Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN

PENGEMBANGAN DIRI
“Workshop Review Kurikulum SMP Negeri 4
Semarapura Tahun Pelajaran 2023/2024”

Oleh:
Nama Guru : Ni Putu Ajeng Permata Sari, S.Pd.
NIP : 19910314 202012 2 002
Unit Kerja : SMP Negeri 4 Semarapura

PEMERINTAH KABUPATEN KLUNGKUNG


DINAS PENDIDIKAN KEPEMUDAAN DAN OLAHRAGA
KLUNGKUNG
SMP NEGERI 4 SEMARAPURA
TAHUN 2023
IDENTITAS GURU

1. Nama Sekolah : SMP Negeri 4 Semarapura

2. Nama Guru : Ni Putu Ajeng Permata Sari, S.Pd.

3. NIP : 19910314 202012 2 002

4. Jabatan/Golongan Guru : Calon Ahli Pertama – Guru IPS / III/a

6. Mengajar Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

7. SK Pengangkatan :

a. Sebagai CPNS

 Pejabat yang mengangkat : Bupati Klungkung

 Nomor SK : 810/436/BPKSDM/2020

 Tanggal SK : 1 Desember 2020

b. Pangkat Terakhir

 Pejabat yang mengangkat : Kepala BKPSDM/ Bupati Klungkung

 Nomor SK : 810/35/BPKSDM/2020

 Tanggal SK : 1 Desember 2022

8. Alamat Rumah : Banjar Silakarang, Desa Singapadu Kaler

Kec. Sukawati

Raya Silakarang
 Jalan :

 Kabupaten Gianyar
:
 Provinsi
Bali
:

ii
PEMERINTAH KABUPATEN KLUNGKUNG
DINAS PENDIDIKAN KEPEMUDAAN DAN OLAHARGA
KABUPATEN KLUNGKUNG
SMP NEGERI 4 SEMARAPURA
Alamat : Jalan Raya Besakih, Desa Selat Klungkung

HALAMAN PENGESAHAN

Yang Bertanda tangan dibawah ini kepala SMP Negeri 4 Semarapura :


1. Judul : Laporan Kegiatan Pengembangan Diri
2. Nama : Ni Putu Ajeng Permata Sari, S.Pd.
3. NIP : 19910314 202012 2 002
4. Pangkat/Gol.Ruang : Penata Muda, / III/a
5. Unit Kerja : SMP Negeri 4 Semarapura
6. Alamat : Br. Silakarang Desa Singapadu Kaler Kec. Sukawati Kab.
Gianyar

Membenarkan yang bersangkutan di atas telah melaksanakan Pengembangan Diri


Workshop Review Kurikulum dan Penyusunan Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan
SMP Negeri 4 Semarapura Tahun Pelajaran 2023/2024.
Demikian surat persetujuan kegiatan Pengembangan Diri ini diberikan untuk dapat
dipergunakan sebagaimana mestinya.

iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Ida Sang hyang Widhi, atas segala rahmat dan
karunia yang dilimpahkan kepada penulis, sehingga Laporan kegiatan Pengembangan
Diri ini dapat diselesaikan dengan waktu yang telah ditentukan.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa Laporan ini dapat diselesaikan berkat adanya
bantuan, bimbingan, dorongan dan petunjuk dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis
mengucapkan terima kasih dan penghargaan kepada:

1. Bapak I Wayan Widantara, S.Pd., M.Pd., Selaku Kepala SMP Negeri 4 Semarapura
yang telah memberikan tugas kepada penulis untuk mengikuti berbagai kegiatan
pengembangan diri yang telah penulis laksanakan.
2. Teman-teman seprofesi yang telah memberikan bantuan semangat dan motivasi
untuk bisa diselesaikannya penulisan laporan ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan ini masih
banyak terdapat kekurangan bahkan mungkin kesalahan baik dalam penyusunan, penyajian
maupun sistematika penulisannya. Oleh karenanya, penulis mengharapkan kritik dan saran
yang membangun dari semua pihak, demi kesempurnaan penulisan laporan ini. Meski
demikian, penulis tetap berharap agar kiranya laporan ini dapat bermanfaat bagi pihak lain
yang memerlukan.

Selat, 30 November 2023


Penulis,

Ni Putu Ajeng Permata Sari, S.Pd.


NIP 19910314 202012 2 002

iv
DAFTAR ISI

LEMBAR SAMPUL
LEMBAR IDENTITAS
LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................1
A. Latar Belakang...............................................................................................................1
B. Tujuan ...........................................................................................................................1
C. Sasaran...........................................................................................................................2
D. Dasar Hukum.................................................................................................................2
BAB II MEKANISME PELAKSANAAN PENGEMBANGAN DIRI...................................3
A. Waktu Pelaksanaan.........................................................................................................3
B. Jenis Kegiatan ................................................................................................................3
C. Uraian Materi..................................................................................................................3
D. Tindak Lanjut................................................................................................................18
E. Dampak Pengembangan Diri........................................................................................18
BAB III PENUTUP................................................................................................................19
A. Simpulan......................................................................................................................19
B. Saran............................................................................................................................19
LAMPIRAN-LAMPIRAN
 Foto Copy Sertifikat

