Anda di halaman 1dari 5

HIV-AIDS

Devi Arine Kusumawardani, S.Keb., M.Kes.


Human Immunodeficiency Virus (HIV) :  Pregnancy 5–10%
 Labor 10-20%
Virus yang melemahkan sistem kekebalan tubuh  Breastfeeding 5-20%
manusia Infeksi HIV pada tahap yang lanjut dapat
 Total 20-50%
menyebabkan
AIDS Acquired Immuno Deficiency Syndrome (AIDS) :
Sekumpulan gejala yang timbul akibat melemahnya
sistem kekebalan tubuh.
Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah
retrovirus yang menginfeksi, merusak, atau
menggangu fungsi sel sistem kekebalan tubuh
manusia (sel CD4 atau sel T) sehingga sistem
pertahanan tubuh melemah. Acquired Immuno
Deficiency Syndrome (AIDS) adalah stadium infeksi
HIV sudah parah (10-15 th stlh infeksi HIV) sehingga
penderita rentan infeksi dan keganasan dengan kadar Faktor Transmisi
sel CD4 < 200 sel/mm3.
MATERNAL FACTORS

Viral load ✓ CD4 ✓ Nutritional status during


pregnancy ✓ Infectious disease during pregnancy ✓
Breast problem
FETUS FACTORS

Gestational age and birth weight during newborn ✓


Duration of breastfeeding ✓ Sore in the baby mouth
OBSTETRIC FACTORS

Methods of delivery ✓ Duration of labor ✓ Premature


rupture of membrane ✓ Episiotomy, vacum, forceps
Populasi Beresiko
 Virus RNA berenvelope rantai tunggal
 Sex workers
 HIV tipe-1 (HIV-1) dan HIV tipe-2 (HIV-2)
 People who injecting drugs
 HIV-1 lebih mudah masuk ke tubuh dan lebih
 Men who have sex with men (MSM)
mematikan dibanding HIV-2
 Transgender
Resiko Transmisi  Prisoners
Patogenesis
WINDOW PERIOD

Infected ; HIV antibody (-) ; 3 months after infected ;


High risk of transmission ; Flu-like syndrome
LATENT PERIOD

Asymptomatic – mild symptoms ; HIV antibody (+) ; 2-


3 years after infected ; Mild symptoms 5-8 years
AIDS

Terminal stage of HIV ; Opportunistic infection


Infeksi virus sitomegalo, Infeksi
herpes simpleks, > 1 bulan, Infeksi
jamur berat
 Kandidiasis esophagus, trakea atau
bronkus, Mikrobakteriosis atypical,
 Slamonelosis non tifoid disertai
septicemia
 TB ekstrapulmoner
 Limfoma maligna
 Sarkoma jerovici
Manifesti klinis
 Enselopati HIV
Stadium Manifesti  Penampilan aktivitas fisik skala IV:
Klinis sangat lemah, selalu berada di
Primer Asimptomatik, sindrom retroviral akut tempat tidur > 50% per hari dalam 2
I Asimptomatis, limfadenopati persisten bulan terakhir
generalisata
Penampilan/aktivitas fisik skala I :
Preventif
asimptomatis, aktivitas normal
II Penurunan berat badan < 10% Infeksi
saluran pernafasan rekuren (sinusitis,
otitis)
Herpes zoster
Manifestasi mukokutaneus minor (ruam
kulit yang gatal seboroik atau prurigo,
ulkus mulut berulang)
Dengan penampilan aktivitas fisik skala II
: simptomatis, aktivitas normal
III  Penurunan berat badan > 10%
 Diare kronis dengan penyebab tidak
jelas, > 1bulan
 Demam dengan sebab tidak jelas
(intermitten atau tetap), > 1 bulan
(demam dengan suhu > 37,60C
intermitten atau konstan)
 Anemia tidak jelas penyebabnya (Hb
< 8gr/dL)
 Neutropenia (neutrophil < 500
sel/µL) Prong 1 Pencegahan Primer infeksi HIV pada wanita
 Trombositopenia kronik (platelet < usia reproduktif
50.000 sel/µL)
 Infeksi berulang pada saluran
pernafasan atas
 Kandidiasis oral atau vaginal
 Oral hairy leukoplakia
 TB pulmoner dalam 1 tahun terakhir
 Infeksi bakteri berat (peneumonia,
piomiositis, gingivitis, periodontif
ulseratif nekrotika)
Prong 2 Pencegahan kehamilan yang tidak diinginkan
 Dengan penampilan aktivitas fisik
pada wanita terinfeksi HIV
skala III: lemah, berada di tempat
tidur, < 50% per hari dalam bulan  Voluntary counselling and testing (VCT)
terakhir  Kontrasepsi aman & efektif (kecuali IUD)
IV  HIV wasting syndrome, Ensefalitis
toksoplasmosis, Diare akibat Prong 3 Pencegahan transmisi vertical HIV dari ibu ke
 Cryptosporidiosis, > 1 bulan, bayi
Cryptococcosis ekstrapulmoner,
1. Layanan kesehatan ibu&anak komprehensif
Skrining HIV saat hamil, konseling pasangan
untuk VCT
2. Layanan VCT
Sesuai pedoman nasional VCT di Puskesmas,
klinik, atau Rumah Sakit
3. Pemberian ARV selama hamil, bersalin, nifas
Sesuai pedoman nasional pengobatan ARV
melalui RS rujukan ODHA
4. Konseling & pemberian makan bayi Pencegahan Penularan Infeksi HIV
Pemberian ASI atau sufor disesuaikan dengan
Terapi ARV merupakan pencegahan penularan HIV
syarat AFASS
paling efektif yg dapat menurunkan penularan HIV
5. Layanan persalinan optimal
93% pada pasangan seksual non-HIV
Metode SC terencana pd ibu hamil HIV (+) UK 38
mg Terapi ARV termasuk bagian dari treatment as
prevention (TasP)
Prong 4 Penyediaan terapi, perawatan, dan dukungan
pada ibu HIV, anak, dan keluarga Terapi ARV harus disertai dengan pengurangan
perilaku berisiko (penggunaan kondom yang
1. Sistem rujukan terencana pada ibu hamil,
konsisten, perilaku seks dan NAPZA yang aman,
bersalin, nifas, dan anak dengan HIV (+)
pengobatan IMS yang konsisten dengan panduan
2. Dukungan psikososial & perawatan
tepat)

