HALAMAN JUDUL .
ii
iii
iv
vi
ABSTRAK .
viii
DAFTAR ISI ..
ix
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ...
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian ..
D. Kegunaan Penelitian .
E. Penegasan Istilah ..
F. Tinjauan Pustaka ..
G. Metode Peneltian ..
10
14
KAJIAN PUSTAKA
A. Pernikahan Dini Menurut Hukum Islam dan Perundangundangan di Indonesia ..
16
26
30
BAB III
Pengadilan
Agama
Salatiga
Terhadap
34
36
38
40
49
BAB IV
50
53
ANALISIS DATA
A. Faktor-faktor yang mendorong pengajuan permohonan
dispensasi nikah di Pengadilan Agama Salatiga ..
B. Pertimbangan
yang
digunakan
oleh
hakim
55
dalam
60
PENUTUP
A Kesimpulan ...
62
B Saran .
63
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1974 tentang
Perkawinan dan Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 tentang
Pelaksanaan Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan
merupakan salah satu produk pembangunan nasional di bidang hukum,
sekaligus memberikan landasan hukum perkawinan yang selama ini menjadi
pegangan dan telah berlaku pada semua golongan dalam masyarakat.
Penjelasan Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan
menyebutkan bahwa sesuai dengan landasan falsafah Pancasila dan Undangundang 1945, Undang-undang ini harus dapat mewujudkan prinsip-prinsip
yang terkandung dalam Pancasila, Undang-undang 1945, dan dapat
menampung segala kenyataan hidup dalam masyarakat yang mengandung
unsur-unsur dan ketentuan-ketentuan Hukum Agama.
Dalam penjelasan pasal 1 sebagai Negara yang berdasarkan Pancasila
di mana Sila Pertama adalah Ketuhanan Yang Maha Esa, maka perkawinan
mempunyai hubungan yang erat sekali dengan unsur agama. Perkawinan
bukan saja mempunyai unsur lahir/ jasmani tetapi juga batin/ rohani. Oleh
karena itu perkawinan bukan hanya sekedar hubungan perdata saja tetapi
mempunyai hubungan yang erat dengan agama, bahkan agama merupakan
dasar bagi adanya perkawinan.
dispensasi nikah yang sesuai dengan alasan yang kuat sehingga jumlah laju
permohonan dispensasi nikah dapat ditekan.
Selain kebijakan dan kehati-hatian, pertimbangan majelis hakim dalam
menetapkan permohonan dispensasi nikah juga memegang peranan penting.
Menetapkan atau membatalkan permohonan dispensasi nikah pada dasarnya
terletak pada alasan yang kuat dalam permohonan, hasil pemeriksaan dalam
persidangan, dan pertimbangan majelis hakim.
Tidak adanya petunjuk pelaksanaan atau aturan khusus mengenai
pertimbangan hakim dalam memberikan penetapan dispensasi nikah, maka
diantara hakim yang satu dengan hakim yang lain dalam satu pengadilan akan
memiliki pertimbangan yang berbeda-beda dalam menetapkan permohonan
dispensasi nikah, padahal penetapan itu akan menimbulkan akibat hukum baru
yang terkait pada pelaksanaan pernikahan oleh pemohon yang mengajukan
permohonan dispensasi nikah tersebut. Di Pengadilan Agama Salatiga dalam
kurun waktu bulan Januari sampai dengan Nopember 2010 terdaftar 25
permohonan dispensasi nikah.
B. Rumusan Masalah
Bertolak dari latar belakang penelitian di atas, maka dapat dirumuskan
beberapa rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apa faktor yang mendorong untuk mengajukan permohonan dispensasi
nikah di Pengadilan Agama Salatiga?
2. Pertimbangan apa saja yang digunakan oleh hakim dalam menetapkan
permohonan dispensasi nikah?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah diuraikan,
penelitian ini mempunyai tujuan yaitu untuk mengetahui faktor-faktor apa saja
yang mendorong untuk mengajukan permohonan dispensasi nikah dan
pertimbangan apa saja yang digunakan oleh hakim dalam menetapkan
permohonan dispensasi nikah.