v
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Guru sebagai tenaga professional mempunyai fungsi, peran, dan kedudukan
yang sangat penting dalam mencapai visi pendidikan yaitu menciptakan insan
Indonesia cerdas dan kompetitif. Tugas seorang guru yang profesional tidak hanya
dituntut untuk memiliki kinerja yang baik dalam melaksanakan tugas mengajar,
mendidik, dan melatih peserta didik saja melainkan juga harus mampu melakukan
pengembangan keprofesian berkelanjutan. Oleh karena itu, profesi guru harus
dikembangkan sebagai profesi yang bermartabat sebagaimana diamantkan dalam
Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Berbagai hal bisa
dilakukan oleh seorang guru untuk dapat meningkatkan profesionalisme. Menurut
Permeneg PAN dan RB no 16 tahun 2009, seorang guru dapat melakukan kegiatan
pengembangan keprofesian berkelanjutan melalui tiga komponen yaitu : 1)
melaksanakan pengembangan diri, 2) melakukan publikasi ilmiah, 3) menemukan dan
menciptakan karya-karya inovatif.
Kegiatan pengembangan diri bisa dilakukan melalui dua kegiatan yaitu diklat
fungsional dan kegiatan kolektif guru. Semua kegiatan yang dilakukan oleh guru di
kelompok kerja atau MGMP termasuk ke dalam kegiatan kolektif guru, sedangkan
kegiatan lain di luar MGMP termasuk ke dalam diklat fungsional.
Seorang guru yang melaksanakan pengembangan diri atau kegiatan
pengembangan keprofesian berkelanjutan lainya, disamping akan dapat meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan sebagai seorang guru juga mendapat penghargaan angka
kredit yang dapat diperhitungkan untuk perkembangan kariernya Pengembangan Diri
agar dapat diperhitungkan dalam Penilaian Angka Kredit harus memenuhi syarat-
syarat, diantaranya dengan membuat Laporan Pengembangan Diri disertai dengan
diskripsi kegiatan pengembangan diri disertai dengan bukti-bukti surat tugas dan
sertifikat/surat keterangan.
B. Tujuan
Tujuan dari pengembangan diri ini adalah sebagai berikut.
a. Meningkatkan kompetensi diri dan menambah pengetahuan tentang peraturan
pemerintah tentang jabatang fungsional guru.

1
b. Memahami tentang penyusunan laporan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan.
c. Dapat melaksanakan program pemerintah yang sudah diputuskan yaitu tetang
implementasi Kurikulum Merdeka.

C. Sasaran

Sasaran yang dicapai pada pelatihan ini semua guru SMP seluruh Bali supaya memiliki
pengetahuan dan profesionlisame minimal sama.

D. Dasar Hukum
1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem
pendidikan Nasional.
2. Undang-undang Republik Indonesia nomor 14 Tahun2005, tentang Guru dan
Dosen( Lembaran Negara Indonesia tahun 2005 nomor 157,tambahan lembaran
negara Republik Indonesia Nomor 4586);
3. Peraturan Pemerintah nomor 66 tahun 2010 tentang perubahan atas peraturan
pemerintah nomor 17 tahun 2010 tentang pengelolaan penyelenggaraan
pendidikan.
4. PP Nomor 32 tahun 2013 tentang perubahan atas peraturan pemerintah Nomor 19
tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
5. Peraturan Mentri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No 39 tahun
2008.
6. Peraturan Mentri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 54 tahun
2013 tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah.
7. Peraturan Mentri Pendidikan Nomor 81A tahun 2013
8. Undang-undang Republik Indonesia nomor 17 tahun 2007 tentang rencana
pembangunan Nasional tahun 2005-2025

2
BAB II
MEKANISME PELAKSANAAN PENGEMBANGAN DIRI

Workshop Review Kurikulum SMP Negeri 4 Semarapura Tahun Pelajaran


2023/2024
A. Waktu Pelaksanaan
Kegiatan dilaksanakan tanggal 4 Juli 2023 s/d 7 Juli 2023 bertempat di SMP
Negeri 4 Semarapura, Kabupaten Klungkung.
B. Jenis Kegiatan
Workshop Review Kurikulum SMP Negeri 4 Semarapura Tahun Pelajaran
2023/2024 dalam pembuatan perangkat pembelajaran bagi semua guru-guru
SMP Negeri 4 Semarapura.
C. Uraian Materi
Workshop Review Kurikulum SMP Negeri 4 Semarapura Tahun Pelajaran
2023/2024 merupakan pelatihan bagi guru untuk meningkatkan kualitas
mereka baik kompentensi pedagogik maupun pada kompentensi profesional.
Adapun uraian materi Workshop Review Kurikulum SMP Negeri 4
Semarapura Tahun Pelajaran 2023/2024 adalah sebagai berikut:
a. Dinamika Kurikulum
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi
dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu (UU Sisdiknas/2003). Kurikulum memiliki peran penting untuk
mencapai tujuan pendidikan dan kompetensi lulusan, bersifat khas bagi
program studi di suatu perguruan tinggi sehingga diharapkan lulusan
program studi tersebut memiliki keunggulan komparatif, berkualitas dan
berdaya saing tinggi. Penyusunan kurikulum program studi mencakup
beberapa hal penting yakni keluaran yang diharapkan, sasaran dan tujuan
pendidikan yang akan dicapai dan responsif terhadap kebutuhan

3
stakeholders. Seiring dengan kebutuhan dan tuntutan masyarakat selaku
pengguna lulusan program studi (stakeholders) yang sarat dengan
perkembangan IPTEK dan persaingan yang semakin ketat maka sangat
perlu adanya upaya pengembangan dan inovasi kurikulum sebagai respon
terhadap tuntutan tersebut. Dalam suatu sistem pendidikan kurikulum itu
sifatnya dinamis serta harus selalu di lakukan perubahan dan
pengembangan, agar dapat mengikuti perkembangan dan tantangan zaman.
Meskipun demikian, perubahan dan pengembanganya harus di lakukan
secara sistematis, terarah, tidak asal berubah. Sejarah kurikulum di
Indonesia sudah melalui perjalanan panjang, sejarah mencatat perubahan
tersebut mulai tahun 1947, 1952, 1964,1975,1984,1994, 2004, 2006, 2013,
kurikulum darurat (2019), kurikulum Prototipe (2020) dan kurikulum
merdeka (2022). Pemerintah pusat menetapkan kerangka dasar dan struktur
kurikulum yang menjadi acuan untuk pengembangan kurikulum operasional
satuan pendidikan. Pemerintah Pusat menetapkan kebijakan impelementasi
kurikulum merdeka mulai tahun ajaran 2023/2024 yang dikukuhkan pada
Keputusan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Republik
Indonesia Nomor 56/M/2022 tentang Pedoman Penerapan Kurikulum
Dalam Rangka Pemulihan Pembelajaran. Hal ini dilakukan sebagai bagian
dari upaya mitigasi learning loss akibat pandemi covid-19 yang berlangsung
lebih dari 2 tahun. Sebagai salah satu bentuk implementasi merdeka belajar,
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi memberikan
keleluasaan kepada satuan pendidikan untuk memilih kurikulum yang akan
digunakan, yaitu menggunakan:
 Kurikulum 2013 secara penuh
 Kurikulum Darurat (Kurikulum 2013 yang disederhanakan)
 Kurikulum Merdeka
b. Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila
Projek penguatan profil pelajar Pancasila, sebagai salah satu sarana
pencapaian profil pelajar Pancasila, memberikan kesempatan kepada
peserta didik untuk “mengalami pengetahuan” sebagai proses penguatan
karakter sekaligus kesempatan untuk belajar dari lingkungan sekitarnya.

