasuk
kedalam kategori anak kurang gizi yang ditandai dengan naik berat
badan dan keluar dari garis kuning buku KIA.
- Mampu menentuka prioritas dalam pengelolaan keuangan. Sehingga
klien akan lebih mengutamakan untuk asupan gizi anaknya dibanding
kebutuhan atau keinginan lain. Klien menerima materi tentang

d. Melaksanakan pemecahan masalah


Pelaksanaan pemecahan masalah yang dilakukan adalah:
- Klien mengikuti klas ibu hamildan balita.pemberian makan kepada balita.
Pemenuhan gizi makro yang meliputi karbohidrat, protein, dan lemak
serta gizi mikro yang lengkap.
- Pemberian makanan tambahan bagi anak klien berupa biscuit. Selain itu
diberikan,tablet penambah darah agar anak cepat menlamai kenaikan
berat badan.
- Pemberian sarapan setiap pagi dengan lauk yang variatif. Di dalamnya
terdapat nasi sebagai sumber karbohidrat, sayuran, lauk berupa
ayam dan telur goring, serta sepotong buah. Hal ini dilakukan
setiap hari dan secara variatif.
- Pelaksanaan kegiatan P2K2 FDS tentang Pengelolaan Keuangan dan
Perencanaan Usaha. Klien belajar banyak tentang mengelola keuangan
terutama saat membedakan mana keinginan dan mana kebutuhan.
Sehingga klien dapat menentukan prioritas utama yakni kebutuhan gizi
anaknya.

- Saya melakukan interview mendalam kepada klien dan suaminya.


Mencari akar masalah sebenarnya secara jujur dan terbuka. Klen dan
suaminya pun menanggapi dengan sangat baik. Klen percaya bahwa
kehadiran saya banyak membantu anaknya keluar dari garis kuning.
e. Megevaluasi hasil yang dicapai dan yang belum dicapai
Setelah melalui serangkaian proses pemecahan masalah ada beberapa hal yang
telah tercapai yaitu:
 Adanya peningkatan berat badan klen. Dari awalnya berada dibawah
garis kuning perlahan keluar dari garis kuning. Meskipun pelan tapi
berhasil menaikan berat badan sebagai salah satu indikator keberhasilan
dalam menangani anak kurang gizi.
 Klen sadar bahwa makanan yang selama ini diberikan tidak mencukupi
kebutuhan gizi anaknya. Klen biasa memberikan makanan anak berupa
nasi dan juga sayur. Tetapi sayur yang diberikan hanya kuahnya saja
karena isi sayur dimakan terlebih dahulu oleh kakak – kakanya. Hal ini
yang menjadi penyebabanak klen mengalami kurang gizi.
 Suami klen yang mengakui secara jujur banyak menghabiskan untuk
membeli rokok. Sedangkan penghasilan sebagai buruh bangunan tidak
pasti. Suami klen pun berjanji akan merubah kebiasaannya dan tidak
menggunakan uang PKH untuk memenuhi keinginannya. Pak TGH akan
memprioritaskan gizi bagi anaknya terutama yang balita.

f. Terminasi atau pegakhiran penanganan masalah


Proses pelayanan terhadap klien telah dilalui dengan baik. Setelah proses
evaluasi panjang sampai tahun 2021. Terjadi perubahan signifikan berat badan
anak klien. Yang tadinya senantiasa berada di bawah garis kuning kini menjadi
berat normal. Berkat asupan makanan yang bergizi serta pengetahuan tentang
jenis makanan yang baik untuk tumbuh kembang anak. Klien menjadi paham
bahwa memberi jajan anak tidaklah sebaik memberi makanan bergizi pada anak.
Uang yang tadinya untuk jajan anak dialokasikan untuk membeli susu atau
proteintambahan seperti ikan, tempe, tahu, dll.

