Oleh :
NDH : 35
SEKRETARIS
Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Utara
ii
LEMBAR KONSULTASI PEMBIMBING
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur Kehadirat Allah SWT atas segala Rahmat dan Karunia-Nya sehingga
Dokumen Rancangan Aksi Perubahan “Peningkatan Peluang Investasi Bidang Kayu di Luar
Kawasan Hutan untuk Pengembangan Produk Energi Terbarukan” ini dapat diselesaikan.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Kepala Dinas Kehutanan (Ir. Syarifuddin,
MMA) selaku mentor dan Bapak Dr. Fajar Iswahyudi, SE, MPA selaku pembimbing atas
dukungan, saran, masukan dan arahannya dalam penyusunan dokumen ini, serta semua pihak
yang tidak dapat kami sebutkan atas saran dan masukan yang berharga bagi kami. Terimakasih.
Hormat Kami,
Penyusun
iv
DAFTAR ISI
v
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
vi
1. LATAR BELAKANG
Berdasarkan Pergub Kaltara no. 7 tahun 2017 tentang uraian tugas jabatan struktural di Dinas
Kehutanan, Sekretaris Dinas mempunyai tugas sebagai berikut :
a. Mengarahkan penyusunan rencana program Sekretariat dengan mengarahkan dan
memberi petunjuk untuk menyusun rencana kerja;
b. Menyusun rencana pelaksanaan kegiatan berdasarkan rencana kerja Sekretariat dan
kebijaksanaan yang ada agar tugas pokok dan fungsi dapat dilaksanakan dengan efektif;
c. Mendistribusikan tugas kepada Subbagian sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya
agar dapat dilaksanakan dengan efektif dan tersinkronisasi;
d. Mengendalikan pelaksanaan tugas Sekretariat dengan membimbing, mengarahkan dan
mengawasi untuk optimalisasi tugas;
e. Melakukan kerjasama dengan instansi terkait, Kabupaten/Kota, Instansi Vertikal serta
Pihak Ketiga berdasarkan peraturan perundang- undangan yang berlaku untuk
keberhasilan program kerja;
f. Melakukan pengawasan dan penilaian kepada pegawai dengan cara memberikan
pengarahan dan pembinaan sesuai dengan peraturan pedoman dalam rangka
meningkatkan kinerja pegawai;
g. Mengevaluasi pelaksanaan kegiatan Sekretariat untuk Mengetahui tingkat pencapaian
kegiatan, permasalahan yang dihadapi serta upaya pemecahan;
h. Memonitor dan mengevaluasi pelaksanaan tugas Sekretariat berdasarkan realisasi
tingkat pencapaian pelaksanaan kegiatan untuk menentukan program kegiatan yang akan
datang;
i. Melaksanakan tugas lain sesuai dengan bidang tugas dan melaporkan kepada pimpinan.
Isu strategis pada Dinas Kehutanan merupakan salah satu pengayaan analisis
lingkungan internal dan eksternal terhadap hasil capaian pembangunan 5 (lima) tahun
terakhir, serta permasalahan yang masih dihadapi ke depan dengan mengidentifikasi kondisi
atau hal yang harus diperhatikan ke depan atau di kedepankan dalam perencanaan
pembangunan karena dampak yang signifikan bagi entitas (daerah/masyarakat) di masa
datang. Apabila tidak ditindaklanjuti dengan perbaikan/solusi/inovasi akan menimbulkan
kerugian yang lebih besar, dalam hal tidak dimanfaatkan dan akan menghilangkan peluang
untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dalam jangka Panjang.
Dalam pelaksanaan peran Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Utara sebagai
koordinator pelaksana teknis pada pembangunan kehutanan terus melakukan perbaikan pada
peningkatan kualitas fungsi pelayanan pada setiap isu strategis yang telah dipetakan agar
status prioritas pada progam pembangunan dapat lebih tepat sasaran sesuai tujuan
pembangunan daerah.
Hasil identifikasi isu permasalahan yang dihadapi saat ini, terdapat 3 (tiga) isu yang
akan diangkat dalam hal peningkatan kualitas pelayanan Dinas Kehutanan terkait usulan
perbaikan pada strategi arah kebijakan teknis Dinas Kehutanan sebagaimana pada tabel 1.