4
Dalam kegiatan projek profil ini, peserta didik memiliki kesempatan untuk
mempelajari tema-tema atau isu penting seperti perubahan iklim, anti
radikalisme, kesehatan mental, budaya, wirausaha, teknologi, dan
kehidupan berdemokrasi sehingga peserta didik dapat melakukan aksi nyata
dalam menjawab isu-isu tersebut sesuai dengan tahapan belajar dan
kebutuhannya.
Berdasarkan Kemendikbudristek No.56/M/2022, disebutkan bahwa
projek penguatan profil pelajar Pancasila merupakan kegiatan kokurikuler
berbasis projek yang dirancang untuk menguatkan upaya pencapaian
kompetensi dan karakter sesuai dengan profil pelajar Pancasila yang
disusun berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan. Pelaksanaan projek
penguatan profil pelajar Pancasila dilakukan secara fleksibel dari segi
muatan, kegiatan, dan waktu pelaksanaan. Projek penguatan profil pelajar
Pancasila dirancang terpisah dari intrakurikuler. Tujuan, muatan, dan
kegiatan pembelajaran projek tidak harus dikaitkan dengan tujuan dan
materi pelajaran intrakurikuler. Satuan pendidikan dapat melibatkan
masyarakat dan/atau dunia kerja untuk merancang dan menyelenggarakan
projek penguatan profil pelajar Pancasila. Prinsip projek penguatan profil
pelajar Pancasila : 1) holistik; 2) konstekstual; 3) berpusat pada peserta
didik; dan 4) eksploratif.
Guru dapat tetap melaksanakan pembelajaran berbasis projek di
kegiatan mata pelajaran (intrakurikuler). Pembelajaran berbasis projek di
intrakurikuler bertujuan mencapai Capaian Pembelajaran (CP), sementara
projek penguatan profil pelajar Pancasila bertujuan mencapai kompetensi
profil pelajar Pancasila.
Terdapat prinsip-prinsip utama dalam proyek penguatan profil
pelajar Pancasila yaitu bersifat holistik, kontekstual, berpusat pada peserta
didik, dan eksploratif. Proyek penguatan profil pelajar Pancasila sangat
bermanfaat bagi peserta antara lain untuk memperkuat karakter dan
mengembangkan kompetensi sebagai warga dunia yang aktif, melatih
kemampuan pemecahan masalah dalam berbagai kondisi, serta
memperlihatkan tanggung jawab dan kepedulian terhadap isu di

5
sekitar. Tahapan pelaksanaan proyek penguatan profil pelajar Pancasila
yaitu sebagai berikut.
1. Merancang Alokasi Waktu dan Dimensi Profil Pelajar Pancasila
Pimpinan satuan pendidikan menentukan alokasi waktu pelaksanaan
proyek dan dimensi untuk setiap tema, agar dapat memetakan sebaran
pelaksanaan proyek pada satuan pendidikan tersebut. Mengacu kepada
Keputusan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Republik Indonesia Nomor 162/M/2021 tentang Program Sekolah
Penggerak, secara umum ketentuan total waktu proyek adalah sekitar
20‒30% beban peserta didik per tahun. Untuk jenjang kelas VII dan
VIII alokasi jam proyek yang dialokasikan per tahun adalah 360 JP
sedangkan untuk kelas IX adalah 320 JP.
2. Membentuk Tim Fasilitasi Proyek
Pimpinan satuan pendidikan menentukan pendidik yang tergabung
dalam tim fasilitasi proyek yang berperan merencanakan proyek,
membuat modul proyek, mengelola proyek, dan mendampingi peserta
didik dalam Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila.
3. Identifikasi Tingkat Kesiapan Satuan Pendidikan
Pimpinan satuan pendidikan dapat menilai tahap pelaksanaan proyek
berdasarkan tingkat kesiapan satuan pendidikan. Tingkat satuan
pendidikan melakukan refleksi awal dengan menggunakan bagan
identifikasi kesiapan satuan pendidikan untuk menentukan tahapan
menjalankan proyek.
4. Pemilihan Tema Umum
Tim fasilitasi bersama pimpinan satuan pendidikan memilih minimal 2
tema (Fase A, B, C) dan minimal 3 tema (Fase D, E, F) dari tujuh tema
yang ditetapkan oleh Kemendikbudristek untuk dijalankan dalam satu
tahun ajaran berdasarkan isu yang relevan di lingkungan peserta didik.
Tujuh tema tersebut antara lain Gaya Hidup Berkelanjutan, Kearifan
Lokal, Bhinneka Tunggal Ika, Bangunlah Jiwa Dan Raganya,
Berekayasa Dan Berteknologi Untuk Membangun Nkri, Dan
Kewirausahaan.