Selain itu kesadaran klen untuk memberikan makanan yang bergizi pada anak –
anaknya pun membaik. Kini klen bisa memprioritaskan uang PKH untuk membeli
bahan makanan yang bergizi dengan ditopang adanya bantuan pangan setiap
bulannya. Suami klen pun berkomitmen untuk mengurangi kebiasaan merokok
demi pemenuhan gizi anak – anaknya.

Dengan demikian klen dan suami merasa puas dengan pelayanan yang kami
berikan. Untuk itu pelayanan dapat diakhiri dengan baik. Perubahan prilaku klen
dan suami ke arah yang lebih baik.

3. Berdasarkan penanganan kasus tersebut, jelaskan masing-masing aspek dibawah ini


sekurang-kurangnya 100 kata.

a. Pengetahuan/konsep yang digunakan (sekurang kurangnya 3 pengetahuan/


konsep yang relevan).
Konsep pengetahuan yang saya gunakan adalah teori motivasi. Menurut teori
motivasi bahwa setiap individu melakukan hal ini klen dalam memenuhi
kebutuhan gizi bagi anaknya agar tidak kekurangan gizi di dorong oleh alasan
tertentu. Motivasi yang dimiliki oleh klen datang dari dua arah yakni motovasi
eksternal dan motivasi internal dalam diri klen.
Motifasi ekternal muncul ketika klien mengharapkan bahwa anaknya akan keluar
dari keadaan kurang gizi kearah anak yang cukup gizi.
Motivasi eksternal muncul ketika klien memperoleh penjelasan tentang
pemenuhan gizi yang baik untuk anak dan bagaimana
Mengelola keuangan keluarga. Motivasi internal ketika klien merasa bisa dan
merasa tertantang Untuk menyelesaikan masalahnya.
Tubuh manusia membutuhkan asupan gizi yang cukup. Sumber gizi tersebut
disebut nutrisi. Nutrisi dibagi menjadi dua yakni nutrisi makro dan nutrisi
mikro.nutrisi makro adalah unsur yang dibutuhkan untuk pertumbuhan
badan,metabolismeu tubuh dan fungsi tubuh.nutrisi makro terdiri dari tiga yakni
karbohidrat,protein dan lemak. Nutrisi mikro adalah nutrisi yang di butuhkan
oleh tubuh manusia dalam jumlah kecil untuk membantu tubuh dalam mencukupi
kebutuhan hariannya. Yang termasuk nutrisi mikro adalah zat
besi,magnesium,kalium dan vitamin dll.
Kurang gizi dapat di akibatkan oleh kurangnya makro nutrisi atau mikro nutrisi .
Kekurangan gizi pada anak dapat mengakibatkan gangguan pertumbuhan,berat
badan kurang,pendek,gagal tumbuh bahkan stunting. Penyebab anak mengalami
gizi kurang adalah
1. Orang tua tidak paham tentang gizi
2. Sanitasi lingkungan yang buruk.
3. Ekonomi keluarga yang lemah
4.karna penyakit tertentu.
Gejala yang timbul ketika anak mengalami gizi kurang ditandai dengan berat
badan dan tinggi badan yang berada di bawah kurva.hal ini dapat kita lihat pada
garis kuning yang berada di buku KIA.selain itu juga tampak secara pisik badan
kurus dan rambut mudah rontok.

