DOSEN PENGAMPUH :
Drs. MUH TANG, M.Pd
DISUSUN OLEH :
SALSA SRI RETSKIA
35123071/ 1D D3
PROGRAM STUDI D3
ADMINISTRASI BISNIS JURUSAN
ADMINISTRASI NIAGA POLITEKNIK
NEGERI UJUNG PANDANG
MAKASSAR
2023
KATA PENGANTAR
Buku ajar Pendidikan Agama Islam ini disusun dengan tujuan membantu
mahasiswa memahami ajaran Islam dengan lebih baik. Buku ini mencakup berbagai
topik penting yang disesuaikan dengan Rencana Pembelajaran Semester mata kuliah
Pendidikan Agama Islam, dimulai dengan Aqidah, ibadah, syariah, muamalah, akhlak
serta modernisasi..
Dalam penulisan bahan ajar ini, kami berusaha menyajikan materi dengan hahasa
yang mudah dipahami oleh mahasiswa, sehingga memudahkan mereka memahami
dengan baik isi dari bahan ajar. Selain ini bahan ajar ini disertai dengan persoalan-
persoalan faktual yang mendukung mahasiswa belajar melalui metode Problem Based
learning.
Harapan kami, buku ajar Pendidikan Agama Islam ini dapat membantu
mahasiswa untuk mengembangkan pengetahuan dan pemahaman mereka tentang
Islam, sehingga dapat menjadi muslim yang berakhalakul karimah. Semoga buku ini
bermanfaat dan dapat menjadi panduan yang baik bagi mahasiswa dalam mempelajari
Agama Islam.
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR..........................................................................................................
DAFTAR
ISI.........................................................................................................................
BAB VI
EKONOMI SYARIAH........................................................................................................
A. Hakikat Ekonomi Syariah.........................................................................................
B. Sumber dan Tujuan Ekonomi
Islam..........................................................................
C. Implikasi Ekonomi Islam Dalam
Kehidupan............................................................
BAB VII...............................................................................................................................
AKHLAK............................................................................................................................
A. Hakikat Akhlak........................................................................................................
B. Sumber Pembentukan
Akhlak..................................................................................
C. Aktualisasi akhlak dalam
Kehidupan.......................................................................
BAB
VIII..............................................................................................................................
ISLAM DISIPLIN
ILMU...................................................................................................
A. Konsep Ilmu Dalam Islam.......................................................................................
B. Sejarah Ilmu Pengetahuan Dalam
Islam...................................................................
C. Ilmu Sains dan Sosial Dalam
Islam..........................................................................
BAB IX................................................................................................................................
SISTEM POLITIK DAN DEMOKRASI DALAM ISLAM...........................................
A. Konsep Politik
Islam................................................................................................
B. Prinsip Dasar Politik Islam......................................................................................
C. Tantangan dan Prospek Politik
Islam.......................................................................
BAB X..................................................................................................................................
ISLAM MENGHADAPI
MODERNISASI.......................................................................
A. Konsep Modernisasi................................................................................................
B. Peran Pendidikan dalam Menyikapi Tantangan
Modernisasi..................................
C. Tantangan Media Sosial dalam Perspektif Islam....................................................
BAB VI
EKONOMI SYARIAH
Tauhid: Tauhid adalah konsep dasar dalam Islam yang menyatakan keesaan
Allah. Dalam konteks ekonomi, ini berarti pengakuan bahwa semua kekayaan dan
sumber daya bumi adalah milik Allah, dan manusia adalah pemegang amanah
yang bertanggung jawab untuk mengelola sumber daya tersebut dengan cara yang
baik. Al Baqarah 284
َّلِه َم ا ِفى ٱلَّسَٰم َٰو ِت َو َم ا ِفى ٱَأْلْر ِضۗ َو ِإن ُتْبُدو۟ا َم ا ِفٓى َأنُفِس ُك ْم َأْو ُتْخ ُفوُه ُيَح اِس ْبُك م ِبِه ٱُهَّللۖ َفَيْغ ِفُر ِلَم ن َيَش ٓاُء َو ُيَع ِّذ ُب
َم ن َيَش ٓاُء ۗ َو ٱُهَّلل َع َلٰى ُك ِّل َش ْى ٍء َقِد يٌر
Artinya:
“ Milik Allahlah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Jika kamu
menyatakan apa yang ada dalam hatimu atau kamu menyembunyikannya, niscaya
Allah memperhitungkannya bagimu. Dia mengampuni siapa saja yang Dia
kehendaki dan mengazab siapa pun yang Dia kehendaki. Allah Maha kuasa atas
segala sesuatu”.
