Anda di halaman 1dari 28

RANCANGAN AKSI PERUBAHAN

PENINGKATAN PELUANG INVESTASI BIDANG KAYU DI


LUAR KAWASAN HUTAN UNTUK PENGEMBANGAN PRODUK
ENERGI TERBARUKAN

Oleh :

NUR LAILA, S.Hut, M.Si

NDH : 35

SEKRETARIS
Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Utara

PELATIHAN KEPEMIMPINAN ADMINISTRATOR ANGKATAN III

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA


PROVINSI KALIMANTAN UTARA
2023
LEMBAR PERSETUJUAN
RANCANGAN AKSI PERUBAHAN

ii
LEMBAR KONSULTASI PEMBIMBING

iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur Kehadirat Allah SWT atas segala Rahmat dan Karunia-Nya sehingga
Dokumen Rancangan Aksi Perubahan “Peningkatan Peluang Investasi Bidang Kayu di Luar
Kawasan Hutan untuk Pengembangan Produk Energi Terbarukan” ini dapat diselesaikan.

Dokumen Rancangan Aksi Perubahan ini dibuat, sebagai dasar solusi/pemecahan


masalah dalam rangka peningkatan kualitas pelayanan pada strategi arah kebijakan Dinas
Kehutanan, khususnya pada peningkatan peluang investasi bidang kayu di luar Kawasan hutan
sebagai pendukung pembangunan Kaltara green economy dan green energy. Kami menyadari
bahwa dalam penyusunan dokumen ini masih memiliki kekurangan, sehingga saran dan
pendapat yang mengarah kepada perbaikan dalam penyusunan dokumen sangat dibutuhkan.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Kepala Dinas Kehutanan (Ir. Syarifuddin,
MMA) selaku mentor dan Bapak Dr. Fajar Iswahyudi, SE, MPA selaku pembimbing atas
dukungan, saran, masukan dan arahannya dalam penyusunan dokumen ini, serta semua pihak
yang tidak dapat kami sebutkan atas saran dan masukan yang berharga bagi kami. Terimakasih.

Hormat Kami,
Penyusun

Nur Laila, S.Hut, M.Si

iv
DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN RANCANGAN AKSI PERUBAHAN ..................................... i


LEMBAR KONSULTASI PEMBIMBING .......................................................................... ii
KATA PENGANTAR .......................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL................................................................................................................. iv
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................................. v

1. LATAR BELAKANG ....................................................................................... 1


2. ANALISIS KINERJA SAAT INI ..................................................................... 2
3. ANALISIS PERMASALAHAN ....................................................................... 3
6. ANALISIS PENYEBAB PERMASALAHAN ................................................. 4
4. TEROBOSAN INOVASI .................................................................................. 8
5. TUJUAN............................................................................................................ 9
6. MANFAAT ..................................................................................................... 10
7. MILLESTONE DAN KEGIATAN ................................................................... 7
8. KEBUTUHAN SUMBER DAYA .................................................................. 15
a. Tim Pelaksana ........................................................................................ 15
b. Pemetaan Stakeholder ............................................................................ 15
c. Strategi Komunikasi ............................................................................... 16
d. Pemanfaatan teknolgi ............................................................................. 17
9. MANAJEMEN RISIKO .................................................................................. 18
a. Identifikasi Risiko .................................................................................. 18
b. Analisis Risiko ....................................................................................... 19
c. Penanganan Risiko ................................................................................. 19
10. PENGEMBANGAN KOMPETENSI TIM ..................................................... 20
11. PENGEMBANGAN KOMPETENSI DIRI .................................................... 21

v
DAFTAR TABEL

1. Identifikasi isu permasalahan ............................................................................ 3


2. Penetapan isu permasalahan .............................................................................. 6
3. Tahapan millestone jangka pendek implementasi rancangan aksi perubahan 11
4. Strategi komunikasi stakeholder...................................................................... 17
5. Identifikasi risiko ............................................................................................. 18
6. Penanganan risiko ............................................................................................ 19
7. Pengembangan kompetensi tim ....................................................................... 20
8. Nilai akhir sikap perilaku ................................................................................ 21
9. Pengembangan kompetensi diri ....................................................................... 22

DAFTAR GAMBAR

1. Struktur organisasi dinas kehutanan provinsi Kalimantan Utara ............................... 2


2. Analisa isu permasalahan dengan diagram fishbone ......................................... 7
3. Bagan tim efektif ............................................................................................. 15
4. Bagan pemetaan stakeholder ........................................................................... 16
5. Bagan analisa risiko ......................................................................................... 19

vi
1. LATAR BELAKANG

Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Utara merupakan unsur pelaksana


Pemerintah Provinsi yang menangani urusan kehutanan, berada dibawah dan
bertanggungjawab kepada Gubernur Kalimantan Utara melalui Sekretaris Daerah.
Organisasi dan tata kerja Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Utara diatur dalam
Peraturan Daerah (Perda) Provinsi Kalimantan Utara Nomor 05 Tahun 2016 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Dinas Provinsi Kalimantan Utara. Sedangkan tugas pokok,
fungsi dan dan tata kerjanya diatur berdasarkan Peraturan Gubernur (Pergub) Provinsi
Kalimantan Utara Nomor 21 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah
Provinsi Kalimantan Utara dan Pergub 66 Tahun 2018 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Unit Pelaksana Teknis Daerah Pada Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Utara. Sesuai
Perda tersebut, tugas pokok Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Utara yaitu
melaksanakan urusan Pemerintahan Daerah khususnya di Bidang Kehutanan berdasarkan
asas Otonomi dan tugas Pembantuan serta tugas Dekonsentrasi. Untuk menyelenggarakan
tugas pokok sebagaimana dimaksud, Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Utara
mempunyai fungsi:
a. Perumusan kebijakan teknis di bidang kehutanan sesuai dengan Rencana Strategis
yang telah ditetapkan Pemerintah Daerah;
b. Perumusan, perencanaan, pembinaan dan pengendalian kebijakan teknis
perencanaan hutan;
c. Perumusan, perencanaan, pembinaan dan pengendalian kebijakan teknis
pengelolaan hutan;
d. Perumusan, perencanaan, pembinaan dan pengendalian kebijakan teknis
Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya;
e. Perumusan, perencanaan, pembinaan dan pengendalian kebijakan teknis
Pendidikan dan Pelatihan, Penyuluhan dan Pemberdayaan Masyarakat di bidang
Kehutanan;
f. Perumusan, perencanaan, pembinaan dan pengendalian kebijakan teknis
Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS);
g. Penyelenggaraan urusan kesekretariatan;
h. Pelaksanaan Unit Pelaksana Teknis Dinas;
i. Pembinaan Kelompok Jabatan Fungsional; dan
j. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Gubernur sesuai dengan bidangtugas dan
fungsinya.

