Anda di halaman 1dari 26

NAMA : AHMAD NAOFAL

NIM : 221210078

KELAS : PAI 3C

MK : SEJARAH PERADABAN ISLAM II

NO ABSEN : 03

JAWABAN

1). a). -Perkembangan peradaban islam pada Dinasti


fatimiyah yaitu sebagai berikut
- Perkembangan politik
Pada masa pemerintahan Fatimiyah, kepala negara
dipimpin oleh seorang imam atau khalifah. Bagi mereka,
keberadaan para imam ini memang sesuatu yang
diwajibkan dan merupakan tradisi kekuasaan yang sudah
turun temurun, mulai dari Nabi Muhammad Saw.. Ali bin
Abi Thalib, kemudian selanjutnya diteruskan oleh para
imam. Imamah ini diwariskan dari seorang bapak kepada
anak laki-laki yang paling tua dari keturunan mereka.
Adapun syarat penting yang harus dipenuhi dalam
pengangkatan seorang imam adalah adanya nash atau
wasiat khusus dari imam sebelumnya. Wasiat ini bisa
disampaikan di hadapan umat Islam secara umum, atau
hanya diketahui oleh orang-orang tertentu sebagian dari
mereka saja. Para imam ini dianggap sebagai penjelmaan
Allah Swt. di bumi, dan sebagai tempat rujukan utama
dalam syariat, serta orang yang dalam ilmunya.
Dalam menjalankan pemerintahannya, Dinasti Fatimiyah
membentuk wazir-wazir (tanfid dan tafwid). Wazir ini
mulai dibentuk pada masa kekhalifahan Aziz Billah,
tepatnya pada bulan Ramadhan tahun 367H/979 M. Selain
itu, dinasti ini juga membentuk dewan-dewan dalam
pemerintahannya, seperti dewan majelis, dewan nazar,
dewan tahkik (sekretaris) dewan harid (pos), dewan tartib
(keamanan), dewan kharraj (pajak), dan lain sebagainya.
- Masa kejayaan Dinasti Fatimiyah dan bidang yang
dicapai Dinasti ini
1. Bidang militer
Dalam bidang militer, keberhasilan dalam bidang militer
adalah keberhasilan. penaklukan wilayah-wilayah di luar
kekuasaan Dinasti Fatimiyah. Ekspansi militer ini dimulai
pada masa pemerintahan pertama Al Mahdi dan
dilanjutkan oleh para penerusnya. Penaklukan Spanyol
pada era Al Mahdi menyebabkan kegagalan mereka. dan
akhirnya berhasil pada era Al Muiz.

Dengan keberhasilan di bidang militer tersebut, wilayah


kekuasaan dinasti Fatimiyah pada puncaknya menjadi
sangat luas dengan Mesir sebagai pusatnya. Wilayah
Fatimiyah meliputi Afrika Utara, Sisilia, pantai Laut Merah,
Afrika, Palestina, Suriah, Yaman, Hijaz, wilayah pesisir
Perancis dan sebagian Spanyol. Keberhasilan dinasti
Fatimiyah dalam mempersembahkan wilayah
kekuasaannya tidak lepas dari prajurit yang dimilikinya,
tentara yang kuat di Mesir dan Indonesia melalui angkatan
laut dan angkatan udara. Dinasti Fatimiyah juga memiliki
tentara bayaran yang terbagi menjadi dua kelompok,
kelompok pertama adalah bayangan tengah atau Jamilah,
mereka direkrut dengan cara membeli di pasar budak,
itulah sebabnya banyak kemajuan di Afrika, kelompok
kedua adalah tentara bayaran dari Eropa, atau lebih.
Umumnya. dikenal sebagai kaum budak, yaitu masyarakat
termiskin di Eropa Timur dan terpaksa hidup sebagai
budak untuk mencari nafkah. Itu terjadi kemarin: kemajuan
yang dicapai Sari Fatimiya di bidang militer dan
keberhasilan pemekaran wilayah membuka jalan bagi
kemajuan di bidang lain untuk mencapai puncak kejayaan.
2. Bidang sosial
Kemajuan yang dicapai Dinasti Fatimiyah dalam bidang
sosial yaitu terciptanya. kehidupan yang aman, damai, dan
toleran. Memang mayoritas khalifah Fatimiyah, terutama
pada masa kejayaannya (al-Muiz dan al-Aziz) adalah orang
-orang yang moderat, toleran, dan perhatian terhadap
persoalan agama non-Muslim. Pada masa ini, kehidupan
berlangsung harmonis dan damai. Bahkan digambarkan
sebagai kehidupan ideal yang penuh toleransi.