D. Kegunaan Penelitian
Untuk memberikan hasil penelitian yang berguna secara keseluruhan,
maka penelitian ini sekiranya bermanfaat diantaranya:
1. Teoritis
Dapat memberikan sumbang asih terhadap kemajuan perkembangan
ilmu pengetahuan pada umumnya dan ilmu hukum pada khususnya yang
memiliki kaitan dengan dispensasi nikah sehingga dapat mengungkap
permasalahan-permasalahan yang inherent di dalam proses pembaharuan
hukum.
2. Praktis
a. Bagi masyarakat
Dapat memberikan wawasan dan pemahaman kepada masyarakat
mengenai dispensasi nikah serta akan dapat menunjukkan ke arah
mana sebaiknya hukum di bina berhubung dengan perubahanperubahan masyarakat.
b. Bagi Pengadilan Agama
serta
pemenuhan
pra-syarat
dalam
menyelesaikan
Informan
Informan adalah orang yang dapat memberikan informasi
tentang situasi dan kondisi latar penelitian (Moleong, 2000:90).
Informan adalah mereka yang mempunyai banyak pengalaman
atau yang berhubungan
Observasi
Kegiatan ini diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan
terhadap informasi yang didapat selama melakukan penelitian.
Observasi penelitian ini dilakukan di Kantor Pengadilan Agama
Salatiga baik di luar maupun di dalam proses persidangan.
c. Dokumentasi
Dokumentasi ialah data yang berupa catatan, transkip,
buku, surat kabar, agenda, dan sebagainya. Dokumentasi yang
dilakukan dalam penelitian ini adalah salinan penetapan
dispensasi nikah.
5. Analisis Data
Yang dimaksud dengan analisis data yaitu suatu cara yang dipakai
untuk menganalisa, mempelajari serta mengolah kelompok data tertentu,
sehingga dapat diambil suatu kesimpulan yang kongkret tentang
permasalahan yang diteliti dan dibahas. Dalam penelitian ini penyusun
menggunakan analisa data deduktif yaitu cara memberi alasan dengan
berpikir dan bertolak dari pernyataan yang bersifat umum kemudian
ditarik pada persoalan yang berkaitan dengan penelitian. Metode ini
digunakan dalam rangka mengetahui bagaimana penerapan kaidah-kaidah
normatif dan yuridis dalam perkara dispensasi nikah.
BAB II KAJIAN
PUSTAKA
A. Pernikahan Dini Menurut Hukum Islam dan Perundang-undangan di
Indonesia
1. Pernikahan Dini Menurut Hukum Islam
Menikah dini pada hakikatnya adalah menikah juga, hanya saja
dilakukan oleh mereka yang masih muda usianya.
Nikah dini adalah satu fenomena yang sudah lama muncul dan
menjadi pembicaraan publik terutama kalangan muda-mudi yang
merupakan pelaku utamanya. Banyak alasan dalam memutuskan langkah
yang cukup sakral ini, mulai dari tuntutan orang tua, menghindari
perbuatan menyimpang, hingga alasan-alasan ekstrim karena terlanjur
kecelakaan (Abdurahman, 1997:66).
a. Hukum Asal Nikah
Menikah hukum awalnya adalah sunnah (mandub), sesuai
firman Allah SWT:
Dan jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil terhadap (hak-hak)
perempuan yang yatim (bilamana kamu mengawininya), maka
kawinilah wanita-wanita (lain) yang kamu senangi: dua, tiga atau
empat. Kemudian jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil, maka
Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula)
bagi perempuan yang mukmin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah
pembangunan
materiil
dan
spiritual
dalam
kehidupan keluarga.
c. Rukun dan Syarat Sah Nikah
Menurut syarat Islam, setiap perbuatan hukum harus
memenuhi dua unsur yaitu rukun dan syarat. Rukun adalah unsur
pokok dalam setiap perbuatan hukum. Syarat adalah unsur pelengkap
dalam setiap perbuatan hukum. Apabila kedua unsur tersebut tidak
dipenuhi, maka perbuatan itu dianggap tidak sah menurut hukum.