َو اَل َتْأُك ُلٓو ۟ا َأْم َٰو َلُك م َبْيَنُك م ِبٱْلَٰب ِط ِل َو ُتْد ُلو۟ا ِبَهٓا ِإَلى ٱْلُح َّك اِم ِلَتْأُك ُلو۟ا َفِر يًقا ِّم ْن َأْم َٰو ِل ٱلَّناِس ِبٱِإْل ْثِم َو َأنُتْم َتْع َلُم وَن
Artinya :
"Janganlah kamu makan harta di antara kamu dengan jalan yang batil dan
(janganlah) kamu membawa (urusan) harta itu kepada para hakim dengan maksud
agar kamu dapat memakan sebagian harta orang lain itu dengan jalan dosa,
padahal kamu mengetahui.”
Larangan Riba: Riba (bunga atau riba) dilarang dalam Is- lam. Riba dianggap
sebagai bentuk eksploitasi ekonomi yang tidak adil dan menghambat keadilan
sosial. Sebagai gantinya, ekonomi Islam mendorong transaksi yang adil dan
transparan, serta bentuk keuangan yang berlandaskan prinsip berbagi risiko dan
keuntungan. Surah Al Imran 130, AlBaqarah 275:
ٱَّلِذ يَن َيْأُك ُلوَن ٱلِّر َبٰو ۟ا اَل َيُقوُم وَن ِإاَّل َك َم ا َيُقوُم ٱَّلِذ ى َيَتَخَّبُطُه ٱلَّشْيَٰط ُن ِم َن ٱْلَم ِّس ۚ َٰذ ِلَك ِبَأَّنُهْم َقاُلٓو ۟ا ِإَّنَم ا ٱْلَبْيُع ِم ْثُل
ٱلِّر َبٰو ۟ا ۗ َو َأَح َّل ٱُهَّلل ٱْلَبْيَع َو َح َّر َم ٱلِّر َبٰو ۟ا ۚ َفَم ن َج ٓاَء ۥُه َم ْو ِع َظٌة ِّم ن َّرِّبِهۦ َفٱنَتَهٰى َفَل ۥُه َم ا َس َلَف َو َأْم ُر ٓۥُه ِإَلى ٱِهَّللۖ َو َم ْن َعاَد
َٰٓل
َفُأ۟و ِئَك َأْص َٰح ُب ٱلَّناِر ۖ ُهْم ِفيَها َٰخ ِلُد وَن
Artinya :
" Orang-orang yang memakan (bertransaksi dengan) riba tidak dapat berdiri,
kecuali seperti orang yang berdiri sempoyongan karena kesurupan setan. Demikian
itu terjadi karena mereka berkata bahwa jual beli itu sama dengan riba. Padahal,
Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Siapa pun yang telah
sampai kepadanya peringatan dari Tuhannya (menyangkut riba), lalu dia berhenti
sehingga apa yang telah diperolehnya dahulu menjadi miliknya dan urusannya
(terserah) kepada Allah. Siapa yang mengulangi (transaksi riba), mereka itulah
penghuni neraka. Mereka kekal di dalamnya".
Larangan Maysir dan Maisir: Maysir (perjudian) dan maisir (spekulasi) juga
dilarang dalam Islam. Prinsip ini menghindari praktik ekonomi yang spekulatif
dan merugikan, dan mendorong aktivitas ekonomi yang berorientasi pada
produksi, investasi, dan saling membantu dalam menciptakan nilai tambah. Surah
An-Nisa 29:
َٰٓيَأُّيَها ٱَّلِذ يَن َء اَم ُنو۟ا اَل َتْأُك ُلٓو ۟ا َأْم َٰو َلُك م َبْيَنُك م ِبٱْلَٰب ِط ِل ِإٓاَّل َأن َتُك وَن ِتَٰج َر ًة َعن َتَر اٍض ِّم نُك ْم ۚ َو اَل َتْقُتُلٓو ۟ا َأنُفَس ُك ْم ۚ ِإَّن ٱَهَّلل
َك اَن ِبُك ْم َر ِح يًم ا
Artinya :
َو َء اِت َذ ا ٱْلُقْر َبٰى َح َّق ۥُه َو ٱْلِم ْس ِكيَن َو ٱْبَن ٱلَّسِبيِل َو اَل ُتَبِّذ ْر َتْبِذ يًر
Artinya :
"Berikanlah kepada kerabat dekat haknya, (juga kepada) orang miskin, dan orang
yang dalam perjalanan. Janganlah kamu menghambur- hamburkan (hartamu)
secara boros"
ۥُه ُمَع ِّقَٰب ٌت ِّم ۢن َبْيِن َيَد ْيِه َوِم ْن َخ ْلِفِهۦ َيْح َفُظوَن ۥُه ِم ْن َأْم ِر ٱِهَّللۗ ِإَّن ٱَهَّلل اَل ُيَغِّيُر َم ا ِبَقْو ٍم َح َّتٰى ُيَغِّيُرو۟ا َم ا ِبَأنُفِس ِه ْم ۗ َو ِإَذ ٓا َأَر اَد
ٱُهَّلل ِبَقْو ٍم ُس ٓو ًء ا َفاَل َم َر َّد َلُهۥۚ َو َم ا َلُهم ِّم ن ُدوِنِهۦ ِم ن َو اٍل
Artinya:
"Baginya (manusia) ada (malaikat-malaikat) yang menyertainya secara bergiliran dari
depan dan belakangnya yang menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah
tidak mengubah keadaan suatu kaum hingga mereka mengubah apa yang ada pada
diri mereka. Apabila Allah menghendaki keburukan terhadap suatu kaum, tidak ada
yang dapat menolaknya, dan sekali-kali tidak ada pelindung bagi mereka selain Dia".