Di sisi lain, sebagian besar khalifah Fatimiyah hidup


mewah namun nyaman dan tidak melupakan nilai-nilai
kedermawanan. Bahkan al-Aziz sendiri mempunyai 20.000
rumah berlantai 5-6, namun ia suka bersedekah dalam
jumlah besar. Dinasti Fatimiyah berhasil membangun
daratan yang luas di timur dan peradaban yang sangat
khas. Pertanyaan ini menarik karena sistem administrasi,
kegiatan kesenian, tingkat toleransi, dan efektifitas
angkatan bersenjata dan ketentaraan yang sangat baik
semuanya. diserahkan kepada ulama Syiah; dan kaum
Sunni hanya menempati posisi lebih rendah. Akibatnya,
beberapa pejabat Sunni Fatimiyah beralih mendukung
Syiah untuk meningkatkan status mereka. Di sisi lain, al-
Mu'iz membangun toleransi beragama agar pemeluk
agama lain, misalnya Kristen, diperlakukan dengan baik
dan di antaranya diangkat menjadi pejabat di istana.

3. Bidang Ilmu Pengetahuan dan Sastra


Puncak kesuksesan dinasti Fatimiyah pada masa al-Aziz
dikatakan sebanding dengan masa kejayaan Dinasti
Abbasiyah pada masa al-Ma'mun, khususnya dalam
bidang ilmu pengetahuan dan sastra. Hal ini membuat
Dinasti Fatimiyah mengalami puncak kejayaannya dalam
bidang ini.
b). Keruntuhan dan kemunduran Dinasti Fatimiyah
Dinasti Fatimiyah yang pada masa puncak kejayaannya
ditandai dengan kehidupan masyarakat yang aman,
harmonis, dan toleran, akhimya mengalami kemunduran
seiring pergantian penguasa. Benih-benih kemunduran itu
dimulai setelah khalifah al-Aziz wafat, dan digantikan oleh
al-Hakim yang tidak lagi mempertontonkan wajah
toleransi. Pemerintahan tangan besi al-Hakim menyulut
ketidakpuasan sebagian kalangan, sehingga masa
pemerintahannya disebut sebut menjadi awal kemunduran
Dinasti Fatimiyah. Meski sempat diusahakan untuk
dikembalikan ke masa-masa kejayaannya oleh Sitt al-Mulk,
tetapi usahanya menjadi nihil seiring kematiannya.
Kemunduran Dinasti Fatimiyah pun terus berlanjut dan
semakin parah pada masa pemerintahan al-Muntasir dan
khalifah-khalifah sesudahnya. Dinasti Fatimiyah benar-
benar runtuh di masa Khalifah al-Adid tahun 1171 M.
Pada masa pemerintahan al-Muntasir, Dinasti Fatimiyah
mengalami penurunan jumlah wilayah kekuasaan yang
cukup penting. Hal tersebut berdampak pada
kemerosotan ekonomi. Pada masa ini juga masyarakat
banyak yang jatuh miskin dan terjadi kelaparan selama
tujuh tahun. Namun, kondisi kemiskinan yang melanda
masyarakat Fatimiyah tidak berbanding lurus dengan
kondisi sang khalifah, di mana menurut sejarawan Philip K.
Hitti, al-Mustansir adalah khalifah yang paling kaya di
antara khalifah-khalifah Dinasti Fatimiyah. Di bawah
khalifah berikutnya, al-Zahir mewarisi harta warisan dinasti
Fatimiyah yang berada dalam kekacauan akibat wabah
penyakit. Dalam masa ini, harta kekayaan Kerajaan
Fatimiyah mengalami penurunan yang serius. Wilayah
mereka semakin mengecil setiap hari. Hal ini
menunjukkan luhwa Dinasti Futimiyah akan segera hancur.
Tanda-tanda kemunduran dinasti Fatimiyah muncul pada
akhir pemerintahun Aziz. Namun baru muncul pada masa
pemerintahan al-Muntasir dan berlanjut hingga akhir
kekuasaan Fatimiyah pada masa pemerintahan al-Adid.
Faktor-faktor yang menyebabkan kemunduran dan
keruntuhan Dinasti Fatimiyah dapat dibagi menjadi dua
kategori, yaitu internal dan eksternal:

1. Faktor Internal

Faktor intemal terbesar yang menyebabkan jatuhnya


Dinasti Fatimiyah adalah lemahnya kekuasaan pemerintah.
Menurut Ibrahim Hassan, para khalifah tidak lagi memiliki
semangat yang tinggi seperti yang ditunjukkan oleh para
pendahulu mereka. ketika mereka mengalahkan tentara
barbar di Kairouan. Kehidupan khalifah yang mewah
menjadi penyebab utama hilangnya semangat untuk
peningkatan. Selain itu, para khalifah juga kurang bersuara
dalam memerintah, sehingga roda pemerintahan tidak
berjalan secara efektif.