Struktur Organisasi Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Utara dipimpin oleh


seorang Kepala Dinas dibantu oleh 1 (satu) orang Sekretaris bersama 2 (dua) Kepala Sub
Bagian, 3 (tiga) Kepala Bidang, dan membawahi 5 (lima) UPTD KPH dan pejabat
fungsional Kehutanan sebagaimana gambar 1.
1
Gambar 1. Struktur Organisasi Dinas Kehutanan Prov. Kalimantan Utara

Berdasarkan Pergub Kaltara no. 7 tahun 2017 tentang uraian tugas jabatan struktural di Dinas
Kehutanan, Sekretaris Dinas mempunyai tugas sebagai berikut :
a. Mengarahkan penyusunan rencana program Sekretariat dengan mengarahkan dan
memberi petunjuk untuk menyusun rencana kerja;
b. Menyusun rencana pelaksanaan kegiatan berdasarkan rencana kerja Sekretariat dan
kebijaksanaan yang ada agar tugas pokok dan fungsi dapat dilaksanakan dengan efektif;
c. Mendistribusikan tugas kepada Subbagian sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya
agar dapat dilaksanakan dengan efektif dan tersinkronisasi;
d. Mengendalikan pelaksanaan tugas Sekretariat dengan membimbing, mengarahkan dan
mengawasi untuk optimalisasi tugas;
e. Melakukan kerjasama dengan instansi terkait, Kabupaten/Kota, Instansi Vertikal serta
Pihak Ketiga berdasarkan peraturan perundang- undangan yang berlaku untuk
keberhasilan program kerja;
f. Melakukan pengawasan dan penilaian kepada pegawai dengan cara memberikan
pengarahan dan pembinaan sesuai dengan peraturan pedoman dalam rangka
meningkatkan kinerja pegawai;
g. Mengevaluasi pelaksanaan kegiatan Sekretariat untuk Mengetahui tingkat pencapaian
kegiatan, permasalahan yang dihadapi serta upaya pemecahan;
h. Memonitor dan mengevaluasi pelaksanaan tugas Sekretariat berdasarkan realisasi
tingkat pencapaian pelaksanaan kegiatan untuk menentukan program kegiatan yang akan
datang;
i. Melaksanakan tugas lain sesuai dengan bidang tugas dan melaporkan kepada pimpinan.

Dalam rangka keterpaduan pembangunan kehutanan, sebagai dinas teknis yang


memiliki tugas pokok dan fungsi pada sektor kehutanan maka Dinas Kehutanan
2
menjabarkan tujuan dan sasaran dengan terarah pada kerangka pembangunan provinsi yang
mengacu pada visi dan misi dari Gubernur dan Wakil Gubernur Prov. Kalimantan Utara
tahun 2021 – 2026, dengan visi “MEWUJUDKAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA
YANG BERUBAH, MAJU DAN SEJAHTERA”, dan terdapat 14 (Empat Belas) misi
Pembangunan Jangka Menengah Daerah yang ditetapkan rangka pencapaian visi tersebut.
Terkait pembangunan nasional, Dinas Kehutanan juga mengacu pada Rencana Strategis
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Tahun 2020 – 2024 yang memili
Visi: “Terwujudnya Keberlanjutan Sumber Daya Hutan dan Lingkungan Hidup untuk
Kesejahteraan Masyarakat“ dalam mendukung: “Terwujudnya Indonesia Maju yang
Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong-Royong”

2. ANALISIS KINERJA SAAT INI

Isu strategis pada Dinas Kehutanan merupakan salah satu pengayaan analisis
lingkungan internal dan eksternal terhadap hasil capaian pembangunan 5 (lima) tahun
terakhir, serta permasalahan yang masih dihadapi ke depan dengan mengidentifikasi kondisi
atau hal yang harus diperhatikan ke depan atau di kedepankan dalam perencanaan
pembangunan karena dampak yang signifikan bagi entitas (daerah/masyarakat) di masa
datang. Apabila tidak ditindaklanjuti dengan perbaikan/solusi/inovasi akan menimbulkan
kerugian yang lebih besar, dalam hal tidak dimanfaatkan dan akan menghilangkan peluang
untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dalam jangka Panjang.
Dalam pelaksanaan peran Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Utara sebagai
koordinator pelaksana teknis pada pembangunan kehutanan terus melakukan perbaikan pada
peningkatan kualitas fungsi pelayanan pada setiap isu strategis yang telah dipetakan agar
status prioritas pada progam pembangunan dapat lebih tepat sasaran sesuai tujuan
pembangunan daerah.
Hasil identifikasi isu permasalahan yang dihadapi saat ini, terdapat 3 (tiga) isu yang
akan diangkat dalam hal peningkatan kualitas pelayanan Dinas Kehutanan terkait usulan
perbaikan pada strategi arah kebijakan teknis Dinas Kehutanan sebagaimana pada tabel 1.

Tabel 1. Indentifikasi isu permasalahan dalam rangka peningkatan kualitas pelayanan pada
strategi arah kebijakan Dinas Kehutanan

NO IDENTIFIKASI BUKTI DUKUNG DAMPAK


MASALAH
1. Masih terhambatnya KBLI dan NIB jenis usaha Terdapat potensi luasan
investasi bidang kayu di pemanfaatan kayu di luar APL 50% dari 1,4 juta
luar Kawasan hutan / Kawasan hutan untuk ha di provinsi Kaltara
APL untuk energi yang belum
pengembangan energi terbaharukan/biomassa dioptimalkan menjadi
terbaharukan belum tersedia di Online ladang produksi
Single Submission (OSS) biomassa berbasis kayu,
menurut Tangenjaya
(1992) tanaman
3
NO IDENTIFIKASI BUKTI DUKUNG DAMPAK
MASALAH
kaliandra 15-40
ton/ha/th, Fahada (2014)
33 – 64 ton/ha/th
Apabila nilai rata-rata 50
ton/ha/th * 500.000 ha
= 25 jt ton/ha/th * Rp
3,5 juta/ton (harga lokal
- tokped) = 87,5
trilun/tahun

