Anda di halaman 1dari 33

LAPORAN PENGEMBANGAN DIRI

PENDIDIKAN DAN PELATIHAN


IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KURIKULUM MERDEKA

Oleh:
Pupi Dwi Hayati, S.Pd.I
NIP. 19720510 200604 2 009

MI GUPPI Serang Kecamatan Karangreja Kabupaten Purbalingga


pada tanggal 03-06 Juli 2023

KEMENTERIANAGAMA KABUPATEN PURBALINGGA


MI GUPPI SERANG
TAHUN 2023
IDENTITAS

1. Nama Sekolah : MI GUPPI Serang

2. Nama : Pupi Dwi Hayati, S.Pd.I

3. NIP/NomorSeri Karpeg : 197205102006042009 / N 049531

4. Pangkat/Gol Ruang/TMT : Penata /III c/1 April 2023

5. TempatTanggal Lahir : Purbalingga, 10 Mei 1972

6. Jenis Kelamin : Perempuan

7. Jenis Guru : Guru Muda

8. AlamatSekolah : MI GUPPI Serang

Dukuh Pring Rt 02 Rw 01, Serang

Kec Karangreja, Kab. Purbalingga

9. Mengajar / Mata Pelajaran : Kepala MI GUPPI Serang


10. SK Pengangkatan :
a. Sebagai CPNS
 Pejabat yang mengangkat: Menteri Agama Republik Indonesia
 Nomor SK : Kw.11.1/2/Kp.00.3/1491/2007
 Tanggal SK : 27 Februari 2007
b. Pangkat Terakhir
 Pangkat Gol Ruang : Penata/III c
 Pejabat yang mengangkat: Kanwil Kemenag Provinsi Jwa Tengah
 Nomor SK : 8289/Kw.11.1/3/KP.07.I/02/2023
 Tanggal SK : 23 Februari 2023
11. AlamatRumah : Pondoknangka Rt 17 Rw 05 Sangkanayu

Kecamatan Karangreja

Kabupaten Purbalingga

Provinsi Jawa Tengah


KEMENTERIAN AGAMA

MADRASAH IBTIDAIYAH GUPPI SERANG

Alamat : Serang, Dukuh Pring Rt 02 Rw 01, Kecamatan Karangreja, 53357

e-mail ; miguppiserang@gmail.com

PURBALINGGA

HALAMAN PENGESAHAN
Judul Laporan : Pendidikan dan Pelatihan Implementasi
Pembelajaran Kurikulum Merdeka
Nama : Pupi Dwi Hayati, S.Pd.I
NIP : 19720510 200604 2009
NUPTK : 8842750651300002
Pangkat/ golonganruang/ TMT : Penata/III c
Jabatan : Guru Muda
Unit Kerja : MI GUPPI Serang

Isi Kegiatan Pengembangan Diri yang Dilaporkan:


A. Bagian Awal: Memuat judul diklat yang diikuti, keterangan tentang kapan
waktu pelaksanaan diklat, di mana kegiatan diklat diselenggarakan, tujuan
dari penyelenggaraan diklat, lama waktu pelaksanaan diklat, surat
penugasan, penyelenggara/pelaksana diklat, surat persetujuan dari kepala
Sekolah/madrasah, serta fotokopi sertifikat atau keterangan dari pelaksana
diklat.
B. Bagian Isi: tujuan diklat, isi materi, tindak lanjut, dampak terhadap
peningkatan kompetensi guru dalam Peningkatan Mutu KBM dan Siswa,
Penutup
C. Bagian Akhir : Matrik Ringkasan Pelaksanaan Diklat, Lampiran Surat
Tugas, Lampiran Fotocoy Sertifikat
Membenarkan bahwa isi dalam laporan ini adalah sesuai dengan kegiatan yang dilakukan
dalam kegiatan tersebut dan dapat dipergunakan untuk kepentingan Pengusulan Angka Kredit
Guru.
Purbalingga, 7 Juli 2023
Kepala MadrasahKoordinator Koordinator PKB
PKB,

Akbar Yuli Setianto, S.Ag,MA,


Pupi Dwi Hayati, S.Pd.I NIP. 197007271998031011 .
Maula Agustina,S.Pd.SD
NIP. 197205102006042009
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga laporan pengembangan diri Pendidikan dan Pelatihan Implementasi
pembelajaran Kurikulum Merdeka yang diselenggarakan oleh Kelompok Kerja Madrasah
Ibtidaiyah Kabupaten Purbalingga dapat disusun dengan baik.