Sunnah: Sunnah adalah koleksi hadis dan praktik Rasulullah Muhammad SAW.
Sunnah juga menjadi sumber penting dalam menentukan hukum ekonomi islam.
Hadis-hadis nabi memberikan pedoman praktis dalam mengatur kegiatan ekonomi,
termasuk perdagangan, pemberian pinjaman, dan pengelolaan harta.
Ijma: Ijma adalah konsesus ulama tentang suatu masalah hukum. Ketika para ulama
sepakat pada suatu masalah ekonomi, itu menjadi sumber hukum yang diakui dalam
ekonomi islam.
Qiyas: Qiyas adalah analogi atau penalaran analogis. Dalam konteks ekonomi, ulama
menggunakan prinsip-prinsip yang terdapat dalam sumber sumber hukum utama ( Al-
quran, sunnah, dan ijma) untuk menerapkan hukum pada masalah-masalah baru yang
tidak secara langsung tercakup dalam sumber-sumber utama.
Tujuan Hukum Ekonomi Islam:
Mencapai keadilan : Tujuan utama hukum ekonomi islam adalah mencapai keadilan
dalam distribusi kekayaan dan sumber daya. Hukum ekonomi islam mengusahakan
agar tidak ada kesenjangan ekonomi yang ekstream antara yang kaya dan miskin, dan
mendorong distribusi yang adil dan merata.
BAB VII
AKHLAK
A. Hakikat Akhlak
Menurut istilah etimology (bahasa) perkataan akhlak berasal dari bahasa arab
(khuluqun) yang mengandung arti “ budi pekerti, tingkah laku, perangai, dan tabiat”.
Sedangkan secara terminologi (istilah), makna akhlak adalah suatu sifat yang melekat
dalam jiwa dan menjadi kepribadian, berdasarkan hal tersebut memunculkan perilaku
yang spontan, mudah, tanpa memerlukan pertimbangan.
َّلَقْد َك اَن َلُك ْم ِفى َر ُسوِل ٱِهَّلل ُأْس َو ٌة َح َس َن ٌة ِّلَم ن َك اَن َي ْر ُجو۟ا ٱَهَّلل َو ٱْلَي ْو َم ٱْل َء اِخَر َو َذ َك َر ٱَهَّلل َك ِثيًر ا
Artinya:
Sungguh, pada (diri) Rasulullah benar-brnar ada suri teladan yang baik bagimu,
(yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat
serta yang banyak mengingat Allah”.
a. Insting (naluri)
Merupakan pola perilaku yang tidak dipelajari, mekanisme yang di anggap
ada sejak lahir dan muncul pada setiap spesies. Insting sangat memerlukan
sebuah arahan agar aktivitas horizontal (jiwa) yang dilahirkannya menjadi
aktivitas yang bernilai akhlaki.
b. Pembiasaan
Salah satu faktor penting dalam akhlak adalah kebiasaan. Kebiasaan adalah
perbuatan yang selalu diulang-ulang sehingga mudah dikerjakan. Dalam
bahasa agama, pembiasaan disebut sebagai istiqomah. Misalnya, ajaran shalat
yang dilakukan selama satu bulan, serta ajaran untuk memberikan zakat
kepada yang berhak, dan sebagainya, adalah bentuk konkret dari agama islam
untuk menjadikan umatnya terbiasa dalam melakukan kebaikan kebaikan
sebagai sebuah pengabdian amala saleh dan ibadah.
c. Lingkungan
Adalah segala sesuatu yang mengelilingi individu sepanjang hidupnya.