Harga lokal berbeda


dengan harga ekspor,
misal pemkab Gorontalo
ekspor wood pellet ke
Korea Selatan harga
$125/kg
2. Alokasi akses legal 60% lebih lokasi dari 83 Pengembangan
masyarakat untuk unit persetujuan izin perhutanan sosial antara
Kelola hutan masih perhutanan sosial di izin legalitas dan
kurang tepat sasaran provinsi Kalimantan Utara peningkatan kualitas
pada tingkat tapak (realisasi 2018 s.d tahun kesejahteraan
2022), rata- rata jarak masyarakat belum
antara lokasi Kawasan signifikan
yang dikelola dan
pemukiman masyarakat
setengah jam ke atas
dengan aksesibilitas yang
tidak mudah

Penetapan alokasi akses


legal masyarakat untuk
perhutanan sosial
didasarkan pada Peta
Indikatif Area Perhutanan
Sosial yang diterbitkan
oleh Kementerian LHK
tanpa menganalisis
pemukiman terdekat dari
lokasi penetapan dan
survey kelayakan lahan
atas Kelola. Tujuan dari
perhutanan sosial dalam
PermenLHK no 9 tahun
2021 adalah untuk
keadilan masyarakat dan
pengurangan kemiskinan,
melalui 3 pilar : lahan,
kesempatana berusaha dan
kapasitas SDM. Secara
target lahan telah
diberikan, namun
kesempatan berusaha atas
lahan tersebut masih
minim karena masih

4
NO IDENTIFIKASI BUKTI DUKUNG DAMPAK
MASALAH
dianggap kurang layak
untuk dikelola oleh
masyarakat, dari fungsi
ataupun aksesbilitas.
3. Target peningkatan Hasil monev kinerja Belum maksimalnya
produktifitas bantuan, diantaranya : peningkatan kapasitas
masyarakat pinggiran - Pada LPHD Antutan dari produksi kelompok tani
hutan melalui 28 ekor kambing hanya perhutanan sosial dalam
pemanfaatan bantuan tersisa 1 (TA. 2021, rangka kontribusi
hibah perhutanan sosial monev 2022) mewujudkan
100% belum tercapai - LPHD Longsam 20 unit kesejahteraan
stup madu, tersisa 14 masyarakat
hanya 1 liter per tahun
(TA. 2021, monev 2022)
- LPHD Binusan : mesin
olah rotan terbengkalai
- LPHD Setabu :
Penempatan gajebo pada
potensi lokasi wisata yang
aksesnya sulit
-
Dari tahun 2018 – 2023
dengan 133 KUPS yang
terbentuk 68% masih
kategori blue artinya
belum ada peningkatan
pemberdayaan
masyarakat, 18 % Silver,
Gold 14%, Platinum 0%

3. ANALISIS PERMASALAHAN

PENETAPAN ISU PRIORITAS


Dari hasil identifikasi masalah sebagaimana tabel 1, maka untuk menetapkan isu
utama yang akan diangkat menjadi rancangan aksi perubahan selanjutnya dianalisa dengan
menggunakan tools USG dalam menentukan tingkat urgensi, keseriusan dan perkembangan
isu sebagaimana tabel 2. Penilaian menggunakan skala likert 1 -5. Penentuan penilaian
dilakukan dengan daftar survei kuisioner yang dibagikan secara purposive sampling pada
kantor Dinas Kehutanan dan UPTD KPH. Hasil rata-rata dari total penilaian menjadi nilai
akhir pada tabel daftar masalah yang menentukan urutan prioritas isu permasalahan yang
akan diselesaikan terlebih dahulu.
Menurut Kotler, dkk (2001) dalam Herawan Lutfi (2020)1 menguraikan urgency,
seriousness, Growth sebagai berikut : Urgency adalah analisis seberapa mendesak waktu
yang diperlukan untuk menyelesaikan masalah; Seriousness adalah analisis tentang
bagaimana suatu masalah atau tingkat keseriusan dari masalah/isu tersebut mempengaruhi

1
Herawan Lutfi. 2020. Jurnal pengembangan kearsipan, 2020. Vol 13 : 2.
5
tujuan; Growth adalah analisis seberapa jauh suatu masalah atau masalah akan berkembang
di masa depan dan menjadi lebih sulit untuk dihadapi.

Tabel 2. Penetapan isu prioritas permasalahan dalam rangka peningkatan kualitas


pelayanan pada strategi arah kebijakan Dinas Kehutanan

NO PENILAIAN NILAI TOTAL RANGKING


MASALAH U S G PRIORITAS
(Urgent) (Seriouss) (Growth)
1. Masih terhambatnya 5 5 5 15 1
investasi bidang kayu
di luar Kawasan hutan /
APL untuk
pengembangan energi
terbaharukan

2. Alokasi akses legal 4 5 5 14 2


masyarakat untuk
Kelola hutan masih
kurang tepat sasaran
pada tingkat tapak

3. Target peningkatan 5 5 5 15 1
produktivitas
masyarakat pinggiran
hutan melalui
pemanfaatan bantuan
hibah perhutanan sosial
100% belum tercapai
Penilaian berdasarkan skala likert 1-5 : 1=sangat kecil, 2=kecil, 3=sedang, 4=besar, 5=sangat besar

Berdasarkan hasil penilaian USG pada tabel 2, maka ada 2 permasalahan yang
memiliki total nilai sama yakni 15, yang artinya dari segi waktu kesegeraan penyelesaian,
keseriusan masalah dan dampak tingkat pekembangan masalah ke 2 hal tersebut harus
segera diselesaikan, yakni masalah 1) Masih terhambatnya investasi bidang kayu di luar
Kawasan hutan / APL untuk pengembangan energi terbarukan dan 2) Target peningkatan
produktivitas masyarakat pinggiran hutan melalui pemanfaatan bantuan hibah perhutanan
sosial 100% belum tercapai.
Namun demikian berdasarkan pertimbangan bahwa permasalahan untuk no 3 “target
peningkatan produktivitas masyarakat pinggiran hutan melalui pemanfaatan hibah
perhutanan sosial 100% belum tercapai” dapat diselesaikan dengan program penguatan
kelembagaan kelompok tani dan penyuluh/pendamping perhutanan sosial berupa kegiatan
sosialisasi, bimbingan teknis dan pelatihan yang telah dianggarkan di DPA Dinas
Kehutanan tahun 2023 Bidang Penyuluh, Pemberdayaan Masyarakat dan Hutan Adat.
Solusi lainnya adalah penyusunan Petunjuk Teknis tentang Mekanisme Penyelenggaraan
Bantuan Hibah Perhutanan Sosial di Provinsi Kalimantan Utara yang ditetapkan dengan
Surat Keputusan (SK) Gubernur Kalimantan Utara untuk menjadi panduan dalam
penyelenggaraan teknis bantuan hibah yang memuat mulai dari syarat permohonan,
verifikasi teknis sampai administrasi pertanggung jawaban dan pelaporan.

6
Permasalahan no 1 adalah permasalahan yang diangkat menjadi isu utama dalam
rancangan aksi perubahan ini yakni “masih terhambatnya investasi bidang kayu di luar
Kawasan hutan / APL untuk pengembangan produk energi terbarukan”. Hasil penilaiaian
terhadap masalah ini dengan memperhatikan urgensi masalah, keseriusan masalah yang
dihadapi serta kemungkinan berkembangnya masalah tersebut semakin besar memiliki nilai
total 15. Sampai dengan saat ini bahwa representasi kebijakan nasional atas kayu hanya
dalam Kawasan hutan, tetapi di luar Kawasan hutan/APL cenderung jarang disentuh.
Kebijakan yang 1 size fit all belum melihat potensi APL di luar jawa yang rata-rata APL
Kalimantan, Sumatera dan Papua didominasi oleh Hutan/tanaman kayu kehutanan. Luas
APL di Provinsi Kalimantan Utara sebesar 1,4 juta hektar, 50% lebih dari luasan tersebut
menjadi potensi peluang investasi berbasis kayu. Terbitnya Perpres no 112 tahun 2022
memberikan peluang bagi pelaku usaha dan local community untuk memanfaatkan lahan
yang tidak hanya di dalam kawasan hutan tetapi juga di luar Kawasan sebagai peluang
investasi untuk pengembangan produk energi terbarukan, yang peluang ini akan linear
dengan terbukanya lapangan pekerjaan untuk masyarakat di luar kawasan hutan
sebagaimana ruhnya UU Cipta kerja no 11 tahun 2020. Kebijakan pendukung lainnya
adalah dengan terbitnya UU no 16/2016 terkait ratification of the paris agreement (NDC
Indonesia), Perpres 98/2021, SK KemenLHK no 168/2022 tentang Indonesia Folu Net Sink
2030 (RO), Pergub Kaltara no 7/2019 tentang RAD GRK, memberikan ruang bahwa APL
adalah salah satu kontributor dalam mencapai target NDC Indonesia.

ANALISIS PENYEBAB PERMASALAHAN


Dari hasil penetapan Isu utama dengan menggunakan tools USG tersebut di atas,
selanjutnya dilakukan identifikasi penyebab permasalahan melalui metode fishbone diagram
sebagai langkah ke depan dalam menentukan gagasan pemecahan isu sebagaimana gambar
2. Fishbone diagram sering disebut Cause and Effect diagram yaitu sebuah diagram yang
menyerupai tulang ikan yang dapat menunjukkan sebab akibat dari suatu permasalahan
(John Bank, 1992). Diagram ini berfungsi sebagai alat untuk mengidentifikasi dan mengatur
kemungkinan penyebab suatu masalah dalam format yang terstruktur. Kemungkinan
penyebab bisa ditemukan dengan melakukan brainstorming atau analisis keadaan dengan
observasi.

Gambar 2. Analisa isu permasalahan dengan diagram Fishbone


7
Dari diagram fishbone tersebut di atas, kategori sebab utama dari permasalahan
“masih terhambatnya investasi bidang kayu di luar Kawasan hutan/APL untuk
pengembangan energi terbarukan” terdiri dari kategori 4 M yakni :
- Method : Metode atau proses dalam pendaftaran perizinan berusaha wajib melalui
sistem online single submission yaitu sistem berskala nasional yang dibangun
bertujuan untuk meningkatkan transparasi, keterbukaan dan kepastian dalam
mendapatkan izin berusaha bagi para pelaku usaha di Indonesia dengan dasar hukum
Perpres 91/2017 dan PP no 5/2021 pengganti PP no 24/2018. Namun demikian KLBI
dan NIB bidang kayu di luar Kawasan hutan untuk pengembangan produk energi
terbarukan/biomassa belum tercantum di dalam sistem OSS.
- Mind Power : diartikan sebagai faktor penyebab pekerjaan non fisik/pikiran/saran
yaitu belum tersedianya kelembagaan tahapan resmi pengusulan jenis usaha
pemanfaatan kayu di luar Kawasan hutan untuk pengembangan produk energi
terbarukan/biomassa dan belum tergalinya potensi peluang PAD dari sektor
pengembangan produk energi terbarukan berbasis kayu di luar Kawasan hutan.
- Measurement : faktor penyebab dari aspek pengukuran adalah belum ada kebijakan
yang mempertegas alternatif potensi investasi bidang kayu di luar kawasan hutan
untuk pengembangan produk energi terbarukan, sedangkan landasan hukum yang
kondusif telah ada yakni Perpres 91/2017, PP no 5/2021 dan UUCK no 11 tahun 2020.
- Material : faktor penyebab dari aspek material adalah representasi kebijakan nasional
biomassa berbasis kayu hanya pada Kawasan hutan.

