Anda di halaman 1dari 30

PENELITIAN KONSUMEN MENGGUNAKAN DATA

SEKUNDER STUDI KASUS : USING SECONDARY DATA IN

TARGETING CONSUMERS

Makalah ini Ditulis untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Perilaku Konsumen

Oleh :

Avitha Anindya 216100082

Indri Farisa L

Dzikri

Dhea Adelia 216100026

Aditya Setia P 216100044

PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS

EKONOMI UNIVERSITAS PUTRA

INDONESIA

2023
KATA PENGANTAR

Pertama-tama saya panjatkan puji syukur kepada Allah SWT,karena atas


Rahmat dan Ridhonya, saya dapat menyelesaikan makalah tanpa ada kendala,
makalah ini untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Perilaku konsumen.
Dalam kesempatan ini, saya ingin mengucapkan terimakasih kepada dosen saya
yang membimbing saya dalam mengerjakan tugas makalah ini sehingga saya
dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan tepat waktu.
Dalam makalah ini saya membahas agar pembaca dapat memperluas ilmu
tentang apa yang ada di makalah ini. Di dalam makalah ini terdapat latar
belakang, tujuan, formulasi isi tulisan dan bagaimana membuat kesimpulan dan
saran. Saya menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan, namun demikian telah memberikan manfaat bagi saya selaku
penyusun, dan semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas
kepada pembaca. Oleh karena itu saya menerima segala kritik dan saran dari para
pembaca agar saya dapat memperbaiki makalah selanjutnya.
Akhir kata saya berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
maupun inspirasi terhadap para pembaca.

Cianjur, 02 Oktober 2023

Penyusun
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL....................................................................................................
KATA PENGANTAR..................................................................................................
DAFTAR ISI.................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.................................................................................................
B. Tujuan Penulisan .............................................................................................
C. Rumusan Masalah............................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan........................................................................................................
B. Saran...................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Riset pemasaran dapat digunakan untuk pengambilan keputusan dalam