Berikanlah mas kawin (mahar) kepada wanita (yang kamu
nikahi) sebagai pemberian dengan penuh kerelaan. Kemudian
jika mereka menyerahkan kepada kamu sebagian dari mas
kawin itu dengan senang hati, maka makanlah (ambillah)
pemberian itu (sebagai makanan) yang sedap lagi baik
akibatnya. (QS. An Nisaa: 4)
b) Harta sebagai nafkah suami kepada isterinya untuk memenuhi
kebutuhan pokok atau primer bagi isteri yang berupa sandang,
Tempatkanlah mereka (para isteri) di mana kamu bertempat
tinggal menurut kemampuanmu dan janganlah kamu
dini
memang
menimbulkan
perdebatan
para
yang
digunakan
di
dalam
undang-undang
b. Pendidikan
Rendahnya tingkat pendidikan maupun pengetahuan orang tua
dan masyarakat menyebabkan adanya kecenderungan mengawinkan
anaknya yang masih di bawah umur.
c. Orang tua
Orang tua khawatir kena aib karena anak perempuannya
berpacaran dengan laki-laki yang sangat erat dan dekat sehingga segera
mengawinkan anaknya.
d. Media massa
Gencarnya ekspose seks di media massa menyebabkan remaja
modern kian permisif terhadap seks.
e. Adat atau kultur
Perkawinan usia dini terjadi karena orang tuanya takut anak
perempuannya dikatakan perawan tua sehingga segera dikawinkan.
f. Perubahan bentuk fisik
Kedewasaan seseorang yang dinilai dari perubahan-perubahan
fisik, misalnya menstruasi bagi anak perempuan dan mimpi basah bagi
anak laki-laki, diikuti dengan perubahan terhadap organ-organ
reproduksi dianggap sudah layak untuk segera menikah (Hurlock,
1991:82).
g. Kenakalan remaja (pergaulan bebas)
Kurangnya kasih sayang dan perngawasan orang tua dalam
keseharian anak menjadikan anak salah dalam memilih teman bermain.
masa
reproduksi
lebih
panjang,
sehingga
maka bila usia kurang meski secara fisik telah menstruasi dan bisa
dibuahi, bukan berarti siap untuk hamil dan melahirkan serta
mempunyai kematangan mental untuk melakukan reproduksi
5) menghentikan kesempatan mengecap pendidikan yang lebih tinggi,
berinteraksi dengan lingkungan teman sebaya, maka tidak
memperoleh kesempatan pengetahuan dan wawasan yang lebih
luas, sehingga berimplikasi terhadap kurangnya informasi dan
sempitnya mendapatkan kesempatan kerja
b. Anak
1) bayi lahir dengan berat rendah dan premature
2) salah satu penyebab angka kematian ibu dan bayi akibat
pernikahan dini
3) kurang kecerdasannya, karena ibu belum bisa memberikan
stimulasi mental pada anaknya. Hal ini disebabkan karena ibu yang
masih remaja belum mempunyai kesiapan mental untuk menjadi
ibu
3. Dampak psikologis
Secara psikis anak juga belum siap dan mengerti tentang hubungan
seks sehingga akan menimbulkan trauma psikis berkepanjangan dalam
jiwa anak yang sulit disembuhkan. Anak akan murung dan menyesali
hidupnya yang dia sendiri tidak mengerti atas putusan hidupnya.
Selain itu, ikatan perkawinan akan menghilangkan hak anak untuk
memperoleh pendidikan, hak bermain, dan menikmati waktu luangnya
serta hak-hak lainnya yang melekat dalam diri anak serta mudah terjadinya
tindakan kekerasan dalam rumah tangga karena tingkat berpikir yang
belum matang pada pasangan muda (Suara Merdeka, 16 Mei 2002:12).
