Anda di halaman 1dari 18

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT, atas berkat rahmat dan karunia-Nya,
penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Penulisan makalah ini merupakan salah satu bentuk
tugas jurusan seni murni dalam mata kuliah sejarah seni rupa barat. Tujuan dari penulisan
makalah ini adalah untuk melengkapi nilai tugas terstruktur.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini, masih belum sempurna. Atas
dasar inilah penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi
kesempurnaan makalah ini. Penulis berharap, semoga dengan adanya makalah ini dapat
bermanfaat bagi penulis dan para pembacanya, serta bagi mahasiswa Institut Seni Indonesia
Padangpanjang.

Padang Panjang, 08 Oktober 2012

Penulis
Bab I

Pendahuluan

A. Latar belakang

Seni adalah segala sesuatu yang di lakukan oleh orang bukan atas dorongan kebutuhan
pokoknya, melainkan adalah apa saja yang dilakukan semata-mata karena kehendak akan
kemewahan, kenikmatan ataupun karena dorongan kebutuhan spiritual ( everyman ensiklopedia
). Mike susanto, diksi rupa kumpulan istilah Seni Rupa, Kanisius. (2002) 101.
Seni semenjak dulu kebanyakan dipakai untuk kegiatan spiritual yaitu sebagai sarana
pemujaan. Seiring perkembangan zaman seni mulai mengalami perubahan fungsi, bisa dilihat
dalam kehidupan sekarang. Seni umumnya dulu dipakai sebagai sarana pemujaan atau kegiatan
spiritual, tetapi zaman sekarang lebih untuk mengekpresikan semangat dan jiwa seseorang, baik
itu berupa karya lukisan ataupun karya patung.
Dalam mempelajari sejarah seni rupa barat akan membahas tentang seni rupa yunani
dimana kesenian yunani ada berupa patung, lukisan, arsitektur, artefak akan tetapi kesenian di
yunani lebih dominan terhadap seni patung, bangsa yunani bahkan membuatkan patung dewa
zeus dan dewa-dewa lain nya.

B.Tujuan

a. Untuk mengetahui dan memahami perkembangan sejarah Seni rupa barat zaman yunani
(helenimisme)
b. Sebagai bahan pembelajaran dalam mempelajari sejarah seni rupa yang bisa dipakai untuk
pembanding seni rupa zaman sekarang supaya lebih baik lagi.
c. Untuk memberi pemhaman pada mahasiswa seni rupa kususnya Seni Murni.
d. Syarat untuk mengikuti mata kuliah Seni Rupa barat.
Bab II

Pembahasan

A. Sejarah singkat yunani.

Orang Yunani purba menyebut negeri mereka Hellas dan mereka menamakan diri mereka
orang Hellen. Negara kota Yunani yang paling berpengaruh adalah Atena, yang memberi
dorongan utama untuk segala prestasi Imperium Yunani. Selama waktu yang singkat imperium
ini membentang meliputi daerah yang hampir seluas Amerika Serikat.
Bila kita berbicara tentang "kebudayaan Helenis," maka yang kita maksudkan adalah prestasi
kebudayaan Yunani yang mencapai puncak tertingginya di Atena pada abad ke-5 sM.
"Kebudayaan Helenis" berarti semua kesenian, perdagangan, dan pemikiran daratan Yunani
yang telah dipengaruhi oleh Atena.

Kebudayaan Helenistis adalah perkembangan berikutnya dari kebudayaan Yunani di antara


bangsa-bangsa di kawasan Laut Tengah bagian timur yang mencerminkan kebudayaan yang
dimulai di Atena. Cara hidup Yunani ini dibawa sampai sejauh India oleh pasukan-pasukan
Aleksander Agung. Kebudayaan ini tinggal cukup lama di Mesir, Palestina, Asia Kecil, dan Persia
sehingga mempengaruhi agama, pemerintahan, bahasa, dan kesenian mereka.

