FILSAFAT ILMU
”SKEPTIS RADIKAL”
Ilmu pengetahuan itu adalah ilmu pengetahuan yang terkait langsung dengan
manusia
semua ilmu lainnya, ilmu-ilmu manusia ini harus didasarkan atas pengalaman dan
observasi
Teori Pengetahuan
Sesuai dengan inti aliran empirisme, Hume berpendapat bahwa semua pengetahuan
didasarkan atas pengalaman indrawi. yang disebut PERSEPSI. Jadi persepsi adalah objek
pengetahuan manusia.
Persepsi terbentuk sebagai tiruan (copy) dari benda empiris yang ada di sana. Hume tidak
mempermasalakan apakah benda yang dipersepsi itu ada atau tidak ada secara aktual, yang
penting bagi dia adalah bagaimana pengetahuan kita mungkin berdasarkan persepsi
(mengenai objek) tertentu yang kita peroleh.
Posisi ini yang membuat empirisme Hume menjadi sangat radikal, karena ia bahkan skeptis
terhadap keberadaan dunia empiris material.
PERSEPSI (KESAN DAN IDE)
Persepsi adalah keseluruhan yang ada dipikiran kita (isi pikiran kita). Persepsi dibagi
menjadi 2 yaitu :
1. KESAN KESAN (IMPRESSION) adalah persepsi yang lebih hidup dan langsung/
merefleksikan suatu sensasisensasi tau gerakan. kesan-kesan adalah apa yang
kita tangkap dengan segera, langsung, dalam kesadaran, sebelum ia berubah
menjadi ide/pikiran
2. IDE IDE (IDEAS)/ PIKIRAN (thoughts) adalah Persepsi yang kurang berdaya
dan kurang hidup. Ide disebut juga dengan MAKNA (dalam teori makna dikenal
dgn istilah teori makna (meaning theory) yang terbentuk dari ide atau pikiran
kita mengenai suatu objek. Ide merupkan tiruan dari kesan-kesan yang kita
peroleh sebelumnya
PERSEPSI (KESAN DAN IDE)
Kedua : Orang yang mengalami masalah dalam hal indra, tidak memiliki
ide mengenai sesuatu yang hanya bisa diperoleh melalui organ tersebut.
Kita tidak punya gambaran dalam pikiran kita mengenai penampakan
empiris konsep tersebut; artinya, kita tidak punya kesan (dalam pikiran)
seperti apa objek tersebut dalam kenyataan
MUNCULNYA PENGETAHUAN
1.kemiripan (resemblance),
MASALAH :
“ Bagaimana mungkin bisa memiliki kepercayaan dari metode induksi tersebut? Atas dasar
apamenerima dan mengakui keniscayaan dan keuniversalan hukum-hukum tersebut?
Bagaimana mungkin dapat memiliki pengetahuan atau kepercayaan yang sedemikian pasti
mengenai hal yang belum terjadi?”
KRITIKAN HUME :
Apakah sains itu bertumpu sepenuhnya di atas metode atau prinsip yang rasional,
sebagaimana sering diklaim, atau di atas prinsip lain yang sebenarnya tidak rasional?
Relasi antaride dan Fakta
Cotoh: Matahari tidak akan terbit besok? Itu menyangkut fakta. Namun,fakta itu belum
terjadi.
Bagaimana mungkin kita merasa pasti atas fakta yang belum terjadi dan belum dapat
diobervasi? Bukti apa yang kita miliki untuk mempercayai fakta yang belum terjadi itu?
Sebab Akibat (cause and effect)
Semua penalaran mengenai fakta, relasi didasarkan atas sebab dan akibat
(cause and effect). Melalui penalaran relasi kausalitas itulah kita dapat
mengambil kesimpulan mengenai fakta yang melampaui memori dan indra
kita yang membuat kita mempercayai atau memiliki pengetahuan mengenai
relasi kausalitas.