4. TEROBOSAN INOVASI

Berdasarkan hasil analisa masalah yang telah di jelaskan pada bab sebelumnya, maka
terobosan inovasi yang dibutuhkan Dinas Kehutanan untuk meningkatkan kualitas fungsi
pelayanan sebagai alternatif solusi pemecahan masalah atas “masih terhambatnya investasi
bidang kayu di luar Kawasan hutan/APL untuk pengembangan energi terbarukan” adalah
dengan “Fasilitasi Pengusulan Kategori Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI)
dan NIB Bidang Kayu di Luar Kawasan Hutan untuk Pengembangan Produk Energi
Terbarukan pada sistem online single submission” sebagai upaya peningkatan peluang
investasi bidang kayu di luar Kawasan hutan untuk pengembangan produk energi terbarukan
di Provinsi Kalimantan Utara.
Fasilitasi pengusulan bidang kayu di luar Kawasan hutan untuk pengembangan
produk energi terbarukan di Provinsi Kalimantan Utara diusulkan pada sistem online single
submission sebagai sarana perolehan jenis perizinan usaha. Apabila telah terakomodir di
OSS, maka seluruh pelaku usaha atau local community yang memiliki rencana bisnis, tidak
hanya di Kaltara tetapi di seluruh Indonesia para investor dapat menanamkan modalnya pada
jenis usaha tersebut.
8
Adapun stakeholder yang terlibat dalam aksi perubahan ini diantaranya adalah Pelaku
usaha, baik dari perusahaan atau local community yang memiliki rencana bisnis sebagai
sasaran dari inovasi ini, Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM)/Kementerian
Investasi sebagai penelola OSS, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan serta Dinas
Kehutanan dalam urusan kebijakan peredaran kayu, dan Gubernur Kalimantan Utara yang
menerbitkan rekomendasi teknis pengusulan KLBI dan NIB kepada BKPM atas bidang kayu
di luar Kawasan hutan untuk pengembangan produk energi terbarukan.
Inovasi ini sangat penting dilakukan karena akan memberikan dampak positif dari
berbagai aspek yakni bagi para investor/pelaku usaha sebagai peluang investasi, bagi
masyarakat peluang lapangan pekerjaan, bagi pemerintah provinsi dan daerah sebagai
peluang potensi peningkatan PAD, kebutuhan pasar ekspor, produk biomassanya sebagai
energi alternatif diantaranya pengganti LPG atau untuk pembangkit tenaga listrik bebas
batubara, sebagai alternatif bagi kebijakan lingkungan merupakan implementasi
pembangunan berbasis green economy dan green energy.
Inovasi aksi perubahan ini akan dilakukan dalam beberapa tahapan millestone jangka
pendek, jangka menengah hingga jangka Panjang :
- Pada tahapan millestone tahapan jangka pendek selama 60 (enam puluh hari) dari tanggal
2 Mei sampai dengan 14 Juli 2023 adalah pengusulan rekomendasi teknis oleh Gubernur
Kalimantan Utara kepada BKPM untuk pencantuman KLBI dan NIB kegiatan
pemanfaatan kayu di luar Kawasan hutan untuk pengembangan industri produk energi
terbarukan pada sistem perizinan berusaha terintegrasi secara elektronik serta adanya uji
pendahuluan pada 1 (satu) calon pelaku usaha pemilik rencana bisnis.
- Pada tahapan millestone jangka menengah (60 hari s.d 1 tahun) ditargetkan pencantuman
KLBI dan NIB jenis usaha tersebut pada sistem OSS.
- Pada tahapan jangka Panjang (> 1 tahun) adalah dilakukannya Sosialisasi secara intensif
atas kebijakan bidang kayu di luar Kawasan hutan untuk pengembangan produk energi
terbarukan ke para pihak lingkup Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara, Pemda
Kabupaten/Kota lingkup Kalimantan Utara, para pelaku usaha baik perusahaan
kehutanan atau perkebunan atau local community pada bidang usaha penanaman kayu
untuk biomassa.

Novelty : Pemanfaatan jenis kayu hutan di luar kawasan untuk pengembangan produk
energi terbarukan/biomassa sebagai jenis usaha dan perizinan usaha di
Indonesia yang terlembaga dengan sistem online single submission.

5. TUJUAN

Tujuan Jangka Pendek (60 Hari)

“Terbitnya surat rekomendasi teknis dari Gubernur Provinsi Kalimantan Utara kepada
Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal dan terlaksananya uji
9
pendahuluan pada 1 (satu) calon pelaku usaha perusahaan tambang pemilik rencana bisnis
pengembangan biomassa/energi terbarukan”

Tujuan Jangka Menengah (60 hari sampai dengan 1 tahun)

“Tersedianya KBLI dan NIB Pemanfaatan jenis kayu hutan di luar kawasan untuk
pengembangan produk energi terbarukan/biomassa pada sistem online single submission”.

Tujuan Jangka Panjang ( Di atas 1 Tahun)

“ Peningkatan PAD Provinsi Kalimantan Utara melalui peningkatan investasi dari sektor
kayu di luar Kawasan hutan untuk pengembangan produk energi terbarukan serta
peningkatan lapangan pekerjaan bagi masyarakat”.

6. MANFAAT

a. Jangka Pendek

Internal
Sebagai salah satu strategi peningkatan iklim investasi pada sektor kayu hutan di luar
kawasan untuk pengembangan produk energi terbarukan di Provinsi Kalimantan Utara.
Eksternal
Sebagai bahan pertimbangan pengembangan kebijakan bagi Lembaga/kementerian
investasi dan KLHK atas nilai-nilai keterbaharuan peluang ruang investasi sektor kayu
di luar kawasan hutan.
b. Jangka Menengah

Internal
Meningkatnya kualitas kinerja pelayanan Dinas Kehutanan dalam rangka mendukung
ruang investasi yang berdampak besar terhadap penyerapan tenaga kerja di sektor
hulu kehutanan Provinsi Kalimantan Utara.

Eksternal
Terpenuhinya kebutuhan pelaku usaha untuk pengembangan biomassa berbasis kayu
di luar Kawasan hutan.
c. Jangka Panjang

Internal
- Meningkatnya kualitas kinerja pelayanan Dinas Kehutanan dalam rangka
mendukung ruang investasi yang berdampak besar terhadap penyerapan tenaga
kerja di sektor hulu kehutanan Provinsi Kalimantan Utara.

- Kontribusi dukungan kebijakan folunetsink & pembangunan green economy dan


green energy.

10
Eksternal
- Terciptanya ruang investasi bagi para pelaku usaha pada sektor kayu di luar
Kawasan hutan untuk pengembangan produk biomassa, dan sekaligus membuka
ruang kesempatan berusaha dan lapangan kerja bagi masyarakat.

- Kontribusi PAD bagi pemda dan pemprov kaltara.

7. MILLESTONE DAN KEGIATAN

Tahapan kegiatan untuk Millestone implementasi rancangan aksi perubahan jangka


pendek meliputi Perencanaan & Persiapan, Pelaksanaan Rancangan Aksi Perubahan, dan
tahapan pelaporan sebagaimana pada tabel 4.