Manusia selalu hidup berinteraksi dengan manusia lainnya itulah sebabnya
manusia harus bergaul.
d. Suara hati dan conscience
Yang dalam al-quran disebut fuadah, fuadah tidak pernah berdusta dan selalu
mengajak untuk melakukan aktivitas jiwa yang menyejukan, karena ia selalu
benar dalam menyampaikan informasinya.
e. Kehendak
Merupakan faktor yang menggerakkan manusia untuk berbuat dengan
sungguh-sungguh. Di dalam perilaku manusia, kehendak inilah yang
mendorong manusia berakhlak. Kehendaklah yang membuat manusia
berusaha dan bekerja, tanpa kehendak semua ide, keyakinan, kepercayaan,
pengetahuan menjadi pasif, dan tidak ada arti bagi hidupnya.
f. Pendidikan
Faktor pendidikan yang mempengaruhi mental anak didik itu hendaknya
bukan hanya dilakukan oleh pribadi dan guru, melainkan lingkungan sekolah,
pergaulan dari kebiasaan-kebiasaan etiket serta segala yang dapat
memberikan stimulan pada sianak melalui panca indra.
Menurut islam, metode yang bisa digunakan untuk membentuk akhlak antara
lain sebagai berikut:
2.) Keteladanan
Pentingnya keteladanan dalam pembentukan akhlak anak menjadi pesan
kuat dari al-qur an. Sebab keteladanan adalah sarana penting dalam
pembentukan karakter k. Akhlak yang baik tidak dapat dibentuk hanya
dengan pelajaran, intruksi dan larangan, sebab tabi'at jiwa untuk menerima
keutamaan itu tidak cukup dengan hanya seorang guru mengatakan
kerjakan ini dan jangan kerjakan itu.
1.) Pembiasaan
Hal ini dilakukan sejak kecil dan dilakukan secara kontinyu. Berkenaan
dengan ini al-Ghozali mengatakan bahwa kepribadian manusia itu pada
dasarnya dapat menerima segala usaha pembentukan melalui pembiasaan.
Jika manusia membiasakan berbuat jahat, maka ia akan menjadi orang
yanga jahat. Untuk ini al-Ghozali menganjurkan agar akhlak diajarkan,
yaitu dengan cara melatih jiwa kepada pekerjaan atau tingkah laku yang
mulia. Jika seseorang menghendaki agar ia menjadi pemurah, hingga
nirah hati dan murah tangan itu menjadi tabi at yang mendarah daging.
(Abudin Nata, Akhlak Tasawuf., 165.)
2.) Pemberian Hadiah Memberikan motivasi, baik berupa pujian atau hadiah
tertentu, akan menjadi salah satu latihan positif dalam pembentukan
akhlak. Secara psikologis, sesorang memerlukan motivasi untuk
melakukan sesuatu. Motivasi itu pada awalnya mungkin masih bersifat
material. Namun, kelak akan meningkat menjadi motivasi yang bersifat
spiritual.
3.) Mendidik Kedisplinan
Disiplin adanya kesediaan untuk memenuhi ketentuan atau peraturan
yang berlaku. Kepatuhan yang dimaksud adalah bukanlah karena paksaan
tetapi kebutuhan kepatuhan akan dasar kesadaran tentang nilai dan
pentingnya mematuhi peraturan-peraturan tersebut.
b. Bertasbih
Bertasbih, yaitu mensucikan Allah dengan ucapan, yaitu
memperbanyak mengucapkan SUBHAANALLAH artinya Maha suci
Allah, serta menjauhkan perilaku yang dapat mengotori nama Allah
Yang Maha Suci, misalnya kemusyrikan.
c. Istighfar
Istigfar, yaitu meminta ampun kepada Allah atas segala Artinya:
"dosa yang pernah dibuat dengan mengucapkan
ASTAGFIRULLAAHAL 'ADZIIM artinya aku memohon ampun
kepada Allah Yang Maha Agung. Sedangkan istigfar melalui
perbuatan dilakukan dengan cara: (1) berjanji dalam hati tidak
mengulangi perbuatan jelek itu, (2) menyesali perbuatan jahat yang
dilakukan, (3) meminta maaf langsung kepada orang yang ditempati
berbuat dosa, dan (4) mengikuti perbuatan jahat itu dengan kebaikan.
d. Takbir
Takbir, yaitu mengagungkan Allah dengan membaca ALLAAHU
AKBAR Artinya Allah Maha Besar. Mengagungkan Allah melalui
perilaku adalah mengagungkan nama-Nya dalam segala hal, sehingga
tidak menjadikan sesuatu melebihi keagungan Allah.