b. Nilai nilai/ Prinsip yang diterapkan dalam penanganan kasus 1


Saya menggunakan nilai kode etik/ prinsip hubungan yang bermakna. Dalam hal
ini nilai/kode etik yang saya terapkan dengan menunjukan bahwa masala klien
itu penting dan berharga. Saya menunjukan sikap bersungguh sungguh dalam
memberikan pelayanan pada klien.klien pada akhirnya menjadi yakin akan
kemampuan pendamping dan timbul rasa hormat. Pada akhirnya timbul rasa
saling percaya, menghargai dan menjadi sebuah hubungan yang bermakna.
Saya menggunakan nilai/kode etik prinsip penentuan nasib sendiri. Dala hal ini
nilai/kode etik yang saya terapkan dengan menanamkan pemahaman bahwa apa
yang sudah dilakukan oleh pendamping dan semua pihak yang terlibat akan
berhenti da sia sia jika tidak ada keinginan dari dalam diri klien untuk berubah.
Klien berhak menentukan apakah dia akan peduli dengan gizi nnaknya atau tidak.
Saya menghargai pilihan klien dan suaminya untuk berubah menjadi lebih baik
dan peduli. Saya enggunakan nilai / kode etik prinsip sikap tidak menghakimi .
Dalam hal ini nilai / kode etik yang saya terapkan dengan tidak menilai dengan
apa yang sudah dilakukan oleh klien dan suami. Meskipun hal tersebut
Kurang baik terhadap anak klien. Tidak menyudkan atau menyalahkan
klien,ternyata dapat memberikan motifasi positif pada klien menghakimi
perlakuan kegiatan klien justru akan membuat batasan dan klien akan
merasakan tidak Yaman.

c. Keterampilan yang digunakan dalam penanganan kasus 1


1.melakukan komunikasi antar pribadi
Klien memerlukan solusi atas permasalahannya.namun solusi tersebut tidak
akan muncul sebelum klien bercerita secara jujur dan terus terang kepada saya .
Komunikasi yang saya dan klien jalani harus di dasari saling percaya bahwa anak klien
bisa berubah dari kondisi kurang gizi jadi terpenuhi gizi nya.pada akhirnya pa TG suami
klien juga terbuka .
2. Melakukan interview
Interview dilakukan kepada klien dengan menanyakan sebuah pertanyaan "
bisakah ibu jelaskan makanan apa yang bisa ibu berikan untuk anak ibu"? Setelah klien
menjawab disitulah terbuka celah informasi bahwa ada yang tidak beres selama ini .
Setelah menemukan akar masalahnya saya juga memberikan informasi dengan teknik
menjelaskan. Klien memperoleh informasi detail lengkap tentang gizi dan pengelolaan
keuangan.dari keterangan yang di sampaikan oleh klien kemudian dapat di ambil
kesimpulan ,klien menjadi lebih paham dan memiliki pengetahuan baru tentang gizi bagi
anak. Awalnya klien menolak dan berkata jujur dan mengakui. Tapi pada akhirnya
tercipta rasa percaya terhadap saya .sehingga ibu jujur bahwa selama ini uang habis
untuk roko suaminya.

Deskrip si ka su s 2

1 . Uraikan kasus/ permaslahan yang anda tangani sesuai dengan tugas dan fungsi sebagai
Pend amping . Gambarkan kasus/ permasalahan den gan memperhatikan aspek-aspek:
- Apa masalahnya
- Kapan dan dimana masalah itu t e rjadi
- Siapa pihak-pihak yang terkait dengan
permasalahan
- Mengapa masalah itu terjadi
Deskripsi Kasus 2:Prilaku buang air besar sembarangan (BAB S)

a. Masalah yang ditangani:


Penanganan permasalahan perilaku Buang Air Besar Sembarangan ( BAB S)
di sungai sepertinya sudah menjadi hal yang biasa dilakukan oleh masyara kat Kampung
Nelayan Desa Teluk Kec. Labuan Kab.Pandeglang yang ditangani oleh saya sebagai Tenaga
Kesejahteraan Sosial Pendamping PKH di Tahun 2020 menjadi pemikiran bersama dalam
menangani masalah perilaku buang air besar di sungai. karena dapat menimbulkan masalah
kesehatan dan tercemarnya lingkungan yang tidak sehat . Salah satu warga kampung
nelayan Kec.Labuan Kab.Pandeglang. Penanganan permasalahan perilaku Buang Air Besar
Sembarangan ( BAB S)
di sungai sepertinya sudah menjadi hal yang biasa dilakukan oleh masyara kat Kampung
nelayan Desa teluk Kec.labuan K a b . Pandeglang .
Salah satu warga kampung Nelayan Kec. Labuan Kab. Pandeglang sebagai klien saya yang berusia 40
Tahun,adalah sebagai ibu rumah tangga yang memiliki
perila ku buang Air Besar di Sungai yang berad a tidak jauh dari rumahn ya ,
perilaku BAB ini tidak hanya dilakukan oleh T saja , tetapi juga dilakukan oleh
anggota keluarga yang berada di satu rumahnya , baik itu oleh suami maupun anak anaknya . ( T
)memiliki suami dan 3 orang anak, suami ( T) berprofesi sebaga ibu rumahtangga dan anak pertama
sudah menikah dan berumah tangga , anak kedua sekolah SLTP kelas dua , dan anak ketiga masih
balita .
Permasalahan perilaku Buang Air Besar Sembarangan ( BAB S) dii Sungai sebetulnya tidak
hanya dilakukan oleh Ibu T saja , tetapi dilakukan juga
oleh beberapa tetangganya , yang memang belum memiliki Toilet /
spiteng pada masing-masing rumah .