manajemen pemasaran. Taan (2010) menyebutkan peran riset pemasaran dalam
pengambilan keputusan manajemen membuktikan riset pemasaran sangat
membantu mendukung pengambilan keputusan dalam bidang manajemen
pemasaran. Proses dari penelitian yang dilakukan adalah analisis situasi dan
sistem informasi, identifikasi masalah, merancang kuesioner, perancangan
sampel dan melakukan riset eksploratori. Hasil penelitian menunjukan riset
pemasaran merupakan fungsi yang menghubungkan konsumen, pelanggan dan
publik dengan pemasaran melalui informasi-informasi yang digunakan untuk
mendefinisikan peluang dan masalah pemasaran, membantu kinerja pemasaran
dan memperbaiki pengertian pemasaran sebagai suatu proses. Persaingan pada
strategi pemasaran pada setiap usaha semakin meningkat.
Menurut Susanto (2013) perlu dilakukan riset untuk pengembangan
manajemen pemasaran dengan menganalisa lingkungan internal dan lingkungan
eksternal yang terdapat pada suatu perusahaan untuk memperluas area
pemasaran. Data sekunder diperoleh dari dokumen perusahaan dan informasi
dari perusahaan. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa manajemen
pemasaran pada perusahaan sudah dilakukan dengan cara menerapkan fungsi-
fungsi manajemen sehingga dapat memperluas area pemasaran hingga ke kota-
kota kecil di Indonesia untuk mencapai profit yang optimal. Iklan dan merek
dari suatu produk memengaruhi minat beli konsumen. Riset yang dilakukan
Soesatyo dan Rumambi (2013) mengenai kopi instan juga bertujuan untuk
menganalisis pengaruh kredibilitas selebriti endorser terhadap sikap audience
iklan dan pengaruhnya terhadap minat beli konsumen. Dalam penelitian ini 5
digunakan sebanyak 30 responden, metode sampling yang digunakan adalah
non probability yaitu purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan
wawancara mendalam dan metode analisis data dilakukan dengan content
analysis. Hasil penelitian yang dapat diambil dari penelitian ini, bahwa
penggunaan selebriti endorser dapat meningkatkan respon audience terhadap
produk
yang di iklankan. Larosa dan Sugiarto (2010) melakukan penelitian mengenai
analisis pengaruh harga, kualitas produk, dan lokasi terhadap keputusan
pembelian untuk menganalisis faktor-faktor yang paling dominan yang
mempengaruhi keputusan pembelian makanan yang berada di sekitar Simpang
Lima, Semarang. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah
konsumen yang pernah atau sering makan di warung makan yang berada di
sekitar Simpang Lima, Semarang. Sampel dalam penelitian ini adalah 80
responden dan teknik yang digunakan adalah teknik sampling non probability
dengan pendekatan accidental sampling (sampling based on chance). Dari hasil
analisis,indikator dalam penelitian ini adalah faktor yang paling dominan
mempengaruhi keputusan pembelian adalah variabel harga, disusul variabel
lokasi, dan yang terakhir adalah variabel kualitas produk. Metode kualitatif
dalam pemasaran menjadi sangat penting tidak hanya untuk keuntungan klasik
dalam perilaku konsumen, namun juga untuk keuntungan dalam menangani
data dan data mining yang besar.
Petrescu dan Lauer (2017) menunjukan studi kualitatif pada jurnal
pemasaran teratas selama dekade terakhir dan berfokus pada topik domain
metode yang digunakan. Hasilnya memberikan rekomendasi yang dapat
membantu mengintegrasikan metode kualitatif dengan lebih baik dalam riset
pemasaran, akademisi dan praktik. Strategi bundling merupakan salah satu
alternatif populer dalam strategi pemasaran. Menurut Setiawan (2004) agar
potensi strategi bundling dapat berdaya secara optimal, maka antesenden dan
karakteristik strategi tersebut harus dipahami dan dikelola dengan baik. Uji
empirik dilakukan dengan kuesioner kepada 100 manajer perusahaan
percetakan di Kota Semarang dengan teknik Structural Equation Modeling dan
ditemukan fakta bahwa terdapat pengaruh signifikan antara kinerja strategi
bundling terhadap persepsi penghematan pelanggan dalam mewujudkan
keunggulan bersaing. Terdapat rekomendasi sebuah kerangka kerja strategi
bundling yang dapat digunakan dalam pasar kompetitif. 6 Putri dan Wibowo
(2017) mengatakan persaingan industri sekarang ini semakin ketat sehingga
banyak perusahaan menerapkan pemasaran berupa bundling dengan
menawarkan produk dengan layanan dan fasilitas yang dapat menarik minat
konsumen sehingga mampu memenangkan pasar. Jumlah sampel yang
digunakan pada penelitian yaitu 100 responden dengan teknik purposive
sampling. Hasilnya menunjukkan pengaruh bundling terhadap minat beli adalah
22%, selebihnya 78% dipengaruhi oleh komunikasi pemasaran, bauran promosi
lainnya, dan kualitas layanan. Menggunakan data sekunder dalam menargetkan
konsumen adalah salah satu langkah penting dalam strategi pemasaran. Data
sekunder adalah informasi yang telah dikumpulkan oleh pihak lain untuk tujuan
lain dan dapat digunakan kembali untuk analisis pemasaran. Secara sederhana
riset pasar dapat diartikan sebagai cara untuk memperoleh informasi tentang
calon pelanggan/ potential customer. Konsep utama dari meriset pasar adalah
menyediakan data kebutuhan pelanggan atau konsumen secara terperinci
kepada organisasi bisnis atau usaha agar dapat memenuhi kebutuhan mereka
dengan lebih baik (dari sebelumnya atau dari kompetitor dalam industri yang
sama).

B. memungkinkan para
pemasar meramalkan
bagaimana konsumen
akan bereaksi di pasar dan
C. memahami alasan-alasan
mereka dalam mengambil
keputusan untuk membeli.
Konsumen
D. dengan perilakunya
merupakan wujud
kekuatan tawar yang
menjadi salah satu
kekuatan
E. kompetitif yang
menentukan intensitas
persaingan dan
keuntungan perusahaan.
Perusahaan
F. harus mampu
memenangkan persaingan
dalam merebut
konsumen. Untuk itu
perusahaan
G. memerlukan rancangan
strategi pemasaran yang
tepat. Sebagai pemasar,
perilaku konsumen
H. merupakan pegangan
untuk memahami
konsumen, selanjutnya
pemahaman ini akan
I. membangun keunggulan
bersaing bagi perusahaan.
Persaingan yang ketat
antar perusahaan
J. saat ini, membuat
perusahaan harus mampu
untuk mengambil
langkah yang tepat
dalam
K. pengambilan keputusan.
Hal ini dilakukan agar
penerapan strategi
pemasaran tidak salah
L. sasaran, serta mencapai
target atau tujuan yang
telah ditetapkan. Strategi
pemasaran yang
M. tepat tentunya harus
mampu menjangkau
konsumen yang tepat,
yang mampu
menghasilkan
N. penjualan dan keuntungan
yang kontinyu bagi
perusahaan.
O. Bidang riset konsumen
berkembang sebagai
perluasan bidang riset
pemasaran untuk
P. memungkinkan para
pemasar meramalkan
bagaimana konsumen
akan bereaksi di pasar dan
Q. memahami alasan-alasan
mereka dalam mengambil
keputusan untuk membeli.
Konsumen
R. dengan perilakunya
merupakan wujud
kekuatan tawar yang
menjadi salah satu
kekuatan
S. kompetitif yang
menentukan intensitas
persaingan dan
keuntungan perusahaan.
Perusahaan
T. harus mampu
memenangkan persaingan
dalam merebut
konsumen. Untuk itu
perusahaan
U. memerlukan rancangan
strategi pemasaran yang
tepat. Sebagai pemasar,
perilaku konsumen
V. merupakan pegangan
untuk memahami
konsumen, selanjutnya
pemahaman ini akan
W. membangun keunggulan
bersaing bagi perusahaan.
Persaingan yang ketat
antar perusahaan
X. saat ini, membuat
perusahaan harus mampu
untuk mengambil
langkah yang tepat
dalam
Y. pengambilan keputusan.
Hal ini dilakukan agar
penerapan strategi
pemasaran tidak salah
Z. sasaran, serta mencapai
target atau tujuan yang
telah ditetapkan. Strategi
pemasaran yang
AA. tepat tentunya harus
mampu menjangkau
konsumen yang tepat,
yang mampu
menghasilkan
BB. penjualan dan keuntungan
yang kontinyu bagi
perusahaan.
A. Tujuan Penulisan