Tidak mengagungkan yang lain melampaui keagungan Allah dalam
berbagai konteks kehidupan, baik melalui kata-kata maupun dalam
tindakan.
BAB VIII
ISLAM DISIPLIN ILMU
ilmu pengetahuan yang panjang dan kaya akan penemuan, perkembangan, dan
pengetahuan di dunia Muslim. Berikut adalah tentang sejarah ilmu
pengetahuan dalam Islam: Keemasan Islam (Abad ke-8 hingga ke-14): Pada
ini, dunia Islam mengalami kemajuan yang signifikan dalam ilmu
pengetahuan di berbagai bidang. Kota-kota seperti Baghdad (Irak), Cordoba
(Spanyol), dan Kairo (Mesir) menjadi pusat intelektual yang berpengaruh.
Ilmuwan Muslim seperti Al-Kindi, Al-Farabi, Ibnu Sina (Avicenna), dan Ibnu
Rushd (Averroes) membuat kontribusi besar dalam filsafat, ilmu kedokteran,
matematika, astronomi, kimia, dan banyak lagi. Banyak karya-karya klasik
Yunani dan India diterjemahkan ke dalam bahasa Arab, dipelajari, diperbaiki,
dan diterapkan oleh para ilmuwan Muslim.
Pusat Pembelajaran: Madrasah dan Universitas: Madrasah, yang merupakan
institusi pendidikan Islam tradisional, berkembang di seluruh dunia Muslim
sebagai pusat pembelajaran agama dan ilmu pengetahuan. Di samping itu,
universitas-universitas Islam seperti Universitas Al-Qarawiyyin di Fes
(Maroko) dan Universitas Al-Azhar di Kairo (Mesir) menjadi tempat studi
yang terkenal, menawarkan kurikulum yang luas dalam berbagai disiplin ilmu.
Penemuan dan Inovasi: Ilmuwan Muslim melakukan penemuan dan inovasi
yang signifikan dalam berbagai bidang. Ibnu Al-Haytham, seorang ilmuwan
Muslim pada abad ke-11, membuat kontribusi penting dalam optik dan ilmu
pengamatan. Ibnu Sina, seorang dokter dan filsuf Muslim pada abad ke-11,
mengembangkan panduan medis terkenal "Canon of Medicine"
Penerjemahan dan Penyebaran Pengetahuan: Ilmuwan Muslim dan ilmu
sosial. dalam mengumpulkan, menerjemahkan, dan menyebarkan pengetahuan
dari berbagai tradisi keilmuan, karya-karya Yunani, Persia, India, dan Cina.
Pusat-pusat Hikmah di Baghdad menjadi tempat penting untuk kegiatan
penerjemahan dan penyebaran ilmu pengetahuan.
Warisan Ilmiah: Karya-karya ilmiah yang ditulis oleh ilmuwan Muslim dalam
periode ini menjadi warisan berharga. Misalnya, karya Al-Jazari tentang
mesin dan otomasi, Al-Biruni tentang astronomi dan geografi, dan Al-
Khwarizmi tentang matematika dan aljabar.
Artinya:
"(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk, atau dalam
keadaan berbaring, dan memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi
(seraya berkata), "Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan semua ini
sia-sia. Maha Suci Engkau. Lindungilah kami dari azab neraka".
Ilmu Sosial dalam Pandangan Islam: Ilmu sosial dalam Is- lam juga sangat
dihargai, karena melibatkan pemahaman tentang hubungan sosial, etika,
moral, dan keadilan dalam masyarakat. Islam mengajarkan nilai-nilai seperti
kasih sayang, keadilan, toleransi, kerjasama, dan keterbukaan terhadap
berbagai budaya dan peradaban.