Tabel 1. Indentifikasi isu permasalahan dalam rangka peningkatan kualitas pelayanan pada
strategi arah kebijakan Dinas Kehutanan
4
NO IDENTIFIKASI BUKTI DUKUNG DAMPAK
MASALAH
dianggap kurang layak
untuk dikelola oleh
masyarakat, dari fungsi
ataupun aksesbilitas.
3. Target peningkatan Hasil monev kinerja Belum maksimalnya
produktifitas bantuan, diantaranya : peningkatan kapasitas
masyarakat pinggiran - Pada LPHD Antutan dari produksi kelompok tani
hutan melalui 28 ekor kambing hanya perhutanan sosial dalam
pemanfaatan bantuan tersisa 1 (TA. 2021, rangka kontribusi
hibah perhutanan sosial monev 2022) mewujudkan
100% belum tercapai - LPHD Longsam 20 unit kesejahteraan
stup madu, tersisa 14 masyarakat
hanya 1 liter per tahun
(TA. 2021, monev 2022)
- LPHD Binusan : mesin
olah rotan terbengkalai
- LPHD Setabu :
Penempatan gajebo pada
potensi lokasi wisata yang
aksesnya sulit
-
Dari tahun 2018 – 2023
dengan 133 KUPS yang
terbentuk 68% masih
kategori blue artinya
belum ada peningkatan
pemberdayaan
masyarakat, 18 % Silver,
Gold 14%, Platinum 0%
3. ANALISIS PERMASALAHAN
1
Herawan Lutfi. 2020. Jurnal pengembangan kearsipan, 2020. Vol 13 : 2.
5
tujuan; Growth adalah analisis seberapa jauh suatu masalah atau masalah akan berkembang
di masa depan dan menjadi lebih sulit untuk dihadapi.
3. Target peningkatan 5 5 5 15 1
produktivitas
masyarakat pinggiran
hutan melalui
pemanfaatan bantuan
hibah perhutanan sosial
100% belum tercapai
Penilaian berdasarkan skala likert 1-5 : 1=sangat kecil, 2=kecil, 3=sedang, 4=besar, 5=sangat besar
Berdasarkan hasil penilaian USG pada tabel 2, maka ada 2 permasalahan yang
memiliki total nilai sama yakni 15, yang artinya dari segi waktu kesegeraan penyelesaian,
keseriusan masalah dan dampak tingkat pekembangan masalah ke 2 hal tersebut harus
segera diselesaikan, yakni masalah 1) Masih terhambatnya investasi bidang kayu di luar
Kawasan hutan / APL untuk pengembangan energi terbarukan dan 2) Target peningkatan
produktivitas masyarakat pinggiran hutan melalui pemanfaatan bantuan hibah perhutanan
sosial 100% belum tercapai.
Namun demikian berdasarkan pertimbangan bahwa permasalahan untuk no 3 “target
peningkatan produktivitas masyarakat pinggiran hutan melalui pemanfaatan hibah
perhutanan sosial 100% belum tercapai” dapat diselesaikan dengan program penguatan
kelembagaan kelompok tani dan penyuluh/pendamping perhutanan sosial berupa kegiatan
sosialisasi, bimbingan teknis dan pelatihan yang telah dianggarkan di DPA Dinas
Kehutanan tahun 2023 Bidang Penyuluh, Pemberdayaan Masyarakat dan Hutan Adat.
Solusi lainnya adalah penyusunan Petunjuk Teknis tentang Mekanisme Penyelenggaraan
Bantuan Hibah Perhutanan Sosial di Provinsi Kalimantan Utara yang ditetapkan dengan
Surat Keputusan (SK) Gubernur Kalimantan Utara untuk menjadi panduan dalam
penyelenggaraan teknis bantuan hibah yang memuat mulai dari syarat permohonan,
verifikasi teknis sampai administrasi pertanggung jawaban dan pelaporan.
6
Permasalahan no 1 adalah permasalahan yang diangkat menjadi isu utama dalam
rancangan aksi perubahan ini yakni “masih terhambatnya investasi bidang kayu di luar
Kawasan hutan / APL untuk pengembangan produk energi terbarukan”. Hasil penilaiaian
terhadap masalah ini dengan memperhatikan urgensi masalah, keseriusan masalah yang
dihadapi serta kemungkinan berkembangnya masalah tersebut semakin besar memiliki nilai
total 15. Sampai dengan saat ini bahwa representasi kebijakan nasional atas kayu hanya
dalam Kawasan hutan, tetapi di luar Kawasan hutan/APL cenderung jarang disentuh.