Laporan kegiatan pengembangan diri ini merupakan salah satu bentuk


pertanggungjawaban sebagai peserta dalam kegiatan Pendidikan Dan pelatihan Implementasi
pembelajaran Kurikulum Merdeka yang dilaksanakan dengan jumlah kegiatan sebanyak 56
jam pelajaran. Kegiatan tersebut penulis laporkan secara singkat tanpa mengurangi esensi
dari kegiatan.

Penulis menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan kesempatan, bimbingan dan dukungan dalam mengikuti kegiatan pengembangan
diri ini. Semoga dengan keikutsertaan penulis dalam kegiatan-kegiatan tersebut semakin
menambah wawasan, pengetahuan, dan pengalaman untuk mewujudkan tenaga pendidik
yang berkualitas, kreatif, dan multiguna.

Purbalingga, 7 Juli 2023

Penulis
DAFTAR ISI

Halaman
LEMBAR JUDUL .............................................................................................. i
LEMBAR IDENTITAS .................................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. iii
KATA PENGANTAR ....................................................................................... iv
DAFTAR ISI ..................................................................................................... v

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ....................................................................................... 1
B. Tujuan Umum ......................................................................................... 2

BAB II ISI
A. Waktu dan Pelaksanaan Kegiatan .......................................................... 3
B. Jenis Kegiatan ........................................................................................ 4
C. Tujuan Pengembanagn Diri ................................................................... 4
D. Uraian Materi ......................................................................................... 5
E. Tindak lanjut .......................................................................................... 19
F. Dampak Pengembanagn Diri ................................................................. 19

BAB III PENUTUP


A. Simpulan ................................................................................................ 20
B. Implikasi ................................................................................................ 20
C. Matrik ................................................................................................... 20

LAMPIRAN – LAMPIRAN
- Surat Tugas
- Fotocopy Sertifikat
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Menurut Ki Hadjar Dewantara, hakikat pendidikan adalah memasukkan
kebudayaan ke dalam diri anak dan memasukkan anak ke dalam kebudayaan supaya
anak menjadi makhluk yang insani. Dalam Kurikulum Merdeka Belajar, kebudayaan
dapat dikembangkan sekolah melalui kegiatan ektrakurikuler maupun kokurikuler yang
diikuti siswa. Kegiatan tersebut dipilih siswa dengan merdeka, sesuai dengan keinginan
mereka. Konsep merdeka yang diusung dalam Kurikulum Merdeka Belajar ini sesuai
dengan Azas Tamansiswa 1922, yaitu hidup merdeka.
Proses pendidikan, menurut Ki Hadjar, diibaratkan sebagai proses bertani.
Pengandaian ini selaras dengan kondisi Indonesia yang mayoritas penduduknya saat itu
sebagai petani. Kita dapat mengambil kesimpulan, pendidikan harus berjalan sesuai
dengan kondisi masyarakatnya, sesuai dengan perkembangan zaman dan disesuaikan
untuk menyipkan siswa dalam kehidupannya di masa yang akan datang. Pendidik, kata
Ki Hadjar, seperti petani karena akan merawat bibit dengan cara menyiangi huma di
sekitarnya, memberi air, memberi pupuk agar tanamannya subur, dan buahnya
melimpah. Namun, petani tidak mungkin mengubah bibit mangga menjadi berbuah
anggur. Itulah kodrat alam atau dasar yang harus diperhatikan dalam Pendidikan dan itu
diluar kecakapan dan kehendak kaum pendidik.
Untuk mencapai pendidikan yang memerdekakan, maka pendidikan hendaknya
dapat menjadikan manusia merdeka pula. Sebagaimana Ki Hadjar menyampaikan bahwa
mendidik anak akan menjadi manusia yang merdeka batinnya, merdeka pikirannya, dan
merdeka tenaganya. Guru jangan hanya memberi pengetahuan yang perlu dan baik saja,
akan tetapi harus juga mendidik si murid mencari sendiri pengetahuan itu dan
memakainya guna amal keperluan umum.
Sejalan dengan hal tersebut di atas, pemerintah menindaklanjutinya dengan
mengeluarkan Program Merdeka Belajar, salah satunya menggulirkan Kurikulum
Merdeka. Ini sejalan dengan tujuan pendidikan yang menitikberatkan kepada keaktifan
murid dalam mengembangkan minat, bakat, kebutuhan, dan kemampuan mereka.
Kurikulum ini membuka kesempatan inovasi dan kreasi pembelajaran bagi guru, yang
berorientasi untuk pengembangan karakter serta budaya Indonesia.
Implementasi kurikulum oleh satuan pendidikan harus memperhatikan ketercapaian
kompetensi peserta didik pada satuan pendidikan dalam kondisi khusus. Masa pandemi
Covid-19 merupakan salah satu kondisi khusus yang menyebabkan ketertinggalan
pembelajaran (learning loss) yang berbeda-beda pada ketercapaian kompetensi peserta
didik. Untuk mengatasi ketertinggalan pembelajaran (learning loss) diperlukan kebijakan
pemulihan pembelajaran dalam jangka waktu tertentu terkait dengan implementasi
kurikulum oleh satuan pendidikan. Implementasi kurikulum oleh satuan pendidikan dapat
menggunakan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan pembelajaran peserta didik dan
harus memperhatikan ketercapaian kompetensi peserta didik di satuan pendidikan dalam
rangka pemulihan pembelajaran. Maka satuan pendidikan diberikan opsi dalam
melaksanakan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan pembelajaran bagi peserta didik.
Tiga opsi kurikulum tersebut yaitu Kurikulum 2013, Kurikulum Darurat (yaitu Kurikulum
2013 yang disederhanakan oleh Kemendikbudristek), dan Kurikulum Merdeka.

