Unit Pembelajaran 03
USAHA, ENERGI DAN
MOMENTUM
MATA PELAJARAN FISIKA
MADRASAH ALIYAH
Penanggung Jawab
Direktorat GTK Madrasah
Direktorat Jenderal Pendidikan Islam
Kementerian Agama Republik Indonesia
Penyusun
Miftahul Fallah
Nuryanto
Intan Irawati
Gunawan
Alfianri
Reviewer
Hadi Susanto
Copyright © 2020
Direktorat Guru dan Tenaga Kependidikan Madrasah
Muhammad Zain
DAFTAR ISI................................................................................................................................. v
01 PENDAHULUAN ................................................................................................................... 1
A. Pengantar ........................................................................................................................ 12
C. Integrasi Keislaman....................................................................................................... 14
1. LKPD 1 ........................................................................................................................... 44
2. LKPD 2 ......................................................................................................................... 48
05 PENILAIAN ........................................................................................................................ 53
B. Penilaian.......................................................................................................................... 59
06 PENUTUP .......................................................................................................................... 68
GLOSARIUM .............................................................................................................................71
Agar dapat melaksanakan tugas profesinya dengan baik, seorang guru perlu
meningkatkan kompetensi dan kinerjanya secara bertahap, berjenjang, dan
berkelanjutan melalui Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) guru.
Strategi pelaksanaan PKB guru madrasah yang ditempuh oleh Direktorat Guru
dan Tenaga Kependidikan Madrasah adalah melalui KKG/MGMP/MGBK,
Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi, dan Kementerian Agama Pusat.
B. Tujuan
Tujuan modul ini adalah:
1. Meningkatkan kompetensi pedagogis dan kompetensi profesional guru
fisika MA melalui kegiatan PKB.
2. Meningkatkan hasil Asesmen Kompetensi Guru (AKG).
C. Manfaat
Manfaat yang ingin dicapai:
1. Sebagai sumber belajar bagi guru dalam melaksanakan PKB untuk
mencapai target kompetensi pedagogis dan kompetensi profesional
tertentu.
2. Sebagai sumber bagi guru dalam mengembangkan kurikulum, persiapan
dan pelaksanaan pembelajaran yang mendidik.
3. Sebagai bahan malakukan asesmen mandiri guru dalam rangka
peningkatan keprofesionalan.
4. Sebagai sumber dalam merencanakan dan melaksanakan penilaian dan
evaluasi proses dan hasil belajar peserta didik.
5. Sebagai sumber belajar bagi peserta didik untuk mencapai target
kompetensi dasar.
D. Sasaran
Adapun sasaran modul ini adalah:
1. Fasilitator nasional, provinsi, dan kabupaten/kota
2. Pengawas Madrasah
3. Kepala Madrasah
4. Ketua KKG/MGMP/MGBK
5. Guru
6. Peserta didik.
E. Petunjuk Penggunaan
Agar Anda berhasil dengan baik dalam mempelajari dan mempraktikkan modul
ini, ikutilah petunjuk belajar sebagai berikut:
Sebelum mempelajari atau mempraktikkan modul ini, ada beberapa alat dan
bahan yang harus disiapkan oleh guru dan peserta didik agar proses
Pembelajaran berjalan dengan baik.
