Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

ANALISIS PUTUSAN PENGADILAN AGAMA SINGKAWANG NOMOR


170/Pdt.G/2021/PA.Skw PERKARA CERAI GUGAT

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..............................................................................................................................1

1
DAFTAR ISI...........................................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................................3
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................................................4
1.3 Tujuan.....................................................................................................................................4
BAB 2 PEMBAHASAN.........................................................................................................................5
2.1 Tantangan utama yang dihadapi dalam pengelolaan sumber daya air sebagai benda
publik untuk mencapai keberlanjutan lingkungan........................................................................5
2.2 Prospek pengelolaan sumber daya air sebagai benda publik dalam mencapai
keberlanjutan lingkungan, termasuk perlindungan ekosistem air, penggunaan air yang
efisien, dan integrasi prinsip-prinsip keberlanjutan dalam pengambilan keputusan terkait
sumber daya air..................................................................................................................................6
BAB 3 PENUTUP..................................................................................................................................8
3.1 Kesimpulan.............................................................................................................................8
3.2 Saran.......................................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................................9

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pernikahan sebagai institusi sosial memiliki peran penting dalam kehidupan masyarakat.
Namun, dalam beberapa kasus, konflik antara pasangan suami dan istri dapat mencapai
tingkat yang tidak dapat diselesaikan, dan salah satu langkah terakhir yang diambil adalah

2
mengajukan cerai gugat melalui Pengadilan Agama. Putusan pengadilan dalam perkara cerai
gugat memiliki dampak signifikan terhadap pihak-pihak yang terlibat, termasuk hak dan
kewajiban mereka. Dalam konteks ini, Pengadilan Agama Singkawang telah mengeluarkan
Putusan Nomor 170/Pdt.G/2021/PA.Skw dalam perkara cerai gugat tertentu. Analisis
terhadap putusan ini menjadi relevan dan penting untuk dilakukan guna memahami alat bukti
elektronik yang digunakan dalam perkara tersebut, pertimbangan yang diambil oleh hakim,
serta isi dari putusan hakim.
Perkara cerai gugat ini melibatkan dua pihak yang mengajukan permohonan cerai. Dalam
proses persidangan, alat bukti elektronik mungkin telah digunakan untuk mendukung klaim
dan argumen yang diajukan oleh masing-masing pihak. Alat bukti ini dapat berupa pesan
teks, email, rekaman suara, atau bukti elektronik lainnya yang relevan dengan perkara
tersebut. Analisis terhadap penggunaan alat bukti elektronik ini akan memberikan
pemahaman tentang peranan dan keabsahan bukti elektronik dalam proses peradilan cerai
gugat di Pengadilan Agama Singkawang.
Selain itu, dalam putusan pengadilan tersebut, hakim akan mempertimbangkan berbagai
faktor dan argumen yang diajukan oleh pihak-pihak yang terlibat. Pertimbangan hakim ini
dapat mencakup aspek-aspek seperti kesepakatan antara pasangan, alasan yang diajukan
untuk permohonan cerai, kelayakan dan keamanan keluarga, serta kepentingan anak-anak
yang terlibat dalam perkara ini. Analisis terhadap pertimbangan hakim ini dapat memberikan
wawasan tentang faktor-faktor yang dipertimbangkan dalam proses pengambilan keputusan
oleh hakim dalam perkara cerai gugat di Pengadilan Agama Singkawang.
Penting juga untuk menganalisis isi dari putusan hakim dalam perkara cerai gugat ini.
Putusan pengadilan akan mencakup keputusan resmi yang berdampak pada status pernikahan
dan hak-hak yang terkait dengan pasangan yang bercerai. Analisis terhadap isi putusan hakim
ini dapat memberikan pemahaman tentang bagaimana hakim memutuskan perkara cerai gugat
ini, termasuk pengaturan terkait hak asuh anak, nafkah, pembagian harta bersama, dan aspek-
aspek lain yang relevan.
Dengan memahami alat bukti elektronik yang digunakan, pertimbangan hakim yang
diambil, dan isi putusan hakim dalam perkara cerai gugat ini, diharapkan dapat memperoleh
pemahaman yang lebih komprehensif tentang proses peradilan dan faktor-faktor yang
mempengaruhi pengambilan keputusan dalam perkara cerai gugat di Pengadilan Agama
Singkawang.