B. Sejarah munculnya Filsafat Hellenisme.

Mengikuti pengertian yang diungkapkan oleh ahli sejarah J.G. Droysen, Helenisme dipakai
untuk menerangkan tenggang waktu antara Iskandar Agung (+ 323) sampai pada punahnya
kerajaan Ptolemei (30 sm). Jadi, tenggang waktu yang "dimulai dari perkembangan kebudayaan
Yunani menuju pada perkembangan kepercayaan kristen" (Droysen). Meskipun pengertian itu
telah terbukti sangat praktis, tetapi di dalam perinciannya timbul berbagai-macam kegelapan.
Dalam hal itu pandangan mengenai permulaan Helenisme, terutama bagi syair dan filsafat,
dapat dipertanggungjawabkan secara beralasan, bahwa waktu tersebut dimulai secara lebih
awal (sekitar 360 sm).
Istilah Hellenisme adalah istilah modern yang diambil dari bahasa Yunani kuno hellenizein
yang berarti berbicara atau berkelakuan seperti orang Yunani (to speak or make Greek). Dalam
pengertian yang lebih luas, Helenisme adalah istilah yang menunjuk kebudayaan yang
merupakan gabungan antara budaya Yunani dan budaya Asia Kecil, Syiria, Mesopotamia, dan
Mesir yang lebih tua. Sejak abad ke-6 atau ke-5 sebelum Masehi sampai abad ke-4 sebelum
Masehi. Adapun pada fase Hellenisme Romawi (Greko Romawi) ialah fase yang dating setelah
fase Hellenisme, dan meliputi semua pemikiran filsafat di masa kerajaan Romawi.

Gabungan itu terjadi selama tiga abad setelah meninggalnya Alexander Agung pada tahun
323 SM. Pada zaman ini ada perpindahan pemikiran filsafati, yaitu dari filsafat yang teoretis
menjadi filsafat yang praktis. Filsafat makin lama makin menjadi suatu seni hidup. Orang bijak
adalah orang ang mengatur hidupnya menurut akal atau rasionya. Ada banyak aliran, yang
semuanya berusaha menentukan cita-cita hidup manusia. Ada aliran - aliran yang bersifat etis,
yang menekankan kepada persoalan-persoalan tentang kebijaksanaan hidup yang praktis, dan
aliran-aliran yang diwarnai oleh agama. Sebelum Filsafat Yunani muncul, kebudayaan Yunani
setelah mencitrakan khas berfikir yang filosof, sebagimana mitos-mitos yang berkembang di
Yunani adalah menentukan kelahiran Filsafat. Oleh karena itu, Filsafat bukan semata-mata cipta
kaum Filosof, tetapi merupakan kelanjutan dari kultur Yunani sebelum masa Filsafat. Filasafat
muncul pada awalnya hanya semata-mata untuk melepaskan diri dari kekuasaan agama
bersahaja yang menyebarkan agamanya dalam bentuk doktrin dan kekuasaan. Dalam Filsafat
Yunani banyak sekali unsur-unsur yang mempengaruhinya. Yaitu kepercayaan terhadap berbagi
macam zat yang terdapat di alam dan menjadi sumber alamiah, namun berbentuk yang
berbeda-beda dalam ajaran agama Yunani yang disebut sebagai “dewa-dewa”, sedangkan dalam
Filsafat disebut “akal benda-benda langit”, sebagaimana yang paham tentang “akal bulan”
dengan “akal manusia”. Beberapa konteks yang terkait yaitu:

A.Dalam Konteks Agama

B.Dalam Konteks Filsafat

C. Dalam Konteks Ilmu Pengetahuan


Kebudayaan Hellenisme

Aliran filsafat hellenisme ini juga turut menyumbang terhadap perkembangan sejarah
intelektual amerika. Hellensime adalah suatu pemikiran mengenai kehidupan, budaya, dan
agama ideal pada masa klasik yunani. Pemikiran Hellenisme berkembang sekitar abad kelima
sampai ke enam sebelum masehi. Penyebaran hellenisme tersebut meliputi daerah-daerah asia,
syiria, mesopotamia dan mesir, yang merupakan wilayah kekuasaan kaisar alexsander agung.