B. Tujuan Umum
Kegiatan pengembangan diri berupa Pendidikan Dan Pelatihan Implementasi
Pembelajaran Kurikulum Merdeka ini memiliki tujuan sebagai berikut:
1. Peserta / Guru memiliki keleluasaan untuk memilih berbagai perangkat ajar sehingga
pembelajaran dapat disesuaikan dengan kebutuhan belajar dan minat peserta didik.
2. Projek untuk menguatkan pencapaian profil pelajar Pancasila dikembangkan
berdasarkan tema tertentu yang ditetapkan oleh pemerintah.
3. Projek tersebut tidak diarahkan untuk mencapai target capaian pembelajaran tertentu,
sehingga tidak terikat pada konten mata pelajaran.
BAB II
BAGIAN ISI

A. Waktu Pelaksanaan dan Penyelenggara Kegiatan


Kegiatan Pendidikan Dan Pelatihan Implementasi Pembelajaran Kurikulum Merdeka
dilaksanakan pada:
Hari/ Tanggal : Senin – Kamis, 3 s.d 6 Juli 2023
Tempat : MI Istoqomah Sambas Purbalingga
Peyelenggara Kegiatan : Kelompok Kerja Madrasah Ibtidaiyah Kabupaten Purbalingga
Jenis Kegiatan : Pelatihan

B. Jenis Kegiatan
Jenis Kegiatan yang diikuti adalah Diklat Fungsional Pendidikan Dan Pelatihan
Implementasi pembelajaran Kurikulum Merdeka

C. Tujuan Pengembangan Diri


Setelah mengikuti Pendidikan Dan Pelatihan Implementasi Pembelajaran Kurikulum
Merdeka peserta diharapkan dapat:

1. Memiliki keleluasaan untuk memilih berbagai perangkat ajar .


2. Mengembangkan pencapaian profil pelajar Pancasila berdasarkan tema tertentu
yang ditetapkan oleh pemerintah.
3. Mencapai target capaian pembelajaran tertentu.
4. Merancang pembelajaran.
5. Menyusun kurikulum operasional satuan pendidikan

D. Uraian Materi Pengembangan Diri


1. Kasi Kurikulum Pendidikan dan kebudayaan : Mahtono, S.Pd.M.Pd.
Kegiatan pelatihan dilaksanakan mulai Senin sampai Kamis, tanggal 3 s.d 6 Juli
2023 pukul 07.30-16.00 yang bertempat di MI Istiqomah Sambas Purbalingga.
Kegiatan dibuka oleh Kasi Kurikulum Dinas Pendidikan dan Kebudayaan. Pada sesi
ini juga disampaikan materi pertama tentang Kebijakan Dindikbud kabupaten
Purbalingga. Bapak Mahtono, S.Pd.M.Pd. yang menyampaikan bahwa Dinas Pendidikan
dan Kebudayaan Kabupaten Purbalingga menyambut baik kegiatan Pelatihan Komite
Pembelajaran Implememtasi Kurikulum Merdeka, dengan harapan setelah pelatihan
semua guru segera mengimplememtasikan pelatihan ini mulai tahun pelajaran baru di
2022/2023. Sekolah yang belum siap untuk menggunakan kurikulum merdeka masih
dapat menggunakan Kurikulum 2013 sebagai dasar pengelolaan pembelajaran, begitu
juga Kurikulum Darurat yang merupakan modifikasi dari kurikulum 2013 masih dapat
digunakan oleh satuan Pendidikan tersebut. Kurikulum Merdeka sebagai opsi bagi semua
satuan Pendidikan yang didalam proses pendataan merupakan satuan Pendidikan yang
siap melaksanakan kurikulum merdeka.
Tahun 2024 menjadi penentuan kebijakan kurikulum nasional berdasarkan evaluasi
terhadap kurikulum pada masa pemulihan pembelajaran. Evaluasi ini menjadi acuan
Kemendikburistek dalam mengambil kebijakan lanjutan paska pemulihan pembelajaran.