Makalah ini diharapkan dapat memberikan wawasan baru terhadap ilmu


pemasaran, dengan manfaat yang luar biasa, terutama dalam hal-hal sebagai
berikut:
A. Manfaat akademik
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi ilmu dalam
mengetahui berbagai riset konsumen
B. Manfaat praktis
Hasil penelitian ini diharapkan memiliki manfaat sebagai berikut.
1) Bagi Mahasiswa Sebagai latihan, sebagai pengalaman dalam praktek teori
yang diterima dalam perkuliahan.
2) Bagi perusahaan Sebagai bentuk informasi agar perusahaan mengetahui
bagaimana proses dalam melaksanakan riset konsumen.

C. Rumusan Masalah

Adapun masalah yang akan dibahas dalam makalah ini yaitu :


1. Bagaimana Paradigma penelitian konsumen ?
2. Apa saja proses dalam melaksanakan penelitian konsumen ?

BAB II
PEMBAHASAN

Para peneliti konsumen awalnya hanya sedikit yang memikirkan suasana hati
(mood), emosi,atau situasi terhadap keputusan konsumen. Mereka percaya bahwa
konsumen adalah pengambil keputusan yang rasional, uang secara obyektif
menilai barang dan jasa yang tersedia bagi mereka dan hanya memilih yang
memberikan manfaat (kepuasan) tertinggi dengan harga terendah. Akhirnya, para
peneliti menyadari bahwa para konsumen tidak selalu secara sadar mengtahui
mengapa mereka mengambil keputusan yang mereka lakukan.Pada akhir tahun
1950-an metodologi dichter (yang disebut riset motivasi) yang pada dasarnya
menggunakan pendekatan kualitatif dipakai secara luas oleh para riset konsumen.
Hingga sekarang ini, para peneliti konsumen menggunakan 2 metodologi riset
yang berbeda untuk mempelajari perilaku konsumen yaitu riset kuantitatif dan
riset kualitatif
A. RISET KUATITATIF

Riset kuantitatif bersifat deskripsi dan digunakan oleh para peneliti


untuk memahami pengaruh berbagai masukan promosi terhadap konsumen,
sehingga memungkinkan parapemasar “meramalkan” perilaku konsumen.
Pendekatan riset ini dikenal sebagai positivisme,dimana metode riset yang
digunakan terdiri dari eksperimen, survei, dan observasi. Hasilnya bersifat
deskriptif dan empiris.

B. RISET KUALITATIF

Metode riset kualitatif terdiri dari wawancara yang mendalam, kelompok-


kelompok fokus,analisis kiasan, riset kolase, dan teknik proyeksi. Teknik ini
dilaksanakan melalui analisis pewawancara dan cenderung agak subyektif.
Karena jumlah sampel sedikit, temuan-temuannya tidak dapat
digeneralisasikan pada populasi yang lebih luas. Teknik ini terutama
digunakan untuk memperoleh berbagai gagasan baru untuk kampanye
promosi.

C. Interpretivisme

Para peneliti memandang perilaku konsumen sebagai bagian dari perilaku


manusia,danmeningkatnya pemahaman merupakan kunci untuk mengurangi
beberapa masalah yang berkaitan dengan perilaku konsumen

Yang dinamakan sisi gelap perilaku konsumen. Minat untuk memahami


berbagai pengalaman konsumen telah menimbulkan istilah interpretivisme dan
para peneliti yang memakai paradigma ini dikenal sebagai interpretivis.
Interpretivis melakukan riset kualitatif. Di antara metodologi riset yang
mereka pergunakan adalah etnografi, semiotik dan wawancara yang
mendalam. Etnografi adalah teknik yang dipinjam dari antropologi budaya di
mana para peneliti menempatkan diri mereka ikut serta dalam masyarakat
yang sedang dipelajari untuk menyerap arti berbagai praktik budaya. Para
interpretivis juga sangat tertarik pada semi otikstudi mengenai berbagai
simbol dan arti yang disampaikan merupakan hal yang penting bagi para
pemasar untuk memahami arti yang disampaikan oleh berbagai simbol
nonverbal kepada audiens targetnya. Hal tersebut untuk memastikan bahwa
berbagai simbol dan logo promosi itu meningkatkan dan bukannya
menurunkan nilai persuasi pesan pesan tersebut. Wawancara yang mendalam
merupakan bagian penting proses risetinterpretivis. Berbagai berbagai hasil
wawancara interpretif yang mendalam akan cenderung unik bagi interaksi
peneliti konsumen yang spesifik, karena para peneliti interpretivis kadang
memainkan peran aktif dalam proses wawancara. Baik risetinterpretivis
maupun positivis sering digunakan untuk membantu mengambil keputusan
bisnis.

MENGGABUNGKAN HASIL-HASIL RISET KUALITATIF DAN


KUANTITATIF

Karena terbatasnya hasil riset kualitatif beberapa pemasaran menggunakan


gabungan risetkuantitatif dan kualitatif untuk membantu mengambil
keputusan pemasaran strategis. Merekamenggunakan hasil riset kualitatif
untuk menemukan berbagai gagasan baru untuk mengembangkan strategi
promosi, dan hasil riset kuantitatif untuk meramalkan reaksi konsumen
terhadap berbagai masukan promosi. Kadang gagasan yang berasal dari riset
kualitatif diuji secara empiris dan menjadi dasar bagi perencanaan studi
kuantitatif. Parapemasar telah mengetahui bahwa, kedua paradigma riset ini
sifatnya benar-benar saling mengisi dan tidak bertentangan. Ramalan
dimungkinkan oleh riset positivis dan pengertian yang diberikan oleh riset
kualitatif secara bersama-sama menghasilkan profit yang lebih kaya dan lebih
kuat mengenai perilaku konsumen daripada jika hanya satu pendekatan riset
saja yang dipakai. Hasil penggabungan memungkinkan para pemasar yang
bertujuan memperoleh laba maupun nirlaba merancang berbagai strategi
pemasaran yang lebih berartidan lebih efektif. Keduanya juga memberikan
dasar yang lebih kuat untuk keputusan kebijakan publik.

PROSES RISET KONSUMEN

Langkah utama dalam proses riset konsumen meliputi:

1. Menentukan tujuan riset

2. Mengumpulkan dan mengevaluasi data sekunder

3. Merancang studi riset primer


4. Mengumpulkan data primer

5. Menganalisis data

6. Mempersiapkan Laporan Hasil Riset

MENGUMPULKAN DATA SEKUNDER

Menurut Malhorta dan Birks (2007) data sekunder adalah data yang
diperoleh dari sumber lain yang sudah ada. Data sekunder termasuk data yang
dihasilkan dalam suatu organisasi, informasi yang disediakan oleh sumber
bisnis dan pemerintah, perusahaan riset pemasaran komersial, dan database
terkomputerisasi. Analisis data sekunder yang tersedia merupakan langkah
penting dalam proses mendefinisikan masalah, dengan kata lain data primer
tidak boleh dikumpulkan sampai data sekunder yang tersedia telah
sepenuhnya dianalisis. Data sekunder informasi masa lalu dan tren
sehubungan dengan penjualan, pangsa pasar, profitabilitas, teknologi,
populasi, demografi dan gaya hidup dapat membantu peneliti untuk
memahami masalah riset pemasaran yang mendasarinya. Pencarian data
sekunder biasanya mengiringi pernyataan tujuan. Informasi sekunder adalah
setiap data yang pada awalnya dihasilkan untuk tujuan tertentu yang berbeda
dengan tujuan riset yang sekarang. Informasi ini meliputi hasil riset yang
didasarkan pada penelitian yang dilakukan oleh berbagai organisasi luar, data
yang dihasilkan di dalam perusahaan untuk studi sebelumnya, dan bahkan
informasi pelanggan yang dikumpulkan oleh bagian penjualan atau bagian
kredit perusahaan. Mengumpulkan data sekunder disebut riset sekunder.
(riset sesungguhnya yang dilakukan para peneliti perorangan atau organisasi
untuk memenuhi tujuan khusus disebut riset primer). Hasil riset sekunder
kadang-kadang memberikan pengertian yang cukup mengenai masalah yang
ada sehingga dapat mengurangi kebutuhan akan riset primer. Jika
dibutuhkan informasi yang lebih rinci maka data primer harus dikumpulkan.
Penelitian untuk memperoleh informasi yang rinci lebih mahal dan lebih
banyak memakan waktu daripada riset sekunder tetapi mungkin dapat
menghasilkan gambaran yang lebih akurat daripada studi yang didasarkan
pada data sekunder saja.

Pertimbangan-Pertimbangan Dalam Mencari Data Sekunder Meski data


sekunder secara fisik sudah tersedia dalam mencari data tersebut kita tidak
boleh lakukan secara sembarangan. Untuk mendapatkan data yang tepat dan
sesuai dengan tujuan penelitian, kita memerlukan beberapa pertimbangan,
diantaranya sebagai berikut:

a. Jenis data harus sesuai dengan tujuan penelitian yang sudah kita
tentukan sebelumnya.

b. Data sekunder yang dibutuhkan bukan menekankan pada jumlah tetapi


pada kualitas dan kesesuaian; oleh karena itu peneliti harus selektif dan
hati-hati dalam memilih dan menggunakannya.

c. Data sekunder biasanya digunakan sebagai pendukung data primer;


oleh karena itu kadang-kadang kita tidak dapat hanya menggunakan
data sekunder sebagai satu-satunya sumber informasi untuk
menyelesaikan masalah penelitian kita.

Kegunaan Data Sekunder

Data sekunder dapat dipergunakan untuk hal-hal sebagai berikut:

a. Pemahaman Masalah:Data sekunder dapat digunakan sebagai sarana


pendukung untuk memahami masalah yang akan kita teliti. Sebagai
contoh apabila kita akan melakukan penelitian dalam suatu perusahaan,
perusahaan menyediakan company profile atau data administratif lainnya
yang dapat kita gunakan sebagai pemicu untuk memahami persoalan
yang muncul dalam perusahaan tersebut dan yang akan kita gunakan
sebagai masalah penelitian.

b. Penjelasan Masalah: Data sekunder bermanfaat sekali untuk memperjelas


masalah dan menjadi lebih operasional dalam penelitian karena
didasarkan pada data sekunder yang tersedia, kita dapat mengetahui
komponen-komponen situasi lingkungan yang mengelilinginya. Hal ini
akan menjadi lebih mudah bagi peneliti untuk memahami persoalan yang
akan diteliti, khususnya mendapatkan pengertian yang lebih baik
mengenai pengalaman-pengalaman yang mirip dengan persoalan yang
akan diteliti.
c. Formulasi Alternative-Alternative Penyelesaian Masalah yang Layak
Sebelum kita mengambil suatu keputusan, kadang kita memerlukan
beberapa alternative lain. Data sekunder akan bermanfaat dalam
memunculkan beberapa alternative lain yang mendukung dalam
penyelesaian masalah yang akan diteliti. Dengan semakin banyaknya
informasi yang kita dapatkan, maka peneyelesaian masalah akan menjadi
jauh lebih mudah.

d. Solusi Masalah: Data sekunder disamping memberi manfaat dalam


membantu mendefinisikan dan mengembangkan masalah, data sekunder
juga kadang dapat memunculkan solusi permasalahan yang ada. Tidak
jarang persoalan yang akan kita teliti akan mendapatkan jawabannya
hanya didasarkan pada data sekunder saja.

Strategi Pencarian Data Sekunder

Bagaimana kita mencari data sekunder? Dalam mencari data sekunder kita
memerlukan strategi yang sistematis agar data yang kita peroleh sesuai
dengan masalah yang akan diteliti. Beberapa tahapan strategi pencarian data
sekunder adalah sebagai berikut:

a. Mengidentifikasi Kebutuhan

Sebelum proses pencarian data sekunder dilakukan, kita perlu melakukan


identifikasi kebutuhan terlebih dahulu. identifikasi dapat dilakukan
dengan cara membuat pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut: 1) Apakah
kita memerlukan data sekunder dalam menyelesaikan masalah yang akan
diteliti? 2) Data sekunder seperti apa yang kita butuhkan? Identifikasi
data sekunder yang kita butuhkan akan membantu mempercepat dalam
pencarian dan penghematan waktu serta biaya.

b. Memilih Metode Pencarian

Kita perlu memilih metode pencarian data sekunder apakah itu akan
dilakukan secara manual atau dilakukan secara online. Jika dilakukan
secara manual, maka kita harus menentukan strategi pencarian dengan
cara menspesifikasi lokasi data yang potensial, yaitu: lokasi internal dan /
atau lokasi eksternal. Jika pencarian dilakukan secara online, maka kita
perlu menentukan tipe strategi pencarian; kemudian kita memilih
layanan-layanan penyedia informasi ataupun database yang cocok dengan
masalah yang akan kita teliti.

c. Menyaring dan Mengumpulkan Data

Setelah metode pencarian data sekunder kita tentukan, langkah


berikutnya ialah melakukan penyaringan dan pengumpulan data.
Penyaringan dilakukan agar kita hanya mendapatkan data sekunder yang
sesuai saja, sedang yang tidak sesuai dapat kita abaikan. Setelah proses
penyaringan selesai, maka pengumpulan data dapat dilaksanakan.

d. Evaluasi Data

Data yang telah terkumpul perlu kita evaluasi terlebih dahulu,


khususnya berkaitan dengan kualitas dan kecukupan data. Jika peneliti
merasa bahwa kualitas data sudah dirasakan baik dan jumlah data sudah
cukup, maka data tersebut dapat kita gunakan untuk menjawab masalah
yang akan kita teliti.

e. Menggunakan Data

Tahap terakhir strategi pencarian data ialah menggunakan data tersebut


untuk menjawab masalah yang kita teliti. Jika data dapat digunakan untuk
menjawab masalah yang sudah dirumuskan, maka tindakan selanjutnya
ialah menyelesaikan penelitian tersebut. Jika data tidak dapat digunakan
untuk menjawab masalah, maka pencarian data sekunder harus dilakukan
lagi dengan strategi yang sama.

Memilih Metode Pengambilan Data

Pengambilan data sekunder tidak boleh dilakukan secara sembarangan,


oleh karena itu kita memerlukan metode tertentu. Cara-cara pengambilan
data dapat dilakukan secara a) manual, b) online dan c) kombinasi
manual dan online.

a. Pencarian Secara Manual


Sampai saat ini masih banyak organisasi, perusahaan, kantor yang tidak
mempunyai data base lengkap yang dapat diakses secara online. Oleh
karena itu, kita masih perlu melakukan pencarian secara manual.
Pencarian secara manual bisa menjadi sulit jika kita tidak tahu
metodenya, karena banyaknya data sekunder yang tersedia dalam suatu
organisasi, atau sebaliknya karena sedikitnya data yang ada. Cara yang
paling efisien ialah dengan melihat buku indeks, daftar pustaka, referensi,
dan literature yang sesuai dengan persoalan yang akan diteliti. Data
sekunder dari sudut pandang peneliti dapat diklasifikasikan menjadi dua,
yaitu data internal data yang sudah tersedia di lapangan; dan data
eksternal data yang dapat diperoleh dari berbagai sumber lain.
· Lokasi Internal: Lokasi internal dapat dibagi dua sebagai sumber.
informasi yang berasal dari database khusus dan database umum. Data
base khusus biasanya berisi informasi penting perusahaan yang biasanyan
dirahasiakan dan tidak disediakan untuk umum, misalnya, data akutansi,
keuangan, sdm, data penjualan dan informasi penting lainnya yang hanya
boleh diketahui oleh orang-orang tertentu di perusahaan tersebut. Data
jenis ini akan banyak membantu dalam mendeteksi dan memberikan
pemecahan terhadap masalah yang akan kita teliti di perusahaan tersebut.
Sebaliknya, database umum berisi data yang tidak bersifat rahasia bagi
perusahaan dan boleh diketahui oleh umum. Data jenis ini biasanya dapat
diketemukan di perpustakaan kantor / perusaahaan atau disimpan
dalam komputer yang dapat diakses secara umum. Data ini diperoleh dari
luar perusahaan biasanya berbentuk dokumen-dokumen peraturan
pemerintah mengenai perdagangan, berita, jurnal perusahaan, profil
perusahaan dan data-data umum lainnya.

· Lokasi Eksternal: Data eksternal dapat dicari dengan mudah karena


biasanya data ini tersimpan di perpustakaan umum, perpustakaan kantor-
kantor pemerintah atau swasta dan universitas, biro pusat statistik dan
asosiasi perdagangan, dan biasanya sudah dalam bentuk standar yang
mudah dibaca, seperti petunjuk penelitian, daftar pustaka, ensiklopedi,
kamus, buku indeks, buku data statistik dan buku-buku sejenis lainnya.
b. Pencarian Secara Online
Dengan berkembangnya teknologi Internet maka munculah banyak data
base yang menjual berbagai informasi bisnis maupun non-bisnis. Data
base ini dikelola oleh sejumlah perusahaan jasa yang menyediakan
informasi dan data untuk kepentingan bisinis maupun non-bisnis.
Tujuannya ialah untuk memudahkan perusahaan, peneliti dan pengguna
lainnya dalam mencari data. Pencarian secara online memberikan banyak
keuntungan bagi peneliti, diantaranya ialah: a) hemat waktu: karena kita
dapat melakukan hanya dengan duduk didepan komputer, b) ketuntasan:
melalui media Internet dan portal tertentu kita dapat mengakses secara
tuntas informasi yang tersedia kapan saja tanpa dibatasi waktu, c)
Kesesuaian: peneliti dapat mencari sumber-sumber data dan informasi
yang sesuai dengan mudah dan cepat, d)hemat biaya: dengan menghemat
waktu dan cepat dalam memperoleh informasi yang sesuai berarti kita
banyak menghemat biaya.

Kriteria Dalam Mengevaluasi Data Sekunder


Ketepatan memilih data sekunder dapat dievaluasi dengan kriteria sebagai
berikut:
- Waktu Keberlakuan: Apakah data mempunyai keberlakuan waktu? Apakah
data dapat kita peroleh pada saat diutuhkan. Jika saat dibutuhkan data tidak
tersedia atau sudah kedaluwarsa, maka sebaiknya jangan digunakan lagi
untuk penelitian kita
- Kesesuaian: Apakah data sesuai dengan kebutuhan kita? Kesesuaian
berhubungan dengan kemampuan data untuk digunakan menjawab masalah
yang sedang diteliti.

- Ketepatan: Apakah kita dapat mengetahui sumber-sumber kesalahan yang


dapat mempengaruhi ketepatan data, misalnya apakah sumber data dapat
dipercaya? Bagaimana data tersebut dikumpulkan atau metode apa yang
digunakan untuk mengumpulkan data tersebut?
- Biaya: Berapa besar biaya untuk mendapatkan data sekunder tersebut? Jika
biaya jauh lebih dari manfaatnya, sebaiknya kita tidak perlu menggunaknnya.
Menggunakan data sekunder dalam menargetkan konsumen juga salah satu
langkah penting dalam strategi pemasaran. Data sekunder adalah informasi
yang telah dikumpulkan oleh pihak lain untuk tujuan lain dan dapat
digunakan kembali untuk analisis pemasaran. Berikut adalah studi kasus
tentang bagaimana perusahaan dapat menggunakan data sekunder dalam
menargetkan konsumen:

Studi Kasus: Menggunakan Data Sekunder dalam Menargetkan Konsumen

Latar Belakang Perusahaan:

Perusahaan fiksi XYZ adalah produsen produk kecantikan dan ingin


meningkatkan efektivitas kampanye pemasarannya. Mereka ingin
memanfaatkan data sekunder untuk lebih baik dalam menargetkan konsumen
potensial.

Langkah-langkah yang Diambil:

Pemahaman Tentang Data Sekunder: Pertama-tama, perusahaan XYZ


mengidentifikasi data sekunder yang relevan untuk industri kecantikan, seperti
data penjualan produk kecantikan, laporan tren pasar, dan survei konsumen
yang telah dilakukan oleh pihak ketiga. Mereka juga mendapatkan akses ke
data media sosial yang mencakup percakapan tentang produk kecantikan.

segmentasi Konsumen: Setelah mengumpulkan data sekunder, perusahaan


XYZ melakukan analisis untuk mengidentifikasi segmen konsumen yang
paling menarik. Mereka memeriksa data tentang preferensi konsumen,
demografi, dan pola pembelian untuk memahami siapa yang menjadi target
potensial.

Pengembangan Persona Konsumen: Berdasarkan hasil analisis data sekunder,


perusahaan XYZ menciptakan beberapa persona konsumen yang
menggambarkan karakteristik konsumen potensial. Setiap persona memiliki
gambaran yang jelas tentang preferensi, kebutuhan, dan kebiasaan mereka.

Pemilihan Saluran Pemasaran: Setelah memahami persona konsumen,


perusahaan XYZ memutuskan saluran pemasaran yang paling sesuai dengan
setiap segmen. Misalnya, jika persona tertentu lebih aktif di media sosial,
perusahaan akan berfokus pada pemasaran melalui platform tersebut.
Pengembangan Pesan yang Tepat: Perusahaan XYZ menggunakan data
sekunder untuk mengidentifikasi tren dan isu-isu yang penting bagi konsumen
dalam industri kecantikan. Ini membantu mereka mengembangkan pesan
pemasaran yang relevan dan menarik untuk setiap segmen konsumen.

Pelacakan dan Evaluasi: Setelah meluncurkan kampanye pemasaran,


perusahaan XYZ menggunakan data sekunder untuk melacak kinerja
kampanye. Mereka memeriksa apakah kampanye telah mencapai target yang
ditetapkan dan apakah ada perubahan dalam perilaku konsumen yang dapat
diidentifikasi.

Meski data sekunder secara fisik sudah tersedia dalam mencari data tersebut
kita tidak boleh lakukan secara sembarangan. Kita memerlukan beberapa
pertimbangan, diantaranya sebagai berikut:

a. Jenis data harus sesuai dengan tujuan penelitian yang sudah kita tentukan
sebelumnya.

b. Data sekunder yang dibutuhkan bukan menekankan pada jumlah tetapi pada
kualitas dan kesesuaian; oleh karena itu peneliti harus selektif dan hati-hati
dalam memilih dan menggunakannya.

c. Data sekunder biasanya digunakan sebagai pendukung data primer; oleh


karena itu kadangkadang kita tidak dapat hanya menggunakan data sekunder
sebagai satu-satunya sumber informasi untuk menyelesaikan masalah
penelitian kita.

Para peneliti konsumen awalnya hanya sedikit yang memikirkan suasana hati (mood),
emosi,atau situasi terhadap keputusan konsumen. Mereka percaya bahwa
konsumen adalahpengambil keputusan yang rasional, uang secara obyektif
menilai barang dan jasa yangtersedia bagi mereka dan hanya memilih yang
memberikan manfaat (kepuasan) tertinggidengan harga terendah. Akhirnya, para
peneliti menyadari bahwa para konseumen tidakselalu secara sadar mengtahui
mengapa mereka mengambil keputusan yang merekalakukan.Pada akhir tahun 1950-an
metodologi dichter (yang disebut riset motivasi) yang padadasarnya menggunakan
pendekatan kualitatif dipakai secara luas oleh para riset konsumen.Hingga sekarang ini, para
peneliti konsumen menggunakan 2 metodologi riset yang berbedauntuk mempelajari

perilaku konsumen yaitu riset kuantitatif dan riset kualitatif Para


peneliti konsumen awalnya
hanya sedikit yang
memikirkan suasana hati
(mood), emosi,
atau situasi terhadap
keputusan konsumen.
Mereka percaya bahwa
konsumen adalah
pengambil keputusan yang
rasional, uang secara
obyektif menilai barang
dan jasa yang
tersedia bagi mereka dan
hanya memilih yang
memberikan manfaat
(kepuasan) tertinggi
dengan harga terendah.
Akhirnya, para peneliti
menyadari bahwa para
konseumen tidak
selalu secara sadar mengtahui
mengapa mereka mengambil
keputusan yang
merekalakukan.
Pada akhir tahun 1950-an
metodologi dichter (yang
disebut riset motivasi)
yang pada
dasarnya menggunakan
pendekatan kualitatif dipakai
secara luas oleh para riset
konsumen.
Hingga sekarang ini, para
peneliti konsumen
menggunakan 2 metodologi
riset yang berbeda
untuk mempelajari perilaku
konsumen yaitu riset
kuantitatif dan riset kualitatif
BAB III

PENUTUP

1. Kesimpulan
Dengan menggunakan data sekunder dengan cerdas dalam proses pemasaran
mereka dapat meningkatkan efektivitas kampanye mereka. Mereka dapat
menargetkan konsumen dengan lebih baik, mengurangi pemborosan sumber
daya, dan meningkatkan retensi konsumen melalui pesan yang relevan dan
menarik.

Dalam kesimpulan, menggunakan data sekunder dalam menargetkan


konsumen adalah langkah penting dalam strategi pemasaran yang efektif.
Dengan analisis yang tepat dan pemahaman yang mendalam tentang data
sekunder, perusahaan dapat mengidentifikasi segmen konsumen yang paling
menarik dan mengembangkan kampanye pemasaran yang lebih efisien.

2. Saran
Saya berharap agar makalah ini mudah dimengerti oleh para pembaca dan
bermanfaat sebagai literatur. Saya juga berharap agar hasil dari analisis
makalah ini mampu mempermudah bagaimana cara pengumpulan data
dengan mengambil data sekunder.
DAFTAR PUSTAKA

andalas, U. (2020). Perilaku konsumen dan Riset Konsumen .


DQLAB. (2021, september). Implementasi Data Sekunder untuk Riset Pasar.
Hatta, H. F.-U. (2020). Riset Pasar: Memahami Pengertian, Tujuan, Jenis, dan
Contoh Riset Pasar. Riset Pasar.
katamsi, a. (2020, september 13). Mengenal Riset Pasar Primer dan Sekunder .
nasrudin, a. (2022, april ). Penelitian Sekunder: Sumber, Keuntungan, Kerugian.
pratiwi, z. (2017). Using secondary data in your research.

Anda mungkin juga menyukai