11
Tabel 3. Tahapan Millestone jangka pendek implementasi rancangan aksi perubahan

Jadwal tentatif
No Kegiatan Output Tempat April Mei Juni Juli
Aktor yang terlibat
III IV I II III IV I II III IV I
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
I Tahapan Perencanaan dan Persiapan
1. Melakukan konsultasi Masukan dan saran dari Kantor Dinas Kehutanan Kepala Dinas 17
kepada Mentor mentor
2. Membuat undangan rapat Surat undangan Kantor Dinas Kehutanan tim administrasi 17
koordinasi dan
pembentukan tim efektif
3. Melaksanakan rapat terbentuknya Tim Efektif Kantor Dinas Kehutanan Kepala Dinas, Project 17
koordinasi pembentukan leader , anggota tim
tim efektif pengolah data, tim analis
kebijakan & tim
administrasi
4. Membuat draft SK Tim Terbitnya SK penetapan Kantor Dinas Kehutanan Project leader & tim 18
Efektif dan penetapan Tim Tim Efektif dan uraian administrasi
Efektif tugasnya
5. Mendistribusikan SK Tim Terdistribusinya SK Tim Kantor Dinas Kehutanan tim administrasi 18
Efektif kepada anggotan kepada semua anggota tim
tim
6. Melaksanakan rapat Tersusunnya draft Kantor Dinas Kehutanan Kepala Dinas, Project
pembahasan telaahan telaahan rekomendasi leader , anggota tim
rekomendasi dan SOP teknis dan SOP pengolah data, tim analis
kebijakan & tim
administrasi
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
II Tahap Pelaksanaan
1. Melaksanakan konsultasi dan Persetujuan dan arahan Kantor Gubernur Kepala Dinas, Project
penyampaian muatan substansi dari Bapak Gubernur Leader, tim teknis lapangan
aksi perubahan ke Bapak & tim pengolah data
Gubernur
2. Melakukan perbaikan hasil Persetujuan dan terbitnya Kantor Gubernur Kepala Dinas, Project
telaahan sesuai arahan dan rekomendasi teknis Leader, tim teknis lapangan
pertimbangan Gubernur Gubernur Kaltara ke & tim pengolah data
Kementerian
Investasi/Badan
Koordinasi Penanaman
Modal atas Pemanfaatan
jenis kayu hutan di luar
kawasan untuk
pengembangan energi
terbarukan/biomassa
sebagai jenis usaha dan
perizinan usaha di
Indonesia yang
terlembaga pada sistem
online single submission
3. Melakukan koordinasi ke Catatan saran, masukan, Kantor BKPM Jakarta Kepala Dinas, Project
Kementerian Investasi/BKPM : tanda terima surat dan leader, tim analis kebijakan,
- Penyampaian surat dukungan Direktorat perizinan dan
rekomendasi teknis gubernur sistem oss
- Konsultasi terkait usulan
kebijakan
- Dukungan dari BKPM terkait
aksi perubahan
4. Melakukan koordinasi ke Catatan saran, masukan Kantor Manggala Kepala Dinas, Project
Kementerian LHK dan dukungan Wanabakti leader, tim analis kebijakan,
Direktur PHL
5. Rapat tim efektif pembahasan hasil Perbaikan area Kantor Dinas Kehutanan Project leader, tim pengolah
koordinasi dengan BKPM & data, tim analis kebijakan &
KemenLHK tim administrasi
6. Melakukan koordinasi dan uji Terlaksananya koordinasi 1 perusahaan tambang Kepala Dinas, Project
pendahuluan ke 1 lokasi pelaku dan uji pendahuluan leader, tim analis kebijaka,
usaha perusahaan tambang dengan pelaku usaha yang tim pengolah data
telah memiliki rencana
bisnis investasi kayu di
luar Kawasan hutan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

III Tahapan Evaluasi dan Laporan

1. Melakukan evaluasi hasil Perbaikan area Kantor Dinas Kehutanan Kepala Dinas, anggota tim
progress pelaksanaan kegiatan pengolah data, tim analis
kebijakan & tim
administrasi

2. Konsultasi hasil evaluasi tahapan Masukan dan saran Kantor Dinas Kehutanan Kepala Dinas , coach &
kegiatan kepada mentor dan dari mentor dan coach Project leader
coach
3. Menyusun laporan aksi Tersusunnya laporan Dokumen Project leader & tim
perubahan peningkatan peluang implementasi aksi dokumentasi dan pelaporan
investasi bidang kayu di luar perubahan
Kawasan hutan untuk
pengembangan produk energi
terbarukan
8. KEBUTUHAN SUMBER DAYA

a. Tim Pelaksana

Struktur tim pelaksana adalah tim efektif pelaksana rancangan aksi perubahan
sebagaimana gambar 3.

Gambar 3. Bagan Tim Efektif

Adapun uraian kerja Tim Efektif yaitu :


Sponsor : Memberikan dukungan secara penuh terkait kebijakan
dalampelaksanaan Rancangan Aksi Perubahan
Mentor : Membimbing dan membantu koordinasi pelaksanaan
Rancangan AksiPerubahan mulai dari perencanaan hingga
evaluasi capaian.
Coach : Membimbing teknis pengerjaan Rancangan Aksi
Perubahan hingga laporan akhir
Project Leader : Mengerjakan aksi perubahan, mulai dari perencanaan,
Gambar
persiapan, 3. Bagan struktur
implementasi, organisasi
evaluasi, tim capaian.
hingga Efektif

Tim Efektif : Membantu pelaksanaan teknis, penghimpunan dan


pengolahan data dan kebijakan serta pengelolaan
administrasi pelaksanaan Rancangan Aksi Perubahan
hingga pelaporan.

b. Pemetaan Stakeholder

Pemetaan stakeholder dilakukan dengan pola menempatkan masing-masing


stakeholder ke dalam salah satu kuadran dengan mempertimbangkan ciri-ciri keempat
Kelompok Stakeholder sebagai berikut:
15
1. Promoters memiliki kepentingan besar terhadap aksi perubahan dan juga
kekuatan untuk membantu membuatnya berhasil (atau menggagalkannya).
2. Defenders memiliki kepentingan pribadi dan dapat menyuarakan dukungannya
dalam komunitas, tetapi kekuatannya kecil untuk mempengaruhi program.
3. Latents tidak memiliki kepentingan khusus maupun terlibat dalam aksi
perubahan, tetapi memiliki kekuatan besar untuk mempengaruhi aksi perubahan
jika mereka menjadi tertarik.
4. Apathetics kurang memiliki kepentingan maupun kekuatan, bahkan mungkin
tidak mengetahui adanya program.