6
5. Penentuan Topik Spesifik
Dari tema besar, tim fasilitasi proyek (dapat juga bersama peserta
didik) menentukan ruang lingkup isu yang spesifik sebagai proyek.
Penentuan tema dan topik spesifik sesuai dengan tahapan satuan
pendidikan.
6. Merancang Modul Proyek
Tim fasilitasi bekerja sama dalam merancang modul proyek dan
berdiskusi dalam menentukan elemen dan sub-elemen profil, alur
kegiatan proyek, serta tipe asesmen yang sesuai dengan tujuan dan
kegiatan proyek. Modul proyek bersifat fleksibel. Pendidik di satuan
pendidikan diberi kebebasan mengembangkan komponen modul.
c. Implementasi Kurikulum Merdeka

Kurikulum Merdeka (yang sebelumnya disebut sebagai kurikulum


prototipe) dikembangkan sebagai kerangka kurikulum yang lebih fleksibel,
sekaligus berfokus pada materi esensial dan pengembangan karakter dan
kompetensi peserta didik. Karakteristik utama dari kurikulum ini yang
mendukung pemulihan pembelajaran adalah:
 Pembelajaran berbasis projek untuk pengembangan soft skills dan
karakter sesuai profil pelajar Pancasila.
 Fokus pada materi esensial sehingga ada waktu cukup untuk
pembelajaran yang mendalam bagi kompetensi dasar seperti literasi dan
numerasi.

 Fleksibilitas bagi guru untuk melakukan pembelajaran yang


terdiferensiasi sesuai dengan kemampuan peserta didik dan melakukan
penyesuaian dengan konteks dan muatan lokal.

Prinsip Pembelajaran dalam Kurikulum Merdeka


Kurikulum Merdeka mencakup tiga tipe kegiatan pembelajaran sebagai
berikut:

1. Pembelajaran intrakurikuler yang dilakukan secara terdiferensiasi


sehingga peserta didik memiliki cukup waktu untuk mendalami konsep dan
menguatkan kompetensi. Hal ini juga memberikan keleluasaan bagi guru

7
untuk memilih perangkat ajar yang sesuai dengan kebutuhan dan
karakteristik peserta didiknya.
2. Pembelajaran kokurikuler berupa projek penguatan Profil Pelajar
Pancasila, berprinsip pembelajaran interdisipliner yang berorientasi pada
pengembangan karakter dan kompetensi umum.
3. Pembelajaran ekstrakurikuler dilaksanakan sesuai dengan minat murid
dan sumber daya satuan pendidik.
Alokasi jam pelajaran pada struktur kurikulum dituliskan secara total dalam
satu tahun dan dilengkapi dengan saran alokasi jam pelajaran jika
disampaikan secara reguler/mingguan.
Pelaksanaan pembelajaran dalam Kurikulum Merdeka merupakan siklus
yang melalui tiga tahapan berikut:
1. Asesmen diagnostik
Guru melakukan asesmen awal untuk mengenali potensi, karakteristik,
kebutuhan, tahap perkembangan, dan tahap pencapaian pembelajaran murid.
Asesmen umumnya dilaksanakan pada awal tahun pembelajaran,
sehingga hasilnya dapat digunakan untuk melakukan perencanaan lebih
lanjut terkait metode pembelajaran yang sebaiknya digunakan.

2. Perencanaan
Guru menyusun proses pembelajaran sesuai dengan hasil asesmen
diagnostik, serta melakukan pengelompokan murid berdasarkan tingkat
kemampuan.
3. Pembelajaran
Selama proses pembelajaran, guru akan mengadakan asesmen formatif
secara berkala, untuk mengetahui progres pembelajaran murid dan
melakukan penyesuaian metode pembelajaran, jika diperlukan. Pada akhir
proses pembelajaran, guru juga bisa melakukan asesmen sumatif sebagai
proses evaluasi ketercapaian tujuan pembelajaran.

d. KKM dan KKTP


Bagi sekolah yang sudah memulai penerapan Kurikulum Merdeka di satuan
pendidikan mereka secara mandiri mungkin masih meraba dalam beberapa
hal terkait administrasi dan kelengkapannya.

8
Beberapa istilah tergantikan dengan istilah baru dalam Kurikulum Merdeka
ini. Salah satu yang banyak diperbincangkan yaitu Kriteria Ketercapaian
Tujuan Pembelajaran (KKTP).
KKTP merupakan salah satu elemen penting dalam proses pendidikan
dalam kurikulum terbaru ini. Karena, KKTP menggambarkan hasil yang
diharapkan dari pembelajaran serta standar yang harus dicapai oleh siswa
atau peserta pembelajaran.
KKTP memberikan panduan yang jelas kepada guru dalam merencanakan
pembelajaran dan mengevaluasi kemajuan siswa. Sementara itu, KKM lebih
umum dan berfungsi sebagai standar minimal yang harus dicapai oleh
siswa.
Baik KKM dan KKTP berkaitan dengan evaluasi kemampuan siswa dalam
memahami materi pembelajaran, namun memiliki perbedaan mendasar.
Perbedaan utama antara KKM dan KKTP terletak pada sifat standarnya.
KKM bersifat kuantitatif dan digunakan untuk menentukan kelulusan siswa,
sedangkan KKTP bersifat kualitatif dan digunakan untuk mengevaluasi
pemahaman siswa terhadap materi pelajaran.
Selain itu, tujuan dari KKM dan KKTP juga berbeda. KKM digunakan
untuk menetapkan batas ketuntasan minimal siswa dalam menguasai materi
pembelajaran, sedangkan KKTP digunakan untuk mengetahui apakah siswa
telah mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
Dalam hal penggunaannya, KKTP dapat menjadi pengganti KKM untuk
mengetahui apakah siswa telah berhasil mencapai tujuan pembelajaran.
Namun, penggunaan KKM tetap dibutuhkan sebagai standar kelulusan
siswa.
1. Mengukur Kemajuan
KKTP membantu guru, instruktur, dan peserta didik dalam mengukur
kemajuan mereka dalam mencapai tujuan pembelajaran. Dengan
memiliki kriteria yang jelas, kita dapat menilai sejauh mana siswa telah
memahami materi dan kemampuan apa yang telah dikuasai.
2. Menyediakan Pedoman yang Jelas