Lukisan alexander agung


Ajaran hellenisme juga di kenal sebabgai kebudayaan athena yang berkemabang pada
masa Pericles (pericles age). Hellenisme yang di hubungkan dengan pemikiran keagamaan di
sebut sebagai hellenisme politheis yaitu suatu keyakinan adanya banyak tuhan yang di akui dan
di sembah pada masa itu. Sedangkan yang di maksud dengan filsafat hellenistik adalah roh dan
kebudayaan yunani, dimana roh dan kebudayaan itu memberikan pengaruh pada berbagai
bangsa di luar yunani tepatnya disekitar laut tengah. Pengaruh tersebut berupa perubahan di
bidang kesustraan, agama, dan peradaban.
Periode hellenistik mulai tahun 232-330 sebelum masehi, dengan di tandai adanya
peralihan pemikiran filsafat. Perubahan itu adalah dari filsafat yang teoritis menjadi filsafat
praktis. Filsafat semakin lama menjadi seni dalam kehidupan, karena pengaruh hellenisme
mengatakan bahwa orang yang bijak adalah orang yang mampu mengatur hidup menurut
akalnya. Dalam kondisi macam ini, berbagai aliran berusaha menentukan arah dan cita-cita
hidupnya. Ada aliran yang bersifat etis yaitu aliran yang menekankan persoalan mengenai
kebijakan hidup yang pragtis, seperti aliran epikurisme seperti neo-phytagoras, platonis tengah,
filsafat yahudi dan neoplatonisme.
Hellenisme atau hellenismos berasal dari bahasa yunani yang di gunakan oleh bangsa
romawi, julian untuk menghidupkan kembali tradisi keagamaan yunani berserta kebudayaan-
kebudayaannya. Hellenisme ini berakhir setelah di kuasainya yunani oleh alexsander agung pada
abad empat masehi. Sebenarnya pemikiran hellenisme tidak sesederhana mengenai agama
ataupun teori kosmo saja melainkan lebih menekankan pada bentuk kesadaran manusia dan
etos-etos kehidupan manusia sehari-hari.
Budaya hellenisme
Para filsuf pada abad ke lima masehi adalah mereka yang memulai mengorientasikan
pemikiran terhadap jagat raya dan fenomena alam yang di hubungkan dengan prilaku manusia
untuk mencapai kebahadiaan hidup. Adapun budaya hellenisme meliputi :
Kebebasan mengeluarkan pendapat bagi seluruh penduduk yunani (Demokrasi)
Bentuk pemeritahan adalah polis yang di pimpin oleh seorang gubernur (embrio sebuah
state/negara bagian)
sekolah-sekolah filsafat banyak melahirkan filosof. Ajaran serta pemikirannya sangat
mempengaruhi pola perilaku penduduk yunani masa itu.
Para tokoh hellenisme
 Thales (625-545 SM)
Ajarannya adalah bahwa air merupakan unsur induk dari segala sesuatu
 Anaximander (abad 610-540 sebelum masehi)
Ajarannya adalah bahwa udara sebagai unsur utama di alam semesta
 Phytagoras
Ajaran yang terkenal adalah bahwa segala sesuatu terdiri dari bilangan-bilangan yang
merupakan unsur dasar yang utama bagi perkembangan matematika
 Herakleitos (554-484 sebelum masehi)
Ajarannya menyatakan bahwa segala sesuatu itu adalah abadi adanya dan tidak mengalami
perubahan
 Parmaides (abad 515-440 sebelum masehi)
Ajarannya menyatakan bahwa segala sesuatu itu abadi adanya dan tidak mengalami perubahan
 Socrates (abad 470-400 sebelum masehi)
Socrates sebenarnya tidak menghasilkan tulisan, namun ia banyak menjelaskan berbagai macam
pemikiran yunani.
 Plato (abad 428-343 sebelum masehi)
Plato adalah seorang alim yang mengajarkan berbagai manusia dapat menjadi bahagia berkat
pengetahuan tentang hal-hal yang baik. Ajaran plato ini lebih merupakan perkawinan dari
pemikiran parmenides dan heraklitos, yang dalam dunia ide segala sesuau sifatnya abadi sedang
dalam dunia nyata tidak ada sesuatupun yang abadi karena semua itu selalu berubah. filsafat
plato lebih bersifat khayalan dari pada kenyataan
 Aristoteles (abad 384-322)
Aristoteles mempunyai alur pemikiran filsafat yang sangat sistematis. Menurutnya setiap benda
terdiri dari dua unsur yang tidak terpisahkan yaitu materi (hyle) dan bentuk (morfe)
Institusi pendidikan hellenisme
Para tokoh hellenisme tersebut di atas masih belum terwadahi dalam suatu lembaga secara
terorganisir. Mereka belum menyadari pentingnya penyebarluasan pemikiran dalam suatu
institusi pendidikan. Mereka hanya melontarkan pikiran-pikiran secara spontan dalam berbagai
kesempatan dan tempat umum. Kondisi semacam itu merupakan refleksi adanya kebebasan
berpendapat yang sedang berkembang saat itu.
Pada perkembangan berikutnya, para filsuf yunani mulai berpikir tentang institusi. Di
institusi tersebut, mereka mengajarkan dan menyebarluaskan pemikiran-pemikirannya secara
lebih sistematis dan resmi. Bukti perkembangan penyebarluasan pemikirannya adalah
didirikannya sekolah filsafat. Dua itu antaranya menjadi sangat mashur karena pemikiran
originalitas dan sistem pendidikannya sangat baik. Dua pemikiran tersebut adalah epikurisme
dan stoicisme, namun ada juga yang menambahkan neoplatonisme

