Vivi Pujiarti
Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNSIQ Jawa Tengah di Wonosobo
E-mail: vivipujiarti22@gmail.com
ABSTRAK
Etika bisnis Syariah merupakan perilaku bisnis yang menjadi salah satu konsep dasar
ekonomi syariah. Bagi sebuah perusahaan berbasis Syariah segala aspek yang ada
harus diterapkan sesuai dengan apa yang dicontohkan Rasulullah melalui perilaku-
perilaku bisnisnya. Dalam model bisnis jasa seperti Lembaga Keuangan Syariah
kegiatan pelayanan sudah seperti sampul perusahaan yang harus didesain dengan
baik, salah satunya dengan memperhatikan etika bisnis yang diterapkan terutama
dalam pemberian pelayanan prima kepada pelanggan. Artikel ini menjelaskan
pandangan etika bisnis syariah khususnya berkaitan dengan pola-pola pelayanan
Rasulullah SAW yang meliputi murah senyum, ramah, menepati janji, senang
memberi hadiah dan adil terhadap penerapan manajemen pelayanan prima yang
dilakukan oleh perusahaan. Pengumpulan data melalui wawancara terstruktur.
Analisis data menggunakan analisis diskriptif dengan tahapan reduksi data, display
data, dan conclution drawing. Adapun hasil penelitian menunjukkan bahwa
penerapan manajemen pelayanan prima di KSPPS Melati Wonosobo yang
diimplementasikan melalui pelaksanaan program-program pelayanan prima antara
lain yaitu, program sistem jemput bola, program 5S (Senyum, Salam, Sapa, Sopan
dan Santun), program pelayanan menggunakan bahasa krama, program reward untuk
karyawan terbaik, program pelayanan 24 jam, dan program pelatihan untuk anggota
dan karyawan, tidak bertentangan dengan etika bisnis syariah dan program-program
pelayanan prima yang dilakukan telah memenuhi konsep prinsip-prinsip pelayanan
prima A3 (Attitude, Attention dan Action).
(Imaniyati and BAKTI, 2010: 76). Hingga penjualan produk dan pelayanannya
tahun 2018, perkembangan institusi kepada pelanggan. Konsep pelayanan
keuangan mikro syariah terbilang memiliki korelasi yang kuat dengan
potensial. Dilihat dari jumlah Koperasi kepuasan. Pelayanan yang terbaik tentu
Syariah (KSPPS/USPPS) di Indonesia akan memuaskan pelanggan dan berakibat
yang mencapai 3.805 Unit atau setara pada loyalitas dan pembelian kembali,
dengan 4,78% dari total koperasi usaha sebaliknya apabila pelayanan buruk maka
simpan pinjam. Sedangkan jumlah pelanggan akan kecewa dan dapat
Lembaga Keuangan Mikro Syariah pada mengakibatkan hilangnya pelanggan dan
tahun 2019 yaitu sejumlah 71 Unit dengan calon pelanggan.
total asset sebesar Rp389,91 miliar Konsep pelayanan prima bukanlah
(Syariah, 2019). hal yang baru dalam dunia bisnis saat ini.
Koperasi Simpan Pinjam dan Pelayanan prima merupakan usaha
Pembiayaan Syariah (KSPPS) adalah perusahaan sebagai penyedia layanan
koperasi yang kegiatan usahanya meliputi untuk memberikan pelayanan yang
simpanan, pinjaman dan pembiayaan optimal dengan mengutamakan tuntutan
sesuai dengan prinsip-prinsip syariah, dan harapan pelanggan. Keputusan untuk
termasuk mengelola zakat, infaq/sedekah, menerapkan pelayanan prima di
dan wakaf (Indonesia, 2015). Ruang perusahaan salah satunya untuk
lingkup kegiatan dari KSPPS adalah dari, mendapatkan pengakuan dari masyarakat
oleh dan untuk masyarakat setempat, sebagai penerima layanan, akan kualitas
maka dari itu kegiatan usaha koperasi dan pelayanan perusahaan atau instansi yang
perputaran dana semaksimal mungkin semakin meningkat (Rangkuti, 2017: 46).
digunakan untuk masyarakat setempat. Salah satu bentuk pelayanan prima yang
Hal ini tentu menjadi peluang sekaligus sedang gencar dilakukan pada lembaga
tantangan bagi KSPPS sebagai lembaga keuangan adalah praktik jemput bola.
keuangan syariah yang paling dekat dan Praktik ini diwujudkan untuk
paling sering digunakan oleh masyarakat. memudahkan nasabah menyetorkan
Sebagai bagian dari lembaga jasa dananya tanpa harus datang ke kantor.
keuangan syariah yang banyak digunakan Yusuf Qardhawi menyatakan segala
masyarakat, tentu segala aspek yang ada ranah kehidupan muslim tidak terlepas
pada KSPPS akan menjadi perhatian dari ajaran akhlak, termasuk dalam
masyarakat untuk siap dikritisi. Oleh aktivitas ekonomi (bisnis) (Djakfar and
sebab itu KSPPS harus fokus dalam SH, 2012: 31). Begitu pula dalam kegiatan
pelayanan yang diberikan karyawan kotak kritik dan saran karena disini
serta menambah pengetahuan karyawan yang bertugas mencatat semua keluhan
tentang produk-produk maupun sistem anggota adalah Teller atau pun Customer
dari ekonomi syariah, kepemimpinan Service bukan anggota itu sendiri.
syariah, marketing syariah dan service Sehingga apapun yang disampaikan
excellence dan lain sebagainya. Hal ini anggota berkaitan dengan ketidakpuasaan
merupakan sebuah bentuk perhatian terhadap pelayanan akan dicatat dan
besar perusahaan kepada karyawan dan dievaluasi.