4. Dampak sosial
Fenomena sosial ini berkaitan dengan faktor sosial budaya dalam
masyarakat patriarki yang bias gender, yang menempatkan perempuan
pada posisi yang rendah dan hanya dianggap pelengkap seks laki-laki saja.
Hal ini sangat bertentangan dengan ajaran agama apapun termasuk agama
Islam yang sangat menghormati perempuan.
5. Dampak perilaku seksual menyimpang
Adanya perilaku seksual yang menyimpang yaitu perilaku yang
gemar berhubungan dengan anak-anak yang dikenal dengan istilah
pedofilia. Perbuatan ini jelas merupakan tindakan illegal (menggunakan
seks anak), namun dikemas dengan perkawinan seakan-akan menjadi
legal.
BAB III
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Kewenangan
Pengadilan
Agama
Salatiga Terhadap
Permohonan
Dispensasi Nikah
1. Kewenangan Absolut
Kewenangan absolut/ mutlak adalah wewenang pengadilan untuk
mengadili suatu perkara sesuai dengan pembagian kekuasaan antar
lingkungan peradilan.
Dalam hal ini Pengadilan Agama Salatiga memiliki kewenangan
dalam bidang perkawinan yang tertuang dalam:
a. Undang-undang Nomor 7 Tahun 1989 Pasal 49 Tentang Peradilan
Agama
1) Pengadilan Agama bertugas dan berwenang memeriksa, memutus,
dan menyelesaikan perkara-perkara di tingkat pertama antara
orang-orang yang beragama Islam dibidang:
a) perkawinan;
b) kewarisan, wasiat, dan hibah yang dilakukan berdasarkan
hukum Islam
c) wakaf dan shadaqah
(2) Bidang perkawinan sebagaimana yang dimaksud dalam ayat (1)
huruf a ialah hal-hal yang diatur dalam atau berdasarkan undangundang mengenai perkawinan yang berlaku.
dalam
atau
berdasarkan
undang-undang
mengenai
Tgl Masuk
No. Perkara
Pemohon
Alamat
Hari Sidang
Majelis Hakim
06 Jan 2010
0001/Pdt.P/2010/PA.SAL
SW
BC
28 Jan 2010
MH MM
14 Jan 2010
0004/Pdt.P/2010/PA.SAL
KD
SD
04 Peb 2010
MH MM
22 Peb 2010
0005/Pdt.P/2010/PA.SAL
SR
TG
17 Mar 2010
MN AG
17 Mar 2010
0006/Pdt.P/2010/PA.SAL
SL
BC
05 Apr 2010
SP HN
12 Apr 2010
0007/Pdt.P/2010/PA.SAL
SR
GT
29 Apr 2010
EM IM
12 Apr 2010
0008/Pdt.P/2010/PA.SAL
SL
GT
29 Apr 2010
EM IM
10 Mei 2010
0012/Pdt.P/2010/PA.SAL
HR
GT
27 Mei 2010
EM IM
21 Mei 2010
0013/Pdt.P/2010/PA.SAL
SR
GT
03 Jun 2010
EM IM
02 Jun 2010
0014/Pdt.P/2010/PA.SAL
SD
PB
14 Jun 2010
NR HN
10
14 Jun 2010
0015/Pdt.P/2010/PA.SAL
KR
SD
28 Jun 2010
NR FT
11
06 Jul 2010
0020/Pdt.P/2010/PA.SAL
SR
BR
21 Jul 2010
MH RB
12
14 Jul 2010
0021/Pdt.P/2010/PA.SAL
WS
BR
04 Ags 2010
MH RB
13
14 Jul 2010
0022/Pdt.P/2010/PA.SAL
SP
BR
04 Ags 2010
MH AG
14
26 Jul 2010
0024/Pdt.P/2010/PA.SAL
SD
KL
24 Ags 2010
FR WS
38
No.