2. Narasumber : Narto,S.Pd,Riyati, S.Pd, Ari Supi Ambarwati,S.Pd.SD, Nurmiati,


S.Pd.SD, Yunianto,S.Pd.

Adapun Pelatihan dan pendampingan pada Program Sekolah Penggerak tahun


2022 mencakup tentang pembelajaran, perencanaan berbasis data, dan digitalisasi
sekolah. Pelatihan pada skema program sekolah penggerak mencakup:

1. Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan


2. Pembelajaran dan asesmen yang berprinsip pada pembelajaran berdiferensiasi
(differentiated learning) atau Teaching at The Right Level (TaRL).
3. Perencanaan projek penguatan profil pelajar pancasila agar guru/pendidik mampu
mengelola projek penguatan profil pelajar pancasila untuk mencapai karakter murid
dengan profil pelajar pancasila
4. Perencanaan berbasis data agar kepala sekolah dan guru dapat membuat
perencanaan sesuai dengan prinsip, tujuan dan metode dari perencanaan berbasis
data dan
5. Pemanfaatan platform teknologi prioritas untuk mendukung proses pembelajaran
Mengingat pentingnya penggunaan metode yang tepat dan posisi strategis
komite pembelajaran sebagai stimulan dan inisiator perubahan di lingkungan
sekolah, setelah mengikuti pelatihan, komite pembelajaran maka komite
pembelajaran melakukan pengimbasan kepada rekan guru yang belum mengikuti
pelatihan melalui In-House Training (IHT) di MI Istiqomah Sambas Purbalingga.
2. Penyusunan KOSP Bagian 1
a) Karakteristik Sekolah
Lezotte (1983) menemukan dalam penelitiannya bahwa sekolah-sekolah yang unggul
itu memiliki karakteristik-karakteristik, yaitu: (1) lingkungan sekolah yang aman
dan tertib; (2) iklim serta harapan yang tinggi; (3) kepeminpinan instruksional yang
logis; (4) misi yang jelas dan terfokuskan; (5) kesempatan untuk belajar
b) Visi dan Misi Sekolah
Visi adalah gambaran besar, tujuan utama dan cita-cita suatu perusahaan, adi atau
organisasi di masa depan. Misi adalah penjabaran atau langkah-langkah yang akan
dilakukan untuk mencapai / mewujudkan visi tersebut. Visi berupa cita-cita jangka
panjang dan berorientasi masa depan.
c. Tujuan Sekolah

Manfaat Visi

 Menjadi motivasi bersama untuk meraih keberhasilan


 Meningkatkan kinerja karyawannya
 Menumbuhkan dan meningkatkan tanggung jawab dan etos kerja karyawan
 Menumbuhkan rasa memiliki terhadap organisasi

Manfaat Misi

 Menjadi langkah awal perusahaan untuk mencapai visi


 Memacu organisasi untuk berinovasi untuk menghadapi persaingan
 Membantu individu maupun organisasi dalam mengambil keputusan yang sesuai
dengan visi organisasi
 Menjadi pedoman utama dalam mengembangkan bisnis baru
 Membantu karyawan baru untuk mengidentifikasi tujuan organisasi
 Menciptakan kondisi organisasi yang sehat seperti pada umumnya
 Memberikan dan menerjemahkan tujuan dasar organisasi sehingga parameter waktu,
biaya, dan kinerja dapat dikontrol dan dievaluasi
3. Capaian Pembelajaran
Capaian Pembelajaran (CP) merupakan kompetensi pembelajaran yang harus
dicapai murid pada setiap fase perkembangan, yang dimulai dari fase Fondasi
pada PAUD. Capaian Pembelajaran mencakup sekumpulan kompetensi dan lingkup
materi, yang disusun secara komprehensif dalam bentuk narasi.