2. Faktor Eksternal
Faktor eksternal yang menyebabkan runtuhnya Dinasti
Fatimiyah adalah kedatangan Tentara Salib dan
penyerangan Almaric, raja Yerusalem pada tahun 1167 M
yang berdiri di pintu gerbang Kairo. Saat itu, Khalifah Zafir
melalui menterinya Ibnu Salar meminta bantuan kepada
Nuruddin Zanki, penguasa Syria di bawah Baghdad.
Nuruddin mengirim pasukan ke Mesir di bawah pimpinan
Syirkuh dan Salahuddin al-Ayyubi, yang kemudian berhasil
mencegah Tentara Salib menyerang Mesir. Kekuasaan
Zafir kemudian direbut oleh menterinya, Ibnu Salar. Tapi
kemudian Ibn Salar terbunuh, dan Zafir terbunuh secara
misterius, dan kemudian putra Zafir Faiz, yang baru
berusia empat tahun ketika dia naik takhta. Khalifah muda
meninggal pada usia 11 tahun dan digantikan oleh
sepupunya Adhid Su, yang pada tahun 1167 M pasukan
Nur-Din Zanki di bawah pimpinan Sheikh dan Salahuddin
untuk kedua kalinya masuk kembali ke Mesir. Kehadiran
mereka kali ini tidak hanya membantu pertempuran
melawan Tentara Salib, tetapi juga menguasai Mesir. Pada
akhirnya, pasukan Noor al-Din berhasil mengalahkan
Tentara Salib dan menguasai Mesir.

