Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PENYULUHAN HUKUM

PERWIRITAN AL HIJRAH

DOSEN PAMONG : Drs. Azwani Lubis M.Ag

Disusun Oleh :

Elvita Sari 0201193148


Lela Tari 0201193146
Ayu Anggraini 0201192091
Juni Arnisa Napitupulu 0201193154
Fikri Haikal Fadly Nasution 0201193145
Susilo Bambang Yhudoyono 0201192095

JURUSAN AKHWAL SYAKHSIYAH


FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM
UNIVERSITAS NEGERI SUMATERA UTARA
MEDAN
2021
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah, penulis ucapkan atas limpahan rahmat dan karunia


Allah SWT. Sehingga kami dapat menyelesaikan penyuluhan hukum “Nikah Siri”
yang di laksakan di perwiritan ibu ibu Al Hijrah. Sholawat dan salam semoga
tetap terlimpahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, yang telah
membimbing manusi ke arah kebenaran dan kebaikan. Dan terakhir terimakasih
kepada bapak Drs.Azwani Lubis M.Agselaku dosen pamong kami.

Hormat Kami,

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................
DAFTAR ISI .................................................................................................
LAPORAN PENYULUHAN........................................................................
A. LATAR BELAKANG.................................................................
B. TUJUAN......................................................................................
C. PELAKSANAAN........................................................................
1. Waktu da Tempat...................................................................
2. Susunan Acara........................................................................
3. Acara Pembukaan...................................................................
4. Persentasi Makalah.................................................................
5. Dokumentasi...........................................................................
LAPORAN PENYULUHAN

A. LATAR BELAKANG
Nikah sirih adalah nikah yang tidak di catatkan di Kantor Urusan
Agama (KUA). Secara definisi, nikah siri berarti nikah rahasia, lazim juga
di sebut dengan nikah dibawah tangan atau nikah liar. Banyak sekali yang
menganggap hal ini biasa tanpa memikirkan bagaiman sisi negatif yang di
timbulkan pernikahan siri ini.

B. TUJUAN
Tujuan Penyuluhan hukum ini adalah
 Mahasiswa mampu menyelesaikan permasalahan hukum yang
yang terjadi dalam masyarakat, baik secara teori maupun praktek.
 Siap serta dapat bekerja di bidang Hukum , serta mampu
memberikan pengetahuan tambahan kepada masyarakat tentang
berbagai permasalahan hukum yang berkembang.

C. PELAKSANAAN

1. Waktu dan Tempat


 Waktu : Rabu, 08 September 2021
 Tempat : Perumahan Pondok jln Perhubungan

2. Susunan Acara
Moderator : Fikri Hakal
Pemateri : Elvita Sari
Ayu Anggraini
Lela Tari
Juni Arnisa
Dokementasi : Susilo Bambang Yudhoyono

3. Acara Pembukaan

Assalamu’alaikum wr.wb
Segala puji bagi Allah yang telah memberikan nikmat dan
kesehatan sehingga kita dapat berkumpul bersama pada kesempatan
kali ini. Sholawat berangkaikan salam kita hadiahkan kepada
Nabiyuallah Muhammad SAW semoga kita tergolong ummatnya yang
mendapatkan syafa’at di yaumil akhir kelak, aamiin. Yang kami
hormati ibu ibu majlis perwiritan Al hijrah yang telah memberikan
kesempatan kepada kami untuk melakukan peyuluhan hukum ini.
Dalam rangka Penyuluhan Hukum ini kami selaku kelompok
yang di utus dari Fakultas Syari’ah dan Hukum yang bergerak dalam
bidang \ Jurusan Hukum Keluarga Islam akan menyampaikan sebuah
rangkuman kami yang berjudul “ Nikah Siri”.

