Anda di halaman 1dari 31

PERSEPSI

Dr. Herdito Sandi Pratama, M.Hum.


Departemen Filsafat FIB UI
herditosandi@gmail.com
DUA PERTANYAAN
MENDASAR

1. Apa itu mempersepsi sesuatu?


a. Bagaimana kita memperoleh informasi dari
persepsi?
b. Kapankah informasi itu akurat?
2. Bagaimana persepsi memberikan kita
pengetahuan atau bukti yang memadai
mengenai dunia eksternal?
a. Bisakah bukti ini membatalkan atau
mendukung teori kita mengenai dunia?
Empat Posisi Tradisional Filsafat terkait
Persepsi
Representasionalisme

Realisme Naif

Idealisme

Skeptisisme
REPRESENTASIONALISME

• Disebut juga sebagai indirect realism; di dalam persepsi, kita secara langsung sadar
terhadap mental states internal.
• Mental states ini merujuk pada ideas (Locke), impresi (Hume), mental images atau sense-
data (Russell).
• Kita secara tidak langsung menyadari objek-objek eksternal.
• Objek eksternal adalah objek yang eksis secara independen dari pikiran.
• Mental images disebabkan oleh dunia eksternal, yakni objek-objek/peristiwa-peristiwa
fisikal. Mental images merepresentasikan dunia eksternal.
• Kita memperoleh pengetahuan (justified beliefs) mengenai dunia eksternal melalui
inferensi fakta-fakta mengenai objek-objek eksternal berdasar karakter mental images.
REALISME NAIF

• Disebut juga direct realism; melalui persepsi kita secara langsung


menyadari eksistensi objek eksternal.
• Objek eksternal tidak bergantung pada kesadaran terhadap mental
images.
• Kita memiliki pengetahuan langsung, non-inferensial, mengenai eksistensi
dan properti-properti objek eksternal yang dipersepsi.
• Disebut naif karena lawan-lawannya menilai pandangan ini terlampau
simplisistik.
IDEALISME

• Tidak ada dunia eksternal; yang ada hanyalah pikiran dan ide di dalam
pikiran.
• Persepsi hanyalah proses mengalami gambaran hidup dari ide.
• Ide mencakup seluruh fenomena mental.
• Karenanya, tidak ada perdebatan mengenai dunia eksternal.
SKEPTISISME

• Kita tidak bisa mengetahui apakah ada dunia eksternal atau tidak.
• Jika ada, bagaimana ia persisnya?
• Tidak menolak keberadaan dunia eksternal, hanya mengakui ketiadaan
pengetahuan mengenainya.
• Empiria: pengalaman
• Pandangan bahwa keyakinan dapat dijustifikasi secara maksimal
melalui bukti-bukti yang diterima dari data inderawi/pengalaman
perseptual.
• Penampakan adalah aspek fundamental dari persepsi.

• John Locke (1632-1704)


EMPIRISME • Bishop Berkeley (1685-1753)
• David Hume (1711-1776)
• John Stuart Mill (1806-1873)
• Bertrand Russell (1872-1970)
• Logical Positivists: A.J. Ayer (1910-1989)
• William James (1842-1910)
JOHN LOCKE
• Menggunakan istilah idea untuk merujuk pada objek
mental yang secara langsung disadari.
• Seluruh ide dihasilkan dari sensasi atau dari refleksi.
• Sensasi berarti persepsi inderawi.
• Refleksi adalah observasi introspektif mengenai operasi
di dalam pikiran).
• Dalam persepsi, objek eksternal menyebabkan kita
mengalami ide yang merepresentasikan objek tertentu
itu.
• Objek eksternal menyerupai ide yang kita punyai dalam
pengertian properti spasial.
• Jika kita melihat tomat bundar, maka kita punya
gambaran bundar dalam pikiran.
Tabula Rasa, Blank Slate

Menolak keras gagasan innate Pikiran adalah kertas putih Pengalaman-lah yang
ideas Descartes. kosong, tabula rasa, blank slate. mengisinya.
Simple Ideas
• Locke membangun teori epistemologinya dengan membuat distingsi antara simple ideas (ide-ide
sederhana) dan complex ideas (ide-ide kompleks); serta primary quality (kualitas primer) dan
secondary quality (kualitas sekunder).
• Simple ideas berasal dari persepsi inderawi.
• Contoh: gerakan; dihasilkan dari penglihatan atau sentuhan.
• Simple ideas tidak dapat dipecah menjadi entitas yang lebih sederhana lagi.
• Kalau kita tidak paham ide merah, maka tidak bisa ada penjelasan apapaun lagi. Jadi, ide
merah adalah contoh simple ideas.
• Simple ideas adalah data primer; atom psikologis.
• Seluruh pengetahuan disusun dari simple ideas.
Complex Ideas

• Complex ideas adalah kombinasi dari simple ideas.