9
KKTP memberikan pedoman yang jelas tentang apa yang diharapkan
dari peserta didik. Ini membantu siswa memahami ekspektasi dan
bagaimana mereka akan dinilai. Pedoman yang jelas juga membantu
guru dalam merancang materi dan metode pengajaran.
3. Mendorong Motivasi
KKTP dapat menjadi alat motivasi yang kuat. Ketika siswa tahu apa
yang harus dicapai dan bagaimana mereka akan dinilai, ini dapat
meningkatkan motivasi mereka untuk belajar dengan serius dan
mencapai tujuan pembelajaran.
4. Meningkatkan Akuntabilitas
KKTP membuat seluruh proses pembelajaran lebih akuntabel. Siswa
tahu bahwa mereka akan dinilai berdasarkan kriteria tertentu, dan guru
memiliki standar yang harus diikuti. Ini membantu dalam menjaga
tingkat akuntabilitas dalam sistem pendidikan.
5. Mengarahkan Pengembangan Kurikulum
Dalam konteks pendidikan formal, KKTP membantu dalam
pengembangan kurikulum. Mereka membantu dalam menentukan apa
yang harus diajarkan dan apa yang diharapkan dari siswa. Ini membantu
guru dan pengambil kebijakan dalam merancang program pembelajaran
yang efektif.
6. Mengidentifikasi Kebutuhan Pembelajaran Tambahan
Ketika siswa tidak memenuhi KKTP, itu dapat mengindikasikan area-
area di mana mereka memerlukan bantuan lebih lanjut. Ini
memungkinkan guru untuk merancang bantuan tambahan dan dukungan
untuk membantu siswa mencapai tujuan pembelajaran.
7. Meningkatkan Kualitas Pendidikan
KKTP adalah alat yang penting dalam menilai kualitas pendidikan.
Dengan menggunakan kriteria yang baik, kita dapat mengukur sejauh
mana program pembelajaran telah mencapai tujuan mereka dan apakah
perlu melakukan perbaikan.
8. Memfasilitasi Penilaian yang Objektif

10
KKTP memberikan dasar untuk penilaian yang objektif. Mereka
memastikan bahwa semua peserta didik dinilai berdasarkan standar yang
sama, menghindari penilaian yang subjektif.
9. Menyediakan Data Untuk Perbaikan Terus-Menerus
KKTP juga memberikan data yang sangat berguna untuk perbaikan
berkelanjutan dalam proses pembelajaran. Dengan melihat hasil KKTP
dari waktu ke waktu, kita dapat mengidentifikasi tren dan membuat
perubahan yang diperlukan dalam kurikulum atau metode pengajaran

e. Capaian Pembelajaran
Sesuai Surat Keputusan Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen
Pendidikan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Nomor: 008/H/KR/2022 Tentang Capaian Pembelajaran Pada Pendidikan
Anak Usia Dini, Jenjang Pendidikan Dasar, dan Jenjang Pendidikan
Menengah Pada Kurikulum Merdeka bahwa untuk melaksanakan kebijakan
kurikulum Merdeka, perlu menetapkan Keputusan Kepala Badan Standar,
Kurikulum, dan Asesmen Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan
Teknologi tentang Capaian Pembelajaran pada Pendidikan Anak Usia Dini,
Jenjang Pendidikan Dasar, dan Jenjang Pendidikan Menengah Pada
Kurikulum Merdeka; ini artinya Capaian pembelajaran sudah
diberikan/disediakan/given oleh Pemerintah (KemdikbudRistek).
Capaian Pembelajaran (CP) adalah kompetensi yang diharapkan dapat
dicapai oleh siswa di akhir fase. CP terdiri dari 6 fase (A,B C, D, E, dan F)
atau tahapan yang meliputi seluruh jenjang pendidikan dasar dan menengah
(SD (A-C), SMP (B), SMA(E-F).
Hal-hal yang perlu dipahami mengenai Capaian Pembelajaran adalah
sebagai berikut.
1. Format CP ditulis dalam bentuk paragrap, sehingga keterkaitan
antara pengetahuan, keterampilan, dan kompetensi umum terlihat jelas
dan utuh sebagai satu kesatuan yang tidak terpisahkan dalam
pembelajaran dan menggambarkan apa yang akan dicapai peserta didik
di akhir pembelajaran
2. CP merupakan hasil peleburan Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar

11
3. CP dirumuskan dalam bentuk Fase-fase yang menyatakan target
capaian untuk rentang waktu yang lebih Panjang (bukan Pertahun),
Fase A (Kelas 1&2 SD), B (Kelas 3&4 SD), C (Kelas 5&6SD), D
(Kelas 7,8 ,& 9SMP), E (Kelas 10SMA), dan F (Kelas 11&12SMA).
4. Dalam Dokumen CP terdapat empat (4) Komponen, diantaranya:
a. Rasional Mata Pelajaran
b. Tujuan Mata Pelajaran
c. Karakteristik Mata Pelajaran
d. Capaian Pembelajaran Setiap Fase

f. Tujuan Pembelajaran (TP)


Tujuan Pembelajaran (TP) merupakan deskripsi pencapaian tiga aspek
kompetensi yakni pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang diperoleh
siswa dalam satu atau lebih kegiatan pembelajaran, disusun secara
kronologis berdasarkan urutan pembelajaran dari waktu ke waktu yang
menjadi prasyarat menuju CP. Rumusan tujuan pembelajaran tidak hanya
mencakup tahapan kognitif (mengingat, memahami, mengaplikasi,
menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta) dan dimensi pengetahuan
(faktual, konseptual, procedural, metakognitif) tetapi juga mengikutsertakan
perilaku capaian seperti kecakapan hidup (kritis, kreatif, komunikatif, dan
kolaboratif) serta profil pelajar Pancasila (Beriman, berkebinekaan global,
bergotong-royong, kreatif, bernalar kritis, dan mandiri). Secara operasional
komponen Tujuan Pembelajaran dapat memuat 3 aspek berikut ini:
1. Kompetensi adalah kemampuan yang dapat didemonstrasikan oleh
siswa atau diaktualisasikan dalam bentuk produk atau kinerja (abstrak
dan konkret) yang menunjukkan siswa telah berhasil mencapai tujuan
pembelajaran.
2. Konten yaitu ilmu pengetahuan inti atau konsep utama yang diperoleh
siswa melalui pemahaman selama proses pembelajaran di akhir satu
unit pembelajaran.