Qs. Al-Maidah:8
ٰٓيَاُّيَها اَّلِذ ْيَن ٰا َم ُنْو ا ُك ْو ُنْو ا َقَّو اِم ْيَن ِهّٰلِل ُش َهَد ۤا َء ِباْلِقْس ِۖط َو اَل َيْج ِر َم َّنُك ْم َشَنٰا ُن َقْو ٍم َع ٰٓلى َااَّل َتْع ِد ُلْو ا
ِۗاْع ِد ُلْو ۗا ُهَو َاْقَر ُب ِللَّتْقٰو ۖى َو اَّتُقوا َهّٰللاۗ ِاَّن َهّٰللا َخ ِبْيٌۢر ِبَم ا َتْع َم ُلْو َن
Artinya:
"Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kamu penegak (kebenaran) karena
Allah (dan) saksi-saksi (yang bertindak) dengan adil. Janganlah kebencianmu
terhadap suatu kaum mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlakulah
adil karena (adil) itu lebih dekat pada takwa. Bertakwalah kepada Allah.
Sesungguhnya Allah Maha Teliti terhadap apa yang kamu kerjakan".
BAB IX
SISTEM POLITIK DAN DEMOKRASI DALAM ISLAM
A. Konsep Politik Islam
Perkataan politik berasal dari bahasa Latin dan bahasa Yunani "Politicus" dan
"Politicos, keduanya berarti sesuatu yang berhubungan dengan warga negara
atau warga kota. Kedua kata itu berasal dari kata polis maknanya kota.
(Muhammad Daud Ali, 1998). Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989)
pengertian politik sebagai kata benda ada tiga maknanya jika dikaitkan
dengan ilmu artinya:
1. Pengetahuan mengenai ketatanegaraan atau kenegaraan (tentang sistem
pemerintahan, dasar-dasar pemerintahan); .
2. Segala urusan dan tindakan (kebijaksanaan, siasat dan sebagainya)
mengenai pemerintahan atau terhadap negara lain;
3. kebijakan, cara bertindak (dalam menghadapi atau menangani suatu
masalah).
Ibnu Zakaria (1972) dalam bukunya "Mu'jam Maqaayis Lughat" jilid III,
memjelaskan makna "Musyawarah," yaitu merupakan bentuk mashdar (kata
kerja yang dibendakan) yang berarti menampakkan dan menawarkan atau
mengambil sesuatu.
Agak berbeda pengertian musyawarah menurut Quraisy Syihab (1996) dalam
bukunya "Wawasan Al-Quran," mengeluarkan madu dari sarang lebah. Di
samping itu, musyawarah berati mengatakan atau mengajukan sesuatu.
Dalam melaksanakan musyawarah ada empat unsur penting diperhatikan:
Artinya:
Dan ibu-ibu hendaklah menyusui anak-anaknya selama dua tahun penuh, bagi
yang ingin menyusui secara sempurna. Dan kewajiban ayah menanggung
nafkah dan pakaian mereka dengan cara yang patut. Seseorang tidak dibebani
lebih dari kesanggupannya. Janganlah seorang ibu menderita karena anaknya
dan jangan pula seorang ayah (menderita) karena anaknya. Ahli waris pun
(berkewajiban) seperti itu pula. Apabila keduanya ingin menyapih dengan
persetujuan dan permusyawaratan antara keduanya, maka tidak ada dosa atas
keduanya. Dan jika kamu ingin menyusukan anakmu kepada orang lain, maka
tidak ada dosa bagimu memberikan pembayaran dengan cara yang patut.
Bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah Maha Melihat apa
yang kamu kerjakan.
b. Prinsip Keadilan
Prinsip keadilan ini, menurut Islam berlaku kepada semua makhluk di bumi
ini, baik manusia secara individu maupun secara berkelompok, beriman atau
tidak beriman, kaya atau miskin, anak-anak atau orang dewasa. Pendek kata.
Prinsip keadilan ini mutlak diiberlakukan dalam semua lini kehidupan. Dalam
al-Quran, istilah yang dipakai untuk makna keadilan adalah: 1) 'Adl, al-qisth,
al-mizan, dan dengan menafikan kezaliman, walaupun pengertian keadilan
tidak selalu menjadi antonim kezaliman (Iberani dan Hidayat, 2003: 178)
M.Quraisy Syihab (1996: 112-113) dalam bukunya "Wawasan Al-Quran"
mengatakan "Islam memandang kepemimpinan sebagai perjanjian Ilahi yang
melahirkan tanggungjawab menentang kezaliman dan menegakkan keadilan.
Kepemimpinan dalam pandangan Islam tidak hanya merupakan hubungan
dengan sesama manusia, tetapi juga menjadi hubungan atau perjanjian antara
Al- lah dan sang pemimpin untuk mempertanggung jawabkannya dengan
berbuat keadilan.