sangat penting untuk diperhatikan
karena posisi pelanggan intern
2. Etika Bisnis Syariah Perspektif
(karyawan) adalah sebagai penunjang Manajemen Pelayanan Prima di
kelancaran usaha perusahaan (Barata, KSPPS Melati Wonosobo
selaku manajer SDI KSPPS Melati SDI KSPPS Melati Wonosobo, Sundiyah
Wonosobo bahwa: menjelaskan:
Dalam menjalankan bisnis terutama Dalam usaha menjaga dan meningkatkan
dibidang jasa yang paling penting adalah kepuasan para anggota KSPPS Melati
mendapatkan kepercayaan dari konsumen Wonosobo melalui pelayanan yang
atau anggota, dan dalam aplikasinya diberikan, dengan mengadakan pelatihan
berusaha untuk menjaga kepercayaan untuk karyawan secara rutin dilakukan
mereka tentunya dengan menjaga amanah setiap bulan pada tiap-tiap bagian secara
yang mereka titipkan kepada KSPPS. terpisah. Jadi itu merupakan kegiatan
Contohnya, dengan memutarkan dana rutin bahkan wajib. Melalui pelatihan
yang mereka titipkan pada jenis usaha pelayanan ataupun pemberian materi-
yang tidak dilarang secara syariah. materi tentang kesyariahan dapat
Sebagai bentuk dari memelihara amanah. menambah pengetahuan karyawan,
sehingga output yang diharapkan adalah
Berdasarkan penjelasan tersebut mereka semakin memahami aspek-aspek
implementasi dari prinsip kehendak atau ketentuan-ketentuan yang harus
bebas yang berusaha diterapkan oleh diterapkan sebagai konsekuensi dari
lembaga keuangan dengan prinsip
KSPPS Melati Wonosobo yaitu syariah. Juga untuk menjaga kualitas
memberikan kebebasan dalam pelayanan dan informasi yang diberikan.
memutarkan dana yang diperoleh Berdasarkan penjelasan tersebut
dari anggota tetapi tidak boleh maka diketahui bahwa KSPPS Melati
menyimpang dari ketentuan-ketentuan Wonosobo dalam menjalankan tanggung
syariah yang menjadi prinsip jawabnya mengelola manajemen
operasionalnya. Hal ini juga menuntut pelayanan prima dilakukan dengan
KSPPS Melati Wonosobo untuk menjaga memberikan workshop atau pelatihan
amanah yang dipercayakan kepada tambahan dengan materi-materi seputar
perusahaan dari anggota-anggotanya. pelayanan prima, ketentuan-ketentuan
4. Prinsip Tanggung Jawab syariah, kepemimpinan, pemasaran atau
(Accountability) berkaitan dengan akad-akad syariah guna
Dalam menjalankan setiap pekerjaan, menambah pengetahuan dan kualitas
terlebih dalam bisnis yang tidak hanya sumber daya manusia yang dimiliki oleh
melibatkan satu pihak saja tanggung KSPPS Melati Wonosobo.
jawab harus dipegang kuat. Pada kegiatan Berdasarkan display data di atas serta
pelayanan KSPPS Melati Wonosobo penjelasan-penjelasan analisis yang
bertanggungjawab penuh atas disampaikan penulis maka dapat diambil
terpenuhinya kepuasan dan kebutuhan kesimpulan (conclusion/verifikasi) bahwa
anggota terhadap perusahaan. Manajer program-program layanan yang
DAFTAR PUSTAKA
Barata, A.A. (2003) Dasar-dasar Menengah Republik Indonesia
pelayanan prima. Elex Media Nomor 16/Per/M. KUKM/IX/2015
Komputindo. Tentang Pelaksanaan Kegiatan
Usaha Simpan Pinjam Dan
De Araujo, F.M., Sintaasih, D.K. and
Pembiayaan Syariah Oleh
Riana, I.G. (2019) ‘Peran Motivasi
Koperasi’, Menteri Koperasi dan
Dalam Memediasi Pengaruh Sistem
Usaha Kecil dan Menengah RI, 37.
Reward Terhadap Kinerja
Pegawai’, E-Jurnal Ekonomi dan Kelana, M. (2008) ‘Muhammad saw is a
Bisnis Universitas Udayana, 8, pp. Great Entrepreneur: Segala Hal
41–60. Praktis dan Gamblang tentang
Sukses Rasulullah saw dalam
Djakfar, H.M. and SH, M.A. (2012) Etika
Kemandirian serta Bisnis’.
bisnis: menangkap spirit ajaran
langit dan pesan moral ajaran bumi. Moleong, L.J. (2017) Metode Penelitian
Penebar PLUS+. Kualitatif. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Fasa, M.I. et al. (2020) Eksistensi BISNIS
ISLAMI di era revolusi industri 4.0. Mukarom, Z. and Laksana, M.W. (2015)
Penerbit Widina. ‘Membangun kinerja pelayanan
publik’.
Imaniyati, N.S. and BAKTI, P.C.A.
(2010) Aspek-Aspek Hukum BMT Otoritas Jasa Keuangan (2020) Laporan
(Baitul Maal wat Tamwil). Citra Perkembangan Keuangan Syariah
Aditya Bakti. Indonesia. Available at:
https://www.ojk.go.id/id/kanal/syar
Indonesia, R. (2015) ‘Peraturan Menteri
iah/data-dan-statistik/laporan-
Koperasi Dan Usaha Kecil Dan