Kebijakan yang 1 size fit all belum melihat potensi APL di luar jawa yang rata-rata APL
Kalimantan, Sumatera dan Papua didominasi oleh Hutan/tanaman kayu kehutanan. Luas
APL di Provinsi Kalimantan Utara sebesar 1,4 juta hektar, 50% lebih dari luasan tersebut
menjadi potensi peluang investasi berbasis kayu. Terbitnya Perpres no 112 tahun 2022
memberikan peluang bagi pelaku usaha dan local community untuk memanfaatkan lahan
yang tidak hanya di dalam kawasan hutan tetapi juga di luar Kawasan sebagai peluang
investasi untuk pengembangan produk energi terbarukan, yang peluang ini akan linear
dengan terbukanya lapangan pekerjaan untuk masyarakat di luar kawasan hutan
sebagaimana ruhnya UU Cipta kerja no 11 tahun 2020. Kebijakan pendukung lainnya
adalah dengan terbitnya UU no 16/2016 terkait ratification of the paris agreement (NDC
Indonesia), Perpres 98/2021, SK KemenLHK no 168/2022 tentang Indonesia Folu Net Sink
2030 (RO), Pergub Kaltara no 7/2019 tentang RAD GRK, memberikan ruang bahwa APL
adalah salah satu kontributor dalam mencapai target NDC Indonesia.
4. TEROBOSAN INOVASI
Berdasarkan hasil analisa masalah yang telah di jelaskan pada bab sebelumnya, maka
terobosan inovasi yang dibutuhkan Dinas Kehutanan untuk meningkatkan kualitas fungsi
pelayanan sebagai alternatif solusi pemecahan masalah atas “masih terhambatnya investasi
bidang kayu di luar Kawasan hutan/APL untuk pengembangan energi terbarukan” adalah
dengan “Fasilitasi Pengusulan Kategori Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI)
dan NIB Bidang Kayu di Luar Kawasan Hutan untuk Pengembangan Produk Energi
Terbarukan pada sistem online single submission” sebagai upaya peningkatan peluang
investasi bidang kayu di luar Kawasan hutan untuk pengembangan produk energi terbarukan
di Provinsi Kalimantan Utara.
Fasilitasi pengusulan bidang kayu di luar Kawasan hutan untuk pengembangan
produk energi terbarukan di Provinsi Kalimantan Utara diusulkan pada sistem online single
submission sebagai sarana perolehan jenis perizinan usaha. Apabila telah terakomodir di
OSS, maka seluruh pelaku usaha atau local community yang memiliki rencana bisnis, tidak
hanya di Kaltara tetapi di seluruh Indonesia para investor dapat menanamkan modalnya pada
jenis usaha tersebut.
8
Adapun stakeholder yang terlibat dalam aksi perubahan ini diantaranya adalah Pelaku
usaha, baik dari perusahaan atau local community yang memiliki rencana bisnis sebagai
sasaran dari inovasi ini, Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM)/Kementerian
Investasi sebagai penelola OSS, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan serta Dinas
Kehutanan dalam urusan kebijakan peredaran kayu, dan Gubernur Kalimantan Utara yang
menerbitkan rekomendasi teknis pengusulan KLBI dan NIB kepada BKPM atas bidang kayu
di luar Kawasan hutan untuk pengembangan produk energi terbarukan.
Inovasi ini sangat penting dilakukan karena akan memberikan dampak positif dari
berbagai aspek yakni bagi para investor/pelaku usaha sebagai peluang investasi, bagi
masyarakat peluang lapangan pekerjaan, bagi pemerintah provinsi dan daerah sebagai
peluang potensi peningkatan PAD, kebutuhan pasar ekspor, produk biomassanya sebagai
energi alternatif diantaranya pengganti LPG atau untuk pembangkit tenaga listrik bebas
batubara, sebagai alternatif bagi kebijakan lingkungan merupakan implementasi
pembangunan berbasis green economy dan green energy.