3
1.2 Rumusan Masalah
1. Siapa yang terlibat dalam perkara cerai gugat di Pengadilan Agama Singkawang
Nomor 170/Pdt.G/2021/PA.Skw?
2. Apa saja alat bukti elektronik yang digunakan dalam perkara cerai gugat di
Pengadilan Agama Singkawang Nomor 170/Pdt.G/2021/PA.Skw?
3. Apa pertimbangan yang diambil oleh hakim dalam memutuskan perkara cerai gugat
tersebut?
4. Apa putusan hakim dalam perkara cerai gugat di Pengadilan Agama Singkawang
Nomor 170/Pdt.G/2021/PA.Skw?

1.3 Tujuan
1. Menganalisis pihak-pihak yang terlibat dalam perkara cerai gugat di Pengadilan
Agama Singkawang Nomor 170/Pdt.G/2021/PA.Skw untuk memahami dinamika
hubungan antara pasangan suami dan istri yang mengajukan permohonan cerai.
2. Mengidentifikasi alat bukti elektronik yang digunakan dalam perkara cerai gugat di
Pengadilan Agama Singkawang Nomor 170/Pdt.G/2021/PA.Skw untuk memahami
peran dan keabsahan bukti elektronik dalam proses peradilan cerai gugat.
3. Menganalisis pertimbangan yang diambil oleh hakim dalam memutuskan perkara
cerai gugat tersebut untuk memahami faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan
keputusan hakim dalam kasus cerai gugat.
4. Menganalisis putusan hakim dalam perkara cerai gugat di Pengadilan Agama
Singkawang Nomor 170/Pdt.G/2021/PA.Skw untuk memahami keputusan resmi yang
mempengaruhi status pernikahan, hak-hak, dan kewajiban pihak yang terlibat.

BAB 2 PEMBAHASAN
4.1 Pihak yang terlibat dalam perkara cerai gugat di Pengadilan Agama
Singkawang Nomor 170/Pdt.G/2021/PA.Skw
Dalam perkara cerai gugat di Pengadilan Agama Singkawang dengan nomor
170/Pdt.G/2021/PA.Skw, terdapat dua pihak yang terlibat, yaitu penggugat dan tergugat.
Penggugat adalah pihak yang mengajukan gugatan cerai, sedangkan tergugat adalah
pihak yang menjadi objek gugatan cerai. Dalam kasus ini, Penggugat adalah seorang
perempuan berusia 31 tahun yang memiliki latar belakang pendidikan S1 dan pekerjaan
sebagai Guru Honorer yang bernama Susi Indah Sari. Ia tinggal di Jalan Ahmad Yani
No.55, Kota Singkawang. Sementara itu, Tergugat adalah seorang laki-laki berusia 37

4
tahun dengan pendidikan terakhir SLTP dan bekerja sebagai buruh bangunan yang Rifki
Ibarhim Dhio Hartono. Tergugat tinggal di Jalan Wringin Arak-arak, Kabupaten Kubu
Raya.

Perkara cerai gugat ini diproses di Pengadilan Agama Singkawang, yang merupakan
lembaga peradilan agama yang berwenang memeriksa dan mengadili perkara-perkara
yang berkaitan dengan hukum keluarga, termasuk perceraian. Pengadilan Agama
Singkawang merupakan pengadilan tingkat pertama dalam proses peradilan, dan
putusannya dapat diajukan banding ke pengadilan tinggi agama. Dalam sidang perkara
cerai gugat ini, majelis hakim yang terdiri dari beberapa hakim akan memeriksa dan
memutuskan perkara berdasarkan keterangan yang diberikan oleh penggugat, tergugat,
dan saksi-saksi yang dihadirkan dalam sidang. Pihak-pihak yang terlibat akan
memberikan keterangan mengenai alasan dan fakta-fakta yang mendasari gugatan cerai,
serta argumen dan bukti yang mereka ajukan.

