Anda di halaman 1dari 94

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH

LHOKSEUMAWE

SKRIPSI

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN


MALARIA DI GAMPONG SEUNEUBOK DALAM KECAMATAN JULI
KABUPATEN BIREUEN

OLEH:

SYUKRIZAL
NIM: 1907201068

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH
LHOKSEUMAWE
2023
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH
LHOKSEUMAWE

SKRIPSI

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN


MALARIA DI GAMPONG SEUNEUBOK DALAM KECAMATAN JULI
KABUPATEN BIREUEN

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana


Keperawatan

OLEH:

SYUKRIZAL
NIM: 1907201068

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH
LHOKSEUMAWE
2023

i
ii
iii
Program Studi Ilmu Keperawatan
STIKes Muhammadiyah Lhokseumawe
Skripsi, Agustus 2023

ABSTRAK
SYUKRIZAL

Hubungan Pengetahuan Dengan Perilaku Pencegahan Malaria Di Gampong


Seuneubok Dalam Kecamatan Juli Kabupaten Bireuen

xi + V Bab + 50 Halaman + 8 Tabel + 3 Skema + 14 Lampiran

Penyakit malaria dapat mengancam kesehatan jiwa manusia. Pengetahuan


masyarakat terkait perilaku pencegahan malaria menjadi hal yang penting untuk
mengurangi kasus malaria. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan
pengetahuan dengan perilaku pencegahan malaria di Gampong Seuneubok Dalam
Kecamatan Juli Kabupaten Bireuen. Jenis penelitian ini menggunakan desain
kuantitatif dengan dengan rancangan analitik dengan pendekatan cross sectional.
Populasi dalam penelitian ini berjumlah 111 dengan menggunakan teknik Total
samping. Pengumpulan data dilakukan pada tanggal 19 sampai dengan 26 juni
2023. Analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa univariat
dan bivariat dengan menggunakan uji statistik Chi-Square. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa mayoritas responden berada pada kategori pengetahuan
tinggi sebanyak 59 responden (100%) dengan mayoritas perilaku pencegahan
malaria berada pada kategori Adaptif sebanyak 82 responden (73,9%). Hasil uji
statistik menggunakan nilai p-value sebesar 0,000 < ɑ = 0,05 artinya ada
hubungan pengetahuan dengan perilaku pencegahan malaria di Gampong
Seuneubok Dalam Kecamatan Juli Kabupaten Bireuen. Diharapkan bagi
responden untuk mempertahankan kesadaran dengan terus menerapkan perilaku
pencegahan malaria lebih baik dan mengubah perilaku yang kurang tepat dalam
mencegah penularan penyakit malaria dalam lingkungan yang dapat
mempengaruhi derajat kesehatan

Kata Kunci : Pengetahuan, Perilaku Pencegahan Malaria


Daftar Pustaka: 19 buku (2014-2022) + 26 jurnal (2019-2023) + 10
internet (2009-2022)

iv
Nursing Science Study Program
STIKes Muhammadiyah Lhokseumawe
Thesis, August 2023

ASBTRACT

SYUKRIZAL

The Influence of Knowledge Towards The Prevention Malaria in Gampong


Seuneubok in Juli District, Bireuen Regency

xi + V Chapters + 50 Pages + 8 Tables + 3 Schemes + 14 Appendices

Malaria can threaten human mental health. Public knowledge regarding malaria
prevention behavior is important to reduce malaria cases. This study determines
the relationship between knowledge and malaria prevention behavior in Gampong
Seuneubok Dalam, Juli District, Bireuen Regency. This research uses a
quantitative design with an analytical design and a cross-sectional approach. The
population is 111 people using the total side technique. Data collection began
from June 19 to June 26, 2023. The data analysis is univariate and bivariate using
the Chi-Square statistical test. The results showed that the majority of
respondents were in the high knowledge category, 59 respondents (100%), with
the majority of malaria prevention behavior being in the adaptive category, 82
respondents (73.9%). The statistical test results use a p-value of 0.000 < ɑ = 0.05,
meaning there is a relationship between knowledge and malaria prevention
behavior in Gampong Seuneubok Dalam, Juli District, Bireuen Regency. It is
hoped that respondents will maintain awareness by continuing to implement
better malaria prevention behavior and changing inappropriate behavior to
prevent the transmission of malaria in an environment that can affect health
status.

Keywords : Knowledge, Malaria Prevention Behavior


References : 19 books (2014-2022) + 26 journals (2019-2023) + 10 internet
sources (2009-2022)

v
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim.

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, dengan berkat rahmat

dan hidayah-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan Skripsi ini

dengan judul “Hubungan Pengetahuan dengan Perilaku

Pencegahan Malaria di Gampong Seuneubok Dalam Kecamatan

Juli Kabupaten Bireuen”. Shalawat beserta salam peneliti panjatkan

kepangkuan Nabi Besar Muhammad SAW. yang telah membawa

kita dari alam kebodohan kealam yang penuh dengan ilmu

pengetahuan.

Skripsi ini merupakan salah satu persyaratan untuk

memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan di Sekolah Tinggi Ilmu

Kesehatan (STIKes) Muhammadiyah Lhokseumawe. Dalam

penyusunan Skripsi, peneliti telah banyak mendapat bantuan dan

bimbingan dari berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak

langsung. Maka pada kesempatan ini, peneliti ingin menyampaikan

ucapan terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada yang terhormat:

1. Ns. Mursal, M. Kep selaku Ketua STIKes Muhammadiyah Lhokseumawe

2. Ns. Novia Rizana, M. Kep selaku Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan

STIKes Muhammadiyah Lhokseumawe sekaligus penguji II yang telah

mengarahkan peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini dengan sangat baik

3. Ns. Sri Andala, M. Kep selaku pembimbing I yang telah banyak membimbing

peneliti dalam menyusun Skripsi ini.

vi
4. Ns. Liza Wahyuni, S. Kep, M. Kep selaku pembimbing II yang telah

memberikan masukan dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini.

5. Ns. Nanda Fitria, M. Kep selaku penguji I yang telah banyak membimbing

peneliti dalam menyusun skripsi ini

6. Geuchik Gampong Seuneubok Dalam yang telah mengizinkan penelitian di

Gampong tersebut, dan memberikan data-data yang dibutuhkan dalam

penelitian ini.

7. Orang tua tercinta yang selalu memberi dukungan, iringan doa yang tulus serta

pengorbanan yang tak terhingga baik moral maupun materi.

8. Teman-teman seperjuangan Prodi S1 Keperawatan angkatan 2019 STIKes

Muhammadiyah Lhokseumawe.

Meskipun telah berusaha menyelesaikan skripsi ini dengan

sebaik mungkin, peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih jauh

dari kata sempurna. Oleh karena itu peneliti mengharapkan kritik

dan saran yang sifatnya membangun dari para pembaca, sehingga

skripsi ini dapat sempurna untuk dimasa yang akan datang. Akhir

kata, peneliti berharap semoga skripsi ini berguna bagi pembaca dan

pihak-pihak lain yang berkepentingan.

Lhokseumawe, Agustus 2023

Peneliti

vii
DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL LUAR............................................................................................
HALAMAN JUDUL.................................................................................. i
LEMBAR PERSETUJUAN...................................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN....................................................................... iii
ABSTRAK.................................................................................................. iv
KATA PENGANTAR................................................................................ v
DAFTAR ISI............................................................................................... vii
DAFTAR TABEL...................................................................................... viii
DAFTAR SKEMA..................................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN.............................................................................. x
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah................................................................. 7
1.3 Tujuan Penelitian................................................................... 7
1.4 Manfaat Penelitian................................................................. 7
BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN
2.1 Konsep Malaria..................................................................... 9
2.2 Konsep Pengetahuan............................................................. 23
2.3 Konsep Perilaku.................................................................... 27
2.4 Kerangka Teoritis.................................................................. 32
BAB III KERANGKA DAN METODELOGI PENELITIAN
3.1 Kerangka Konsep Penelitian............................................... 33
3.2 Hipotesis Penelitian............................................................. 34
3.3 Definisi Operasional............................................................ 34
3.4 Desain Penelitian................................................................. 34
3.5 Populasi dan Sampel............................................................ 35
3.6 Tempat dan Waktu Penelitian............................................. 35
3.7 Etika Penelitian.................................................................... 36
3.8 Instrumen Penelitian............................................................ 37
3.9 Uji Instrumen....................................................................... 39
3.10 Prosedur Pengumpulan Data............................................... 40
3.11 Pengolahan Data.................................................................. 41
3.12 Analisa Data........................................................................ 42

viii
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian.................................................. 44
4.2 Hasil Penelitian..................................................................... 45
4.3 Pembahasan.......................................................................... 47
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan........................................................................... 57
5.2 Saran..................................................................................... 57
DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Pengobatan malaria........................................................................ 19

Tabel 2.2 Bentuk Pertanyaan Dalam Skala Likert......................................... 31

Tabel 3.1 Definisi Operational....................................................................... 34

Tabel 4.1 Jumlah Penduduk di Gampong Seuneubok Dalam Kecamatan


Juli Kabupaten Bireuen.................................................................. 45

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Data


Demografi di Gampong Seuneubok Dalam Kecamatan Juli
Kabupaten Bireuen...................................................................... 46

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengetahuan di


Gampong Seuneubok Dalam Kecamatan Juli Kabupaten
Bireuen........................................................................................ 47

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Perilaku Pencegahan


Malaria di Gampong Seuneubok Dalam Kecamatan Juli Kabupaten
Bireuen........................................................................................... 47

Tabel 4.5 Hubungan Pengetahuan Dengan Perilaku Pencegahan Malaria Di


Gampong Seuneubok Dalam Kecamatan Juli Kabupaten
Bireuen........................................................................................... 48

ix
DAFTAR SKEMA

Skema 2.1 Penularan penyakit malaria secara alamiah............................... 12

Skema 2.3 Kerangka Teoritis....................................................................... 32

Skema 3.1 Kerangka Konsep....................................................................... 33

x
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lembar Permohonan Menjadi Responden


Lampiran 2 Lembar Pernyataan Persetujuan Menjadi Responden
Lampiran 3 Lembar Kuesioner
Lampiran 4 Surat Izin Pengambilan Data Awal
Lampiran 5 Surat Selesai Pengambilan Data Awal
Lampiran 6 Surat Permohonan Izin Uji Instrument
Lampiran 7 Surat Keterangan Telah Selesai Uji Instrument
Lampiran 8 Master Tabel Uji Valid
Lampiran 9 Hasil Uji Validitas dan Realibilitas
Lampiran 10 Surat Permohonan Izin Penelitian
Lampiran 11 Surat Keterangan Telah Selesai Penelitian
Lampiran 12 Master Tabel Penelitian
Lampiran 13 Output Hasil SPSS
Lampiran 14 Biodata

xi
xii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Malaria merupakan salah satu penyakit menular yang masih menjadi

masalah kesehatan utama bagi masyarakat di dunia termasuk Indonesia. Penyakit

malaria menjadi perhatian global karena kasusnya yang tinggi dan berdampak luas

terhadap kualitas hidup dan ekonomi bahkan mengancam keselamatan jiwa

manusia. Selain mengakibatkana morbiditas dan mortalitas pada kelompok risiko

tinggi, yaitu bayi, anak balita, dan ibu hamil, malaria juga memberikan dampak

yang buruk pada kesehatan dan mata pencaharian masyarakat (WHO, 2021).

Penyakit malaria adalah penyakit yang disebabkan olehi infeksi protozoa

dan genus plasmodium yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Anopheles yang

masa inkubasi penyakit dapat beberapa hari sampai beberapa bulan. Malaria

merupakan penyakit yang banyak menyerang orang yang tinggal di daerah tropis.

Ketika Anopheles menggigit orang yang menderita malaria, plasmodium akan

terbawa dalam tubuh nyamuk dan hidup di dalamnya. Apabila nyamuk tersebut

menggigit orang yang sehat maka plasmodium akan masuk ke tubuh orang

tersebut, memperbanyak diri dan menyebabkan malaria. Plasmodium merupakan

mikroorganisme penyebab penyakit malaria pada manusia. Ada 5 plasmodium

yang menyebabkan malaria yaitu plasmodium falciparum, plasmodium vivax,

plasmodium malariae, plasmodium Knowlesi dan plasmodium ovale (Wahyuni,

2021).

Infeksi malaria memberikan gejala klasik berupa trias malaria serangan

paroksimal secara berurutan: periode dingin (15-60 menit) : mulai menggigil,

penderita sering membungkus diri dengan selimut atau sarung dan pada saat

1
2

menggigil sering seluruh badan bergetar dan gigi saling terantuk, diikuti

dengan meningkatnya temperatur, diikuti dengan periode panas: penderita muka

merah, nadi cepat, dan panas badan tetap tinggi beberapa jam, diikuti dengan

keadaan berkeringat: penderita berkeringat banyak dan temperatur turun, dan

penderita merasa sehat. Trias malaria lebih sering terjadi pada infeksi plasmodium

vivax, pada plasmodium falciparum menggigil dapat berlangsung berat ataupun

tidak ada. Periode tidak panas berlangsung 12 jam pada plasmodium falciparum,

36 jam pada plasmodium vivax dan ovale, 60 jam pada plasmodium malariae.

(Firmansyah, 2021).

Menurut data dari World Health Organization pada tahun 2021, secara

global kasus malaria terus meningkat dari tahun sebelumnya, terutama di negara

Afrika, baik angka morbiditas maupun mortalitas akibat penyakit tersebut. Angka

kematian global akibat malaria diperkirakan mencapai 619.000 jiwa. Badan

kesehatan dunia mencatat terdapat 247 juta kasus malaria pada 2021, angka

tersebut meningkat sebanyak 2 juta dari 2020 dan 15 juta dari tahun 2019.

Menurut World Health Organization (WHO), Afrika tetap menjadi wilayah yang

paling terdampak malaria, dimana sekitar 95 persen dari kasus dan kematian

akibat malaria tercatat di benua itu pada 2021, dengan sebagian besar anak-anak

menderita penyakit tersebut (WHO, 2022).

Menurut Kementrian Kesehatan RI (2021) Indonesia memegang peringkat

negara kedua tertinggi (setelah India) di Asia Tenggara untuk jumlah kasus

malaria tertinggi. Di Indonesia penyakit malaria diperkirakan dari separuh

populasi masyarakat yang tinggal di daerah endemis malaria, ada 30 juta kasus

malaria di setiap tahunnya dan hanya 10% yang mendapat fasilitas kesehatan,
3

terdapat 396 Kabupaten (80%) endemis malaria dan disetiap tahunnya sekitar 15

juta masyarakat mendapatkan pengobatan karena penyakit malaria. Annual

Parasite Indeks (API) untuk kasus malaria di Indonesia pada tahun 2020 adalah

sebesar 0,9 %, terdapat 3 provinsi dengan Annual Parasite Indeks (API) malaria

tertinggi yaitu Papua (63,12%), Papua Barat (10,15%) dan Nusa Tenggara Timur

(2,76%) (Kemenkes RI, 2020).

Pada tahun 2021 jumlah penderita malaria yang ada di provinsi Aceh

adalah 314 kasus dengan angka kesakitan malaria sebesar 0,06/1.000 penduduk

beresiko. Kabupaten Aceh Jaya adalah kasus tertinggi malaria sebanyak 230

kasus. Diikuti kabupaten Aceh Selatan sebanyak 40 kasus malaria positif (Hanif,

2021). Sedangkan di kabupaten Bireuen sendiri kasus positif malaria sebanyak

282 kasus (Irawati, 2019).

Faktor keberhasilan pengobatan untuk malaria bisa bersumber pada

pengetahuan penderita mengenai bahaya penyakit malaria yang gampang menular,

motivasi keluarga baik saran dan perilaku keluarga kepada penderita untuk

menyelesaikan pengobatannya dan penjelasan petugas kesehatan kalau

pengobatan gagal akan diobati dari awal lagi. Oleh karena itu, pemahaman dan

pengetahuan penderita memegang peranan penting dalam keberhasilan

pengobatan malaria.

Tingkat pendidikan yang rendah merupakan penyebab kurangnya

pengetahuan sehingga pemahaman tentang pemberantasan malaria juga kurang.

Kondisi ini menyebabkan buruknya tindakan masyarakat dalam pemberantasan

penyakit malaria. Sikap pencegahan dan pencarian pengobatan yang baik pada

saat kejadian malaria, menunjukan bahwa pemahaman masyarakat untuk segera


4

mungkin melakukan tindakan pencegahan sesuai dengan yang disampaikan oleh

petugas kesehatan dan media informasi lainya, sekaligus mengupayakan pencarian

pengobatan untuk penyakit malaria (Markus, 2015).

Berbagai komponen perilaku pencegahan malaria meliputi menghindari

kontak manusia dengan nyamuk, kegiatan pembasmi larva, pemberantasan parasit

malaria, dan partisipasi sosial perlu dikaji kembali guna mengevaluasi

efektivitasnya dalam mencegah malaria (Markus, 2016).

Berbagai program dilakukan oleh pemerintah untuk mencapai target bebas

malaria pada tahun 2030 dengan menurunkan Annual Parasit Incidence (API)

malaria di Indonesia. Program pengendalian vector malaria telah dilakukan

dengan cara mengendalikan populasi nyamuk dewasa melalui penyemprotan

dalam rumah (Indoor Residual Spray) dan kelambu berinsektisida (Long Lasting

Insecticide Nets), larvasidasi, serta modifikasi/manipulasi habitat

perkembangbiakan nyamuk. Penyemprotan dalam rumah dan pemakaian kelambu

berinsektisida bertujuan untuk memperpendek umur nyamuk sehingga penyebaran

dan penularan malaria dapat terputus (Kementerian Kesehatan RI, 2018).

Program pembagian kelambu berinsektisida pada daerah endemis malaria

merupakan salah satu upaya yang dilakukan oleh Kementerian Kesehatan untuk

mencegah penularan malaria, terutama bagi daerah endemis tinggi dengan target

minimal 80% penduduk di daerah tersebut mendapatkannya. Semakin lama

penggunaannya, efektivitas kelambu berinsektida akan semakin berkurang.

Setelah 3 tahun pemakaian, efektivitasnya semakin berkurang. Penggunaan

kelambu berinsektisida akan efektif mencegah penularan malaria bila didukung


5

oleh perawatan yang baik terhadap kelambu berinsektisida tersebut (Mustafa,

2018).

Upaya pencegahan malaria lainnya yaitu dengan meningkatkan

kewaspadaan terhadap risiko malaria, mencegah gigitan nyamuk, pengendalian

vector dan kemoprofilaksis. Mencegah gigitan nyamuk dapat dilakukan dengan

menggunakan obat anti nyamuk atau repellent, dan kawat kasa nyamuk (Depkes

RI, 2017).

Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Timah (2019) tentang Hubungan

Pengetahuan dan Sikap Masyarakat dengan Pencegahan Penyakit Malaria di

Puskesmas Teling Kota Manado dengan populasi 80 responden terlihat bahwa

dari 4 responden yang memiliki pengetahuan kurang baik dengan pencegahan

malaria terdapat 4 responden (5%). Dari 4 responden yang berpengetahuan kurang

baik dan melakukan pencegahan malaria 2 responden dan tidak melakukan

pencegahan malaria 2 responden. sedangkan dari 41 responden atau 51,2 % yang

memiliki pengetahuan yang baik akan tetapi tidak melakukan pencegahan malaria

terdapat 12 responden (35,3%) dan pengetahuan baik yang melakukan

pencegahan malaria berjumlah 29 responden (63,0%). Dari 35 responden atau

43,8 % yang memiliki nilai pengetahuan yang sangat baik dengan tidak

melakukan pencegahan malaria terdapat 20 responden (58,8%) dan responden

dengan pengetahuan sangat baik dan melakukan pencegahan malaria 15

responden (32,6%). Berdasarkan hasil uji chi square diperoleh nilai p = 0,047 (p-

value < 0,05) sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan bermakna antara

pengetahuan dengan pencegahan malaria.


6

Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Sandy (2019) tentang Gambaran

Pengetahuan, Perilaku dan Pencegahan Malaria oleh Masyarakat di Kabupaten

Maluku Tenggara Barat dan Maluku Barat Daya. Hasil penelitian berupa

pengetahuan masyarakat tentang gejala penyakit malaria OR = 10,523 (ρ = 0,002),

informasi tentang malaria dari petugas kesehatan OR = 7,302 (ρ = 0,003) dan

aktivitas masyarakat di kebun pagi hari (pukul 05.00) dan sore hari (pukul 18.00)

OR = 3,685 (ρ = 0,007). Peningkatan pengetahuan dan informasi penyakit malaria

di masyarakat juga harus diikuti dengan tindakan pencegahan gigitan nyamuk dan

tindakan pemeriksaan malaria serta pengobatan.

Berdasarkan hasil survei awal penelitian jumlah masyarakat dewasa usia 26-

45 tahun di Gampong Seuneubok Dalam adalah sebanyak 111 orang. Hasil

wawancara dengan 7 orang responden, 5 responden mengatakan masih kurang

mengerti apa yang harus dilakukan untuk mencegah terkena penyakit malaria. Hal

tersebut tampak dari lingkungan rumah ke 5 responden kurang bersih, terdapat

genangan air disekitar rumah yang menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk,

ventilasi rumah yang kurang bagus dan pemakaian kelambu kurang maksimal.

Sedangkan 2 responden mengatakan sedikit tau dan melaksanakan pencegahan

penyakit malaria dengan selalu membersihkan perkarangan rumah dan

menghindari genangan air di sekitar rumah. Hal tersebut menunjukkan bahwa

masih banyak masyarakat dengan tingkat pengetahuan masih kurang tentang

pencegahan penyakit malaria, juga demikian dengan perilaku mereka dalam

pencegahan penyakit malaria.

Berdasarkan pengambilan data awal tersebut peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian tentang “Hubungan Pengetahuan dengan Perilaku


7

Pencegahan Malaria pada Masyarakat Di Gampong Seuneubok Dalam Kecamatan

Juli Kabupaten Bireuen”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka rumusan masalah

dalam penelitian ini adalah “Apakah ada hubungan Pengetahuan Dengan

Perilaku Pencegahan Malaria Pada Masyarakat Di Gampong Seuneubok Dalam

Kecamatan Juli Kabupaten Bireuen.?”

1.3 Tujuan Penelitian

Untuk Mengetahui Hubungan Pengetahuan dengan Perilaku Pencegahan

Malaria Pada Masyarakat Di Gampong Seuneubok Dalam Kecamatan Juli

Kabupaten Bireuen.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi Peneliti

Penelitian ini dapat menambah wawasan dan menjadi sarana untuk

memperluas dan menerapkan ilmu pengetahuan sebagai pengembangan diri dan

syarat dalam menyelesaikan studi di STIKes Muhammadiyah Lhokseumawe.

1.4.2 Bagi Responden

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi serta menambah

wawasan bagi responden terhadap perilaku pencegahan malaria.

1.4.3 Bagi Institusi Pendidikan

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai tambahan kepustakaan

untuk pengembangan pendidikan dan ilmu pengetahuan di STIKes

Muhammadiyah Lhokseumawe khususnya tentang pengetahuan dengan perilaku

pencegahan malaria.
8

1.4.4 Bagi Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian ini dapat menjadi rujukan dan referensi bagi peneliti

selanjutnya dan menambah literatur penelitian yang akan datang tentang

pengetahuan dengan perilaku pencegahan malaria.


BAB II

TINJAUAN TEORITIS

2.1 Konsep Malaria

2.1.1 Pengertian Malaria

Malaria merupakan salat satu penyakit yang penularannya melalui gigitan

nyamuk Anopheles. Infeksi malaria disebabkan oleh 5 spesies plasmodium (P.

falcifarum, P. vivax, P. malariae, P. ovale, P. knowlesi). Plasmodium malaria

akan berkembangbiak dalam sel darah merah manusia dan dapat ditularkan dari

manusia lain melalui gigitan nyamuk Anopheles yang terinfeksi. Penyakit malaria

dapat bersifat akut maupun kronis, yang disebabkan oleh Protozoa Genus

Plasmodium dan ditandai dengan panas, anemia dan splenomegaly. Gejala malaria

akan ditandai demam rekuren, anemia dan hepatosplenomegaly (Karundeng,

2021).

Dari beberapa penjabaran diatas, maka dapat disimpulkan bahwa malaria

merupakan suatu penyakit infeksi akut maupun kronis, yang disebabkan oleh 5

spesies plasmodium, ditularkan kepada manusia lewat gigitan nyamuk Anopheles

betina, berkembangbiak dalam sel darah merah manusia dan ditandai lewat gejala

demam rekuren, anemia dan hepatosplenomegaly.

2.1.2 Etiologi Malaria

Malaria adalah penyakit infeksi akut dan kronis yang disebabkan oleh

protozoa dari genus plasmodium. Terdapat 5 spesies plasmodium yang menyerang

manusia, yaitu: P. vivax, P. falcifarum, P. ovale, P. malariae, P. knowlesi. P.

vivax menyebabkan penyakit malaria vivaks (malaria tersiana) dengan gejala

demam berulang dengan interval bebas demam 2 hari. P. vivax juga menyebabkan

9
10

kasus malaria berat. P. falcifarum menyebabkan penyakit infeksi malaria

falsifarum (malaria tropika) dengan gejala demam timbul intermiten dan dapat

terjadi demam yang berkesinambungan. Jenis malaria tropika menyebabkan

kematian karena memiliki gejala yang berat. P. ovale menyebabkan malaria ovale

dengan manifestasi klinis ringan dan pola demam seperti malaria vivaks. P.

malariae menyebebkan penyakit malaria malariae (malaria kuartana) dengan

gejala demam berulang dengan interval bebas 3 hari. P. knowlesi menyebabkan

penyakit malaria knowlesi dengan gejala demam menyerupai malaria falsifarum

(Kemenkes, 2020).

Malaria ditularkan melalui nyamuk Anopheles betina. Dari sekitar 400

spesies yang dapat menularkan malaria dan 24 diantaranya ditemukan di

Indonesia (Karundeng, 2021).

2.1.3 Siklus Hidup Malaria

Menurut Kapitan (2022) ada dua siklus hidup akan dialami oleh

plasmodium malaria saat berada dalam 2 hospes untuk siklus hidupnya yaitu ketika

berada dalam tubuh manusia dan nyamuk.

1. Siklus aseksual atau siklus hidup dalam tubuh manusia

Saat kelenjar ludah nyamuk Anopheles betina yang mengandung sporozoit

masuk ke dalam tubuh manusia melalui gigitan nyamuk, maka kurang lebih

30 menit sporozoit masuk di dalam peredaran darah. Vektor malaria adalah

nyamuk Anopheles betina mampu menyebarkan kurang lebih 15-20 sporozoit

ke dalam sirkulasi darah saat menggigit manusia. Sporozoit ini menginfeksi

sel hati sehingga terbentuk tropozoit hati. Selanjutnya berkembang menjadi

skizon hati dan melakukan pembelahan lanjutan seperti merozoit hati. Proses
11

ini dinamai stadium eksoeritrositer, tahapan ini belum merusak eritrosit.

Ketika merozoit menginfeksi sel darah merah atau siklus eritositik maka

terjadi pembentukan tropozoit, berkembang menjadi skizon muda lalu matang

dan selanjutnya terjadi pembelahan menjadi merozoit. Ketika terjadi

pembelahan ini, sel darah merah pecah, merozoit dan sisa sel lainnya masuk

ke dalam plasma. Parasit lainnya masuk ke dalam sel darah merah dan

mengulangi siklus skizogoni. Proses ini berlangsung 2-3 kali, selanjutnya

merozoit yang lain akan membentuk skizon dan gamestosis membentuk

stadium seksual berupa gametosis jantan dan gametosis betina.

2. Siklus seksual atau siklus hidup dalam tubuh nyamuk Anopheles

Jika seekor nyamuk Anopheles betina menggigit manusia yang darahnya

mengandung gametosis maka di dalam tubuh nyamuk tersebut akan terjadi

proses pembuahan hasil dari gametosis jantan dan gametosis betina. Proses

selanjutnya zigot berkmebang menjadi ookinet yang menembus dinding

lambung nyamuk. Nyamuk ookinet berubah menjadi ookista dan selanjutnya

sporozoit di luar lambung nyamuk. Sporozoit telah siap untuk ditularkan ke

manusia lainnya. Proses ini berlanjut terus-menerus dan penularan malaria

melalui nyamuk Anopheles betina.

Proses siklus hidup plasmodium malaria dimulai dari siklus eksoeritrositik,

siklus eksoeritrositik merupakan kondisi siklus setelah pembentukan merozoit di

skizon hepatic, kemudian merozoit masuk ke dalam eritrosit (siklus eritrositik)

sehingga terjadi proses reproduksi aseksual dan siklus hidup plasmodium

selanjutnya kembali dalam siklus sporogonik.


12

2.1.4 Cara Penularan Malaria

Menurut Irma (2022), malaria dapat menular dengan beberapa cara antara

lain:

1. Penularan secara alamiah (natural infection), yaitu penularan melalui gigitan

nyamuk Anopheles.

Penularan malaria secara alamiah dapat digambarkan sebagai berikut:

Digigit

Orang sakit Anopheles


malaria (belum terinfeksi)

Orang sehat Anopheles terinfeksi parasite


(mengandung sporozoit)

Menggigit

Skema 2.1 Penularan penyakit malaria secara

alamiah

2. Penularan bukan alamiah

Penularan bukan alamiah, dapat dibagi menurut cara penularannya yaitu:

penularan transplasenta atau malaria bawaan (kongenital) dan penularan

secara mekanik. Malaria bawaan terjadi pada bayi yang baru dilahirkan

karena ibunya menderita malaria. Pada ibu hamil yang mengalami kelainan

sawar plasenta sehingga tidak ada penghalang infeksi dari ibu ke bayinya.
13

Penularan ini biasanya melalui tali pusat atau plasenta. Penularan secara

mekanik biasanya terjadi melalui transfuse darah atau melalui jarum suntik.

Penularan melalui jarum suntik banyak terjadi pada para morfinis yang

menggunakan jarum suntik yang tidak steril lagi. Infeksi malaria melalui

transfuse hanya menghasilkan siklus eritrositer karena tidak melalui sporozoit

yang memerlukan siklus hati sehingga dapat diobati dengan mudah.

3. Penularan secara oral (melalui mulut)

Cara penularan ini pernah dibuktikan pada burung dara (plasmodium

relektion), ayam (plasmodium gallinasium) dan monyet atau yang dikenal

dengan plasmodium knolesi.

2.1.5 Patologi dan Gejala Klinis

Menurut Irma (2022), patologi dan gejala klinis malaria adalah sebagai

berikut:

1. Patologi dan gejala klinis P. vivax

Masa tunas intrinsik biasanya berlangsung 12-17 hari, tetapi pada

beberapa strain P. vivax dapat sampai 6-9 bulan atau mungkin lebih lama.

Serangan pertama dimulai dengan sindrom prodromal: sakit kepala, sakit

punggung, mual dan malaise umum. Pada relaps sindrom prodomal ini ringan

atau tidak ada. Demam tidak teratur pada 2-4 hari pertama, tetapi kemudian

menjadi intermiten dengan perbedaan yang nyata pada pagi dan sore hari,

Suhu meninggi kemudian turun menjadi normal. Kurva demam pada

permulaan penyakit tidak teratur, disebabkan karena adanya beberapa

kelompok (brood) parasit yang masing-masing mempunyai saat sporulasi


14

tersendiri, hingga demam tidak teratur, tetapi kemudian kurva demam

menjadi teratur, yaitu dengan periodisitas 48 jam.

Serangan demam terjadi pada siang atau sore hari dan mulai jelas

dengan stadium menggigil, panas dan berkeringat yang klasik. Suhu badan

dapat mencapai 40,6°C (105°F) atau lebih. Mual dan muntah serta herpes

pada bibir dapat terjadi. Pusing, mengantuk atau gejala lain yang ditimbulkan

oleh iritasi serebral dapat terjadi tetapi hanya berlangsung sementara. Anemia

pada serangan pertama biasanya belum jelas atau tidak berat, tetapi pada

malaria menahun menjadi lebih jelas. Malaria vivaks yang berat pernah

dilaporkan di Uni Soviet tetapi komplikasi ini berhubungan dengan adanya

malnutrisi atau penyakit lain yang menyertainya. Malaria vivaks penting

bukan karena angka kematiannya tetapi karena kelemahan penderita yang

disebabkan oleh relapsnya, Limpa pada serangan penama mulai membesar,

dengan konsistensi lembek dan mulai teraba pada minggu kedua. Pada

malaria menahun menjadi sangat besar. keras dan kenyal. Trauma kecil

(misalnya pada suatu kecelakaan) dapat menyebabkan ruptur pada limpa yang

membesar, tetapi hal ini jarang terjadi.

Pada permulaan serangan pertama, jumlah parasit P. vivax kecil dalam

peredaran darah tepi, tetapi bila demam tersian telah berlangsung, jumlahnya

bertambah besar. Kira-kira satu minggu setelah serangan pertama, stadium

gametosit tampak dalam darah. Suatu serangan tunggal yang tidak diberi

pengobatan, dapat berlangsung beberapa minggu dengan serangan demam

yang berulang-ulang. Pada kira-kira 60% kasus yang tidak diberi pengobatan
15

atau yang pengobatannya tidak adekuat, relaps timbul sebagai rekrudesensi

(recrudescence) atau short term relapse.

2. Patologi dan gejala klinis P. malariae

Masa inkubasi pada infeksi P. malariae berlangsung 18 hari dan

kadang-kadang sampai 30-40 hari. Gambaran klinis pada serangan pertama

mirip malaria vivaks. Serangan demam lebih teratur dan terjadi pada sore

hari. Parasit P. malariae cenderung menghinggapi eritrosit yang lebih tua.

Kelainan ginjal yang disebabkan oleh P. malariae bisa bersifat menahun dan

progresif dengan gejala lebih berat dan prognosisnya buruk.

Perjalanan penyakitnya tidak terlalu berat. Anemia kurang jelas

daripada malaria vivaks dan penyulit lain agak jarang. Splenomegali dapat

mencapai ukuran yang besar. Parasitemia asimtomatik tidak jarang dan

menjadi masalah pada donor darah untuk transfusi. Nefrosis pada malaria

kuartana sering terdapat pada anak di Afrika dan sangat jarang terjadi pada

orang nonimun yang diinfeksi P. malariae. Semua stadium parasit aseksual

terdapat dalam peredaran darah tepi pada waktu yang bersamaan, tetapi

parasitemia tidak tinggi, kira-kira 1% sel darah merah yang diinfeksi.

Mekanisme rekurens (relaps jangka panjang) pada malaria malariae

disebabkan oleh parasit dari daur eritrosit yang menjadi banyak; stadium

aseksual daur eritrosit dapat bertahan di dalam badan, dalam beberapa hal

parasit-parasit ini dilindungi oleh pertahanan sistem kekebalan selular dan

humoral manusia; ada faktor evasi, yaitu parasit dapat menghindarkan diri

dari pengaruh zat anti dan fagositosis dan di samping itu bertahannya parasit-
16

parasit ini tergantung pada variasi antigen yang terus menerus berubah dan

dapat menyebabkan relaps.

3. Patologi dan gejala klinis P. Ovale

Gejala klinis malaria ovale mirip dengan malaria vivaks. Serangannya

sama hebat tetapi penyembuhannya sering secara spontan dan relapsnya lebih

jarang. Parasit sering tetap berada dalam darah (periode laten) dan mudah

ditekan oleh spesies lain yang lebih virulen. Parasit ini baru tampak lagi

setelah spesies yang lain lenyap. Infeksi campur P. ovale sering terdapat pada

orang yang tinggal di daerah tropik Afrika dengan endemi malaria.

4. Patologi dan gejala klinis P. falciparum

Masa tunas intrinsik malaria falsipanun berlangsung antara 9-14 hari,

Penyakitnya mulai dengan sakit kepala, punggung dan ekstremitas, perasaan

dingin, mual, muntah atau diare ringan. Demam mungkin tidak ada atau

ringan dan penderita tidak tampak sakit; diagnosis pada stadium ini

tergantung dari anamnesis tentang kepergian penderita ke daerah endemi

malaria sebelumnya. Penyakit berlangsung terus, sakit kepala, punggung dan

ekstremitas lebih hebat dan keadaan umum memburuk.

Pada stadium ini penderita tampak gelisah, pikau mental (mental

confusion). Demam tidak teratur dan tidak menunjukkan periodisitas yang

jelas. Keringat keluar banyak walaupun demamnya tidak tinggi. Nadi dan

napas menjadi cepat. Mual, muntah dan diare menjadi lebih hebat, kadang-

kadang batuk oleh karena kelainan pada paru-paru. Limpa membesar dan

lembek pada perabaan. Hati membesar dan tampak ikterus ringan. Kadang-
17

kadang dalam urin ditemukan albumin dan torak hialin atau torak granular,

Ada anemia ringan dan leukopenia dengan monositosis. Bila pada stadium

dini penyakit dapat didiagnosis dan diobati dengan baik, maka infeksi dapat

segera diatasi. Malaria falsiparum berat adalah penyakit malaria dengan P.

falciparum stadium aseksual ditemukan di dalam darahnya, disertai salah satu

bentuk gejala klinis tersebut di bawah ini dengan menyingkirkan penyebab

lain (infeksi bakteri atau virus).