1. Perangkat Pembelajaran, Alat dan Bahan yang harus disiapkan oleh guru
a. Perangkat Pembelajaran:
1) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
2) Bahan ajar
3) Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)
4) Media pembelajaran
1. Kompetensi Dasar
Tabel 3 Target Kompetensi Dasar Peserta Didik
No Kompetensi Dasar
IPK Inti
4.10.2 Mempresentasikan hasil
eksperimen penerapan
hukum kekekalan
momentum
B. Organisasi Pembelajaran
Untuk memudahkan guru dalam mempelajari modul ini, kita akan
membaginya menjadi usaha, energi dan momentum topik bahasan dengan alokasi
waktu sebagai berikut:
Tabel 5 Organisasi Pembelajaran
Jumlah JP
Topik Materi
In - 1 On In - 2
1 Hukum Kekekalan Energi dan Usaha 6 4 2
2 Momentum Linier dan Tumbukan 4 2 2
Total Jam Pembelajaran PKB 10 6 4
𝐸𝑣 = −𝛼𝛾𝑉
𝐸𝑠 = +𝛽𝛾𝑆
𝐸 = 𝐸𝑣 + 𝐸𝑠
= −𝛼𝛾𝑉 + 𝛽𝛾𝑆
Bentuk geometri paling stabil jika energi paling kecil. Energi paling kecil
dicapai jika nilai suku volum (suku pertama di ruang kanan) paling besar dan nilai
suku permukaan (suku kedua di ruas kanan) paling kecil. Artinya, energi akan
minimal jika perbandingan luas permukaan dan volume sekecil mungkin. Gemoetri
yang memiliki sifat demikian hanyalah. bola. Tidak ada geometri lain yang memiliki
perbandingan luas permukaan dengan volume yang lebih kecil daripada bola.
Inilah penyeban mengapa bentuk tetes air atau zat cair lain adalah bola.
C. Integrasi Keislaman
1. Pandangan Al-Qur’an dan Sains mengenai Energi
a. Q.S.Yunus ayat 5
اب َما
َ سَ ٱلسنِينَ َو ۡٱل ِح
ِ ع َد َد ٗ ُس ِضيَا ٗٓء َو ۡٱلقَ َم َر ن
َ ْورا َوقَد ََّر ُۥه َمنَ ِاز َل ِلتَ ۡعلَ ُموا َ ه َُو ٱلَّذِي َج َع َل ٱلش َّۡم
ِ ق يُفَ ِص ُل ۡٱۡلٓ َٰ َي ۡ َٰ
َت ِلقَ ۡو ٖم َي ۡعلَ ُمون ِ ٱّللُ ذَ ِلكَ ِإ ََّّل ِبٱل َح
َّ قَ ََخل
5. Dialah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya dan
ditetapkan-Nya manzilah-manzilah (tempat-tempat) bagi perjalanan bulan
itu, supaya kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan (waktu).
Allah tidak menciptakan yang demikian itu melainkan dengan hak. Dia
menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya) kepada orang-orang yang
mengetahui.
Pada awal surat, Allah bersumpah memakai nama langit dan bintang yang
cahayanya menembus kegelapan malam, Dia bersumpah bahwa jiwa-jiwa
manusia tidak akan dibiarkan begitu saja tanpa ada yang memeliharanya, tetapi
jiwa-jiwa tersebut telah ada yang menjaga dan menghitung apa yang dilakukan
olehnya, Dia adalah Allah.
Allah lah yang mengirim angin, lalu angin itu dapat menimbulkan awan,
dan menyebar serta mengumpulkannya pada salah satu arah di langit,
terkadang awan itu berjalan, dan kadang berhenti dan terkadang menggumpal-
gumpal, maka kamu dapat melihat air hujan keluar dari celah-celahnya, maka
apabila hujan itu menimpa hamba-hamba Nya, maka mereka bersuka ria,
karena hujan sangat mereka perlukan.
Dan dari gambaran ayat diatas, dijaman sekarang ini kita mengenal cahaya
pelita itu adalah lampu listrik, namun lampu tersebut tidak dipanaskan
menggunakan minyak dan api, tetapi menggunakan filamen dan listrik sebagai
pengganti minyak dan api, dimana filamen tersebut jika dialiri listrik mampu
berpendar dan bercahaya seperti bintang yang cemerlang dimalam hari.
D. Bahan Bacaan
1) Usaha dan Energi
Ketika kendaraan bermotor menempuh perjalanan, maka lama kelamaan
bahan bakar akan habis. Bahan bakar berupa energi kimia akan diubah menjadi
energi mekanik yang selanjutnya digunakan oleh mesin kendaraan untuk
melakukan kerja. Posisi kendaraan dapat berpindah dikarenakan mesin
melakukan gaya.