Adapun analisis kuadran stakeholder yang terlibat dalam pelaksanaan


Rancangan Aksi Perubahan ini dipetakan dalam kelompok stakeholder berdasarkan
tinggi rendahnya pengaruh dan kepentingan terhadap keberhasilan implementasi sistem
ini di lapangan sebagaimana gambar 4.:

Gambar 4. Bagan pemetaan stakeholder

Berdasarkan pemetaan stakeholder pada gambar 4, maka diketahui stakeholder


promotor adalah Gubernur Kalimantan Utara dan Kepala Dinas Kehutanan yang
memiliki kepentingan tinggi dan pengaruh tinggi karena tanpa persetujuan atau tanpa
dukungan mereka maka dapat mengakibatkan kegagalan aksi perubahan.

c. Strategi Komunikasi
Setelah mendelow stakeholder matrik, langkah selanjutnya adalah melakukan
strategi komunikasi dengan kelompok stakeholder sesuai dengan pengaruh dan

16
kepentingannya karena mereka memiliki ekspektasi, keinginan dan kebutuhan yang
berbeda. Aspek penting komunikasi yang dinilai efektif adalah memastikan bahwa
informasi yang dikomunikasikan tujuannya jelas dan sesuai dengan konteksnya. Strategi
komunikasi yang digunakan oleh reformer diuraikan secara rinci pada tabel 4.

Tabel 4. Strategi komunikasi stakeholder


STRATEGI KOMUNIKASI
STAKEHOLDER
- Pendekatan yang intensif melalui konsultasi,
- komunikasi yang informatif,
- menindaklanjuti saran dan arahan perbaikan
evaluative dan kontekstual terhadap rancangan aksi
PROMOTOR perubahan,
- menyakinkan terhadap upaya yang dilakukan,
- melibatkan mereka dalam pengambilan keputusan
terhadap pelaksanaan aksi perubahan

- Melakukan konsultasi dan diskusi aktif,


- komunikasi yang informatif dan persuasive, dan
LATENT - menyakinkan mereka bahwa perannya sangat
penting dalam pelaksanaan aksi perubahan

- Memberikan informasi tentang rencana aksi


perubahan,
DEFENDER
- melakukan komunikasi persuasif dan kesempatan
untuk berperan serta apresiasi terhadap gagasannya

d. Pemanfaatan teknolgi
Pemanfaatan teknologi pada implementasi rancangan aksi perubahan
“Peningkatan Peluang Investasi Bidang Kayu di luar kawasan hutan untuk
pengembangan produk energi terbarukan” adalah dengan pemanfaatan sistem online
single submission yang merupakan layanan perizinan berusaha terintegrasi secara
elektronik (PBTSE) dengan prinsip satu portal (nasional), satu identitas (NIB) dan satu
format izin (izin usaha). Pendaftaran perizinan berusaha dengan sistem OSS adalah
sebagai bentuk penyelenggaraan perizinan berusaha berbasis resiko yang merupakan
implementasi Undang-undang nomor 11 tahun 2020 tentang Cipta Kerja.

17
9. MANAJEMEN RISIKO

a. Identifikasi Risiko

Tabel 5. Identifikasi risiko


Kegiatan Kode Risiko Penyebab Dampak Level Level Level
Risiko Dampak Kemung Risiko
kinan
Melakukan Rn1 Kepala Penugasan Terhambatnya Signifikan Sangat 4
konsultasi kepada Dinas lagi mendadak penyusunan tim Jarang
mentor ke luar dari Bapak efektif
kota Gubernur
Rapat koordinasi Rn2 Tim kerja Padatnya Kerangka acuan Kurang Sangat 2
pembentukan tim tidak jadwal aksi perubahan signifikan jarang
efektif lengkap kegiatan/ tidak sampaikan
cuti dengan efektif

Konsultasi dan Rn3 Bapak Padatnya Surat sangat Sangat 25


penyampaian Gubernur kegiatan rekomendasi signifikan sering
muatan substansi tidak dapat rencana teknis dari
aksi perubahan ke ditemui kerja Gubernur ke
Bapak Gubernur tahunan BKPM tidak
dapat diterbitkan

Melakukan Rn4 Belum ada Orientasi Aksi perubahan sangat Cukup 15


koordinasi dan uji pelaku bisnis di tidak dapat signifikan sering
pendahuluan usaha yang Kawasan diaktualisasikan
pelaku usaha yang berminat hutan
memiliki rencana untuk
bisnis investasi investasi
pemanfaatan kayu kayu di
di luar Kawasan luar
untuk kawasan
pengembangan hutan
energi terbarukan
Melakukan Rn5 Deputi Rapat di Ketidakpastian Dampak Kemung 20
koordinasi ke tidak luar kantor status yang kinan
BKPM sedang ada atau rekomedasi dan ditimbulk Sering
di tempat perjalanan tindak lanjut an
dinas luar pada OSS Signifikan
kota
Melakukan Rn6 Dirjen Padatnya Konsultasi dan Dampak Kemung 12
koordinasi ke PHL tidak kegiatan koordinasi tidak yang kinan
Dirjen PHL dapat rapat dapat dilakukan ditimbulk Sering
ditemui lingkup an Sedang
eselon 1
kemenlhk
Menyusun laporan Rn7 Penyelesai Kosentrasi Laporan tidak signifikan Sangat 4
aksi perubahan an laporan dengan selesai di masa jarang
yang tidak tugas kantor akhir diklat
tepat terbagi
waktu

18
b. Analisis Risiko
Penentuan tingkat risiko pada hasil identifikasi risiko di beberapa tahapan kegiatan
rancangan aksi perubahan yang memiliki potensi bahaya tersajikan sebagaimana gambar
diagram 5. Dari kegiatan yang dianalisis pada diagram tersebut, maka Rn3, Rn5 memiliki
risiko sangat tinggi, dan Rn4, Rn5 masuk dalam kategori risiko tinggi.