Malaria otak dengan koma (unarousable coma), anemia normositik

berat, gagal ginjal, edema paru, hipoglikemia, syok, perdarahan spontan/DIC

(disseminated intravascular coagulation), kejang umum yang berulang,

asidosis, malaria hemoglobinuria (blackwaterfever). Manifestasi klinis

lainnya (pada kelompok atau di daerah tertentu), yaitu gangguan kesadaran

(rousable), penderita sangat lemah (prostrated), hiperparasitemia, ikterus

(jaundice) dan, iperpireksia

Pada penderita malaria falsiparum yang disertai satu atau lebih dari satu

macam kelainan tersebut di bawah ini cukup untuk dibuat diagnosis malaria

falsiparum berat atau dengan penyulit, bila diagnosis lain dapat disingkirkan.

Walaupun telah banyak diketahui mengenai patofisiologinya, mortalitas

malaria berat masih cukup tinggi, yaitu 20-50%. Kelompok risiko tinggi

untuk menderita malaria berat berada di daerah hiper/holoendemik yaitu anak

kecil berumur > 6 bulan (angka kematian tertinggi pada kelompok umur 1-3

tahun) dan wanita hamil, kemudian yang berada di daerah

hipo/mesoendemik : anak-anak dan orang dewasa. Lain-lain seperti

Pendatang (antara lain transmigran), dan Pelancong (travellers).


18

2.1.6 Pengobatan Malaria

Menurut Rohmani (2022), pengobatan malaria dapat dikelompokkan

menjadi beberapa jenis, yaitu:

a) Pengobatan malaria klinis, merupakan pengobatan yang diberikan kepada

penderita berdasarkan gejala klinis tanpa pemeriksaan laboratorium.

b) Pengobatan radikal, yaitu pengobatan penyakit malaria yang diagnosisnya

ditegakkan berdasarkan pemeriksaan laboratorium malaria, pengobatan ini

ditunjukkan membasmi semua stadium parasite malaria pada manusia

c) Pengobatan massal (masdrugetministretion) dan masfevertreatment yaitu

pengobatan malaria secara massal yang dilakukan pada daerah Kejadian Luar

Biasa (KLB)

d) Pengobatan pencegahan yaitu pengobatan bagi perorangan maupun kelompok

pendatang di daerah endemik untuk mencegah sakit malaria

Pengobatan malaria yang dianjurkan saat ini dengan pemberian Artemicinin

Combination Therapy (ACT) Pemberian kombinasi ini untuk meningkatkan

efektivitas dan mencegah resistensi. Malaria tanpa komplikasi diobati dengan

pemberian ACT (Artemicinin Combination Therapy) secara oral. Malaria berat

diobati dengan injeksi artesunat dilanjutkan dengan ACT (Artemicinin

Combination Therapy) oral. Di samping itu diberikan primakuin sebagai

gametosidal dan hipnozoidal. ACT (Artemicinin Combination Therapy) yang

dipakai adalah dihidroatemicinin-piperakuim (Rohmani, 2022).

1) Pengobatan Malaria Falsiparum dan Malaria Vivax

Pada kasus malaria falsiparum dan vivax, pengobatan yang diberikan saat ini

menggunakan Dihidroartemisinin-piperakuin (DHP) ditambah dengan


19

primakuin. Dosis Dihidroartemisinin-piperakuin (DHP) untuk malaria

falsiparum sama dengan malaria vivax, yaitu primakuin untuk malaria

falsiparum hanya diberikan pada hari pertama saja dengan dosis 0,25

mg/kgBB, dan untuk malaria vivaks selama 14 hari dengan dosis 0,25

mg/kgBB. Untuk diperhatikan, primakuin tidak boleh diberikan pada bayi

usia < 6 bulan dan ibu hamil juga ibu menyusui bayi usia < 6 bulan dan

penderita kekurangan G6PD. Pengobatan malaria falsiparum dan malaria

vivakx adalah seperti Dihidroartemisinin-piperakuin (DHP) + Primakuin

Pengobatan malaria umumnya diberikan berdasarkan berat badan seperti

yang tertera pada tabel berikut:

Tabel 2.1 Pengobatan malaria umumnya diberikan berdasarkan berat badan

Hari Jenis Jumlah tabel per hari menurut berat badan


obat ≤5 >5-6 >6- >10 >17 >30- >40- >60- >80
kg kg 10 -17 -30 40 60 80 kg
kg kg kg kg kg kg
0-1 2-<6 6-12 <5 5-9 10- ≥15 ≥15 ≥15
bln bln bln thn thn 14 thn thn thn
thn
1-3 DHP 1/3 1/2 ½ 1 1 2 3 4 5
1/2
1 Prima - - ¼ 1/4 1/2 3/4 1 1 1
kuin

2) Pengobatan Malaria Vivaks yang Relaps

Pengobatan pada kasus malaria vivax relaps (kambuh) maka diberikan

dengan regimen ACT (Artemicinin Combination Therapy) yang sama terapi

dosis primakuin ditingkatkan menjadi 0,5 mg/kg BB/hari (harus disertai

dengan pemeriksaan laboratorium kadar enzim G6PD).

3) Pengobatan Malaria Ovale


20

Pengobatan untuk malaria ovale saat ini menggunakan ACT (Artemicinin

Combination Therapy) yaitu Dihidroartemisinin-piperakuin (DHP) selama 3

hari ditambah dengan primakuin selama 14 hari. Dosis pemberian obatnya

sama dengan untuk malaria vivaks.

4) Pengobatan Malaria Malariae

Pengobatan pada malaria Malariae diberikan Dihidroartemisinin-piperakuin

(DHP) selama 3 hari dengan dosis sama dengan pengobatan malaria lainnya

dan tidak diberikan primakuin.

5) Pengobatan Infeksi Campur Malaria Falsiparum + Malarian Vivax/Malaria

Ovale

Pada penderita malaria dengan infeksi campur diberikan Dihidroartemisinin-

piperakuin (DHP) selama 3 hari serta primakuin dengan dosis 0,25 mg/kg

BB/hari selama 14 hari

6) Pengobatan Malaria Knowlesi

Diagnosis untuk malaria knowlesi ditegakkan dengan PCR (Polymerase

Chain Reaction). Pengobatan suspek malaria knowlesi sama seperti malaria

falsifarum.

7) Pengobatan Malaria pada Ibu Hamil

Pada prinsipnya pengobatan malaria pada ibu hamil sama dengan pengobatan

pada orang dewasa lainnya. Pada ibu hamil tidak diberikan primakuin,

tetrasiklin ataupun doksisiklin. Pengobatan malaria falsiparum dan malaria

vivaks pada ibu hamil trimester I-III (0-9 bulan) pengobatan yang dilakukan

seperti diberikan DHP tablet selama 3 hari.


21

Sebagai kelompok yang beresiko tinggi pada ibu hamil dilakukan

penapisan/skrining dengan menggunakan mikroskop atau Rapid Diagnostic

Test (RDT) sedini mungkin. Selanjutnya dianjurkan menggunakan kelambu

berinsektisida. Pemberian tablet besi tetap diteruskan.

2.1.7 Pencegahan dan Pemberantasan Malaria

a. Pencegahan Malaria

Menurut Irma (2022), program pencegahan biasanya dilakukan dengan

beberapa bentuk berikut:

1) Pencegahan terhadap parasit

Pencegahan terhadap penyakit adalah dengan pengobatan profilaksis

(pengobatan pencegahan). Pencegahan tertularnya orang yang akan masuk ke

daerah endemis malaria, maka terdapat obat-obatan yang harus dikonsumsi

sebelum, selama dan setelah keluar dari daerah endemis. Profilaksi biasanya

dimulai satu minggu sebelum perjalanan ke daerah endemik malaria. Selama

berada di daerah endemic obat tetap dikonsumsi, kemudian dilanjutkan

setelah empat minggu meninggalkan daerah endemik.

2) Pencegahan terhadap gigitan nyamuk

Pencegahan terhadap gigitan nyamuk ini merupakan bentuk pencegahan

sederhana dan mudah dilakukan oleh sebagian besar masyarakat yaitu:

- Mengurangi gigitan nyamuk malaria dengan cara tidur menggunakan

kelambu, pada malam hari tidak berada di luar rumah, mengolesi badan

dengan obat anti gigitan nyamuk (repellent), memakai obat anti nyamuk

bakar, memasang kawat kasa pada jendela rumah dan kandang ternak jauh
22

dari rumah. Repellent yang digunakan sebaiknya mengandung 30%-50%

DEET (N, N-diethyl-3-methylbenzamide) dan dioleskan pada kulit setiap

4-6 jam

- Upaya membersihkan tempat sarang nyamuk dengan cara membersihkan

semak-semak di sekitar rumah dan melipat kain yang bergantungan dan

mengusahakan di dalam rumah tidak terdapat tempat-tempat yang gelap,

mengalirkan dan menimbun genangan-genangan air

- Upaya membunuh nyamuk dewasa dengan menyemprotkan insektisida.

Penyemprotan rumah pada prinsipnya memperpendek umur nyamuk.

Dengan dibunuhnya nyamuk maka parasite yang ada dalam tubuh nyamuk

tidak sampai pertumbuhannya sehingga transmisi penyakit dapat terputus

- Membunuh larva dengan menebarkan ikan pemangsa larva atau

penyemprot larva

b. Pemberantasan Malaria

Menurut Irma (2022), strategi pemberantasan malaria di Indonesia

disesuaikan dengan ketentuan yang dikeluarkan oleh WHO. strategi

pemberantasan malaria di Indonesia dilakukan dengan tidakan sebagai berikut:

1. Melakukan penemuan dini pada kasus-kasus malaria dan pengobatan yang

tepat sesudah dikonfirmasi sebagai infeksi malaria

2. Memberdayakan dan menggerakkan masyarakat agar mendukung secara aktif

upaya untuk mengeliminasi malaria

3. Menjamin akses pelayanan yang berkualitas terhadap masyarakat yang

berisiko tertular malaria


23

4. Melakukan komunikasi, advokasi, motivasi, sosialisasi kepada pemerintah

pusat dan daerah untuk mendukung secara aktif program eliminasi malaria

5. Menggalang kemitraan dan sumber daya lokal, nasional, internasional secara

terkoordinasi dengan seluruh masyarakat sekitar yang terkait atau melalui

forum gebrak malaria atau forum lainnya

6. Menyelenggarakan sistem surveilens, monitoring dan evaluasi serta informasi

kesehatan

2.2 Konsep Pengetahuan

2.2.1 Pengertian Pengetahuan

Pengetahuan (knowledge) merupakan hasil "tahu" dari manusia dan terjadi

setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu.

Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yaitu: indra penglihatan,

pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia

diperoleh melalui penglihatan dan pendengaran. Pengetahuan merupakan dasar

untuk terbentuknya tindakan seseorang (Notoatmodjo, 2018).

Pengetahuan merupakan terbentuknya tindakan seseorang. Pengetahuan

diperlukan sebagai nalar psikis dalam menumbuhkan diri maupun dorongan sikap

dan perilaku setiap hari, sehingga dapat dikatakan bahwa pengetahuan merupakan

stimulus terhadap tindakan.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pengetahuan adalah

sesuatu yang diketahui oleh manusia yang di dapatkan melalui indra pendengaran,

penciuman, rasa dan raba. Pengetahuan tersebut akan mendorong sikap dan

perilaku manusia dalam kehidupan sehari-hari.

2.2.2 Tingkatan Pengetahuan


24

Menurut Masturoh (2018) pengetahuan mencakup 6 tingkatan dalam

domain kognitif, yaitu:

1. Tahu (Know)

Tahu diartikan sebagai pengingat suatu materi yang telah dipelajari

sebelumnya, termasuk dalam pengetahuan dalam tingkat ini adalah mengingat

kembali sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau dari

bahan yang telah diterima.

2. Memahami (Comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menyimpulkan

menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat

menginterpretasikan materi tersebut dengan benar.

3. Aplikasi (Application)

Merupakan kemampuan untuk menggunakan/menerapkan materi yang telah

dipelajari pada situasi atau kondisi yang sebenarnya.

4. Analisis Sintesis (Analysis)

Sebenarnya Analisi merupakan suatu kemampuan menjabarkan materi atau

objek kedalam komponen-komponen yang berkaitan satu dengan yang lain.

5. Sintesis (Synthesis)

Diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari

formulasi-formulasi yang ada.

6. Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan penilaian terhadap

suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu didasarkan pada suatu kriteria

yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria yang sudah ada.


25

Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa pengetahuan seseorang

memiliki enam tingkatan yang berbeda diantaranya yaitu: tahu, memahami,

aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. Seseorang dikatakan memiliki

pengetahuan jika mampu mengingat akan sesuatu telah dipelajari yang kemudian

mampu menjelaskan secara benar tentang objek yang dipelajari sehingga dapat

digunakan dalam menyelesaikan suatu permasalahan.

2.2.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan

Menurut Vilasari (2021) terdapat 8 hal yang mempengaruhi pengetahuan,

yaitu:

1. Pengalaman

Merupakan salah satu cara untuk memperoleh keaslian pengetahuan, baik itu

pengalaman diperoleh dari diri sendiri maupun dari orang lain. Hal itu

dilakukan dengan cara peniruan kembali pengalaman yang diperoleh dalam

memecahkan permasalahan yang dihadapi. Bila berhasil orang akan

menggunakan cara tersebut dan bila gagal tidak akan meniru kembali cara

tersebut.

2. Pendidikan

Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, juga akan semakin mudah

menerima informasi sehingga semakin banyak pula pengetahuan yang dimiliki.

Kebalikannya, rendahnya pendididkan akan menghambat perkembangan sikap

seseorang terhadap nilai nilai baru yang diperkenalkan.

3. Kepercayaan

Merupakan sikap untuk menerima suatu pernyataan atau pendirian tanpa

menunjukkan sikap pro atau anti kepercayaan. Sering diperoleh dari orang tua,
26

kakek atau nenek. Seseorang menerima kepercayaan itu berdasarkan keyakinan

dan tanpa adanya pembuktian terlebih dahulu. Kepercayaan berkembang dalam

masyarakat yang mempunyai tujuan dan kepentingan yang sama. Kepercayaan

dapat tumbuh bila berulang kali mendapatkan informasi yang sama.

4. Pekerjaan

Lingkungan pekerjaan dapat menjadikan seseorang memperoleh pengalaman

dan pengetahuan, baik secara langsung maupun tidak langsung.

5. Umur

Dengan bertambahnya umur seseorang akan terjadi perubahan pada aspek fisik

dan psikologis (mental).

6. Minat

Sebagai suatu kecenderungan atau keinginan yang tinggi terhadap sesuatu.

Minat menjadikan seseorang untuk mencoba dan menekuni suatu hal dan pada

akhirnya diperoleh pengetahuan yang lebih mendalam.

7. Informasi

Kemudahan untuk memperoleh suatu informasi dapat membantu mempercepat

seseorang pengetahuan yang baru untuk memperoleh pengetahuan yang baru.

8. Media

Contoh media yang di desain secara khusus untuk mencapai masyarakat luas

seperti televisi, radio, koran, majalah, dan internet.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pengetahuan seseorang

dipengaruhi oleh 8 faktor diantaranya pengalaman, Pendidikan, kepercayaan,

pekerjaan, umur, minat, informasi dan media. Dalam penelitian ini peneliti ingin
27

mengetahui pengetahuan berdasarkan pengalaman dari mahasiswa, kepercayaan

informasi dan media sosial.

2.2.4 Cara mengukur pengetahuan

Menurut Notoadmodjo (2018), pengukuran pengetahuan dapat dilakukan

dengan memberikan seperangkat alat tes/kuisioner yang sudah tersusun dengan

baik, sudah matang dimana responden tinggal memberikan jawaban atau dengan

memberikan tanda-tanda tertentu atau dapat dilakukan secara wawancara

terpimpin untuk mendapatkan keterangan atau pendirian secara lisan dari

seseorang sasaran penelitian (responden) atau bercakap-cakap berhadapan muka

dengan orang tersebut ( face to face) tentang objek pengetahuan yang mau di

ukur, selanjutnya dilakukan penilaian dimana setiap jawaban benar dari masing-

masing pertanyaan. Adapun kriteria jawaban dari pengetahuan dapat

diinterpretasikan acuan sebagai berikut:

1. Tinggi, bila responden dapat menjawab dengan benar (76-100%) dari seluruh

pertanyaan yang diberikan.

2. Sedang, bila responden dapat menjawab dengan benar (56-75%) dari seluruh

pertanyaan yang diberikan.

3. Rendah, bila responden dapat menjawab dengan benar (<56%) dari seluruh

pertanyaan yang diberikan.

2.3 Konsep Perilaku

2.3.1 Pengertian Perilaku

Perilaku berasal dari kata "peri” dan "laku". Peri berarti cara berbuat

kelakuan perbuatan, dan laku berarti kelakuan, kelakuan, tindakan dan, cara

menjalankan. Belajar juga dapat diartikan sebagai suatu proses dimana seseorang
28

atau kelompok merubah perilakunya yang dikarenakan lingkungan dan

pengalaman (Dilapanga & Mantiri, 2021).

Menurut Notoadmodjo (2017) dari segi biologis adalah suatu kegiatan atau

aktivitas organisme yang bersangkutan. Perilaku manusia dapat diartikan sebagai

suatu aktivitas yang sangat kompleks sifatnya, antara lain perilaku dalam

berbicara, berpakaian, berjalan, persepsi, emosi, pikiran dan motivasi.

Dalam pengertian umum perilaku adalah segala perbuatan atau tindakan

yang dilakukan makhluk hidup. Perilaku adalah suatu aksi dan reaksi suatu

organisme terhadap lingkungannya. Hal ini berarti perilaku baru berwujud bila

ada sesuatu yang diperlukan untuk menimbulkan tanggapan yang disebut

rangsangan. Dengan demikian suatu rangsangan tentu akan menimbulkan perilaku

tertentu.

2.3.2 Bentuk Perilaku

Bentuk perilaku dapat diamati dan dilihat melalui sikap dan tindakan,

namun tidak berarti bahwa bentuk perilaku itu hanya dapat dilihat dari sikap dan

tindakannya saja, perilaku dapat pula bersifat potensial diri, yakni dalam bentuk

pengetahuan, motivasi dan persepsi dalam diri setiap individu.

Menurut Damayanti (2021), perilaku dapat dibedakan menjadi dua yaitu:

1. Perilaku tertutup (convert behaviour)

Perilaku tertutup adalah respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk

terselubung atau tertutup (convert). Respon atau reaksi terhadap stimulus ini

masih terbatas pada perhatian, persepsi, pengetahuan, kesadaran, dan sikap

yang terjadi pada orang yang menerima stimulus tersebut, dan belum dapat

diamati secara jelas oleh orang lain.


29

2. Perilaku terbuka (overt behaviour)

Respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata atau

terbuka. Respon terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam bentuk

tindakan.

Dari uraian dapat disimpulkan bahwa ada dua bentuk perilaku yaitu

perilaku tertutup (convert behaviour) dan perilaku terbuka (overt behaviour).

Perilaku tertutup berupa respon atau reaksi terhadap sesuatu masih terbatas pada

perhatian, persepsi, pengetahuan, kesadaran, dan sikap yang terjadi pada orang

yang menerima stimulus tersebut, dan belum dapat diamati secara jelas oleh orang

lain, sedangkan perilaku terbuka berupa tindakan nyata dan sudah jelas.

2.3.3 Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Kesehatan

Menurut Damayanti (2021), Perilaku kesehatan dipengaruhi oleh tiga faktor

utama, yaitu:

1) Faktor Predisposisi (Predisposing Factor)

Faktor ini mencakup pengetahuan dan sikap masyarakat terhadap hal-hal yang

berkaitan dengan kesehatan, tingkat pendidikan, tingkat sosial ekonomi dan

sebagainya. Untuk berperilaku kesehatan diperlukan pengetahuan dan

kesadaran tentang manfaat perilaku kesehatan tersebut

2) Faktor Pendukung (Enabling Factor)

Faktor ini mencakup ketersediaan sarana dan prasarana atau fasilitas kesehatan

bagi masyarakat. Untuk dapat berperilaku sehat. masyarakat memerlukan

sarana dan prasarana mendukung atau fasilitas yang memungkinkan

terwujudnya perilaku kesehatan, maka faktor-faktor ini disebut faktor

pendukung atau pemudah


30

3) Faktor Penguat (Rainforcing Factor)

Faktor ini meliputi faktor sikap dan perilaku tokoh masyarakat (toma), tokoh

agama (toga), sikap dan perilaku para petugas kesehatan, termasuk juga

undang-undang, peraturan yang terkait dengan kesehatan. Untuk dapat

berperilaku sehat positif dan dukungan fasilitas saja, melainkan diperlukan

perilaku contoh (acuan) dari tokoh masyarakat, tokoh agama dan para petugas

kesehatan.

2.3.4 Proses Perubahan Perilaku

Menurut Damayanti (2021) dari pengalaman dan penelitian terbukti bahwa

perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih bertahan daripada yang tidak

didasari dengan pengetahuan. Penulisan Rogers mengungkapkan bahwa sebelum

orang mengadopsi perilaku baru di dalam diri orang tersebut terjadi proses yang

berurutan, yakni:

1. Awareness (kesadaran), yaitu orang tersebut menyadari dalam arti

mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus (obyek).

2. Interest (merasa senang), yaitu orang mulai tertarik terhadap stimulus atau

obyek tersebut.

3. Evaluation (menimbang-nimbang) terhadap baik dan tidaknya stimulus

tersebut bagi dirinya. Hal ini berarti sikap responden baik.

4. Trial (mencoba), yaitu orang telah mulai mencoba melakukan sesuatu sesuai

dengan apa yang dikehendaki stimulus.

5. Adaption (menerima), yaitu subjek telah berperilaku baru sesuai dengan

pengetahuan, kesadaran dan sikapnya terhadap stimulus.

2.3.5 Pengukuran perilaku


31

Menurut Damayanti (2017) Pengukuran atau cara mengamati perilaku

dapat dilakukan melalui dua cara, pengamatan (observasi), yaitu mengamati

secara langsung tindakan dari subjek. Secara tidak langsung menggunakan metode

mengingat kembali (recall), dilakukan melalui pertanyaan-pertanyaan teradap

subjek tentang apa yang telah dilakukan berhubungan dengan objek tertentu.

Pengukuran perilaku dilakukan dengan menggunakan skala likert. Menurut

Sugiyono (2017) skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan

persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Skala Likert

adalah skala yang dirancang untuk memungkinkan responden menjawab berbagai

tingkatan pada setiap objek yang akan di ukur.

Terdapat dua bentuk pernyataan dalam skala Likert, yaitu bentuk pernyataan

positif untuk mengukur skala positif, dan pernyataan negatif untuk mengukur

skala negatif (Pranatawijaya et al., 2019).

Tabel 2.2 Bentuk pertanyaan dalam skala likert

Alternatif Jawaban Pernyataan


Positif Negatif
Selalu 3 0
Sering 2 1
Kadang-kadang 1 2
Tidak pernah 0 3
Sumber: (Sugiyono, 2018)

Perilaku dikatakan adaptif apabila total presentase yang diperoleh > 50%,

sedangkan jika < 50% berarti maladaptif (Sugiyono, 2018).

Dari uraian di atas disimpulkan pengukuran perilaku dapat dilakukan

dengan dua acara yaitu pengamatan (observasi) secara langsung dan secara tidak

langsung. Pengamatan secara langsung berupa mengamati tindakan subjek secara

langsung, sedangkan secara tidak langsung dapat dilakukan melalui pertanyaan-


32

pertanyaan terhadap subjek tentang apa telah dilakukan berhubungan dengan

objek tertentu.
Malaria

Disebabkan oleh 5 spesies:


2.4 Kerangka Teoritis 1. P. Falsifarum
2. P. Vivax
3. P. Malariae
4. P. Ovale
5. P. Knowlesi
(Karundeng, 2021)

Pencegahan Malaria

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Faktor yang Mempengaruhi Perilaku


Pengetahuan 1. Faktor Predisposisi
1. Pengalaman 2. Faktor Pendukung
2. Pendidikan
3. Faktor penguat
3. Kepercayaan
(Damayanti, 2021)
4. Pekerjaan
5. Umur
6. Minat
7. Informasi Perilaku:
8. Media 1. Tidur menggunakan kelambu
(Vilasari, 2021) 2. Memakai obat anti nyamuk
3. Tidak berada di luar rumah pada
malam hari
Pengetahuan: 4. Menjaga kebersihan rumah
1. Pengertian Malaria 5. Mengaliri air tergenang
2. Penyebab Malaria 6. Menyemprotkan insektisida
3. Penularan Malaria (Irma, 2022)
4. Pengobatan Malaria
5. Pencegahan Malaria

Skema 2.1 Kerangka Teoritis


Sumber: Karundeng (2021), Vilasari (2021), Damayanti (2021), Irma (2022)

Keterangan:
33

: yang diteliti
: yang tidak diteliti
BAB III

KERANGKA DAN METODELOGI PENELITIAN

3.1 Kerangka Konsep Penelitian

Kerangka konsep adalah kerangka berpikir yang bersifat teoritis atau

konseptional mengenai masalah yang di teliti. Kerangka konsep menggambarkan

hubungan antara konsep-konsep atau variabel-variabel yang akan di teliti (Rianto,

2021).

Variabel independen dalam penelitian ini ialah pengetahuan. Pengetahuan

merupakan dasar untuk terbentuknya tindakan (Notoadmodjo, 2018). Indikator

pengetahuan dalam penelitian ini meliputi pengertian, penyebab, penularan,

pengobatan dan pencegahan malaria. Variabel dependennya adalah perilaku

pencegahan malaria. Perilaku pencegahan malaria merupakan kesadaran

masyarakat dalam melakukan pencegahan penyakit malaria yang ditunjukkan

dalam perilaku/tindakan masyarakat melalui menjaga kebersihan rumah, tidur

menggunakan kelambu, memakai obat anti nyamuk, tidak berada diluar rumah

dimalam hari, mengaliri air tergenang dan menyemprotkan insektisida (Irma,

2022).

Kerangka konsep dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Variabel independen Variabel dependen

Pengetahuan tentang Perilaku pencegahan


malaria malaria

Skema 3.1 Kerangka Konsep

34
34

3.2 Hipotesis Penelitian

Ha : Ada hubungan pengetahuan dengan perilaku pencegahan malaria pada

masyarakat di gampong Seuneubok dalam Kecamatan Juli Kabupaten

Bireuen.

3.3 Definisi Operasional

Tabel 3.1 Definisi Operational

Variabel Definisi Cara Alat Skala Hasil Ukur


Operasional Ukur Ukur Ukur
Variabel Independen
Pengetahuan Sesuatu yangPenyebaran Kuesioner Ordinal • Tinggi (76-
tentang dike-tahui kuesioner 100%)
malaria tentang pe- • Sedang (56-
nyebab, 75%)
penularan dan • Rendah
pengobatan (<56%)
malaria
Variabel Dependen
Perilaku Kesadaran dalam Penyebaran Kuesioner Ordinal • Adaptif > 50%
pencegahan melakukan kuesioner • Maladaptif <
malaria pence-gahan 50%
malaria seperti:
tidur memakai
kelambu,
menjaga
kebersihan
rumah dan
memakai obat
anti nyamuk

3.4 Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan adalah analitik yaitu penelitian

yang berusaha menghubungkan suatu variabel dengan variabel yang lain

(Ichsan, 2022). Penelitian ini mengunakan pendekatan cross-Sectional

yaitu peneliti melakukan observasi atau pengukuran variabel pada satu saat

tertentu yang artinya bahwa tiap subjek dilakukan pada saat pemeriksaan
35

(Adiputra, 2021). Pada penelitian ini, peneliti melakukan penelitian

dengan menyebarkan kuesioner kepada responden.

3.5 Populasi dan Sampel

3.5.1 Populasi

Populasi adalah total dari setiap elemen yang akan diteliti yang

memiliki ciri yang sama, bisa berupa individu dari suatu kelompok,

peristiwa, atau sesuatu yang akan diteliti (Handayani, 2020).

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh masyarakat dewasa

usia 26-45 tahun (Depkes RI, 2009) yang bertempat tinggal di Gampong

Seneubok Dalam Kecamatan Juli Kabupaten Bireuen sebanyak 111 orang.

3.5.2 Sampel

Sampel adalah sebagian dari keseluruhan objek yang diteliti dan dianggap

mewakili seluruh populasi. Dalam penelitian ini, teknik pengambilan sampel yang

digunakan adalah total sampling. Menurut Sugiyono (2017) total sampling adalah

teknik pengambilan sampel jika semua anggota populasi digunakan sebagai

sampel.

Sampel yang diambil pada penelitian ini adalah masyarakat dewasa usia

26-45 tahun (Depkes, 2009) di Gampong Seneubok Dalam Juli Kabupaten

Bireuen sebanyak 111 responden.

3.6 Tempat dan Waktu Penelitian

3.6.1 Tempat Penelitian

Penelitian ini telah dilakukan di Gampong Seneubok Dalam

Kecamatan Juli Kabupaten Bireuen.

3.6.2 Waktu Penelitian


36

Penelitian ini telah dilakukan pada tanggal 19 sampai dengan 26

Juni 2023.

3.7 Etika Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan menerapkan prinsip etik dalam

setiap kegiatan yang melibatkan peneliti dan responden. Dalam penelitian

peneliti harus mengutamakan hak-hak responden. Hak-hak responden

tersebut meliputi (Notoatmodjo, 2018):

1. Otonomi (Autonomy)

Sebelum memulai penelitian, peneliti terlebih dulu memberikan

lembar persetujuan (informed consent) kepada responden. Ketersediaan

responden dibuktikan dengan penandatanganan surat persetujuan tersebut.

Peneliti tidak memaksa responden ketika responden memutuskan

keterlibatannya dalam kegiatan penelitian termasuk apabila responden

ingin mengundurkan diri ketika penelitian berlangsung (self

determination).

2. Berbuat Baik (Beneficience)

Dalam penelitian responden diberikan kuesioner dan diminta untuk

mengisinya, jika responden tidak memungkinkan mengisi kuesioner maka

peneliti langsung mengambil alih pengisian dan menanyakan pada

responden dan mengisi jawaban sesuai dengan yang diberikan responden.

3. Keadilan (Justice)

Peneliti memperlakukan adil setiap responden baik sebelum dan

sesudah berpartisipasi dalam penelitian, serta tidak melakukan

diskriminasi terhadap responden.


37

4. Tidak Merugikan (Nonmaleficience)

Pada saat penelitian berlangsung peneliti mengurangi dampak yang

merugikan bagi responden dan berupaya agar peneliti tidak mengakibatkan

penderitaan kepada responden dan peneliti berusaha sebisa mungkin untuk

tidak menanyakan hal-hal yang membuat responden menjadi sedih.

5. Kejujuran (Veracity)

Peneliti memberikan semua informasi kepada responden tentang

penelitian yang peneliti lakukan.

6. Menepati Janji (Fidelity)

Peneliti melaksanakan komitmen untuk menepati janji kepada

responden dan menyimpan rahasia yang diberikan responden.

7. Kerahasiaan (Confidentiality)

Peneliti menyimpan data di tempat yang tidak terbaca oleh orang

lain. Setelah penelitian selesai dilakukan maka peneliti akan

memusnahkan seluruh informasi. Dan peneliti tidak mencantumkan nama

responden pada lembar kuesioner tetapi diberikan kode tertentu.

8. Akuntability (Accountability)

Penelitian ini dibuat sesuai standar penelitian dan dapat

dipertanggung jawabkan.

3.8 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk mengukur

nilai variabel yang akan diteliti. Instrumen penelitian yang digunakan

dalam penelitian ini adalah kuesioner. Kuesioner merupakan teknik

pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat


38

pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya

(Sugiyono, 2018).

a. Bagian A

Lembar kuesioner digunakan untuk mengetahui karakteristik responden

seperti: umur, jenis kelamin, pendidikan, dan pekerjaan.

b. Bagian B

Merupakan variabel tingkat pengetahuan. Pada bagian ini kuesioner terdiri

dari 15 pernyataan, 10 pernyataan dalam bentuk positif yaitu nomor 1, 2, 3, 5,

6, 8, 9, 10, 11, 12 dan terdiri dari 5 pernyataan dalam bentuk negatif yaitu

nomor 4, 7, 11, 14 dan 15. Penelitian ini menggunakan model skala Guttman

yang terdiri dari 2 alternatif jawaban yaitu “Ya” diberikan skor 2 dan “Tidak”

diberikan skor 1. Responden akan diminta untuk menjawab salah satu pilihan

jawaban yang dianggap paling benar. Penentuan kategori pengetahuan

sebagai berikut:

a. Tinggi, bila responden dapat menjawab dengan benar (76-100%) dari

seluruh pertanyaan yang diberikan

b. Sedang, bila responden dapat menjawab dengan benar (56-75%) dari

seluruh pertanyaan diberikan

c. Rendah, bila responden dapat menjawab dengan benar (<56%) dari seluruh

pertanyaan yang diberikan.

c. Bagian C
39

Merupakan variabel perilaku pencegahan malaria. Pada bagian ini kuesioner

terdiri dari 15 pernyataan, 11 pernyataan dalam bentuk positif yaitu nomor 1,

2, 3, 4, 5, 7, 10, 11, 13, 14, 15 dan terdiri dari 4 pernyataan dalam bentuk

negatif yaitu nomor 6, 8, 9, dan 12. Kuesioner menggunakan skala likert

menggunakan empat kategori untuk setiap pernyataan yaitu “Selalu”

diberikan skor (4), “Sering” diberikan skor (3), “Kadang-kadang” diberikan

skor (2) dan “Tidak Pernah” diberikan skor (1). Penentuan kategori perilaku

masyarakat sebagai berikut:

1. Adaptif jika skor perilaku diperoleh > 50%

2. Maladaptif jika skor perilaku diperoleh < 50%

3.9 Uji Instumen

Dalam menginterpretasikan pertanyaan, kuesioner dilakukan uji

terhadap 10 responden di Gampong Teupin Mane Kecamatan Juli

Kabupaten Bireuen, dimana responden untuk uji diambil dari masyarakat

yang bukan atau tidak termasuk ke dalam responden penelitian. Hasil uji

instrumen tersebut untuk mengetahui sejauh mana kuesioner yang sudah

disusun memiliki validitas dan reliabilitas.

3.9.1 Uji Validitas

Penelitian ini menggunakan uji validitas pada setiap item pernyataan untuk

memastikan tingkat validitas alat ukur sesuai dengan pengukuran penelitian.

Validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur benar mengukur apa

yang diukur (Notoatmodjo, 2018). Adapun caranya dengan mengkolerasikan

antara skor yang diperoleh pada masing-masing item pertanyaan dengan skor total

individu. Pengujian validitas dilakukan dengan bantuan komputer menggunakan


40

program SPSS. Pengambilan keputusan berdasarkan pada nilai r hitung

(Corrected Item-Total Correlation) > r tabel sebesar 0,632,  = 0,05, maka item

tersebut valid.

3.9.2 Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas dilakukan terhadap item pertanyaan yang dinyatakan valid.

Suatu variabel dinyatakan reliabel atau handal jika jawaban terhadap pertanyaan

selalu konsisten. Koefisien reliabilitas instrumen dimaksudkan untuk melihat

konsistensi jawaban butir-butir pernyataan yang diberikan responden. Adapapun

uji reliabilitas menggunakan analisis Alpha Cronbach pada SPSS dimana jika

nilai Cronbach Alpha > nilai r tabel sebesar 0,632 maka kuesioner dinyatakan

reliabel.

3.10 Prosedur Pengumpulan Data

a. Tahap Persiapan Pengumpulan Data Awal

1) Sebelum melakukan pengumpulan data, peneliti mengajukan surat izin

penelitian kepada Ketua STIKes Muhammadiyah Lhokseumawe

2) Kemudian surat pengantar disampaikan kepada Keuchik Gampong Seneubok

Dalam untuk mendapat izin penelitian serta mendapatkan informasi tentang

jumlah masyarakat dewasa usia 26-45 tahun di gampong tersebut.

b. Tahap pengumpulan data

1) Setelah mendapatkan izin dari Keuchik Gampong Seneubok Dalam, peneliti

akan menemui responden dan memperkenalkan diri serta menjelaskan

maksud surat persetujuan menjadi responden. Sebelum melakukan

wawancara peneliti melakukan kontrak waktu terlebih dahulu sehingga


41

responden mempunyai kesempatan dan waktu yang baik pada saat penelitian

dilakukan

2) Jika responden telah menyetujui dan telah menandatangani informed consent,

maka peneliti akan melakukan pengambilan data dengan cara membagikan

kuesioner dan dibantu oleh 2 enumerator yang telah diberikan pelatihan

mengenai kuesioner yang akan dibagikan kepada responden. Jika responden

tidak bisa mengisi maka akan dibantu oleh peneliti atau enumerator

3) Kemudian lembar pertanyaan yang telah diisi kemudian dikumpulkan untuk

melihat dan diperiksa kelengkapannya

4) Setelah semuanya selesai, peneliti melakukan terminasi dengan cara

memberikan ucapan terimakasih kepada responden atas informasi dan kerja

samanya.

5) Kemudian peneliti melaporkan kembali kepada Keuchik Gampong Seneubok

Dalam untuk mendapatkan surat pernyataan selesai melakukan penelitian di

Gampong tersebut

3.11 Pengolahan Data

Menurut Hulu (2019) pengolahan data yaitu:

1. Pemeriksaan Data (Editing)

Peneliti melakukan pemeriksaan kuesioner yang telah dijawab oleh

responden. Apabila terdapat jawaban yang belum lengkap maka perlu

dilakukan pengambilan data ulang untuk melengkapi jawaban-jawaban

tersebut.

2. Pemberian Kode (Coding)


42

Peneliti mengubah data berbentuk kalimat atau huruf menjadi angka atau

bilangan. Dalam penelitian ini peneliti memberikan kode berupa nomor pada

setiap kuesioner yang diinterpretasi. Pemberian kode ini berupa angka

sehingga lebih mudah dan sederhana, untuk kategori umur diberikan kode 26-

35 tahun = 1 (satu), umur 36-45 tahun = 2 (dua). Untuk kategori Jenis

Kelamin diberikan kode, Perempuan = 1 (satu) dan Laki-Laki = 2 (dua).

Untuk kategori Pendidikan Terakhir diberikan kode, SD = 1 (satu), SMP = 2

(dua), SMA = 3 (tiga) dan D3 = 4 (empat) dan S1 = 5 (lima). Untuk kategori

pekerjaan diberikan kode, IRT/Tidak Bekerja = 1 (satu), PNS = 2 (dua),

Wiraswasta = 3 (tiga), Tani = 4 (empat). Untuk kategori pengetahuan

diberikan kode, Tinggi = 1 (satu), sedang = 2 (dua) dan Rendah = 3 (Tiga).

Untuk kategori Perilaku pencegahan malaria diberikan kode, Adaptif = 1

(satu), Maladaptif = 2 (dua).

3. Pemasukan Data (Entry)

Peneliti menyusun secara berurutan data yang sudah diberikan kode mulai

dari responden pertama sampai responden terakhir. Setelah melakukan

pengkodean dan semua data disusun kemudian semua data tersebut

dimasukkan dalam software komputerisasi.

4. Pembersihan Data (Cleaning Data)

Peneliti mengecek kembali untuk melihat kemungkinan adanya kesalahan

kode, kelengkapan dan sebagainya. Kemudian melakukan pembetulan atau

koreksi. Peneliti mengecek ulang semua data yang telah dientry apakah

terdapat kesalahan atu tidak, jika terjadi kesalahan maka akan dilakukan

proses pemasukan data ulang.


43

5. Penyusunan Data (Tabulating Data)

Peneliti melakukan pengelompokan jawaban responden berdasarkan kategori

umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, pengetahuan dan perilaku

pencegahan malaria.

3.12 Analisa Data

1) Analiasa Univariat

Merupakan analisis yang bertujuan untuk mengetahui distribusi frekuensi

pada setiap variabel penelitian. Analisis univariat hanya mendeskripsikan masing-

masing variabel penelitian. Bahwa analisis univariat dilakukan jika yang dianalisis

hanya satu variabel. Ukuran nilai-nilai statistik deskriptif yang digunakan pada

analisis ini adalah ukuran pemusatan data (misalnya rerata, median, dan modus),

ukuran penyebaran data (misalnya range, simpangan baku dan varians), serta

melalui tabel distribusi frekuensi grafik atau histogram. Analisa univariat dapat

dihitung dengan rumus, (Notoatmodjo, 2014):

f
P= X 100 %
N

Keterangan:

P : Presentase jawaban.

f : Frekuensi nilai yang diperoleh dari seluruh item.

N : Jumlah Responden

2) Analisis Bivariat

Pada analisis ini digunakan untuk menguji hubungan antara dua

variabel, yaitu hubungan antara variabel independen dengan variabel


44

dependen. Pada penelitian ini mencari hubungan pengetahuan dengan

perilaku pencegahan malaria pada masyarakat. Uji statisik yang

digunakan adalah uji Chi Square dengan taraf signifikan 0,05 dengan

rumus (Arikunto, 2011):

∑ ( fa−fh ) 2
X2=
fh

Keterangan:
2
X : Chi Kuadrat

fa : Frekuensi yang Diobservasi

fh : Frekuensi yang Diharapkan


BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian

4.1.1 Letak Geografis

Gampong Seuneubok Dalam adalah salah satu kampung yang berada di

Kecamatan Juli Kabupaten Bireuen yang mempunyai batas-batas wilayah sebagai

berikut:

a. Sebelah Utara berbatasan dengan Gampong Balee Panah

b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Gampong Buket Mulia

c. Sebelah Timur bebatasan dengan Gampong Tanjong Beulidi

d. Sebelah Barat berbatasan dengan Gampong Teupin Mane

4.1.2 Demografi

Gampong Seuneubok Dalam Kecamatan Juli Kabupaten Bireuen dipimpin

oleh Geuchik yang mempunyai luas 11,79 km². Adapun jumlah penduduk

Gampong Seuneubok Dalam Kecamatan Juli Kabupaten Bireuen dapat dilihat

pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.1 Jumlah Penduduk di Gampong Seuneubok Dalam Kecamatan Juli


Kabupaten Bireuen.
No. Nama Dusun Jumlah Laki-Laki Perempuan
Jiwa KK
1. Dusun Jati 117 25 67 50
2. Dusun Teungoh 180 30 90 90
3. Dusun Balee 215 69 136 115
Jumlah 548 124 293 255

45
46

4.2 Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada tanggal 19 s/d 26

Juni 2023 di Gampong Seuneubok Dalam Kecamatan Juli Kabupaten Bireuen

didapatkan hasil sebagai berikut:

4.2.1 Analisa Univariat

a. Karakteristik Responden

Adapun karakteristik responden terdiri dari umur, jenis kelamin, pendidikan

dan pekerjaan. Data karakteristik responden dapat dilihat dalam tabel

dibawah ini:

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Data


Demografi di Gampong Seuneubok Dalam Kecamatan Juli
Kabupaten Bireuen Tahun 2023 (N=111).
No. Karakteristik Frekuensi Persentase
1. Usia
26-35 64 57,7
36-45 47 42,3
2. Jenis Kelamin
Perempuan 65 58,6
Laki-laki 46 41,4
3. Pendidikan
SD 34 30,6
SMP 23 20,7
SMA 43 38,7
D3 6 5,4
S1 5 4,5
4. Pekerjaan
IRT/Tidak Bekerja 38 34,2
PNS 2 1,8
Wiraswasta 19 17,1
Tani 52 46,8
Jumlah 111 100

Berdasarkan tabel 4.2 diatas menunjukkan bahwa karakteristik, mayoritas

responden berada pada rentang usia 26-35 yaitu sebanyak 64 responden (57,7%).

Jenis kelamin terbanyak perempuan yaitu 65 responden (58,6%). Pendidikan


47

terbanyak SMA yaitu sebanyak 43 responden (38.7%), dan Pekerjaan terbanyak

adalah Tani yaitu sebanyak 52 responden (46,8%).

b. Pengetahuan

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengetahuan di Gampong


Seuneubok Dalam Kecamatan Juli Kabupaten Bireuen Tahun 2023
(N=111).
No Pengetahuan Frekuensi Presentase
1 Tinggi 59 53,2
2 Sedang 35 31,5
3 Rendah 17 15,3
Total 111 100
Berdasarkan tabel 4.3 menunjukkan bahwa responden memiliki tingkat

pengetahuan terbanyak pada kategori pengetahuan tinggi yaitu sebanyak 59

responden (53.2%).

b. Perilaku Pencegahan Malaria

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Perilaku Pencegahan


Malaria di Gampong Seuneubok Dalam Kecamatan Juli Kabupaten
Bireuen Tahun 2023 (N=111).
No Perilaku Pencegahan Frekuensi Presentase
Malaria
1 Adaptif 82 73,9
2 Maladaptif 29 26,1
Total 111 100
Berdasarkan tabel 4.4 menunjukkan bahwa responden mempunyai perilaku

pencegahan malaria terbanyak pada kategori adaptif yaitu sebanyak 82 responden

(73.9%).
48

4.2.2 Analisa Bivariat

a. Hubungan Pengetahuan Dengan Perilaku Pencegahan Malaria Di


Gampong Seuneubok Dalam Kecamatan Juli Kabupaten Bireuen

Tabel 4.5 Hubungan Pengetahuan Dengan Perilaku Pencegahan Malaria Di


Gampong Seuneubok Dalam Kecamatan Juli Kabupaten Bireuen
Tahun 2023 (N=111).
No
Perilaku Pencegahan
Malaria Total P-value
Pengetahuan Adaptif Maladaptif
F % F % F %
1 Tinggi 59 100 0 0 59 100 0,000
2 Sedang 23 65,7 12 34,3 35 100
3 Rendah 0 0 17 100 17 100
Total 82 73,9 29 26,1 111 100
Berdasarkan tabel 4.5 diatas didapatkan bahwa semua responden dengan

pengetahuan tinggi memiliki perilaku pencegahan malaria pada kategori Adaptif

yaitu sebanyak 59 responden (100%), sedangkan responden dengan pengetahuan

buruk semua responden memiliki perilaku pencegahan dalam kategori Maladaptif

yaitu sebanyak 17 responden (100%).

Setelah dilakukan uji statistik menggunakan uji Chi-square menunjukkan

nilai p-value (0,000) < α (0,05) berarti Ha diterima dan Ho ditolak. Dari hasil

tersebut dapat disimpulkan bahwa ada hubungan pengetahuan dengan perilaku

pencegahan malaria di Gampong Seuneubok Dalam Kecamatan Juli Kabupaten

Bireuen.

4.3 Pembahasan

4.3.1 Karakteristik Respoden

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik responden

berdasarkan umur mayoritas responden terdapat pada kategori umur 26-35 tahun
49

sebanyak 64 responden (57,7%) dan minoritas kategori umur 36-45 tahun

sebanyak 47 responden (42,3%).

Usia dapat berpengaruh terhadap pemikiran, daya tangkap dan daya ingat

seseorang terhadap informasi tertentu. Usia mempengaruhi daya tangkap dan pola

pikir seseorang. Rerata usia responden yang rendah dapat menjadi hambatan

dalam peningkatan pengetahuan karena lebih lambat dalam menangkap informasi,

hal ini dikarenakan pada usia tersebut banyak variasi antar subfase dalam

perkembangan fisik, kognitif dan psikososial demikian juga dengan kesempatan,

tantangan, perubahan, keterampilan dan tekanan . Pada umur sebelum 40 tahun

diasumsikan kemampuan seseorang untuk menangkap dan mengingat informasi

semakin tinggi. Karena semakin cukup umur tingkat kematangan dan kekuatan

seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja (Mujiburrahman, 2020).

Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Christy, dkk. (2019)

dengan judul “Hubungan Pengetahuan dan Sikap tentang Malaria dengan Perilaku

Pencegahan pada Kehamilan pada Ibu Hamil di Desa Muara Siberut dan Desa

Maillepet, Mentawai, Indonesia” menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang

bermakna antara usia (p=0,020) dan peran tokoh panutan (p=0,001) dengan

perilaku pencegahan malaria.

Ada 6 faktor fisik yang dapat menghambat proses belajar pada orang

dewasa, sehingga membuat penurunan pada suatu waktu dalam kekuatan berfikir

dan bekerja. Sehingga melalui pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya,

pengalaman sendiri, pengalaman orang lain, lingkungan dan faktor intrinsik

lainnya dapat membentuk pengetahuan seseorang dalam jangka waktu yang lama

dan akan tetap bertahan sampai tua (Wahid, 2022).


50

Asumsi peneliti usia dapat mempengaruhi pengetahuan, dan tindakan

seseorang dikarenakan bertambah usia sama dengan bertambahnya pengalaman

yang telah dihadapi. Seiring bertambahya usia seseorang juga semakin

berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang

diperolehnya semakin baik.

Distribusi frekuensi reponden berdasarkan jenis kelamin menunjukkan

bahwa responden dengan jenis kelamin perempuan lebih tinggi yaitu sebanyak 65

responden (58,6%) dibandingkan dengan responden jenis kelamin laki-laki

sebanyak 46 responden (41,4%).

Menurut Ruliansyah (2020) jenis kelamin menjadi salah satu faktor yang

mempengaruhi kejadian malaria dikarenakan memiliki hubungan dengan

kebiasaan keluar rumah dan bekerja. Laki-laki lebih banyak terkena malaria

disebabkan karena sering keluar pada malam hari dan juga bekerja di hutan.

Keadaan demikian dapat terjadi karena secara teori kejadian malaria dipengaruhi

oleh beberapa faktor risiko. Faktor risiko individual yang berperan terjadinya

infeksi malaria yaitu usia, jenis kelamin, genetik, kehamilan, status gizi, aktivitas

keluar rumah pada malam hari dan faktor risiko kontekstual (lingkungan

perumahan, keadaan musim, sosial ekonomi) (Mayasari et al., 2019).

Menurut Istiana et al., (2021) bahwa laki-laki mempunyai kebiasaan keluar

rumah dan bekerja pada malam hari, sehingga lebih mudah kontak dengan

nyamuk dan lebih mudah terkena malaria. Laki-laki cenderung lebih banyak

memiliki aktivitas pada malam hari seperti memancing, ronda, main kartu

menginap di ladang atau di barak nelayan sehingga laki-laki lebih berisiko terkena

malaria dibandingkan perempuan yang lebih banyak melakukan aktivitas hanya


51

didalam rumah. Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Njim et al., (2018)

yang menyatakan bahwa ada hubungan signifikan jenis kelamin dengan kejadian

malaria, laki-laki berisiko 1,00 kali terkena malaria dibandingkan perempuan.

Asumsi peneliti Laki-laki lebih memiliki resiko terkena gigitan nyamuk

Anopheles sehingga menderita penyakit malaria, hal ini disebabkan laki-laki lebih

banyak melakukan akitifitas bekerja dengan pekerjaan yang berisiko diluar rumah

sehingga lebih mudah kontak dengan malaria dan mobilitas laki-laki diluar rumah

lebih tinggi dibandingkan dengan perempuan yang hanya di rumah saja.

Distribusi frekuensi responden berdasarkan pendidikan mayoritas

responden berada pada kategori SMA yaitu sebanyak 43 responden (38,7%) dan

minoritas S1 sebanyak 5 responden (4,5%).

Menurut Sekartami (2020) tingkat pendidikan seseorang berhubungan

dengan pengetahuan. Semakin tinggi pendidikan, maka pengetahuan orang

tersebut juga semakin luas. Tingkat pendidikan yang tinggi akan meningkatkan

pengetahuan seseorang tentang pentingnya kesehatan di sekitar rumah. Semakin

rendah tingkat pendidikan seseorang maka akan semakin rendah juga pola

pikirnya dalam menghadapi lingkungan rumah serta merasa enggan untuk

mendapatkan informasi tentang kesehatan.

Tingginya proporsi penduduk berpendidikan rendah harus menjadi

perhatian, karena akan menyebabkan rendahnya derajat kesehatan secara umum.

Saat seseorang memiliki pendidikan yang lebih tinggi akan mencegah dirinya

sendiri terhindar dari penyakit malaria atau penyakit lainnya, karena mereka lebih

mudah memahami informais yang didapat termasuk informasi terkait malaria dan

pecegahan terkena penyakit tersebut (Kalsum, 2018).


52

Asumsi peneliti faktor resiko yang selanjutnya berperan terhadap kejadian

malaria diantaranya adalah pendidikan masyarakat yang rendah dan rendahnya

pendidikan dapat menimbulkan kurangnya pengetahuan masyarakat dalam

memenuhi derajat kesehatan, terutama pencegahan penyakit malaria.

Distribusi frekuensi responden berdasakan pekerjaan menunjukkan bahwa

mayoritas responden adalah Tani yaitu sebanyak 52 responden (46,8%),

sedangkan yang terendah PNS sebanyak 2 responden (1,8%).

Berdasarkan teori bahwa bekerja merupakan suatu kegiatan atau kegiatan

yang dilakukan untuk memperoleh penghasilan untuk memenuhi kebutuhan

mereka. Pekerjaan di suatu lingkungan atau wilayah endemis dapat

mempengaruhi kejadian malaria, lingkungan kerja yang endemis malaria lebih

banyak cenderung berisiko menderita malaria. Perpindahan penduduk suatu dari

daerah tidak endemis malaria dan kedaerah endemis malaria hingga kini masih

menimbulkan masalah hal ini terjadi karena pekerja yang datang dari daerah yang

lain belum mempunyai kekebalan sehingga rentan terinfeksi (Ilyas, 2021).

Pekerjaan yang tidak menetap atau mobilitas yang tinggi berisiko lebih

besar terhadap penyakit malaria, seperti tugas-tugas dinas di daerah endemis

dalam jangka waktu yang lama sampai bertahun-tahun, misalnya petugas medis,

petugas militer, misionaris, pekerja tambang, dan lain-lain. Pekerjaan sebagai

buruh perkebunan yang datang dari daerah yang non-endemis ke daerah yang

endemis belum mempunyai kekebalan terhadap penyakit di daerah yang baru

tersebut sehingga berisiko besar untuk menderita malaria. Begitu pula pekerja-

pekerja yang didatangkan dari daerah lain akan berisiko menderita malaria (Dimi

et al., 2020)
53

Pada umumnya pekerjaan seperti petani dan berkebun banyak dilakukan

pada malam hari, pekerjaan petani dan berkebun merupakan pekerjaan keluar

rumah yang dilakukan pada malam hari sehingga memudahkan kontak dengan

malaria, sangat disarankan untuk menggunakan pakian pelindung badan seperti

celana dan baju lengan panjang dapat menutupi seluruh anggota badan agar

terhindar dari gigitan nyamuk. Berdasarakan teori bahwa pekerjaan seseorang

berpengaruh pada resiko cepat tertularnya suatu penyakit ditempat kerjanya. Jenis

pekerjaan dapat berperan dalam timbulnya penyakit termasuk penyakit malaria

(Darmiah et al., 2019).

Asumsi peneliti pekerjaan lebih banyak dilihat dari kemungkinan

keterpaparan khusus dan derajat keterpaparan tersebut serta besarnya risiko

menurut sifat pekerjaan juga akan berpengaruh pada lingkungan kerja dan sifat

sosial ekonomi karyawan pada pekerjaan tertentu misalnya. Berbagai pekerjaan

yang berisiko seperti bertani, nelayan, tukang ojek, dan pekerjaan lainnya yang

dapat menambah kontak antara manusia dengan vector (nyamuk).

4.3.2 Hubungan Pengetahuan Dengan Perilaku Pencegahan Malaria Di

Gampong Seuneubok Dalam Kecamatan Juli Kabupaten Bireuen

Berdasarkan uji statistik menggunakan uji Chi-square menunjukkan

bahwa didapatkan bahwa semua responden dengan pengetahuan tinggi memiliki

perilaku pencegahan malaria pada kategori adaptif yaitu sebanyak 59 responden

(100%), sedangkan responden dengan pengetahuan buruk semua responden

memiliki perilaku pencegahan dalam kategori maladaptif yaitu sebanyak 17

responden (100%).

Setelah dilakukan uji statistik menggunakan uji Chi-square menunjukkan


54

nilai p-value (0,000) < α (0,05) berarti Ha diterima dan Ho ditolak. Dari hasil

tersebut dapat disimpulkan bahwa ada hubungan pengetahuan dengan perilaku

pencegahan malaria di Gampong Seuneubok dalam Kecamatan Juli Kabupaten

Bireuen.

Pengetahuan yang dimiliki seseorang merupakan hasil dari tahu yang

ditangkap melaui panca indra manusia terhadap suatu objek. Pengetahuan dapat

dibentuk dari dua faktor yaitu, faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal

meliputi pendidikan, umur, pekerjaan, dan pengalaman. Faktor eksternal berupa

lingkungan, social, budaya, dan informasi (Notoadmojo, 2018).

Pengetahuan atau kognitif termasuk domain yang sangat penting untuk

terbentuknya perilaku seseorang. Pengetahuan yang baik tentang cara pencegahan

penyakit malaria akan mempengaruhi perilaku masyarakat dalam mencegah

penyakit malaria. Dengan meningkatkan pengetahuan responden dengan penyakit

malaria diusahakan kasus-kasus penyakit malaria bisa dikurangi bahkan dapat di

cegah untuk menilai kedalaman pengetahuan dimulai dari rasa ingin tahu,

memahami aplikasi, dan evaluasi (Notoatmodjo, 2014)

Penelitian yang dilakukan oleh Latumahina & Song (2023) dengan judul

“Hubungan Pengetahuan Tentang Tindakan Pencegahan Malaria Berdasarkan

Karakteristik Masyarakat Kabupaten Merauke Periode 2022” pada 300 responden

menunjukkan bahwa mayoritas responden memiliki tingkat pengetahuan yang

cukup yaitu sebanyak 194 responden (64,7%). Hasil penelitian menunjukkan

bahwa mayoritas responden memiliki tingkat pengetahuan yang cukup mengenai

pencegahan malaria, tingkat pengetahuan lebih baik pada masyarakat yang

memiliki riwayat pendidikan lebih tinggi, hal ini menunjukkan bahwa semakin
55

tinggi tingkat pendidikan responden maka semakin tinggi pula tingkat

pengetahuannya.

Menurut Shaqiena (2019) selain pengetahuan, perilaku merupakan

tindakan yang terdiri dari berbagai aspek, yakni persepsi, mengenal, dan memilih

berbagai objek sehubungan dengan tindakan yang akan diambil dalam usaha

pencegahan dan pengendalian vector malaria.

Tindakan atau perbuatan suatu organisme dapat diamati dan dipelajari atau

respon seseorang terhadap stimulus yang berkaitan dengan sakit, penyakit, sistem

pelayanan kesehatan, makanan serta lingkungan. Sebelum orang beradaptasi

perilaku baru di dalam diri orang tersebut terjadi proses perubahan perilaku yang

berurutan, yaitu kesadaran, merasa senang, menimbang – nimbang, mencoba dan

menerima (Noerjoedianto, 2019)

Pengetahuan malaria yang dimiliki masyarakat saja belum cukup tanpa

diikuti perubahan perilaku untuk mencegah malaria, maka penularan malaria akan

tetap berlangsung, sedangkan perilaku masyarakat merupakan respon individu

terhadap stimulus dari luar maupun dari dalam dirinya yang bersifat aktif maupun

pasif. Perilaku masyarakat melalui menjaga kebersihan lingkungan, penggunaan

kelambu berinsektisida, penggunaan obat anti nyamuk dan pemasangan kawat

kasa pada rumah. Perilaku ini memberikan gambaran bahwa dalam melakukan

pencegahan penyakit malaria pada umumnya sudah cukup baik (Permadani,

2022).

Penelitian yang dilakukan oleh Permadani (2022) dengan judul “Literature

Review: Perilaku Masyarakat Dalam Melakukan Pencegahan Penyakit Malaria”

penelitian ini berjenis literature review berupa studi kuantitatif dan kualitatif
56

dalam rentang 2016-2020. Hasil penelitian literature ini menunjukkan bahwa

tingkat pengetahuan, sikap dan tindakan masyarakat dalam pencegahan malaria

masih rendah sehingga berpengaruh terhadap rendahnya perilaku pencegahan

penyakit malaria seperti penggunaan kelambu di masyarakat dan penggunaan obat

anti nyamuk serta pemasangan kawat kasa pada ventilasi rumah.

Kesiapan masyarakat dan kesediaan masyaraat untuk memperhatikan

lingkungan akan mempengaruhi perilaku dan tindakan apa yang akan

dilakukannya, pengetahuan masyarakat dapat mempengaruhi perilakunya sendiri

namun untuk mendapatkan penunjang untuk pencegahan penyakit malaria

diperlukan pengetahuan yang cukup dari masyarakat itu sendiri, sehingga

otomatis terwujud dalam suatu tindakan (Notoatmodjo, 2014).

Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Jarona (2022)

dengan judul “Hubungan Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Pencegahan Malaria

Dengan Kejadian Malaria Di Kampung Pir 3 Bagia Distrik Arso Kabupaten

Keerom Tahun 2021” pada 70 responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

ada hubungan pengetahuan (p=0,001), sikap (0,008), tindakan (p=0,014) dengan

kejadian malaria.

Penelitian yang dilakukan oleh Naurah (2022) dengan judul “Hubungan

Pengetahuan Dan Sikap Tentang Malaria Terhadap Perilaku Pencegahan Penyakit

Malaria Pada Anak Di Desa Gelangsar Kecamatan Gunung Sari Kabupaten

Lombok Barat” hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan

mayoritas cukup sebanyak 26 responden (34,7%) dengan sikap baik sebanyak 27

responden (36,0%) dengan perilaku pencegahan malaria yang baik sebanyak

78,7%. Berdasarkan hasil uji chi square diperoleh nilai p-value sebesar 0,000 <
57

(p<0,05) yang berarti ada hubungan antara pengetahuan dan sikap tentang malaria

terhadap perilaku pencegahan penyakit malaria pada anak di desa gelangsar

kecamatan gunung sari kabupaten Lombok barat.

Asumsi peneliti adanya hubungan antara pengetahuan dan perilaku

penecegahan malaria sesuai dengan teori Permadani (2022) dan Notoatmodjo

(2014), dan didukung oleh beberapa penelitian terkait, bahwa masyarakat yang

mempunyai sikap adaptif maka menunjukkan perilaku yang adaptif juga dan

melakukan tindakan yang benar dalam pencegahan penyakit malaria, sehingga

penyakit malaria dapat di cegah karena semakin baik sikap maka akan semakin

baik kesiapan responden dalam melakukan pencegahan penyakit malaria.

Berdasarkan hasil penelitian, maka peneliti mengambil kesimpulan bahwa

pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk

terbentuknya perilaku seseorang. Pengetahuan yang baik tentang cara pencegahan

penyakit malaria akan mempengaruhi perilaku masyarakat dalam mencegah

penyakit malaria. Dengan meningkatkan pengetahuan responden dengan penyakit

malaria diusahakan kasus-kasus penyakit malaria bisa dikurangi bahkan dapat di

cegah. Pengetahuan dengan perilaku pencegahan malaria di Gampong Seuneubok

Dalam Kecamatan Juli Kabupaten Bireuen ada pada kategori tinggi sehingga

perilaku pencegahan malaria ada pada kategori adaptif.


BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tentang Hubungan Pengetahuan Dengan

Perilaku Pencegahan Malaria Di Gampong Seuneubok Dalam Kecamatan Juli

Kabupaten Bireuen terhadap 111 responden pada tanggal 19 sampai 22 Juni 2023,

dapat disimpulkan bahwa :

a. Mayoritas responden memiliki pengetahuan pada kategori tinggi sebanyak

59 responden (53,2%)

b. Mayoritas responden memiliki perilaku pencegahan malaria dalam

kategori Adaptif sebanyak 82 responden (73,9%)

c. Ada Hubungan Pengetahuan Dengan Perilaku Pencegahan Malaria Di

Gampong Seuneubok Dalam Kecamatan Juli Kabupaten Bireuen dengan

nilai p-value (0,000).

5.2 Saran

a. Bagi Responden

Untuk dapat mempertahankan kesadaran dengan terus menerapkan perilaku

pencegahan malaria lebih baik dan mengubah perilaku yang kurang tepat dalam

mencegah penularan penyakit malaria dalam lingkungan yang dapat

mempengaruhi derajat kesehatan.

b. Bagi Tempat Penelitian

Dapat memotivasi masyarakat untuk ikut berpartisipasi secara aktif dalam

kegiatan yang berhubungan dengan kesehatan yang diberikan oleh petugas

kesehatan setempat khususnya kegiatan berhubungan dengan penyakit malaria.

58
59

c. Bagi Instritusi Pendidikan

Dapat menjadi bahan referensi tambahan untuk pembelajaran selanjutnya,

khususnya tentang pengetahuan dengan perilaku pencegahan malaria bagi

masyarakat.

d. Bagi Peneliti Selanjutnya

Dapat dijadikan acuan dalam mengkaji variabel lain yang belum diteliti

seperti variabel praktik dan perilaku pencegahan malaria dan menggunakan

intervensi media penyuluhan lainnya lebih efektif dalam mengingkatkan

pengetahuan masyarakat. Peneliti juga disarankan untuk melakukan uji lanjutan

untuk melihat pengaruh terbesar dari penyuluhan kesehatan yang dilakukan.


DAFTAR PUSTAKA

Adiputra. S. M. dkk. (2021). Metodologi Penelitian Kesehatan. Yayasan Kita


Menulis
Damyanti, Hani. I. (2021). Hubungan, Sikap, Dan Perilaku Tenaga Kesehatan Di
Puskesmas Kabupaten Purbalingga Terhadap Riwayat Penggunaan
Antibiotik. Fakultas Kedokteran Purwokerto.

Darmiah, D., Baserani, B., Khair, A., Isnawati, I., & Suryatinah, Y. (2019).
Hubungan tingkat pengetahuan dan pola perilaku dengan kejadian malaria
di Kabupaten Katingan Provinsi Kalimantan Tengah. Journal of Health
Epidemiology and Communicable Diseases, 3(2), 36–41.
https://doi.org/10.22435/jhecds.v3i2.1793

Darwin, M., dkk (2021). Metode Penelitian Pendekatan Kuantitaif, Jawa Barat:
Media Sains Indonesia
Depkes RI. (2017). Buku Saku Penatalaksanaan Kasus Malaria di Indonesia.
Jakarta: Ditjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian
Kesehatan RI
Depkes. RI. (2009). Klasifikasi Umur Menurut Kategori. Jakarta: Ditjen Yankes

Dilapanga & Mantiri. (2021). Perilaku Organisasi. Cetakan Pertama. Yogyakarta:


Deepublish Publisher

Dimi, B., Adam, A., & Alim, A. (2020). Prevalensi Malaria Berdasarkan Sosio
Demografi. Jurnal Ilmiah Kesehatan, 19(1), 4–9.
https://doi.org/10.33221/jikes.v19i01.399
Firmansyah, H., dkk. (2021). Keperawatan Kesehatan Anak Berbasis Teori Dan
Riset. Jawa Barat: Cv. Media Sains Indonesia

Hanif. (2021). Profil Kesehatan Aceh 2021. Dinas Kesehatan Aceh

Hulu, V.T., Sinaga, T.R., (2019). Analisis Data Statistic Parametrik Aplikasi
SPSS dan Statcal. Yayasan Kita Menulis: Google Books.
Ichsan. B. (2022). Pengantar Metodologi Penelitian Kedokteran Dan Kesehatan
Masyarakat. Cetakan Pertama. Jawa Tengah: Muhammadiyah University
Press
Ilyas, H., & Serly. (2021). Gambaran Kejadian Malaria Pada Ibu Hamil di Rumah
Sakit Umum Daerah Kabupaten Boven Digoel Papua. An Idea Health
Journal, 1(01), 6–15.
Irawati. (2019). Ini Penyakit yang Dominan di Kabupaten Bireuen.
https://modusaceh.co/news/ini-penyakit-yang-dominan-di-kabupaten-
bireuen/index.html

Irma. (2022). Epidemiologi Penyakit Malaria Menelaah Kejadian & Faktor Risiko
pada Anak. Cetakan 1. CV. Nusantara Abadi: Malang

Istiana, Prenggono, M. D., Parhusip, J. E. S., & Rahman, M. F. A. (2021). Angka


Kejadian Malaria Berdasarkan Pemeriksaan Raoid Diagnostik Test di
Kalimantan Selatan. Prosiding Seminar Nasional Lingkungan Lahan
Basah, 6(3), 1–8.
Jannah, M,. Kamsani, S. R,. Arifin, N. M. (2021). Perkembangan Usia Dewasa :
Tugas Dan Hambatan Pada Korban Konflik Pasca Damai.
Jarona, M. M. (2022). Hubungan Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Pencegahan
Malaria Dengan Kejadian Malaria Di Kampung Pir 3 Bagia Distrik Arso
Kabupaten Keerom Tahun 2021. Jurnal Bidan Prada
Kalsum. U., dkk. (2018). Determinan Yang Berhubungan Dengan Kejadian
Malaria Di Indonesia. Fakultas Kesehatan Masyarakat. Jambi
Kapitan, M. (2022). Monograf Ehealth “Malaria dan Kehamilan”. Cetakan
Pertama. Google Book

Karundeng, J. O. Yeli. M. (2021). Konsep dan Intervensi Malaria Home Care


Nursing (HNC) & Message Service (SMS). Cetakan Pertama. Yogyakarta:
Deepublish

Kemenkes. (2020). Profil Kesehatan Indonesia.


https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/umum/20201203/2335899/data-
kasus-terbaru-dbd-indonesia/

Kemenkes. RI. (2021). Kasus Malaria di Indonesia

Kementerian Kesehatan RI. (2018). Kementerian Kesehatan Badan Penelitian dan


Pengembangan Kesehatan. Hasil utama Riset Kesehatan Dasar 2018.
Latumahina, F. F. N., Song, C. (2023). Tingkat Pengetahuan Tentang Tindakan
Pencegahan Malaria Berdasarkan Karakteristik Masyarakat Kabupaten
Merauke Periode Tahun 2022. Tarumanegra Medical Journal
Markus. (2016). Hubungan Antara Pengetahuan dengan Perilaku Pencegahan
Malaria di Wilayah Kerja UPTD Kesehatan Kec. Nangapenda Flores Nusa
Tenggara Timur

Markus. Wahyuningsih. S. Ika. S. W. (2015). Hubungan Antara Pengetahuan


Dengan Perilaku Pencegahan Malaria Di Wilayah Kerja UPTD Kesehatan
Kec. Nangapenda Kab. Ende Flores Nusa Tenggara Timur
Masturoh, I., dan N. Anggita. (2018). Metodelogi Penelitian Kesehatan.
Kementrian Kesehatan RI. Jakarta.
Mayasari, R., Andriayani, D., & Sitorus, H. (2019). Faktor Risiko yang
Berhubungan dengan Kejadian Malaria di Indonesia (Analisis Lanjut
Riskesdas 2013). Buletin Penelitian Kesehatan, 44(1), 13–24.
https://doi.org/10.22435/bpk.v44i1.4945.13-24
Mujiburrahman, dkk. (2020). Pengetahuan Berhubungan Dengan Peningkatan
Perilakupencegahan Covid-19 Di Masyarakat.
Mustafa, Saleh FM, Djawa R. (2018). Penggunaan kelambu berinsektisida dan
kawat kasa dengan kejadian malaria di Kelurahan Sangaji. Media
Publikasi Promosi Kesehatan Indonesia. 2018;1(3):93-98.
doi:10.31934/mppki. v1i3.311.
Njim, T., Dondorp, A., Mukaka, M., & Ohuma, E. O. (2018). Identifying risk
factors for the development of sepsis during adult severe malaria. Malaria
Journal, 17(1), 1–10. https://doi.org/10.1186/s12936-018-2430-2
Noerjodianto, D. (2019). Analisis Pengetahuan Dan Sikap Masyarakat Terhadap
Perilaku Upaya Pencegahan Penyakit Malaria Di Puskesmas Koni Kota
Jambi. Jurnal Kesmas Jambi
Notoadmodjo, S. (2018). Metodologi Penelitian Kesehatan. Cetakan Ketiga.
Jakarta: PT Rineka Cipta

Notoadmodjo, S. 2017. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT Rineka


Cipta

Notoatmodjo, S. (2018). Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta: Rineka


Cipta
Notoatmodjo. (2014). Promosi Kesehatan. Rineka Cipta.
Nurdianto, A. R. dkk., (2021). Mengenal Malaria Asimtomatik di Indonesia.
Cetakan Pertama. Google Book

Nursalam. (2018). Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan Pendekatan


Praktis. Jakarta: Salemba Medika.

Naurah, N. (2022). Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Tentang Malaria Terhadap


Perilaku Pencegahan Penyakit Malaria Pada Anak Di Desa Gelangsar
Kecamatan Gunung Sari Kabupaten Lombok Barat. Univesitas Mataram
Repository

Permadani, Y., dkk (2022). Literatur Review : Perilaku Masyarakat Dalam


Melakukan Pencegahan Penyakit Malaria. Sentani Nursing Journal

Riyanto. S. Andi. R. (2021). Metode Riset Penelitian Kesehatan & Sains,


Yogyakarta: Deepublish, CV Budi Utama

Rohmani, dkk., (2022). Pencegahan dan Penangan Malaria. Cetakan Pertama.


Jawa Tengah: Wawasan Ilmu
Ruliansyah, A., Ridwan, W., & Kusnandar, A. J. (2019). Pemetaan Habitat Jentik
Nyamuk Di Kecamatan Cibalong, Kabupaten Garut, Provinsi Jawa Barat.
Jurnal Vektor Penyakit, 13(2), 115–124.
https://doi.org/10.22435/vektorp.v13i2.946
Sandy, S. Ivon. A. (2019). Gambaran Pengetahuan, Perilaku dan Pencegahan
Malaria oleh Masyarakat di Kabupaten Maluku Tenggara Barat dan
Maluku Barat Daya. JHECDs, 4 (1), 2018, hal. 7-14

Sekartami, R. P., dkk. (2020). Gambaran Karakteristik dan Praktik Pencegahan


pada Penderita Malaria Impor di Kabupaten Purworejo. Jurnal Ilmiah
Mahasiswa
Shaqiena, A., Mustika, S. Y. (2019). Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Masyarakat
terhadap Malaria di Wilayah Kerja Puskesmas Hanura. Fakultas
Kedokteran Universitas Lampung
Sugiyono. (2017). Metodelogi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
Bandung: Alfabeta, CV.