Tgl Masuk
No. Perkara
Pemohon
Alamat
Hari Sidang
Majelis Hakim
15
02 Ags 2010
0025/Pdt.P/2010/PA.SAL
TM
TG
19 Ags 2010
MH MM
16
04 Ags 2010
0026/Pdt.P/2010.PA.SAL
NS
BC
25 Ags 2010
MM FT
17
19 Ags 2010
0027/Pdt.P/2010/PA.SAL
EI
TG
01 Sep 2010
MM RB
18
30 Ags 2010
0029/Pdt.P/2010.PA.SAL
MS
BR
21 Sep 2010
FR WD
19
08 Sep 2010
0030/Pdt.P/2010/PA.SAL
SM
AG
29 Sep 2010
MM AG
20
29 Sep 2010
0033/Pdt.P/2010/PA.SAL
NH
BR
13 Okt 2010
MM RB
21
27 Okt 2010
0035/Pdt.P/2010/PA.SAL
DS
GT
15 Nop 2010
NR HN
22
01 Nop 2010
0036/Pdt.P/2010/PA.SAL
KH
GT
22 Nop 2010
NR HN
23
10 Nop 2010
0038/Pdt.P/2010/PA.SAL
SN
PG
13 Des 2010
NR HN
24
11 Nop 2010
0039/Pdt.P/2010/PA.SAL
HR
SD
16 Des 2010
MM RB
25
24 Nop 2010
0040/Pdt.P/2010/PA.SAL
PI
KL
21 Des 2010
FR WD
40
ini karena orang tuanya memiliki usaha bengkel cat mobil yang lokasinya
tidak jauh dari tempat tinggalnya.
Segala kebutuhan hidup IS hampir semuanya dicukupi oleh orang
tuanya. Namun, dengan segala hal yang tercukupi tersebut membuat IS
sering berfoya-foya dengan teman-temannya. Setelah lulus SMP dan ingin
melanjutkan ke SMA, orang tua IS mendapati perubahan sikap IS yang
suka menyendiri dan sering berada di kamar tidurnya.
Orang tua IS berusaha mencari tahu apa yang telah terjadi pada
anak satu-satunya itu. Dengan segala daya upaya dan bujuk rayu, akhirnya
IS mau bercerita tentang apa yang telah dialaminya kepada ibunya. IS
mengaku bahwa dirinya telah hamil dan hal itu dilakukan ketika masih
tinggal di kelas III SMP dengan teman dekatnya yang bernama PU
seorang karyawan pabrik dikota itu.
E. Gambaran Umum Tentang Pasangan Nikah Dini
Pernikahan dini pada umumnya didahuli dengan proses pacaran. Pada
masa sekarang pacaran dianggap sesuatu hal yang wajar bila masih di dalam
batas-batas yang ditentukan. Kenyataannya, banyak pasangan remaja yang
melewati batas-batas itu dan secara sadar atau tidak sadar, mereka sudah
mengarah kepada pernikahan usia dini.
Pernikahan usia dini lebih dikenal dengan istilah Pernikahan Dini.
Pernikahan dini pada umumnya merupakan married by accident (MBA). 11
(sebelas) dari 25 (dua puluh lima) permohonan dispensasi usia pernikahan di
Pengadilan Agama Salatiga dari bulan Januari sampai dengan Nopember
SIDANG II
MAHKAMAH
AGUNG
SIDANG I
K P A*
PANITERA
PERMOHONAN
KASASI
H AK I M
K P A*
PANITERA
PANITERA
PENGGANTI
Pemanggilan
pihak-pihak
PUTUSAN
PANITERA
PENGGANTI
PANITERA
PENYERAHAN
SALINAN
PENETAPAN
HAK I M
K P A*
52
SELESAI
53
Artinya: Meninggalkan kemudharatan itu didahulukan daripada
menarik manfaat.
Sejalan dengan kaidah fiqh di atas, kaidah fiqh lain yang
digunakan sebagai pertimbangan oleh majelis hakim dalam penetapan
pengajuan permohonan dispensasi yang mengandung konsep mashlahah
mursalah nikah adalah:
Artinya:
Menghindari
kerusakan
lebih
utama
daripada
mendatangkan kemaslahatan.