Aliran ketiga, menolak bahwa Islam adalah agama yang serba lengkap yang
terdapat di dalamnya segala sistem kehidupan termasuk sistem
ketatanegaraan, tetapi juga menolak pendapat bahwa Islam sebagaimana
pandangan Barat yang hanya mengatur hubungan manusia dengan Tuhan.
Aliran ini berpendirian bahwa dalam Islam tidak terdapat sistem
ketatanegaraan, tetapi terdapat seperangkat tata nilai etika bagi kehiduan
bernegara.
Di era Orde lama dan Orde Baru, Islam politik tidak mendapat posisi dan
ruang publik, hanya setelah reformasi kebebasan menyampaikan apirasi
politiknya terakomodasi, hingga di pemilu 1999 terjadi pemilu multi partai.
BAB X
ISLAM MENGHADAPI TANTANGAN MODERNISASI
1. Konsep Modernisasi
Modernisasi merupakan salah satu faktor berubahnya perubahan sosial di
masyarakat. Modernisasi berpengaruh penting atas perubahan sosial
masyarakat baik itu di pedesaan maupun di perkotaan. Eksistensi modernisasi
di tengah-tengah kehidupan masyarakat membawa perubahan signifikan
dalam bidang kehidupan masyarakat.
kata modernisasi, yakni dari bahasa latin "modo" bermakna "cara" dan
"ernus" bermakna "masa kini". Secara harfiah modernisasi adalah proses
menuju masa kini atau suatu proses menuju masyarakat modern atau proses
menuju era yang kekinian atau masa kini (Rajanbar, 2006).
Perubahan sosial merupakan perubahan suatu cara atau pola hidup suatu
masyarakat yang sudah berterima karena adanya perubahan kondisi alam atau
lingkungan, material, kebudayaan, jumlah jiwa atau penduduk, cara berpikir
atau ideologi, maupun adanya beragam penemuan baru dalam kehidupan
masyarakat (Lumintang, 2015). Adanya suatu proses perubahan tatanan dan
struktur dalam masyarakat merupakan hasil dari perubahan sosial. Struktur
yang dimaksud adalah pola akal budi (cara pikir) yang bersifat kebaruan
(inovatif), sikap, sosialisasi yang dapat membuat masyarakat memperoleh
penghidupan yang lebih bermartabat dan lebih baik.
b. Bahasa
Bahasa yang digunakan oleh masyarakat yang mengalami modernisasi pun
turut berubah. Dahulu seperti Jawa, orang-orang kesulitan menggunakan
bahasa Indonesia, karena bahasa kesehariannya adalah bahasa Jawa, sehingga
akan sulit berkomunikasi pada orang orang luar di pulau Jawa.
c. Gaya hidup
Contohnya seperti dahulu, orang-orang tidak terlalu memedulikan gaya
busana hingga makanan. Dahulu, masyarakat Indonesia makan-makanan
seadanya yang dapat di panen melalui hasil kebun atau dengan menyembelih
hewan ternaknya dan umurnya, masyarakat Indonesia dahulu tidak terlalu
pemilih dalam hal makanan.
Etika (ethic) berbicara tentang baik buruk yang bersumber pada nilai-nilai
kemanusiaan dan kebudayaan sehingga dikenal ada etika Barat, etika Timur
dan sebagainya. Sementara akhlakul karimah tidak mengenal konsep regional.
Konsep baik buruk dalam akhlak bertumpuh pada wahyu, meskipun akal juga
mempunyai kontribusi dalam menentukannya. Praktik etiket dalam bahasa
Arab disebut adab atau tata krama yang bersumber dari Al-Quran dan As-
Sunnah. Dalam ranah praktis berteknologi, penyampaian informasi juga
dituntut memiliki pengetahuan dan kemampuan etis sebagaimana dituntunkan
dalam Al-Qur'an. Ini tercermin dalam berbagai bentukahlakul karimah yang
kontekstual dalam menggunakan dan media sosial, antara lain:
"Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang Fasik membawa
suatu berita, Maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu
musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang
menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu"
Pertama:
Westernis (PemBaratan atau Pelarian Keluar) Yang mengikuti anggapan,
bahwa seluruh manusia sedang berkembang menuju bentuk kehidupan yang
seragam dan yang berpola Barat. Hanya tahap yang dicapai masing-masing
daerah dan masyarakat yang berbeda, tetapi pada akhirnya semuanya akan
sampai pada "modern" yang sudah dimulai dari Barat dan diberikan beberapa
paradigmanya. Sikap ini telah mendapat banyak kritik, baik dari kalangan
Islammaupun dari luar islam. Secara ilmiah, sikap pemBaratan
mengakibatkan perkembangan ilmu pengetahuan menjadi konsumtif dan tidak
kreatif karena berakar dan tidak banyak melakukan analisis ataupun kritik
berdasarkan prinsip dan asas keilmuan.