sebagai klien saya berinisial T, berusia 40 tahun adalah seorang ibu rumah tangga yang
memiliki perilaku Buang Air Besar di Sungai yang berada tidak jauh dari rumahnya , perilaku
BAB ini tidak hanya dilakukan oleh T sa ja , t e tetapi juga d i l a k u k a n oleh
anggota keluarga yang berada disatu rumahnya , baik itu oleh suami maupun anak
anaknya . T memiliki suami
dan 3 orang anak, suami T berprofesi sebagai buruh tani, dan anak
pertama sudah menikah dan berumah tangga , anak kedua sekolah SLTP kelas
dua , dan anak ke tiga masih balita .
Permasalahan perilaku Buang Air Besar Sembarangan ( BAB S) di Sungai
sebetulnya tidak hanya dilakukan oleh Ibu T saja , tetapi dilakukan juga oleh
beberapa tetangganya , yang memang belum memiliki Toilet / spiteng pada
masing-masing rumah.
b. Kapan dan dimana masalah tersebut terjadi
Permasalahan ini terjadi di kampung N e l a y a n Desa T e l u k Kecamatan Labuan
Kab. Pand eglang sudah lama berlangsung selama berumah tangga , sampai di tahun
2020 penanganan perilaku buang air besar (BAB) di sungai terselesaikan.

c. Pihak pihak yang terkait dengan masalah tersebut


Dalam penanganan permasalahan klien T dan beberapa KPM yang lain ataupun
tetangga tetangga dari klien T yang memiliki perila ku yang sama , pihak pihak terkait dalam
penangan masalah tersebut adalah aparat desa baik RT maupun RW setempat .

d. Mengapa masalah itu terjadi


Latar belakang permasalahan ini terjadi disebabkan karena masyarakat banyak yang
belum peka terhadap kebersihan lingkungan , selain itu faktor ketidak mampuan dalam M
embuat toilet atau MCK pada masing-masing rumah KPM yang menganggap pembangunan
MCK memerlukan biaya yang mahal.
1. Berdasarkan kasus tersebut, uraikan langkah langkah penanganannya. Masing
masing aspek sekurang kurangnya 100 kata.

a. Pendekatanan awal yang dilakukan


Pendamping melakukan pendataan /Pendamping melaakukan
pendataa n / menginventarisir KPM yang belum memiliki
MCK pada masing-masing rumah , dibantu ketua kelompok, berkoord in asi
dengan pihak desa dan dihadiri oleh pak RT/RW un t u k
MCK pada masing-masing rumah , dibantu ketua kelompok, berkoordin asi
dengan pihak desa dan dihadiri oleh pihak RT/RW untuk,selanjutnya dilakukan
perumusan masalah -masalah yang berkaitan den gan kesehatan lingkungan ,
sekaligus menyusun rencana yang akan dilaku kan oleh KPM.