12
3. Variasi adalah sebuah keterampilan berpikir apa saja yang perlu
dikuasai siswa untuk dapat mencapai tujuan pembelajaran. Penggunaan
keterampilan berpikir kreatif, kritis, dan tingkat tinggi, seperti
mengevaluasi, menganalisis, memprediksi, menciptakan, dan lain
sebagainya.

g. Alur Tujuan Pembelajaran


Alur Pembelajaran (AP) adalah rangkaian tujuan pembelajaran yang
tersusun secara sistematis dan logis di dalam fase secara utuh dan menurut
urutan pembelajaran sejak awal hingga akhir suatu fase. Alur ini disusun
secara linear sebagaimana urutan kegiatan pembelajaran yang dilakukan
dari hari ke hari untuk mengukur CP. Fungsi Alur Pembelajaran (AP)
adalah sebagai panduan guru dan siswa untuk mencapai Capaian
Pembelajaran di akhir fase tersebut. Tujuan Pembelajaran (TP) merupakan
deskripsi pencapaian tiga aspek kompetensi yakni pengetahuan,
keterampilan, dan sikap yang diperoleh siswa dalam satu atau lebih
kegiatan pembelajaran, disusun secara kronologis berdasarkan urutan
pembelajaran dari waktu ke waktu yang menjadi prasyarat menuju Capaian
Pembelajaran (CP). Ada tujuh langkah-langkah yang menjadi prosedur
dalam Penyusunan Alur Tujuan Pembelajaran (ATP) yaitu sebagai berikut.
Melakukan analisis Capaian Pembelajaran yang memuat materi dan
kompetensi pengetahuan, keterampilan, dan sikap.
1. Identifikasi kompetensi-kompetensi di akhir fase dan kompetensi-
kompetensi sebelumnya yang perlu dikuasai peserta didik sebelum
mencapai kompetensi di akhir fase.
2. Melakukan analisis setiap elemen dan atau sub-elemen Profil Pelajar
Pancasila yang sesuai dengan mata pelajaran dan Capaian Pembelajaran
pada Fase tersebut. Ada enam dimensi, yaitu: beriman, bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha, Esa dan berakhlak mulia, mandiri,
bergotong-royong, berkebhinekaan global, bernalar kritis, dan kreatif.
3. Berdasarkan identifikasi kompetensi- kompetensi inti di akhir fase,
rumuskan tujuan pembelajaran dengan mempertimbangkan kompetensi
yang akan dicapai, pemahaman bermakna yang akan dipahami dan

13
variasi keterampilan berpikir apa yang perlu dikuasai siswa untuk
mencapai tujuan pembelajaran.
4. Setelah tujuan pembelajaran dirumuskan, susun tujuan pembelajaran
secara linear sebagaimana urutan kegiatan pembelajaran yang
dilakukan dari hari ke hari.
5. Tentukan lingkup materi dan materi utama setiap tujuan pembelajaran
(setiap tujuan pembelajaran dapat memiliki lebih dari satu lingkup
materi dan materi utama).
6. Berdasarkan perumusan TP tentukan jumlah jam pelajaran yang
diperlukan.

h. Modul Ajar
Modul ajar adalah sejumlah alat atau sarana media, metode,
petunjuk, dan pedoman yang dirancang secara sistematis dan menarik.
Modul ajar merupakan implementasi dari Alur Tujuan Pembelajaran yang
dikembangkan dari Capaian Pembelajaran dengan Profil Pelajar Pancasila
sebagai sasaran. Modul ajar disusun sesuai dengan fase atau tahap
perkembangan peserta didik, mempertimbangkan apa yang akan dipelajari
dengan tujuan pembelajaran, dan berbasis perkembangan jangka panjang.
Guru perlu memahami konsep mengenai modul ajar agar proses
pembelajaran lebih menarik dan bermakna. Secara lengkap penjelasan
terkait komponen – komponen modul ajar adalah sebagai berikut :
1. Informasi Umum
a. Identitas Modul
Informasi tentang modul ajar yang dikembangkan terdiri dari:
o Nama penyusun, institusi, dan tahun disusunnya Modul Ajar.
o Jenjang sekolah (SD/SMP/SMA)
o Kelas
o Alokasi waktu (penentuan alokasi waktu yang digunakan adalah
alokasi waktu sesuai dengan jam pelajaran yang berlaku di unit kerja
masing-masing
b. Kompetensi Awal

14
Kompetensi awal adalah pengetahuan dan/atau keterampilan yang perlu
dimiliki siswa sebelum mempelajari topik tertentu. Kompetensi awal
merupakan ukuran seberapa dalam modul ajar dirancang.
c. Profil Pelajar Pancasila
Merupakan tujuan akhir dari suatu kegiatan pembelajaran yang berkaitan
erat dengan pembentukan karakter peserta didik. Profil Pelajar Pancasila
(PPP) dapat tercermin dalam konten dan/atau metode pembelajaran. Di
dalam modul pembelajaran, Profil Pelajar Pancasila tidak perlu
mencantumkan seluruhnya, namun dapat memilih Profil Pelajar
Pancasila yang sesuai dengan kegiatan pembelajaran dalam modul ajar.
Enam dimensi Profil Pelajar Pancasila saling berkaitan dan terintegrasi
dalam seluruh mata pelajaran melalui (terlihat dengan jelas di dalam):

o materi/isi pelajaran,
o pedagogi, dan/atau
o kegiatan projek atau
o asesmen

Setiap modul ajar memuat satu atau beberapa unsur dimensi Profil
Pelajar Pancasila yang telah ditetapkan.

