Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM FARMASI FISIKA 1

TITIK LEBUR

Dosen pengampu:

Fitri Savitri, S.Pd.,M.Pd

apt. Bayu Dwi Handono, S.Farm.,M.Farm.

Disusun Oleh:

Nur Utomo (332198222003)

Rio Gunawan (332198222020)

Wisnu Tri Widodo (332198222031)

Fadhillah Qiyamullail (332198222068)

Intan Aulia (332198222073)

Chaela Febriana (332198222077)

Fahira Latifatun (332198222082)

PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN IKIFA JAKARTA

2023
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Titik lebur dari suatu zat adalah keadaan dimana zat padat berubah menjadi
cairan dibawah tekanan 1 atm. Titik lebur juga diartikan sebagai keadaan
dimana terjadi keseimbangan antara fase padat dengan fase lainnya pada suatu
zat. Suhu lebur adalah suhu pada saat suatu zat tepat melebur seluruhnya yang
ditujukan pada fase padat tepat hilang.
Menurut farmakope Indonesia III, jarak lebur adalah suhu awal dan suhu
akhir peleburan zat. Suhu awal dicatat apda saat zat mulai menciut atau
membentuk tetesan pada pipa kapiler, suhu akhir dicatat pada saat hilangnya
fase padat. Satu cara yang dapat digunakan untuk menentukan kemurnian suatu
senyawa obat salah satunya adalah melalui penentuan titik lebur. Selain itu
penentuan titik lebur dari suatu bahan obat juga diperlukan dalam penentuan
cara penyimpanan suatu sediaan obat agar tidak dapat atau mudah rusak pada
suhu tertentu. Melalui penentukan titik lebur dari suatu bahan obat maka kita
dapat mengetahui apakah zat tersebut murni ataukah sudah terkontaminasi
dengan zat-zat pengotor lain.
Apabila zat tersebut murni maka dalam pengukuran titik leburnya hasilnya
akan sesuai yang tertera di dalam literatur berdasarkan pengujian sebelumnya.
Adapun faktor yang mempengaruhi titik lebur ialah bentuk dan sifat ikatan atom
sehingga dapat juga digunakan sebagai jalan untuk mengetahui kemurnian suatu
zat. Untuk itu, penting dalam mempelajari titik lebur suatu zat.

B. TUJUAN PRAKTIKUM
Menentukan titik lebur beberapa zat farmasi

1
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori
Titik lebur merupakan suatu suhu dimana suatu zat padat berubah bentuk
atau wujud dalam keadaa zat padat menjadi leburan atau cair. Prinsip energi titik
dimana lebur dalam keadaan terletak pada penetapan pemberian energi panas.
Titik lebur bersifat karateristik dimana digunakan untuk menentukan sifat fisika
dari suatu zat. Karakteristik suatu zat berbeda dengan yang lain. Perbedaan
tersebut dilihat dalam kekuatan ikatan antar molekul. Kekuatan ikatan antar
molekul bisa berbeda karena struktur kimia nya yang berbeda dan
penyusunannya juga berbeda (Syarif, 2002).
Suhu lebur zat merupakan suhu pada zat zat tepat melebur seluruhnya yang
ditunjukkan pada fase padat tepat hilang sedangkan jarak lebur adalah zat antara
suhu awal dan suhu akhir peleburan zat. Suhu awal dicatat pada saat zat mulai
menciut atau mulai membentuk tetesan pada dinding pipa kapiler, suhu akhir
dicatat pada saat hilangnya fase padat (Dirgen POM, 1979).
Titik lebur suhu dimana terjadinya perubahan zat paatmenjadi cair. Gaya
antar molekul memiliki pengaruh yang kuat pada titik lebur. Titik lebur adalah
suhu di mana zat padat mengalami perubahan menjadi cair. Pada titik lebur,
getaran pada partikel zat padat dapat mengatasi kekuatan gaya tarik menarik
yang beroperasi pada zat padat. Seperti titik didih, titik lebur zat padat
tergantung pada kekuatan gaya tarik menarik (Sri, 2015).
Suatu metode yang digunakan untuk menetapkan bobot molekul zat dengan
melarutkannya di dalam zat lain yang baru melebur, kemudia menetapkan
penurunan titik bekunya, metode tersebut adalah metode Rast (Pudyaatmaka,
2002).
Penetapan titik lebur secara teliti dapat dilakukan dengan cara mengujur
suhu secara berulang kali pada saat terjadi kesetimbangan antara fase padat dan
cairnya. Cara lain yaitu dengan cara pendinginan dan pemanasan secara
berulang. Penurunan titik lebur dapat dilakukan sebagai dasar penentuan berat