Pengetahuan mengenai relasi ini tidak diperoleh melalui penalaran
apriori; melainkan muncul sepenuhnya dari pengalaman, yakni ketika
kita menemukan bahwa setiap objek partikular selalu berlangsung berurutan
satu sama lain. Dengan kata lain, proposisi sebab dan akibat ditemukan
bukan melalui rasio, melainkan melalui pengalaman
Beberapa Pertanyaan
Apa dasar pembenaran atas pengetahuan atau kepercayaan kita
yang sedemikian kuat mengenai fakta yang kita hadapi? “Relasi
kausalitas.”
Atas dasar apa kita mempercayai relasi kausalitas itu? “atas dasar
pengalaman”
Apakah pembenaran bagi kita untuk menarik kesimpulan
berdasarkan pengalaman di masa lalu itu? “relasi sebab akibat itu
didasarkan atas pengalaman masa lalu. Pengetahuan didasarkan atas
pengalaman kita di masa lalu mengenai hubungan antar peristiwa.
Beberapa Pertanyaan
Bagaimana mungkin dapat menarik kesimpulan mengenai masa depan
berdasarkan pengalaman masa lalu? Atas dasar apa saya dapat menjawab
peristiwa di masa depan berdasarkan peristiwa masa lalu? “tidak ada dasar
rasional untuk menarik kesimpulan mengenai masa depan (fakta yang belum
terjadi) berdasarkan pengalaman masa lalu”
Satu-satunya dasar bagi kita untuk menerapkan penalaran di masa lalu atas
peristiwa di masa depan hanyalah kebiasaan (custom). Kita terbiasa untuk
beranggapan bahwa hal yang sama juga akan terjadi di masa depan.
”IMMANUEL KANT”
Riwayat Hidup Immanuel Kant
Lahir pada 22 April 1724 di Konisberg (sekarang Kaliningrad, UUSR), Prusia
Timur, Jerman.
Meninggal Tahun 1804 pada usia 80-an
Pendidikan formal Collegium Friedericianum (Usia 8 Tahun)
Universitas Konisberg (Usia 16 tahun)
Tahun 1770, mendapatkan gelar doktor dengan desertasi
berjudul Meditationumquarunsdum de Igne Succinta Delineatio (Penggambaran
Singkat dari Sejumlah Pemikiran Mengenai Api).
Mengajar di Universitas Konisberg; mata kuliah: metafisika, geografi, pedagogi,
fisika, matematika, logika, filsafat, teologi, ilmu falak, dan mineralogi.
Tahun 1775, ia diangkat menjadi professor logika dan metafisika dengan
desertasi berjudul De Mindisensibilis Atgue Intelligibilis Forma et Principiis
(Mengenai Bentuk dan Asas Dunia Inderawi dan Budi).
Riwayat Hidup Immanuel Kant
(2)
Karya dalam bentuk buku:
Tahun 1770 Kritik der Reinen Vernunft (The Critique of Pure Reason)
Tahun 1785 Polegomena to any Future Metaphisics
Tahun 1786 Metaphisical Foundation of Rational Science
Tahun 1790 Critique of Practical Reason (1788), Critique of Judgement
Tahun 1794 Religion Within the Boundaries of Pure Reason
Tahun 1794 Religion Within Limits of Pure Reason
Tahun 1795 Sekumpulan essai yang berjudul Eternal Peace
Riwayat Hidup Immanuel Kant
(3)
Ayahnya seorang ahli pembuat baju besi, beralih profesi menjadi pedagang. Tetapi,
sekitar tahun 1730-1740, perdagangan di Konisberg mengalami kemerosotan,
sehingga keluarga Kant hidup dalam kemiskinan.
Keluarganya adalah penganut Kristiani yang sangat saleh. Keyakinannya itu
sekaligus merupakan latar belakang yang cukup penting bagi pemikiran filosofinya,
terutama masalah etika.
Meski miskin, ia tidak menggantungkan hidup sepenuhnya pada kerabat yang
membantunya. Ia menyambi berprofesi menjadi guru privat di beberapa keluarga
kaya.