Pencegahan Penularan HIV dari ibu ke anak


(Transmisi vertikal)
Transmisi vertikal berperan sebagai metode penularan
utama (92%) infeksi HIV pada anak berusia < 13 tahun.
Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tata Pendekatan komprehensif untuk mencegah transmisi
Laksana HIV vertikal HIV:
(Kepmenkes RI Nomor HK.01.07/MENKES/90/2019) a) Pencegahan primer infeksi HIV pada wanita
Diagnosis HIV usia reproduksi
b) Pencegahan kehamilan tidak diingankan pada
Tes HIV harus mengikuti prinsip 5 komponen dasar 5C wanita terinfeksi HIV
(informed consent, confidentiality, counseling, correct c) Pencegahan transmisi vertikal HIV dari ibu
test results, connections to care, treatment and kepada bayi
prevention services). d) Penyediaan terapi, perawatan dan dukungan
yg baik bagi ibu dengan HIV, anak, dan
Diagnosis HIV ditegakkan dengan menggunakan 2
keluarganya
metode pemeriksaan yaitu serologis (rapid
immunochromatography test/tes cepat dan enzyme Layanan PPIA : paket layanan kesehatan reproduksi,
immunoassay/EIA) dan virologis (DNA HIV dan RNA layanan KIA, KB, kesehatan reproduksi remaja –
HIV). integrasi pencegahan hepatitis B dan sifilis kongenital
(triple eliminasi).
HIV positif jika:
1. 3 hasil pemeriksaan serologis dengan 3
metode atau reagen berbeda hasil reaktif
2. Pemeriksaan virologis kuantitatif atau
kualitatif terdeteksi HIV
Layanan HIV-IMS Komprehensif Berkesinambungan
(LKB)

HIV STIGMA
 Believing that only certain groups of people can
get HIV
 Making moral judgments about people who take
steps to prevent HIV transmission
 Feeling that people deserve to get HIV because of
their choices
HIV DISCRIMINATION
 A healthcare professional refusing to provide
care or services to a person living with HIV
 Refusing casual contact with someone living with
HIV
 Socially isolating a member of a community
because they are HIV (+)
 Referring to people as HIVers or Positives
What causes HIV stigma?
Misconception about how HIV is transmitted and
what it means to live with HIV today
Lack of information and awareness with outdated
beliefs
Many people think of HIV as a disease that only
certain groups get
What are the effects of HIV stigma and
discrimination?
Stigma and discrimination affect the emotional well-
being & mental health of people living with HIV →
negative self-image → fear and judged negaLvely if
their HIV status is revealed
Internalized stigma or self-stigma → feeling of shame,
fear of disclosure, isolation, and despair → keep
people from getting tested and treated for HIV
Gender & HIV-AIDS
Powerlessness and lack of decision-making by female
farmworkers was common as female farmworkers
were dependent on their male partners to make
decisions in the workplace as well as decisions
regarding sexual matters in a relationship.
Farmworkers are continuously exposed to exploitation
and disempowerment in a variety of ways with very
little support from their supervisors, which makes
them vulnerable to contracting HIV (Klass et al, 2018).

Anda mungkin juga menyukai