d. Sarana dan Prasarana

Merupakan fasilitas dan bahan yang dibutuhkan untuk menunjang


kegiatan pembelajaran. Sarana merujuk pada alat dan bahan yang
digunakan, sementara prasarana di dalamnya termasuk materi dan
sumber bahan ajar lain yang relevan yang digunakan dalam kegiatan
pembelajaran. Ketersediaan materi disarankan mempertimbangkan
kebutuhan peserta didik baik dengan keterbatasan atau kelebihan.
Teknologi, termasuk sarana dan prasarana yang penting untuk
diperhatikan, dan juga dimanfaatkan agar pembelajaran lebih dalam dan
bermakna.
e. Target Peserta Didik
Peserta didik yang menjadi target yaitu;
 Peserta didik reguler/tipikal: umum, tidak ada kesulitan dalam
mencerna dan memahami materi ajar.
 Peserta didik dengan kesulitan belajar: memiliki gaya belajar yang
terbatas hanya satu gaya misalnya dengan audio. Memiliki kesulitan
dengan Bahasa dan pemahaman materi ajar, kurang percaya diri,
kesulitan berkonsentrasi jangka panjang, dsb.
 Peserta didik dengan pencapaian tinggi: mencerna dan memahami
dengan cepat, mampu mencapai keterampilan berfikir aras tinggi
(HOTS), dan memiliki keterampilan memimpin.
f. Model Pebelajaran
Merupakan model atau kerangka pembelajaran yang memberikan
gambaran sistematis pelaksanaan pembelajaran. Model pembelajaran

15
dapat berupa model pembelajaran tatap muka, pembelajaran jarak jauh
dalam jaringan (PJJ Daring), pembelajaran jarak
jauh luar jaringan (PJJ Luring), dan blended learning.

2. Komponen Inti

a. Tujuan Pembelajaran

Tujuan pembelajaran harus mencerminkan hal-hal penting dari


pembelajaran dan harus bisa diuji dengan berbagai bentuk asesmen
sebagai bentuk dari unjuk pemahaman. Tujuan pembelajaran
menentukan kegiatan belajar, sumber daya yang digunakan, kesesuaian
dengan keberagaman murid, dan metode asesmen yang digunakan.
Tujuan pembelajaran bisa dari berbagai bentuk, yaitu pengetahuan yang
berupa fakta dan informasi, dan juga prosedural, pemahaman
konseptual, pemikiran dan penalaran keterampilan, dan kolaboratif dan
strategi komunikasi.

b. Pemahaman Bermakna

Pemahaman bermakna adalah informasi tentang manfaat yang akan


peserta didik peroleh setelah mengikuti proses pembelajaran. Manfaat
tersebut nantinya dapat peserta didik terapkan dalam kehidupan sehari-
hari. Contoh kalimat pemahaman bermakna:

o Manusia berorganisasi untuk memecahkan masalah dan mencapai suatu


tujuan.
o Makhluk hidup beradaptasi dengan perubahan habitat.
c. Pertanyaan Pemantik
Pertanyaan pemantik dibuat oleh guru untuk menumbuhkan rasa ingin
tahu dan kemampuan berpikir kritis dalam diri peserta didik.
Pertanyaan pemantik
memandu siswa untuk memperoleh pemahaman bermakna sesuai
dengan tujuan pembelajaran. Contohnya pada pembelajaran menulis
cerpen, guru dapat mendorong pertanyaan pemantik sebagai berikut:
o Apa yang membuat sebuah cerpen menarik untuk dibaca?
o Jika kamu diminta untuk membuat akhir cerita yang berbeda, apa yang
akan kamu usulkan?
d. Kegiatan Pembelajaran
Urutan kegiatan pembelajaran inti dalam bentuk langkah-langkah
kegiatan pembelajaran yang dituangkan secara konkret, disertakan
opsi/pembelajaran alternatif dan langkah untuk menyesuaikan dengan
kebutuhan belajar siswa. Langkah kegiatan pembelajaran ditulis secara
berurutan sesuai dengan durasi waktu yang direncanakan, meliputi tiga
tahap, yakni pendahuluan, inti, dan penutup berbasis metode
pembelajaran aktif.

16
e. Asesmen
Asesmen digunakan untuk mengukur capaian pembelajaran di akhir
kegiatan. Kriteria pencapaian harus ditentukan dengan jelas sesuai
dengan tujuan pembelajaran yang ditetapkan. Jenis asesmen yang bisa
dilakukan ada 3, yaitu
1. Asesmen sebelum pembelajaran (diagnostik)
2. Asesmen selama proses pembelajaran (formatif)
3. Asesmen pada akhir proses pembelajaran (sumatif).
Bentuk asesmen yang bisa dilakukan:
1. Sikap (Profil Pelajar Pancasila) dapat berupa:
2. observasi, penilaian diri, penilaian teman sebaya, dan anekdotal.
3. Performa (presentasi, drama, pameran hasil karya, jurnal, dsb.)
4. Tertulis (tes objektif: essay, pilihan ganda, isian, jawaban singkat,
benar-salah).
f. Pengayaan dan Remedial
Pengayaan adalah kegiatan pembelajaran yang diberikan pada peserta
didik dengan capaian tinggi agar mereka dapat mengembangkan
potensinya secara optimal. Remedial diberikan kepada peserta didik
yang membutuhkan bimbingan untuk memahami materi atau
pembelajaran mengulang. Saat merancang kegiatan pengayaan, perlu
diperhatikan mengenai diferensiasi contohnya lembar belajar/kegiatan
yang berbeda dengan kelas.