𝑟
𝑊12 = 𝑐𝑜𝑠𝜃 ∫𝑟 2 𝐹 𝑑𝑟 (1.4)
1
= Fs cos θ (1.5)
Apa yang menarik dari persamaan ini? Yang menarik adalah kalua
sebelumnya, untuk menentukan kerja kita melakukan proses integral pada
perkalian gaya dengan elemen perpindahan. Integral tersebut bisa saja sangat
rumit sehingga sulit diselesaikan. Namun, jika gaya yang bekerja adalah gaya
konservatif maka kerumitan integral dapat dihindari. Kita cukup menghitung selisih
energi potensial awal dan energi potensial akhir.
2 ⃗⃗⃗⃗⃗
𝑟
= −𝑚𝑔 ∫⃗⃗⃗⃗⃗
𝑟
𝑗̂. 𝑑𝑟⃗ (1.7)
1
Tetapi karena 𝑑𝑟⃗ = 𝑖̂𝑑𝑥 + 𝑗̂𝑑𝑦 + 𝑘̂𝑑𝑧 maka 𝑗̂. 𝑑𝑟⃗ = 𝑑𝑦 sehingga
persamaan (1.7) dapat ditulis menjadi
ℎ2
𝑊12 = −𝑚𝑔 ∫ 𝑑𝑦
ℎ1
= −𝑚𝑔[ℎ2 − ℎ1 ]
= 𝑚𝑔ℎ1 − 𝑚𝑔ℎ2 (1.8)
𝑈 = 𝑚𝑔ℎ (1.9)
Gambar 2 Ketika Benda Berada Pada Posisi Setimbang (Pegas Tidak Teregang atau
Tertekan)
Pegas tidak melakukan gaya pada benda. Jika benda ditekan ke kiri dari
posisi setimbang maka pegas mendorong benda ke arah kanan, dan sebaliknya.
Sekarang kita akab menghitung kerja yang dilakukan oleh gaya pegas. Ketika
pegas bertambah panjang dx maka kerja yang dilakukan pegas adalah
𝑑𝑊 = 𝐹𝑑𝑥
Kerja yang dilakukan pegas untuk menambah panjang dari x1 ke x2 adalah
𝑥2
𝑊1 = ∫ 𝐹𝑑𝑥
𝑥1
1 2 𝑥2
= −𝑘 [ 𝑥 ]
2 𝑥1
1 1
= −𝑘 [ 𝑥22 − 𝑥12 ]
2 2
1 1
= 𝑘 𝑥12 − 𝑥22
2 2
Karena kerja yang dilakukan gaya konservatif sama dengan selisih energi
potensial awal dan akhir maka kita dapatkan ungkapan energi potensial awal dan
akhir pegas sebagai berikut
1
𝐸𝑝(𝑥1 ) = 𝑘 𝑥12
2
1
𝐸𝑝(𝑥2 ) = 𝑘 𝑥22
2
Secara umum, energi potensial pegas yang menyipang sejauh x dari posisi
setimbang adalah
1
𝐸𝑝(𝑥) = 𝑘 𝑥 2 (1.10)
2
d. Energi Kinetik
Jika ada kerja yang dilakukan pada sebuah benda maka benda tersebut
mendapat gaya. Berdasarkan hukum II Newton maka benda memiliki percepatan
yang berakibat pada perubahan kecepatan (Gambar 3). Bagaimana keterkaitan
kecepatan benda dengan kerja yang terjadi pada benda?
Dengan menggunakan hukum II Newton maka gaya dapat diganti dengan
perkalian massa dan laju perubahan kecepatan (percepatan) sehingga kita dapat
menulis persamaan
𝑑𝑣⃗
= (𝑚 ) . 𝑑𝑟⃗
𝑑𝑡
𝑑𝑟⃗
= (𝑚𝑑𝑣⃗).