Cara mengajarnya begitu hidup, seolah ia seorang orator handal. Karena itulah ia
disebut der schone magister (guru yang cakap).
Ia adalah seorang filosof Jerman abad ke-18 yang sangat berpengaruh dalam dunia
filsafat.
Why is Knowledge a problem?
(Mengapa Pengetahuan merupakan
masalah?)
”TRANSCEDENTAL IDEALISME”
RASIONALISME (Rane descartes, Spinosa & Leibniz) 32
REASON Ratio
(english) (latin)
kemampuan untuk melakukan;
abtraksi, memahami,
menghubungkan,
merefleksikan, memperhatikan
kesamaan-kesamaan, dan
perbedaan-perbedaan dan
sebagainya.
33
Paham rasionalisme menyatakan bahwa akal adalah
dasar kepastian ilmu pengetahuan dan pengetahuan
dapat diperoleh dan diukur akal melalui kegiatan. manusia
memperoleh pengetahuan melalui kegiatan menangkap
objek.
. Empirisme merupakan
doktrin filsafat yang
menekankan akan
pengalaman dalam
memperoleh pengetahuan
serta pengetahuan itu sendiri,
dan mengecilkan peran akal.
Perbedaan Rasionalisme dan Empirisme
(Akhyar & Donny hal 41-50) 35
Empirisme Akal itu pasif dan dianggap sebagai Akal menjadi objek dan
penyimpanan data-data dari pengalaman menjadi subjek
pengalaman-pengalaman
Rasionalisme Akal itu aktif dan semua yang dapat Akal menjadi subjek dan
diindera hanya perangsang bagi akal pengalaman/yang dapat
diiderawi menjadi objek
Imannuel Kant (1724-1804) 36
Kritisme adalah aliran yang lahir dari pemikiran Immanuel Kant yang
terbentuk sebagai ketidakpuasan atas aliran rasionalisme dan empirisme.
terjadi akibat indera dan pikiran ditentukan oleh fisiologi otak. Batasan
Semua
pengetahuan bahwa ada keputusan sintetik apriori
●
pengalaman.
Keputusan tentang
hukum kausalitas, Kant menepis Hume yang mengatakan
●
sebab”
Perbandingan antara tipe keputusan atau
pengetahuan Hume dan Kant (A & D hal 55) 42
Keputusan analitik adalah nama lain yang diberikan Kant terhadap konsep
Hume tentang pengetahuan yang berdasarkan relasi ide.
Bagi Kant, apa yang disebut imanen adalah apa yang berada
pada dunia dan transenden adalah apa yang berada pada si
subyek.
Filsafat Kant ●
Kant: metafisika sebelumnya bersifat dogmatis karena
menolak klaim mengklaim pengetahuan tentang objek sebagaimana
adanya, tanpa melakukan kritik pengetahuan
metafisika atas
terhadap kemampuan yang dimilikinya.
pengetahuan ●
Kant mengembangkan suatu filsafat transendental
tentang semesta yang menyelidiki cara akal manusia memahami objek
dibalik penampakan atau fakultas didalamnya.
Kritisisme Immanuel
Kant sebenarnya telah ●
Kant seolah-olah mempertegas bahwa rasio tidak mutlak
memadukan dua dapat menemukan kebenaran, karena rasio tidak
membuktikan,
pendekatan dalam ●
demikian pula pengalaman, tidak dapat dijadikan melulu
pencarian keberadaan tolak ukur, karena tidak semua pengalaman benar-benar
sesuatu yang juga nyata, tapi “tidak-real”, yang demikian sukar untuk
tentang kebenaran dinyatakan sebagai kebenaran
substansial
48
Idealisme Transendental, secara
umum, tidak menyangkal bahwa
dunia objektif di luar diri kita ada,
tetapi berpendapat bahwa ada
sebuah realitas supra-masuk akal di
luar kategori akal manusia yang
disebut noumenon, secara kasar
diterjemahkan sebagai "benda
dalam dirinya sendiri"