Anda di halaman 1dari 2

TUGAS FILSAFAT

1. * Pengetahuan rasional dibentuk oleh ide yang abstrak – tidak dapat dilihat
atau diraba, sehingga belum dapat dikuatkan oleh semua manusia dengan
keyakinan yang sama. Bahkan di kalangan tokoh rasionalis sendiri terdapat
perbedaan yang nyata mengenai kebenaran dasar yang menjadi landasan
dalam menalar.
*Banyak kalangan yang menemukan kesukaran dalam menerapkan konsep
rasional ke dalam masalah kehidupan yang praktis, karena paham ini
cenderung meragukan bahkan menyangkal sahnya pengalaman inderawi
untuk memperoleh pengetahuan.
*Rasionalisme dianggap gagal dalam menjelaskan perubahan dan
pertambahan pengetahuan manusia selama ini. Banyak ide yang tampaknya
sudah mapan pada satu waktu bisa berubah drastis pada waktu yang lain,
misalnya ide tentang sistem tatasurya.

2. Perbedaan empirisme dan rasionalisme

Kriteria Empirisme Rasionalisme


Sumber Pengetahuan Pengalaman Akal
Logika Induktif Deduktif
Paham Pragmatis Idealis
Proses Berpikir Empiris ke Abstrak Abstrak ke Empiris
Hasil Temuan Ideografik/Lokal Nomotetik/general
Ide bawaan / Bakat Tidak diakui Diakui
Paradigma Penelitian Fenomenologi Positivistik, Rasionalistik

Kriteria Empirisme Rasionalisme


Ontologi Realitas merupakan Realitas dapat dipecah
kesatuan yang tidak dan dipelajari secara
dapat dipecah independen
Epistemologi Pengamat dan amatan Pengamat dan amatan
menyatu terpisah
Aksiologi Tidak bebas nilai Bebas nilai
Ilmu yang dibangun idiografik Nomotetik
Logika Induktif Deduktif
Kesahihan Empiris Kualitatif Kuantitatif/ terukur
Paradigma Penelitian fenomenologi Positivistik, Rasionalistik

3. * Impression pada Hume, sama dengan sensasional pada John Lock yaitu basis pengetahuan.
Semua persepsi jiwa manusia terbentuk dari dua alat yang berbeda yaitu impression dan idea.
Dari keduanya, perbedaan terletak pada tingkat kekuatan dan garis menuju kekuatan besar
dan kasar disebut impression.
* Idea menurut Hume adalah gambaran kabur tentang persepsi yang masuk ke dalam pikiran.

4. Hume menolak kausalitas sebab sesuatu mengikuti yang lain, tidak melakat pada hal – hal itu
sendiri, namun hanya dalam gagasan kita. contohnya adalah hubungan ketika kita
menuangkan air dalam bejana dengan di nyalakan api dibawahnya. Hubungan tersebut kita
anggap sebagai suatu yang pasti, dimana kepastian disini adalah hanya mengungkapkan
harapan kita saja dan tidak boleh mengerti lebih dan berpeluang. Maka Hume menolak
kausalitas sebab sesuatu megikuti yang lain tidak melakat pada hal – hal itu sendiri, namun
hanya dalam gagasan kita. Hume juga membuang segala kausalitas, karena akal hanya bisa
menunjuk pada kesesuaian antara suatu perbuatan tertentu dengan defacto. Di dalam etikanya,
Hume membuang segala kausalitas, karena akal hanya bisa menunjuk pada kesesuaian antara
suatu perbuatan tertentu dengan defacto. Pada dasarnya, pemikiran Hume bersifat analisis,
kritis dan skeptis. Ia berpangkal pada keyakinan bahwa hanya kesan – kesanlah yang pasti,
jelas dan tidak diragukan, dari situlah dia sampai pada keyakinan bahwa “ aku “ termasuk
dunia khayalan. Berarti, dunia terdiri dari kesan – kesan yang terpisah dan dapat disusun
secara obyektif, sistematis, karena tiada hubungan sebab-sebab diantara kesan – kesan itu

5. Jika kita bicara tentang hukum alam atau sebab akibat menurut Hume sebenarnya kita
membicarakan apa yang kita harapkan, yang merupakan gagasan kita saja, yang lebih didikte
oleh kebiasaan atau perasaan kita saja.

6. * Kualitas Primer adalah sifat yang mendasar dan dapat melekat pada semua objek, seperti
padat, panjang, gerak, diam, dan lain-lain.
* Kualitas sekunder adalah hasil yang dapat dengan indra, seperti warna, bau, atau rasa.
Disebut sekunder karena kualitas itu tidak melekat pada benda, tetapi muncul dari persepsi
pikiran saat indra kita berinteraksi dengan suatu benda.

7. Filsafat tabula rasa menurut John Locke adalah teori bahwa pikiran (manusia) ketika lahir
berupa "kertas kosong" tanpa aturan untuk memroses data, dan data yang ditambahkan serta
aturan untuk memrosesnya dibentuk hanya oleh pengalaman alat inderanya. Tabula rasa
berarti bahwa pikiran individu "kosong" saat lahir, dan juga ditekankan tentang kebebasan
individu untuk mengisi jiwanya sendiri. Setiap individu bebas mendefinisikan isi dari
karakternya - namun identitas dasarnya sebagai umat manusia tidak bisa ditukar. Dari asumsi
tentang jiwa yang bebas dan ditentukan sendiri serta dikombinasikan dengan kodrat manusia
inilah lahir doktrin Lockean tentang apa yang disebut alami.

* “saya benar-benar mengerjakan sendiri, tidak mencontek pekerjaan teman”

NAMA : FIHRIS NABIILAH R.

KELAS : XIS3

NO. ABSEN : 07

Anda mungkin juga menyukai