• Pengetahuan kita mengenai hal-hal partikular, relasi, dan abstraksi, diturunkan
dari complex ideas.
• Apel; dari simple ideas merah, bundar, dan manis.
• Dalam hal ini, Locke dekat dengan nominalisme; pandangan bahwa yang eksis
hanyalah unit partikular.
Primary dan Secondary Qualities

• Distingsi primary dan secondary qualities dipinjam dari Descartes dan Galileo, yang sebelumnya meminjam dari
Democritos.
• Primary qualities adalah karakteristik hakiki objek-objek eksternal.
• Kualitas ini inheren di dalam objek-objek tersebut.
• Keluasan, ukuran, bentuk, lokasi.
• Secondary qualities adalah karakteristik yang sering kita atribusikan pada objek-objek eksternal.
• Pada hakikatnya, kualitas ini hanya eksis di dalam pikiran; sekalipun disebabkan oleh fitur nyata dari objek
eksternal.
• Warna, suara, rasa.
• Dengan begitu, Locke adalah seorang representasionalis; pikiran merepresentasikan dunia eksternal, tetapi
tidak menduplikasinya.
BERKELEY
• Tidak memberi tempat bagi skeptisisme; baginya, hubungan antara mental
images dan objek eksternal tidak perlu lagi dipertanyakan.
• Yang sungguh-sungguh ada hanyalah pikiran dan ide.
• Ingin membela common sense dan menolak skeptisisme.
• Skeptisisme terhadap objek-objek eksternal menjadi mungkin karena kita
membuat distingsi antara pengalaman dan objek itu sendiri.
• Objek-objek pengetahuan manusia adalah ide-ide.
• Pikiran adalah yang memahami ide-ide.
• Eksistensi sebuah ide tercapai karena dipahami.
• Esse est percipe: ada karena dipahami.
Tiga Argumen Idealisme Berkeley

1. Kita tidak punya asalan rasional untuk meyakini objek-objek eksternal.


2. Kita tidak punya konsepsi koheren mengenai persisnya objek eksternal.
3. Keberadaan objek eksternal yang independen dari pikiran adalah self-contradiction.
HUME
• Mengambil posisi empiris, mendasarkan
pengetahuan pada pengalaman dan observasi.
• Menolak perdebatan substansi, baik Cartesian
maupun Lockean. Tidak ada dasar yang cukup
memadai untuk memastikan eksistensi substansi.
• Semua pengetahuan datang dari kesan inderawi
(sense impression).
• Ide berbeda dengan kesan inderawi. Kesan
inderawi adalah proto-ide, material ide.
• Naturalisme Newtonian: Mendasarkan ilmu hanya
pada pengamatan.
• Mengembangkan skeptisisme; jenis consequent
scepticism.
Hubungan Impresi dan Ide

• Setiap simple idea memiliki simple impression sebagai anteseden kausalnya.


• Setiap simple idea adalah salinan dari impresi terdahulu.
• Apa origin dari seluruh ide?
• The impressions of experience. No impression, no idea.”
KESAN INDERAWI IDE

PENGETAHUAN

• Pengalaman • Abstraksi
• Bersifat hidup • Tidak cukup hidup
• Dinamis • Berasal dari materi:
• Material content • Compound (menggabung)
• Transpose (mengubah)
• Augment (memperbanyak)
Contoh: • Diminish (mengurangi)
• Nada C
• Biru
Prinsip Dasar

1. Analisis elemen-elemen pikiran (impresi dan ide)


2. Relasi di antaranya (dependensi)
3. Prinsip yang menerangkan bagaimana ide-ide berinteraksi (asosiasi)
Prinsip Asosiasi:
Bagaimana Ide Terbentuk
Resemblance/ X dan Y;
Priority X mendahului Y

IDE Contiguity X kontak dengan Y

Necessary
X menyebabkan Y
Connection
RELATES OF MATTERS OF FACT
IDEAS Hume’s
True by definition Not true by definition Fork
Necessary (bentuk Contingent (bentuk
negatifnya pasti self- negatifnya tidak niscaya (Section IV
contradiction; tidak salah)
mungkin benar) Enquiry)
A priori Aposteriori
ANALITIK SINTETIK
Terputus dengan Klaim terhadap realitas
realitas
Eksaminasi Hume’s Fork
Uji:
Proposisi XY • Tuhan
• Substansi
• Kausalitas
• Hukum alam
• Diri

HUME’S FORK

ANALITIK SINTETIK NON-SENSE

Pernyataan Indikatif
mengenai Realitas
Kausalitas

Peristiwa A Peristiwa B

Ayam Berkokok Matahari Terbit


Post-Hoc Ergo Propter Hoc

Air dipanaskan Air mendidih

• Serialitas tidak berarti kausalitas


• Tidak ada material content dari kausalitas
Menolak Kausalitas dan Induksi

Menolak kausalitas dan induksi Dengan demikian, menolak


dengan dua argumen dasar: constant conjunction.
Menghancurkan keyakinan umum bahwa ada
necessary connection di realitas.
Dengan memberi eksplanasi terhadap fakta
(observasi), kita tidak bisa memberikan jaminan
yang memadai bahwa ada ide neccesary
connection.
• Tidak ada dasar yang memadai untuk
menjustifikasi eksistensi dunia eksternal.
• Sejauh pengetahuan berasal dari pengalaman,
Skeptisisme maka sejauh itu justifikasi bisa diberikan.
• Proto-Das ding an sich.
• Anti-realis
1. Semakin pasti,
semakin lemah bukti;
semakin banyak bukti,
semakin tidak pasti.
2. Keyakinan-keyakinan
dasariah sulit
dibuktikan.
DUA PROBLEM EMPIRISME
SELESAI

Anda mungkin juga menyukai