LEVEL DAMPAK
PETA RISIKO 1 2 3 4 5
Tidak Kurang Sangat
5X5 Sedang Signifikan
signifikan signifikan Signifikan
Rn3
5 Sangat sering 5 10 15 20 25
Rn5
4 sering 4 8 12 16 20
Rn5 Rn4
KEMUNGKINAN
3 cukup sering 3 Rn7 6 9 12 15

2 jarang 2 4 6 8 10
Rn4
1 sangat jarang 1 2 3 4 5

Gambar 5. Bagan analisa risiko

c. Penanganan Risiko

Tabel 6. Penanganan risiko


Prioritas Risiko Level Penanganan Risiko
Risiko Risiko
Opsi Rencana Aksi Output Waktu
& PIC

Rn3 Bapak Gubernur tidak 25 1. Draft telaahan 2. Melakukan Notulensi hasil Minggu
dapat ditemui rekomendasi Konsultasi pertemuan ke 1
teknis pertemuan teknis dan Mei
disampaikan via teknis kepada penyerahan 2023
admin bapak Sekda draft telaahan PIC:
2. Melakukan rekomendasi Dede
konsultasi dan teknis kepada Nugraha
penyampaian Bapak Sekda (Tim
muatan substansi Analis
kepada Bapak Kebijak
Sekda an)

Rn5 Deputi bidang 20 1. Membuat janji 1. Membuat Pernyataan Minggu


investasi BKPM temu dengan janji temu lisan / tertulis ke 2
tidak ada di tempat Deputi investasi dengan Deputi dukungan Mei
melalui staf investasi terhadap 2023
deputi investasi & melalui staf rancangan aksi
oss deputi investasi perubahan PIC:
2. Menyerahkan & oss Project
surat rekomendasi Leader
ke bidang yang
menangani pada
Direktorat
investasi & oss

19
Prioritas Risiko Level Penanganan Risiko
Risiko Risiko
Opsi Rencana Aksi Output Waktu
& PIC

Rn4 Belum ada pelaku 12 1. Melakukan survey Melakukan Diperolehnya Minggu


usaha yang berminat dan koordinasi survey dan 1 pelaku usaha ke 4
untuk investasi kayu di langsung ke lokasi koordinasi yang telah Mei
luar kawasan hutan pelaku usaha langsung ke memiliki 2023
salah satu rencana bisnis
2. Melakukan lokasi pelaku pemanfaatan PIC:
identifikasi dengan usaha kayu di luar Devi
permintaan data Kawasan Ruyen
potensi melalui surat hutan (Tim
resmi Analis
Kebijak
an)

Rn6 Dirjen PHL tidak dapat 12 1. Membuat janji 1. Melakukan Gagasan dari Minggu
ditemui temu dengan konsultasi prespektif ke 2
Dirjen PHL dengan kehutanan dan Mei
2. Melakukan Direktur dukungan 2023
konsultasi dengan Iuran dan kepada
Direktur Iuran Penatausaha rancangan aksi PIC:
dan an hasil perubahan Project
Penatausahaan hutan Leader
hasil hutan

10. PENGEMBANGAN KOMPETENSI TIM

Pengembangan kompetensi tim yang diperlukan dalam mendukung aksi perubahan


diuraikan dalam tabel 7.

Tabel 7. Pengembangan kompetensi tim


Nama Personil Tugas dan Bentuk Kegiatan Output Jadwal
Fungsi Bangkom Bangkom Pelaksanaan

1. Novita Tim Klasikal/ Ketepatan Tersedianya Minggu ke 3


Anggraini, S.Hut, Pengolah Mentorin menganalisa data data dan bulan April
MAP data dan g/coachin dan informasi informasi
2. Tahyudin informasi g pendukung
Kusnandar, S.Hut aksi
3. Kunanti Eka W, perubahan
S.Hut yang akurat

20
Nama Personil Tugas dan Bentuk Kegiatan Output Jadwal
Fungsi Bangkom Bangkom Pelaksanaan

1. Hadi Subowo, Tim Klasikal/ Membuat sistem Terdokument Minggu ke 3


S.Hut Administr coaching/ administrasi aksi asinya bulan April
2. Nurul Atifah, S.I asi, mentoring perubahan yang administrasi
Kom dokument lebih tertib evedent
3. Abdul Kholik PB, asi dan pendukung
SPd pelaporan untuk aksi
perubahan
secara khusus
1. Devi Ruyen, Tim Klasikal Mengkoordinasik Hasil telaahan Minggu ke 3
S.Hut, M.Si Analisis an pemanfaatan kebijakan bulan April
2. Syamsul Huda, SP Kebijakan kayu dari untuk
3. Dede Tri, SH perspektif pendukung
kebijakan telaah
kehutanan dan rekomendasi
perkebunan teknis
brdasarkan
peraturan
perundangan yang
berlaku
1. Nurul Atifah, S.I Anggota Pembelaja Editing foto, Dokumentasi Minggu ke 4
Kom tim ran videografi dan foto dan video bulan April
2. Abdul Kholik PB, Administr mandiri audiovisual pendukung
SPD asi, via implementasi
dokument youtube rancangan
asi dan atau aksi
pelaporan media perubahan
online
lainnya

11. PENGEMBANGAN KOMPETENSI DIRI

Pengembangan kompetensi diri didasarkan hasil penilaian akhir sikap perilaku


peserta dari beberapa komponen antara penilaian pribadi peserta, penilaian mentor dan
hasil dialog peserta dan mentor (tabel 8 dan 9).

Tabel 8. Nilai akhir sikap perilaku peserta

21
Hasil akhir penilaian sikap perilaku peserta memiliki kualifikasi Baik dengan nilai
8,88, maka rekomendasi pengembangan potensi diri yang perlu diberikan adalah
“Pengayaan pengembangan potensi diri dalam bentuk kegiatan-kegiatan yang terukur
pada saat melaksanakan aksi perubahannya dengan bimbingan dan pendampingan yang
terjadwal sebagai bekal pendalaman sikap perilaku dalam jabatan pimpinan tinggi
pratama” sebagaimana tabel 9.

Tabel 9. Pengembangan kompetensi diri

Komponen / sub Intervensi Kegiatan Keterkaitan Waktu


komponen item pengembang dengan akper Pelaksanaan
perilaku pimpinan an diri

INTEGRITAS Mandiri Konsistensi Melakukan April – Juli


menjalankan penjadwalan 2023
tugas dan ulang setiap
fungsi pada kegiatan akper
lingkungan dan pekerjaan
kerja rutin kantor
apabila
pelaksanaannya
bersamaan,
dengan merubah
jadwal/waktu
pelaksanaan salah
satunya

KERJASAMA Mandiri Strategi Efektifitas nilai April – Juli


komunikasi komunikasi 2023
dengan
peningkatan
kerjasama para
pihak pada arena
aksi perubahan

MENGELOLA Mandiri Penguasaan Sebagai inisiator April – Juli


PERUBAHAN teknik perubahan untuk 2023
Coaching tetap memastikan
dan inovasi dapat
mentoring berjalan sesuai
planning,
implementasi dan
hasil mitigasi
risiko atas
perubahan

22

Anda mungkin juga menyukai