Majelis hakim akan melakukan pertimbangan berdasarkan fakta-fakta dan hukum


yang berlaku. Mereka akan memeriksa kesesuaian gugatan dengan ketentuan hukum
yang berlaku, seperti hukum perkawinan dan hukum keluarga yang berlaku di wilayah
tersebut. Setelah mempertimbangkan semua aspek yang relevan, majelis hakim akan
mengeluarkan putusan yang akan menentukan status pernikahan antara penggugat dan
tergugat, serta mengatur hak dan kewajiban mereka setelah perceraian. Proses perkara
cerai gugat ini akan melibatkan berbagai tahapan, termasuk pemeriksaan fakta,
pembuktian, dan mendengarkan argumen dari kedua belah pihak. Pengadilan akan
berusaha memastikan bahwa proses peradilan berjalan secara adil dan berdasarkan
prinsip keadilan. Putusan yang diambil oleh pengadilan akan memiliki dampak yang
signifikan bagi kedua belah pihak yang terlibat dalam perkara cerai gugat tersebut.

4.2 Alat bukti elektronik yang digunakan dalam perkara cerai gugat di Pengadilan
Agama Singkawang Nomor 170/Pdt.G/2021/PA.Skw
Dalam perkara cerai gugat di Pengadilan Agama Singkawang Nomor
170/Pdt.G/2021/PA.Skw, terdapat penggunaan alat bukti elektronik yang menjadi
pertimbangan dalam putusan majelis hakim. Dalam penjelasan yang diberikan, terdapat
bukti elektronik berupa screenshot percakapan dari aplikasi WhatsApp pada beberapa
tanggal tertentu. Berdasarkan putusan yang diberikan, bukti elektronik tersebut tidak
dinyatakan sebagai bukti yang di-nazegelen atau dilegalisasi sesuai dengan ketentuan

5
Pasal 3 ayat (1) huruf b Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2020 tentang Bea Meterai.
Dalam hal ini, bukti elektronik tidak memenuhi persyaratan formal untuk menjadi alat
bukti yang sah berdasarkan peraturan mengenai meterai.

Namun, majelis hakim mempertimbangkan bahwa meskipun bukti-bukti


informasi/dokumen elektronik tidak secara tegas diatur dalam sistem hukum acara
perdata, Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi
Elektronik (ITE) yang telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016
mengatur bahwa informasi/dokumen elektronik dan/atau hasil cetakannya merupakan alat
bukti hukum yang sah. Oleh karena itu, meskipun tidak ada ketentuan khusus dalam
hukum acara perdata, bukti elektronik dapat diterima sebagai bukti yang sah berdasarkan
undang-undang yang mengatur informasi dan transaksi elektronik.

Selain itu, dalam pertimbangannya, majelis hakim juga menyatakan bahwa bukti
elektronik tersebut memenuhi syarat formal suatu alat bukti elektronik berdasarkan Pasal
5 ayat (4) poin a Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi
Elektronik (ITE). Bukti tersebut tidak harus dalam bentuk tertulis sesuai dengan
peraturan perundang-undangan. Namun, meskipun bukti elektronik diakui kebenarannya
dan keasliannya oleh penggugat, majelis hakim berpendapat bahwa bukti tersebut
tidaklah cukup menggambarkan kondisi rumah tangga penggugat dan tergugat yang
sudah tidak harmonis. Oleh karena itu, bukti elektronik tersebut memerlukan bukti sah
lainnya sebagai pendukung. Majelis hakim berpendapat bahwa bukti elektronik tersebut
hanya dikategorikan sebagai bukti petunjuk, yang perlu didukung oleh bukti sah lainnya
untuk memiliki nilai pembuktian yang lebih kuat.

