Perbaikan Resume Fira
Perbaikan Resume Fira
Kelas : PAI 2
Nim : 211010035
Matkul : Eduparenting Islam
Tugas Resume:
Tugasnya mencari kasus di sekeliling kita baik nyata maupun melalui era digital.
Materinya:
1. pola komunikasi orang tua dan anak
2. gaya orang tua dalam mendidik anak
3. pendidikan anak di era digital
4. kenakalan anak dan penanggulangan nya
5. dinamika pengasuhan dalam keluarga
kemudian membandingkan dengan pola pengasuhan yang islami, merujuk pada Al-
Quran dan Hadis.
1. Kasus Nyata: Pengaruh Stres dan Keseimbangan Kerja-Keluarga terhadap Pola
Komunikasi Orang Tua dan Anak
(Ayah) dan (Anak) menghadapi tekanan keseimbangan antara pekerjaan dan
keluarga. Ayah, sebagai seorang profesional dengan jadwal padat, seringkali merasa
stres dan kurang waktu untuk berkomunikasi dengan Anaknya. Konflik muncul
karena stres Ayahnya memengaruhi kualitas komunikasi mereka, dan Anaknya
merasa diabaikan.
Pola Komunikasi Orang Tua-Anak:
a. Kurangnya Waktu Berkualitas: Irfan merasa kesulitan menemukan waktu untuk
berbicara dan terlibat dalam kegiatan keluarga dengan anaknya karena tekanan
pekerjaan.
b. Ketidaksepahaman Terhadap Masalah Remaja: anaknya merasa kesulitan membuka
diri kepada ayahnya tentang masalah remaja karena kurangnya waktu dan kehadiran
emosional ayahnya.
c. Stres dan Komunikasi yang Terganggu: Stres irfan dari pekerjaan menyebabkan
ketegangan dan kurangnya kesabaran dalam berkomunikasi dengan anaknya.
Pola Pengasuhan Islam:
a. Prioritas Keluarga (Hadis): Rasulullah SAW menekankan pentingnya memberikan
waktu dan perhatian kepada keluarga. irfan dapat mencari solusi untuk menjaga
keseimbangan antara pekerjaan dan keluarga sesuai dengan ajaran Islam.
b. Komunikasi Terbuka (Al-Qur'an 4:135): Islam mendorong komunikasi terbuka dalam
keluarga. ayah dan anak dapat saling berbicara secara terbuka tentang perasaan
mereka dan mencari solusi bersama.
c. Menenangkan Hati (Al-Qur'an 13:28): Islam memberikan pedoman untuk
menenangkan hati. irfan dapat mencari cara untuk mengelola stresnya dengan bantuan
kegiatan yang memberikan ketenangan dan dukungan keluarga.
Tantangan dan Solusi:
Tantangan: Kurangnya Waktu Berkualitas. irfan merasa sulit menemukan waktu untuk
berinteraksi dengan anaknya.
Solusi: ayah dan anak dapat membuat jadwal khusus untuk beraktivitas bersama,
bahkan jika hanya sesederhana makan malam bersama atau berbicara selama beberapa
menit setiap hari.
Tantangan: Ketidaksepahaman Terhadap Masalah Remaja. mutma merasa sulit
membuka diri kepada ayahnya tentang masalah remaja.
Solusi: irfan dapat menciptakan suasana di mana anaknya merasa nyaman berbicara,
dan irfan dapat meningkatkan pemahamannya tentang masalah remaja dengan
membaca atau mencari saran dari sumber-sumber yang tepercaya.
Tantangan: Stres dan Komunikasi yang Terganggu. Stres irfan menyebabkan
ketegangan dalam komunikasi keluarga.
Solusi: irfan dapat mencari dukungan dari anggota keluarga atau profesional untuk
mengelola stresnya, sehingga komunikasi dengan anaknya menjadi lebih santai dan
produktif.
Kesimpulan:
Dengan memahami dan mengelola tantangan stres dan keseimbangan kerja-
keluarga, ayah dan anak dapat meningkatkan pola komunikasi mereka. Dengan
merujuk pada ajaran Islam, mereka dapat menemukan cara untuk memprioritaskan
keluarga dan membangun hubungan yang kuat dan sehat.