D. kesenian yunani

Seni patung.

Tidak banyak patung Yunani yang masih ada pada masa modern. Pada Abad pertengahan,
patung-patung Yunani kurang dihargai, sehingga banyak patung Yunani kuno yang dibakar untuk
kemudian dijadikan bahan bangunan. Di banyak situs arkeologi besar Yunani, terdapat tempat
pembakaran kapur Abad Pertengahan, yang dulu digunakan untuk membakar patung Yunani
kuno.Beberapa patung Yunani dikenal tidak dari patung aslinya, melankan dari tiruannya yang
dibuat oleh Romawi. Periode gaya patung Yunani kuno terbagi menjadi beberapa tahap, yaitu
sebagai berikut.

A. Zaman batu.

Patung Yunani tertua yang diketahui adalah figurin kecil yang dicetak menggunakan
tanah liat dan dibuat dari batu kapur, tingginya sekitar 5-10 inci. Patung-patung pada masa ini
kebanyakan adalah perempuan, dan biasanya berupa perempuan gemuk, dengan paha dan
payudara yang besar.
Arkeolog menyebut patung jenis ini sebagai figurin "steatopygous", yang berarti figurin
berbokong bsear. Kemungkinan figurin ini digunakan untuk tujuan keagamaan, barangkali
sebagai jimat kesuburan untuk membuat tanaman tetap tumbuh.Namun itu bukan satu-satunya
patung dari Zaman Batu. Dikepulauan Kiklades, antara Yunani dan Turki di Laut Aigeia, ada
patung marmer putih seukuran manusia, selain juga figurin kecil. Patung ini kemungkinan dibuat
untuk disimpan di makam.

Venus Willendorf, salah satu figurin "steatopygous" yang paling terkenal.

Zaman perunggu.

Pada Zaman Perunggu, tidak banyak patung dibuat di Yunani. Di Kreta, antara tahun
1700 dan 1450 SM, bangsa Minoa membuat banyak figurin berukuran sedang, biasanya dari
perunggu dan gading.

Beberapa figurin ini menunjukkan perempuan yang memegang ular, kemungkinan


sebagai penggambaran dewi atau pendeta. Figurin lainnya menggambarkan minat orang Minoa
terhadap alam dan gerakan yang indah, seperti pria yang melompati banteng. Sejumlah figurin
lainnya menggambarkan sapi atau banteng, yang juga memiliki makna keagamaan.
Patung Minoa yang menampilkan permepuan pembawa ular

Patung Minoa yang menggambaran tradisi lompat banteng.

Sementara di Yunani daratan, bangsa Mykenai hanya membuat figurin tanah liat yang
kecil, setinggi tiga atau empat inci, kemungkinan sebagai persembahan bagi dewa.Pada Zaman
Kegelapan Yunani, orang-orang tidak membuat patung besar. Mereka lebih banyak membuat
figurin kecil, dan banyak di antaranya dibuat dari perunggu.