Inovasi aksi perubahan ini akan dilakukan dalam beberapa tahapan millestone jangka
pendek, jangka menengah hingga jangka Panjang :
- Pada tahapan millestone tahapan jangka pendek selama 60 (enam puluh hari) dari tanggal
2 Mei sampai dengan 14 Juli 2023 adalah pengusulan rekomendasi teknis oleh Gubernur
Kalimantan Utara kepada BKPM untuk pencantuman KLBI dan NIB kegiatan
pemanfaatan kayu di luar Kawasan hutan untuk pengembangan industri produk energi
terbarukan pada sistem perizinan berusaha terintegrasi secara elektronik serta adanya uji
pendahuluan pada 1 (satu) calon pelaku usaha pemilik rencana bisnis.
- Pada tahapan millestone jangka menengah (60 hari s.d 1 tahun) ditargetkan pencantuman
KLBI dan NIB jenis usaha tersebut pada sistem OSS.
- Pada tahapan jangka Panjang (> 1 tahun) adalah dilakukannya Sosialisasi secara intensif
atas kebijakan bidang kayu di luar Kawasan hutan untuk pengembangan produk energi
terbarukan ke para pihak lingkup Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara, Pemda
Kabupaten/Kota lingkup Kalimantan Utara, para pelaku usaha baik perusahaan
kehutanan atau perkebunan atau local community pada bidang usaha penanaman kayu
untuk biomassa.
Novelty : Pemanfaatan jenis kayu hutan di luar kawasan untuk pengembangan produk
energi terbarukan/biomassa sebagai jenis usaha dan perizinan usaha di
Indonesia yang terlembaga dengan sistem online single submission.
5. TUJUAN
“Terbitnya surat rekomendasi teknis dari Gubernur Provinsi Kalimantan Utara kepada
Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal dan terlaksananya uji
9
pendahuluan pada 1 (satu) calon pelaku usaha perusahaan tambang pemilik rencana bisnis
pengembangan biomassa/energi terbarukan”
“Tersedianya KBLI dan NIB Pemanfaatan jenis kayu hutan di luar kawasan untuk
pengembangan produk energi terbarukan/biomassa pada sistem online single submission”.
“ Peningkatan PAD Provinsi Kalimantan Utara melalui peningkatan investasi dari sektor
kayu di luar Kawasan hutan untuk pengembangan produk energi terbarukan serta
peningkatan lapangan pekerjaan bagi masyarakat”.
6. MANFAAT
a. Jangka Pendek
Internal
Sebagai salah satu strategi peningkatan iklim investasi pada sektor kayu hutan di luar
kawasan untuk pengembangan produk energi terbarukan di Provinsi Kalimantan Utara.
Eksternal
Sebagai bahan pertimbangan pengembangan kebijakan bagi Lembaga/kementerian
investasi dan KLHK atas nilai-nilai keterbaharuan peluang ruang investasi sektor kayu
di luar kawasan hutan.
b. Jangka Menengah
Internal
Meningkatnya kualitas kinerja pelayanan Dinas Kehutanan dalam rangka mendukung
ruang investasi yang berdampak besar terhadap penyerapan tenaga kerja di sektor
hulu kehutanan Provinsi Kalimantan Utara.
Eksternal
Terpenuhinya kebutuhan pelaku usaha untuk pengembangan biomassa berbasis kayu
di luar Kawasan hutan.
c. Jangka Panjang
Internal
- Meningkatnya kualitas kinerja pelayanan Dinas Kehutanan dalam rangka
mendukung ruang investasi yang berdampak besar terhadap penyerapan tenaga
kerja di sektor hulu kehutanan Provinsi Kalimantan Utara.
10
Eksternal
- Terciptanya ruang investasi bagi para pelaku usaha pada sektor kayu di luar
Kawasan hutan untuk pengembangan produk biomassa, dan sekaligus membuka
ruang kesempatan berusaha dan lapangan kerja bagi masyarakat.
11
Tabel 3. Tahapan Millestone jangka pendek implementasi rancangan aksi perubahan
Jadwal tentatif
No Kegiatan Output Tempat April Mei Juni Juli
Aktor yang terlibat
III IV I II III IV I II III IV I
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
I Tahapan Perencanaan dan Persiapan
1. Melakukan konsultasi Masukan dan saran dari Kantor Dinas Kehutanan Kepala Dinas 17
kepada Mentor mentor
2. Membuat undangan rapat Surat undangan Kantor Dinas Kehutanan tim administrasi 17
koordinasi dan
pembentukan tim efektif
3. Melaksanakan rapat terbentuknya Tim Efektif Kantor Dinas Kehutanan Kepala Dinas, Project 17
koordinasi pembentukan leader , anggota tim
tim efektif pengolah data, tim analis
kebijakan & tim
administrasi
4. Membuat draft SK Tim Terbitnya SK penetapan Kantor Dinas Kehutanan Project leader & tim 18
Efektif dan penetapan Tim Tim Efektif dan uraian administrasi
Efektif tugasnya
5. Mendistribusikan SK Tim Terdistribusinya SK Tim Kantor Dinas Kehutanan tim administrasi 18
Efektif kepada anggotan kepada semua anggota tim
tim
6. Melaksanakan rapat Tersusunnya draft Kantor Dinas Kehutanan Kepala Dinas, Project
pembahasan telaahan telaahan rekomendasi leader , anggota tim
rekomendasi dan SOP teknis dan SOP pengolah data, tim analis
kebijakan & tim
administrasi
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
II Tahap Pelaksanaan
1. Melaksanakan konsultasi dan Persetujuan dan arahan Kantor Gubernur Kepala Dinas, Project
penyampaian muatan substansi dari Bapak Gubernur Leader, tim teknis lapangan
aksi perubahan ke Bapak & tim pengolah data
Gubernur
2. Melakukan perbaikan hasil Persetujuan dan terbitnya Kantor Gubernur Kepala Dinas, Project
telaahan sesuai arahan dan rekomendasi teknis Leader, tim teknis lapangan
pertimbangan Gubernur Gubernur Kaltara ke & tim pengolah data
Kementerian
Investasi/Badan
Koordinasi Penanaman
Modal atas Pemanfaatan
jenis kayu hutan di luar
kawasan untuk
pengembangan energi
terbarukan/biomassa
sebagai jenis usaha dan
perizinan usaha di
Indonesia yang
terlembaga pada sistem
online single submission
3. Melakukan koordinasi ke Catatan saran, masukan, Kantor BKPM Jakarta Kepala Dinas, Project
Kementerian Investasi/BKPM : tanda terima surat dan leader, tim analis kebijakan,
- Penyampaian surat dukungan Direktorat perizinan dan
rekomendasi teknis gubernur sistem oss
- Konsultasi terkait usulan
kebijakan
- Dukungan dari BKPM terkait
aksi perubahan
4. Melakukan koordinasi ke Catatan saran, masukan Kantor Manggala Kepala Dinas, Project
Kementerian LHK dan dukungan Wanabakti leader, tim analis kebijakan,
Direktur PHL
5. Rapat tim efektif pembahasan hasil Perbaikan area Kantor Dinas Kehutanan Project leader, tim pengolah
koordinasi dengan BKPM & data, tim analis kebijakan &
KemenLHK tim administrasi
6. Melakukan koordinasi dan uji Terlaksananya koordinasi 1 perusahaan tambang Kepala Dinas, Project
pendahuluan ke 1 lokasi pelaku dan uji pendahuluan leader, tim analis kebijaka,
usaha perusahaan tambang dengan pelaku usaha yang tim pengolah data
telah memiliki rencana
bisnis investasi kayu di
luar Kawasan hutan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
1. Melakukan evaluasi hasil Perbaikan area Kantor Dinas Kehutanan Kepala Dinas, anggota tim
progress pelaksanaan kegiatan pengolah data, tim analis
kebijakan & tim
administrasi
2. Konsultasi hasil evaluasi tahapan Masukan dan saran Kantor Dinas Kehutanan Kepala Dinas , coach &
kegiatan kepada mentor dan dari mentor dan coach Project leader
coach
3. Menyusun laporan aksi Tersusunnya laporan Dokumen Project leader & tim
perubahan peningkatan peluang implementasi aksi dokumentasi dan pelaporan
investasi bidang kayu di luar perubahan
Kawasan hutan untuk
pengembangan produk energi
terbarukan
8. KEBUTUHAN SUMBER DAYA
a. Tim Pelaksana
Struktur tim pelaksana adalah tim efektif pelaksana rancangan aksi perubahan
sebagaimana gambar 3.