Dalam kasus ini, alat bukti elektronik yang digunakan adalah screenshot percakapan
dari aplikasi WhatsApp tanggal 28 April 2020, tanggal 8 Mei 2020, tanggal 10 Mei 2020,
tanggal 14 Mei 2020, tanggal 24 Mei 2020, tanggal 25 Mei 2020, tanggal 4 Juni 2020,
tanggal 8 Juni 2020, tanggal 11 Juni 2020, dan tanggal 24 Juni 2020. Namun, bukti
tersebut hanya diterima sebagai bukti petunjuk, dan dibutuhkan bukti sah lainnya untuk
mendukung klaim yang diajukan.

4.3 Pertimbangan yang diambil oleh hakim dalam memutuskan perkara cerai gugat
tersebut
Pengembangan evaluasi Pendidikan Agama Islam (PAI) dengan menggunakan
analisis ITEMAN untuk instrumen non-tes memiliki potensi untuk memberikan

6
kontribusi yang signifikan pada pengembangan metodologi evaluasi dalam bidang
pendidikan secara keseluruhan. Berikut adalah beberapa cara di mana pengembangan
evaluasi PAI dengan analisis ITEMAN untuk instrumen non-tes dapat berkontribusi pada
pengembangan metodologi evaluasi secara keseluruhan:(Mudanta et al., 2020)

4.4 JJJJJ

BAB 3 PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dalam pengembangan evaluasi Pendidikan Agama Islam (PAI), penggunaan analisis
ITEMAN untuk instrumen non-tes merupakan pendekatan yang bermanfaat dan relevan.
Analisis ITEMAN memungkinkan pengembang evaluasi untuk meningkatkan validitas dan
reliabilitas instrumen, mengembangkan instrumen non-tes yang lebih efektif, serta
menerapkan pendekatan analisis item pada berbagai jenis instrumen evaluasi. Selain itu,
pengembangan evaluasi PAI dengan analisis ITEMAN dapat memberikan kontribusi pada
pengembangan metodologi evaluasi dalam bidang pendidikan secara keseluruhan.

Dalam pengembangan evaluasi PAI, analisis ITEMAN membantu meningkatkan


validitas instrumen dengan mengidentifikasi dan memperbaiki item-item yang tidak
memadai. Hasil analisis ITEMAN mengungkapkan kekuatan dan kelemahan instrumen non-
tes, sehingga pengembang evaluasi dapat membuat perbaikan yang diperlukan untuk
memastikan instrumen dapat mengukur apa yang seharusnya diukur. Selain itu, analisis
ITEMAN juga memperhatikan reliabilitas instrumen dengan menganalisis daya pembeda
item. Dengan melakukan penyesuaian yang diperlukan, pengembang evaluasi dapat
meningkatkan konsistensi hasil evaluasi.

7
Pengembangan evaluasi PAI dengan analisis ITEMAN juga berkontribusi pada
pengembangan instrumen non-tes yang lebih efektif. Analisis ITEMAN memberikan
wawasan tentang kekuatan dan kelemahan instrumen non-tes, seperti pertanyaan terbuka,
tugas kreatif, atau skala Likert. Pengembang evaluasi dapat menggunakan informasi ini untuk
merancang pertanyaan yang lebih tepat, memperbaiki tugas-tugas kreatif, atau
mengembangkan skala Likert yang lebih valid. Dengan instrumen non-tes yang lebih baik,
evaluasi PAI dapat memberikan gambaran yang lebih komprehensif tentang pemahaman
teori, praktik keagamaan, dan nilai-nilai moral siswa.