2). a). Faktor-faktor yang mendorong kejayaan turki yaitu


dengan dukungan militer yang kuat satu persatu wilayah di
sekitarnya bisa dikuasai oleh turki utsmani yang tadinya
hanya memiliki wilayah kecil, hingga mampu menguasai
hampir separuh wilayah dunia. Setelah Utsman wafat,
puteranya Orkhan menggantikan kepemimpinannya, pada
masanyalah Islam mulai masuk ke Eropa. Orkhan berhasil
mereformasi pasukan militer dan membentuk tiga
pasukan utama, yaitu Sipahi (tentara regular) yang
mendapatkan gaji setiap bulannya, kedua, tentara Hazeb
(tentara Irreguler) yang digaji saat mendapatkan harta
rampasan (ghanimah), yang ketiga, Jennisari direkrut saat
mereka berumur dua belas tahun, kebanyakan anak-anak
Kristen. yang dibimbing keislamannya dan disiplin yang
tinggi. Strategi itu ternyata berhasil menjadikan Turki
Utsmani kerajaan dengan kekuatan militer terkuat pada
saat itu. Tidak menunggu lama satu persatu daerah
kekuasaan barat berhasil diambil alih. Pemimpin-
pemimpin selanjutnya masih melanjutkan usaha
perluasan wilayah, namun benteng kekuatan barat belum
juga bisa ditaklukkan yaitu, Kontantinopel. l
Dasar ekonomi Utsmaniyah saat itu terintegrasi dengan
konsep dasar negara dan masyarakat Timur Tengah.
Tujuan utama negara waktu itu adalah memperkuat dan
memperluas kekuasaan pemimpin. Dengan semakin
luasnya daerah kekuasaan akan menambah pos-pos
pendapatan yang baru. Selain itu juga dengan cara
mensejahterakan kelas pekerja sehingga pemerintah juga
mendapatkan timbal balik yang mumpuni, karena kaum
pekerja yang loyal dengan pemerintah. Sehingga
kemakmuran rakyat pun terjamin, dan kerusuhan. dan
pertentangan di masyarakat bisa diredam.
Puncak keemasan Dinasti Turki Utsmani pada
pemerintahan Muhammad. Al Fatih (1451-1484 M) dan
Sultan Sulaiman Al Qanuni (1520- 1566 M). Ketika
Konstantinopel berhasil ditaklukkan Muhammad Al Fatih
pada tahun 1453 M. merupakan awal penguasaan Islam
terhadap benua Eropa dan mengakhiri kekuasaan Barat di
kawasan Timur Tengah. Sejak saat itu jalur perdagangan
utama Barat lewat Laut Tengah menempuh jalur darat
melintasi Asia Tengah. menuju China dikuasai Turki dan
karenanya, banyak para pelaut Eropa yang lebih memilih
untuk memutar ke Afrika dan menempuh Samudera
Hindia. Sebagian bahkan mencoba untuk menguji teori
Bumi bulat dengan memutari Amerika dan tiba di Asia
Tenggara dari arah timur dan memulai periode
imperialisme dan kolonialisme Barat.
Dengan meluasnya wilayah kekuasaan Turki Utsmani
menjadikan hampir semua jalur perdagangan dunia
berada di bawah kekuasaannya negara-negara Eropa.
b). Bidang-bidang yang dicapai Dinasti Turki Usmani:
Kekuatan politik yang dimiliki Turki Usmani, membawa
kekhalifahan ini memiliki kemajuan-kemajuan dalam
bidang-bidang kehidupan lain. Meskipun ada juga yang
berpendapat bahwa masa Turki Usmani adalah masa yang
paling suram bagi perkembangan kebudayaan dan ilmu
Pengetahun. Perkembangan peradaban islam Turki
Usmani antara lain:
-Bidang Kemiliteran
Seorang tokoh yang menonjol dalam pengembangan
militer kerajaan turki Usmani adalah Sultan Orkhan (1336-
1359). Dia berhasil mengatasi kerusuhan. yang terjadi
dalam lembaga kemiliteran sekaligus mengadakan
pembaharuan (Syalibi, 1977:645). Hal terpenting dari
pembaharuan organisasi militer Usmani yang dilakukan
Orkhan adalah pada sistem perekrutan anggota Turki,
akan tetapi bangsa-bangsa non Turki dimasukan sebagai
anggota, juga anak-anak Kristen yang masih kecil
diasramakan dan dibimbing dalam nuansa Islami untuk
dididik menjadi prajurit. Program baru yang ditempuh
Orkhan ini ternyata berhasil dengan terbentuknya
kelompok militer tangguh dan profesional yang disebut
Jennissaries.
Dengan demikian dapat dipahami bahwa semula keajaan
Usmani hanya memiliki wilayah yang sangat kecil, tetapi
dengan dukungan militer yang kuat, mereka
mengembangkan sayap untuk memperluas wilayah
kekuasaannya, baik di belahan Timur maupun di Barat, dan
akhirnya dalam rentang waktu lebih kurang dua abad Turki
Usmani berubah menjadi sebuah imperium yang ditakuti
lawan.
-Bidang Ekspansi