Patung-patung ini biasanya ditaruh di mezbah suci dan dibuat sebagai hadiah bagi para
dewa. Beberapa adalah patung prajurit berzirah, dan kuda, sedangkan beberapa lainnya adalah
patung rusa.
Patung kentaur terakota

Zaman arkaik.

Setelah bebas dar Zaman Kegelapan orang Yunani mulai membuat kembali patung batu
besar.Orang Yunani belajar cara membuat patung batu besar dari orang Mesir. Pada masa itu,
banyak orang Yunani yang bekerja di Mesir sebagai tentara bayaran, sehingga mereka dapat
mengamati patung Mesir dan cara pembuatannya. Salah satu ciri patung jenis ini adalah kedua
kaki yang dibuat tidak sejajar, satu kaki diposisikan lebih ke depan sedangkan kaki lainnya lebih
ke belakang. Ini dilakukan supaya patung dapat berdiri kokoh.

Dua patung kuros dari zaman Arkaik

Meskipun belajar dari Mesir, para pematung Yunani juga membuat patung dengan ciri
tersendiri. Patung Mesir biasanya ditampilkan lengkap dengan pakaian, sedangkan patung pria.
Yunani ditampikan telanjang. Ini karena orang Yunani menganggap bahwa tubuh pria itu
suci dan dewa senang melihat tubuh pria telanjang. Sementara patung perempuan tetap
ditambahi pakaian.

Patung Arkaik yang menampilkan perempuan, disebut Kore.

Patung pria disebut kouros ("lelaki") sedangkan patung perempuan disebut kore
("gadis"). Patung pria bisanya ditampilkan dengan rambut yang menjuntai hingga bahu,
sedangkan rambut pada patung perempuan dibuat lebih panjang, terkadang hingga payudara.

Patung kouros.

Zaman severe.

Sekitaran waktu seusai Pertempuran Marathon, pada tahun 490 SM, para pematung
Yunani mulai berkarya dengan gaya baru, yang disebut gaya Severe. Gaya ini dengan cepat
menggantikan gaya Arkaik.
Dengan gaya ini, para seniman mulai membuat parung yang lebih hidup, dengan emosi
dan perasaan di wajah dan gerakan patungnya. Jika sebelumnya, pose patung hanya berdiri
tegak dengan wajah khidmat dan damai saja, kini posenya lebih beragam, ada yang
mengendarai kereta perang, membawa suatu benda, melempar tombak, atau menunggang
kuda.

Patung Apollo

Patung dewi Taranto

Zaman klasik.

Gaya Severe tidak berlangsung lama, dan sekitar tahun 460 SM digantikan oleh gaya
Klasik. Para pematung Yunani mulai bereksperimen dengan memuja para dewa dengan cara
menampilkan keindahan dan keanggunan tubuh pria muda yang atletis dan telanjang.
Sementara itu patung perempuan masih dilengkapi dengan pakaian.
Patung kusir kereta perang Delphi

Para pematung juga menjadi lebih tertarik pada sisi tiga dimensi dari suatu patung, yaitu bahwa
keindahan patung dapat dilihat dari berbagai sisi, tidak hanya dari depan.

Tiruan buatan Romawi dari patung perunggu diskobulos ("pelempar cakram").

Salah satu pematung paling terkenal pada periode Klasik adalah Phidias. Meskipun
begitu, karyanya yang paling terkenal justru sudah tidak ada, yaitu patung Zeus yang sangat
besar yang dibuat dari emas dan gading (kriselefantin). Patung ini dibuat sekitar tahun 440 SM
dan ditaruh di kuil Zeus di Olympia. Kemudian patung ini dibawa ke istana di Konstantinopel dan
terbakar habis dalam suatu kebakaran pada tahun 475 SM.
Tiruan buatan Romawi dari patung dewi Athena karya Phidias.

Phidias juga membuat patung dan relief di Parthenon. Karya-karyanya di Parthenon


melambangkan kesempurnaan manusia, nyaris bagaikan kedewaaan. Manusia, dan juga dewa,
ditampilkan tenang, damai, tentram, menguasai perasaan dan tubuh mereka. Bagi Phidias dan
orang Yunani lainnya pada masa ini, manusia merupakan ciptaan dewa yang luar biasa, manusia
merupakan makhluk yang indah, kuat, cerdas, dan rasional.