Cara Menggunakan Capaian Pembelajaran dengan Prinsip Pembelajaran yang


Disesuaikan Tingkat Pencapaian Siswa

Ciptakan lingkungan yang penuh perhatian, saling peduli, terbuka, dan nyaman
untuk belajar.
Tumbuhkan hubungan yang positif dan konsisten dengan anak-anak lain dan
orang dewasa (dalam jumlah yang terbatas).
4. Perencanaan Pembelajaran Bagian 1: Tujuan Pembelajaran dan Alur Tujuan
Pembelajaran
Tujuan Pembelajaran (TP) merupakan deskripsi pencapaian tiga aspek kompetensi
(pengetahuan, keterampilan, sikap) yang diperoleh murid dalam satu atau lebih
kegiatan pembelajaran

Tujuan Pembelajaran (TP) merupakan deskripsi pencapaian tiga aspek kompetensi


(pengetahuan, keterampilan, sikap) yang diperoleh murid dalam satu atau lebih kegiatan
pembelajaran. Tujuan Pembelajaran disusun secara kronologis berdasarkan urutan
pembelajaran dari waktu ke waktu yang menjadi prasyarat menuju Capaian Pembelajaran
(CP).

Secara operasional, komponen Tujuan Pembelajaran dapat memuat tiga aspek berikut ini:

 Kompetensi, yaitu kemampuan yang dapat didemonstrasikan oleh murid atau


ditunjukkan dalam bentuk produk yang menunjukkan murid telah berhasil
mencapai tujuan pembelajaran.

 Konten, yaitu ilmu pengetahuan inti atau konsep utama yang perlu dipahami pada
akhir satu unit pembelajaran.
 Variasi, yang menjelaskan keterampilan berpikir kreatif, kritis, dan tingkat tinggi
yang perlu dikuasai murid untuk dapat mencapai tujuan pembelajaran. Misal:
mengevaluasi, menganalisis, memprediksi, menciptakan, dan sebagainya.

Prosedur Pengembangan Tujuan Pembelajaran

 Melakukan analisis setiap dimensi Profil Pelajar Pancasila yang sesuai dengan
tujuan pembelajaran pada suatu fase.

 Melakukan analisis CP yang memuat materi dan kompetensi pengetahuan,


keterampilan, dan sikap.

 Berdasarkan analisis pada CP, tentukan materi utama atau konten inti.

 Menentukan tujuan pembelajaran. Jika fase CP terdiri dari dua kelas, maka
tentukan TP dari kelas yang paling rendah ke kelas yang paling tinggi.

 Perumusan TP memuat kompetensi (pengetahuan, keterampilan dan sikap),


konten, serta kebermaknaan dalam pembelajaran.

 Menentukan jumlah jam pelajaran yang diperlukan.

Alur Tujuan Pembelajaran (ATP)

Alur Tujuan Pembelajaran (ATP) adalah rangkaian tujuan pembelajaran yang tersusun
secara sistematis dan logis di dalam fase secara utuh dan menurut urutan pembelajaran
sejak awal hingga akhir suatu fase. Alur ini disusun secara linear sebagaimana urutan
kegiatan pembelajaran yang dilakukan dari hari ke hari untuk mengukur Capaian
Pembelajaran.

5. Perancangan Pembelajaran Bagian 2 : Modul Ajar


Modul ajar adalah dokumen yang berisi tujuan, langkah, dan media
pembelajaran, serta asesmen yang dibutuhkan dalam satu unit/topik
berdasarkan Alur Tujuan Pembelajaran (ATP).
Adapun berikut ini merupakan beberapa komponen yang harus dipenuhi dalam
modul ajar kurikulum merdeka, yaitu:

1) Identitas Modul. Komponen pertama yang harus ada dalam modul ajar yaitu
identitas modul.
2) Kompetensi Awal.
3) Profil Pelajar Pancasila.
4) Sarana dan Prasarana.
5) Target Peserta Didik.
6) Model Pembelajaran.

3.Perancangan Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila


Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) merupakan pembelajaran lintas
disiplin ilmu dalam mengamati dan memikirkan solusi terhadap permasalahan
dilingkungan sekitar untuk menguatkan berbagai kompetensi dalam profil pelajar
Pancasila.
Lewat Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila diharapkan para pelajar di
Indonesia dapat tumbuh sebagai pelajar yang berkompeten, terampil, dan berkarakter
sesuai dengan nilai-nilai luhur Pancasila.
Pelaksanaan projek penguatan profil pelajar Pancasila dilakukan secara fleksibel,
dari segi muatan, kegiatan, dan waktu pelaksanaan.

Projek penguatan profil pelajar Pancasila dirancang terpisah dari intrakurikuler.


Tujuan, muatan, dan kegiatan pembelajaran projek tidak harus dikaitkan dengan
tujuan dan materi pelajaran intrakurikuler.

Tema-tema utama projek penguatan profil pelajar Pancasila yang dapat dipilih oleh satuan
pendidikan sebagai berikut.