𝑑𝑡
= 𝑚𝑑𝑣⃗. 𝑣⃗
⃗⃗
𝑣
𝑊12 = 𝑚 ∫⃗⃗⃗⃗⃗
𝑣
𝑣⃗ • 𝑑𝑣⃗ (1.11)
1
𝑣 2 = 𝑣⃗ • 𝑣⃗
𝑑 2 𝑑𝑣⃗ 𝑑𝑣⃗
𝑣 = • 𝑣⃗ + 𝑣⃗ •
𝑑𝑡 𝑑𝑡 𝑑𝑡
𝑑𝑣⃗
=2 • 𝑣⃗
𝑑𝑡
Atau
𝑣
𝑊12 = 𝑚 ∫ 𝑣⃗ • 𝑑𝑣⃗
𝑣1
Benda yang sedang bergerak memiliki energi. Ini dapat dibuktikan dengan
mudah. Jika kalian tahan benda yang sedang bergerak maka kalian merasakan
adanya gaya. Sebaliknya, jika benda yang sedang diam atau bergerak dengan
kecepatan kecil maka kecepatannya makin besar jika diberi kerja. Pertanyaan
berikutnya adalah bagaimana bentuk persamaan energi benda yang sedang
bergerak? Mari kita lakukan percobaan sederhand dalam pikiran (gedanken
experiment).
1. Makin besar laju benda maka makin besar gaya yang diperlukan untuk
menghentikan benda. Dari sini kita simpulkan bahwa energi gerak benda
berbanding lurus dengan laju pangkat bilangan positif, atau
𝐾∞𝑣 𝛼 (1.13)
2. Makin besar massa benda (untuk laju yang sama) maka makin besar juga gaya
yang diperlukan untuk menahan gerak benda. Dasi sini kita simpulkan bahwa
energi gerak benda sebanding dengan massa benda pangkat bilangan positif,
atau
𝐾∞𝑚𝛽 (1.14)
Kalau dua kesebandingan di atas digabung maka energi gerak benda akan
memenuhi persamaan berikut ini
𝐾 = 𝛾𝑚𝛽 𝑣 𝛼 (1.15)
1 1
𝑊12 = 2 𝑚𝑣 2 − 2 𝑚𝑣12 (1.16)
α= 2
β=1
1
γ =2
Akhirnya kita dapatkan ungkapan energi gerak benda sebagai
1
𝐾 = 2 𝑚𝑣 2 (1.17)
Energi gerak yang diungkapkan oleh persamaan (1.17) dinamakan energi kinetik.
𝑊12 = 𝐾2 − 𝐾1
Atau
Persamaan (1.18) menyatakan bahwa kerja yang dilakukan suatu gaya pada
sebuah benda sama dengan perubahan energi kinetik benda tersebut. Ini disebut
teorema kerja-energi bentuk pertama.
Energi kinetik tidak pernah berharga negatif, bagaimana pun jenis gerak
benda. Ini disebabkan energi kinetik merupakan fungsi kuadratik dari kecepatan
atau laju. Jika laju benda bertambah dua kali lipat maka energi kinetic bertambah
empat kali lipat. Energi kinetik adalah eenrgi yang dimiliki benda karena adanya
gerakan. Apabila benda itu ditahan maka sebagian atau seluruh energy kinetic
berubah menjadi energy bentuk lain. Akibatnya, energi kinetik berkurang
kecepatan benda berkurang) atau hilang (benda berhenti). Prinsip kerja-energi
dapat membantu dalam beberapa hal. Seringkali gaya yang bekerja pada benda
sulit ditentukan. Lalu bagaimana bisa menentukan kerja yang dilakukan gaya
tersebut? Caranya adalah dengan mengukur berapa energi kinetik awal dan akhir
benda. Selisih energi kinetik tersebut (energi kinetik akhir kurang energi kinetik
awal) merupakan usaha yang dilakukan gaya.