b. Mengidentifikasi masalah dan potensi/sumber yang dapat dimanfaatkan untuk


mengatasi masalah

1. Identifikasi masalah:
Saya melakukan identifikasi permasalahan - permasalahan yang
dialami klien
yaitu :
a. KPM tidak memiliki MCK dirumahnya masing-masing

b. Tidak memiliki bahan material untuk pembangunan MCK


dan apabila dibeli secara sekaligus terlalu berat.
c. Kurangnya pemahaman tentang pentingnya menjaga kebersihan
lingkungan
2 ) Potensi/sumber yang dapat dimanfaat kan :
Potensi/sumber yang dapat dimanfaatkan oleh klien adalah
dengan mengadakan Arisan Bangun MCK, dimana dengan
system arisan bangun MCK, setiap KPM memiliki kesempatan
yang sama dalam memiliki MCK masing-masing , selain itu dengan arisan
MCK, para KPM akan lebih mudah dan lebih ringan , dalam
hal memenuhi kebutuhan pembangunan MCK, tidak secara sekaligus
uang untuk pembangunan MCK itu harus ada saat itu
juga , artinya dengan pola Arisan ini, ada masa waktu yang dapat
di manfaatkan oleh para KPM dalam mengumpulkan iuran arisan
bangun MCK. Segala kebutuhan anggaran dalam pemban gunan MCK
adalah murni dari uang KPM / dari hasil tabungan para KPM
c. Rencana pemecahan masalah

Rencana pemecahan masalah yang dibuat yaitu dilakukan inventarisasi KPM


yang tidak memiliki MCK di rumahn ya masing-masing pada saat
pertemuan
kelompok,menyusun jadwal pelaksanaan , kemudian menyusun anggaran untuk
kebutuhan pembelian material barang dan so sialisasi yang lebih intensif pada
para KPM

d. Melaksanakan pemecahan masalah

Pelaksanaan pemecahan masalah yang dilakukan oleh Pendamping dalam


penangangan perilaku buang air besar (BAB) dikebun tidak hanya
dilakukan

oleh pendamping semata tetapi juga semua pihak pihak terkait


khususnya para KPM itu sendiri yang memiliki hajatnya . kegiatan yang
dilakukan dalam pelaksanaan pemecahan masalah berlangsung selama
5 bulan dengan
beberapa tahapan sebagai berikut :
a . KPM dibuatkan kelompok arisan , dari jumlah 30 keluarga yang tidak
memiliki MCK di bagi menjadi 6 kelompok dengan masing-masing
kelompok beranggotakan 5 orang.
b. . Setiap satu bulan di jadwalkan terbangun 6 MCK
c. Kegiatan pembangunan selama 5 bulan , jadi setiap bulannya ada 6
rumah yang dibangun kan MCK.

e. Megevaluasi hasil yang dicapai dan yang belum dicapai


Setelah melakukan kegiatan , hasil yang di capai sebagai berikut :

1 . Terbangunnya fasilitas MCK pada klien T dan para KPM yang


terlibat dalam kegiatan Arisan bangun MCK
2. Adanya pemahaman yang baik pada klien T dan KPM yang lain
Dalam hal pentingnya memahami kebersihan lingkungan sekitar
3. Terbangunnya jiwa gotong royong antar warga masyarakat
Hasil yang belum dicapai sebagai berikut :

- Masih ad a ke lom po k la in d a lam sa t u d esa yan g b e lum t e rco ve r


da lam kegia tan a risan ban gun MCK

f. Terminasi atau pengakhiran penanganan masalah


Saya Melaku kan kegiatan terminasi atau pengakhiran penanganan
masalah Perilaku Buang Air Besar (BAB) dikebun yang dilakukan oleh
keluarga klien
saya dan juga dilakukan pula oleh tetangga ataupun anggota kelompok PKH
yang lain mencarikan solusi terbaik bagi klien dan anggota PKH
yang lain agar memiliki MCK secara mandiri dengan proses
pembangunan sistem gotong royong melalui arisan bangun MCK, karena
persoalan membangun MCK bukan karena persoalan ekonomi saja
tetapi juga perlu adanya pemahaman bagi masyarkat akan pentingnya menjaga
kebersihan lingkungan agar