2. Resume Kasus Nyata: Kekerasan Orang Tua Dalam Mendidik Anak (Pola Asuh
Otoriter)
Dalam lingkungan sekitar, terdapat kasus seorang anak, Mutma, yang mengalami
kekerasan fisik ini bersifat mengekang, menuntut dan tidak memberi
kebebasan kepada anaknya. Orang tua Mutma, Ayah Irfan dan Ibu Sauriah, seringkali
menggunakan hukuman fisik sebagai metode pengajaran dan kontrol perilaku. Mutma
tampak tertutup, ketakutan, dengan gejala kecemasan yang muncul. Prestasi
akademiknya menurun, dan hubungan sosialnya terganggu.
Gaya Orang Tua Dalam Mendidik Anak:
Ayah Irfan menggunakan pola komunikasi otoriter, di mana dia memberikan
perintah tanpa memberikan penjelasan atau mendengarkan pendapat Mutma. Ibu
Sauriah , di sisi lain, sering mengekspresikan ketidakpuasannya secara agresif pasif
melalui sindiran atau ekspresi wajah tanpa berkomunikasi secara terbuka.
Pola Pengasuhan Islami:
Dalam Islam, pola pengasuhan menekankan pada kasih sayang, pemahaman, dan
komunikasi yang baik antara orang tua dan anak. Al-Qur'an dan Hadis menyarankan
untuk memberikan pendidikan dengan lembut dan memberikan teladan yang baik.
Sebagai contoh, dalam Al-Qur'an (Luqman 31:13), disebutkan, "Dan (ingatlah juga)
ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya,
'Hai anakku, janganlah kamu menyekutukan Allah. Sesungguhnya menyekutukan
(Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar.'"
Tantangan dan Solusi:
a. Tantangan:
Ketidakpahaman Ajaran Islam: Orang tua mungkin tidak sepenuhnya memahami
ajaran Islam tentang pengasuhan.
Pola Komunikasi Turun Temurun: Orang tua mungkin mengalami pengasuhan yang
keras dalam keluarga mereka dan melanjutkannya tanpa menyadari dampak
negatifnya.
b. Solusi:
Pendidikan Agama: Memberikan pendidikan agama yang baik kepada orang tua
untuk memastikan pemahaman yang benar tentang ajaran Islam.
Konseling Keluarga: Menggunakan pendekatan konseling untuk membantu orang tua
memahami akar masalah dan mencari solusi bersama.
Pelatihan Komunikasi: Memberikan pelatihan komunikasi kepada orang tua untuk
meningkatkan keterampilan komunikasi mereka, termasuk mendengarkan dan
memberikan penghargaan terhadap pendapat anak.
Kesimpulan:
Kekerasan anak dalam kasus ini mencerminkan ketidakselarasan antara pola
komunikasi orang tua dan nilai-nilai pengasuhan Islami. Tantangan utama melibatkan
pemahaman yang kurang baik terhadap ajaran Islam dan pengaruh pola pengasuhan
turun temurun. Solusinya melibatkan pendidikan agama, konseling keluarga, dan
pelatihan komunikasi untuk menciptakan lingkungan yang lebih sesuai dengan nilai-
nilai kasih sayang dan pemahaman dalam Islam. Dengan demikian, integrasi antara
prinsip-prinsip Islam dan pengasuhan yang baik dapat membentuk keluarga yang
sehat dan penuh kasih sayang.
3. Kasus Nyata: Pengaruh Media Sosial Terhadap Perkembangan Sosial dan
Emosional Anak
Sauriah (Ibu) memiliki putri remaja, Mutma (Anak), yang aktif menggunakan
media sosial. Anaknya menghabiskan banyak waktu di platform tersebut, berinteraksi
dengan teman-teman sebaya dan mengonsumsi berbagai konten. Tantangan muncul
ketika Ibunya melihat perubahan dalam perilaku dan suasana hati anaknya, serta
adanya ketidakseimbangan dalam interaksi sosial dan perkembangan emosionalnya.
Pendidikan Anak di Era Digital: