Anda di halaman 1dari 51

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Satuan Pendidikan : SMA Islam Al-Ishlah Bukittinggi


Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : XII/ Genap
Materi Pokok : Teks Cerita Sejarah
Alokasi Waktu : 6 x 45 Menit (3x Pertemuan)
Tahun Pelajaran : 2022/2023

A. Kompetensi Inti
KI 1: Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya

KI 2: Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, santun, peduli (gotong royong,


kerjasama, toleran, damai), bertanggung jawab, responsif, dan pro-aktif,
dalam berinteraksi secara efektif sesuai dengan perkembangan anak di
lingkungan, keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar,
bangsa, negara, kawasan regional, dan kawasan internasional.

KI 3: Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi pengetahuan


faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif pada tingkat teknis,
spesifik, detil, dan kompleks berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab
fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan pada bidang kajian
yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan
masalah.
KI 4: Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji secara
efektif, kreatif, produktif, kritis, mandiri, kolaboratif, komunikatif, dan
solutif, dalam ranah konkret dan abstrak terkait dengan pengembangan
dari yang dipelajarinya di sekolah, serta mampu menggunakan metoda
sesuai dengan kaidah keilmuan

B.Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi

Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi


3.4 Menganalisis Kebahasaan cerita 3.4.1 Peserta didik mampu menentukan aspek
sejarah kebahasaan dalam teks cerita sejarah
3.4.2 Peserta didik mampu menjelaskan aspek
kebahasaan dalam teks cerita sejarah

4.4.1 Memahami unsur fakta sejarah dan


4.4 Menulis cerita sejarah pribadi unsur imajinatif dalam cerita sejarah
dengan memerhatikan 4.4. 2 Merancang konsep peristiwa peristiwa
kebahasaan secara struktural sebagai langkah menulis
teks cerita sejarah
4.4.3 Memproduksi teks cerita sejarah pribadi
dengan memperhatikan kebahasaan
C. Tujuan Pembelajaran
Melalui kegiatan pembelajaran dengan pendekatan saintifik dengan model
Problem Based Learning dan Project Based Learning peserta didik dapat
menganalisis kebahasaan teks cerita sejarah serta terampil menulis cerita sejarah
pribadi dengan memperhatikan kebahasaan teks cerita sejarah, dengan penuh rasa ingin
tahu, tanggung jawab, jujur dan Percaya diri.

D. Materi Pembelajaran
Materi Reguler dan Remedial
1. Contoh teks cerita sejarah (fakta)
2. Isi teks cerita sejarah (fakta, konsep)
3. Ciri kebahasaan teks cerita sejarah (konsep)
4. Langkah langkah menulis teks cerita sejarah (prosedural)
5. Menyesuaikan dengan pengalaman/sejarah yang dialami siswa (metakognitif)

Materi Pengayaan
Materi pengayaan berupa materi-materi dalam cakupan KD yang kompetensinya di atas
materi reguler dan remedial

E. Metode/Model Pembelajaran
Pendekatan : Saintifik
Model : Problem Based Learning (PBL) Project Based Learning (PjBL)
Metode : diskusi kelompok, tanya jawab dan Penugasan

F. Media/Alat dan Bahan


1. Film Teks Cerita Sejarah
2. Buku cetak
3. Laptop
4. Media Elektronik (internet)
5. Spidol & White Board

G. Sumber Belajar
Suherli, dkk. 2017. Buku Siswa Bahasa Indonesia Kelas XII Revisi Tahun 2017. Jakarta:
Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud.
Suherli, dkk. Buku Guru Bahasa Indonesia Kelas XII Revisi Tahun 2017. Jakarta: Pusat
Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud.

H. Langkah Langkah Pembelajaran


PERTEMUAN KE 1
3.4 Menganalisis Kebahasaan teks cerita Sejarah
Tahapan Kegiatan Waktu
Membangun Konteks (fase 1) 10’
1. Peserta didik merespon salam tanda mensyukuri anugerah
Tuhan dan saling mendoakan (Religiusitas)
2. Ketua kelas menyiapkan anggota kelas untuk menerima
pelajaran (Disiplin)
3. Berdoa secara bersama-sama dipimpin oleh ketua kelas
(Religiusitas)
4. Peserta didik secara bersama-sama membaca ayat kursi
(Religiusitas)
PENDAHULUAN 5. Peserta didik membaca Alquranyang terintegrasi terhadap
materi pembelajaran
QS Surat Al- yusuf ayat 111
".sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat
pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal. Alquran itu
bukanlah cerita yang dibuat-buat, akan tetapi membenarkan
(kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjelaskan segala sesuatu,
dan sebagai petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman.(QS.
Yusuf :111)

Peserta didik diajak merefleksikan isi kandungan ayat tersebut


dengan kehidupan sehari-hari terkait dengan masalah yang sering
diamati dalam kehidupan

6. Apersepsi
Fase 1 (Pemberian Peserta didik merespon pertanyaan dari guru sebagai tahapan
Rangsangan) pengantar pembelajaran/apersepsi (tanya jawab).
a. “Apakah ananda sering membaca novel sejarah , dan
bisakah ananda menyebutkan judul novel sejarah yang
pernah ananda baca ?”
b. “Siapa diantara ananda yang mau menceritakan secara
singkat tentang novel sejarah yang paling berkesan, yang
pernah ananda baca ?”
Mendiskusikan manfaat memahami pembelajaran novel sejarah
dalam implementasi kehidupan sehari hari

7. Motivasi
Peserta didik menerima informasi tentang hal-hal yang akan
dipelajari melalui langkah pembelajaran dengan model
pembelajaran Project Based Learning dan penilaian baik sikap,
pengetahuan dan keterampilan.
Peserta didik dibagi ke dalam beberapa kelompok, dengan
jumlah anggota setiap kelompok 4 orang

KEGIATAN INTI Sintaks 65’


(Problem Based Fase 2 1. Peserta didik membaca kutipan teks cerita
Learning ) Identifikasi sejarah “Mangir” Karya Pramoedya Ananta
Masalah Toer pada buku siswa hal.33 (Literasi,
Mandiri)

Fase 3 2. Peserta didik berdiskusi mengidentifikasi


Pengumpulan data unsur Kebahasaan teks cerita sejarah
dan kerjasama (Komunikatif, gotong royong, tanggung
jawab)
3. Peserta didik dalam kelompok dibimbing
oleh pendidik berdiskusi mengumpulkan
data/informasi sebanyak mungkin dari
kutipan sejarah tersebut berupa unsur
kebahasaan teks cerita sejarah (Kolaboratif,
disiplin, tanggung jawab)
Fase 4 4. Peserta didik dalam kelompok berdiskusi
Pengolahan data guna menganalisis unsur kebahasaan yang
terdapat dalam teks cerita sejarah (tanggung
jawab, berpikir kritis)
5. Peserta didik memeriksa ketepatan hasil
diskusi sebelumnya dalam bentuk diskusi
pengolahan informasi tentang unsur
kebahasaan teks cerita sejarah (berpikir
kritis, tanggung jawab, disiplin, kerjasama)
6. Peserta didik mempresentasikan hasil
Fase 5 diskusi kelompok (Kolaboratif, tanggung
Pembuktian jawab)
7. Peserta didik kelompok lain menanggapi
kelompok yang presentasi (komunikatif,
tanggungjawab)

Kegiatan guru bersama peserta didik yaitu: 15’


1. Membuat rangkuman/simpulan pelajaran;
2. Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan
(berfikir kritis)
3. Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil
pembelajaran; dan
PENUTUP Kegiatan guru yaitu:
1. Melakukan penilaian;
2. Merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk
pembelajaran remedi, program pengayaan, memberikan tugas
baik tugas individual maupun kelompok sesuai dengan hasil
belajar peserta didik; dan
3. Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan
berikutnya

Pertemuan Ke -2
Indikator Pencapaian Kompetensi
4.4 Menulis cerita sejarah pribadi dengan memerhatikan kebahasaan

Tahapan Kegiatan Waktu


Membangun Konteks (fase 1) 10’
1. Peserta didik merespon salam tanda mensyukuri anugerah Tuhan
dan saling mendoakan (Religiusitas)
2. Ketua kelas menyiapkan anggota kelas untuk menerima pelajaran
(Disiplin)
3. Berdoa secara bersama-sama dipimpin oleh ketua kelas
(Religiusitas)
4. Peserta didik secara bersama-sama membaca ayat kursi
(Religiusitas)
5. Peserta didik membaca Alquranyang terintegrasi terhadap materi
pembelajaran
QS Surat Al- yusuf ayat 111
PENDAHULUAN ".sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat
pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal. Alquran itu
bukanlah cerita yang dibuat-buat, akan tetapi membenarkan
(kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjelaskan segala sesuatu,
dan sebagai petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman.(QS.
Yusuf :111)

Peserta didik diajak merefleksikan isi kandungan ayat tersebut


dengan kehidupan sehari-hari terkait dengan masalah yang sering
diamati dalam kehidupan
8. Apersepsi
Peserta didik merespon pertanyaan dari guru sebagai tahapan
pengantar pembelajaran/apersepsi (tanya jawab).
a. “Apakah Ananda pernah menonton film sejarah?”
b. “Film apa yang pernah Ananda tonton dan coba ceritakan
seperti apa filmnya ?”
Mendiskusikan manfaat memahami pembelajaran novel sejarah
dalam implementasi kehidupan sehari hari

9. Motivasi
Peserta didik menerima informasi tentang hal-hal yang akan
dipelajari melalui langkah pembelajaran dengan model
pembelajaran Project Based Learning dan penilaian baik sikap,
pengetahuan dan keterampilan.
Peserta didik dibagi ke dalam beberapa kelompok, dengan
jumlah anggota setiap kelompok 4 orang

KEGIATAN INTI Sintaks 65’


(Model Project Fase 1 1. Peserta didik secara berkelompok
Based Learning) Menetapkan tema berdiskusi dan dibimbing guru tentang
proyek penetapan proyek yang akan dikerjakan.
(Komunikatif, Disiplin dan tanggung
jawab )
Fase 2 2. Peserta didik mengumpulkan informasi
Menetapkan sebanyak mungkin tentang sejarah tokoh
konteks belajar “ Soekarno” (Literasi, Komunikatif)

3. Peserta didik memperhatikan cuplikan


film sejarah “Soekarno” yang ditampilkan
oleh guru .(Literasi,mandiri)

Fase 3 4. Peserta didik mengelompokkan


Merencanakan informasi sesuai unsur-unsur dalam teks
aktivitas cerita sejarah yang meliputi tokoh, urutan
kejadian, dan latar peristiwa yang terdapat
pada film ( komunikatif, gotong royong,
tanggung jawab)

FASE 4 5. Peserta didik berdiskusi


Memproses mengidentifikasi fakta sejarah dan unsur
aktivitas imajinatif yang ditemukan dalam film
tersebut (komunikatif, gotong royong,
tanggung jawab)

Fase 5 6. Peserta didik mempresentasikan hasil


Penerapan diskusi kelompok
aktivitas dalam 7. Peserta didik kelompok lain menanggapi
menyelesaikan kelompok yang presentasi (komunikatif,
proyek tanggungjawab)

Kegiatan guru bersama peserta didik yaitu: 15’


PENUTUP 4. Membuat rangkuman/simpulan pelajaran;
5. Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan
(berfikir kritis)
6. Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil
pembelajaran; dan
Kegiatan guru yaitu:
4. Melakukan penilaian;
5. Merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk
pembelajaran remedi, program pengayaan, memberikan tugas
baik tugas individual maupun kelompok sesuai dengan hasil
belajar peserta didik; dan
6. Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan
berikutnya

PERTEMUAN KE- 3
4.4 Menulis cerita sejarah pribadi dengan memerhatikan kebahasaan

Tahapan Kegiatan Waktu


Membangun Konteks (fase 1) 10’
1. Peserta didik merespon salam tanda mensyukuri anugerah Tuhan
dan saling mendoakan (Religiusitas)
2. Ketua kelas menyiapkan anggota kelas untuk menerima pelajaran
(Disiplin)
3. Berdoa secara bersama-sama dipimpin oleh ketua kelas
(Religiusitas)
4. Peserta didik secara bersama-sama membaca ayat kursi
(Religiusitas)
5. Peserta didik membaca Alquranyang terintegrasi terhadap materi
pembelajaran
QS Surat Al- yusuf ayat 111
".sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat
pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal. Alquran itu
bukanlah cerita yang dibuat-buat, akan tetapi membenarkan
(kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjelaskan segala sesuatu,
dan sebagai petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman.(QS.
Yusuf :111)

PENDAHULUAN Peserta didik diajak merefleksikan isi kandungan ayat tersebut


dengan kehidupan sehari-hari terkait dengan masalah yang sering
diamati dalam kehidupan

6. Apersepsi
Peserta didik merespon pertanyaan dari guru sebagai tahapan
pengantar pembelajaran/apersepsi (tanya jawab).
1. Menurut Ananda teks cerita sejarah apa yang paling ananda
sukai ?
2. Siapakah diantara Ananda yang mau menceritakan peristiwa
sejarah paling berkesan dalam hidupnya ?
Mendiskusikan manfaat memahami pembelajaran teks cerita
sejarah dalam implementasi kehidupan sehari hari

10. Motivasi
Peserta didik menerima informasi tentang hal-hal yang akan
dipelajari melalui langkah pembelajaran dengan model
pembelajaran Project Based Learning dan penilaian baik sikap,
pengetahuan dan keterampilan.
KEGIATAN INTI Sintaks 1. Peserta didik dan guru berdiskusi kembali 70’
(Model Project Fase 1 membahasa tentang film yang telah
Based Learning) Menetapkan tema ditonton dalam pertemuan sebelumnya
proyek dengan apa yang akan dipelajari pada hari
ini (Komunikatif, Disiplin dan tanggung
jawab )

Fase 2 2. Peserta didik diberi penjelasan materi oleh


Menetapkan guru mengenai langkah-langkah menulis
konteks belajar teks cerita sejarah (Disiplin, mandiri)
3. Peserta didik diarahkan untuk menulis
teks cerita sejarah pribadi sesuai urutan
langkah-langkah yang
telah dijelaskan. (berpikir kritis, disiplin,
tanggung jawab)
Fase 3 4. Peserta didik dibimbing guru untuk saling
Merencanaakan mengingat kembali dan mengemukakan
aktivitas berbagai peristiwa perjalanan hidup tiap-
tiap peserta didik dari dulu hingga saat
ini sebagai topik untuk menulis teks cerita
sejarah pribadi. (kreatif, komunikatif)
5. Peserta didik lain menyimak urutan
peristiwa yang dikemukakan kemudian
bekerja sama menentukan topik teks
cerita sejarah pribadi bersumber dari
peristiwa perjalanan hidup pribadi.
(berpikir kritis, bertanggung jawab)
FASE 4 6. Peserta didik menyeleksi berbagai
Memproses peristiwa yang akan dipilih untuk
aktivitas diceritakan dalam teks cerita sejarah
pribadi. (berpikir kritis, kreatif)
7. Peserta didik mulai menulis teks cerita
sejarah berdasarkan kreatifitas mereka
masing masing. (kreatif, mandiri)
Fase 5 8. Peserta didik diminta untuk
Penerapan mempresentasikan hasil kerjanya ke
aktivitas dalam depan kelas (bertanggung jawab, disiplin)
menyelesaikan 9. Peserta didik lain menanggapi hasil kerja
proyek temannya. (kolaborasi, komunikatif)

Kegiatan guru bersama peserta didik yaitu: 10’


1. Membuat rangkuman/simpulan pelajaran;
2. Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan
(berfikir kritis)
3. Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil
pembelajaran; dan
PENUTUP Kegiatan guru yaitu:
4. Melakukan penilaian;
5. Merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran
remedi, program pengayaan, memberikan tugas baik tugas
individual maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta
didik; dan
6. Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya
2) Penilaian, Pembelajaran Remedial dan Pengayaan
1. Penilaian Sikap
a. Teknik penilaian : jurnal, observasi, dan penilaian diri
b. Bentuk penilaian : lembar pengamatan dan buku jurnal
c. Instrumen penilaian : jurnal, observasi dan instrumen penilaian diri (terlampir)
2. Penilaian Pengetahuan
a. Teknik Penilaian : Tes tulis dan penugasan
b. Bentuk Penilaian : uraian
c. Instrumen Penilaian : soal uraian (terlampir)
3. Penilaian Keterampilan
Teknik Penilaian : praktik
Bentuk Penilaian : uraian
Instrumen Penilaian : soal uraian (terlampir)

4. Remedial dan Pengayaan


a. Remedial
1. Pembelajaran remedial dilakukan bagi Peserta didik yang capaian KD nya belum tuntas.
2. Tahapan pembelajaran remedial dilaksanakan melalui remidial teaching (klasikal), atau
tutor sebaya, atau tugas dan diakhiri dengan tes.
b. Pengayaan
Bagi Peserta didik yang sudah mencapai nilai ketuntasan diberikan pembelajaran pengayaan
berupa materi yang masih dalam cakupan KD dengan pendalaman sebagai pengetahuan
tambahan.

Mengetahui : Bukittinggi, Juni 2023


Kepala SMA Islam Al-Ishlah Guru Mata Pelajaran

REFLIZA, S.Ag. TETA ANDINI, S.Pd.


NRY. 5006022 NRY.2018006
BAHAN AJAR

TEKS
CERITA
SEJARAH

TETA ANDINI, S.Pd

KELAS XII
Satuan Pendidikan : SMA Islam Al-Ishlah Bukittinggi
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : XII/ Genap

Kompetensi Inti
KI 1: Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya

KI 2: Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, santun, peduli (gotong royong,


kerjasama, toleran, damai), bertanggung jawab, responsif, dan pro-
aktif, dalam berinteraksi secara efektif sesuai dengan
perkembangan anak di lingkungan, keluarga, sekolah, masyarakat
dan lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, kawasan regional,
dan kawasan internasional.
KI 3: Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi
pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif
pada tingkat teknis, spesifik, detil, dan kompleks berdasarkan rasa
ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya,
dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan
kejadian, serta menerapkan pengetahuan pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan
masalah.
KI 4: Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji
secara efektif, kreatif, produktif, kritis, mandiri, kolaboratif,
komunikatif, dan solutif, dalam ranah konkret dan abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah, serta
mampu menggunakan metoda sesuai dengan kaidah keilmuan

Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi

Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi


3.4 Menganalisis 3.4.1 Peserta didik mampu menentukan aspek
Kebahasaancerita sejarah kebahasaan dalam teks cerita sejarah
3.4.2 Peserta didik mampu menjelaskan aspek
kebahasaan dalam teks cerita sejarah

4.4.1 Memahami unsur fakta sejarah dan


4.4 Menulis cerita sejarah unsur imajinatif dalam cerita sejarah
pribadi dengan 4.4. 2 Merancang konsep peristiwa peristiwa secara
memerhatikan kebahasaan struktural sebagai langkah menulis teks cerita
sejarah
4.4.3 Memproduksi teks cerita sejarah pribadi dengan
memperhatikan kebahasaan
Tujuan Pembelajaran

Melalui kegiatan pembelajaran dengan pendekatan saintifik dengan model


Problem Based Learning dan Project Based Learning peserta didik dapat
menganalisis kebahasaan teks cerita sejarah serta terampil menulis cerita sejarah
pribadi dengan memperhatikan kebahasaan teks cerita sejarah, dengan penuh rasa ingin
tahu, tanggung jawab, jujur dan Percaya diri.

TEKS SEJARAH

Pengertian Teks Cerita Sejarah

Teks cerita sejarah adalah teks yang di dalamnya menjelaskan atau menceritakan
tentang fakta atau kejadian masa lalu, yang menjadi asal muasal sesuatu yang
memiliki nilai sejarah. Teks ini merupakan salah satu cerita fiksi yang berlatar
peristiwa sejarah.

Ciri ciri Teks Cerita Sejarah

1. Disajikan secara kronologis atau urutan peristiwa atau urutan kejadian.


2. Bentuk teks cerita ulang (recount)
3. Struktur teksnya: orientasi, urutan peristiwa, reorientasi.
4. Sering menggunakan konjungsi temporal.
5. Isi berupa fakta.
Nilai Nilai Teks Cerita Sejarah

Novel sejarah banyak mengandung nilai-nilai yang disajikan secara implisit


(langsung) dan implisit (tidak langsung). Sebagian besar nilai yang dihasilkan masih
sesuai dengan kehidupan saat ini atau dapat menjadi pembelajaran di masa ini. Berikut
adalah nilai-nilai yang dapat hadir dalam novel sejarah.

1. Nilai Budaya

Nilai Budaya adalah nilai yang membahas tentang kebiasaan dan adat istiadat
(tradisi) masyarakat pada zaman tersebut

2. Nilai Moral/Etika

Nilai Moral adalah nilai yang berhubungan dengan tata krama, aturan serta
norma-norma kehidupan

3. Nilai Agama

Nilai agama adalah nilai yang berhubungan antara manusia dengan sang
pencipta

4. Nilai Sosial

Nilai sosial adalah nilai yang berhubungan dengan hubungan dalam


kemasyarakatan

5. Nilai Estetis/Keindahan

Nilai yang berhubungan dengan kebudayaan/ seni

Struktur Teks Cerita Sejarah

Teks cerita sejarah, seperti cerita lainnya (novel, cerpen, dll) termasuk dalam
kategori cerita ulang. Sehingga, baik teks cerita sejarah ataupun novel sejarah
memiliki struktur teks yang sama, yakni: orientasi, pengungkapan peristiwa, konflik,
komplikasi, evaluasi, dan koda. Berikut adalah struktur teks cerita sejarah menurut
Tim Kemdikbud (2017, hlm. 43).

1. Pengenalan situasi cerita (orientasi, exposition)


Pada bagian ini, penulis mulai memperkenalkan latar belakang baik waktu,
tempat, maupun lokasi dan awal mula kejadian atau peristiwa. Tokoh dan
hubungan antartokoh juga mulai diperkenalkan dengan cara yang sesuai dengan
kebutuhannya.
2. Pengungkapan peristiwa
Bagian ini mengungkapkan peristiwa atau kejadian awal yang berpotensi
menimbulkan berbagai masalah, pertentangan, atau kesukaran yang
menghadang tokoh, terutama tokoh utama (protagonis).
3. Konflik (rising action)
Disini terjadi peningkatan masalah, pertikaian atau peristiwa lainnya yang
menyebabkan kesukaran tokoh ikut meningkat pula.
4. Puncak Konflik (komplikasi)
Merupakan bagian yang paling mendebarkan, menghebohkan dan memuncak
dari masalah, pertikaian atau peristiwa lainnya yang dihadapi oleh para
tokohnya.
5. Penyelesaian (resolusi)
Jika tidak diikuti oleh koda, biasanya bagian ini adalah akhir dari cerita (ending)
yang berisi pengungkapan bagaimana tokoh utama dan tokoh lainnya
menyelesaikan berbagai permasalahan yang menimpanya. Terkadang dapat
melalui penjelasan maupun penilaian terhadap nasih dan sikap yang dialami oleh
tokoh-tokoh yang terlibat dalam peristiwa.
6. Koda
Merupakan komentar yang membahas kembali isi semua peristiwa dan perilaku
tokoh yang terlibat. Terkadang bagian ini memberikan interpretasi amanat, tetapi
tidak disarankan. Lebih baik biarkan pembaca menyimpulkannya sendiri. Bagian
ini adalah opsional, terkadang koda digunakan untuk membuat semacam teaser
untuk buku lanjutannya, dsb.

UNSUR KEBAHASAAN TEKS CERITA SEJARAH

Teks cerita sejarah memiliki ciri khas atau kaidah kebahasaan dalam penulisannya.
Berikut adalah beberapa kaidah kebahasaan teks cerita sejarah.

1. Menggunakan banyak kalimat bermakna lampau. Contoh : “prajurit


diperintahkan untuk membersihkan gudang senjata telah menyelesaikan
tugasnya”, “Gajah mada telah berhasil menaklukkan musuhnya”.
2. Banyak menggunakan kata atau konjungsi yang menyatakan urutan waktu
(kronologis). Contoh : mula mula, setelah itu, lalu, kemudian, sejak saat itu.
3. Menggunakan banyak kata kerja yang menggambarkan suatu tindakan atau
biasa disebut kata kerja material. Contoh : menggores, mendayung,
menggenggam.
4. Banyak menggunakan kalimat tidak langsung dalam menceritakan tuturan tokoh,
contoh : menceritakan bahwa, mengungkapkan, menurut, mengatakan bahwa,
menuturkan.
5. Banyak menggunakan kata kerja yang menyatakan sesuatu yang ada di dalam
pikiran tokoh (kata kerja mental) contoh : mengharapkan, mendambakan,
merasakan, menganggap, menginginkan.
6. Menggunakan banyak dialog atau percakapan langsung antar tokoh.
7. Menggunakan kata sifat atau descriptive language untuk menggambarkan tokoh,
tempat, atau suasana.
8. Menggunakan Frasa Kiasan dan Peribahasa. Frasa kiasan dan peribahasa
dalam teks cerita sejarah dipakai agar cerita lebih dramatis dan membangkitkan
imajinasi pembaca. Selain itu, agar teks cerita sejarah lebih indah dan menarik.
LANGKAH MENYUSUN TEKS CERITA SEJARAH

1. Tentukan tema. Sejarah apa yang akan digunakan sebaga latar dan penyokong
utama dari teks cerita sejarah.
2. Buat kerangka sejarah terlebih dahulu dan dapat disusun dengan secara: a)
kronologis, b) sebab akibat, c) tindakan tokoh, d) urutan tempat, e) rentetan
peristiwa
3. Cari literatur, sumber sejarah, buku, dan media yang relevan lainnya untuk
mengumpulkan fakta-fakta sejarah.
4. Kembangkan menjadi teks sejarah dahulu jika diperlukan, kemudian tuangkan
sejarah tersebut dalam cerita sejarah yang diinginkan sesuai dengan imajinasi.
5. Cermati kembali teks cerita sejarah yang disusun, baik itu struktur , isi ataupun
kaidah kebahasaanya.

CONTOH TEKS CERITA SEJARAH

Mangir
Karya: Pramoedya Ananta Toer

Di bawah bulan malam ini, tiada setitik pun awan di langit. Dan bulan telah terbit
bersamaan dengan tenggelamnya matahari. Dengan cepat, ia naik dari kaki langit,
mengunjungi segala dan semua tersentuh cahayanya. Juga hutan, juga laut, juga hewan,
dan manusia. Langit jernih, bersih, dan terang. Di atas bumi Jawa lain lagi keadaannya
gelisah, resah, seakan- akan manusia tak lagi membutuhkan ketenteraman lagi.

Abad Keenam Belas Masehi

Bahkan juga laut Jawa di bawah bulan purnama sidhi itu gelisah. Ombak- ombak
besar gerulung- gulung memanjang terputus, menggunung, melandai, mengejajari pesisir
pulau Jawa. Setiap puncak ombak dan riak, bahkan juga busanya yang bertebaran seperti
serakan utiara-semua-dikuningi oleh cahaya bulan. Angin meniup tenang. Ombak-
ombak makin menggila.
Sebuah kapan peronda pantai meluncur dengan kecepatan tiggi dalam cuaca angin damai itu.
Badannya yang panjang langsing, dengan haluan dan buritan meruncing, timbul- tenggelam
di antara ombak- ombak purnama yang menggila. Layar kemudi haluan menggelembung
membikin lunas menerjang serong gunung- gunung air itu- serong ke barat laut. Barisa
dayung pada diding kapal berkayuh berirama seperti kaki- kaki pada ular naga. Layarnya
yang terbuat dari pilinan kapas dan benang sutra, mengilat seperti emas, kuning dan
menyilaukan.

Sang Patih berhenti di tengah- tengah pendopo, dekat pada damarsewu, menegur,
“Dingin- dingin begini anakanda datang. Pasti ada sesuatu yang keluarbiasaan. Mendekat
sini, anakanda.” Dan Patragading berjalan mendekat dengan lutuutnya sambil mengangkat
sembah, merebahkan diri pada kaki Sang Patih. “ Ampuni patik, membangunkan paduka
pada malam buta begini Kabar duka , Paduka. Balatentara Demak di bawah Adipati Kudus
memasuki Jepara tanpa diduga- duga, menyalahi aturan perang.”

“Allah Dewa Batara!” sahut Sang Patih. “Itu bukan aturan raja- raja! Itu aturan
brandarl!”

“Balatentara Tuban tak sempat dikerahkan, Paduka.”

“Bagaimana Bupati Jepara?”

“Tewas enggan menyerah Paduka,” Patragading mengangkat sembah. “Sisa


balatentara Tuban mundur ke timur kota. Jepara penuh dengan balatentara Demak. Lebih dari
tiga ribu orang.”

“Begitulah kata warta,” [ada meneruskan dengan hati- hati matanya tertuju pada
Boris. “Semua bangunan batu di atas wilayah Kota, gapura, arca, pagoda, kuil, candi, akan
dibongkar. Setiap batu berukir telah dijatuhi hukum buang ke laut! Tinggal hanya
pengumumannya.”

“Disambar petirlah dia!” Boris meraung, seakan batu- batu itu bagian dari dirinya
sendiri. “Dia hendak cekik semua pernahat dan semua dewa di kahyangan. Dikutuk dia oleh
Batara Kala!” Tiba- tiba suaranya turun mengiba-iba: “Apa lagi artinya pengabdian? Aku
pergi! Jangan dicari. Tak perlu dicari!” Meraung.

Ia lari keluar ruangan, langsung menuju ke pelataran depan. Diangkatnya tangga dan dengan
melangkahi pagar papan kau. Dari balik pagar orang berseru- seru, “Lar dari asrama! Lari!”

Mula- mula pertikaian berkisar pada kelakukan Trenggono yang begitu sampai hati
membunuh abangnya sendiri, kemudian diperkuat oleh sikapnya yang plos terhadap
peristiwa Pakuan. Mengapa Sultan tak juga menyataka sikap menentang usaha Portugis yang
sudah mulai melakukan perdagangan ke Jawa? Sikap itu semakin ditunggu semakin tak
datang. Para musafir yang sudah tak dapat menahan hati lagi telah bermusyawarah dan
membantuk utusan untuk menghadap Sultan. Mereka ditolak dengan alasan: apa yang terjadi
di Pajajaran tak punya sangkut paut dengan Demak dan musafir.
Jawaban itu mengecewakan para musafir. Bila demikian, merka menganggap, sudah tak ada
perlunya lagi para musafir mengagungkan Demak karena keagungannya memang sudah tak ada
lagi. Apa gunanya armada besar peninggalan Unus, yang telah dua tahun disiapkan kalau bukan
untuk mengusir Portugis dan dengan demikia terjamin dan melindungi Demak sebagai negeri
Islam pertama- tama di Jawa? Masuknya Peranggi ke Jawa berarti ancaman langsung terhadap
Islam. Kalau Trenggono tetap tak punya sikap, jelas dia tak punya sesuatu urusan dengan islam.

Orang menarik kesimpulan dari perkembangan terakhir: antara anak dan ibu takkan ada
perdamaian lagi. Dan pertanyaan kemudian yang timbul: Adakah Sultan akan mengambil
tindakan terhadap ibunya sendiri sebagaimana ia telah melakukannnya terhadap abang
kandungnya.

Pangeran Seda Lepen? Orang menunggu dan menunggu dengan perasaan prihatin
teradap keselamatan wanitu tua itu. Sultan Trenggono tak mengambil sesuatu tindakan terhadap
ibunya. Ia makin keranjingan membangun pasukan daratnya. Hampir setiap hari orang dapat
melihat ia berada di tengah- tengah pasukan kuda kebaggannya, baik dalam latihan, sodor,
maupun ketangkasan berpacu samba memainkan pedang menghajar boneka digantungkan pada
sepotong kayu.. Ia sendiri ikut dalam latihan- latihan ini.

Dan dalam salah satu kesempatan semacam ini pernah ia berkata secara terbuka, “Tak
ada yang lebih ampuh daripada pasukan kuda. Lihat, kawula kami semua!” Dan para perwira
pasukan kuda pada berdatangan dan merubungnya, semua di atas kuda masing- masing.

“Pada suatu kali, kaki kuda Demak akan mengepulkan debu di seluruh bumi Jawa. Bila
debunya jatuh kembali ke bumi, ingat- ingat para kawula, akan kalian lihat, takkan ada satu
tapak kaki orang Peranggi pun tampak. Juga tapak- tapaknya di Blambangan dan Pajajaran akan
musnah lenyap tertutup oleh debu kuda kalian.” Seluruh Tuban kembali dalam ketengan dan
kedamaian kota dan pedalaman. Sang Patih Tuban mendiang telah digantikan oleh Kala Cuwil,
pemimpin pasukan gajah, Nama barunya Wirabumi. Panggilan yang lengkap : Gusti Patih
Tuban Kala Cuwil Sang Wirabumi. Dan sebagai patih, ia masih tetap memimpin pasukan gajah,
maka Kala Cuwil tak juga terhapus dalam sebutan. Pasar kota dan pasar bandar ramai kembali
seperti sediakala. Lalu lintas laut, kecuali dengan Atas Angin, pulih kembali. Sang Adipati telah
menjatuhkan titah: kapal- kapal Tuban mendapat perkenan untuk berlabuh dan berdagang di
Malaka ataupaun Pasai.

SUMBER BACAAN

 Suherli, dkk. 2017. Buku Siswa Bahasa Indonesia Kelas XII Revisi Tahun 2017. Jakarta:
Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud.
MEDIA AJAR

TEKS
CERITA
SEJARAH

TETA ANDINI, S.Pd

KELAS XII
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK

TEKS
CERITA
SEJARAH

TETA ANDINI, S.Pd

KELAS XII
LEMBAR KERJA
PESERTA DIDIK (LKPD) I

Satuan Pendidikan :
Mata Pelajaran :
Kelas/Semester :
Tanggal :
Nama Anggota Kelompok : 1.
2.
3,

Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi

4. Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi


3.4 Menganalisis 3.4.1 Peserta didik mampu menentukan aspek
Kebahasaancerita sejarah kebahasaan dalam teks cerita sejarah
3.4.2 Peserta didik mampu menjelaskan aspek
kebahasaan dalam teks cerita sejarah

Tujuan
Pembelajaran
Melalui kegiatan pembelajaran dengan
pendekatan saintifik dengan model Project Based
Learning peserta didik dapat menganalisis
kebahasaan teks cerita sejarah serta terampil
menulis cerita sejarah pribadi dengan memperhatikan
kebahasaan teks cerita sejarah, dengan penuh rasa
ingin tahu, tanggung jawab, jujur dan
Percaya diri.
PETUNJUK BELAJAR

1. Baca dan cermatilah Lembar Kerja Peserta Didik ini dengan teliti dan
jelas.
2. Apabila ada yang tidak dimengerti dari Lembar Kerja Peserta Didik ini,
peserta didik bisa menanyakan kepada guru.
3. Kerjakanlah tugas-tugas yang ada di dalam Lembar Kerja Peserta Didik
dengan benar, baik secara individu maupun kelompok.
4. Presentasikanlah hasil kerja kelompok di depan kelas!

Bacalah teks cerita sejarah berikut ini dengan seksama!

Mangir
Karya: Pramoedya Ananta Toer

Di bawah bulan malam ini, tiada setitik pun awan di langit. Dan bulan telah terbit
bersamaan dengan tenggelamnya matahari. Dengan cepat, ia naik dari kaki langit, mengunjungi
segala dan semua tersentuh cahayanya. Juga hutan, juga laut, juga hewan, dan manusia. Langit
jernih, bersih, dan terang. Di atas bumi Jawa lain lagi keadaannya gelisah, resah, seakan- akan
manusia tak lagi membutuhkan ketenteraman lagi.
Abad Keenam Belas Masehi

Bahkan juga laut Jawa di bawah bulan purnama sidhi itu gelisah. Ombak- ombak besar
gerulung- gulung memanjang terputus, menggunung, melandai, mengejajari pesisir pulau Jawa.
Setiap puncak ombak dan riak, bahkan juga busanya yang bertebaran seperti serakan utiara-
semua-dikuningi oleh cahaya bulan. Angin meniup tenang. Ombak- ombak makin menggila.

Sebuah kapan peronda pantai meluncur dengan kecepatan tiggi dalam cuaca angin damai
itu. Badannya yang panjang langsing, dengan haluan dan buritan meruncing, timbul- tenggelam
di antara ombak- ombak purnama yang menggila. Layar kemudi haluan menggelembung
membikin lunas menerjang serong gunung- gunung air itu- serong ke barat laut. Barisa dayung
pada diding kapal berkayuh berirama seperti kaki- kaki pada ular naga. Layarnya yang terbuat
dari pilinan kapas dan benang sutra, mengilat seperti emas, kuning dan menyilaukan.

Sang Patih berhenti di tengah- tengah pendopo, dekat pada damarsewu, menegur,
“Dingin- dingin begini anakanda datang. Pasti ada sesuatu yang keluarbiasaan. Mendekat sini,
anakanda.” Dan Patragading berjalan mendekat dengan lutuutnya sambil mengangkat sembah,
merebahkan diri pada kaki Sang Patih. “ Ampuni patik, membangunkan paduka pada malam
buta begini Kabar duka , Paduka. Balatentara Demak di bawah Adipati Kudus memasuki Jepara
tanpa diduga- duga, menyalahi aturan perang.”

“Allah Dewa Batara!” sahut Sang Patih. “Itu bukan aturan raja- raja! Itu aturan brandarl!”

“Balatentara Tuban tak sempat dikerahkan, Paduka.”

“Bagaimana Bupati Jepara?”

“Tewas enggan menyerah Paduka,” Patragading mengangkat sembah. “Sisa balatentara


Tuban mundur ke timur kota. Jepara penuh dengan balatentara Demak. Lebih dari tiga ribu
orang.”

“Begitulah kata warta,” [ada meneruskan dengan hati- hati matanya tertuju pada Boris.
“Semua bangunan batu di atas wilayah Kota, gapura, arca, pagoda, kuil, candi, akan dibongkar.
Setiap batu berukir telah dijatuhi hukum buang ke laut! Tinggal hanya pengumumannya.”

“Disambar petirlah dia!” Boris meraung, seakan batu- batu itu bagian dari dirinya sendiri.
“Dia hendak cekik semua pernahat dan semua dewa di kahyangan. Dikutuk dia oleh Batara Kala!”
Tiba- tiba suaranya turun mengiba-iba: “Apa lagi artinya pengabdian? Aku pergi! Jangan dicari.
Tak perlu dicari!” Meraung.

Ia lari keluar ruangan, langsung menuju ke pelataran depan. Diangkatnya tangga dan
dengan melangkahi pagar papan kau. Dari balik pagar orang berseru- seru, “Lar dari asrama!
Lari!”

Mula- mula pertikaian berkisar pada kelakukan Trenggono yang begitu sampai hati
membunuh abangnya sendiri, kemudian diperkuat oleh sikapnya yang plos terhadap peristiwa
Pakuan. Mengapa Sultan tak juga menyataka sikap menentang usaha Portugis yang sudah mulai
melakukan perdagangan ke Jawa? Sikap itu semakin ditunggu semakin tak datang. Para musafir
yang sudah tak dapat menahan hati lagi telah bermusyawarah dan membantuk utusan untuk
menghadap Sultan. Mereka ditolak dengan alasan: apa yang terjadi di Pajajaran tak punya
sangkut paut dengan Demak dan musafir.

Jawaban itu mengecewakan para musafir. Bila demikian, merka menganggap, sudah tak
ada perlunya lagi para musafir mengagungkan Demak karena keagungannya memang sudah tak
ada lagi. Apa gunanya armada besar peninggalan Unus, yang telah dua tahun disiapkan kalau
bukan untuk mengusir Portugis dan dengan demikia terjamin dan melindungi Demak sebagai
negeri Islam pertama- tama di Jawa? Masuknya Peranggi ke Jawa berarti ancaman langsung
terhadap Islam. Kalau Trenggono tetap tak punya sikap, jelas dia tak punya sesuatu urusan
dengan islam.

...

Orang menarik kesimpulan dari perkembangan terakhir: antara anak dan ibu takkan ada
perdamaian lagi. Dan pertanyaan kemudian yang timbul: Adakah Sultan akan mengambil
tindakan terhadap ibunya sendiri sebagaimana ia telah melakukannnya terhadap abang
kandungnya.

Pangeran Seda Lepen? Orang menunggu dan menunggu dengan perasaan prihatin teradap
keselamatan wanitu tua itu. Sultan Trenggono tak mengambil sesuatu tindakan terhadap ibunya.
Ia makin keranjingan membangun pasukan daratnya. Hampir setiap hari orang dapat melihat ia
berada di tengah- tengah pasukan kuda kebaggannya, baik dalam latihan, sodor, maupun
ketangkasan berpacu samba memainkan pedang menghajar boneka digantungkan pada sepotong
kayu.. Ia sendiri ikut dalam latihan- latihan ini.

Dan dalam salah satu kesempatan semacam ini pernah ia berkata secara terbuka, “Tak
ada yang lebih ampuh daripada pasukan kuda. Lihat, kawula kami semua!” Dan para perwira
pasukan kuda pada berdatangan dan merubungnya, semua di atas kuda masing- masing.

“Pada suatu kali, kaki kuda Demak akan mengepulkan debu di seluruh bumi Jawa. Bila
debunya jatuh kembali ke bumi, ingat- ingat para kawula, akan kalian lihat, takkan ada satu
tapak kaki orang Peranggi pun tampak. Juga tapak- tapaknya di Blambangan dan Pajajaran akan
musnah lenyap tertutup oleh debu kuda kalian.” Seluruh Tuban kembali dalam ketengan dan
kedamaian kota dan pedalaman. Sang Patih Tuban mendiang telah digantikan oleh Kala Cuwil,
pemimpin pasukan gajah, Nama barunya Wirabumi. Panggilan yang lengkap : Gusti Patih Tuban
Kala Cuwil Sang Wirabumi. Dan sebagai patih, ia masih tetap memimpin pasukan gajah, maka
Kala Cuwil tak juga terhapus dalam sebutan. Pasar kota dan pasar bandar ramai kembali seperti
sediakala. Lalu lintas laut, kecuali dengan Atas Angin, pulih kembali. Sang Adipati telah
menjatuhkan titah: kapal- kapal Tuban mendapat perkenan untuk berlabuh dan berdagang di
Malaka ataupaun Pasai.

awaban itu mengecewakan para musafir. Bila demikian, merka menganggap, sudah tak ada
perlunya lagi para musafir mengagungkan Demak karena keagungannya memang sudah tak ada
lagi. Apa gunanya armada besar peninggalan Unus, yang telah dua tahun disiapkan kalau bukan
untuk mengusir Portugis dan dengan demikia terjamin dan melindungi Demak sebagai negeri
Islam pertama- tama di Jawa? Masuknya Peranggi ke Jawa berarti ancaman langsung terhadap
Islam. Kalau Trenggono tetap tak punya sikap, jelas dia tak punya sesuatu urusan dengan islam.

...
Orang menarik kesimpulan dari perkembangan terakhir: antara anak dan ibu takkan ada
perdamaian lagi. Dan pertanyaan kemudian yang timbul: Adakah Sultan akan mengambil
tindakan terhadap ibunya sendiri sebagaimana ia telah melakukannnya terhadap abang
kandungnya.

Pangeran Seda Lepen? Orang menunggu dan menunggu dengan perasaan prihatin teradap
keselamatan wanitu tua itu. Sultan Trenggono tak mengambil sesuatu tindakan terhadap ibunya.
Ia makin keranjingan membangun pasukan daratnya. Hampir setiap hari orang dapat melihat ia
berada di tengah- tengah pasukan kuda kebaggannya, baik dalam latihan, sodor, maupun
ketangkasan berpacu samba memainkan pedang menghajar boneka digantungkan pada sepotong
kayu.. Ia sendiri ikut dalam latihan- latihan ini.

Dan dalam salah satu kesempatan semacam ini pernah ia berkata secara terbuka, “Tak
ada yang lebih ampuh daripada pasukan kuda. Lihat, kawula kami semua!” Dan para perwira
pasukan kuda pada berdatangan dan merubungnya, semua di atas kuda masing- masing.

“Pada suatu kali, kaki kuda Demak akan mengepulkan debu di seluruh bumi Jawa. Bila
debunya jatuh kembali ke bumi, ingat- ingat para kawula, akan kalian lihat, takkan ada satu
tapak kaki orang Peranggi pun tampak. Juga tapak- tapaknya di Blambangan dan Pajajaran akan
musnah lenyap tertutup oleh debu kuda kalian.” Seluruh Tuban kembali dalam ketengan dan
kedamaian kota dan pedalaman. Sang Patih Tuban mendiang telah digantikan oleh Kala Cuwil,
pemimpin pasukan gajah, Nama barunya Wirabumi. Panggilan yang lengkap : Gusti Patih Tuban
Kala Cuwil Sang Wirabumi. Dan sebagai patih, ia masih tetap memimpin pasukan gajah, maka
Kala Cuwil tak juga terhapus dalam sebutan. Pasar kota dan pasar bandar ramai kembali seperti
sediakala. Lalu lintas laut, kecuali dengan Atas Angin, pulih kembali. Sang Adipati telah
menjatuhkan titah: kapal- kapal Tuban mendapat perkenan untuk berlabuh dan berdagang di
Malaka ataupaun Pasai.

TUGAS KELOMPOK
LKPD 1

Setelah kamu membaca teks cerita sejarah “ Mangir” karya Pramoedya Ananta
Toer, analisislah unsur kebahasaan teks cerita sejarah tersebut.

No Unsur Uraian
1 Kalimat bermakna Lampau 1. ….……………………………………………………..
2. ….……………………………………………………..
3. ….……………………………………………………..
4. ….…………………………………………………….
5. ….…………………………………………………….

2 Konjungsi Kronologis 1. ….………………………………………………………


2. ….………………………………………………………
3. ….………………………………………………………
4. ….………………………………………………………
5. ….……………………………………………………….
3 Kata Kerja Material 1. ….………………………………………………………
2. ….………………………………………………………
3. ….………………………………………………………
4. ….……………………………………………………….
5. ….……………………………………………………….

4 Kata Kerja Mental 1. ….………………………………………………………


2.….………………………………………………………
3.….………………………………………………………
4.…………………………………………………………
5.………………………………………………………….

5 Kalimat Tidak Langsung


1….………………………………………………………
2….………………………………………………………
3….………………………………………………………
4.………………………………………………………..

6 Kata Sifat 1….………………………………………………………


2….………………………………………………………
3….………………………………………………………
4.…………………………………………………………

7 Pemakaian Dialog 1….………………………………………………………


2….………………………………………………………
3….………………………………………………………
4.…………………………………………………………

8 Frasa Kiasan dan Pribahasa 1….………………………………………………………


2….………………………………………………………
3….………………………………………………………
4.…………………………………………………………

“Selamat Mengerjakan”
KUNCI JAWABAN LKPD I
Setalah kamu membaca teks cerita sejarah “ Mangir” karya Pramoedya Ananta
Toer, identifikasilah unsur kebahasaan teks cerita sejarah tersebut.

No Unsur Uraian
1 Kalimat bermakna Lampau 1. Sang Patih berhenti ditengah tengah pendopo
2. Abad keenam belas masehi
3. Tak ada lebih ampuh dari pasukan kuda
2 Konjungsi Kronologis 1. Mula mula pertikaian berkisar pada kelakuan
trenggono yang begitu sampai hati membunuh
abangnya sendiri
2. Kemudian diperkuat oleh sikapnya yang polos
terhadap peristiwa pakuan

3 Kata Kerja Material 1. Meraung


2. Membunuh
3. Berjalan
4. Memainkan pedang

4 Kata Kerja Mental 1. Mengecewakan


2. Menyerah
3. Mengagungkan

5 Kalimat Tidak Langsung 1. “Begitulah kata warta” pada meneruskan dengan hati
hati matanya tertuju pada boris

6 Kata Sifat 1. Langit Jernih, Bersih dan terang


2. Sebuah kapal peronda pantai meluncur dengan
kecepatan tinggi dalam cuaca angin damai itu, badanya
yang panjang langsing dengan haluan dan buritan yang
meruncing

7 Pemakaian Dialog 1. “Balatentara Tuban tak sempat dikerahkan, Paduka”


2. “Bagaimana Bupati Jepara?”

8 Frasa Kiasan dan Pribahasa 1. Menahan hati


2. Barisan dayung pada dinding kapal berkayuh irama
sepeti kaki kaki pada ular naga
3. Begitu sampai hati membunuh abangnya sendiri
LEMBAR KERJA PESERTA
DIDIK (LKPD) II

Satuan Pendidikan :
Mata Pelajaran :
Kelas/Semester :
Tanggal :
Nama Anggota Kelompok : 1.
2.
3,

Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi

4. Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi


4.4 Menulis cerita sejarah 4.4.1 Memahami unsur fakta sejarah dan
pribadi dengan unsur imajinatif dalam cerita sejarah
memerhatikan kebahasaan

Tujuan
Pembelajaran
Melalui kegiatan pembelajaran dengan
pendekatan saintifik dengan model Project Based
Learning peserta didik dapat menganalisis
kebahasaan teks cerita sejarah serta terampil
menulis cerita sejarah pribadi dengan memperhatikan
kebahasaan teks cerita sejarah, dengan penuh rasa
ingin tahu, tanggung jawab, jujur dan
Percaya diri.
PETUNJUK BELAJAR

1. Baca dan cermatilah Lembar Kerja Peserta Didik ini dengan teliti dan
jelas.
2. Apabila ada yang tidak dimengerti dari Lembar Kerja Peserta Didik
ini, peserta didik bisa menanyakan kepada guru.
3. Kerjakanlah tugas-tugas yang ada di dalam Lembar Kerja Peserta
Didikdengan benar, baik secara individu maupun kelompok.
4. Presentasikanlah hasil kerja kelompok di depan kelas!

TUGAS KELOMPOK
LKPD II

1. Perhatikan film cerita sejarah berjudul “Soekarno” yang ditayangkan oleh guru!
2. Identifikasilah unsur fakta sejarah dan unsur imajinatif yang terdapat dalam film tersebut !

No Unsur Uraian
1 Unsur fakta sejarah 1. ….……………………………………………………..
2.….……………………………………………………..
3.….……………………………………………………..
4.….……………………………………………………..
5.….……………………………………………………..
6.…………………………………………………………

2 Unsur imajinatif 1.….………………………………………………………


2….………………………………………………………
3….………………………………………………………
4….………………………………………………………
KUNCI JAWABAN
LKPD II

1. Perhatikan film cerita sejarah berjudul “Soekarno” yang ditayangkan oleh guru!
2. Identifikasilah unsur fakta sejarah dan unsur imajinatif yang terdapat dalam film tersebut !

No Unsur Uraian
1 Unsur fakta sejarah 1. Soekarno dan hatta diculik ke rengasdengklok pada
tanggal 15 Agustus 1945
2. Saat jepang masuk keindonesia, jepang berusaha
mengambil hati rakyat terlebih dahulu dengan
membebaskan orang indonesi yang di tahan belanda
termasuk soekarno hatta, diizinkan mengibarkan
bendera merah putih.
3. Tidak ada fakta sejarah terkait foto soekarno bekerja
sebagai mandor romusha

2 Unsur imajinatif 1. Fatmawati diculik bersama soekarno dan hatta pada


peristiwa rengasdengklok
2. Jepang langsung menunjukan kebengisan dengan
adanya romusha.
3. Adanya foto soekarno sebagai mandor romusha
LEMBAR KERJA PESERTA
DIDIK (LKPD) III

Satuan Pendidikan :
Mata Pelajaran :
Kelas/Semester :
Tanggal :
Nama Siswa :

Kompetensi
4. Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi

Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi


4.4. 2 Merancang konsep peristiwa peristiwa secara
4.4 Menulis cerita sejarah struktural sebagai langkah menulis teks cerita
pribadi dengan sejarah
memerhatikan kebahasaan 4.4.3 Memproduksi teks cerita sejarah pribadi dengan
memperhatikan kebahasaan

Tujuan
Pembelajaran
Melalui kegiatan pembelajaran dengan
pendekatan saintifik dengan model Project Based
Learning peserta didik dapat menganalisis
kebahasaan teks cerita sejarah serta terampil
menulis cerita sejarah pribadi dengan memperhatikan
kebahasaan teks cerita sejarah, dengan penuh rasa
ingin tahu, tanggung jawab, jujur dan
Percaya diri.
PETUNJUK BELAJAR

5. Baca dan cermatilah Lembar Kerja Peserta Didik ini dengan teliti dan
jelas.
6. Apabila ada yang tidak dimengerti dari Lembar Kerja Peserta Didik
ini, peserta didik bisa menanyakan kepada guru.
7. Kerjakanlah tugas-tugas yang ada di dalam Lembar Kerja Peserta
Didikdengan benar, baik secara individu maupun kelompok.
8. Presentasikanlah hasil kerja kelompok di depan kelas!

TUGAS INDIVIDU
LKPD III

1. Silahkan ananda pilih satu peristiwa sejarah yang pernah terjadi dalam hidup ananda
!
2. Coba ananda susun kerangka/ konsep peristiwa sejarah yang akan ananda tulis
3. Setelah selesai ananda membuat konsep, ananda kembangkan konsep yang telah
ananda buat menjadi teks cerita sejarah dengan memperhatikankebahasaan teks
cerita sejarah !
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK
MENYUSUN KERANGKA TEKS CERITA SEJARAH PRIBADI

Nama :
Kelas :
Hari/Tanggal :

No Aspek Uraian
1 Judul ….…………………………………………………….
….…………………………………………………….
2 Topik (Peristiwa yang dipilih ….……………………………………………………
untuk diceritakan) ……………………………………………………….
….…………………………………………………….
….…………………………………………………….
3 Tokoh (orang yang terlibat dalam ….…………………………………………………….
cerita tersebut ) ….…………………………………………………….
….…………………………………………………….
….…………………………………………………….
4 Latar (Tempat terjadinya ….……………………………………………………
peristiwa) ….…………………………………………………….
….…………………………………………………….
….…………………………………………………….
5 Alur Cerita ….……………………………………………………
……………………………………………………….
….……………………………………………………
….……………………………………………………
6 Alasan terjadinya peristiwa ….……………………………………………………
(mengapa peristiwa itu terjadi) ….……………………………………………………
….……………………………………………………
….…………………………………………………….

Selamat mengerjakan!
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK

MENGEMBANGKAN KERANGKA MENJADI TEKS CERITA SEJARAH

Nama :

Kelas :

….……………………………………………..

.……………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………

Kunci Jawaban Menulis teks cerita sejarah pribadi : Jawaban peseta didik
bervariasi sesuai pengalaman peserta didik
EVALUASI PEMBELAJARAN

TEKS
CERITA
SEJARAH

TETA ANDINI, S.Pd

KELAS XII
EVALUASI PEMBELAJARAN

A. Identitas Sekolah
Satuan Pendidikan : SMA Islam Al-Ishlah Bukittinggi
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : XII/ Genap
Materi Pokok : Teks Cerita Sejarah
Alokasi Waktu : 6 x 45 Menit (3x Pertemuan)
Tahun Pelajaran : 2022/2023

B. Kompetensi Inti
KI 1: Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya

KI 2: Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, santun, peduli (gotong royong,


kerjasama, toleran, damai), bertanggung jawab, responsif, dan pro-
aktif, dalam berinteraksi secara efektif sesuai dengan
perkembangan anak di lingkungan, keluarga, sekolah, masyarakat
dan lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, kawasan regional,
dan kawasan internasional.
KI 3: Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi
pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif
pada tingkat teknis, spesifik, detil, dan kompleks berdasarkan rasa
ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya,
dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan
kejadian, serta menerapkan pengetahuan pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan
masalah.

KI 4: Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji


secara efektif, kreatif, produktif, kritis, mandiri, kolaboratif,
komunikatif, dan solutif, dalam ranah konkret dan abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah, serta
mampu menggunakan metoda sesuai dengan kaidah keilmuan

C.Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi

Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi


3.4 Menganalisis 3.4.1 Peserta didik mampu menentukan
Kebahasaancerita sejarah aspek kebahasaan dalam teks cerita
sejarah
3.4.2 Peserta didik mampu menjelaskan
aspek kebahasaan dalam teks cerita
sejarah

4.4.1 Memahami unsur fakta sejarah dan


4.4 Menulis cerita sejarah unsur imajinatif dalam cerita sejarah
pribadi dengan 4.4. 2 Merancang konsep peristiwa peristiwa
memerhatikan kebahasaan secara struktural sebagai langkah
menulis teks cerita sejarah
4.4.3 Memproduksi teks cerita sejarah pribadi
dengan memperhatikan kebahasaan

D. Tujuan Pembelajaran
Melalui kegiatan pembelajaran dengan pendekatan saintifik dengan model Problem
Based Learning dan Project Based Learning peserta didik dapat menganalisis
kebahasaan teks cerita sejarah serta terampil menulis cerita sejarah pribadi dengan
memperhatikan kebahasaan teks cerita sejarah, dengan penuh rasa ingin tahu, tanggung
jawab, jujur dan Percaya diri.
Lampiran Instrumen Penilaian
A. INSTRUMEN PENILAIAN SIKAP
1) Buku Jurnal
INSTRUMEN PENILAIAN SIKAP
Nama Satuan pendidikan : SMA Islam Al-Ishlah Bukittinggi
Tahun pelajaran : 2022/2023
Kelas/Semester : XII / Ganjil
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

KEJADIAN/ BUTIR POS/ TINDAK


NO WAKTU NAMA
PERILAKU SIKAP NEG LANJUT

1
2
3
4
5
6
7
8

2) Lembar Observasi
Lembar Observasi Penilaian Sikap
rasa ingin tahu, tanggung jawab, kreatif, jujur, dan percaya diri.
No Nama Siswa Aspek Sikap

Rasa ingin tahu Tanggung jawab jujur Percaya Diri

Aspek sikap diisi dengan kategori SB, B, C, K


3) LEMBAR PENILAIAN DIRI SENDIRI

Nama Peserta Didik : ………………….


Kelas : ………………….
Tema : ………………….
Tanggal : ………………….
PETUNJUK
1. Bacalah pernyataan yang ada di dalam kolom dengan teliti
2. Berilah tanda cek (√) sesuai dengan sesuai dengan kondisi dan keadaan kalian
sehari-hari

Dilakukan/muncul
No Perilaku YA TIDAK
1 Saya selalu berusaha belajar dengan sungguh-sungguh
Saya berusaha mengikuti pembelajaran dengan penuh
2 perhatian
3 Saya mengerjakan tugas yang diberikan guru tepat waktu
Saya berani mengajukan pertanyaan jika ada yang tidak
4 dipahami
5 Saya selalu berperan aktif dalam kelompok
6 Saya menyerahkan tugas tepat waktu
7 Saya selalu membuat catatan hal-hal yang dianggap penting
Saya ingin menguasai dan dapat mengikuti kegiatan
8 pembelajaran dengan baik
9 Saya menghormati dan menghargai teman
10 Saya menghormati dan menghargai guru
4 ) Lembar Penilaian Teman Sejawat

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia


Kelas/Program : XII/ Semua Bidang
Kompetensi : KD 3.1
Nama peserta didik yang diamati :……………………………………
Waktu Pengamatan :……………………………………
Muncul
No Penyataan
ya tidak
1. Aktif dalam kegiatan pembelajaran
2. Bertanggung jawab dalam kegitan pembelajaran

Toleransi terhadap teman dalam melakukan diskusi


3.
kelompok
4. Kreatif dalam melakukan percobaan
5. Jujur dalam memberikan data hasil percobaan
6. Menunjukkan rasa keingintahuan

Menghargai pendapat teman dalam berdiskusi dan


7.
presentasi
Rubrik Penilaian Sikap Sosial

Komponen Indikator Nilai


1 2 3 4
Disiplin, tindakan  Masuk kelas Semua 1 2 3
yang tepat waktu indikator indikator indikator indikator
menunjukkan  Mematuhi tata tidak terpenuhi terpenuhi terpenuhi
perilaku tertib dan tertib selama terpenuhi
patuh pada
pembelajaran
berbagai
ketentuan dan berlangsung
peraturan.  Menyelesaikan
tugastepat
waktu sesuai
ketetentuan
Jujur, perilaku  Tidak plagiat Semua 1 2 3
dapat dipercaya tugaspeserta indikator indikator indikator indikator
dalam perkataan, didik lain tidak terpenuhi terpenuhi terpenuhi
tindakan, dan  Membuat terpenuhi
pekerjaan
laporan atau
presentasi apa
adanya sesuai
kondisiproyek
 Mengakui
kesalahan atau
kekurangan
yangdimilikinya
Kerjasama, sikap  Tidak Semua 1 2 3
dan tindakan yang mendominasi indikator indikator indikator indikator
dilakukan untuk di dalam kelas tidak terpenuhi terpenuhi terpenuhi
mencapai tujuan  Berbagi terpenuhi
bersama informasi
kepada
orang lain
 Membantu
bila adaorang
lain kesulitan
Menghargai  Tidak Semua 1 2 3
pendapat mengganggu indikator indikator indikator indikator
teman yang tidak terpenuhi terpenuhi terpenuhi
berbeda terpenuhi
pendapat
 Menerima
kesepakatan
meskipun
berbeda
pendapat
 Kesediaan untuk
belajar dan
terbuka terhadap
keyakinan dan
gagasan orang
lain agar dapat
memahami
orang lain lebih
baik
KISI KISI INSTRUMEN PENILAIAN PENGETAHUAN

Materi Letak
Kompetensi Dasar IPK Kls/ Indikator Soal Btr soal
Pokok Soal
Smt

3.4 Menganalisis
3.4.1Peserta Kebahasaa XII/1 Disajikan teks cerita Uraian LKPD 1
Kebahasaan Teks didik
n Teks sejarah berjudul “
mampu
Cerita Sejarah menentuk Cerita Mangir” Karya
an aspek Sejarah Pramoedya Ananta
kebahasa
Toer. Siswa diminta
an dalam
teks cerita menganalisis unsur
sejarah kebahasaan teks

3.4.2Peserta tersebut/
didik
mampu
menjelask
an aspek
kebahasa
an dalam
teks cerita
sejarah

4.4 Menulis cerita 4,4,1


Menulis
sejarah pribadi Memahami XII /1 Disajikan sebuah film Uraian LKPD 2
unsur fakta teks cerita
dengan sejarah dan fiksi sejarah. Peserta
sejarah
memerhatikan unsur didik mengidentifikasi
kebahasaan imajinatif
unsur fakta dan unsur
dalam cerita
sejarah imajinatif dalam film
tersebut.

PEDOMAN PENSKORAN ANALISIS UNSUR KEBAHASAAN TEKS CERITA SEJARAH


No Aspek/ Kriteria Skor
1 Peserta didik dapat menentukan kebahasaan dengan 25
lengkap dan tepat
2 Peserta didik dapat menentukan kebahasaan kurang lengkap 20
dan tepat
3 Peserta didik dapat menentukan kebahasaan cukup lengkap 15
dan tepat
4 Peserta didik dapat menentukan kebahasaan tidak lengkap 10
dan tepat
5 Peserta didik tidak dapat menentukan kebahasaan dengan 0
tepat
Jumlah skor maksimal 70

Nilai Akhir : Jumlah Skor Perolehan x 100


Jumlah Skor Maksimal
INSTRUMEN PENILAIAN KETERAMPILAN
Praktik/Performance
Kompetensi Kls/ BTK
IPK Materi Pokok Indikator Soal Letak Soal
Dasar sms SOAL
4.4 Menulis 4.4. 2 Merancang XII Langkah Siswa menentukan data- Uraian LKPD 3
cerita konsep /1 langkah menulisdata yang akan ditulis
peristiwa
sejarah teks cerita menjadi teks sejarah
peristiwa secara
pribadi struktural sejarah kemudian
dengan sebagai mengembangkan cerita
langkah menulis
memerhati tersebut menjadi cerita
teks cerita
kan sejarah sejarah.
kebahasa 4.4.3 Memproduksi
an teks cerita
sejarah pribadi
dengan
memperhatikan
kebahasaan

PEDOMAN PENSKORAN MENULIS TEKS CERITA SEJARAH


No Aspek/ Kriteria Skor Maksimal

1 Kepaduan antar paragraf 20

2 Ketepatan penggunaan kalimat efektif 20

3 Kohesi dan Koherensi antar kalimat 20

4 Kelengkapan isi, struktur dan kebahasaan 20

5 Kesesuaian isi dengan kerangka tulisan 20

Jumlah skor maksimal 100

Nilai Akhir : Jumlah Skor Perolehan x 100


Jumlah Skor Maksimal
PROGRAM PEMBELAJARAN REMEDIAL

Sekolah : SMA Islam Al-Ishlah Bukittinggi


Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/program : XII/ Semua Bidang
Jenis Remedial : Pemanfaatan tutor sebaya
KKM Mata Pelajaran : 76
Materi : Teks Sejarah
KD : 3.4. Menganalisis Kebahasaan Teks Cerita Sejarah
4.4 Menulis cerita sejarah pribadi dengan memerhatikan kebahasaan

Indikator :
3.4.1 Peserta didik mampu menentukan aspek kebahasaan dalam teks cerita sejarah
3.4.2 Peserta didik mampu menjelaskan aspek kebahasaan dalam teks cerita sejarah
4.4.1 Memahami unsur fakta sejarah dan unsur imajinatif dalam cerita sejarah
4.4. 2 Merancang konsep peristiwa peristiwa secara struktural sebagai langkah menulis teks cerita sejarah
4.4.3 Memproduksi teks cerita sejarah pribadi dengan memperhatikan kebahasaan

KD / INDIKATOR NO. IPK


N
NAMA SISWA NU YANG BELUM TES HASlL
O
DIKUASAI ULANG

Mengetahui : Bukittinggi, Juni 2023


Kepala SMA Islam Al-Ishlah Guru Mata Pelajaran

REFLIZA, S.Ag. TETA ANDINI, S.Pd.


NRY.5006022 NRY.2018006
PROGRAM PEMBELAJARAN PENGAYAAN

Sekolah : SMA Islam Al-Ishlah Bukittinggi


Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas / Program : XII/ semua bidang
Jenis pengayaan : Tambahan materi dan pengerjaan soal-soal
KKM : 76
Materi : Teks Sejarah
KD : 3.4. Menganalisis Kebahasaan Teks Cerita Sejarah
4.4 Menulis cerita sejarah pribadi dengan memerhatikan kebahasaan

Indikator :
3.4.1 Peserta didik mampu menentukan aspek kebahasaan dalam teks cerita sejarah
3.4.2 Peserta didik mampu menjelaskan aspek kebahasaan dalam teks cerita sejarah
4.4.1 Memahami unsur fakta sejarah dan unsur imajinatif dalam cerita sejarah
4.4. 2 Merancang konsep peristiwa peristiwa secara struktural sebagai langkah menulis teks cerita sejarah
4.4.3 Memproduksi teks cerita sejarah pribadi dengan memperhatikan kebahasaan

NO. NAMA SISWA NU BENTUK PENGAYAAN

Mengetahui : Bukittinggi, Juni 2023


Kepala SMA Islam Al-Ishlah Guru Mata Pelajaran

REFLIZA, S.Ag. TETA ANDINI, S.Pd.


NRY.5006022 NRY.2018006

Anda mungkin juga menyukai