Sugiyono. (2018). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.


Bandung: Alfabeta.

Timah, S. (2019). Hubungan Pengetahuan dan Sikap Masyarakat dengan


Pencegahan Penyakit Malaria di Puskesmas Teling Kota Manado. Vol. 1
No. 2 (2019). Nursing Inside Community

Wahid, A. M. (2022). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pembelajaran Orang


Dewasa. Article

Wahyuni, D. (2021). Buku Ajar Dasar Biomedik Lanjutan. Cetakan Pertama.


Yogyakarta: Deepublish

WHO (World Health Organization). (2020). World Malaria Report. ISBN: 978-
92- 4-156572-1
WHO. (2021). WHO Malaria Report.

WHO. Kasus Malaria Di Seluruh Dunia Terus Meningkat Lebih Lambat Pada
2021.
https://www.google.com/amp/a/megapolitan.antaranews.com/amp/berita/
223343/who-kasus-malaria-di-seluruh-dunia-terus-meningkat-lebih-
lambat-pada-2-21
Lampiran 1

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Kepada Yth:

Bapak/Ibu/Saudara/i

Di_

Tempat

Dengan Hormat,

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Syukrizal

Nim : 1907201068
Adalah mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan (STIKes) Muhammadiyah Lhokseumawe, yang akan melakukan
penelitian dengan judul “Hubungan Pengetahuan dengan Perilaku
Pencegahan Malaria di Gampong Seuneubok Dalam Kecamatan Juli
Kabupaten Bireuen”.

Penelitian ini tidak memberikan dampak yang merugikan terhadap


responden. Saya sebagai peneliti akan merahasiakan identitas dan jawaban yang
Bapak/Ibu/Saudara/i berikan dalam pertanyaan penelitian. Demikian informasi ini
saya sampaikan, atas bantuan, partisipasi dan ketersediaan waktu anda, saya
ucapkan terima kasih.

Hormat saya,

Syukrizal
Lampiran 2
LEMBAR PERSETUJUAN UNTUK MENJADI RESPONDEN
(INFORMED CONSENT)

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama :

Umur...................tahun

Dengan ini menyatakan bersedia mengikuti penelitian tentang

“Hubungan Pengetahuan dengan Perilaku Pencegahan Malaria di Gampong

Seuneubok Dalam Kecamatan Juli Kabupaten Bireuen” yang dilakukan oleh

mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan

(STIKes) Muhammadiyah Lhokseumawe yang bernama Syukrizal dengan NIM:

1907202068.

Demikian lembar persetujuan ini untuk dapat digunakan sebagaimana

mestinya.

Seneubok Dalam, 2023

Responden
Lampiran 3

Lembar Kuesioner

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN


MALARIA DI GAMPONG SEUNEUBOK DALAM KECAMATAN JULI
KABUPATEN BIREUEN
A. Data Responden
1. Umur :
2. Tingkat pendidikan :
3. Pekerjaan :
B. Pertanyaan Pengetahuan Responden

Petunjuk Pengisian
Jawablah pertanyaan di bawah ini yang dianggap benar dengan memberikan
tanda centang (√)
No Pertanyaan Ya Tidak
.
Apakah malaria merupakan penyakit yang disebabkan oleh
1.
plasmodium?
Apakah penyebab malaria karena adanya parasit dalam
2.
darah?
Apakah gejala malaria demam tinggi, menggigil,
3.
berkeringat, sakit kepala, mual dan muntah?
Apakah lalat ikut berperan dalam penularan penyakit
4.
malaria?
Apakah tempat sarang nyamuk malaria itu pada air
5.
mengalir?
Apakah salah satu cara mencegah gigitan nyamuk saat tidur
6.
adalah memakai kelambu berinsektisida?
Apakah faktor yang mempengaruhi penyebaran penyakit
7.
malaria adalah karena tidak memakai kelambu?
Apakah melakukan 3 M (menguras, menutup dan
8. mengubur) wadah penyimpanan air dapat mencegah
perkembangbiakan jentik nyamuk?
Apakah bila merasakan tanda dan gejala malaria, tidak
9.
harus segera datang ke dokter?
C. Pertanyaan Perilaku Pencegahan Malaria

Petunjuk Pengisian
Jawablah pertanyaan di bawah ini yang dianggap sesuai dengan memberikan
tanda centang (√)
Kadang Tidak
No. Pertanyaan Selalu Sering
-kadang Pernah
Apakah anda menjaga kebersihan
lingkungan rumah untuk mencegah
1.
perkembangbiakan nyamuk penular
penyakit malaria?
Apabila ada salah satu anggota
keluarga menggigil dan kedinginan
2.
apakah segera dibawa ke fasilitas
kesehatan?
Apakah anda akan berperan aktif jika
ada gotong royong untuk
3.
penanggulangan sarang nyamuk
malaria?
Apakah anda membiarkan tumpukan
4.
pakaian digantung sembarangan?
Saat berada diluar rumah, apakah
5. anda memakai pakaian tertutup untuk
menghindari gigitan nyamuk?
Apakah anda membiarkan semak-
6. semak di lingkungan rumah karna
malas membersihkannya?
Apakah anda merasa malaria dapat
7.
dicegah sebelum jatuh sakit?
Akankah anda bersedia periksa darah
ke laboratorium jika anggota
8.
keluarga anda menderita demam atau
menggigil?
Lampiran 5
Lampiran 6
Lampiran 7
Lampiran 8

Pertanyaan Pengetahuan Responden


No. P.1 P.2 P.3 P.4 P.7 P.9 P.11 P.13 P.14 Total
1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 18
2 2 1 2 2 2 2 1 1 1 14
3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 18
4 1 2 1 2 2 1 1 1 1 12
5 2 2 2 2 2 2 2 2 2 18
6 2 1 2 1 1 1 1 1 1 11
7 2 2 2 2 2 2 2 2 2 18
8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9
9 2 2 2 2 2 2 2 2 2 18
10 2 2 2 2 2 2 2 2 2 18

Pertanyaan Perilaku Pencegahan Malaria


No. P.1 P.2 P.4 P.6 P.7 P.8 P.11 P.14 Total
1 3 2 2 2 4 2 2 2 19
2 3 2 2 1 3 1 2 1 15
3 3 2 2 2 4 1 2 1 17
4 4 3 2 2 4 2 3 1 21
5 4 3 3 2 4 2 3 2 23
6 4 2 3 2 4 2 3 2 22
7 4 2 2 1 3 2 3 2 19
8 4 3 3 2 4 2 3 2 23
9 3 2 2 1 3 1 2 1 15
10 4 3 3 2 4 2 3 2 23
Lampiran 9
Variabel pengetahuan

Reliability Statistics
Cronbach's N of
Alpha Items
.950 9

Item-Total Statistics
Scale
Scale Mean Variance if Corrected Cronbach's
if Item Item Item-Total Alpha if Item
Deleted Deleted Correlation Deleted
P01 13.6000 10.711 .660 .951
P02 13.7000 10.233 .726 .948
P03 13.6000 10.711 .660 .951
P04 13.6000 10.489 .749 .947
P05 13.6000 10.489 .749 .947
P06 13.7000 9.789 .890 .939
P07 13.8000 9.511 .921 .937
P08 13.8000 9.511 .921 .937
P09 13.8000 9.511 .921 .937