b. Pemetaan Stakeholder
c. Strategi Komunikasi
Setelah mendelow stakeholder matrik, langkah selanjutnya adalah melakukan
strategi komunikasi dengan kelompok stakeholder sesuai dengan pengaruh dan
16
kepentingannya karena mereka memiliki ekspektasi, keinginan dan kebutuhan yang
berbeda. Aspek penting komunikasi yang dinilai efektif adalah memastikan bahwa
informasi yang dikomunikasikan tujuannya jelas dan sesuai dengan konteksnya. Strategi
komunikasi yang digunakan oleh reformer diuraikan secara rinci pada tabel 4.
d. Pemanfaatan teknolgi
Pemanfaatan teknologi pada implementasi rancangan aksi perubahan
“Peningkatan Peluang Investasi Bidang Kayu di luar kawasan hutan untuk
pengembangan produk energi terbarukan” adalah dengan pemanfaatan sistem online
single submission yang merupakan layanan perizinan berusaha terintegrasi secara
elektronik (PBTSE) dengan prinsip satu portal (nasional), satu identitas (NIB) dan satu
format izin (izin usaha). Pendaftaran perizinan berusaha dengan sistem OSS adalah
sebagai bentuk penyelenggaraan perizinan berusaha berbasis resiko yang merupakan
implementasi Undang-undang nomor 11 tahun 2020 tentang Cipta Kerja.
17
9. MANAJEMEN RISIKO
a. Identifikasi Risiko
18
b. Analisis Risiko
Penentuan tingkat risiko pada hasil identifikasi risiko di beberapa tahapan kegiatan
rancangan aksi perubahan yang memiliki potensi bahaya tersajikan sebagaimana gambar
diagram 5. Dari kegiatan yang dianalisis pada diagram tersebut, maka Rn3, Rn5 memiliki
risiko sangat tinggi, dan Rn4, Rn5 masuk dalam kategori risiko tinggi.
LEVEL DAMPAK
PETA RISIKO 1 2 3 4 5
Tidak Kurang Sangat
5X5 Sedang Signifikan
signifikan signifikan Signifikan
Rn3
5 Sangat sering 5 10 15 20 25
Rn5
4 sering 4 8 12 16 20
Rn5 Rn4
KEMUNGKINAN
3 cukup sering 3 Rn7 6 9 12 15
2 jarang 2 4 6 8 10
Rn4
1 sangat jarang 1 2 3 4 5
c. Penanganan Risiko
Rn3 Bapak Gubernur tidak 25 1. Draft telaahan 2. Melakukan Notulensi hasil Minggu
dapat ditemui rekomendasi Konsultasi pertemuan ke 1
teknis pertemuan teknis dan Mei
disampaikan via teknis kepada penyerahan 2023
admin bapak Sekda draft telaahan PIC:
2. Melakukan rekomendasi Dede
konsultasi dan teknis kepada Nugraha
penyampaian Bapak Sekda (Tim
muatan substansi Analis
kepada Bapak Kebijak
Sekda an)
19
Prioritas Risiko Level Penanganan Risiko
Risiko Risiko
Opsi Rencana Aksi Output Waktu
& PIC
Rn6 Dirjen PHL tidak dapat 12 1. Membuat janji 1. Melakukan Gagasan dari Minggu
ditemui temu dengan konsultasi prespektif ke 2
Dirjen PHL dengan kehutanan dan Mei
2. Melakukan Direktur dukungan 2023
konsultasi dengan Iuran dan kepada
Direktur Iuran Penatausaha rancangan aksi PIC:
dan an hasil perubahan Project
Penatausahaan hutan Leader
hasil hutan
20
Nama Personil Tugas dan Bentuk Kegiatan Output Jadwal
Fungsi Bangkom Bangkom Pelaksanaan
21
Hasil akhir penilaian sikap perilaku peserta memiliki kualifikasi Baik dengan nilai
8,88, maka rekomendasi pengembangan potensi diri yang perlu diberikan adalah
“Pengayaan pengembangan potensi diri dalam bentuk kegiatan-kegiatan yang terukur
pada saat melaksanakan aksi perubahannya dengan bimbingan dan pendampingan yang
terjadwal sebagai bekal pendalaman sikap perilaku dalam jabatan pimpinan tinggi
pratama” sebagaimana tabel 9.
22