2) Momentum
Momentum merupakan besaran yang merepresentasikan keadaan gerak
benda. Secara matematis momentum merupakan perkalian massa dan
kecepatan benda atau
𝑝⃗ = 𝑚𝑣⃗ (2.1)
Tampak bahwa besar momentum ditentukan oleh massa dan kecepatan
sekaligus. Kapal tanker memiliki momentum sangat besar karena massanya
sangat besar. Pesawat memiliki momentum sangat besar karena kecepatannya
sangat besar
Momentum pada persamaan (2.1) adalah momentum yang dimiliki sebuah
benda. Momentum adalah besaran vektor dengan arah persis sama dengan
arah vektor kecepatan. Jika kecepatan benda memiliki komponen arah sumbu
Gambar 4 Sistem Yang Terdiri dari n Buah Benda Dengan Massa dan Kecepatan Masing-
masing
𝑑𝑃⃗⃗𝑡𝑜𝑡
𝐹⃗𝑡𝑜𝑡 =
𝑑𝑡
Dimana
𝐹⃗𝑡𝑜𝑡 = ∑ 𝐹⃗𝑖
𝑖
𝑃⃗⃗𝑡𝑜𝑡 = ∑ 𝑃⃗⃗𝑖
𝑖=1
Dalam menentukan gaya total pada persamaan di atas maka gaya antar
anggota sistem tidak diperhitungkan karena akan saling menghilangkan.
Sebagai contoh sistem kita terdiri dari dua benda. Gaya pada benda 1 oleh
benda 2 dan gaya pada benda 2 oleh benda 1 merupakan gaya antar anggota
sistem. Kedua gaya tersebut tidak diperhitungkan dalam menentukan gaya
total. Sebab gaya pada benda 1 oleh benda 2 dan gaya pada benda 2 oleh
benda 1 persis sama dan berlawanan arah sehingga saling menolkan pada saat
dijumlahkan. Misalkan sistem terdiri dari dua muatan listrik. Dua muatan listrik
tersebut saling menarik dengan gaya Coulumb. Tetapi karena dua benda
tersebut dipandang sebagai sebuah sistem maka gaya Coulumb tersebut tidak
diperhitungan. Yang diperhitungan adalah gaya dengan benda lain selain dua
benda tersebut. Jika dua benda tersebut berada di bawah pengaruh gravitasi
bumi maka hanya gaya gravitasi bumi yang dimasukkan dalam menghitung
gaya total. Gaya total adalah jumlah gaya gravitasi bumi pada benda 1 dan
benda 2.
Persamaan ini menyatakan bahwa selama gaya total yang bekerja pada sistem
sama dengan nol maka momentum sistem selalu tetap nilainya pada saat
kapanpun. Meskipun antar anggota sistem saling mengerjakan gaya, misalknya
saling melakukan tumbukan, maka momentum total sistem tidak berubah
selama tidak ada gaya luar yang bekerja pada sistem. Gaya antar sistem hanya
mengubah momentum masing-masing anggota sistem, tetapi ketika
dijumlahkan semua momentum tersebut maka tetap didapatkan momentum
total yang nilainya konstan. Ini adalah ungkapan hukum kekekalan momentum.
Momentum total sistem konstan jika tidak ada gaya luar yang bekerja pada
sistem, atau
di mana tanda petik menyatakan keadaan akhir dan tanpa tanda petik
menyatakan keadaan awal.
𝑚1 𝑣1 + 𝑚2 𝑣2 = 𝑚1 𝑣1 ′ + 𝑚2 𝑣2 ′ (2.2)
1 1
𝐾 = 𝑚1 𝑣12 + 𝑚2 𝑣22
2 2
1 1
𝐾 ′ = 𝑚1 𝑣1′2 + 𝑚2 𝑣2′2
2 2
1 1 1 1
𝑚1 𝑣12 + 𝑚2 𝑣22 ≥ 𝑚1 𝑣1′2 + 𝑚2 𝑣2′2
2 2 2 2
atau
atau
Mari kita definisikan besaran baru yang bernama koefisien elastisitas sebagai
berikut
(𝑣 ′ −𝑣 ′ )
𝑒 = − (𝑣2 −𝑣1) (2.6)
2 1
Dari definisi koefisien elastisitas dan persamaan (6.17) kita simpulkan bahwa
untuk semua jenis tumbukan dua benda berlaku
𝑒≤1
E. Aktivitas Pembelajaran
1) Aktivitas Pembelajaran Topik 1: Prinsip Usaha dan Energi
7. Menyusun simpulan
(Generalization)
mengenai Konsep
usaha dan energi.