Variabel Perilaku Pencegahan Malaria


Reliability Statistics
Cronbach's N of
Alpha Items
.916 8

Item-Total Statistics
Scale
Scale Mean Variance if Corrected Cronbach's
if Item Item Item-Total Alpha if Item
Deleted Deleted Correlation Deleted
P01 16.1000 7.656 .809 .897
P02 17.3000 8.011 .669 .909
P03 17.3000 7.789 .756 .902
P04 18.0000 8.222 .642 .911
P05 16.0000 8.222 .642 .911
P06 18.0000 7.778 .825 .897
P07 17.1000 7.656 .809 .897
P08 18.1000 8.100 .635 .912
Lampiran 10
Lampiran 11
Lampiran 12
MASTER TABEL
HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN MALARIA DI GAMPONG SEUNEUBOK DALAM KECAMATAN JULI KABUPATEN BIREUEN
Pengetahuan Perilaku Pencegahan Malaria
No Umur Kode Jenis Kelamin Kode Pendidikan Kode Pekerjaan Kode
1 2 3 4 5 6 7 8 9 Jumlah Max % Keterangan Kode 1 2 3 4 5 6 7 8 Jumlah Max % Keterangan Kode
1 26 1 Laki-Laki 2 SMA 3 Wiraswasta 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 18 18 100.00 Tinggi 1 3 3 3 3 3 3 3 3 24 32 75 Adaptif 1
2 28 1 Laki-Laki 2 SMA 3 Tani 4 2 1 2 1 1 2 1 1 1 12 18 66.67 Sedang 2 2 2 1 2 2 2 2 3 16 32 50 Maladaptif 2
3 29 1 Laki-Laki 2 SMP 2 Tani 4 1 2 1 2 2 2 1 1 1 13 18 72.22 Sedang 2 2 3 2 3 2 2 3 2 19 32 59.375 Adaptif 1
4 33 1 Laki-Laki 2 SD 1 Tani 4 1 1 2 1 1 1 1 1 1 10 18 55.56 Rendah 3 2 2 1 2 2 2 2 3 16 32 50 Maladaptif 2
5 35 1 Perempuan 1 SMP 2 IRT/Tidak Bekerja 1 1 2 1 2 2 1 1 1 1 12 18 66.67 Sedang 2 2 3 2 3 2 3 2 3 20 32 62.5 Adaptif 1
6 30 1 Laki-Laki 2 SMP 2 Tani 4 1 1 2 1 1 1 1 1 1 10 18 55.56 Rendah 3 2 2 1 2 2 2 2 3 16 32 50 Maladaptif 2
7 28 1 Perempuan 1 S1 5 IRT/Tidak Bekerja 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 18 18 100.00 Tinggi 1 3 3 3 2 3 3 3 3 23 32 71.875 Adaptif 1
8 32 1 Perempuan 1 S1 5 PNS 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 18 18 100.00 Tinggi 1 3 3 3 2 3 3 3 3 23 32 71.875 Adaptif 1
9 26 1 Perempuan 1 SMA 3 IRT/Tidak Bekerja 1 2 1 2 1 1 2 1 1 1 12 18 66.67 Sedang 2 2 2 1 2 2 2 2 2 15 32 46.875 Maladaptif 2
10 26 1 Perempuan 1 D3 4 IRT/Tidak Bekerja 1 1 2 1 2 2 2 1 1 1 13 18 72.22 Sedang 2 2 2 2 3 3 3 3 4 22 32 68.75 Adaptif 1
11 28 1 Laki-Laki 2 S1 5 Tani 4 1 1 2 1 2 2 2 2 1 14 18 77.78 Tinggi 1 3 3 2 3 2 2 3 3 21 32 65.625 Adaptif 1
12 40 2 Laki-Laki 2 SD 1 Tani 4 1 2 1 2 2 1 1 1 1 12 18 66.67 Sedang 2 3 2 3 2 2 2 2 4 20 32 62.5 Adaptif 1
13 38 2 Perempuan 1 SD 1 Tani 4 1 1 2 1 1 1 1 1 1 10 18 55.56 Rendah 3 2 2 1 2 2 2 2 2 15 32 46.875 Maladaptif 2
14 32 1 Laki-Laki 2 D3 4 Wiraswasta 3 2 1 2 1 2 2 1 2 2 15 18 83.33 Tinggi 1 3 2 3 3 2 2 2 3 20 32 62.5 Adaptif 1
15 43 2 Laki-Laki 2 SMA 3 Tani 4 1 1 2 1 1 2 1 1 1 11 18 61.11 Sedang 2 2 2 1 2 2 2 2 2 15 32 46.875 Maladaptif 2
16 35 1 Perempuan 1 SD 1 IRT/Tidak Bekerja 1 1 1 2 2 2 1 2 2 2 15 18 83.33 Tinggi 1 3 2 2 3 3 2 2 3 20 32 62.5 Adaptif 1
17 29 1 Perempuan 1 SMP 2 Tani 4 2 1 2 1 2 1 2 2 1 14 18 77.78 Tinggi 1 3 3 2 2 3 3 2 3 21 32 65.625 Adaptif 1
18 41 2 Laki-Laki 2 SMP 2 Wiraswasta 3 1 2 2 2 2 1 2 2 2 16 18 88.89 Tinggi 1 3 3 2 2 3 2 3 4 22 32 68.75 Adaptif 1
19 37 2 Laki-Laki 2 SMP 2 Wiraswasta 3 1 1 2 1 2 2 1 2 1 13 18 72.22 Sedang 2 2 2 1 2 2 2 2 2 15 32 46.875 Maladaptif 2
20 26 1 Laki-Laki 2 SMA 3 Tani 4 2 1 2 2 2 2 1 1 2 15 18 83.33 Tinggi 1 2 3 2 3 3 3 2 3 21 32 65.625 Adaptif 1
21 28 1 Laki-Laki 2 SMP 2 Tani 4 1 1 2 2 2 2 1 1 2 14 18 77.78 Tinggi 1 3 3 2 2 3 2 2 2 19 32 59.375 Adaptif 1
22 37 2 Perempuan 1 SD 1 IRT/Tidak Bekerja 1 1 2 2 2 2 1 2 2 2 16 18 88.89 Tinggi 1 3 3 2 3 2 3 3 3 22 32 68.75 Adaptif 1
23 38 2 Laki-Laki 2 SD 1 Tani 4 1 1 2 2 2 1 2 2 2 15 18 83.33 Tinggi 1 3 3 2 3 2 3 2 2 20 32 62.5 Adaptif 1
24 28 1 Laki-Laki 2 SD 1 Tani 4 1 1 2 2 1 1 2 2 2 14 18 77.78 Tinggi 1 3 2 3 3 2 3 3 4 23 32 71.875 Adaptif 1
25 39 2 Perempuan 1 SMA 3 IRT/Tidak Bekerja 1 2 1 2 1 1 2 1 1 1 12 18 66.67 Sedang 2 3 2 3 3 2 3 2 4 22 32 68.75 Adaptif 1
26 41 2 Laki-Laki 2 SD 1 Tani 4 1 2 1 2 2 2 1 1 1 13 18 72.22 Sedang 2 2 2 1 2 2 2 2 2 15 32 46.875 Maladaptif 2
27 35 1 Laki-Laki 2 SD 1 Tani 4 1 1 2 1 2 2 2 2 1 14 18 77.78 Tinggi 1 3 2 2 3 3 3 2 4 22 32 68.75 Adaptif 1
28 45 2 Laki-Laki 2 SMA 3 Wiraswasta 3 1 2 1 2 2 1 1 1 1 12 18 66.67 Sedang 2 2 3 3 3 3 3 2 4 23 32 71.875 Adaptif 1
29 40 2 Laki-Laki 2 SMP 2 Tani 4 1 1 2 1 1 1 1 1 1 10 18 55.56 Rendah 3 3 2 1 2 1 3 2 2 16 32 50 Maladaptif 2
30 32 1 Laki-Laki 2 SMA 3 Wiraswasta 3 2 1 2 1 2 2 1 2 2 15 18 83.33 Tinggi 1 3 3 3 3 4 3 3 4 26 32 81.25 Adaptif 1
31 43 2 Laki-Laki 2 SMA 3 Wiraswasta 3 2 2 2 1 2 2 1 2 2 16 18 88.89 Tinggi 1 2 2 2 2 4 3 2 4 21 32 65.625 Adaptif 1
32 27 1 Laki-Laki 2 SMA 3 Tani 1 2 1 2 2 1 1 1 1 2 13 18 72.22 Sedang 2 2 3 2 3 3 3 3 2 21 32 65.625 Adaptif 1
33 36 2 Perempuan 1 SMP 2 IRT/Tidak Bekerja 1 1 2 1 1 1 1 1 1 2 11 18 61.11 Sedang 2 3 3 2 2 4 2 2 4 22 32 68.75 Adaptif 1
34 38 2 Perempuan 1 SMP 2 IRT/Tidak Bekerja 1 1 2 2 2 1 2 1 2 2 15 18 83.33 Tinggi 1 2 3 2 3 2 2 3 2 19 32 59.375 Adaptif 1
35 29 1 Laki-Laki 2 SMP 2 Tani 4 1 2 2 2 1 2 2 2 2 16 18 88.89 Tinggi 1 3 2 3 3 3 2 2 2 20 32 62.5 Adaptif 1
36 45 2 Perempuan 1 SMP 2 IRT/Tidak Bekerja 1 2 2 2 2 1 2 2 2 2 17 18 94.44 Tinggi 1 2 3 3 3 3 3 3 4 24 32 75 Adaptif 1
37 42 2 Laki-Laki 2 SD 1 Tani 4 2 1 2 2 1 1 2 2 2 15 18 83.33 Tinggi 1 3 3 2 2 3 3 3 3 22 32 68.75 Adaptif 1
38 37 2 Perempuan 1 SD 1 IRT/Tidak Bekerja 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 10 18 55.56 Rendah 3 2 2 1 2 2 2 2 2 15 32 46.875 Maladaptif 2
39 26 1 Perempuan 1 SMA 3 Tani 4 1 1 1 2 2 1 1 1 2 12 18 66.67 Sedang 2 3 2 3 3 3 3 3 4 24 32 75 Adaptif 1
40 41 2 Perempuan 1 SD 1 IRT/Tidak Bekerja 1 1 1 2 1 1 2 1 2 2 13 18 72.22 Sedang 2 3 2 2 2 2 3 2 2 18 32 56.25 Adaptif 1
41 27 1 Perempuan 1 D3 4 IRT/Tidak Bekerja 1 2 1 2 1 2 2 1 2 2 15 18 83.33 Tinggi 1 3 3 3 3 3 3 3 3 24 32 75 Adaptif 1
42 29 1
43 33 1
44 42 2
45 43 2
46 34 1
47 27 1
48 40 2
49 44 2
50 26 1
41 27 1 Perempuan 1 D3 4 IRT/Tidak Bekerja 1 2 1 2 1 2 2 1 2 2 15 18 83.33 Tinggi 1 3 3 3 3 3 3 3 3 24 32 75 Adaptif 1
42 29 1 Laki-Laki 2 SMA 3 Wiraswasta 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 18 18 100.00 Tinggi 1 2 3 2 2 2 3 3 4 21 32 65.625 Adaptif 1
43 33 1 Laki-Laki 2 SD 1 Tani 4 1 2 2 1 2 1 1 2 1 13 18 72.22 Sedang 2 3 3 2 2 3 3 3 3 22 32 68.75 Adaptif 1
44 42 2 Laki-Laki 2 SMA 3 Tani 4 2 1 2 2 2 2 1 1 2 15 18 83.33 Tinggi 1 3 2 2 3 3 3 3 3 22 32 68.75 Adaptif 1
45 43 2 Perempuan 1 SD 1 IRT/Tidak Bekerja 1 1 1 2 1 2 2 1 2 1 13 18 72.22 Sedang 2 2 2 2 2 3 3 2 3 19 32 59.375 Adaptif 1
46 34 1 Perempuan 1 SD 1 Tani 4 2 1 2 1 2 1 1 2 1 13 18 72.22 Sedang 2 2 3 3 2 2 2 3 2 19 32 59.375 Adaptif 1
47 27 1 Laki-Laki 2 SMP 2 Wiraswasta 3 2 1 2 1 2 2 1 2 2 15 18 83.33 Tinggi 1 3 2 2 2 3 3 3 4 22 32 68.75 Adaptif 1
48 40 2 Perempuan 1 SD 1 Tani 4 2 1 2 2 1 2 1 2 1 14 18 77.78 Tinggi 1 3 2 2 2 2 3 2 3 19 32 59.375 Adaptif 1
49 44 2 Perempuan 1 SD 1 Tani 4 2 2 2 2 2 2 1 2 2 17 18 94.44 Tinggi 1 3 3 2 3 3 2 2 4 22 32 68.75 Adaptif 1
50 26 1 Perempuan 1 SMA 3 IRT/Tidak Bekerja 1 2 2 2 2 2 2 1 2 1 16 18 88.89 Tinggi 1 3 3 2 3 3 2 2 3 21 32 65.625 Adaptif 1
51 30 1 Laki-Laki 2 SMA 3 Tani 4 2 1 2 2 1 1 1 2 2 14 18 77.78 Tinggi 1 3 3 3 3 3 3 3 4 25 32 78.125 Adaptif 1
52 45 2 Perempuan 1 SD 1 IRT/Tidak Bekerja 1 2 1 2 2 2 1 2 2 2 16 18 88.89 Tinggi 1 3 3 3 3 3 3 3 2 23 32 71.875 Adaptif 1
53 41 2 Perempuan 1 SMP 2 IRT/Tidak Bekerja 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 16 18 88.89 Tinggi 1 3 3 2 3 3 3 3 3 23 32 71.875 Adaptif 1
54 34 1 Laki-Laki 2 SD 1 Wiraswasta 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 18 18 100.00 Tinggi 1 3 3 3 3 4 3 3 3 25 32 78.125 Adaptif 1
55 28 1 Perempuan 1 SMA 3 IRT/Tidak Bekerja 1 2 1 2 1 2 2 1 2 2 15 18 83.33 Tinggi 1 3 3 2 3 3 3 2 3 22 32 68.75 Adaptif 1
56 38 2 Perempuan 1 SMA 3 Tani 4 2 1 2 1 1 1 2 1 1 12 18 66.67 Sedang 2 2 3 3 3 2 2 3 2 20 32 62.5 Adaptif 1
57 39 2 Laki-Laki 2 SD 1 Tani 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 18 50.00 Rendah 3 2 2 1 2 2 2 2 2 15 32 46.875 Maladaptif 2
58 37 2 Laki-Laki 2 SMA 3 Wiraswasta 3 1 2 2 1 1 1 2 2 1 13 18 72.22 Sedang 2 2 2 2 3 3 2 3 4 21 32 65.625 Adaptif 1
59 26 1 Perempuan 1 D3 4 IRT/Tidak Bekerja 1 2 1 2 2 2 2 2 1 2 16 18 88.89 Tinggi 1 3 2 3 3 3 3 3 4 24 32 75 Adaptif 1
60 29 1 Perempuan 1 SMA 3 Wiraswasta 3 1 1 1 1 1 1 1 1 2 10 18 55.56 Rendah 3 2 2 1 2 2 2 2 2 15 32 46.875 Maladaptif 2
61 42 2 Perempuan 1 SMA 3 Tani 4 2 1 2 2 2 2 1 1 2 15 18 83.33 Tinggi 1 3 2 3 2 3 3 2 4 22 32 68.75 Adaptif 1
62 45 2 Perempuan 1 SMP 2 Tani 4 2 1 2 2 2 2 1 1 2 15 18 83.33 Tinggi 1 3 3 3 2 3 3 3 4 24 32 75 Adaptif 1
63 37 2 Perempuan 1 SD 1 Tani 4 1 2 2 1 1 1 2 2 1 13 18 72.22 Sedang 2 2 2 1 2 2 2 2 2 15 32 46.875 Maladaptif 2
64 29 1 Laki-Laki 2 SMA 3 Wiraswasta 3 2 2 2 2 2 2 2 2 1 17 18 94.44 Tinggi 1 3 3 2 3 3 3 2 3 22 32 68.75 Adaptif 1
65 36 2 Laki-Laki 2 SMA 3 Wiraswasta 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 18 18 100.00 Tinggi 1 3 3 2 2 3 3 2 4 22 32 68.75 Adaptif 1
66 45 2 Perempuan 1 SD 1 IRT/Tidak Bekerja 1 1 2 2 1 1 1 2 2 2 14 18 77.78 Tinggi 1 3 3 2 3 3 3 3 3 23 32 71.875 Adaptif 1
67 34 1 Perempuan 1 SMP 2 Tani 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 18 50.00 Rendah 3 2 2 1 2 2 2 2 2 15 32 46.875 Maladaptif 2
68 26 1 Laki-Laki 2 SD 1 Wiraswasta 3 2 2 1 2 2 2 2 2 2 17 18 94.44 Tinggi 1 3 2 3 3 3 3 2 4 23 32 71.875 Adaptif 1
69 28 1 Perempuan 1 SMA 3 Tani 4 2 1 2 1 1 1 2 1 1 12 18 66.67 Sedang 2 2 2 2 2 3 3 3 3 20 32 62.5 Adaptif 1
70 37 2 Perempuan 1 SD 1 IRT/Tidak Bekerja 1 1 2 2 1 1 1 2 2 1 13 18 72.22 Sedang 2 3 3 3 2 2 3 2 2 20 32 62.5 Adaptif 1
71 30 1 Perempuan 1 SMA 3 Tani 4 1 2 2 1 1 1 2 2 1 13 18 72.22 Sedang 2 3 2 2 2 2 2 3 3 19 32 59.375 Adaptif 1
72 35 1 Perempuan 1 SMP 2 Tani 4 2 1 2 2 2 2 2 1 2 16 18 88.89 Tinggi 1 3 3 3 3 3 3 2 2 22 32 68.75 Adaptif 1
73 33 1 Perempuan 1 SD 1 IRT/Tidak Bekerja 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 10 18 55.56 Rendah 3 2 2 1 2 2 2 2 3 16 32 50 Maladaptif 2
74 28 1 Perempuan 1 SMP 2 IRT/Tidak Bekerja 1 1 2 2 1 2 1 2 2 2 15 18 83.33 Tinggi 1 3 3 2 3 2 3 3 4 23 32 71.875 Adaptif 1
75 34 1 Perempuan 1 SMA 3 Tani 4 1 1 2 2 2 1 2 2 1 14 18 77.78 Tinggi 1 3 3 2 3 3 3 2 3 22 32 68.75 Adaptif 1
76 31 1 Laki-Laki 2 SD 1 Tani 4 1 1 1 1 1 1 1 1 2 10 18 55.56 Rendah 3 2 2 1 2 2 2 3 2 16 32 50 Maladaptif 2
77 29 1 Perempuan 1 SMP 2 IRT/Tidak Bekerja 1 2 1 2 2 2 2 1 2 2 16 18 88.89 Tinggi 1 3 3 3 3 3 3 2 4 24 32 75 Adaptif 1
78 33 1 Perempuan 1 SD 1 IRT/Tidak Bekerja 1 1 1 2 2 2 1 1 2 1 13 18 72.22 Sedang 2 2 2 1 2 2 2 2 3 16 32 50 Maladaptif 2
79 32 1 Perempuan 1 SMP 2 Tani 4 1 2 2 2 1 1 1 2 2 14 18 77.78 Tinggi 1 3 3 2 3 4 3 2 2 22 32 68.75 Adaptif 1
80 29 1
81 30 1 Perempuan 1 SMA 3 IRT/Tidak Bekerja 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 18 18 100.00 Tinggi 1 3 3 2 3 3 3 3 3 23 32 71.875 Adaptif 1
82 33 1 Perempuan 1 SD 1 Tani 4 1 1 2 2 2 1 1 2 1 13 18 72.22 Sedang 2 2 2 1 2 2 2 2 3 16 32 50 Maladaptif 2
83 45 2 Perempuan 1 SMA 3 IRT/Tidak Bekerja 1 2 1 2 1 2 2 1 2 2 15 18 83.33 Tinggi 1 3 3 2 3 3 3 2 4 23 32 71.875 Adaptif 1
84 32 1 Perempuan 1 SMA 3 IRT/Tidak Bekerja 1 1 1 2 1 2 2 2 2 1 14 18 77.78 Tinggi 1 2 3 2 3 3 3 3 3 22 32 68.75 Adaptif 1
85 30 1 Laki-Laki 2 SMA 3 Tani 4 1 2 1 2 2 1 1 1 1 12 18 66.67 Sedang 2 2 2 1 2 2 2 2 3 16 32 50 Maladaptif 2
86 34 1 Perempuan 1 SMA 3 IRT/Tidak Bekerja 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 10 18 55.56 Rendah 3 2 2 1 2 2 2 2 2 15 32 46.875 Maladaptif 2
87 44 2 Perempuan 1 SD 1 IRT/Tidak Bekerja 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 18 50.00 Rendah 3 2 2 1 2 3 2 2 2 16 32 50 Maladaptif 2
88 31 1 Perempuan 1 SMP 2 Tani 4 2 1 2 1 2 2 1 2 2 15 18 83.33 Tinggi 1 3 3 3 3 2 3 2 4 23 32 71.875 Adaptif 1
89 32 1 Laki-Laki 2 D3 4 Wiraswasta 3 1 2 1 2 2 2 1 1 1 13 18 72.22 Sedang 2 2 3 2 2 2 2 2 4 19 32 59.375 Adaptif 1
90 34 1 Perempuan 1 S1 5 PNS 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 18 18 100.00 Tinggi 1 3 3 3 2 3 3 2 3 22 32 68.75 Adaptif 1
91 38 2 Perempuan 1 SD 1 Tani 4 1 1 2 1 1 1 1 1 1 10 18 55.56 Rendah 3 2 2 1 2 2 2 2 2 15 32 46.875 Maladaptif 2
92 30 1 Laki-Laki 2 SMA 3 Tani 4 1 2 2 2 2 1 2 1 2 15 18 83.33 Tinggi 1 3 2 3 3 3 3 3 3 23 32 71.875 Adaptif 1
93 35 1 Laki-Laki 2 SMP 2 Tani 4 1 1 1 1 1 1 1 1 2 10 18 55.56 Rendah 3 2 2 2 2 2 2 2 2 16 32 50 Maladaptif 2
94 43 2 Perempuan 1 SD 1 Tani 4 1 1 2 1 1 1 1 1 1 10 18 55.56 Rendah 3 2 2 1 2 2 2 2 2 15 32 46.875 Maladaptif 2
95 29 1 Perempuan 1 SMA 3 IRT/Tidak Bekerja 1 1 2 2 1 1 1 2 2 1 13 18 72.22 Sedang 2 3 3 3 3 3 2 2 4 23 32 71.875 Adaptif 1
96 36 2 Perempuan 1 SMA 3 IRT/Tidak Bekerja 1 2 1 2 1 2 1 2 2 1 14 18 77.78 Tinggi 1 3 3 2 3 2 3 2 3 21 32 65.625 Adaptif 1
97 42 2 Perempuan 1 SMA 3 Tani 4 2 1 2 2 1 2 1 1 1 13 18 72.22 Sedang 2 2 2 1 2 2 2 2 2 15 32 46.875 Maladaptif 2
98 28 1 Laki-Laki 2 D3 4 Wiraswasta 3 2 2 2 2 1 1 2 2 1 15 18 83.33 Tinggi 1 2 2 3 3 2 3 2 3 20 32 62.5 Adaptif 1
99 37 2 Laki-Laki 2 SD 1 Tani 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 18 50.00 Rendah 3 2 2 2 2 2 2 2 2 16 32 50 Maladaptif 2
100 41 2 Perempuan 1 SMA 3 IRT/Tidak Bekerja 1 2 2 2 1 2 1 2 2 1 15 18 83.33 Tinggi 1 3 3 3 3 2 3 3 3 23 32 71.875 Adaptif 1
101 45 2 Perempuan 1 SD 1 Tani 4 1 1 1 1 2 1 1 1 1 10 18 55.56 Rendah 3 2 2 2 2 2 2 2 2 16 32 50 Maladaptif 2
102 45 2 Laki-Laki 2 SMA 3 Wiraswasta 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 18 18 100.00 Tinggi 1 3 2 3 3 3 3 3 2 22 32 68.75 Adaptif 1
103 27 1 Perempuan 1 SMA 3 Tani 4 2 1 1 1 2 2 1 2 1 13 18 72.22 Sedang 2 3 3 3 3 2 2 3 2 21 32 65.625 Adaptif 1
104 38 2 Perempuan 1 SMA 3 IRT/Tidak Bekerja 1 2 1 2 2 2 2 1 2 1 15 18 83.33 Tinggi 1 3 3 3 3 2 3 3 4 24 32 75 Adaptif 1
105 40 2 Perempuan 1 SD 1 Tani 4 2 1 2 1 2 2 1 2 1 14 18 77.78 Tinggi 1 3 2 2 2 3 3 3 3 21 32 65.625 Adaptif 1
106 36 2 Laki-Laki 2 SMA 3 Tani 4 2 1 2 1 2 1 1 2 2 14 18 77.78 Tinggi 1 2 3 2 2 4 3 3 4 23 32 71.875 Adaptif 1
107 27 1 Perempuan 1 S1 5 IRT/Tidak Bekerja 1 1 1 2 1 2 1 1 2 2 13 18 72.22 Sedang 2 3 2 2 2 2 3 2 4 20 32 62.5 Adaptif 1
108 29 1 Perempuan 1 SMA 3 IRT/Tidak Bekerja 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 11 18 61.11 Sedang 2 2 2 2 2 2 2 2 2 16 32 50 Maladaptif 2
109 26 1 Laki-Laki 2 SMA 3 IRT/Tidak Bekerja 1 1 2 1 1 2 1 1 2 1 12 18 66.67 Sedang 2 3 2 3 2 3 3 3 4 23 32 71.875 Adaptif 1
110 39 2 Laki-Laki 2 SMA 3 Wiraswasta 3 2 1 2 1 2 2 1 2 2 15 18 83.33 Tinggi 1 3 3 3 3 3 3 2 3 23 32 71.875 Adaptif 1
111 30 1 Perempuan 1 SMP 2 IRT/Tidak Bekerja 1 1 1 2 1 2 2 1 1 2 13 18 72.22 Sedang 2 2 2 1 2 2 2 2 2 15 32 46.875 Maladaptif 2
26-35 64 Laki-laki 46 SD 34 IRT/Tidak Bekerja 38 Tinggi 59 Adaptif 82
36-45 47 Pr 65 SMP 23 PNS 2 Sedang 35 Maladaptif 29
Total 111 Total 111 SMA 43 Wiraswasta 19 Rendah 17 Total 111
D3 6 Tani 52 Total 111
S1 5 Total 111
Total 111
Lampiran 13

Frequency Table
Umur
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid 26-35 64 57.7 57.7 57.7
36-45 47 42.3 42.3 100.0
Total 111 100.0 100.0

Jenis_Kelamin
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Perempuan 65 58.6 58.6 58.6
Laki-laki 46 41.4 41.4 100.0
Total 111 100.0 100.0

Pendidikan
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid SD 34 30.6 30.6 30.6
SMP 23 20.7 20.7 51.4
SMA 43 38.7 38.7 90.1
D3 6 5.4 5.4 95.5
S1 5 4.5 4.5 100.0
Total 111 100.0 100.0

Pekerjaan
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid IRT/Tidak 38 34.2 34.2 34.2
Bekerja
PNS 2 1.8 1.8 36.0
Wiraswasta 19 17.1 17.1 53.2
Tani 52 46.8 46.8 100.0
Total 111 100.0 100.0
Pengetahuan
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Tinggi 59 53.2 53.2 53.2
Sedang 35 31.5 31.5 84.7
Rendah 17 15.3 15.3 100.0
Total 111 100.0 100.0

Perilaku_Pencegahan_Malaria
Freque Valid Cumulative
ncy Percent Percent Percent
Valid Adaptif 82 73.9 73.9 73.9
Maladaptif 29 26.1 26.1 100.0
Total 111 100.0 100.0

Case Processing Summary


Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Pengetahuan * 111 100.0% 0 0.0% 111 100.0
Perilaku_Pencega %
han_Malaria

Pengetahuan * Perilaku_Pencegahan_Malaria Crosstabulation


Perilaku_Pencegahan_
Malaria
Adaptif Maladaptif Total
Pengetahua Tinggi Count 59 0 59
n Expected Count 43.6 15.4 59.0
% within 100.0% 0.0% 100.0%
Pengetahuan
% within 72.0% 0.0% 53.2%
Perilaku_Pencegaha
n_Malaria
% of Total 53.2% 0.0% 53.2%
Sedang Count 23 12 35
Expected Count 25.9 9.1 35.0
% within 65.7% 34.3% 100.0%
Pengetahuan
% within 28.0% 41.4% 31.5%
Perilaku_Pencegaha
n_Malaria
% of Total 20.7% 10.8% 31.5%
Renda Count 0 17 17
h Expected Count 12.6 4.4 17.0
% within 0.0% 100.0% 100.0%
Pengetahuan
% within 0.0% 58.6% 15.3%
Perilaku_Pencegaha
n_Malaria
% of Total 0.0% 15.3% 15.3%
Total Count 82 29 111
Expected Count 82.0 29.0 111.0
% within 73.9% 26.1% 100.0%
Pengetahuan
% within 100.0% 100.0% 100.0%
Perilaku_Pencegaha
n_Malaria
% of Total 73.9% 26.1% 100.0%

Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance
Value df (2-sided)
Pearson Chi-Square 70.142a 2 .000
Likelihood Ratio 82.507 2 .000
Linear-by-Linear 66.842 1 .000
Association
N of Valid Cases 111

a. 1 cells (16.7%) have expected count less than 5. The


minimum expected count is 4.44.

Anda mungkin juga menyukai