1. Gaya Hidup Berkelanjutan

Peserta didik memahami dampak aktivitas manusia, baik jangka pendek maupun panjang,
terhadap kelangsungan kehidupan di dunia maupun lingkungan sekitarnya.
Peserta didik juga membangun kesadaran untuk bersikap dan berperilaku ramah lingkungan,
mempelajari potensi krisis keberlanjutan yang terjadi di lingkungan sekitarnya serta
mengembangkan kesiapan untuk menghadapi dan memitigasinya. Tema ini ditujukan untuk
jenjang SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, SMK/MAK dan sederajat.

2. Kearifan Lokal

Peserta didik membangun rasa ingin tahu dan kemampuan inkuiri melalui eksplorasi budaya
dan kearifan lokal masyarakat sekitar atau daerah tersebut, serta perkembangannya.

Peserta didik mempelajari bagaimana dan mengapa masyarakat lokal/ daerah berkembang
seperti yang ada, konsep dan nilai-nilai dibalik kesenian dan tradisi lokal, serta merefleksikan
nilai-nilai apa yang dapat diambil dan diterapkan dalam kehidupan mereka.

3. Bhinneka Tunggal Ika

Peserta didik mengenal dan mempromosikan budaya perdamaian dan anti kekerasan, belajar
membangun dialog penuh hormat tentang keberagaman serta nilai-nilai ajaran yang
dianutnya.

Peserta didik juga mempelajari perspektif berbagai agama dan kepercayaan, secara kritis dan
reflektif menelaah berbagai stereotip negatif dan dampaknya terhadap terjadinya konflik dan
kekerasan. Tema ini ditujukan untuk SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, SMK/MAK dan
sederajat.

4. Bangunlah Jiwa dan Raganya

Peserta didik membangun kesadaran dan keterampilan memelihara kesehatan fisik dan
mental, baik untuk dirinya maupun orang sekitarnya.

Peserta didik melakukan penelitian dan mendiskusikan masalah-masalah terkait kesejahteraan


diri (wellbeing), perundungan (bullying), serta berupaya mencari jalan keluarnya.

Mereka juga menelaah masalah-masalah yang berkaitan dengan kesehatan dan kesejahteraan
fisik dan mental, termasuk isu narkoba, pornografi, dan kesehatan reproduksi. Tema ini
ditujukan untuk jenjang SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, SMK/MAK dan sederajat.
5. Suara Demokrasi

Peserta didik menggunakan kemampuan berpikir sistem, menjelaskan keterkaitan antara


peran individu terhadap kelangsungan demokrasi Pancasila.

Melalui pembelajaran ini peserta didik merefleksikan makna demokrasi dan memahami
implementasi demokrasi serta tantangannya dalam konteks yang berbeda, termasuk dalam
organisasi sekolah dan/atau dalam dunia kerja. Tema ini ditujukan untuk jenjang SMP, SMA,
SMK dan sederajat.

6. Rekayasa dan Teknologi

Peserta didik melatih daya pikir kritis, kreatif, inovatif, sekaligus kemampuan berempati
untuk berekayasa membangun produk berteknologi yang memudahkan kegiatan diri dan
sekitarnya.

Peserta didik dapat membangun budaya smart society dengan menyelesaikan


persoalanpersoalan di masyarakat sekitarnya melalui inovasi dan penerapan teknologi,
mensinergikan aspek sosial dan aspek teknologi. Tema ini ditujukan untuk jenjang SD, SMP,
SMA, SMK dan sederajat.

7. Kewirausahaan

Peserta didik mengidentifikasi potensi ekonomi di tingkat lokal dan masalah yang ada dalam
pengembangan potensi tersebut, serta kaitannya dengan aspek lingkungan, sosial dan
kesejahteraan masyarakat.

Melalui kegiatan ini, kreativitas dan budaya kewirausahaan akan ditumbuhkembangkan.


Peserta didik juga membuka wawasan tentang peluang masa depan, peka akan kebutuhan
masyarakat, menjadi problem solver yang terampil, serta siap untuk menjadi tenaga kerja
profesional penuh integritas.

Tema ini ditujukan untuk jenjang SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, dan sederajat. Karena
jenjang SMK/MAK sudah memiliki mata pelajaran Projek Kreatif dan Kewirausahaan, maka
tema ini tidak menjadi pilihan untuk jenjang SMK.
8. Kebekerjaan

Peserta didik menghubungkan berbagai pengetahuan yang telah dipahami dengan


pengalaman nyata di keseharian dan dunia kerja.