4. Persentasi Makalah

NIKAH SIRI

a. Pengertian Nikah Siri


Nikah Siri adalah, pernikahan yang dilakukan oleh sepasang
kekasih tanpa ada pemberitahuan (dicatatkan) di Kantor Urusan
Agama (KUA), tetapi pernikahan ini sudah memenuhi unsur-unsur
pernikahan dalam Islam, yang meliputi dua mempelai, dua orang
saksi,wali, ijab-kabul dan juga mas kawin.
Nikah Siri ini hukumnya sah menurut agama, tetapi tidak sah
menurut hukum positif (hukum negara) dengan mengabaikan sebagian
atau beberapa aturan hukum positif yang berlaku, sebagaimana yang
telah dijelaskan dalam Undang-Undang Perkawinan No. 1 Tahun
1974 tentang Perkawinan, Pasal 2 bahwa setiap perkawinan dicatatkan
secara resmi pada Kantor Urusan Agama (KUA). Sedangkan instansi
yang dapat melaksanakan perkawinan adalah Kantor Urusan Agama
(KUA) bagi yang beragama Islam dan Kantor Catatan Sipil (KCS)
bagi yang beragama Non Islam. Oleh karena itu, pernikahan siri yang
tidak dicatatkan di Kantor Urusan Agama itu tidak punya kekuatan
hukum, sehingga jika suatu saat mereka berdua punya permasalahan
yang berkenaan dengan rumah tangganya seperti perceraian,
kekerasan dalam rumah tangga, warisan, perebutan hak asuh anak dan
lainnya, pihak kantor urusan agama dan pengadilan agama tidak bisa
memutuskan bahkan tidak bisa menerima pengaduan mereka berdua
yang sedang punya masalah.
b. Faktor Terjadinya Nikah Siri
Nikah Siri dilakukan pada umumnya karena ada sesuatu yang
dirahasiakan, atau karena mengandung suatu masalah. Oleh karena
Nikah Siri mengandung masalah, maka masalah itu akan berakibat
menimpa pada orang yang bersangkutan termasuk anak-anak yang
dilahirkan dari pernikahan siri. Adapun faktor-faktor yang melatar
belakangi terjadinya Nikah Siri adalah sebagai berikut:
1. Faktor ekonomi
Faktor ekonomi diantaranya karena biaya administrasi pencatatan
nikah, yaitu sebagian masyarakat khususnya yang ekonomi menengah
ke bawah merasa tidak mampu membayar administrasi pencatatan
yang kadang membengkak dua kali lipat dari biaya resmi. Kemudian
danya kebiasaan yang terjadi di masyarakat, bahwa seorang mempelai
laki-laki selain ada kewajiban membayar mahar, juga harus
menanggung biaya pesta perkawinan yang cukup besar (meskipun hal
ini terjadi menurut adat kebiasaan), di daerah Jawa Tengah selain
mahar ada juga biaya untuk serah-serahan (pemberian biaya untuk
penyelenggaraan pernikahan), alasan ini pula yang menjadi penyebab
laki-laki yang ekonominya belum mapan lebih memilih menikah
dengan cara diam-diam, yang penting halal alias ada saksi tanpa harus
melakukan pesta seperti umumnya pernikahan.
2. Faktor belum cukup umur
Nikah siri dilakukan karena salah satu dari mempelai belum cukup
umur dan keluarga enggan mengurus surat dispensasi ke Pengasilan
Agama dengan alasan tidak mau ribet.
3. Faktor ikatan dinas \ kerja atau sekolah
Adanya ikatan dinas/kerja atau peraturan sekolah yang tidak
membolehkan menikah karena dia bekerja selama waktu tertentu
sesuai dengan perjanjian yang sudah disepakati, atau karena masih
sekolah maka tidak boleh menikah dulu sampai lulus. Kalau kemudian
menikah, maka akan dikeluarkan dari tempat kerja atau sekolah,
karena dianggap sudah melanggar aturan.
4.Faktor hamil diluar nikah
Kehamilan yang terjadi diluar nikah tersebut, merupakan aib bagi
keluarga yang akan mengundang cemoohan dari masyarakat. Dari
sanalah orang tua menikahkan secara siri anaknya dengan laki-laki
yang menghamilinya dengan alasan menyelamatkan nama baik
keluarga.
c. Dampak nikah siri dari segi hukum
 Tidak ada perlindungan hukum bagi wanita.
 Tidak ada kepastian hukum terhadap status anak.
 Tidak ada kekuatan hukum bagi istri dan anak dalam hak
waris.

5. Tanya Jawab
Adik saya nikah siri dengan alasan supaya pensiunan dari almarhumah
istri pertama tidak hilang, tapi semenjak mereka nikah siri rumah
tangga adik saya tidak harmonis banyak masalah, jadi menurut adik
adik bagaimana solusi nya?
Jawaban :
Dari cerita yang disampaikan ibu tadi kita dapat menyimpulkan bahwa
nikah siri itu membuat rumah tangga tidak harmonis, dan masi bayak
lagi kerugian yang di dapatkan dalam nikah siri itu seperti tidak ada
perlindungan hukum pada wanita jika terjadi kdrt istri tidak bisa
mengadukan kejadian ini kepihak hukum. Dan masi banyak lagi
kerugian lainnya. Jadi mereka lebih baik nikah secara resmi di
KUA ,tidak apa apa gaji pensiun itu hilang karena Allah telah
menjamin rezki tiap hambanya. InsyaAllah akan diganti dengan yang
llebih berkah.

6. Dokumentasi

Anda mungkin juga menyukai