Simpulan dapat
dituliskan dalam
kertas karton untuk
dipresentasikan
dalam forum kelas.
7 Menyusun simpulan
(Generalization)
percobaan yang
dilakukan. Simpulan
dapat dituliskan dalam
kertas karton untuk
dipresentasikan dalam
forum kelas.
8 Perwakilan kelompok Menfasilitasi presentasi dan 20
mempresentasikan terjadinya dan diskusi kelas. menit
hasil diskusinya.
Kegiatan ini dilakukan secara tatap muka bersama fasilitator dan teman sejawat
untuk melaporkan dan mendiskusikan hasil kegiatan on. Agar hambatan
selama pembelajaran terekam dengan baik, lakukan refleksi pelaksanaan
pembelajaran dan tuliskan ke dalam lembar berikut:
dst
dst
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
..........................................
Percobaan
a. Alat dan bahan
2 Kertas 2 lembar
4 Penggaris 1 buah
5. Tali Secukupnya
Prosedur kerja
1. Melakukan percobaan ini di sebuah meja dialasi kertas yang telah terlebih
dahulu diberi garis berskala cm (lihat gambar).
2. Perpindahan beban s sejauh 15 cm.
3. Menarik beban dengan neraca pegas di sepanjang garis dengan gaya yang
konstan (atau laju yang konstan)
4. Agar diperoleh gaya yang konsta (jarum pada neraca pegas terus
menunjuk angka yang sama), melakukan beberapa kali latihan sampai
berhasil. Kemudian ambil data gaya F.
1.
2.
3.
b. Gaya
Perpindahan
Analisis Data
2. LKPD 2
Nama Peserta Didik :
1) ………………………………….
2) ………………………………….
3) ………………………………….
Tujuan Pembelajaran
Setelah mendengarkan informasi singkat, diskusi kelompok dan diskusi kelas,
diharapkan siswa mampu :
1. Menjelaskan hukum kekekalan momentum
2. Mengkonsepkan hukum kekekalan momentum untuk system tanpa gaya
luar
3. Menganalisis hukum kekekalan momentum dan hukum kekekalan
energi pada tumbukan lenting sempurna, lenting sebagian dan tak
lenting.
4. Menyelsaikan permasalahan tentang tumbukan dengan
menggunakan hukum kekekalan momentum
Informasi Pendukung
Pt =…………………………………
P ' = ……………………………………..
…………………………….=…………………………….
(𝑣1′ − 𝑣2′ )
𝑒= =1
−(𝑣1 − 𝑣2 )
……………………………………………………
……………………………………………………
Diskusi
Sebuah bola tenis kita jatuhkan dari ketinggian h1 (jatuh bebas). Bola
mengenai lantai dan terpental dengan ketinggian h2, dimana selalu h2 < h1.
ℎ1′
𝑒 = √ = 𝑑𝑠𝑡
ℎ1
Buktikan :
A. Tes Formatif
a. Soal Pilihan Ganda
1) Balok bermassa 10 kg berada di atas lantai licin. Balok diberi gaya F = 25
N membentuk sudut 370 terhadap arah mendatar seperti gambar. Setelah
menggeser ke kanan sejauh 2 m maka usaha yang telah dilakukan gaya
F sebesar .....joule
A. 30
B. 40
C. 50
D. 100
E. 200
2) Sebuah bola bermassa 0,5 kg bergerak dari A ke C melalui lintasan
lengkung, seperti gambar di samping. Apabila percepatan gravitasi = 10
ms-2, maka usaha yang di lakukan bola dari A ke C adalah .....J
A. 30
B. 40
C. 50
D. 100
E. 200
Catatan:
Catatan:
Catatan:
Catatan: