1. Tahapan Kuantitatif apa saja yang dilakukan dalam menganalisa paket kredit?
a. laporan laba rugi
b. neraca
Dalam neraca, keuntungan yang dihasilkan bisa masuk ke komponen aktiva tetap atau
aktiva lancar, tergantung pada penggunaannya. Misalnya, jika nasabah menggunakan
keuntungan untuk membeli aset seperti tanah atau bangunan, maka keuntungan
tersebut akan masuk ke dalam komponen aktiva tetap. Namun jika nasabah
menggunakan keuntungan untuk membeli persediaan atau membayar hutang, maka
keuntungan tersebut akan masuk ke dalam komponen aktiva lancar atau passiva.
Dengan memahami arus keuangan dan pergerakan dana dalam neraca, kita dapat
mengevaluasi kinerja keuangan usaha nasabah dan membantu menentukan jenis kredit
yang diberikan sudah sesuai dengan peruntukkannya.
Memiliki informasi seperti penjualan bulanan atau catatan keuangan dapat berguna
untuk diskusi dengan nasabah.
Untuk usaha yang berukuran sedang dan besar, catatan keuangan biasanya sudah rapi,
tetapi untuk yang tidak memiliki, bank dapat membantu membuatnya berdasarkan data
yang tersedia.
Jika nasabah tidak tahu penjualan harian mereka, bank dapat menanyakan produk yang
dominan dijual dan harga rata-ratanya, lalu menghitung berdasarkan informasi tersebut.
Rumusnya adalah: Margin keuntungan = ((harga jual - harga beli) / harga jual) x 100%
Contohnya, jika harga beli suatu barang adalah Rp10.000 dan harga jualnya adalah
Rp11.000, maka margin keuntungannya adalah:
Jika free cash flow tidak ada atau terlalu sedikit, maka hal tersebut menunjukkan bahwa
usaha hanya digunakan untuk membayar utang dan tidak menghasilkan keuntungan
yang cukup. Dengan mengetahui free cash flow, kita dapat mengevaluasi kinerja usaha
dan menentukan langkah yang tepat untuk meningkatkan keuntungan dan mengelola
keuangan dengan lebih efektif.
Selain aktiva, terdapat juga pasiva yang merupakan komponen hutang yang dimiliki
nasabah. Terdapat dua jenis hutang, yaitu hutang jangka pendek dan hutang jangka
panjang. Hutang jangka pendek adalah hutang yang jangka waktunya tidak lebih dari 3
tahun, seperti kredit modal kerja. Sementara itu, hutang jangka panjang adalah hutang
yang dimiliki nasabah selama lebih dari 3 tahun, seperti investasi. (di BRI maksimal 10
tahun)
Selain itu, untuk mengetahui jumlah piutang, kita dapat menanyakan langsung kepada
nasabah apakah mereka memiliki piutang atau tidak, dan berapa lamanya tempo
pembayaran yang diberikan kepada pembeli. Jumlah piutang juga dapat diminta
datanya dari nasabah jika mereka memiliki catatan kecil terkait hal tersebut.
Untuk mengetahui kewajaran piutang, kita bisa memeriksa rasio perputaran piutang.
Jika rasio tersebut menunjukkan bahwa piutang berputar lebih dari 30 hari, maka bisa
jadi ada masalah atau anomali yang perlu diperiksa lebih lanjut. Proses ini disebut
sebagai pembedahan kembali atau recasting.
a. Days of Inventory adalah rasio yang terkait dengan perputaran persediaan atau
stok barang. Rumusnya adalah:
Jika perputaran persediaan terlalu lambat, seperti lebih dari 3 bulan pada usaha
sembako, maka hal ini tidak wajar karena untuk usaha makanan perputaran
persediaannya harus cepat, terutama karena terkait dengan masa expired
barang.
DOR = (Total Piutang Dagang / Total Penjualan) x Jumlah Hari dalam Periode
DOR = 0,1 x 30
DOR = 3 hari
Dalam kondisi umum, minimal 70% dari transaksi penjualan harus tercatat di rekening
koran. Jika tidak tercatat di mana-mana, maka kemungkinan terdapat kekeliruan dari
nasabah atau nasabah tersebut tidak jujur tentang transaksinya. Oleh karena itu, mutasi
rekening koran dapat membantu kita mengetahui kewajaran dari penjualan dan
memastikan bahwa laporan laba rugi yang dibuat akurat dan dapat dipercaya.