Hasil
penetapan
ini
diberikan untuk
seluruh
permohonan
BAB IV
ANALISIS DATA
A. Faktor-Faktor Yang Mendorong Pengajuan Permohonan Dispensasi
Nikah di Pengadilan Agama Salatiga
1. Pasangan AP ES (Pemohon KD)
a. Hamil setelah lulus Sekolah Menengah Pertama (SMP). Hal ini
disebabkan oleh:
1) kurangnya pengawasan dari KD terhadap keseharian AP karena
sibuk dengan pekerjaannya
2) peran dari perkembangan IPTEK yang berdampak negatif mudah
di akses di daerah tempat tinggal AP
3) kurangnya bimbingan kepribadian yang didapat AP semasa
sekolah
2. Pasangan FA DH (Pemohon SR)
a. Hamil setelah 1 tahun lulus dari Sekolah Menengah Pertama (SMP).
Hal ini disebabkan karena:
1) dasar-dasar ajaran agama dari anggota keluarga FA masih rendah
2) pergaulan FA dengan teman yang tidak sebaya
3) tidak adanya pendidikan seks usia dini yang didapat oleh FA
3. Pasangan AH AP (Pemohon SL)
a. Hamil ketika masih duduk di bangku Sekolah Menengah Atas (SMA).
Hal ini dikarenakan:
1) kurang tegasnya SL dalam mendidik dan mengawasi pergaulan AH
keseluruhan,
faktor-faktor
yang
mendorong
pengajuan
Artinya: Menghindari kerusakan lebih utama daripada mendatangkan
kemaslahatan.
Dengan kata lain, apabila dihadapkan kepada dua pilihan antara
menghindari kerusakan atau mafsadat di satu sisi dan menggapai
kemaslahatan atau kebaikan di sisi lain, maka yang harus diutamakan adalah
menghindari kerusakan daripada melakukan hal yang dapat menyebabkan
sebagian kemaslahatan atau kebaiakn (penetapan untuk permohonan
dispensasi nikah karena usia yang masih dibawah ketentuan perundangundangan yang berlaku dan telah hamil, lebih diutamakan dari pada
pembatalan untuk permohonan dipensasi nikah karena usia masih dibawah
ketentuan perundang-undangan yang berlaku).
Kemudharatan
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan dari bab-bab sebelumnya, maka penelitian ini
dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Faktor yang mendorong pengajuan permohonan dispensasi nikah di
Pengadilan Agama Salatiga disebabkan karena kenakalan remaja pada usia
sekolah dan belum bekerja. Kenakalan remaja yang dilakukan adalah
pergaulan bebas antara seorang pria dan wanita yang berujung pada
hamilnya seorang wanita. Solusi yang sering diambil adalah menikah
dalam usia dini dengan kata lain married by accident (MBA). Hal ini
terjadi karena kurang pemahamannya terhadap dasar-dasar agama, kurang
kasih sayang dan pengawasan orang tua yang sibuk bekerja, pergaulan
dengan teman yang tidak sebaya, tidak adanya bimbingan kepribadian dari
sekolah, kurangnya pendidikan seks usia dini, tidak adanya media
penyalur bakat dan hobi, peran dari perkembangan IPTEK yang
berdampak negatif, kebiasaan yang berlebihan, dan adanya masalah yang
dipendam.
2. Tidak adanya petunjuk pelaksanaan atau aturan khusus mengenai
pertimbangan hakim dalam memberikan penetapan dispensasi nikah,
Majelis Hakim mengambil pertimbangan yang meliputi beberapa aspek,
yaitu alasan atau dalil-dalil yang menguatkan permohonan, bukti surat
yang valid, keterangan saksi yang memperkuat permohonan, fakta-fakta
Undang-undang
Nomor
Tahun
1974
Tentang
dalam
hal
ini
pembuat
undang-undang
hendaknya
DAFTAR PUSTAKA
Abdussalam.
2006.
Nikah
Yogyakarta:Media Insani
MMB
(Mudah,
Murah,
Barokah).