terhindar dari penyakit , dengan program bangun MCK secara mandiri


dengan sistem arisan , diharapkan dapat meringankan beban dan
dilaku kan secara gotong royong pada klien T dan anggota PKH lainnya , dengan
begitu klien T dan anggota PKH lainnya yang belum memiliki MCK dapat
membangun secara mandiri tanpa bergantung pada bantuan
pemerintah ataupun lainnya . Di waktu lain pendamping juga melakukan
kunjungan langsung kerumah klien T dan beberapa rumah yang
mengikuti program arisan bangun MCK ini, sambil melihat langsung hasil dari
pembangunan tersebut dan menanyakan kepada klien bagaimana
setelah memiliki MCK sendiri dengan belum memliki MCK, hasilnya
klien merasa sangat senang dan terbantu dengan konsep yang
ditawarkan oleh pendamping , dan pada akhirnya merkapun mulai
menerapkan pola hidup bersih dengan tidak BAB sembarangan .

2. Berdasarkan penanganan kasus tersebut, jelaskan masing-masing aspek dibawah ini


sekurang-kurangnya 100 kata.

a. Pengetahuan/konsep yang digunakan (sekurang kurangnya 3 pengetahuan/


konsep yang relevan).
a . Pendamping menggunakan Pengetahuan / konsep koordinasi,
dimana pendamping melakukan koordinasi dengan pihak aparat Desa ,
baik kepada kepala desa sampai level RT/ RW perihal penanganan
masalah perilaku Buang Air besar (BAB) dikebun atau sembarangan ,
disinilah proses koordinasi berperan dalam menangani masalah yang
di alami oleh klien T dan juga beberapa warga yang juga sebagai
anggota PKH yang akan mengikuti program arisan bangun MCK
secara gotong royong , Menurut G.R Terry dalam Hasibuan (2009 : 85 )
berpendapat bahwa kooordinasi adalah suatu usaha yang singkron dan
Teratur untuk menyediakan jumlah dan waktu yang tepat , dan
mengarahkan pelaksanaan untuk menghasilkan suatu tindakan yang
seragam dan harmonis pada sasaran yang telah di tentukan .

ii. . Penggunaan konsep hak dan kewajiban dalam hal penyadaran


pada perilaku hidup bersih dan sehat dan menjaga lingkungan hidup
adalah kewajiban bagi setiap warga masyarakat termasuk dengan
tidak Buang Air Besar(BAB) sembarangan , karena termasuk dalam
pencemaran lingkungan baik dilakukan di kebun maupun di sungai,
sesuai dengan ketentuan perundang undangan nomor 32 . Tahun 2009
tentang Perlindungan dan pengelolaan Lingkungan Hidup ,
Bab Ketentuan Umum pasa l 1 no 1 dan 14 yaitu :
No . 1 : Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda ,
daya , keadaan , dan makhluk hidup , termasuk manusia dan perilakun ya ,
yang mempengaruhi alam itu sendiri, kelangsungan peri kehidupan , dan
kesejaht eraan manusia serta makhluk hidup lain .
No . 1 4 : Pencemaran lingkungan hidup adalah masuk atau dimasukanya
makhluk hidup , zat , energi, dan / atau komponen lain ke dalam
lingkungan hidup oleh kegiatan manusia sehingga melampaui baku
mutu lingkungan hidup yang telah ditetapkan.