3. Lampiran
a. Lembar Kerja Peserta Didik
Lembar kerja siswa ini ditujukan untuk peserta didik (bukan guru) dan
dapat diperbanyak sesuai kebutuhan untuk diberikan kepada peserta
didik termasuk peserta didik nonreguler. Bahan Bacaan Guru dan
Peserta Didik
Bahan bacaan guru dan peserta didik digunakan sebagai pemantik
sebelum kegiatan dimulai atau untuk memperdalam pemahaman materi
pada saat atau akhir
kegiatan pembelajaran.
b. Glosarium
Glosarium merupakan kumpulan istilah-istilah dalam suatu bidang
secara alfabetikal yang dilengkapi dengan definisi dan artinya.
Glosarium diperlukan untuk kata atau istilah yang memerlukan
penjelasan lebih mendalam.

17
c. Daftar Pustaka
Daftar pustaka adalah sumber-sumber referensi yang digunakan dalam
pengembangan modul ajar. Referensi yang dimaksud adalah semua
sumber belajar (buku siswa, buku referensi, majalah, koran, situs
internet, lingkungan sekitar, narasumber, dsb.)
Untuk menyusun modul ajar, yang perlu dilakukan pertama kali
adalah analisis kondisi dan kebutuhan terkait guru, siswa, dan satuan
pendidikan. Hal ini penting untuk membagi tugas mengajar guru dalam
melaksanakan struktur kurikulum Merdeka dan merancang pembelajaran
yang sesuai dengan kondisi siswa dalam rangka mewujudkan tujuan
pendidikan yang ditetapkan pemerintah dan satuan pendidikan.
Selanjutnya, sekolah bersama guru mengidentifikasi dan menentukan
dimensi profil pelajar Pancasila yang akan dikembangkan, baik melalui
projek penguatan profil pelajar Pancasila maupun dalam pembelajaran.
Guru merumuskan capaian pembelajaran yang nantinya akan
dikembangkan menjadi alur tujuan pembelajaran sebagai dasar dalam
menyusun bahan ajar. Setelah modul ajar disusun, guru melaksanakan
pembelajaran sesuai dengan modul ajar yang telah disusun. Apabila
pembelajaran selesai dilakukan, guru melakukan evaluasi terhadap
pelaksanaan pembelajaran dan memberikan tindak lanjut terkait hasil
evaluasi yang telah dilakukan.

Struktur Program Workshop Review Kurikulum SMP Negeri 4 Semarapura


Tahun Pelajaran 2023/2024

NO MATA WORKSHOP WAKTU NARASUMBER/PENYAJI


1 2 Jam Kadisdikpora Kab. Klungkung
Kebijakan dan Dinamika
Perkembangan Kurikulum
2 Penguatan Profil Pelajar 2 Jam Kabid Dikdas Disdikpora Kab.
Pancasila ( P5) Klungkung

3 Implementasi Kurikulum 4 Jam I Nyoman Karyawan,S.Pd.,M.Pd


Merdeka
4 Penyusunan KKM dan KKTP 2 Jam
I Wayan Widantara, S.Pd.,M.Pd.

5 Analisi CP, ATP, TP, Modul 8 Jam Ni Komang Taman, S.Pd.

18
Ajar I Gede Mudiana, S.Pd
6 Pembuatan Bahan Ajar Semua 8 Jam TPK/Koordinator Mapel
Mapel
Penyusunan RPP,RTL, dan 8 Jam TPK/Koordinator Mapel
7 Modul Ajar
1 Jam Panitia
8 Refleksi dan Evaluasi Kegiatan
Jumlah 33 Jam

D. Tindak Lanjut
Tindak lanjut yang dilakukan setelah kegiatan pengembangan diri ini
adalah peserta mengaplikasikan hasil pelatihan ini kepada siswa untuk
pembelajaran dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan dan kinerja
sekolah.
E. Dampak Pengembangan Diri
Adapun dampak yang penulis rasakan dari pengembangan diri yang dilakukan
adalah:
a. Penulis lebih mampu memahami kompentensi pedagogik maupun
kompentensi profesional mata pelajaran Bahasa Indonesia.
b. Penulis mengembangkan keterampilan melaksanakan pembelajaran dan
penilaian sesuai dengan tuntutan kurikulum.
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Guru sebagai tenaga pendidik yang profesional adalah guru hendaknya
mampu mengembangkan pengetahuan dan ketrampilan sehingga layanan yang
diberikan kepada peserta didik merupakan layanan yang benar-benar menjadi
panutan dalam mengembangkan profesionalisme, guru hendaknya mampu
mengarahkan, membimbing, melatih peserta didik. Pada masa sekarang ini guru
sebagai pendidik harus dapat meningkatkan profesionalismenya untuk memenuhi
tantanggan massa depan yang mengglobal dan kompetitif. Sejalan dengan hal
tersebut peningkatan kompetensi guru menjadi sebuah keharusan.
Salah satu usaha yang mengarah ke peningkatan profesionalisme itu
diantaranya adalah bimbingan dan pelatihan professional dalam pengembangan

19
keprofesian berkelanjutan, yaitu salah satu kegiatan yang memang wajib diketahui
oleh peserta adalah mengenai pemantapan materi essensial serta
mengimplementasikan pada program pembelajran dan pengembangan media.
B. Saran
Diklat maupun Bimtek perlu dilaksanakan tiap tahun untuk menyasar program bagi
sekolah yang belum mendapatkan sasaran program tersebut. Bagi peserta Diklat
maupun Bimtek yang sudah mendapatkan latihan tentang , Pembuatan Bahan Ajar
Berasis Multimedia, Peningkatan Karier Guru Pendidikan Dasar, Guru Pembelajar,
dan Pendampingan Implementasi Kurikulum 2013 dan kurikulum merdeka jenjang
SMP, masing –masing agar bisa mengimplementasikan ke sekolah-sekolah
terutama tempat tugas masing-masing.

20

Anda mungkin juga menyukai