Peserta didik membangun pemahaman terhadap ketenagakerjaan, peluang kerja, serta


kesiapan kerja untuk meningkatkan kapabilitas yang sesuai dengan keahliannya, mengacu
pada kebutuhan dunia kerja terkini.

4.Penyusunan Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan : Bagian 2.Pengorganisasian


Pembelajaran ( 6 JP)

Pengertian Pengorganisasian Pembelajaran pada Kurikulum Merdeka


Pengorganisasian merupakan proses pengelompokan dan pembagian kegiatan/kerja dalam
tujuan yang dikehendaki oleh sebuah organisasi/lembaga. (radenintan.ac.id).

Sedangkan pembelajaran menurut Gagne (1977) yaitu pembelajaran adalah seperangkat


peristiwa -peristiwa eksternal yang dirancang untuk mendukung beberapa proses belajar yang
bersifat internal.

Gagne (1985) mengemukakan teorinya lebih lengkap dengan mengatakan bahwa


pembelajaran dimaksudkan untuk menghasilkan belajar, situasi eksternal harus dirancang
sedemikian rupa untuk mengaktifkan, mendukung, dan mempertahankan proses internal yang
terdapat dalam setiap peristiwa belajar.

Jadi Pengertian Pengorganisasian Pembelajaran merupakan cara satuan pendidikan mengatur


pembelajaran muatan kurikulum dalam satu rentang waktu.

B. Hal yang diatur di Pengorganisasian Pembelajaran


Pengorganisasian pembelajaran memiliki arti juga mengatur hal berikut yaitu:

1. Beban belajar dalam struktur kurikulum


Penyusunan struktur kurikulum merupakan hal penting di dalam mengorganisasikan
pembelajaran.
Struktur kurikulum adalah pola dan susunan mata pelajaran yang harus ditempuh oleh peserta
didik pada satuan pendidikan dalam kegiatan pembelajaran dan merupakan aplikasi dari
konsep pengorganisasian konten dan beban belajar.

2. Muatan mata pelajaran dan area belajar


Pengorganisasian pembelajaran mengatur muatan mata pelajaran. Mana mata pelajaran wajib
dan apa mata pelajaran pilihan. Juga mengatur mata pelajaran muatan lokal

3. Pengaturan waktu belajar


Ketiga yang perlu diatur yaitu waktu belajar, baik perhari atau per Minggu.

4. Proses pembelajaran.
Hal yang perlu diatur tentang proses pembelajaran.

C. Struktur Kurikulum Merdeka


Satuan pendidikan perlu mengorganisasikan pembelajaran ke dalam bentuk struktur
kurikulum yang meliputi:

1. Intrakurikuler
Pembelajaran berisi muatan mata pelajaran dan muatan tambahan lainnya jika ada (mulok),
penetapan konsentrasi, dan Praktik Kerja Lapangan untuk SMK atau magang untuk SLB.

2. Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila


Kegiatan projek profil dirancang terpisah dari intrakurikuler untuk menguatkan upaya
pencapaian kompetensi dan karakter sesuai dengan profil pelajar Pancasila melalui tema dan
pengelolaan projek berdasarkan dimensi dan fase.

3. Ekstrakurikuler
Kegiatan kurikuler yang dilakukan di luar jam belajar di bawah bimbingan dan pengawasan
satuan pendidikan.

D. Prinsip dalam Pengorganisasian Pembelajaran


Pengorganisasian pembelajaran perlu memperhatikan prinsip-prinsip berikut:

1. Kebutuhan Peserta Didik


Memprioritaskan kebutuhan peserta didik
Pemenuhan kebutuhan peserta didik menjadi prioritas utama dalam setiap kebijakan satuan
pendidikan. Ketika pengorganisasian pembelajaran, Satuan Pendidikan harus
memprioritaskan kebutuhan peserta didik dulu sebelum yang lain.

2. Kesesuaian Pendidik dan Tenaga Kependidikan


Menyesuaikan sumber daya pendidik dan tenaga kependidikan.
Kunci utama proses pembelajaran adalah guru. Maka pengorganisasian pembelajaran perlu
menyesuaikan sumberdaya pendidik dan tenaga kependidikan.