Kedua:
Fundamentalis (Ushuli atau Pelarian Ke dalam) Sebutan ini memang banyak
mengandung kelemahan, dan sampai sekarang masih banyak dipersoalkan,
salah satu keberatan karena istilah itu mulanya dipakai dalam kalangan
tertentu dari kalangan Kristen Protestan, yang dalam banyak hal, jauh berbeda
dengan sikap-sikap yang ditampilkan di kalangan Islam yang dipandang
"fundamentalis" tersebut. Kelompok ini dipandang sebagai kelompok yang
anti Barat, memandang dengan segala kecurigaan terhadap segala yang dari
Barat, juga dipandang sangat tertutup dengan perubahan, mereka berusaha
membangun paradigm sendiri yang dianggap muri-islami.
Ketiga:
Keterbukaan Kritis Kelompok ini memiliki sikap yang tidak menolak secara
apriori terhadap luar terutama Barat, tetapi juga tidak menyerah kepadanya.
Sikap ini disatu pihak sadar akan adanya hal-hal baik dan bermanfaat dari luar
lingkungan dan tradisinya sendiri, dan dapat menikmati dan menghargainya,
dan di lain pihak sadar akan nilai dan cita- cita sendiri; dan mengendalikan
hubungan dengan dunia luar atas dasar dan kepentingan nilai dan cita-cita
tersebut.
C. Tantangan Media Sosial dalam Perspektif Islam
a . Kemampuan beradaptasi
Dengan media social, anak didik akan mampu belajar cara mengembangkan
kemampuan tekhnis dan social yang dibutuhkan mereka dalam menghadapi
era digi- tal. Mereka akan bersosialisasi dengan sahabatnya di media social
dan memanajemen pertemanan mereka.
c. Termotivasi
Dengan terbentukanya komunitas pertemanan yang luas, ini akan memotivasi
anak didik dalam mengembangkan diri materi atau pendapat teman-temannya
yang terhubung secara online.
1). Mudah mendapatkan dan mencari informasi terbaru dalam negeri maupun
luar neger.
2). Tempat promosi yang baik dan murah, melahirkan jiwa entrepreneurship
sejak dini.
3). Mudah beradaptasi dan bersosialisasi dengan memperbanyak pertemanan.
4). Media komunikasi yang mudah, cepat dan efisien.
5). Tempat berbagi/menyimpan foto dan vidio kegiatan sehari-hari.
1) Ketika anak lebih asyik dengan dunia mayanya, maka sifat individualis,
egoisme dan rasa malas akan muncul.
2) Rasa simpati dan empati kepada orang sekitar berkurang.
3) Tidak disiplin waktu dalam berkegiatan (belajar dan melaksanakan ibadah)
karena dimana-mana tidak bisa lepas dari HP/Android.
4) Kemudahan akses pertemanan mengakibatkan mudahnya timbul bahaya
penipuan dan kejahatan.
5) Pergaulan remaja yang tidak terkontrol, karena ada pengguna yang berani
akses dan upload sesuatu yang berkaitan dengan pornografi.
6) Sifat sombong, pamer, riya' dan beberapa sifat yang ada pada ahlakul
madzmudah cenderung muncul lebih banyak dikarenakan segala sesuatu yang
dilakukan dan yang dimiliki di upload dalam laman akunnya.
7) Anak didik mudah mencontoh hal-hal yang tidak baik dengan melakukan
berbagai challenge negative yang ada pada media social.
8) Kecanduan game online.
Dari beberapa peluang dan ancama media social dalam pendidikan karakter
anak di atas, maka jelas bahwa media social berpengaruh terhadap pendidikan
karakter anak baik secara langsung maupun tidak langsung, baik dalam waktu
yang singkat maupun yang lama. Orang tua dan guru sebaiknya memberikan
kebebasan yang bertanggung jawab dan pengawasan secara langsung. Karena
di televisi maupun berita-berita online, tidaklan sedikit remaja yang menjadi
korban kejahatan dan penipuan di media social. Dengan demikian, ada
beberapa hal yang perlu dipertimbangkan untuk orang tua dan guru yaitu
melakukan pembinaan dan pengawasan secara intens dan berilah kesempatan
kepada anak untuk berinteraksi dan bersosialisasi yang bertanggung jawab
karena Media social juga mempunayi efek-efek tertentu terhadap fisik
seseorang.