Secara Umum, proses perluasan wilayah kekuasaan Turki


Usmani dapat dibagi menjadi dalam dua periode Periode
pertama, dimulai pada masa Sultan Usmani sampai
dengan datangnya serangan tentara Mongol yang
dipimpin oleh Timur Lenk. Periode kedua adalah periode
pasca serangan Timur Lenk.
Pada periode pertama, Turki Usmani berhasil
menaklukkan beberapa daerah. Pada tahun 1326 ML.
Orkhan, pengganti ayahnya, Usman, berhasil merebut
Bursa, sebuah kota penting diujung barat Anatolia
Penguasaan atas kota Bursa ini merupakan langkah dasar
bagi Turki Usmani untuk meluaskan wilayahnya baik di
Anatolia maupun Balkan. Pada masa berikutnya, Murad I
(1360-1389), secara berturut-turut berhasil menaklukan
daerah Gallipoli (1357 M). Edirne 1362 M), Slopia (1385 M),
Salonik (1387 M).
Prestasi lain yang berhasil diukir Murad I adalah mampu
mengalahkan pasukan sekutu Kristen Eropa (Serbia,
Bisynak, Bulgaria, Albania, dan Hongaria) dalam
pertempuran dahsyat di Qaushah pada tahun 1389 M.
Meskipun pasukan Usmani berhasil menenangkan
pertempuran, namun Murad 1 (yang memimpin tentara
Usmani) terpaksa menjadi korban, sehingga putranya
Bayazid I (1389- 1403 M) melanjutkan perjuangan. Pada
tahun 1390 M, ia berhasil menguasai Ala Syahr, para
penguasa wilayah ini sekaligus mengakhiri kekuasaan
Byzantium di Asia kecil (Syalaby, 1977:514).
- Bidang pengetahuan
Meskipun pengembangan ilmu pengetahuan tidak
mendapat perhatian besar, namun tetap ada perubahan
pada masa Dinasti Utsmani. Saat itu, ada dua buah surat
kabar yang muncul, yaitu berita harian Feko (1831 M) dan
jumal Tasfiri efkyar (1862 M). Selain itu, terjadi
transformasi pendidikan dengan mendirikan sekolah-
sekolah dasar dan menengah (1881 M) perguruan tinggi
(1869 M), serta mendirikan Fakultas Kedokteran dan
Hukum. Para belajar yang berprestasi juga dikirim ke
Prancis untuk melanjutkan studinya, yang sebelumnya
tidak pernah terjadi.
Sementara itu, seni arsitektur berkembang sangat pesat,
masjid yang indah. dibangun, seperti Masjid Jami' Sultan
Muhammad al-Fatih, Masjid Agung Sulaiman, dan Masjid
Ayyub al-Ansyari, yang semula adalah gereja Aya Sophia.
Semua masjid ini dihiasi dengan kaligrafi yang indah.
3). a). Kemajuan peradaban islam yang berhasil dicapai
Dinasti murabithun yaitu
_ Agama dan Pendidikan
Perkembangan agama dan pendidikan pada masa al-
Murabithun terlihat pada wewenang yang diberikan
kepada para fuqaha (ahli fiqih) untuk mengurusi masalah
pengadilan, dan juga mengangkat derajat mereka.
Bagi kaum al-Murabithun, masjid merupakan sarana bagi
umat Islam untuk menyiarkan agama mereka, mendalami
ilmu untuk memberantas kebodohan. Sayangnya, kaum
Murabithun hanya mendalami ilmu-ilmu Furu 'iyyah (ilmu-
ilnu cabang) saja. Mereka. melupakan kitab Allah SWT dan
tidak mendalami ilmu-ilmu Ushudiyyah (ilmu-ilmu dasar)
atau ilmu-ilmu mengenai akidah. Dengan kata lain, mereka
lebih memperhatikan fiqih praktis dan mempelajari takwil
Al-Quran. Mereka juga melarang ijtihad, karena
menurutnya, ijtihad merupakan sebuah upaya yang
didasarkan pada ilmu-ilmu ushuliyyah. Pemahaman
mereka ini sangat bertentangan. dengan pemikiran Al-
Ghazali. Walaupun begitu, semua itu tidak menyurutkan
berkembangnya ilmu pengetahuan dan intelektual di
Andalusia, disebabkan karena Andalusia sebelum Dinasti
al- Murabithun telah mengalami perkembangan intelektual
yang sangat kuat.
Banyak suku, agama, dan ras hidup bersama-sama di al-
Andalus, dan masing-masing menyumbang terhadap
kemajuan intelektual di Andalusia. Buku-buku jauh lebih
tersebar luas di al- Andalus dibanding di negara lainnya di
Barat. Kemajuan intelektual al-Andalus bermula dari
perseturuan intelektual antara Bani Umayyah yang
menguasai al-Andalus, dengan Bani Abbasiyah yang
berkuasa di Timur Tengah. Penguasa Umayyah berusaha
memperbanyak perpustakaan dan lembaga pendidikan di
kota-kota al-Andalus seperti Cordoba, untuk mengalahkan
ibukota Abbasiyah Baghdad. Walaupun Bani Umayyah dan
Bani Abbasiyah saling bersaing. kedua kekhalifahan ini
mengizinkan perjalanan antara kedua kekhalifahan ini
dengan bebas, yang membantu penyebaran dan
pertukaran ide serta inovasi dari waktu ke waktu.

Pada abad ke-10, kota Cordoba memiliki 700 masjid,


60.000 istana, dan 70 perpustakaan, dan salah satu
perpustakaan yang terbesar memiliki hingga 500.000
naskah. Sebagai perbandingan, perpustakaan terbesar di
Eropa Kristen saat itu memiliki tak lebih dari 400 naskah.
bahkan pada abad ke-14 Universitas Paris baru memiliki
sekitar 2.000 buku. Perpustakaan, penyalin, penjual buku,
pembuat kertas, dan sekolah sekolah di seluruh al-Andalus
menerbitkan sebanyak 60.000 buku tiap tahunnya,
termasuk risalah, puisi, polemik dan antologi.
Ada banyakk toko ahli sains' matematika dan lain-lain
yang lahir pada masa Dinasti almurabhitun yaitu:
- Ibnu bajjah (1082-1138M) dari saragossa ahli kedokteran
- Ibnu Tufhail (1106-1185M) dari granada yang
merupakan ahli kedokteran, filsafat, dan astronomi.
- Ibnu marwan abdul al-malik ibn jahr yang merupakan
seorang dokter