2
molekul, cara ini juga dikenal dengan metode Rest yang mengukur penurunan
titik lebur (Sutrisno, 2001).
Pelelehan adalah konversi dari keadaan padat ke cair. Titik leleh normal
suatu padatan ialah suhu pada saat padatan dan cairan berada dalam
kesetimbangan di bawah tekanan 1 atmosfer. Titik normal es yaitu 0,00ºC
sehingga air cair dan es berada bersama-sama dalam waktu tak berhingga
(dalam kesetimbangannya) pada suhu ini dan tekanan 1 atmosfer (Oxtoby,
2001).

3
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM

A. Alat
1. Termometer 5. Tabung reaksi
2. Gelas kimia 6. Spatula
3. Pemanas 7. Cawan uap
4. Klem dan standar 8. Timbangan Analitik
B. Bahan
1. Menthol 3. Paraffin solid
2. Cera alba 4. Campora

C. Prosedur Kerja
1. Penentuan titik lebur

Ambil salah satu zat


Masukkan zat ke
padat (menthol, cera
dalam tabung reaksi
alba dan paraffin Ukur suhu awal zat
dengan
Solid) yang akan sebelum dipanaskan.
menggunakan
digunakan sebanyak
spatula.
500mg.

Masukkan tabung
reaksi dalam gelas kemudian panaskan Amati zat padat
kimia yang telah diisi diatas pemanas. dalam tabung reaksi.
akuades

Ukur suhu zat padat Amati zat padat


dalam gelas kimia dalam tabung reaksi,
Prosedur diulangi
jika air mulai catat suhunya jika
untuk zat padat lain.
mendidih dan zat telah meleleh
padat mulai meleleh. seluruhnya.

4
2. Penentuan Penurunan Titik Lebur

Masukkan zat
Ambil zat mentol
bersama-sama
dan campora Siapkan cawan
dalam cawan uap
masing-masing penguap.
kemudian aduk
sebanyak 500mg
dengan spatula.

Tunggu sampai
Catat suhu
campuran meleleh
campuran.
sempurna.

2
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Data pengamatan
1. Penentuan titik leleh
a. Identifikasi zat

Nama Zat Pemerian


Hablur berbentuk jarum atau prisma, tidak berwarna, berbau tajam
Mentholum seperti minyek permen; rasa panas dan aromatik diikuti rasa dingin
(FI III hal 362)

Cera alba Zat padat, lapisan tipis bening, putih kekuningan; bau khas lemah (Fl
III hal 140)
Padat, sering menunjukkan susunan hablur, agak licin, tidak
berwarna atau putih; tidak mempunyai rasa. Terbakar dengan nyata
Paraffin solid
terang. Jika dileburkan menghasilkan Cairan yang tidak
berfluoresensi (FI III hal 475)
Hablur butir atau masea hablur, tidak berwarna atau putih, bai khas,
Camphora
tajam; rasa pedas dan aromatik (FI III hal 130)
b. Hasil Percobaan
Suhu Mulai
No. Nama Zat Suhu Awal Suhu Meleleh Sempurna
Meleleh
1 Cera Alba 30°C 37°C 62°C
2 Menthol 28°C 37°C 44°C
3 Paraffin solid 28°C 31°C 71°C

2. Penentuan penurunan titik leleh


No Zat Titik Leleh
1 Menthol 41° - 44°C
2 Camphora 171° - 184°C
3 Campuran 28°C

B. Pembahasan
Pada tabel pengamatan di atas, dilakukan penentuan titik leleh berbagai zat
dengan tahap awal identifikasi zat. Seperti Mentholum memiliki hablur