Salah satu releif di Parthenon

Pematung Yunani lainnya dari periode ini adalah Polykleitos, yang membuat patung
Doryphoros ("pembawa tombak") yang terkenal. Sayangnya, patung aslinya kini sudah hilang,
dan hanya tiruannya, yang dibuat Romawi, yang masih ada. Sekitar tahun 340 SM, para
pematung mulai menghasilkan gaya baru yang disebut gaya Hellenistik.
Patung Doryphoros karya Polykleitos.

Seni Lukis - Bangsa Yunani

Bangsa Yunani Klasik yang Ideal: Abad Keempat – Kelima SM Lukisan Yunani Bangsa
Yunani pada periode klasik membuat inovasi yang menjadi dasar aliran utama di bidang tradisi
seni Barat baik lukisan maupun patung. Karakter penting dari seni Yunani klasik adalah realisme
kepahlawanan. Pelukis dan pematung berusaha menampilkan tubuh manusia ,dalam kondisi
bergerak ataupun diam, semirip mungkin dengan kenyataan yang terlihat. Perhatian khusus
lukisan Yunani terletak pada kecantikan manusia yang luar biasa, atau momen drama yang
agung dan mulia.

Kemampuan teknis untuk menangkap wujud detail suatu benda yang familiar
merupakan sebuah inovasi yang selanjutnya diadaptasikan menjadi suatu subjek lukisan. Penulis
Yunani kuno memandang lukisan di dinding bangunan umum seperti kuil, sebagai kegiatan seni
yang agung dan penting. Tetapi kerapuhan media lukis dan patung membuat lukisan-lukisan
Yunani sangat rentan untuk rusak, lukisan dinding yang ditemukan di Vergina pada 1977
merupakan salah satu contoh karya sensasional yang masih selamat. Kita dapat memperkirakan
ide karya-karya Yunani kuno yang sudah hilang ditelan waktu.

Salah satunya adalah dengan melihat vas –vas Yunani yang masih selamat dari periode
klasik. Vas-vas ini memperlihatkan gaya lukis yang ulung dan seperti kartun, memberikan contoh
ide subjek yang dipilih para pelukis Yunani. Di masanya, para pelukis ini dianggap sebagai
pengrajin, bukan sebagai seniman. Ada kemungkinan bahwa gaya seni Yunani mempengaruhi
peradaban Etruscans (peradaban pertama Italia), di Italia Tengah.

Gaya pra-klasik Yunani banyak ditemukan pada lukisan dinding di makam Etruskan. Gaya
Yunani di Pompeii dan Mesir Lukisan Pompeii Cara pendekatan lain pada seni lukis Yunani
adalah dengan melihat lukisan “tiruan” yang ada di masa setelahnya. Contohnya, karya yang
ditemukan tertimbun di dalam debu vulkanik di Pompeii, yang mana merupakan salah satu
mozaik yang dianggap sebagai gambaran akurat mengenai kehidupan abad keempat SM, ketika
bangsa Yunani mulai memasuki Masa Helenistik. Mosaik ini menggambarkan momen dramatis
yang detail peperangan antara Aleksander Agung dan Raja Persia Darius. Bahkan dalam mozaik
(yang jauh lebih sulit dari pada seni lukis), gambaran yangditampilkan memperlihatkan
keterampilan pelukis yang luar biasa dalam meyampaikan kesan realistik dalam sebuah adegan
yang kompleks.

Pompeii berasal dari kota Yunani dan banyak pelukis dinding datang dari Mediterania
timur. Pompeii juga merupakan bagian dari kekaisaran Roma. Dunia seni kekaisaran Roma terus
berkembang dan terutama aliran realism. Seni gaya potret merupakan bentuk yang paling
disukai oleh orang-orang Roma. Pasir kering Mesir telah mengawetkan lukisan yang luar biasa,
terletak di peti mati dari abat pertama Masehi. Lukisan-lukisan ini terkenal sebagai lukisan
Fayyum. Lukisan ini dibuat dengan medium lilin panas, memperihatkan beberapa laki-laki dan
perempuan Mesir-Roma.

Arsitektur yunani

Anda mungkin juga menyukai