3.Ketersediaan Sarana

5.Pengertian Platform Teknologi Prioritas ( 4 JP)

Tujuan & Manfaat Platform Teknologi Program Sekolah Penggerak

● Memudahkan guru untuk menemukan perangkat ajar berdasarkan pembelajaran dengan


paradigma baru

● Guru mendapatkan rekomendasi perangkat ajar berdasarkan hasil asesmen (penilaian)

● Membantu Guru untuk dapat menerapkan teaching at the right level (TaRL)

● Memperkenalkan dan mengimplementasikan Profil Pelajar Pancasila sebagai dasar


pembelajaran dengan paradigma baru

● Guru dapat terus belajar dan mendapatkan berbagai inspirasi untuk mengembangkan
kompetensinya kapanpun dan dimanapun

● Guru memiliki wadah untuk mendokumentasikan hasil-hasil karyanya dan mendapatkan


umpan balik dari rekan sejawat

1. Perencanaan Berbasis Data Bagian 1


 Platform SIPLah Sistem Informasi Pengadaan di Sekolah
Bantuan Pemerintah yang dikelola oleh Satuan Pendidikan cukup banyak Dana yang
dikelola Satuan Pendidikan merupakan dana transfer daerah yang menjadi tanggung jawab
pemerintah daerah yang bersangkutan Berkurangnya partisipasi Satuan Pendidikan dalam
memberikan laporan ke Kemendikbudristek Pembelanjaan dana BOS secara offline langsung
oleh kepala sekolah dengan pencatatan manual lebih rentan terhadap korupsi dan kolusi
Sangat penting untuk mendorong peningkatan transaksi secara elektronik, sehingga tercatat
dan dengan mudah dipantau oleh pihak pihak yang berkepentingan.

a.Tujuan Siplah

1.Memudahkan pelaksanaan pengadaan PBJ Satuan Pendidikan

2. Memudahkan Satuan Pendidikan untuk memperoleh barang/jasa dalam mengelola dana


Satuan Pendidikan;

3. Mendorong pelaksanaan PBJ Satuan Pendidikan sesuai dengan prinsip PBJ Satuan
Pendidikan;

4. Mendukung proses PBJ Satuan Pendidikan secara/praktis;

5. Mewujudkan penyelenggaraan PBJ Satuan Pendidikan yang transparansi;

6. Memudahkan pencatatan transaksi pengadaan barang/jasa oleh Satuan Pendidikan

b. Prinsip

1.Efektif yaitu pengelolaan SIPLah berorientasi kepada pengguna layanan dalam


melaksanakan PBJ Satuan Pendidikan;

2. Efisien yaitu pengelolaan SIPLah dikembangkan dengan terus memperhatikan


perkembangan teknologi yang memberikan kemudahan kepada pengguna layanan;

3. Transparan yaitu pengelolaan SIPLah dilakukan secara terbuka dan memperhatikan


masukan dan saran pengguna layanan;

4. Adil yaitu pengelolaan SIPLah dilakukan dengan memperhatikan kepentingan-


kepentingan pengguna layanan sesuai dengan peran masing-masing.
2. Perencanaan Berbasis Data 2
Aplikasi ARKAM

Tugas dan tanggung jawab tim BOS Sekolah sebagai berikut:

a. Mengisi dan memutakhirkan data sekolah secara lengkap dan valid ke dalam Simpatika
sesuai dengan kondisi riil disekolah;

b. Bertanggung jawab mutlak terhadap hasil isian data sekolah yang masuk dalam Simpatika;
c. Menyusun RKAM mengacu pada prinsip-prinsip efektivitas, efisiensi, akuntabilitas, dan
transparansi pengelolaan Dana BOS Reguler;

d. Melakukan input RKAM pada sistem yang telah disediakan oleh Kementerian

merupakan sistem informasi yang memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk
memfasilitasi sekolah dalam melakukan tata kelola perencanaan, penganggaran, pelaksanaan
dan penatausahaan serta pertanggungjawaban dana bantuan operasional sekolah dalam
bentuk digital.

Saat ini SDS sendiri terdiri dari 3 Aplikasi yang saling mengisi satu dengan lainnya:
1. ARKAM untuk perencanaan, penganggaran, penatausahaan, dan pelaporan

2. SIPLAH untuk membantu sekolah melakukan pengadaan/ pembelanjaan

3. Tanya BOS untuk membantu sekolah berinteraksi dan mendapat informasi


terpercaya mengenai isu-isu berkaitan dengan pengelolaan dana BOS

d. Penutup

Demikian laporan pengembangan diri yang berupa kegiatan Pelatihan Komite


Pembelajaran Kepala Sekolah dan Guru Program Sekolah Penggerak Angkatan 2
sebagai bentuk pertanggungjawaban dalam melaksanakan tugas. Semoga bermanfaat
untuk kepentingan pendidikan khususnya dalam melaksanakan tugas Implementasi
Kurikulum Merdeka .Tak lupa penulis sampaikan terima kasih kepada semua pihak
atas segala kesempatan, fasilitas, dan pendampingan selama penulis mengikuti
pembinaan karier.

Anda mungkin juga menyukai