3
berbentuk jarum atau prisma, tidak berwarna, berbau tajam seperti minyak
permen, dengan rasa panas dan aromatik yang diikuti rasa dingin. Cera alba
berupa zat padat dengan lapisan tipis bening, putih kekuningan, dan bau khas
lemah. Paraffin solid menunjukkan sifat padat dengan susunan hablur, agak
licin, tidak berwarna atau putih, serta tidak memiliki rasa. Camphora, dengan
hablur butir atau masea hablur, tidak berwarna atau putih, memiliki bau khas
tajam, dan rasa pedas serta aromatik.
Kemudian, di lakukan percobaan dengan menentukan titik lebur untuk
menunjukkan suhu awal, suhu mulai meleleh, dan suhu meleleh sempurna dari
berbagai zat pada Cera Alba, Menthol dan Parrafin Solid. Pada Cera Alba
memiliki suhu awal 30°C, suhu mulai meleleh 37°C, dan suhu meleleh
sempurna 62°C. Mentholum memiliki suhu awal 28°C, suhu mulai meleleh
37°C, dan suhu meleleh sempurna 44°C. Paraffin solid menunjukkan suhu awal
28°C, suhu mulai meleleh 31°C, dan suhu meleleh sempurna 71°C.
Selanjutnya, penentuan penurunan titik leleh menunjukkan bahwa Menthol
memiliki titik leleh antara 41°-44°C, Camphora antara 171°-184°C, dan
campuran zat menunjukkan titik leleh pada 28°C. Data ini memberikan
pemahaman lebih lanjut tentang sifat-sifat termal dan karakteristik penentuan
titik leleh dari berbagai zat yang diuji.

4
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Titik leleh adalah suhu di mana suatu zat padat berubah wujudnya, dari
padat menjadi cair atau cair. Titik lebur suatu zat adalah suhu saat zat tersebut
melebur seluruhnya, yang dinyatakan dengan hilangnya fasa padatnya, dan titik
leleh adalah titik leleh suatu zat antara suhu awal dan suhu akhir. Titik leleh
adalah suhu di mana zat padat berubah menjadi cair. Gaya molekul mempunyai
pengaruh yang kuat terhadap titik leleh. Titik leleh adalah suhu di mana zat
padat berubah menjadi cair. Pada titik leleh, getaran partikel dapat mengatasi
gaya tarik menarik yang bekerja pada padatan. Seperti halnya titik didih, titik
leleh suatu zat padat bergantung pada kekuatan tarik menariknya (Sri, 2015).
Cara menentukan berat molekul suatu zat dengan cara melarutkannya dalam zat
lain yang baru terlarut adalah dengan menentukan tegangan beku, cara ini
disebut dengan metode Rast (Pudyaatmaka, 2002). Titik leleh dapat ditentukan
secara akurat dengan mengukur suhu saat terjadi kesetimbangan antara fase
padat dan cair. Titik leleh ideal suatu zat padat adalah suhu di mana zat padat
dan zat cair berada pada tekanan yang sama di bawah 1 atmosfer.
Pada tabel seperti yang diatas seperti mentol, mempunyai jarum atau kristal
prismatik, tidak berwarna, berbau tajam seperti minyak batu manis, rasanya
tajam dan aromatik, kemudian rasanya dingin. Parafin padat mempunyai sifat
padat dengan struktur kristal, agak halus, tidak berwarna atau putih, dan tidak
berasa. Kamper berwarna atau putih dalam butiran kristal atau massa kristal,
dan memiliki ciri khas bau menyengat serta rasa pedas dan aromatik. Kemudian
dilakukan percobaan dimana titik leleh ditentukan untuk menunjukkan suhu
awal, suhu awal dan suhu leleh sempurna berbagai zat dalam Cera Alba,
Menthol dan Parrafin Solid. Cera Alba memiliki suhu awal 30 °C, titik leleh 37
°C, dan titik leleh sempurna 62 °C.

Anda mungkin juga menyukai