iii. Penggunaan konsep motivasi yang dilakukan oleh pendamping


terhadap klien adalah semata mata untuk memberikan dorongan
serta pengetahuan tentang perilaku buruk yang dilakukan oleh klien T
maupun oleh beberapa warga dengan membuang limbah berupa Buang
Air besar adalah sebuah tindakan yang dapat menimbulkan masalah
karena dapat mencemari lingkungan hidup dan akan berdampak pula
pada kebersihan lingkungan yang menjadi kotor dan bau serta akan
menimbulkan penyakit berbahaya, motivasi inilah yang perlu
dilakukan oleh pendamping kepada klien T agar dapat terarah
dalam melakukan tindakan ataupun perilaku yang tidak baik.
Berdasarkan teori herarki kebutuhan Abraham Maslo w , Teori X dan Y Dougles
Mc.Gregor maupun teori motivasi kontemporer, arti motivasi adalah alasan
yang mendasari sebuah perbuatan yang dilakukan oleh seorang individu .
Seseorang dikatakan memiliki motivasi tinggi dapat
diartikan orang tersebut memiliki alasan yang sanaat kuat untuk mencapai apa
yang diinginkannya dengan mengerjakan pekerjaannya
yang sekarang.
b. Nilai nilai/ Prinsip yang diterapkan dalam penanganan kasus 2

a. Penggunaan teknik dalam pemecahan masalah yang dialami klien T


adalah teknik pengumpulan informasi sebanyak-banyaknya mengenai
perilaku Buang Air Besar(BAB) sembarangan dan adanya solusi untuk
dapat mememiliki MCK secara mandiri.

b. Teknik yang digunakan dalam penanganan kasus yang dialami

klien T dan beberapa warga lainnya adalah pendamping menggunakan


teknik Sosialisasi tentang pola hidup bersih dan sehat , pada saat
pertemuan kelompok, dan mulai menginventarisir beberapa anggota
PKH yang memang nasibnya sama dengan klien T yaitu belum
memiliki MCK sendiri. Yang kemudian ditindaklanjuti pada tahapan
perencanaan untuk membuat arisan bangun MCK.
c. Setelah sosialisai dilakukan sekaligus invnetarisasi warga ,
pendamping melakukan koordinasi dengan pihak desa terkait , dan
hasilnya disampaikan kepada klien dan beberapa anggota KPM
lainnya.
d. Teknik observasi, penanganan kasus yang dilakukan
pendamping terhadap keluarga klien T, yaitu pengamatan langsung
atau observasi dengan melakukan kunjungan ke rumah klien yang
sebelumnya diberitahukan pula ke klien agar dapat menghubungi
anggota PKH lainya untuk menyepakati keputusan dalam program
arisan bangun MCK, sekaligus penyampaian kebutuhan RAB dan
jadwal pengumoulan biaya dan jadwal pembangunanya .

c. Keterampilan yang digunakan dalam penanganan kasus 2

a. Pendamping proaktif untuk selalu berkoordinasi dengan pihak pihak


terkait mengenai maslah yang dihadapi klien , agar mendapatkan solusi sesuai
dengan yang diharapkan.
b. Pendqmping selalu berdiskusi denga klien T dan anggota PKH
lainnya untuk membicarakan prihal perkembangan program bangunan
Irisan MCK
c. Dalam menyelesaikan dilapangan , pendamping selalu bekerja secara
profesiinal tanpa membedakan antara satu KPM dengan KPM yang lain , dan
Pendamping dalam penanganan masala berperan sebagai fasilitator, tidak
menghakimi tetapi memberikan arahan arahan saja pada KPM.
d. Pendamping menjaga kerahasian KPM, untuk tidak memberikan
informasi kepada pihak pihak yang tidak mempunyai kepentingan
dengan KPM, dan senantiasa melaksanakan program dengan
berasaskan gotongroyong transparansi anggaran dan lain sebagainya .
e. . Memberikan arahan pada KPM tentang laporan pertanggung
jawaban dari pelaksanaan program yang telah dilaksanakan kepada
Anggota

PERNYATAAN PENYUSUN
Saya yang membuat deskripsi diri ini menyatakan bahwa semua yang saya diskripsikan
adalah benar aktivitas saya dan saya sanggup menerima sanksi apapun apabila pernyataan
ini dikemudian hari terbukti tidak benar

pandeglang,5November,2023

WISNU YOGI HARTANTO

Anda mungkin juga menyukai