4.2 Saran
1. Peningkatan pelatihan dan pengetahuan: Penting bagi pengembang evaluasi dan
peneliti untuk mengembangkan pemahaman yang mendalam tentang analisis
ITEMAN dan penerapannya pada instrumen non-tes. Pelatihan dan peningkatan
pengetahuan ini akan membantu mereka dalam melakukan analisis yang lebih akurat
dan efektif, serta memahami interpretasi hasil analisis dengan lebih baik.
2. Pengembangan pedoman analisis ITEMAN: Adanya pedoman yang jelas dan
terstruktur dalam menerapkan analisis ITEMAN pada instrumen non-tes akan sangat
membantu pengembang evaluasi. Pedoman ini harus mencakup langkah-langkah
praktis dalam mengumpulkan data, mengimplementasikan analisis ITEMAN, dan
menginterpretasikan hasil analisis.
3. Kombinasi dengan metode kualitatif: Menggabungkan analisis ITEMAN dengan
metode kualitatif seperti analisis isi atau analisis wacana dapat memberikan
pemahaman yang lebih komprehensif tentang instrumen non-tes dalam evaluasi PAI.
Pendekatan kombinasi ini dapat membantu menggali aspek non-kognitif dan konteks
budaya yang sulit diukur secara kuantitatif.
4. Penelitian lebih lanjut: Diperlukan penelitian lebih lanjut untuk menguji keandalan
dan validitas penggunaan analisis ITEMAN pada instrumen non-tes dalam evaluasi
PAI. Penelitian dapat melakukan studi komparatif antara instrumen non-tes yang
telah dianalisis menggunakan ITEMAN dengan instrumen yang tidak menggunakan
analisis tersebut. Hal ini akan membantu dalam mengukur dampak penggunaan
analisis ITEMAN terhadap kualitas instrumen evaluasi.
5. Kolaborasi antara pengembang evaluasi dan praktisi pendidikan: Penting untuk
melibatkan praktisi pendidikan dalam pengembangan evaluasi PAI dengan analisis
ITEMAN. Kolaborasi ini memungkinkan pengembang evaluasi untuk memahami

8
kebutuhan dan tantangan yang dihadapi oleh praktisi pendidikan dalam
mengimplementasikan instrumen evaluasi. Dengan demikian, pengembang evaluasi
dapat mengembangkan instrumen yang lebih relevan dan dapat diaplikasikan di
lapangan.

DAFTAR PUSTAKA
Mudanta, K. A., Astawan, I. G., & Jayanta, I. N. L. (2020). Instrumen Penilaian Motivasi
Belajar dan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V Sekolah Dasar. Mimbar Ilmu, 25(2), 101.
https://doi.org/10.23887/mi.v25i2.26611
Pemesinan, T., Xii, K., Smk, D. I., Lamongan, P., Model, M., Pendidikan, S., Mesin, T.,
Teknik, F., & Surabaya, U. N. (n.d.). ANALISIS KUALITAS BUTIR SOAL UJIAN
SATUAN PENDIDIKAN ( USP ) MATERI C2 RASCH. 1–10.
Pradani, R. A., & Efendi, A. (2023). Analisis Butir Soal Ujian Sekolah Menggunakan
Program Iteman (Analysis of School Exam Questions Using the Iteman Program).
Indonesian Language Education and Literature, 8(2), 275.
https://doi.org/10.24235/ileal.v8i2.11002
Rusmayani, R. (2020). Analisis Butir Soal Penilaian Akhir Semester Genap Mata Pelajaran
Pendidikan Agama Islam di SMP Bintang Persada Tabanan-Bali. Widya Balina, 5(1),
41–49. https://doi.org/10.53958/wb.v5i1.50
Sarea, M. S., & Ruslan Rosnia. (2019). t KARAKTERISTIK BUTIR SOAL: CLASSICAL
TEST THEORY VS ITEM RESPONSE THEORY? Didaktika: Jurnal Kependidikan,
4(2), 282.
Suharman. (2018). Tes Sebagai Alat Ukur Prestasi Akademik. Jurnal Ilmiah Pendidikan

9
Agama Islam, 10(1), 93–115.
Widiyarto, A., & Inayati, N. L. (2023). Penerapan Evaluasi Pembelajaran Tes Dan Non-Tes
Pendidikan Agama Islam di Sekolah Menengah Kejuruan. Munaddhomah: Jurnal
Manajemen Pendidikan Islam, 4(2), 307–316.
https://doi.org/10.31538/munaddhomah.v4i2.439

10

Anda mungkin juga menyukai