Anda di halaman 1dari 13

Perencanaan Konservasi

Air Tanah dan Air pada


DAS Saba
Annisa Chairani/ 114190093/ A
Daerah Aliran Sungai (DAS)
suatu wilayah yang merupakan kesatuan ekosistem yang dibatasi oleh
pemisah topografi dan berfungsi sebagai pengumpul dan penyalur air,
sedimen, unsur hara melalui sistem sungai dan berfungsi sebagai otlet
tunggal.

Erosi
proses hilangnya atau terkikisnya tanah atau bagian-bagian tanah dari suatu
tempat yang terangkut oleh air atau angin ke tempat lain. Tanah yang
tererosi diangkut oleh aliran permukaan akan diendapkan di tempat-tempat
aliran air melambat seperti sungai, saluran-saluran irigasi, waduk, danau
atau muara sungai.
Seiring berjalannya waktu pertumbuhan penduduk
semakin bertambah dan hal itu diikuti dengan
perkembangan ekonomi dan peningkatan pemanfaatan
sumber daya alam yang mengakibatkan kerusakan DAS
yang mencapai tingkat kritis hingga sangat kritis.
Luas Wilayah 15.314 Hektar

Tingkat Kekritisan DAS Saba Agak Kritis, dengan luas 4.211,76 hektar (31,40 %)

Potensial Kritis 6.846,70 hektar (51,04 %)

Tidak Kritis 2.353,88 hektar (17,55 %)

Curah Hujan Rata-Rata Sangat Tinggi (>1000 mm/thn)

Kemiringan Lereng Agak Curam (15-25%)


Hutan Sawah Kebun Campuran
Permasalahan
DAS Saba

Permasalahan aktual pada DAS Saba yaitu masih dimanfaatkannya lahan dengan
kemiringan lereng agak curam sampai dengan curam untuk penggunaan kebun
campuran tanpa tindakan konservasi serta kondisi penutupan lahan yang buruk. Kondisi
pemanfaatan lahan yang tidak sesuai dengan kaidah-kaidah konservasi tanah dan air ini
menyebabkan DAS Saba rentan akan ancaman EROSI. Hal tersebut berkaitan dengan
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 37 tahun 2021 tentang
Pengelolaan Daerah Aliran Sungai
Peraturan tersebut dibuat berdasarkan ketentuan dari Undang-
Undang Nomor 41 Tahun 1999 pada pasal 3 mengenai kehutanan
dengan terjadinya penurunan daya dukung daerah aliran sungai
yang dicirikan dengan banjir, longsor, erosi, sedimentasi, dan
kekeringan sehingga mengganggu kehidupan dan perekonomian.
Berdasarkan peraturan tersebut, sebaiknya dilakukan pengelolaan
pada DAS Saba yang mengatur hubungan timbal balik antara
sumber daya alam dengan manusia di dalam daerah aliran sungai
dan segala aktivitasnya supaya terwujud suatu kelestarian dan
keserasian ekosistem serta meningkatnya permanfaatan sumber
daya alam bagi manusia secara berkelanjutan. Peraturan
pemerintah tersebut mengatur pengelolaan daerah aliran sungai
dari mulai hulu sampai ke daerah hilir.
01 02 03
Perencanaan Pelaksanaan Monitoring

04 05 06
Evaluasi Pembinaan Pengawasan
Mentri Gubernur Bupati/Walikota
DAS lintas negara DAS dalam DAS dalam
dan DAS lintas provinsi dan/atau kabupaten/kota
provinsi lintas
kabupaten/kota
1. Optimalisasi penggunaan lahan sesuai dengan fungsi dan Daya Dukung wilayah
2. Penerapan teknik konservasi tanah dan air dilakukan dalam rangka
pemeliharaan kelangsungan daerah tangkapan air, menjaga kualitas, kuantitas,
kontinuitas dan distribusi air
3. Pengelolaan vegetasi dilakukan dalam rangka pelestarian keanekaragaman
hayati, peningkatan produktivitas lahan, restorasi ekosistem, rehabilitasi dan
reklamasi lahan
4. Peningkatan kepedulian dan peran serta Instansi Terkait dalam pengelolaan DAS
5. Pengembangan kelembagaan Pengelolaan DAS untuk meningkatkan koordinasi,
integrasi, sinkronisasi dan sinergi lintas sektor dan wilayah administrasi.
1. Menjaga dan memelihara produktivitas dan keutuhan ekosistem
dalam DAS secara berkelanjutan
2. Bimbingan teknis dan fasilitasi dalam rangka penerapan teknik
konservasi tanah dan air demi kelangsungan daerah tangkapan air,
untuk menjaga kualitas, kuantitas, kontinuitas dan distribusi air
3. Peningktan koordinasi, integrasi, sinkronisasi dan sinergi antar
sektor dan wilayah administrasi dalam rangka mempertahankan
kelestarian vegetasi, keanekaragaman hayati dan produktivitas
lahan
4. Peningkatan kapasitas kelembagaan Pengelolaan DAS untuk
meningkatkan koordinasi, integrasi, sinkronisasi dan sinergi lintas
sektor dan wilayah administrasi.
Arsyad, S. 2010. Konservasi Tanah dan Air. IPB Press. Bogor.

Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Unda Any

Diara I Wayan, I Wayan Sandi Adnyana, I Nyoman Merit, I Nyoman Sunarta,


Tatiek Kusmawati, Ni Made Trigunarsih, Made Sri Sumariasih,
Wiyanti. 2001. Diktat Konservasi Tanah dan Air. Fakultas Pertanian.
Universitas Udayana. Denpasar. Effendi, S. 1995. Pelestarian
Lingkungan Hidup Melalui Pengendalian Erosi Tanah.
Thankyou

Anda mungkin juga menyukai