-Seni dan Budaya


Meski pada masa tersebut Cordoba bukan lagi menjadi
sentra kekuasaan namun identitas intelektualnya masih
melekat sehingga kota tersebut dikenal sebagai pusat
mazhab pemikiran teoretis dan. spekulatif, sedangkan
Sevilla sebagai pusat seni sastra. Sementara Tokdo dan
Zaragoza terkenal dengan aliran matematik dan sains.
Perkembangan politik tidak banyak mempengaruhi
kebudayaan. Keporakporandaan sistem politik tidak mesti
memporak-porandakan bangunan kebudayaan dan
pemikiran. Sejarah Islam dari kurun ke kurun selalu diisi
dengan persaingan ideologi keagamaan. Hal ini
mempengaruhi sistem sosial, politik dan budaya yag ada
di Andalusia. Pada masa tersebut adalah masa skisma
ideologi dan politik yang lagi genting-gentingnya dalam
mempengaruhi ideologi resmi kekuasaan. Kekuasaan
Baghdad mengangkat mazhab Hanafi sebagai ideologi
resmi. Lalu muncullah madzhab Maliki sebagai tandingan
secara ideologis dan oposisi secara politis terhadap
kekuasaan Abbasiah.
Ketika mazhab Maliki berkembang di Andalusia maka
pihak kekhalifahan memilihnya untuk dijadikan ideologi
resmi negara. Dari sudut politis, demikian ini sangat
memberi dampak positif bagi pihak kekhalifahan
Andalusia untuk menandingi kekhalifahan Baghdad dan
Masriq pada umumnya.
Otoritas para ahli fiqh mazhab Maliki dalam mengatur soal
agama dan pemikiran sangatlah luas hingga menjadi
acuan masyarakat demi kepentingan status-quo, seperti
pelarangan studi filsafat." Sebagai konsekuensi logis,
akhirnya masyarakat Andalusia lebih. tertarik mendalami
ilmu-ilmu yang tidak dipermasalahkan unsur ideologinya
oleh para ahli fiqh status-quo semisal matematika,
astronomi dan logika.

Dari peninggalan-peninggalan perang Daulah al-


Murabithun terbukti bahwa mereka menaruh perhatian
yang besar kepada benteng yang tersebar pada banyak
kota dan daerah perbatasan.
Catatan sejarah kontemporer menyebutkan sosial budaya
yang sangat fantastis pada masa tersebut. Cordoba
sebagai ibukota Andalusia mempunyai 21 pinggiran kota,
500 masjid, 300 pemandian umum, 70 perpustakaan,
beberapa mil jalan besar, lampu jalan, hingga menjadikan
Cordoba sebagai kota terbesar di Eropa Barat. Dan saksi
yang masih tersisa kebesarannya adalah masjid Cordoba
yang dibangun pada awal kepemerintahan dinasti Umayah.
Seni arsitektur pun lebih berkembang dengan pesat dan
didukung oleh kekuasaan.
b). Penyebab kemunduran murabhitun yaitu disebabkan
oleh beberapa faktor
Pada pertengahan abad XII Dinasti Murabithun mulai retak,
di Spanyol Muluk At-Thawaif menolak kekuasaannya. Di
Marako sebuah gerakan keagamaan (Muwahidun) mulai
mengingkari.
Kelemahan dan kehancuran dinasti ini disebabkan oleh
a. Lemahnya disiplin tentara dan merajalelanya korupsi
melahirkan disintegrasi
b. Berubahnya watak keras pembawaan barbar menjadi
lemah ketika memasuki kehidupan Maroko dan Andalusia
yang mewah.
c. Mereka memasuki Andalusia ketika kecemerlangan
intelektual kalangan Arab telah menggantikan kesenangan
berperang.

d. Kontak dengan peradaban yang sedang menurun dan


tidak siap mangadakan asimilasi
e. Dikalahkan oleh dinasti dari rumpun keluargannya
sendiri (Al- Muwahidun)
Awal terjadinya kekacauan di Cordoba diakibatkan oleh.
pemberontakan para budak yang mulai merebak sehingga
terjadi pertempuran antara mereka dengan tentara al-
Murabithun di kota tersebut dan merebak menjadi
pemberontakan penduduk Cordoba. Kemudian, mereka
mulai membunuh dan menawan para pejabat al-
Murabithun. Selain itu kondisi yang memperburuk
kekuasaan al-Murabithun adalah munculnya propaganda
kaum Muwahidun yang diserukan oleh Al-Mahdi Bin
Tumart1 di Afrika Utara (515H/1122 M).
Pada tahun 541/1147 penguasa terakhir al-Murabithun di
Marakesy, Ishaq, terbunuh. Kekalahan demi kekalahan
yang dialami al-Murabithun di ujung Afrika Utara, terutama
pembantaian yang mereka alami di ibukota mereka
Marakeys, oleh pihak al-Muwahidun, telah melemahkan
sisa-sisa Daulah al-Murabithun di Andalusia yang segera
bercerai berai dan hancur. Hal itu mendorong orang-orang
Spanyol untuk merebut propinsi-propinsi dan kota-kota
Islam. Kerjaan-kerajaan kecil atau Taifa kembali mulai
bermunculan. Oleh karena itu, kerajaan-kerajaan kecil di
Andalusia yang lemah meminta bantuan daulah al-
Muwahidun yang kuat di Marakesy.
4). a. Bidang-bidang yang dicapai pada masa Dinasti
Mughal yaitu sebagai berikut:
-Bidang Politik dan Administrasi Pemerintah.
Pada masa pemerintahan Akbar, dia berhasil mencapai
keemasan. Hal ini berkat politik yang diterapkannya yaitu
politik Sulakhul atau toleransi universal. Sehingga masa
pemerintahannya cukup berhasil dan wilayah
kekuasaannya pun semakin meluas seperti Chubdar,
Ghond, Chitor, Kashmir, Bengal, Bihar, Gujarat, Orissa,
Deccan, Gawilgarh, Narhala, Ahmadnagar, dan Asirgah.
Usaha ini berlangsung hingga masa Aurangzeb. Pada
pemerintahan Akbar banyak ditetapkan kebijakan seperti
menata sistem pemerintahannya dengan sistem militer
termasuk ke seluruh daerah taklukannya.

- Bidang Ekonomi dan Sosial


Kemantapan stabilitas politik yang diterapkan oleh Akbar
telah membawa kemajuan di bidang lainnya. Seperti
bidang ekonomi, kerajaan Mughal dapat mengembangkan
program pertanian, pertambangan, dan perdagangan.
Namun yang menjadi tumpuannya adalah sektor pertanian
karena disektor ini hubungan antara pemerintah dan
petani diatur baik. Dimana terdapat deh yakni unit lahan
pertanian kecil yang tergabung dalam pargana. (desa).
Komunitas petani dipimpin oleh mukkadam. Melalui
mukkadam inilah pemerintah berhubungan dengan petani.
Setiap petani bertanggung jawab untuk menyerahkan
hasilnya sehingga mereka dilindungi dari kejahatan.
Adapun hasil pertaniannya yaitu berupa biji-bijian, kacang-
kacangan, tebu, sayuran, rempah-rempah, tembakau,
kapas, dan bahan bahan celupan. Syekh Jehan dilakukan
pembangunan ekonomi dimulai dari pengembangan irigasi.
System perpajakan pun diatur dengan baik yang dikelola
sesuai dengan system zabt. Insdustri pertanian dan
perdagangan mulai berkembang.

- Bidang Seni dan Budaya.


Karya seni terbesar yang dicapai pada masa Dinasti
Mughal khususnya pada masa Akbar dibangunnya istana
Fatfur Sikri di Sikri, villa dan masjid- masjid yang indah.
Pada masa Syekh Jehan dibangun masjid berlapiskan.
mutiara dan Taj Mahal di Agra, masjid Raya Delhi, dan
Istana di Lahore (Yatim, 2002, pp. 150-151). Seni lukis,
gubahan syair, dan munculnya sejarawan pada masa
Aurangzeb.
-Bidang Agama
Masuknya Islam di India bukan tidak menimbulkan
masalah konflik terkait kepercayaan. Hal ini sangat wajar,
mengingat di wilayah tersebut berkembang dua agama
besar terutama Hindu dan Islam. Sikap para penguasa
Islam yang berusaha membuat keadilan dalam
menjalankan ibadah kadang sulit dilakukan oleh
munculnya berbagai kecurigaan dan kesalah pahaman
politik. Upaya melakukan akomodasi kedua agama ini
pernah dilakukan oleh Sultan Akbar dengan melahirkan
ajaran baru Din Illahi tahun 1582 M, namun tidak
mendapat respon positif dari para ulama Islam. Akbar juga
memperistri seorang Hindu dengan maksud
menghilangkan pertentangan dua pemeluk agama
terbesar di India tersebut. Munculnya perbedaan kasta
akan tetapi, hal ini dapat menguntungkan perkembangan
Islam. Sehingga berkembanglah aliran agama Islam di
India seperti Syi'ah. Dan pada masa Aurangzeb pun
dibuatlah risalah hukum Islam. Islam dan Hindu yang
kadang memunculkan pertentangan tersebut kemudian
mendorong munculnya aliran kepercayaan baru yang
kemudian berkembang menjadi salah satu agama besar di
India. Pada abad XV muncul agama Sikh yang merupakan
sinkritisme Islam dan Hindu dengan. pemimpinnya yang
terkenal dengan sebutan Guru Nanak (1469-1539 M). Sikh
(artinya murid) terus berkembang, dan guru Nanak laksana
sebagai Rasul yang kemudian dilanjutkan oleh guru-guru
selanjutnya sampai guru ke sepuluh yakni Guru Govind
Singh (1675-1708 M). Agama Sikh terus berkembang dan
mendapatkan tantangan baik dari umat Islam itu sendiri
maupun dari agama Hindu itu sendiri.

-Bidang Pengetahuan
Pada zaman ini banyak lahir mausu'at dan mu'jamat (buku
kumpulan berbagai ilmu dan masalah kira-kira seperti
ensiklopedia), sehingga pada zaman ini sering juga
disebut zaman mausu'at. Dalam masa ini juga lahir
pemikir-pemikir baru nama ijtihadnya hanya sebatas
mazhab.

b). Peran Dinasti Mughal dalam menyebarkan agama


islam di India yaitu warna sejarah India juga dipengaruhi
oleh pengaruh Islam yang berkembang pesat sejak
pertengahan abad VII M dari Jazirah Asia Barat.
Mengkaji kekuasaan dinasti Islam di India sangat menarik
untuk dikaji, selain kekhasan sifat politik para dinasti Islam
mughal, peninggalan-peninggalan kebudayaan Islam yang
luar biasa tingginya. Berbagai peninggalan baik
kebudayaan, sistem sosial, ekonomi, politik, hukum, dan
pemerintahan masih dapat ditelusuri pada masa sekarang.
Dinasti Mughol adalah dinasti terakhir yang memerintah di
India.
Ketika Islam masuk ke India, pengaruh mendasar yang
utama adalah masalah penghapusan kasta yang telah
mendarah daging ratusan tahun lamanya. Islam tidak
mengenal kasta, sehingga oleh sebagian masyarakat
Islam di India terutama pada kasta rendah, kedatangan
Islam disambut dengan senang hati. Dampaknya adalah
terjadinya transformasi sosial karena kesetaraan
penduduk dalam memperoleh akses ekonomi dan untuk
bagian tertentu adalah. menjadi pegawai pemerintah dan
tentara. Perubahan menonjol lainnya adalah masalah
kesetaraan gender. Keberadaan kaum wanita yang selama
ratusan tahun menjadi kelompok kelas dua terangkat oleh
masuknya Islam di India. Upacara Sati (menceburkan diri
ke api seorang perempuan dalam pembakaran mayat
suaminya) terus terkikis oleh pengaruh Islam di India.
Namun demikian bukan berarti upacara Sati ini terhapus
begitu saja di India. Sampai dengan abad XX upacara Sati
masih dilakukan oleh sebagian masyarakat India. Kisah
yang cukup menarik adalah munculnya empat ratu (raja
perempuan) di kerajaan Bhopal yang melepaskan diri dari
Mohul abad XIX. Salah satu dari keempat ratu tersebut
adalah Syahjihan Begum (1868-1901) yang menikah
dengan seorang ulama besar Maulvi Sayid Muhammad
Shadieq Hasan Kan. 16 Tidak bisa dipungkiri bahwa
pengaruh Islam di India telah mengangkat jutaan kaum
tertindas dari kasta rendah. Namun di sisi lain. kedatangan
Islam menyebabkan kemunduran kebudayaan Hindu yang
telah berlangsung berabad-abad sebelum Masehi. Bahkan
beberapa sikap raja Muslim kadang menyakitkan sebagian
masyarakat Hindu. Hal ini tentu bukan disebabkan oleh
ajaran Islam itu sendiri, tetapi oleh sikap dan karakter
individu raja tersebut. Sebagai contoh adalah kebijakan
yang dilakukan Aurangzib dalam memperlakukan
masyarakat Hindu. Misalnya ia melarang pembangunan
kuil-kuil untuk orang Hindu dan pemberlakuan pajak lebih
berat pada masyarakat Hindu. 17 Hal ini sebagai salah
satu penyebab semakin memudarnya kewibawaan
kesultanan Mughall.

Anda mungkin juga menyukai